PENDAHULUAN
umum
penulisan
laporan
kasus
ini
bertujuan
untuk
mampu
masalah,
mengumpulkan
membuat
dan
menganalisa
perencanaan
tindakan,
data,
dan
2
1.3. Metode dan Teknik Penulisan
Metode yang digunakan dalamm penyusunan laporan kasus ini
adalah metode deskriptif analitik yang dilaksanakan dengan pendekatan
proses perawatan sedangkan teknik dalam pengumpulan data yang penulis
perlukan diperoleh dari data studi lapangan, wawancara, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, study literatur dan dokumenter.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kasus ini terdiri dari.
Bab I
: Menguraikan
pendahuluan
mengenai
Latar
Belakang
: Menjelaskan tinjauan teoritis yang berisikan tentang teoriteori yang sesuai dengan judul
Bab III
Bab IV
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
Dalam beberapa jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dan
mungkin terdapat nyeri tekan sekitar titik NC burney kemudian dapat timbul
spasme otot dan nyeri lepas. Biasanya ditemukan demam ringan dan
leukositus moderat. Bila ruptur apendik terjadi nyeri seringkali hilang secara
dramatis untuk sementara.
2.3. KOMPLIKASI
a.
Perforasi
Terjadi pada 20% pasien rasa sakit yang bertambah demam tinggi
rasa nyeri yang menyebar dan jumlah leukosit yang tinggi merupakan
serta kemungkinan terjadinya perforasi.
b.
Peribritis
Difus atau umum peritoritis ini merupakan salah satu akibat perforasi
periroritis disertai rasa sakit yang hebat, rasa nyeri kembung, demam
serta keracunan.
c.
Abses Apendik
Merupakan sebab lain dari perforasi. Terasa suatu masa lunak
dikuadran kanan bawah atau di daerah peiris. Massa ini pula-pula
berupa piegme tetapi dapat berkembang menjadi rongga yang
mengandung nanah.
d.
2.4. PENGOBATAN
a. Persiapan sebelum operasi
1.
2.
5
3.
4.
b. Operasi
1.
Appendiktomi
merupakan
satu-satunya
pengobatan
3.
6
Pasien bisa meninggalkan rumah sakit atau keluar dari
perawatan RS dalam 3-5 hari sesudah operasi dan sudah
dapat aktif kembali seperti semula dalam jangka waktu 3
minggu.
2.
d.
Komplikasi
Infeksi terjadi pada 10% atau lebih penderita appendisitis
yang mengalami perperasi kalau insisi pada kulit ditutup primer
abses abdomen khususnya di daerah pelvis dan subfrenik
diakibatkan karena perperasi yang disertai dengan pentonitis.
Penyumbatan usus halus akibat adhesi dapat juga terjadi abses
hati merupakan akibat plebhitis.
2.5.
PROGNOSIS
Angka kematian 0-0,3% pada appendiksitis sederhana dan df atau
lebih pada yang sudah mengalami porferasi pada anak kecil dan orang tua
porferasi dapat menyebabkan kematian sekitar 10-15%. Porferasi dan
kematian diakibatkan karena pasien terlambat memeriksakan diri atau karena
keterlambatan ahli bedah atau dokter yang bersangkutan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN APPENDIKCITIS AKUT
DI RUANG PERAWATAN I RUMAH SAKIT DUSTIRA
CIMAHI
3.1.
Pengkajian
A.
Biodata
B.
Nama klien
: Tn.K
Umur
: 36 tahun
Jenis klamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Sunda / Indonesia
Alamat
No. Registrasi
: 2858 / HI / VI / 2005
Tanggal masuk
: 8-6-2005
Tanggal pengkajian
: 9-6-2005
Riwayat Penyakit
1.
8
2.
Keluhan utama *P
: Paliatiu/Provokatiu
Klien tidak mengetahui secara pasti penyebab dari
penyakitnya keluhan bertambah bila klien melakukan
aktivitas dan terasa berkurang jika klien menarik
nafas panjang.
: Qualitas
Nyeri pada perut kanan bawah
: Region
Nyeri dimulai dari ulu hati menjalar ke bawah dan
kemudian menutup ke prut kanan bawah
: Skala
Nyeri
mendadak
pada
perut
kanan
bawah
mengganggu aktivitas
T
: Time
Nyeri terasa bila melakukan aktivitas dan berkurang
bila tidak melakukan aktivitas
3.
4.
5.
6.
Struktur Keluarga
Klien merupakan anakan bungsu dari 4 bersaudara dan telah
menikah dikarunia 5 orang anak. Anak pertama telah menikah
dan sekarang kien tinggal bersama istri 4 orang anaknya yang
belum menikah.
9
GENOGRAM KELUARGA Tn.K
KETERANGAN
:
Laki-laki
Perempuan
Klien
Hubungan Pernikahan
Tinggal Serumah
Meninggal
10
C.
NO
POLA
1 Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Jenis
Nafsu makan
Pantangan
2.
3.
4.
D.
DI RUMAH
DI RUMAH SAKIT
3x/hari
3x/hari
Nasi, sayur dan lauk ML
1 porsi habis
porsi habis
Tidak ada
Tidak ada
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Keluhan
6-7 gelas/hari
Air putih
Tidak ada
6-7 gelas/hari
Air putih
Alkohol dan asem
Pola Eliminasi
a.
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan
1 x/hari
Lembek
Kuning tengguli
Tidak ada
1 x/hari
Lembek
Kuning tengguli
Tidak ada
Jam 14.00-15.00
Jam 22.00-04.00
Personal Hygiene
a. Mandi
b.Gosok gigi
c.Keramas
Pemeriksaan fisik
1.
Keadaan umum
: Agak lemah
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda Vital
TD
: 130/90 mmHg
: 20 x/menit
: 80 x/menit
BB
: 59 kg
: 37 oC
TB
: 160 cm
11
2.
Kepala
a.
b.
Rambut
Kebersihan
: Nampak bersih
Alopesia
Distribusi
: Lebat merata
Mata
Bentuk
Konjungtiva
: Tidak anemis
Skelera
: Tidak kretik
Palpebra
d.
e.
Hidung
Bentuk
Sekret
Polip
Suara nafas
Alat bantu
Telinga
Bentuk
Kebersihan
Kelainan
Fungsi
Mulut
Bentuk
Kebersihan
: Tampak bersih
Kelainan
Alat bantu
12
Bibir
Warna
: Kemerahan
Lesi
Mukosa
: Lembab
Gigi
Caries
Gigi palsu
Kelainan
: Tidak ada
Lidah
f.
Warna
: Kemerahan
Lesi
:Tidak Ada
Tonsil
Pharinx
Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak teraba pembesaran
g.
Pembesaran jugalaris
Dada
Thorax
Pernafasan
h.
: Diafragma
Abdomen
Bentuk
: Simetris
Acites
: Tidak ada
13
Luka operasi
Nyeri tekan
i. Genetalia
j.
Testis
: Ada
Lesi
: Tidak ada
Kelainan penis
Pemasangan kateter
: Tidak terpasang
: Tidak ada
Kelumpuhan
: Tidak ada
Fraktur
: Tidak ada
Amputasi
: Tidak ada
Varises
: Tidak ada
Infus
k. Kulit
Warna
: Sawo matang
Kbersihan
: Bersih
Turgor
E.
Data Penunjang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH
NORMAL
HB
13,6 gr%
13-16 gr%
Al
7,0 rb/mm3
4,0-10,0 rb/mm3
At
40%
38-47%
14
PEMERIKSAAN URINE
Leukosit
5-8
Eritrosit
2-3
Epitel
3-6
Co Oxalat
2-5
Warna
THERAPY
Infus NaCl
Amoxilin
3x1 gr
Posntand
F.
Data Psikososial
Interaksi klien terhadap perawat, dokter baik. Klien dapat beradaptasi
dengan lingkungan.
G.
Data Spiritual
Klien beraga Islam taat menjalankan ibadah dan selalu berdoa untuk
kesembuhan penyakitnya.
15
3.2.
NO
1.
Analisa Data
DATA
ETIOLOGI
Terputusnya jaringan
akibat operasi
Ds. :
pada
daerah
lokal
MASALAH
Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
Terasa nyeri
operasi
Do :
Klien tampak kesakitan
dan klien gelisah
2.
Ds :
Klien
tidak
bisa
Gangguan
aktivitas
melakukan aktivitas
aktivitas sehari-hari
Do :
Klien bedrest dan dalam
aktivitas dibantu
3.
Ds :
Klien mengatakan rasa
gatal dan oanas pada
daerah
operasi
terjadi infeksi
Balutan tampak kotor
serta
Do :
Potensial
16
Prioritas Masalah
1.
2.
3.
3.3.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
17
3.4.
NO
1
Proses Keperawatan
DIAGNOSA
PERENCANAAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
TUJUAN
KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyman nyeri -Klien
merasa Atur posisi tidur Dengan mengatur Menidurkan
Klien
tenang
sehubungan
dengan nyaman
dan dan
dengan
klien -Klien
tampak
kesakitan
gelisah
Gangguan aktivitas sehari- Aktivitas
post
sehubungan
ops
tidak terganggu
jangan
merasa
dan nyaman
banyak
bergerak
yang
tidak
sehari- Bantu
klien Pasien
untuk
ditandai
melakukan
aktivitas
hari(BAB,
terjadi
infeksi Tidak
Potensial
tidak
dan
3
tidur dan
kesakitan
-Klien
hari
pergerakan
dan tampak
gelisah
sehari-hari
sehari
seperti mandiri
personal
hygiene)
terjadi -Ganti balutan
melakukan
BAK
dapat
personal
-Dengan
hygiene
-Mengganti
Infeksi
tidak
18
dan
daerah luka
betadine
-Luka berih
-Tidak
ada
berikan diharapkan
tidak
gatal
klien -Membersihkan
panas septik
tanda-tanda
infeksi
ops.
-Dengan
membersihkan luka
diharapkan
cepat kering
luka
dapat kering
3.5.
Catatan Perkembangan
NO.
1
TANGGAL
2
CATATAN PERKEMBANGAN
3
4-6-2002
4/6/2002
4/6/2002
PARAF
4
19
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi
walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun paling sering
orang dewasa muda. Sebelum era antibiotik mortalitas penyakit ini tinggi.
Pembahasan kasus lebih ditekankan pada riwayat kesehatan klien,
riwayat kesehatan keluarga, data biologis, pemeriksaan fisik, data psikologis,
menganalisa data dan melaksanakan tindakan keperawatan hingga pada
tahap evaluasi dan catatan perkembangan. Tujuan pemulangan adalah :
a.
b.
Cedera dicegah.
c.
d.
e.
20
4.2.
Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Apendisitis
21
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Jakarta.
4.
5.
6.
22