PADA BATUBARA
A. Proses Pencucian Batubara
Pencucian ialah usaha yang dilkakukan untuk memperbaiki kualitas
batubara, agar batubara tersebut memenuhi syarat penggunaan tertentu.
Termasuk
didalamnya
pembersihan
untuk
mengurangi
impurities
20
20
alam saat pembentukan batubara itu sendiri, yang disebut dengan Inherent
Impurities, maupun pengotor yang dihasilkan dari operasi penambangan itu
sendiri, yang disebut Extraneous Impurities.
Dengan demikian pencucian batubara bertujuan untuk memisahkan
dari material pengotornya dalam upaya meningkatkan kualitas batubara
sehingga nilai panas berrtambah dan kandungan air serta debu berkurang.
Batubara yang terlalu banyak pengotor cenderung akan menurunkan kualitas
batubara itu sendiri sehingga tidak dapat diandalkan dalam upaya penjualan
ke konsumen. Pada umumnya persyaratan pasar menghendaki kandungan abu
tidak lebih dari 10 %, dan pada umumya menghendaki nilai panas yang
berkisar antara 6000-6900 kcal/kg.
Batubara dari tambang terbuka dan tambang dalam harus dipisahkan
terlebih dahulu dari material pengotornya yang ditimbun terlebih dahulu di
Coal Yard. Dengan bantuan Whell Looader, raw coal dimuat ke hopper,
umpan dari hopper ini dipisahkan melalui grizzly, sehingga batubara yang
memiliki ukuran diatas 75 mm akan dimuat ke Picking Belt yang selanjutnya
akan dipisahkan dari material pengotornya melalui hand picking secara
manual, sedangkan batubara yang berukuran -75 mm akan dijadikan umpan
pencucian.
B. Macam-Macam Alat Pencucian Batubara
1. Jig
Pencucian dengan alat ini didasarkan pada perbedaan spesific gravity.
Proses yang dilakukan Jig ini adalah adanya stratifikasi dalam bed
sewaktu adanya air hembusan. Kotoran cenderung tenggelam dan batubara
bersih akan timbul di atas.
Basic jig, Baum jig sesuai digunakan untuk pencucian batubara ukuran
besar, walaupun Baum Jig dapat melakukan pencucian pada batubara
ukuran besar tetapi lebih efektif melakukan pencucian pada ukuran 10
35 mm dengan spesific gravity 1,5 1,6. Modifikasi Baum jig adalah
Batac jig yang biasa digunakan untuk batubara ukuran halus.
20
20
20
20
berikutnya.
Produk Menengah (Middling)
Produk menengah dari baum jig diangkut dengan elevator A. dan
iii.
20
Gambar 1.
Jenis serta
contoh teknik
pengeringan
& up-grading
Batubara
seperti
lignit
dan
lainnya akan
mengalami
20
20
pembangunan
demonstration
plant
berkapasitas
200t/jam.
b. Coldry
Metode ini dikembangkan oleh perusahaan Environmental Clean
Technologies dari Australia. Seperti ditampilkan dalam gambar 2,
proses dewatering yang dilakukan adalah mencampur lignit dengan
sedikit air, kemudian setelah digerus dan dicetak, batubara dipanaskan
dan dikeringkan. Proses ini dapat menekan kadar air dalam batubara
mentah, dari 60% menjadi sebesar 12%. Plant berkapasitas 2 juta
ton/tahun sedang direncanakan dibangun di Loy Yang paling lambat
tahun 2013.
20
2. Evaporasi (area B)
Adalah metode dewatering yang paling umum, yaitu dengan menguapkan
kadar air lignit melalui pemanasan. Berdasarkan cara kontak antara lignit
dengan media pemanas, maka metode ini terbagi 2 yaitu pemanasan tidak
langsung dan pemanasan langsung.
a. Pemanasan Tidak Langsung, contohnya Tube Dryer
Tube dryer digunakan secara komersial di seluruh dunia untuk
mengeringkan batubara, biomassa, dan material lain. Di Jepang
terdapat beberapa perusahaan yang memproduksi alat ini. Ada 2 jenis
tube dryer yaitu pertama, dryer dimana batubara mengalir di dalam
tabung sedangkan uap air (steam) mengalir di body. Tipe ini disebut
20
Coal in Tube Dryer. Tipe kedua disebut Steam Tube Dryer, yaitu uap
air mengalir di dalam tube sedangkan batubara mengalir di body,
seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3. Tube dryer juga digunakan
untuk mengeringkan lignit Victoria, Australia, dimana produknya
dibentuk menjadi briket setelah proses dewatering. Perusahaan GTL
Energy dari Australia juga telah selesai melakukan uji coba lignit
dewatering dengan menggunakan 1 modul berskala komersial pada
tahun 2010 di salah satu PLTU di Amerika yang menggunakan
batubara North Dakota.
