Disusun oleh:
Imti Khanah (7115018)
D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya pada
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Etika
demi
memberikan
bimbingan
dan
pengarahan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................
Kata Pengantar.....................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang
sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini
merupakan suatu perubahan yang sangat mendasar dan konsepsional, yang
mencakup seluruh aspek keperawatan baik aspek pelayanan atau aspek-aspek
pendidikan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta kehidupan keprofesian dalam keperawatan.
Perkembangan keperawatan menuju keperawatan profesional sebagai
profesi di pengaruhi oleh berbagai perubahan, perubahan ini sebagai akibat
tekanan globalisasi yang juga menyentuh perkembangan keperawatan professional
antara lain adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan yang pada hakekatnya harus diimplementasikan pada perkembangan
keperawatan professional di Indonesia. Disamping itu dipicu juga adanya UU No.
23 tahun 1992 tentang kesehatan dan UU No. 8 tahun 1999 tentang perkembangan
konsumen sebagai akibat kondisi sosial ekonomi yang semakin baik, termasuk
latar belakang pendidikan yang semakin tinggi yang berdampak pada tuntutan
pelayanan keperawatan yang semakin berkualitas.
Dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga perawat professional
senantiasa memperhatikan etika keperawatan yang mencakup tanggung jawab
perawat terhadap klien ( individu, keluarga, dan masyarakat ).selain itu , dalam
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas tentunya mengacu pada
standar praktek keperawatan yang merupakan komitmen profesi keperawatan
dalam melindungi masyarakat terhadap praktek yang dilakukan oleh anggota
profesi dalam hal ini perawat.
Dalam menjalankan tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan
kesalahan
yang
dapat
merugikan
klien
sebagai
penerima
asuhan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Malpraktek
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu
berkonotasi yuridis. Secara harfiah mal mempunyai arti salah sedangkan
praktek mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktek berarti
pelaksanaan atau tindakan yang salah. Meskipun arti harfiahnya demikian tetapi
kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan
yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi.
Sedangkan definisi malpraktek profesi kesehatan adalah kelalaian dari
seorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu
pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan
terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
Malpraktek juga dapat diartikan sebagai tidak terpenuhinya perwujudan hak-hak
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik, yang biasa terjadi dan
dilakukan oleh oknum yang tidak mau mematuhi aturan yang ada karena tidak
memberlakukan prinsip-prinsip transparansi atau keterbukaan,dalam arti, harus
menceritakan secara jelas tentang pelayanan yang diberikan kepada konsumen,
baik pelayanan kesehatan maupun pelayanan jasa lainnya yang diberikan.
Dalam
memberikan
menginformasikan
kepada
pelayanan
wajib
bagi
pemberi
konsumen
secara
lengkap
dan
jasa
untuk
komprehensif
tindakan-tindakan
yang
dilakukan
dengan
sengaja
(criminal
b.
2.
3.
kurangnya
informasi
yang
diperoleh
dari
rencana
keperawatan.
4.
errors,
termasuk
tindakan
kegagalan
kolaborasi,
menginteipretasikan
kegagalan
melakukan
dan
asuhan
a. Criminal malpractice
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpractice
manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni :
1)
2)
Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) yang berupa
kesengajaan (intensional), kecerobohan (reklessness) atau kealpaan
(negligence).
melaksanakan
kewajiban
atau
tidak
memberikan
prestasinya
2)
3)
4)
2)
3)
4)
seorang
tenaga
perawatan
melakukan
asuhan
keperawatan
menyimpang dari apa yang seharusnya atau tidak melakukan apa yang
seharusnya
dilakukan
menurut standard
profesinya,
maka
tenaga
hal ini jari yang putus dapat dijadikan fakta yang secara tidak langsung
dapat membuktikan kesalahan tenaga perawatan, karena:
1) Jari bayi tidak akan terpotong apabila tidak ada kelalaian tenaga
perawatan.
2) Membetulkan jarum infus adalah merupakan/berada pada tanggung
jawab perawat.
