Disusun oleh :
Kelompok 4
Adi Saputra
2013340041
Arum Dinawati
2014340046
Auliana R. Mustika
2015349086
2013340079
2013349016
Rafiqatul ala
2015349101
Pengawetan
Pengolahan (pengawetan) dilakukan untuk memperpanjang umur simpan (lamanya
suatu produk dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan) produk pangan. Proses pengolahan
apa yang akan dilakukan, tergantung pada berapa lama umur simpan produk yang diinginkan,
dan berapa banyak perubahan mutu produk yang dapat diterima. Berdasarkan target waktu
pengawetan, maka pengawetan dapat bersifat jangka pendek atau bersifat jangka panjang.
Pengawetan jangka pendek dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya
penanganan aseptis, penggunaan suhu rendah (<20C), pengeluaran sebagian air bahan (air
bebas), perlakuan panas, mengurangi keberadaan udara, penggunaan pengawet dalam
konsentrasi rendah, fermentasi, radiasi dan kombinasinya.
Penanganan aseptis merupakan proses penanganan yang dilakukan dengan mencegah
masuknya kontaminan kimiawi dan mikroorganisme kedalam bahan pangan, atau mencegah
terjadinya kontaminasi pada tingkat pertama. Penanganan produk dilakukan untuk mencegah
kerusakan produk yang bisa menyebabkan terjadinya pengeringan (layu), pemecahan enzim
alami dan masuknya mikroorganisme.
Penggunaan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat laju reaksi kimia, reaksi
enzimatis dan pertumbuhan mikroorganisme tanpa menyebabkan kerusakan produk.
Beberapa perubahan kimia seperti terjadi pada tepung, sereal, biji-bijian, minyak disebabkan
oleh keberadaan air. Air dibutuhkan mikroorganisme untuk mempertahankan hidupnya.
Pengeluaran sebagian kandungan air bahan melalui proses pemekatan atau pengeringan akan
menurunkan laju reaksi kimiawi, enzimatis maupun mikrobial.
Perlakuan panas ringan (pasteurisasi dan blansir) dilakukan pada suhu <100C. Proses
blansir akan merusak sistem enzim dan membunuh sebagian mikroorganisme. Tetapi,
sebagian besar mikroorganisme tidak dapat dihancurkan oleh proses blansir. Pasteurisasi
menggunakan intensitas suhu dan waktu pemanasan yang lebih besar daripada blansir.
Pasteurisasi akan menginaktifasi enzim, membunuh mikroorganisme patogen
(penyebab penyakit) dan sebagian mikroorganisme pembusuk.
Beberapa reaksi penyebab kerusakan pangan dipicu oleh oksigen. Reaksi kimiawi seperti
oksidasi lemak (ketengikan) yang terjadi pada minyak sayur, biji-bijian, buah-buahan,
sayuran, susu, daging dan reaksi pencoklatan pada buah dan sayur dapat diperlambat dengan
mengurangi kehadiran oksigen.
Penggunaan pengawet dengan konsentrasi rendah dan proses fermentasi juga
merupakan cara yang dapat dilakukan untuk pengawetan temporer. Gula, garam, asam dan
SO2 mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Asam laktat yang dihasilkan selama
proses fermentasi akan menghambat pertumbuhan kapang dan khamir. Pemaparan pangan
dengan radiasi elektromagnetik bisa merusak atau menghambat beberapa mikroorganisme
dan sistim enzim alami tanpa perubahan nyata pada kualitas produk.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengawetan jangka panjang adalah
pemanasan pada suhu tinggi (>100C), penggunaan pengawet kimia, pengeringan,
pengeluaran udara (pemvakuman), pembekuan dan kombinasi proses. Pemanasan pada suhu
tinggi yang dilakukan bersama-sama dengan pengemasan yang bisa mencegah rekontaminasi,
dapat menghambat/merusak mikroorganisme dan enzim.
Penggunaan garam dengan konsentrasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dan reaksi enzimatis, seperti yang dilakukan pada pembuatan jeli dan
dendeng. Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam dapur
merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa asin. Selain
meningkatkan cita rasa, garam juga berfungsi sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah
higroskopis atau menyerap air. Karena itu, garam menyebabkan sel-sel mikroorganisme mati
karena dehidrasi. Garam dapur juga menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang
dapat mematikan bakteri di dalam bahan pangan.
Penggunaan gula dengan konsentrasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dan reaksi enzimatis. Gula pasir adalah butiran menyerupai kristal hasil
pemanasan dan pengeringan sari tebu atau bit. Bentuk gula pasir, yaitu butiran berwarna putih
yang tersusun atas 99.9 persen sakarosa murni. Selain dalam bentuk butiran, gula pasir juga
dijual dalam bentuk tepung atau disebut gula halus. Fungsi gula pasir biasanya untuk
memberikan rasa manis. Selain memberikan rasa, gula pasir bisa menjadi bahan pengawet.
Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga
sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati. Penggunaan gula sebagai pengawet disebut
penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan
makanan atau minuman yang akan diawetkan.
Proses pengeringan makanan bisa dilakukan dengan metode pengeringan.
Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman, murah dan sehat.
Hampir semua bahan pangan baik sayuran, buah, kacang-kacangan hingga daging dapat
diawetkan dengan metode pengeringan. Tujuannya adalah mengurangi sebagian air dalam
bahan pangan hingga 10-15 persen sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup.
Metodenya bisa dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari maupun panas oven.
Bahan pangan yang dikeringkan seperti ubi, sayuran dan buah diiris tipis-tipis kemudian
dijemur atau dioven dalam suhu rendah (di bawah 40 derajat Celsius) hingga kering.
Penghilangan udara akan mengeluarkan semua oksigen sehingga mencegah
berlangsungnya reaksi kimiawi dan enzimatis yang dipicu oleh oksigen, juga menghambat
pertumbuhan mikroorganisme aerobik.
Perlakuan pembekuan (freezing) secara signifikan akan memperlambat laju reaksi
kimiawi dan enzimatis serta menghambat aktivitas mikroorganisme. Proses pengawetan
biasanya dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa metode pengawetan. Sebagai
contoh, pembuatan susu pasteurisasi yang ditujukan untuk pengawetan jangka pendek
dilakukan dengan kombinasi proses pemanasan ringan (pasteurisasi), pengemasan dan
penyimpanan pada suhu rendah (refrigerasi).
Proses pengalengan yang ditujukan untuk pengawetan jangka panjang, dilakukan
dengan melibatkan proses pengeluaran udara, pengemasan, pengaturan pH dan penggunaan
suhu tinggi (sterilisasi). Juga penting diperhatikan penggunaan wadah (container) dan
kemasan yang dapat melindungi produk dari mikroorganisme untuk menghindari terjadinya
rekontaminasi selama penyimpanan.
No.
Nama Bahan
Hasil
Pertanian
1.
Susu segar
(Pasteurisasi)
Yoghurt
Jenis
Pengawetan
Bahan yang
digunakan
Mekanisme
pengawetan
Umur simpan
normal
Pengeringan
Pisang
masak,kupas,
tata diatas
tampah, jemur
sampai
berwarna
kehitaman, lalu
balik sampai
berwarna
kehitaman dan
kering, lalu
tekan-tekan
agar jadi pipih.
Simpan
ditempat yang
bersih, kering
dan tertutup
rapat.
2-3 hari
(mengalami
reaksi
browning)
Umur simpan
setelah proses
pengawetan
Jenis Produk
yang
dihasilkan
Sale pisang
Pengeringan
Daging sapi
Pilih daging
yang masih
segar, iris tipis
dan lebar.
Diberi bumbu:
ketumbar,
jintan, garam,
lengkuas dan
gula merah
yang
dihaluskan.
Simpan satu
malam agar
bumbu
meresap. Lalu
di jemur sampai
kering. Simpan
ditempat yang
bersih, kering
dan tertutup
rapat.
1-2 Minggu
3 bulan
Dendeng daging
Pengeringan
Singkong
Pilih singkong
yang bagus.
Kupas, cincang
halus , cuci, lalu
jemur sampai
kering. Simpan
ditempat yang
bersih, kering
dan tertutup
rapat. Kalau
mau di
konsumsi,
ditumbuk
sampai halus
seperti tepung,
dikukus, dibuat
seperti tiwul,
sebagai
pengganti nasi.
Juga bisa
digunakan
sebagai bahan
pembuat kue.
7 hari dalam
suhu ruang
dalam wadah
tertutup, akan
lebih apabila
dalam suhu
rendah (5C)
Gaplek
Pengeringan
Udang
Pilih udang
yang segar,
kupas kulitnya,
lalu jemur
sampai kering.
Simpan
ditempat yang
bersih, kering
dan tertutup
rapat
1- 2 bulan
dalam kondisi
tertutup rapat
dan dalam suhu
ruang, akan
lebih lama
apabila dalam
suhu rendah
Ebi
Pengeringan
Tahu
3 hari dalam
suhu ruang
(posisi di
rendam air)
1 bulan
Kerupuk tahu
Pengeringan
Jagung
Jagung yang
sudah tua,
dikupas, dan di
lucuti biji
jagungnya, lalu
dijemur sampai
kering. Simpan
ditempat yang
bersih, kering
dan tertutup
rapat, dapat
pula digunakan
sebagai
pengganti nasi.
5 hari dalam
suhu ruang
2 minggu dalam
suhu ruang
Nasi Jagung
Pengeringan
Buah Kesemek
2 hari dalam
suhu ruang
apabila sudah di
kupas
2 minggu
Sale buah
kesemek
Pengeringan
Cabe merah
besar
Cabe kering
Pengeringan
Kerak nasi
1 hari dalam
suhu ruang
2 minggu
kerupuk kerak
atau rengginang
Pengeringan
Roti
4 hari dalam
suhu ruang
2 minggu dalam
suhu ruang
Tepung roti
Pengeringan
Ikan
7 hari dalam
suhu ruang
1 bulan dalam
suhu ruang
Ikan kering
Nama bahan
Umur
simpan
(suhu
ruang)
Buah anggur
14 hari
Sawi putih
2 hari
Proses
pengaweta
n
pengeringan
fermentasi
fermentasi
pengeringan
Cabai merah
7-14 hari
Pengeringan
kemudian
dihaluskan
fermentasi
kedelai
1 bulan
fermentasi
pengeringan
udang
1 hari
fermentasi
Pengeringan
kemudian
dihaluskan
Daging sapi
2 jam
proodu
k
kismis
wine
kimchi
Cabai
kering
Bubuk
cabai
Abon
cabai
Pasta
cabai
tauco
Udang
kering
(ebi)
Terasi
udang
Abon
udang
Umur simpan
4-8 minggu
1-5 tahun, sebagian >5 tahun
3 bulan
1-2 bulan
1-9 bulan
10 bulan
1-2 tahun
3-5 bulan
1-2 bulan
1 tahun
1 tahun
Pengeringan
Dendeng
sapi
3 bulan
Pengeringan
kemudian
dihaluskan
Abon
sapi
6 bulan