Anda di halaman 1dari 9

Air Baku

June 2, 2012enviroairjujubandung

Air baku adalah air yang akan digunakan untuk input pengolahan air minum yang
memenuhi baku mutu air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat
berasal dari:

Sumber air bawah tanah yaitu dari lapisan yang mengandung air di bawah
permukaan tanah dangkal atau dalam

Sumber air permukaan yaitu sungai, danau, rawa dan mata air

Air laut

Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan air minum maka perlu dilakukan
peninjauan terhadap kondisi air baku. Pemilihan sumber air baku harus
mempertimbangkan semua potensi lokal air permukaan dan tanah yang berada di atau
di sekitar wilayah perencanaan.

Penentuan jenis sumber yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu:

Kuantitas dan kualitas sumber air

Iklim

Kemudahan dalam konstruksi intake

Keamanan pengoperasian

Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan

Potensi pencemaran terhadap sumber air

Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa mendatang

Persyaratan Air Baku Air Minum


Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh suatu air baku sistem
pengolahan air minum, yaitu:

Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas fisik, kimia dan biologi
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh masyarakat tanpa
khawatir akan terkena penyakit bawaan air. Dalam hal ini, air harus memenuhi baku
mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat
dipergunakan selama dibutuhkan. Untuk menjaga kehidupan akuatik di dalam sumber
air maka terdapat persyaratan pengambilan debit maksimum yang diijinkan yaitu
sekitar 20 40% dari kapasitas sumber.

Kualitas Air Baku Air Minum


Kualitas air pada sumber air baku sangat mempengaruhi pemilihan unit-unit yang
akan digunakan dalam pengolahan, karena itu harus diambil sampel yang
representatif dan diperiksa menggunakan metode-metode tertentu.

Tabel Metode Pemeriksaan Air

Sumber: Standard Method, 1995

Untuk mengetahui apakah air sungai yang akan diambil memenuhi syarat untuk
dijadikan air baku atau tidak, maka hasil pemeriksaan sampel dibandingkan dengan
baku mutu air baku air minum sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001.

Berikut ini keterangan mengenai parameter-parameter yang terdapat dalam air baku.

Bau dan Rasa


Bau dan rasa dalam air dapat disebabkan oleh berbagai jenis material, seperti alga
atau mikroorganisme lain, zat organik yang membusuk, mineral seperti besi dan
mangan, juga gas terlarut seperti hidrogen sulfida atau klor.

Suhu
Suhu air adalah salah satu parameter penting dalam pengolahan air. Sebagai contoh,
bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan lebih mudah larut dalam air yang
hangat dibandingkan dalam air dingin. Partikel-partikel juga akan mengendap lebih
cepat dalam air hangat.

Warna
Warna air alami terlihat coklat kekuning-kuningan. Air permukaan, terutama air
genangan, seringkali memiliki warna yang menyebabkan air tersebut tidak memenuhi
syarat untuk digunakan dalam keperluan domestik maupun industri. Warna yang
terjadi berasal dari kontak air dengan sisa zat organik seperti daun-daunan, ranting
atau kayu dalam bentuk berbagai tahap dekomposisi. Warna bisa dibedakan menjadi
warna semu dan warna sejati. Warna semu disebabkan oleh partikel-partikel
tersuspensi dalam air, sedangkan warna sejati disebabkan oleh zat-zat organik yang
larut dalam air.

Zat Padat

Dalam air alam terdapat 2 kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul
organis, dan zat padat tersupensi dan koloidal seperti tanah liat, kwarts. Perbedaan
pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter partikelpartikel tersebut. Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan
komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan
proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air
buangan. Zat padat total adalah semua zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu
bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat
padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi.

Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran
10 nm sampai 10 m. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut antara lain adalah
kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya.

DHL
Daya hantar listrik penting untuk memprediksi kandungan mineral dalam air.
Semakin tinggi kadar mineralnya semakin tinggi daya hantar listriknya.

pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui konsentrasi
(aktivitas) ion hidrogen (H+). pH dinyatakan dalam angka 0-14. pH 7 menunjukkan
air yang netral, pH di bawah 7 menunjukkan bahwa air bersifat asam dan pH di atas 7
menujukkan bahwa air bersifat basa. Kisaran pH yang normal untuk air permukaan
adalah 6,5 sampai 8,5. Jika pH air lebih kecil dari 7, air cenderung menyebabkan
korosi pada peralatan dan material lain yang kontak dengan air. Jika pH air lebih
besar dari 7, air memiliki kecenderungan untuk membentuk kerak pada pipa.

DO

Adanya DO (oksigen terlarut) di dalam air sangat penting untuk menunjang


kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Kemampuan air untuk membersihkan
pencemaran secara alamiah (self purification) banyak tergantung kepada cukup
tidaknya kadar oksigen terlarut. Oksigen terlarut dalam air berasal dari udara dan dari
proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Terlarutnya oksigen di dalam air tergantung
kepada temperatur, tekanan barometrik udara dan kadar mineral di dalam air.

