Anda di halaman 1dari 53

STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK KARTIKA JAYA II.22


LUBUKLINGGAU
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia pendidikan memiliki sejumlah persoalan yang berkenaan dengan
guru dan jabatan guru dan menjadi salah satu hal yang paling mendasar dalam
Strategi peningkatan mutu pendidikan. Sehubungan dengan kemajuan pendidikan
dan kebutuhan guru yang semakin meningkat, maka program peningkatan mutu
pendidikan guru menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dalam program
pembangunan pendidikan di negara kita.
Namun, sejumlah permasalahan kerap muncul di tengah pendidik. Hal ini
dikarenakan tidak seimbangnya antara kemajuan ilmu pengetahuan yang dimiliki
guru dengan tuntutan globalisasi yang mau tidak mau merubah paradigm sistem
pendidikan itu sendiri. Hal ini tentu saja telah memaksa guru harus memiliki
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk tetap sejalan sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar, tenaga pendidik yang bersangkutan
harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Seperti kita ketahui bahwa proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan
yang melibatkan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses
belajar mengajar selalu ditekankan pada pengertian interaksi yaitu hubungan
timbal balik antara guru dengan murid, hubungan interaksi antara guru dengan
murid ini harus diikuti oleh tujuan pendidikan.
Dalam Strategi membantu murid untuk mencapai tujuan, maka guru harus
memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten yang sesuai dengan
standar yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan Undang Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat 1 menyatakan
bahwa seorang guru mesti memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
professional, kompetensi social dan kompetensi kepribadian.
Namun, tidak semua guru di tingkat TK (Taman Kanak Kanak) memenuhi
kualifikasi sebagai guru yang berkompetensi, khususnya kompetensi pedagogik
yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru belum mampu
memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan
pembelajaran dengan baik. Padahal guru tidak lagi bertindak sebagai penyaji
informasi tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator,
maupun pembimbing yang senantiasa berStrategi memaksimalkan perkembangan
potensi yang dimiliki peserta didik.
Dengan demikian seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang
telah distandarkan oleh pemerintah, baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian,
social maupun kompetensi professional. Masalah kompetensi pedagogik guru
merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis berstrategi untuk
mengkaji lebih dalam terhadap permasalahan tersebut dan dituangkan dalam

bentuk makalah yang berjudul Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru


Dalam Proses Belajar Mengajar Di TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di TK
Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau?
2. Bagaimana strategi peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam proses
belajar mengajar di TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Strategi peningkatan kompetensi
pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di TK Kartika Jaya II.22
Lubuklinggau
C. TUJUAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Memaparkan

kompetensi

pedagogik

guru

dan

strategi

peningkatan

kompetensi pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di TK Kartika


Jaya II.22 Lubuklinggau

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORITIK
1. Kompetensi Pedagogik Guru
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa: Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang
mutlak perlu dikuasai guru.

Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi


Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan
profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya.
Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui Strategi
belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan

(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat,
minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang
bersangkutan.
Ada tujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya yang sebagai
berikut,
A. Menguasai karakteristik peserta didik.
Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik
peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait
dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial
budaya:
1.
2.

Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik.


Guru memastikan dan mengatur kelas bahwa semua peserta didik

3.
4.

mendapatkan kesempatan yang sama dalam kegiatan pembelajaran,


Guru mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik
Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan

5.

peserta didik,
Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar
dapat mengikuti aktivitas pembelajaran.

B. Menguasasi teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang


mendidik.
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:
1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya

2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi


pembelajaran tertentu
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya,
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar
peserta didik,
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain.
6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang diajarkan
C. Pengembangan kurikulum.
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum
dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru
mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik:
1.

Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,

2.

Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus

3.

Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan


pembelajaran,

4.

Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan


pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5)
sesuai dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik.

D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik.


Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:
1.

Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang


telah disusun secara lengkap

2.

Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk


membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji.

3.

Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan)

4.

Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan


proses pembelajaran, bukan sematamata kesalahan yang harus dikoreksi.

5.

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan


mengkaitkannya dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik,

6.

Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu


yang cukup untuk kegiatan pembelajaran

7.

Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi

8.

Guru mampu audiovisual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi


belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

9.

Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk


bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,

10.

Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis

11.

Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audiovisual (termasuk


tik)

E. Pengembangan potensi peserta didik.


Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan
mengidentifikasi

pengembangan

potensi

peserta

didik

melalui

program

embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik,


kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka:
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian
2. Guru mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masingmasing.
3. Guru memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta
didik.
4. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
memberikan perhatian kepada setiap individu.
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan
kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara
belajarnya masing-masing.
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik

F. Komunikasi dengan peserta didik.


Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon
yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik:
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga
partisipasi peserta didik,

2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan


tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan
3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir,
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja
sama yang baik antarpeserta didik.
5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban
peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah
6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan
meresponnya secara lengkap dan relevan
G. Penilaian dan Evaluasi.
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil
belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis
penilaian dalam proses pembelajarannya:
1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi
dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan peserta didik
4. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya,
5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

Melihat berbagai indikator yang ada, tampak bahwa untuk menjadi guru
yang sejatinya bukan hal yang mudah. Guru adalah desainer masa depan anak.
Melalui sentuhannya, masa depan anak akan banyak ditentukan. Kesalahan
perlakuan bisa berdampak fatal terhadap perkembangan anak, yang tidak hanya
terjadi pada hari ini tapi justru nanti di kemudian hari.
Memasuki abad ke-21, tantangan hidup dan kehidupan sangatlah dinamis
dan kompleks. Semua ini mau-tidak mau menghendaki adanya perubahan yang
mendasar dan signifikan terhadap proses pendidikan dan pembelajaran peserta
didik, yang di dalamnya mengandung implikasi kuat terhadap perubahan peran
dan tugas yang dilakukan oleh guru.
2. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar megajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar
mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu
perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce
Joyce dan Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang di kelompokan
ke dalam 4 ha, yaitu : Proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial
dan modifikasi tingkah laku ( Joyce & Weil, Models of Teaching, 1980 )
Moh Uzer Usman, beliau menjelaskan bahwa proses belajar-mengajar
(PBM) adalah: Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Proses belajar mengajar juga merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
suatu tujuan tertentu eduktif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sementara itu
Benyamin S. Bloom dalam bukunya The Taxanomy of Education ObjectiveCognitive Domain, menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar akan dapat
diperoleh kemampuan yang terdiri dari 3 aspek, yaitu:
a.
b.
c.

Aspek pengetahuan (kognitif)


Aspek sikap (afektif)
Aspek keterampilan (psikomotor)

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan individual mengenai


dunia sekitar, meliputi perkembangan intelektual atau mental. Aspek afektif
mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai (perkembangan emosional
dan

moral).

Sedangkan

aspek

psikomotor

menyangkut

perkembangan

keterampilan yang mengandung unsur motoris. Tiap-tiap aspek terdiri dari urutan
yang disebut taksonomi yang berupa tujuan pendidikan yang harus dicapai dalam
situasi belajar mengajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar
mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan
siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian
pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri
siswa yang sedang belajar.

Proses belajar mengajar memeiliki makna dan pengertian yang lebih luas
daripada pengertian mengajar semata. Dalam proses belajar mengajar tersirat
adanya suatu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar
dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling
menunjang.
Belajar

adalah

modifikasi

atau

memperteguh

kelakuan

melalui

pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior


through experiencing) menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat
berbeda dengan pengertian lama tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar
adalah

memperoleh

pengetahuan,

bahwa

belajar

adalah

latihan-latihan

pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.


Mengajar adalah segala Strategi yang disengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan
yang telah dirumuskan.22 Dalam proses belajar mengajar, guru harus memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk aktif. Keaktifan siswa bisa berbentuk
aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental.
Aktivitas belajar murid dapat di golongkan ke dalam beberapa hal, yaitu:
1. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan
eksperiman, dan demonstrasi.
2. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, Tanya
jawab, diskusi, menyanyi.

3. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan


penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
4. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis.
5. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat
makalah, membuat surat.
Dari pengertian belajar dan mengajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar
Strategi peningkatan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik
harus dilakukan oleh semua pihak, baik dari guru maupun kepala sekolah. Maka,
ada dua Strategi peningkatan kompetensi guru yang sangat mempengaruhi satu
sama lain, yaitu Strategi yang dilakukan guru dan Strategi yang dilakukan oleh
kepala sekolah/lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Strategi peningkatan kompetensi guru di sekolah dalam proses belajar
mengajar antara lain:
a. Mengikuti Organisasi-Organisasi Keguruan
Organisasi-organisasi keguruan misalnya Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru
dalam kelompoknya masing-masing, menyatukan terhadap kekurangan konsep
makna dan fungsi pendidikan serta pemecahannya terhadap kekurangan yang ada.
Disamping itu juga untuk mendorong guru malakukan tugas dengan baik,

sehingga mampu membawa mereka kearah peningkatan kompetensinya.


Organisasi guru pada tingkat Taman Kanak Kanak yaitu Ikatan Guru Taman
Kanak Kanak (IGTK) yang memiliki visi dan misi untuk mengembangkan
kemampuan guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya melalui
peningkatan kompetensi.
b. Mengikuti Kursus Kependidikan
Mengikuti kursus sebenarnya bukan suatu teknik melainkan suatu alat yang dapat
membantu guru mengembangkan pengetahuan profesi mengajar dan menambah
keterampilan guru dalam melengkapi profesi mereka. Dengan mengikuti kursus
guru diarahkan ke dalam dua hal, pertama sebagai penyegaran, dan kedua sebagai
Strategi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan mengubah sikap tertentu.
Dengan demikian, diharapkan guru dapat mengikuti kursus yang berkaitan dengan
dunia kependidikan. Misalnya kursus
4. Strategi Lembaga Pendidikan/Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kompetensi Pedagogik Guru
a. Mengadakan Lokakarya (Workshop)
Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri
dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapai
melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perorangan.29
Masalah yang dibahas muncul dari peserta sendiri, metode pemecahan masalah
dengan cara musyawarah dan penyelidikan.
b. Mengadakan Penataran Guru.

Penataran dilakukan berkaitan dengan kesempatan bagi guruguru untuk


berkembang secara profesional untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Mengingat tugas rutin di dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas mendidik dan mengajar, maka guru perlu untuk
menambah ide-ide baru melalui kegiatan penataran.
Penyelenggaraan penataran, sebagai salah satu teknik peningkatan
kompetensi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1) Sekolah yang
bersangkutan mengadakan penataran sendiri dengan menyewa tutor (penatar)
yang dianggap profesional dan dapat memenuhi kebutuhan.
2) Sekolah bekerja sama dengan sekolah-sekolah lain atau lembagalembaga lain
yang

sama-sama

membutuhkan

penataran

sebagai

Strategi

peningkatan

personalia.
3) Sekolah mengirimkan atau mengutus para guru untuk mengikuti penataran
yang dilaksanakan oleh sekolah lain, atau lembaga departemen yang membawahi.
c. Memotivasi Guru untuk Membuat Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penuangan atau lapangan atau gagasan
pemikiran ke dalam bentuk karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu
pengetahuan. Sehingga menghasilkan informasi ilmiah yang dapat didiskusikan
dan disebarluaskan kepada masyarakat pendidikan serta di dokumentasikan
diperpustakaan sekolah. Selain itu tim supervisor dapat membuat buletin sebagai
forum komunikasi tertulis untuk membantu guru menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Buletin supervisi ialah salah satu alat komunikasi dalam bentuk tulisan
yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk
membantu guru-guru dalam memperbaiki situasi belajarmengajar. Dengan
demikian, guru dapat memperbarui informasi seputar dunia pendidikan melalui
media cetak berupa buletin yang diterbitkan lembaga yang bersangkutan.
Karya yang dihasilkan oleh guru-guru pada tingkat Taman Kanak Kanak biasanya
selain berupa karya tulis, juga dengan membuat media pembelajaran atau alat
peraga yang bersifat edukatif, membuat lagu anak-anak yang berkaitan dengan
materi pembelajaran, kemampuan mendongeng, dan sebagainya.
d. Memberikan Penghargaan (rewards)
Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja dan
untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini,
tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan
produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi
tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga kependidikan
memiliki peluang untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan
secara tepat, efektif, dan efisien, agar tidak menimbulkan dampak negatif.
e. Mengadakan Supervisi
Dengan adanya pengawasan akan dapat menciptakan kedisiplinan dan
semangat kerja yang tinggi. Hal ini sangat penting guna membantu guru dalam
menjalankan tugasnya. Pengawasan ini hendaknya dilakukan dengan penuh
keterbukaan dan kesungguhansebab bila tidak, akan menimbulkan kesenjangan

antara pimpinan lembaga dan dewan guru. Kegiatan supervisi pada dasarnya
diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah
dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik.
2. Mengembang dan mencari metode-metode belajar mengajar yang baru
dalam proses pembelajaran yang lebih baik dan lebih sesuai
3. Mengembangkan kerjasama yang baik dan harmonis antara guru dan
siswa, guru dengan sesama guru, guru dengan kepala sekolah dan seluruh
staf sekolah yang berada dalam lingkungan sekolah yang bersangkutan.
4. Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru dan
pegawai sekolah dengan cara mengadakan pembinaan secara berkala, baik
dalam bentuk work shop, seminar, in service training, up grading, dan
sebagainya.