Fluidized Bed
20
210
ton/jam
telah
dibangun
di
PLTU
mencapai
sekitar
30%,
sehingga
upaya
20
University/MHI
(gambar
5):
Pengembangan
Industry)
yang
bertanggung
jawab
dalam
self
heating
regeneration,
efisiensi
20
komersial
berkapasitas
135
ton/jam
yang
20
Flash Heating
Bila proses pada fluidized bed berupa dewatering dengan
memanaskan lignit pada jangka waktu tertentu, maka flash
heating adalah dewatering dengan melewatkan serbuk lignit
bersama dengan media pemanas bersuhu ratusan derajat ke
dalam tabung. Karena tujuannya adalah untuk menimbulkan
kontak antara lignit dengan media pemanas bersuhu tinggi, maka
proses ini berjalan secara singkat agar tidak terjadi perubahan
kualitas ataupun dekomposisi pada batubara tersebut. Suhu
batubara sendiri dijaga pada besaran 100C sampai kadar air
menguap secara sempurna. Umumnya, waktu untuk pemanasan
dan dewatering di dalam tabung berlangsung selama beberapa
20
dikembangkan
dan
didemonstrasikan.
20
Efisiensi energi pada proses ini lebih baik bila dibandingkan dengan
metode evaporasi, karena proses dilakukan pada kondisi di atas tekanan
uap jenuh sehingga kadar air dapat dihilangkan tanpa penguapan. Tapi
karena berlangsung dalam suhu dan tekanan tinggi, maka terdapat
kemungkinan dekomposisi pada sebagian batubara, atau meningginya
biaya peralatan yang digunakan. Terdapat beberapa metode disini,
diantaranya adalah proses heat water treatment yang utamanya adalah
dewatering, kemudian ekstraksi hidrotermal yang merupakan proses
dewatering disertai produk padatan, cair, serta gas.
a. Heat Water Treatment
Adalah metode menghilangkan kadar air tanpa menguapkannya,
melalui pemrosesan terhadap batubara (yang digerus halus) bersama
dengan slurry air dan uap air dalam kondisi suhu tinggi (300~400C)
dan tekanan tinggi (30~150 atm). Suhu tinggi menyebabkan sebagian
batubara mengalami dekomposisi, dan material berbentuk tar yang
timbul dari proses itu akan menutupi (coating) bagian dalam batubara.
Hal ini dapat menghalangi re-absorbsi air serta mencegah munculnya
swabakar (spontaneous combustion). Metode yang mengaplikasikan
proses heat water treatment diantaranya adalah HWT-cs, yang
pembangunan demonstration plant nya di Indonesia saat ini
merupakan bagian dari proyek NEDO (HWT-cs disini adalah Hot
Water Treatment-coal slurry atau disebut dengan JCF / JGC Coal
Fuel. Demo plant dibangun di Karawang, berkapasitas 10ribu
ton/tahun, dimulai bulan September 2010 dan direncanakan selesai di
Oktober 2011. Merupakan kerja sama antara JGC Jepang dengan grup
Sinar
Mas
penerjemah.
Sumber: http://www.jgc.co.jp/jp/01newsinfo/2010/release/20100927.ht
20
ml), kemudian K-Direct, serta Exergen. K-Direct adalah teknologi upgrading K-Fuel yang terinstalasi pada PLTU mulut tambang, sehingga
secara teknologi sama dengan K-Fuel.
Exergen (gambar 8): Adalah metode heat water treatment
yang dikembangkan oleh perusahaan Exergen (Australia).
Operasional
plant
berkapasitas
ton/jam
berhasil
b. Ekstraksi Hidrotermal
Jika batubara dicampur dengan air kemudian diproses pada kondisi
sub-kritis sampai super-kritis, maka batubara akan terdekomposisi
menjadi padatan yang kaya dengan unsur karbon, minyak, serta gas.
Padatan disini berupa serbuk sehingga dijadikan briket untuk menjadi
produk. Metode ini dikembangkan oleh perusahaan Ignite Energy
Resources (Australia), dan saat ini sedang dilakukan uji coba pilot
20
4. Pirolisis (area D)
Sebagian besar kadar air batubara dapat dihilangkan jika proses dilakukan
pada suhu di atas 400C. Tapi dengan suhu setinggi ini, batubara akan
20
20