Makalah Manajemen Pemeliharaan Mesin
Makalah Manajemen Pemeliharaan Mesin
Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin produksi, tetap saja
banyak industri/ pabrik berskala besar maupun kecil yang mengabaikannya. Ini dikarenakan
industri/pabrik tersebut hanya memandang dari segi biaya dan waktu jangka pendek yang akan
dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, tanpa mempertimbangkan kerugian yang
mungkin akan diderita apabila pemeliharaan mesin tidak dilakukan. Oleh karena itu, studi
manajemen pemeliharaan mesin-mesin produksi ini perlu dilakuakan untuk mengetahui besar
perhatian pabrik dalam menerapkan system manajemen pemeliharaan mesinnya.
BAB II
ISI
MANAJEMEN
A. Definisi Manajemen
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dengan kenyataanya tidak ada definisi yang
digunakan secara konsisten oleh semua orang. Berikut ini beberapa definisi manajemen yang
dikemukakan oleh para ahli dalam Handoko ( 1989 ).
1. Marie Parker mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain.
2. Stoner menyatakan definisi manajemen yang lebih kompleks, yaitu manajemen adalah proses
perencanaan , pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
3. Luther Gillick mendefinisikan sebagai manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan
( sciene )yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaiman manusia
bekerja bersama untu mencapai hasil tujuan dan membuat system kerja sama ini bermanfaat bagi
kemanusiaan.
Berdasarkan uraian diatas , dapat disimpulkan bahwa definisi manajemen adalah bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi perencanaan ( planning ), pengorhanisasian ( organizing ),
penyusunan personalia/ pegawaian ( staffing ), pengarahan dan kepemimpinan ( leading ), dan
pengawasan ( controlling ) (Handoko, 1989 ).
B. Fungsi manajemen
Menurut Manullang ( 2002 ), fungsi manajemen dapat didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Bila dilihat dari sudut proses atau urutan
pelaksanaan aktivitas tersebut, maka fungsi fungsi manajemen-manajemen itu dibedakan
menjadi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan.
1. Perencanaan ( Planning )
Perencanaan merupakan fungsi menyusun serangkaian tindakan yang ditentukan sebelumnya
agar tercapai tujuan-tujuan organisasi. Perencanaan dilakukan untuk menghindari pekerjaan rutin
supaya kejadian mendadak dapat diperkecil.
2. Organisasi ( Organizing )
Definisi oraganisasi dapat dibedakan menjadi dua, tergantung dari sudut pandangannya.
Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan, sementara dalam arti bagan atau struktur , organisasi merupakan gambaran
secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari hubungan hubungan , kerjasama
dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha untuk mencapai suatu tujuan.
3. Penyusunan ( Staffing )
Fungsi penyusunan ( staffing ) disebut juga dengan fungsi personalia meliputi tugas-tugas
memperoleh pegawai, menunjukkan pegawai , dan memanfaatkan pegawai. Fungsi adalah fungsi
setiap manajer yang berhubungan dengan para pegawai dilingkungan pimpinannya agar para
pegawai terdorong untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya untuk merealisasikan
dengan tujuan perusahaan atau tujuan aktivitas yang didampinginya.
4. Pengarahan (directing)
Bila rencana pekerjaan sudah tersusun, sturuktur organisasi sudah ditetapkandan posisi atau
jabatan dalam struktur organisasi tersebut sudah diisi, maka kegiatan yang harus dilakukan
pimpinan selanjutnya adalah menggerakkan bawahan, mengkoordinasi agar apa yang menjadi
tujuan perusahaan dapa diwujudkan. Menggerakkan bawahan milah yang dimaksud dengan
mengarahkan (directing) bawahan.
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan,menilainya, dan bila perlu mengkoreksi dengn maksud supaya peaksanaan sesuai
dengan rencana semula.
Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1992), fungsi pengawasan kegiatan produksi dapat
dibagi dalam:
a. Supervisi, yang menjamin agar kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan baik
b. Pembandingan, berusaha mengecek apakah hasil kerja sesuai dengan yang dikehendaki
c. Koreksi, berusaha untuk menhilangkan kesulitan-kesulitan/penyimpanga-penyimpangan baik
pekerjaan maupun merubah rencana yang terlalu berlebihan.
PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
A. Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan fungsi yang pentin dalam suatu pabrik. Sebagai suatu usaha
menggunakan fasilitas/peraltan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan
menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana. Selain itu,
fasilitas/peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum
jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Pemeliharaan (maintenance), menurut The American Management Association, Inc. (1971),
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin sebagai
jadwal kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan periodic maintenance ini
jauh lebih berat dari routine maintenance (Assauri, 2004)
2. Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance)
Menurut Prawirosentono (2000 ), pemeliharaan korektif ( corrective maintenance adalah
peralatan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana.
Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas/ peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam
operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan lancer kembali. Sedikit berbeda dengan
pendapat sebelumnya, selain preventive maintenance dan corrective maintenance, Patton ( 1983 )
menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu pemeliharaan kemajuan ( Improvement
maintenance ), yang berfungsi untuk memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah mesin
ataupun pesanan.
Disamping pemeliharaan terencana ( planned maintenance ) yang telah dijelaskan sebelumnya,
terdapat pula pemeliharaan tidak terencana (unplanned maintenance ). Pemeliharaan tidak
terencana didefinisikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau
petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang
tidak layak. Pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa pemeliharaan darurat
( emergency maintenance ) yaitu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan
yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
( Prawirosentono,2000).
D. Organisasi Pemeliharaan
Menurut Taylor dalam Suharto ( 1991 ), organisasi adalah pengintegrasian sumber-sumber ,
seperti persoalan tekhnik, kondisi alam, serta keterlibatan personal. Untuk mendukung aktivitas
produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna, maka keberadaan suatu organisasi perawatan
mesin cukup dibutuhkan. Pada dasarnya organisasi perawatan mesin yang baik ialah bila tetap
memperhatikan problem-problem setempat dengan memperhatikan jenis operasi, kontinuitas
operasi, situasi geografis, ukuran pabrik, lingkup perawatan mesin dan kondisi tenaga kerja.
Konsep organisasi yang baik harus didasari beberapa pemikiran yang dimaksud berupa adanya
deskripsi kerja yang jelas dan tidak tumpang tindih untuk menghindari konflik, konsistensi
kekuasaan, membatasi jumlah orang dalam kepegawaian, serta kejelasan individu yang terlibat
dalam suatu organisasi ( Suharto,1991 )
1. Struktur Organisasi
Struktur adalah pola hubungan komponen atau bagian organisasi. Struktur merupakan susunan
subsistem dan komponen dalam ruang tiga dimensi pada suatu waktu . dapat dikatakan bahwa
struktur organisasi itu sifat relative stabil, statis, berubah lambat, dan memerlukan waktu untuk
penyesuaian penyesuaian ( Reksohadiprodjo,1993).
Pada suatu perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
perusahan. Perkembangan suatu perusahaan akan merubah struktur organisasi untuk menampung
perubahan yang diperlukan oleh manajemen. Dilapangan , salah satu yang diambil agar bagian
perawatan dapat berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram susunan organisasi. Diagram
ini penting untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan dalam lingkup kerjanya dengan tidak
mengabaikan rasa tanggung jawab serta kerja sama yang kompak dari semua personel yang
terlibat di dalam diagram tersebut, sehingga semakin jelas kepada siapa seorang pegawai harus
2. Tipe Organisasi
Siagian ( 1998 ) memaparkan bahwa ada lima tipe organisasi yang umum dikenal yaitu ,
organisasi lini, organisasi lini dan staf, organisasi fungsional, organisasi matriks, dan kepanitiaan.
1. Organisasi lini
Pengalaman menunjukkan bahwa tipe organisasi ini digunakan untuk organisasi yang masih
kecil dengan jumlah karywan yang sedikit dan produk dihasilkan tidak bervariasi. Pengetahuan
dan keterampilan yang dituntut dari para anggotanya dalam rangka penyelesaian tugas pekerjaan
belum spesifik serta masih dimungkinkan hubungan langsung antara pimpinan dengan
bawahannya.
2. organisasi lini dan staf
organisasi tipe ini sering disebut pula dikenal dengan istilah birokrasi mesin. Tipe ini cocok
digunakan oleh organisasi besar yang memiliki jumlah karyawan banyak dengan produk yang
dihasilkan bervariasi dimana para anggota oraganisasi sudah dituntutmemiliki pengetahuan dan
keterampilan yang spesialistik. Pada tipe lini dan staf ini telah terdapat stratifikasi dalam
hubungan atasan dan bawahan.
3. Organisasi Fungsional
Nama lain untuk tipe ini adalah birokrasi professional atau teknokrasi. Penyebab timbulnya tipe
ini adalah karena tuntutan tugas yang semakin spesialistik yang pada gilirannya memerlukan
tenaga pelaksana yang memahami segi teknologikal penyelesaian pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Cirri utama organisasi funsional adalah kompleksitas yang tinggi disertai
oleh standarisasi pekerjaan dengan pola penyebaran ( desentralisasi ) dalam pengambilan
keputusan. Kekuatan tipe ini terletak pada tersedianya tenaga-tenaga berkemampuan
teknologikal tinggi dalam pelaksanaan tugas berkat pendidikan dan pelatihan yang telah
ditempuh dan memungkinkan mereka menampilkan kinerja yang memuaskan asal diberi
kebebasan untuk bertindak.