Nitrat
Nitrat merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi +5. Nitrat
adalah senyawa nitrogen yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk
sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang
tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas (bila beberapa
syarat lain seperti konsentrasi fosfat terpenuhi), sehingga air kekurangan oksigen
yang menyebabkan kematian biota air. Nitrat dapat berasal dari buangan industri
bahan peledak, piroteknik, pupuk cat, dan sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah
biasanya rendah, namun dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah
yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10
mg/l. Di dalam usus manusia, nitrat dapat direduksi menjadi nitrit yang menyebabkan
metamoglobinemi, terutama pada bayi (baby blue disease).

Nitrit
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi +3. Nitrit
biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi
antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi pada instalasi pengolahan air buangan,
dalam air sungai dan sistem drainase. Nitrit yang ditemui pada air minum dapat
berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari
sistem distribusi PAM. Nitrit dapat membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi
dengan hemoglobin dalam darah, hingga darah tersebut tidak dapat mengangkut
oksigen lagi. Di samping itu, NO2 juga menimbulkan nitrosamin pada air buangan
tertentu yang dapat menyebabkan kanker.

Besi

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir semua tempat
di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya, besi yang
ada di dalam air dapat bersifat :

Terlarut sebagai Fe2+ (fero) atau Fe3+ (feri)

Tersuspensi sebagai butiran koloidal (diameter < 1 m) atau lebih besar,


seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3 dan sebagainya.

Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah liat)

Pada air permukaan jarang ditemukan kadar Fe yang melebihi 1 mg/l, tetapi dalam air
tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini selain dapat
membuat air berasa juga dapat menodai kain dan perkakas dapur.
Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti misalnya air tanah, besi berada
sebagai Fe2+ yang dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan
memungkinkan terjadinya aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+. Fe3+ ini sulit larut
pada pH 6 sampai 8, bahkan dapat menjadi Fe(OH)3 yang merupakan zat padat dan
bisa mengendap. Jadi dalam air sungai, besi ada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut dan Fe3+
dalam bentuk senyawa organis berupa koloidal.

Kesadahan
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+, juga oleh
Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang kesadahannya tinggi
biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat kapur, dimana terkandung
Ca2+ dan Mg2+ dalam dosis yang tinggi.

Sulfat
Kandungan sulfat yang tinggi dalam air mungkin disebabkan oleh larutnya
magnesium sulfat atau sodium sulfat dalam air. Kandungan sulfat yang tinggi dalam
air tidak diinginkan karena dapat menimbulkan efek pencuci perut.

Natrium

Natrium yang ada dalam air jauh lebih sedikit daripada natrium yang ada dalam
garam dan makanan. Karena itu untuk orang yang sehat, kandungan natrium dalam
air tidak memberikan pengaruh. Tetapi untuk orang yang menjalani diet karena
penyakit tertentu, keberadaan natrium bisa menjadi masalah.

Analisa Kualitas Air Baku Terhadap Baku Mutu Air Minum


Air minum yang sesuai bagi kesehatan manusia adalah air minum yang sesuai
dengan baku mutu air minum yang telah ditetapkan. Di Indonesia, baku mutu air
minum mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum.

Beberapa parameter yang harus disisihkan, yaitu:

Kekeruhan. Kekeruhan dapat disisihkan dengan penambahan koagulan pada


proses koagulasi, dilanjutkan dengan flokulasi dan sedimentasi lalu filtrasi.

Besi & Mangan. Besi & Mangan dapat disisihkan dengan proses aerasi,
koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.

Warna. Warna dapat disisihkan dengan proses koagulasi, flokulasi,


sedimentasi dan filtrasi.

Nitrit. Nitrit dapat disisihkan dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi


dan filtrasi.

Zat Organik. Zat organik dapat disisihkan dengan proses koagulasi dan
sedimentasi yang diikuti oleh proses filtrasi saringan pasir cepat dan proses
desinfeksi.

CO2 Agresif. Pada umumnya dalam air permukaan selalu terdapat


karbondioksida terlarut. CO2 dalam air terdiri dari CO2 bebas dan CO2
terikat dalam bentuk bikarbonat (HCO3-). CO2 bebas terbagi menjadi CO2
yang berada dalam kesetimbangan dan CO2 agresif. Selama CO2 berada
dalam kesetimbangan, kehadirannya tidak terlalu menimbulkan masalah.
Tetapi jika CO2 dalam air melewati titik kesetimbangan, maka CO2 berlebih
tersebut akan menjadi agresif. CO2 agresif dapat menimbulkan korosi

terhadap peralatan logam, peralatan plumbing dan merusak bangunan beton


dan lapisan semen pada pipa. CO2 agresif juga merupakan indikator adanya
kegiatan biologis dalam air. CO2 dapat diturunkan dengan aerasi atau
pembubuhan kapur. Keagresifan air terhadap karbonat dapat dilihat melalui
indeks langelier (LI), yaitu : LI < 0, air bersifat agresif; LI = 0, air berada
dalam keadaan setimbang; LI > 0, terjadi presipitasi.

Sumber https://jujubandung.wordpress.com/page/71/

Anda mungkin juga menyukai