3) Pasien/bayi tidak mungkin dapat memberi andil akan kejadian
tersebut.
defence,
dengan
mengajukan
bukti
untuk
menangkis/
bukti bahwa yang terjadi bukan disengaja, akan tetapi merupakan risiko
medik (risk of treatment), atau mengajukan alasan bahwa dirinya tidak
mempunyai sikap batin (men rea) sebagaimana disyaratkan dalam
perumusan delik yang dituduhkan.
b.
loquitur),
apalagi
untuk
membuktikan
adanya
tindakan
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Jumat 25 November 2011 - Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah yang
dialami bayi berusia lima minggu asal kampung Nanu, Desa Buar, Kecamatan
Rahong Utara, Manggarai-NTT, yang dirawat di ruang Teratai Rumah Sakit
Umum Daerah Ruteng, lantaran menderita sakit jantung bawaan sejak lahir.
Tapi baru tiga hari dirawat, buah hati pasangan Yofita Ubut dan Bosko Raka itu
harus menanggung derita baru. Jari kelingking tangan kirinya putus. Diduga
terpotong gunting seorang perawat yang akan memperbaiki selang infus.
Insiden itu terjadi pada Rabu sore, 23 November sekitar pukul 17.00 Wita.
Seorang perawat senior, tidak sengaja memotong jari kelingking bayi itu dengan
gunting. "Sedang menggunting plester pada tangan kiri si bayi. Saat siap
menggunting, tangan bayi spontan bergerak, dan kelingking kirinya putus tepat
diruas ke dua,".
Tidak lama setelah insiden itu, dokter ahli bedah langsung melakukan operasi
penyambungan jari kelingking si bayi. Jari itu dipastikan sudah tersambung
kembali, dan tinggal menunggu perkembangan.
3.2 Analisa
Dari kasus diatas , perawat telah melanggar etika keperawatan yang telah
dituangkan dalam kode etik keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat
Nasional Indonesia dalam Musyawarah Nasionalnya di Jakarta pada tanggal 29
November 1989 khususnya pada Bab I, pasal 1, yang menjelaskan tanggung
jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat) dimana perawat
tersebut tidak hati-hati dalam melaksanakan tindakan, dalam hal ini memperbaiki
infus. Sehingga mengakibatkan terjadinya hal yang membahayakan pasien.
Selain itu perawat tersebut juga melanggar bab II pasal V,yang bunyinya
Mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas,
serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungan dengan keperawatan
dimana ia tidak mengutamakan keselamatan kliennya sehingga mengakibatkan
kliennya terluka.
Disamping itu perawat juga tidak melaksanakan kewajibannya sebagai
perawat dalam hal Memberikan pelayanan/asuhan sesuai standar profesi/batas
kewenangan.
Dari
kasus
tersebut
perawat
telah
melakukan
kelalaian
yang
lama
satu
tahun.Ayat
(2)
Barangsiapa
karena
kealpaannya
selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah.
3. Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan
(misalnya: dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis dan Iain-lain) apabila
melalaikan peraturan-peraturan pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau
luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula.Pasal 361 KUHP
menyatakan:Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini di-lakukan dalam
menjalankan suatu jabatan atau pencaharian, maka pidana ditambah dengan
pertiga, dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan
pencaharian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan
supaya putusnya di-umumkan.Pertanggung jawaban didepan hukum pada
criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan oleh sebab itu
tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana
kesehatan.
Selain pasal tersebut diatas, perawat tersebut juga telah melanggar Pasal 54 :
1. Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melak-sanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
2. Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
3.2 Saran
1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan , hendaknya berpedoman pada
kode etik keperawatan dan mengacu pada standar praktek keperawatan.
2. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi 3 area yang memungkinkan
perawat berisiko melakukan kesalahan, yaitu tahap pengkajian keperawatan
(assessment errors), perencanaan keperawatan (planning errors), dan tindakan
intervensi
keperawatan
(intervention
errors)
sehigga
nantinya
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ameln,F., (1991), Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Jakarta: Grafikatama Jaya,
Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga:
Jakarta: EGC.
Craven & Hirnle. (2000). Fundamentals of nursing. Philadelphia. Lippincott
Dahlan, S.(2002) Hukum Kesehatan, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Huston, C.J, (2000). Leadership Roles and Management Functions in
Nursing; Theory and Aplication; third edition: Philadelphia: Lippincott.
Kozier.
(2000). Fundamentals
of
Nursing :
concept
theory
and