teri Gram (-), flora tipe usus, dan beberapa organisme lainnya.
Riwayat infeksi telinga tengah
Sumbatan (secret,tumor,tampon)
Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba
Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibandi
ng yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang al
ergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteri atau toksin-toksinnya, namun
hal ini belum terbukti kemungkinannya.
Autoimune
Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi kelompok sos
ioekonomi rendah memiliki insiden OMSK yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir di
pastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, dan tempat ting
gal yang padat.
Hal-hal tersebut menyebabkan gangguan pada tuba eustachius. Terjadi perubahan te
kanan udara di telinga dari tekanan positif menjadi negative sehingga terbentukl
ah efusi. Efusi di liang telinga tengah dapat sembuh dengan sendiri. Dapat juga
terjadi otitis media efusi (OME) bila efusi tetap ada karena tuba eustachius tet
ap terganggu tetapi tidak terdapat infeksi. Bila tuba eusthacius tetap terganggu
dan terdapat infeksi maka terjadi otitis media akut (OMA). Otitis media akut da
pat sembuh sendiri tetapi dapat juga terus berlanjut menjadi otitis media supura
tif kronis (OMSK). Faktor predisposisi yang menyebabkan OMA dapat berlanjut menj
adi OMSK adalah sbb:
Terapi yang terlambat
Terapi yang tidak adekuat
Virulensi kuman tinggi
Daya tahan tubuh rendah
Hygiene yang kurang terjaga.
Pada anak, semakin sering terkena infeksi saluran napas, makin tinggi resiko ter
kena OMA yang bila penanganannya dan terapinya terlambat dan tidak adekuat dapat
berlanjut menjadi OMSK. Pada bayi terjadinya otitis media dipermudah karena tub
a eustachiusnya yang pendek, lebar dan horizontal.
PATOGENESIS
Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dengan perforasi membrane timp
ani yang sudah terjadi lebih dari 2 bulan. Berdasarkan perubahan mukosa tengah m
aka terdapat 5 stadium terjadinya Otitis Media Akut (OMA) yang bila berlangsung
terus-menerus selama 2 bulan dapat menjadi Otitis Media Supuratif Akut (OMSK).
1.
Tanda adanya oklusi tuba yaitu gambaran retraksi membrane timpani akibat terjadi
nya tekanan negative di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Kadang-kadan
g membrane timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat.
Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini susah dib
edakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.
2.
Pada stadium ini tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau sel
uruh membrane timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar dilihat.
3.
Stadium supuratif
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial
serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membrane t
impani menonjol (bulging) kea rah liang telinga luar. Pada stadium ini pasien ta
mpak sangat sakit,, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga bertamba
h hebat. Apabila tekanan pus di kavum tidak berkurang maka terjadi ischemia akib
at tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena keci
l dan nekrosis mukosa dan sub-mukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani tampak
sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan dan di tempat ini akan
terjadi rupture. Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringitomi) pada
stadium ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan pus kelua
r ke liang telinga luar.
4.
Stadium perforasi
Stadium resolusi
Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani perlahan-lahan a
kan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi maka secret akan berkurang dan
akhirnya kering. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan secret y
ang keluar terus-menerus atau hilang timbul.
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK. Pe
rforasi membrane timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik.
Perforasi sentral = Perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi p
erforasi masih ada sisa membrane timpani.
2. Perforasi marginal = Pada perforasi marginal ini maka sebagian tepi perforasi
langsung berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum.
3. Perforasi atik = Perforasi ini adalah perforasi yang terletak di pars flaksid
a.
JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
OMSK tipe aman (tipe mukosa/benigna) = Proses peradangan pada OMSK tipe aman ter
batas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang dan perforasinya terle
tak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbah
aya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.
OMSK tipe bahaya (tipe tulang/maligna), Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna y
aitu OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi pada OMSK tipe ini terlet
ak di marginal atau di atik, kadang-kadang juga terdapat kolesteatoma pada OMSK
dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi timbul pada OMSK tipe ini.
Berdasarkan secret yang keluar maka dikenal juga 2 jenis OMSK yaitu:
OMSK tipe aktif
OMSK tipe aktif merupakan OMSK dengan secret yang keluar dari kavum timpani seca
ra aktif.
OMSK tipe tenang
OMSK tipe tenang merupakan keadaan dimana kavum timpani terlihat basah atau keri
ng.
GEJALA KLINIS
1. Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tip
e jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali seb
agai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan inf
eksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak d
ijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret tel
inga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Se
kret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip
telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret
yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.
2. Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif
tulian tergantung dari besar dan
dan mobilitas sistem pengantaran
biasanya didapat tuli konduktif
Neomisin
Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus aure
us, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap gin
jal dan telinga.
Kloramfenikol
Obat ini bersifat bakterisid
sistemik antibiotik
Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan s
ekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penye
bab kegagalan yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi
2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi ka
dar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan k
uinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya b
unuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golo
ngan ini, misalnya golongan beta laktam. Terapi antibiotik sistemik yang dianjur
kan pada Otitis media kronik adalah:
Pseudomonas
: Aminoglikosida karbenisilin
P. mirabilis
: Ampisilin atau sefalosforin
P. morganii, P. vulgaris
: Aminoglikosida Karbenisilin
Klebsiella
: Sefalosforin atau aminoglikosida
E. coli
: Ampisilin atau sefalosforin
S. Aureus
: penisilin, sefalosforin, eritromisin, amin
oglikosida
Streptokokus
: Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglik
osida
B. fragilis
: Klindamisin
Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat deriv
at asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan
peroral. Tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golon
gan sefalosforin generasi III ( sefotaksim, seftazidinm dan seftriakson) juga ak
tif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. Terapi ini s
angat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun dapat meng
atasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut
Browsing dkk metronidazol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik ( sefaleks
in dan kotrimoksasol) pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam selama 2 minggu at
au 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu