Anda di halaman 1dari 20

Modul Metodologi Penelitian

LBM 3 (rencanakan penelitian dengan design yg logis)


Step 1
-

Penelitian observasional
Penelitian yg tidak dilakukan manipulasi/intervensi atau subyek
yang diteliti. Biasanya hanya melakukan pengamatan saja
Biasanya yg diamati angka kejadian atau insiden dari suatu
masalah/kejadian
Kriteria inklusi
Karakteristik umum subyek penelitian pada populasi
Kriteria eksklusi
Sebagian subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi tetapi
harus dikeluarkan dari studi karena ada keadaan atau penyakit lain
yg mengganggu ataupun subyek yang menolak berpartisipasi
Design penelitian
Keseluruhan perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian
dan mengantisipasi berbagai kesulitan yang mungkin timbul selama
proses penelitian
Finit
Terbatas
Kuesioner
Salah satu alat ukur yang didasarkan pada laporan tentang diri
sendiri/self report atau setidak tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi
Populasi
Keseluruhan jumlah obyek atau subyek yg diteliti sesuai dengan
karakteristik tertentu
Merupakan darimana sample akan diambil
Sample
Bagian dari populasi yang dipilih secara acak dengan cara tertentu
Valid
Sesuai / tepat dengan apa yg diukur
Ketepatan dan kecermatan dari alat ukur yg digunakan
Reliable
Pengukuran yang memiliki konsistensi bila pengukurannya dilakukan
secara berulang
Akurasi,konsistensi dan stabilitas dari pengukuran
Step 2
1. Apa fungsi dari design penelitian?
2. Apa saja macam-macam design penelitian?
3. Apa saja kriteria dasar design penelitian?
4. Bagaimana cara menentukan design penelitian?
5. Apa saja macam-macam populasi?

6. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan


populasi?
7. Apa saja syarat-syarat sampel?
8. Apa saja syarat sampling yang baik?
9. Bagaimana cara pengambilan sampel yang tepat?
10. Jelaskan cara menetapkan validitas dan realibilitas dalam
penelitian?
11. Bagaimana bisa dikatakan kriteria inklusi dan eksklusi?
12.
Apa saja jenis atau macam alat ukur?
13. Bagaimana cara menetapkan kuesioner yang baik?

Step 3
1. Apa fungsi dari design penelitian?
Berperan sebagai pedoman atau acuan peneliti
Sarana peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
peneliti dengan sahih , obyektif,akurat
Alat peneliti untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai
variabel yang berpengaruh terhadap suatu penelitian
Fungsi utama : hipotesis diuji, tujuan nya untuk menilai hipotesis
itu apakah itu valid dan reliable langkah awalnya : design
penelitian yg tepat
Untuk mengantisipasi masalah yg muncul dipenelitian, Isinya ada
prosedur pengumpulan data dan cara menganalisis data
2. Apa saja macam-macam design penelitian?dicari kelebihan dan
kelemahan?alasan mengapa design itu dipilih?diperdalam lg
ya ...
Ada 2 jenis penelitian : eksperimen dan observasional

Eksperimen : ada perlakuan


Brdsrkn proses : murni dan kuasi
Murni : peneliti bisa mengendalikan semua v.luar
Ada 3 design :
1. post test group design : pengujiannya dilakukan setelah diberikan
intervensi
2. pre post group design : pengujiannya dilakukan sblm dan ssdh
dilakukan intervensi
3. solomon
dibagi 4 group:
2 group pertama sblm dan setelah intervensi
2 group lainnya : hanya setelah intervensi saja diujinya

penelitian koasi
peneliti tidak bsa mengendalikan semua v.luar
Observasional : tdk ada perlakuan. Ada 2 :
Deskriptif

Menjelaskan keadaan (who,where,when)


Ex : prevalensi anemia pada ibu hamil
Tdk membuktikan hipotesis
Analitik : case control, cohort, cross sectional
(who,where,when + why)
Ex : faktor yg mempengaruhi kejadian anemia pada bumil
Membuktikan hipotesis
Cros sectional : mempelajari hub var.bebas dan tergantung
yg pengukurannya dilakukan hanya sekali
Case control : efek diidentifikasi dulu baru FR, retrospektif,
penelitian >1x
Cohort : kebalikan case control, waktunya lebih lama,
prospektif
3. Bagaimana cara menentukan design penelitian yang baik?