f. Mengadakan Rapat Sekolah


Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugas-tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam perencanaan itu
antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru.34
Pertemuan dalam bentuk rapat mengenaipembinaan sekolah, siswa dan bidang
studi lainnya merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengajar. Disamping itu banyak
masalah atau persoalan sekolah yang dapat diselesaikan melalui rapat. Dimana
setiap guru dapat mengemukakan pendapatnya dan buah pikirannya serta StrategiStrategi lainnya.

Adapun tujuan rapat pimpinan lembaga secara umum dapat dirumuskan


sebagai berikut: Pertama, untuk mengintegrasikan seluruh anggota staf yang
berbeda pendapat, pengalaman dan kemampuannya menjadi satu keseluruhan
potensi yang menyadari tujuan bersama dan tersedia untuk bekerja sama untuk
mencapai tujuan itu. Kedua, untuk mendorong atau menstimulasi setiap anggota
staf dan berusaha meningkatkan efektifitas. Ketiga, untuk bersama-sama mencari
dan menemukan metode dan prosedur dalam menciptakan proses belajar yang
paling sesuai bagi masing-masing disetiap situasi.
Mengacu pada tujuan diatas, maka keberahasilan rapat guru merupakan
tanggungjawab bersama dari semua anggota-anggotanya. Meskipun demikian
peranan supervisor sebagai pemimpin sangat besar bahkan menentukan sampai
dimana anggotanya berpartisipasi. Dari uraian di atas, menjelaskan bahwa untuk
meningkatkan kualitas guru dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Dan
strategi peningkatan kompetensi guru terletak pada profesionalismenya dalam
proses belajar mengajar.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Peningkatan Kompetensi
Pedagogik Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam Strategi untuk meningkatkan kompetensi guru, khususnya
meningkatkan kompetensi pedagogik dalam proses belajar mengajar, maka faktorfaktor yang mempengaruhi sekaligus sebagai kendala yang dihadapi, antara lain
sebagai berikut:
1). Latar belakang pendidikan guru

Latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu persyaratan yang


diprioritaskan, guru yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan telah
mendapatkan bekal pengetahuan tentang pengelolaan kelas, proses belajar
mengajar dan lain sebagainya, sedangkan guru yang belum mengambil pendidikan
keguruan, dia akan merasa kesulitan untuk dapat meningkatkan kualitas
keguruannya.
2). Pengalaman guru dalam mengajar
Pengalaman mengajar guru akan sangat mempengaruhi kemampuan guru
dalam menjalankan tugas dan peningkatan kompetensi guru. Bagi guru yang
pengalaman mengajarnya baru beberapa tahun atau belum berpengalaman sama
sekali, akan berbeda dengan guru yang berpengalaman mengajarnya telah
bertahun-tahun. Sehingga semakin lama dan semakin banyak pengalaman
mengajar, tugasnya akan semakin baik dalam mengantarkan anak didiknya untuk
mencapai tujuan belajar, sesuai hasil pengalamannya mengajar.
3). Kesehatan guru
Kondisi jasmani yang sehat akan menghasilkan proses belajar mengajar
sesuai yang diharapkan. Guru yang sehat akan dapat mengerjakan tugas-tugas
sebagai guru dengan baik, karena tugas-tugas itu menuntut energi yang cukup
banyak. Terganggunya kesehatan guru akan mempengaruhi kegiatan proses
belajar mengajar, terutama dalam meningkatkan kompetensinya. Jasmani yang
sehat harus didukung rohani yang sehat pula, dengan mental danjiwa yang sehat
maka guru dapat menjaga keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani.
4). Penghasilan guru

Perbaikan kesejahteraan ekonomi akan menumbuhkan semangat kerja


guru, sebaliknya ketika penghasilan atau gaji tidak mencukupi maka guru akan
berStrategi mencari tambahan penghasilan lain. Jika guru melakukan pekerjaan
lain selain profesinya sebagai guru maka tugas dan tanggung jawabnya sebagai
guru tidak akan maksimal karena perhatiannya terbagi. Kepala sekolah sebagai
pemimpin dituntut untuk lebih memperhatikan gaji atau penghasilan guru sebagai
Strategi perbaikan kesejahteraan dan peningkatan kompetensi guru.
5). Sarana pendidikan
Tersedianya sarana yang memadai akan mempermudah pencapain tujuan
pembelajaran, sebaliknya keterbatasan sarana pendidikan akan menghambat
tujuan dalam proses belajar mengajar. Jadi dengan demikian sarana pendidikan
mutlak diperlukan terutama bagi pelaksanaan Strategi guru dalam meningkatkan
kompetensinya.

6). Disiplin dalam bekerja


Disiplin dalam lingkungan sekolah tidak hanya berlaku bagi siswa saja
akan tetapi perlu diterapkan bagi kepala sekolah dan pegawai juga. Demikian juga
disiplin kerja bagi guru sebagai salah satu pelaku pendidikan disekolah. Disinilah
fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin, pembimbing, dan pengawas diharapkan
mampu untuk menjadi motivator agar tercipta kedisiplinan didalam lingkungan
sekolah. Kedisiplinan yang ditanamkan kepada guru dan seluruh staf sekolah akan
mempengaruhi Strategi peningkatan kompetensi guru.
7). Pengawasan kepala sekolah

Pengawasan kepala sekolah bertujuan untuk pembinaan dan peningkatan


kualitas pembelajaran yang dilakukan para guru. Pengawasan ini hendaknya
bersikap fleksibel dengan memberi kesempatan kepada guru mengemukakan
masalah yang dihadapinya serta diberi kesempatan kepada guru untuk
mengemukakan ide demi perbaikan dan peningkatan hasil pendidikan. Selain itu
kepala sekolah bisa menampung kritik dan saran dari orang tua siswa.