4. Organisasi Matriks
Organisasi tipe matriks ini merupakan penggabungan fungsi dan produk suatu organisasi.
Keunggulan tipe ini adalah : 1) penempatan tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang spesialistik dalam suatu unit kerja, 2) dimungkinkannya pemanfaatan bidang-bidang
spesialisasi tertentu untuk kepentingan lintas produk, 3) mudah untuk melakuakn koordinasi
untuk kegiatan yang bersifat kompleks dan interdependen, dan 4) komunikasi yang lebih lancar.
5. Kepanitiaan atau adhokrasi
Biasanya digunakan dalam lingkungan birokrasi pemerintahan. Cirri utamanya adalah 1) struktur
panitia tidak kompleks, 2) formalisasi rendah atau bahkan tidak ada, 3) pola pengambilan
1. menentukan apa yang dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan
bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang memerlukan
pemeliharaan dan merupakan salah satunya alas an yang bisa dipertanggungjawabkan dalam
meminta pengeluaran biaya.
2. menetukan bagaiman asset atau sarana tersebut dapat dipelihara. Membuat jadwal
pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. System ini dapat dimulai
dengan melakukan pemeliharan terencana bagi beberapa mesin kunci dan kemudian diikuti
oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum.
3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi
pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini disiapkan terpisah untuk
masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan.
4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi,
biasanay dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan dan pemberhentian
pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan
dasar yang mutlak.
5. Membuat dan mengisi blanko laporan pemeriksaan yang dikutkan bersama spesifikasi
pekerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blanko ini dikembalikan ke kantor
perencana pemeriksaan.
Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenance yang dilakukan
berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan ( Maintenance Work Order System ), Sistem
Daftar Pengecekkan ( Check List System ), dan rencana triwulan. Work Order System yaitu
kegiatan maintenance yang dilaksanakn berdasrakan pesanan dari bagian produksi maupun
bagian-bagian lain. Check List Sytem merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat untuk
melakuakn kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin berkala. Rencan
kegiatan maintenance per triwulan dilaksanakn berdasarkan pengalaman-pengalaman atau
catatan-catatan sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki
( Prawirosentono, 2000).
G. Biaya Pemeliharaan
Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur pabrik,
keterampilan para operatorrnya,perlunya terus menjalankan pabrik tersebut memiliki peranan
yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan.
(Walley,1987).
Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan
penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu
produksi yang diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan korektif adalah
biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi
kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya penggantian
peralatan (Handoko,1987).
H. Produktivitas dan Efesiensi Pemeliharaan
Encyclopedia of Professional Management dalam Atmosoeprapto (2000) menyebutkan bahwa
produktivitas adalah suatu ukuran sejauh mana sumber-sumber daya digabungkan dan
dipergunakan dengan baik untuk dapat mewujudkan hasil-hasil tertentu yang diinginkan.
Produktivitas dapat dijabarkan sebagai hasil penjumlahan atau merupakan fungsi dari efektivitas
dan efesiensi.
Efektivitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana sasaran dapat dicapai,
sedangkan efesiensi menggambarkan bagaimana sumber-sumber daya dikelola secara cepat dan
benar. Efektivitas dan efesiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi
(Atmosoeprapto,2000).
Dalam mencapai efektivitas pemeliharaan mesin dan seluruh fasilitas produksi secara optimum,
maka prawirosentono (2000) membagi kegiatan maintenance menjadi lima kelompok pokok
yaitu, : 1) pemeliharaan mesin (mechanical maintenance), 2) pemeliharaan jaringan listrik
(electrical maintenance), 3) pemeliharaan instrumen (instrument maintenance), 4) perawatan
pembangkit listrik (electrical power maintenance), 5) bengkel pemeliharaan (workshop).
Siagian (2002) menyatakan bahwa prinsip efesiensi secara sederhana berarti menghindarkan
segala bentuk pemborosan. Efesiensi mesin merupakan rasio antara keluaran actual dan kapasitas
efektif. Kapasitas efektif adalah keluaran maksimum yang dapat dihasilkan mesin pada kondisi
nyata yang antara lain dipengaruhi oleh penjadwalan produksi, perawatan mesin, factor kualitas,
dan waktu istirahat operator. Keluaran actual adalah laju keluaran yang benar-benar dicapai. Laju
keluaran ini dipengaruhi kerusakan mesin, adanya produk cacat dan kekurangan bahan baku
(Stevenson, 1996 dalam Fachrurrozi,2002).
Masalah efesiensi dalam manajemen pemeliharaan lebih ditekankan pada aspek ekonomi dengan
memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan alternatif tindakan yang dipilih untuk
dilaksanakan sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Di dalam persoalan ekonomis
ini, perlu diadakan analisis perbandingan biaya antara masing-masing alternative tindakan yang
dapat diambil ( Assauri,2004).