B. PARADIGMA PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif
yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian; misalnya perilaku, persepsi, tindakan dan lain-lain,
secara holistik dan dengan cara demakalah dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.
Dalam menganalisis permasalahan ini, metode yang digunakan adalah
metode deskriptif dengan beberapa tahapan yaitu identifikasi. Klasifikasi
selanjutnya dilakukan interpretasi dengan menggunakan pendekatan-pendekatan
kualitatif dan menganalisa data untuk mendapatkan keterangan yang mendalam
dari obyek yang bersangkutan.
Adapun maksud dari tahapan-tahapan tersebut diatas adalah :
1. Tahap pertama, yaitu identifikasi dengan mengenal dan mengetahui
lingkungan yang diteliti baik internal maupun eksternal. Peneliti disini
harus mengetahui dan mengenal keadaan obyek penelitian.

2. Tahap kedua, klasifikasi yaitu peneliti mengolong-golongkan dan


mengoreksi sumber data apa yang dibutuhkan.
3. Tahap ketiga, interpretasi yaitu peneliti menafsirkan metode yang akan
digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan kualitatif.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. penelitian
deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas
suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti.
Dalam hal ini pelaksanaan penelitian dan kajiannya didasarkan pada
proses pencarian data secara lengkap. Untuk selanjutnya data tersebut disajikan
secara deskriptif dalam bentuk kata-kata.

B. Subyek Penelitian
Di sini peneliti mendapatkan sumber data langsung dari subyek penelitian
yaitu kepala sekolah dan guru-guru di TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau
sebagai sumber informasi yang dicari untuk mendapatkan data bagaimana Strategi
meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di TK
Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau.

C. Teknik Pengumpulan Data


Untuk data yang sesuai dengan masalah dan obyek yang diteliti, maka
dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode antara
lain:

1. Metode Observasi.
Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data, yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala
yang diselidiki.39 Peneliti menggunakan observasi sistematik, ciri pokok
observasi sistematik adalah adanya kerangka yang memuat faktor faktor yang
telah

diatur

kategorinya,

karenanya

sering

disebut

observasi

berkerangka/observasi berstruktur.
Metode observasi ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang
keadaan TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau dan kompetensi pedagogik guru di
TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau yang meliputi observasi kompetensi
pedagogik yang dimiliki guru, Strategi yang dilakukan dalam peningkatan
kompetensi pedagogik guru, dan faktor-faktor yang mempengaruhi Strategi
peningkatan kompetensi pedagogik guru.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barng-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen
rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Dokumen yang dicari berupa dokumen-dokumen sekolah yang dijadikan
obyek penelitian, selain itu metode ini dipergunakan untuk mengetahui dan
mengungkap data latar belakang obyek seperti data guru, siswa, fasilitas dan
lainnya.

3. Metode Interview ( wawancara ).


Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai
keadaan seseorang. Penelitian ini menggunakan interview bebas, dimana
pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa
yang akan dikumpulkan.
Dalam pembahasan makalah ini, interview dilakukan dengan kepala
sekolah, dan para guru. Wawancara dalam penelitian digunakan untuk
memperoleh data tentang Strategi yang dilakukan oleh lembaga/yayasan, kepala
sekolah, maupun guru itu sendiri dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru
dalam proses belajar mengajar di TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau.

BAB IV
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Setelah data terkumpul dengan menggunakan metode observasi,


dokumentasi dan interview, peneliti dapat menganalisis hasil penelitian dengan
teknik kualitatif deskriptif, artinya peneliti akan menggambarkan, menguraikan
dan menginterpretasikan data-data yang telah terkumpul sehingga akan
memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Taman Kanak Kanak
Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau tentang Strategi peningkatan kompetensi
pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di TK Kartika Jaya II.22
Lubuklinggau, di peroleh data sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Proses Belajar Mengajar Di TK
Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau
Begitu besar pengaruh guru terhadap jiwa anak, sehingga segala perbuatan
dan tingkah laku guru lebih mewarnai kehidupan sehari-hari anak, biasanya anak
lebih menurut bila gurunya memberi nasihat daripada orang tuanya sendiri, lebihlebih anak di bawah usia lima tahun. Untuk itu, seorang guru harus pandai dalam
segala bidang ilmu pengetahuan sehingga mereka dapat menyampaikan materi
atau bahan pengajaran di dalam proses belajar mengajar setiap harinya. Di
samping mereka harus menguasai metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan anak
Dari data interview yang penulis peroleh, guru di Taman Kanak Kanak
Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau belum bisa dikatakan profesional meskipun

dapat dilihat dari tingkat pendidikannya berkualifikasi pada pendidikan S-1 Non
PAUD yang seharusnya mereka berkualifikasi S1 Paud.
Lembaga juga memberikan kesempatan jika para guru ingin melanjutkan
studinya pada jenjang yang lebih tinggi untuk meningkatkan kualitasnya dalam
dunia pendidikan. Kepala TK Kartika Jaya II.22 mengatakan bahwa: Kompetensi
yang merupakan kemampuan atau keahlian guru tentu saja menjadi bagian yang
sangat penting dalam proses belajar mengajar. Apalagi jabatan guru dipandang
sebagai profesi atau pekerjaan, maka ibarat kita bekerja, dan sStrategi pekerjaan
itu dapat dilakukan dengan baik dan bertanggungjawab, seorang guru harus
mempunyai ilmu keguruan sesuai profesinya sebagai guru.
Mengingat dalam mengelola pembelajaran, guru memiliki peranan yang
sangat penting, maka guru harus memahami karakteristik peserta didik, membantu
menumbuhkembangkan potensinya, dapat membuat perencanaan pembelajaran
atau satuan kegiatan harian, pelaksanaan pembelajaran, dan dapat mengevaluasi
hasil belajar siswanya.
Guru Taman Kanak Kanak Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau dalam
mengajar sudah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sehingga guru dapat
mengelola proses belajar mengajar dengan baik yang tentunya dengan
mengembangkan kemampuan sesuai dengan keahliannya, menggunakan metode
pengajaran yang cocok serta menciptakan lingkungan belajar yang baik.
Hal ini serupa dengan yang di ungkapkan Ibu Ristanti, S.Pd, salah satu
guru yang mengajar di TK Kartika Jaya II.22 yang mengatakan bahwa: Dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, para guru di Taman Kanak Kanak Kartika

Jaya II.22 Lubuklinggau mempersiapkan terlebih dahulu rencana pengajaran atau


satuan kegiatan harian, menyusun persiapan pembelajaran, menggunakan media
pembelajaran serta dalam memberikan materi pelajaran sudah sesuai dengan
tujuan yang ada dalam kurikulum.
Hal

ini

dimaksudkan

sebagai

acuan

guru

untuk

melaksanakan

pembelajaran agar lebih terarah, efektif dan efisien. Pembelajaran yang mengarah
pada pembelajaran aktif yang mengacu pada keselarasan antara tujuan, materi dan
alat penilai.
Dari hasil interview menunjukkan bahwa dalam hal kompetensi, guru
Taman Kanak Kanak Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau dalam mengajar sudah
memang belum sesuai dengan keahlian/bidangnya masing-masing namun dapat
teratasi dengan adanya diskusi, supervisi, penyeragaman materi mingguan yang
dilaksanakan oleh TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau sehingga guru dapat
mengelola proses belajar mengajar dengan baik dan terus berStrategi
mengembangkan kemampuan sesuai dengan keahliannya, menggunakan metode
pengajaran yang cocok serta menciptakan lingkungan belajar yang baik dan
menyenangkan.
Media pembelajaran yang digunakan di Taman Kanak Kanak Kartika Jaya
II.22 Lubuklinggau, yaitu dengan memanfaatkan media-media yang sudah
tersedia di lingkungan sekolah, seperti buku-buku pendidikan yang telah tersedia,
alat-alat untuk meningkatkan kemampuan bahasa siswa, serta permainan anak
yang bersifat edukatif sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Disamping itu, para

guru telah menggunakan APE (Alat Peraga Edukatif) dalam proses belajar
mengajar.
Guru TK Kartika Jaya II.22 juga mengatakan bahwa: Media yang
digunakan dalam TK Kartika Jaya II.22 sangat banyak dan bervariasi,
penggunaannya disesuai dengan tema yang diajarkan guru pada hari itu, jenis
media terkait dengan permainanpermainan edukatif yang dibutuhkan dan
disesuaikan anak-anak usia TK/RA seperti menyusun balok, crayon untuk
mewarnai, kertas, tinta dan sebagainya, selain itu kami menggunakan APE (Alat
Peraga Edukatif). Karena anak usia TK/RA masih dalam taraf bermain, maka
penerapan metode pembelajaran juga dengan bermain. Oleh karena itu,
permainan-permainan

yang

dilakukan

juga

diarahkan

untuk

menunjang

kemampuan (kompetensi) 1) kognitif meliputi: penguasaan huruf (abjad dan


hijaiyah) dan angka, 2) motorik kasar (melompat dan sebagainya) dan motorik
halus (mewarnai, dan sebagainya), 3) agama/akhlak prilaku, dan 4) seni.
Guru juga menambahkan: Pada dasarnya, kami menyadari betul bahwa
setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, oleh karena itu kami menyebut
anak sebagi pribadi yang unik. Sehingga perlakuan guru terhadap masing-masing
anak tidak boleh disamakan, guru harus memperlakukan anak sesuai bakat dan
kemampuan mereka masing-masing.
Pemanfaatan media atau alat peraga dalam proses belajar serta metode
yang digunakan mengacu pada kemampuan peserta didik yang harus
dikembangkan pada usia pra sekolah, yaitu kemampuan kognitif, motorik kasar
dan halus, agama/ akhlak prilaku, dan seni. Dalam hubungannya dengan peserta

didik guru Taman Kanak Kanak Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau selalu
menerapkan kedisiplinan pada siswa.
Kedisiplinan sangat perlu diterapkan pada siswa sStrategi dalam proses
belajar mengajar berjalan dengan tertib, siswa dapat menerima pelajaran dengan
baik dan guru bisa menyampaikan materi pelajaran dengan lancar. Disamping
kedisiplinan, guru juga mengamati perkembangan siswa selama kegiatan belajar
mengajar dengan cara memberikan bimbingan pada siswa yang mempunyai
karakter yang berbeda dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru.
Selain memberikan bimbingan, guru juga memberikan tugas pada siswa
dan memberikan penilaian/evaluasi dari setiap materi yang disampaikan. Guru TK
Kartika Jaya II.22 senantiasa meningkatkan kompetensinya dengan berStrategi
memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ada dalam
kurikulum, memahami karakteristik peserta didik, membimbing dan mengamati
perkembangan peserta didik, memberikan penilaian (evaluasi) menggunakan
metode pengajaran yang cocok. Penilaian digunakan dengan maksud untuk
mengetahui sifat-sifat pencapaian tujuan, baik dari pihak siswa maupun dari pihak
guru.
Terkait dengan penggunaan metode pembelajaran, Ibu Efri Yani, S.Pd
mengatakan: Di TK kami mulai menerapkan metode Beyond Center and Circle
Time (BCCT) yang menekankan pada pembentukan lingkaran. Anak-anak
diajarkan melingkar sebelum memulai kegiatan. Kemudian ada istilah pijakan,
pada saat pijakan inilah guru menerangkan atau menceritakan tema materi yang
akan disampaikan hari ini. Misalnya pijakan sebelum bermain, disini guru

menjelaskan aturan main sebuah permainan begitu pula alat-alat yang dapat
digunakan dalam permainan tersebut.
Setelah kegiatan bermain sambil belajar, anak-anak melingkar kembali.
Pada saat ini guru memberikan stimulus, misalnya dengan memberikan
pertanyaan pada anak-anak tentang apa saja yang telah mereka lakukan hari ini,
atau menanyakan nama alat-alat permainan yang telah mereka gunakan, lalu guru
mengarahkan apa manfaat dari kegiatan yang telah mereka lakukan tadi.
Sedangkan mengenai penilaian, disini dilakukan dengan melihat dan
memantau perkembangan sikap dan prilaku anak setiap hari. Misalnya kemarin
anak hanya mewarnai separuh gambar dan sekarang mewarnai seluruh bagian
gambar, maka disini dapat diketahui motorik halus anak megalami perkembangan.
Begitu pula jika kemarin belum bisa menulis angka 5 dan sekarang ia bisa
menulis angka 5, maka anak telah berkembang kognitifnya.
Dengan demikian, guru tersebut dapat menjalankan tugas secara efektif
dan efisien, mereka tidak hanya memerankan fungsi sebagai subjek yang
mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, melainkan juga melakukan tugastugas sebagai fasilitator, motivator dan administrator dalam proses belajar
mengajar.
Tugas yang diberikan guru pada peserta didik disesuaikan dengan
kemampuan anak, misalnya dengan portofolio. Anak diberikan tugas melipat,
menggunting, mewarnai, menempel bentuk, kolase, mencap/menstempel dengan
menggunakan bahan-bahan alam yang mudah didapatkan dan aman bagi anak,

tugas yang diberikan tentu saja berkaitan dengan tema yang telah diberikan pada
anak pada hari itu.
Menurut Ibu Ulisma Yunita, S.Pd, salah satu pendidik di TK Kartika Jaya
II.22 mengatakan bahwa: Kami selaku guru selalu mengStrategikan kemampuan
kami dalam pengelolaan pembelajaran maupun penguasaan terhadap materi di
bidang masing-masing, dan membangun sosialisasi yang baik dengan pelaku
pendidikan disekolah dan dalam lingkungan masyarakat pada umumnya. Dalam
kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran, maka Strategi yang kami lakukan
antara lain dengan mengikuti seminar pendidikan maupun belajar sendiri dirumah
dengan media televisi, majalah, atau buku-buku yang tersedia di perpustakaan
sekolah.
Berbagai Strategi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran
tersebut telah dilaksanakan oleh guru Taman Kanak Kanak Kartika Jaya II.22
Lubuklinggau, para guru dapat membuat silabus dengan mengacu pada kurikulum
Taman Kanak Kanak, membuat program tahunan, program semester, satuan
kegiatan mingguan, dan satuan kegiatan harian sebelum memulai aktivitas dalam
pembelajaran, dari sini tujuan pendidikan diharapkan akan lebih mudah tercapai.
Awal pendidikan itu di mulai sejak manusia dilahirkan atau sejak dini,
karena pendidikan usia dini pada dasarnya berpusat pada kebutuhan anak, yaitu
pendidikan yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan sang anak,
oleh karena itu, peran pendidik sangatlah penting. Dan pendidik harus mampu
memfasilitasi aktivitas anak dengan material yang beragam.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa dan berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

2. Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Proses Belajar


Mengajar Di TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau
Berdasarkan hasil interview dengan beberapa guru dan kepala sekolah
pada hari Kamis, 03 Maret 2016 di TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau, maka
penulis memperoleh data tentang Strategi yang dilakukan guru, kepala
sekolah/lembaga dalam meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi
pedagogik guru dalam proses belajar mengajar yang dilakukan kedua elemen
tersebut secara bersama-sama dan berkesinambungan , antara lain:
a. Strategi Guru Taman Kanak Kanak Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau
untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dalam Proses Belajar Mengajar
Motivasi dari dalam diri guru sendiri untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik dalam kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran akan lebih kuat.
Karena motivasi intern tumbuh dari kesadaran akan kebutuhan seseorang untuk
mengembangkan diri, selain itu juga dibutuhkan motivasi ekstern dari luar diri,
baik dari lembaga pendidikan maupun kepala sekolah. Peningkatan kompetensi
yang bisa dilakukan oleh guru secara pribadi antara lain:

1). Menambah pengetahuan baru.


Dalam Strategi pengembangan pengajaran dengan mengikuti penataran
dan mengikuti seminar/diskusi. Dengan adanya guru yang aktif mengikuti
penataran, seminar atau diskusi, akan bisa mengembangkan dan meningkatkan
ilmu dan pengetahuan guru yang dibutuhkan.
2). Peningkatan Profesi Melalui Belajar Sendiri
Cara lain yang baik untuk meningkatkan profesi guru menurut Bu Tulus
Sugiharti adalah: Berusaha mengikuti perkembangan dengan cara belajar sendiri,
dan belajar sendiri ini dapat dilakukan perorangan dengan mengajarkan kepada
guru untuk membaca dan memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan di sekolah.
Yang penting sebagai hasil membaca ini bukan hanya memperoleh pengetahuan
saja, tetapi manfaat yang dapat diambil dan mempraktikkan dalam rangka Strategi
meningkatkan situasi mengajar yang lebih baik. Dan sebagai sumber bacaan dapat
dipergunakan buku-buku, majalah, surat kabar yang layak untuk dijadikan bahan
bacaan profesional.
Satu hal yang perlu diketahui bahwa usaha ini merupakan cara yang paling
sederhana, namun kadang-kadang sulit untuk dilaksanakan oleh guru. Dan guru
yang sadar akan tugas dan tanggungjawabnya, lebih banyak berusaha dan belajar
sendiri. Oleh karena itu kesanggupan berusaha dan belajar sendiri merupakan
kecakapan modal dasar yang perlu dikembangkan karena selain memperbaiki
pengetahuan dan kecakapan sekaligus memperkuat jabatan guru sebagai pendidik
yang profesional.

3). Aktif dalam Organisasi IGTK (Ikatan Guru Taman Kanak Kanak).
Organisasi merupakan wadah yang dikhususkan untuk guru setingkat
Taman Kanak Kanak yang berStrategi meningkatkan kompetensi dan kualitas
guru-guru dalam proses belajar mengajar. Program kerja IGTK antara lain
mengadakan pelatihan, workshop, study banding, lomba kreatifitas guru misalnya
membuat APE (Alat Peraga Edukatif), mendongeng, dan senam.
Kepala sekolah TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau yang merupakan
Kepala Sekolah Berprestasi TK tingkat kota Lubuklinggau, selalu memberikan
motivasi pada guru-guru TK, khususnya TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau
untuk selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh IGTK.
4). Menambah Pengetahuan Melalui Media Masa atau Elektronik.
Salah satu media yang cukup membantu dalam meningkatkan kompetensi
guru dalam proses belajar mengajar adalah media cetak dan media elektronik. Hal
ini akan membawa pemikiran-pemikiran baru dan wawasan-wawasan baru bagi
seorang guru dalam pengajaran. Bu Mahsunah menyebutkan: Sebagai tambahan
pengetahuan keilmuan dan kreativitas, seorang guru tidak cukup mempelajari atau
mendalami dari buku-buku pustaka yang ada, melainkan memerlukan media
tambahan sebagai pendukung atau bekal dalam proses belajar mengajar, misalnya
acara televisi yang dapat menumbuhkan kreativitas guru.
Peningkatan kompetensi guru melalui media ini juga bisa di Strategikan
oleh sekolah, dengan menempatkan media elektronik dan media cetak di sekolah.
Melalui media ini guru tidak hanya mengandalkan dari pustaka yang ia miliki,

melainkan dapat memberikan perubahan kearah peningkatan pengetahuan dan


peningkatan ketrampilan.
b. Strategi Lembaga Pendidikan/ Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kompetensi Pedagogik Guru dalam Proses Belajar Mengajar Di TK Kartika
Jaya II.22 Lubuklinggau
Beberapa
kemampuan

Strategi

guru

yang

dalam

dapat

dilakukan

pengelolaan

untuk

pembelajaran

mengembangkan
adalah

dengan

mengikutsertakan guru dalam sertifikasi, dan melaksanakan penelitian tindakan


kelas. Ibu Rahmasari selaku ketua Yayasan Kartika Jaya Sriwijaya menambahkan:
Penelitian tindakan kelas, berbasis pada perencanaan dan solusi atas masalah yang
dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil belajar anak dapat meningkat dan
target perencanaan guru dapat tercapai. Pada prinsipnya, semua aspek kompetensi
pedagogik senantiasa dapat ditingkatkan melalui pengembangan kajian masalah
dan alternatif solusi.
Dari kompetisi tersebut akan menghasilkan karya yang dapat memberi
manfaat

dan

kemajuan

dalam

pembelajaran

setingkat

TK

dan

dapat

disebarluaskan kepada masyarakat pendidikan serta di dokumentasikan, serta


dapat meningkatkan motivasi guru dalam menjalankan profesinya dan
memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak didiknya.
Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Efri Yani, S.Pd selaku kepala
sekolah TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau pada tanggal 4 Maret 2015 dan
kaitannya dengan teori yang telah dibahas dalam kajian pustaka, diperoleh data
bahwa Strategi yang telah dilakukan kepala sekolah adalah:

1). Melakukan supervisi pada saat guru melakukan kegiatan belajar


mengajar.
Supervisi atau pengawasan dilakukan dengan tujuan untuk melakukan
perbaikan secara berkelanjutan yang nantinya akan dijadikan bahan evaluasi untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Dengan supervisi kepala
sekolah TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau akan bisa membantu guru dalam
memecahkan persoalan yang dihadapi, sehingga akan mendorong guru Taman
Kanak Kanak Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau untuk lebih bersemangat dalam
menunaikan tugasnya sehari-hari khususya ketika dalam proses belajar mengajar.
2). Mendukung ide-ide baru dari guru Taman Kanak Kanak Kartika Jaya
II.22 Lubuklinggau.
Ide untuk meningkatkan kemampuan kompetensi guru tidak harus ide dari
kepala sekolah namun juga bisa muncul dari ide-ide guru, dengan mendukung ide
guru maka akan mempunyai banyak alternatif solusi dalam mengembangkan
kompetensi guru TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau.
3). Mengadakan rapat guru untuk membahas masalah proses belajar
mengajar.
Mengadakan rapat untuk membahas masalah proses belajar mengajar
sangat penting dilakuakan oleh kepala sekolah, hal ini dimaksudkan untuk bisa
mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi guru Taman Kanak Kanak Kartika
Jaya II.22 Lubuklinggau dalam proses belajar mengajar. Persoalan yang dihadapi
oleh seorang guru mungkin akan mendapatkan solusi dari guru lain atau kepala
sekolah dalam forum rapat tersebut. Persoalan yang mungkin saja bisa terjadi

seperti masalah media pembelajaran, metode pembelajaran, atau bahkan tentang


karakteristik peserta didik.
4). Mengawasi tugas guru untuk meningkatkan disiplin kerja.
Untuk meningkatkan disiplin kerja, maka kepala sekolah Taman Kanak
Kanak Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau perlu mengadakan pengawasan terhadap
tugas-tugas guru. Hal ini bertujuan selain untuk meningkatkan disiplin kerja guru
juga sebagai kontrol kepala sekolah atas kinerja guru untuk bisa bekerja lebih
professional sebagai seorang pendidik.
5) Mengadakan penilaian terhadap tugas guru Taman Kanak Kanak Kartika
Jaya II.22 Lubuklinggau.
Mengadakan penilaian terhadap guru oleh kepala sekolah sangat perlu
dilakukan sebagai sarana peningkatan etos kerja guru, dan akan menambah
motivasi guru Taman Kanak Kanak Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau dalam
melaksanakan tugasnya. Pemilihan guru teladan bisa saja dilaksanakan untuk
meningkatkan potensi dan prestasi guru.
6) Mengadakan Mentoring Halaqah dan Penyeragaman Materi
Kajian keislaman yang dilakukan seminggu sekali dengan pengawasan
terhadap

ibadah

para

kebertanggungjawaban
profesionalisme guru.

guru

guru

dapat

untuk

menigkatkan

selalu

aktif

kedisplinan

dalam

dan

meningkatkan

BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian penulis di TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau
mengenai Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar di TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1.

Kompetensi pedagogik guru Taman Kanak Kanak Kartika Jaya


II.22 Lubuklinggau dapat dilihat dari proses belajar mengajarnya.
Para guru menggunakan metode pengajaran yang cocok serta dapat

menciptakan lingkungan belajar yang baik, mampu memanfaatkan media-media


pembelajaran. Dalam hubungannya dengan peserta didik, para guru selalu
menerapkan kedisiplinan pada siswa. Disamping kedisiplinan, guru juga
mengamati perkembangan siswa dengan cara memberikan bimbingan pada siswa
dan memberikan penilaian/evaluasi dari setiap materi yang disampaikan.
2. Strategi peningkatan kompetensi pedagogik guru dilakukan secara
berkesinambungan oleh guru, kepala sekolah, dan lembaga/yayasan.
Strategi peningkatan kompetensi yang dilakukan guru sendiri yaitu
denganmengikuti penataran dan mengikuti seminar/diskusi, memanfaatkan media
cetak/media massa dan media elektronik, peningkatan profesi melalui belajar
sendiri, mengikuti kursus, dan aktif dalam organisasi keguruan. Sedangkan
Strategi lembaga pendidikan/ kepala sekolah misalnya dengan mengadakan
lokakarya (workshop), melakukan supervisi (pengawasan) terhadap kinerja dan

kedisiplinan guru, mendukung ide-ide baru dari guru, memotivasi guru untuk
membuat karya tulis ilmiah, mengadakan rapat guru, mengadakan penilaian
terhadap tugas guru dan memberikan penghargaan (reward) pada guru yang
berprestasi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Strategi peningkatan kompetensi
pedagogik guru, yaitu:
1). faktor internal, yang meliputi: latar belakang pendidikan guru, pengalaman
mengajar guru, keadaan kesehatan guru, keadaan kesejahteraan ekonomi guru,
dan 2). faktor eksternal, yang meliputi: sarana pendidikan, kedisiplinan kerja di
sekolah, dan pengawasan kepala sekolah.

B. SARAN
Sebagai sumbangan pemikiran dari penulis dalam Strategi peningkatan
kompetensi pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di Taman Kanak
Kanak Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau, agar pengelolaan pembelajarannya lebih
baik dan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan, penulis mencoba
menuangkan saran-saran yang barangkali dapat dipertimbangkan yaitu perlu
adanya usaha bersama dan berkesinambungan antara lembaga pendidikan, kepala
sekolah, dan para guru sendiri dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru
sesuai dengan peran masing-masing dalam meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar.

INSTRUMEN PENELITIAN
1. Pedoman Interview
a. Pedoman Interview Guru
1. Bagaimana Bapak/Ibu guru dalam membedakan antara siswa yang
memiliki kemampuan kurang tinggi, sedang, dan rendah?
2. Bagaimana Strategi Bapak/Ibu guru untuk bersikap adil dalam penilaian
terhadap peserta didik tanpa membeda-bedakan antara yang normal dan
yang memiliki kelainan fisik?
3. Bagaimana Bapak/Ibu guru memberitahukan kepada peserta didik tentang
tujuan belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan
sebagai kriteria pencapaian secara jelas?
4. Bagaimana Bapak/Ibu guru menilai pencapaian kompetensi secara objektif
sebagai tujuan hasil belajar?
5. Apakah Bapak/Ibu guru

menyusun

RPP

(Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran)/ SKH (Satuan Kegiatan Harian) sebelum memulai


pengajaran?
6. Apakah Bapak/Ibu guru membuat silabus?
7. Apakah Bapak/Ibu guru menjelaskan hubungan antara pelajaran saat ini
dengan pelajaran yang terdahulu?
8. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan gambaran umum pokok masalah
yang akan dibahas?
9. Apakah Bapak/Ibu guru menanyakan materi pelajaran yang terdahulu
10. Apakah siswa masih ingat atau tidak?
11. Bagaimana Strategi Bapak/Ibu guru dalam melibatkan peserta didik
sehingga dapat aktif baik mental, fisik, dan sosial dalam proses belajar
mengajar?
12. Apakah Bapak/Ibu guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah
disampaikan?

13. Bagaimana Strategi yang Apakah Bapak/Ibu guru lakukan dalam


memberikan feed back (umpan balik) kepada peserta didik?
14. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan tugas-tugas yang bersangkutan
dengan materi pelajaran?
15. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses belajar mengajar?
16. Apakah Bapak/Ibu guru mengarahkan peserta didik untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat?
17. Bagaimana Strategi Bapak/Ibu guru dalam membantu peserta didik yang
mendapatkan kesulitan dalam belajar?

b. Pedoman Interview Kepala Sekolah


1. Bagaimana dengan kompetensi yang dimiliki oleh para guru yang ada di TK
Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau dalam proses belajar mengajar?
2. Bagaimanakah peran kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi
pedagogik guru TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau?
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Strategi peningkatan kompetensi
pedagogik guru TK Kartika Jaya II.22 Lubuklinggau dalam proses belajar
mengajar?

DAFTAR PUSTAKA

___________.2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru).


Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives : The
Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New
York : Longmans, Green and Co.
Joyce, Bruce & Marsha Well. 2000. Models of Teaching. Amerika: A. Pearson
Education Company
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya
------- 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Bandung: Citra Umbara

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI


JUDUL
STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK KARTIKA JAYA II.22
LUBUKLINGGAU

TUGAS INDIVIDU
Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Menempuh Mata Kuliah Manajemen Satuan Pendidikan (MSP)
Pada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas
Bengkulu
Semester III Tahun Akademik 2015/2016

Dosen Pengampu: Dr. Osa Juarsa, M.Pd

Oleh
EFRIYANI
A2K142020
PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSTAS BENGKULU
2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan
Tujuan Pembahasan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
Paradigma Penelitian

.......................................
......................................
......................................
.......................................
......................................
......................................

1
1
3
3
4
4

......................................

21

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Subyek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
D. Analisis Data
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Saran

....................................... 23
......................................

23

......................................

23

......................................

25

....................................... 26
......................................

39

....................................... 39
......................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

40

Alhamdulillah saya panjatkan kehadiarat Ilahi Robbi Yang Mahasuci dan


Mahaagung. Tersampai salam untuk junjungan Rasulullah saw beserta keluarga
dan para sahabatnya. Amien.
Dalam upaya pemenuhan ketercapaian dalam tujuan pendidikan adalah
peningkatan kompetensi pedagogic bagi guru. Hal ini tentu saja bukan proses
yang instan dan perlu melibatkan sejumlah orang yang bersinergi dalam upaya
melaksanakan tugas yang saling kerkaitan dengan tujuan peningkatan mutu
pendidikan sekolah. Dengan melibatkan sejumlah orang dalam perencanaan, di
samping cukup banyak yang ikut serta berpikir, akan menghasilkan kinerja yang
sinergi dalam upaya peningkatan kompetensi itu. Saya menyadari bahwa dalam
melakukan kegiatan ini masih banyak kekurangannya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Dr. Osa Juarsa,
M.Pd dan sekaligus, yang telah memberikan wawasan keilmuan dalam menempuh
program studi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat
menyambut dengan pikiran terbuka untuk setiap kritik dan saran untuk
tercapainya tujuan dari pembuatan makalah ini.

Lubuklinggau, 5 Maret 2016

Penulis

LAMPIRAN
1. Pendataan Siswa

2. Pendataan Guru

3. Pendataan Inventaris

4. Peneliti bersama guru TK Kartika Jaya II.22

Anda mungkin juga menyukai