Menentukan masalah
Menentukan sumber data : primer(data utama),
sekunder(pendukung data primer)
Teknik pengambilan data
Membuat hipotesis
Menentukan jenis penelitian : eksperimental/observasinal
Melakukan pendekatan sesuai masalah yg diteliti
Menentukan variabel penelitian
Tentukan populasi dan sampel
Tentukan analisis data : kualitatif/kuantitatif
4. Apa saja macam-macam populasi?
1. Populasi target : sasaran akhir dari penerapan hasil penelitian
Kalo pada penelitian klinis dibatasi oleh demografi (jenis
kelamin,usia), tempatnya bisa dimana aja
Ex : pasien kanker hati usia <30 tahun
2. Populasi terjangkau : populasi yg merupakan bagian populasi
target yg dapat dijangkau oleh peneliti
Biasanya dibatasi oleh waktu dan tempat, populasi bisa
dijangkau oleh peneliti
Ex : pasien kanker hati usia <30 tahun yg berobat di RSISA
periode 2010-2011

Boleh ga populasi target ada tempatnya?????


Target semarang, terjangkaunnya RSISA
Target jakarta , terjangkaunya RSCM
5. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan
populasi?

Identifikasi kesatuan analisis : satuan subyek terkecil yg akan diamati


dalam penelitian
ex : karies gigi identifikasi : gigi masing2 orang atau yg memang
sudah sakit karies
penetapan batas batas keluasan populasi. Ex : demografi,usia, jenis
kelamin, ras
pemahaman tentang kondisi subyek
kita tau distribusi homogenitasnya gmn?heterogen?
6. Apa saja syarat-syarat sampel?
Relevansi penetapan derajat dari permasalahan penelitian : jd ada
hubungannya
Representatif sample terhadap populasi dimana samplenya itu
benar2 mewakili populasi
Untuk bisa dikatan representatif:
1. Kecukupan jumlah sample
2. Metode sampling yg digunakan berdasarkan equal chance /
punya kesempatan yg sama untuk dijadikan sample
Faktor yg mempengaruhi representatif :
1. Homogenitas populasi makin homogen makin
representatif
2. Jumlah sample yg dipilih makin banyak makin
representatif
3. Banyaknya karakteristik subyek yg dipelajari Makin
banyak karakteristik semakin tidak representatif??
4. Adekuatitas teknik pemilihan sample
2 pertanyaan yang diajuan apabila kita ingin menentuka
apakah sample itu representatif?
1. Apakah karakteristik sample sama dengan karakteristik
populasi?
Jika Ya representatif
2. ?

Obyektif
Validitas Apa saja yg harus dipertimbangkan?
Beda sampel sama sampling???
Sampling : cara mengambil sampel
Bagaimana kedudukan sample terhadap populasi?
Sample itu mewakili/merepresentasikan populasi

7. Apa saja syarat sampling yang baik?


Menyamakan sample . ex : jika populasinya heterogen nanti
dihomogenkan dulu biar hasilnya representatif
8. Bagaimana cara pengambilan sampel yang tepat?

A. Tentukan tujuan penelitian arah untuk perjalanan penelitian


B. Menentukan batasan2 populasi :
C. Teknik sampling :
Random
Dibagi jd :
1. simple random sampling : diambil secara acak,syaratnya
homogen
2. sistematic random sampling : sama kyk random tp diitung dulu
intervalnya
3. stratifikasi random sampling : boleh heterogen. Caranya,
identifikasi lalu dibuat strata
4. cluster sampling : perwilayah (kecamatan, kelurahan, RW,RT)
Non random :
Dibagi jadi:
1. Purposive sampling : terserah peneliti, tp hrs tau sifat2 populasi
itu gmn
2. Quota sampling : asalkan kuota sudah terpenuhi (berdasarkan
kuota)
3. Accidental sampling : faktor kebetulan
D. Menentukan besar sample
Rumusnya??
Cari skema, keterbatas, kelebihan !
9. Kesalahan apa saja yg dapat terjadi dalam pengambilan sample?
10.
Bagaimana bisa dikatakan kriteria inklusi dan eksklusi?
11.
Apa saja jenis atau macam alat ukur (instrumen)?
12.
Bagaimana alat ukur (instrumen) bisa dikatakan valid dan
reliable dalam penelitian?hubungan valid dan reliabel?
13. Bagaimana cara menetapkan kuesioner yang baik?

Step 4
Concept mapping

Desain
penelitian

Observasional

Eksperimenta
l

Subyek
penelitian

Sbyek
penelitian

populasi

populasi

sample

Alat ukur

hasil

diolah

sample

Alat ukur

STEP 7
1. Apa fungsi dari design penelitian?
Sarana bagi peneliti utk memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian
Alat bagi peneliti utk dapat mengendalikan/mengontrol berbagai
variable yg berpengaruh atau berperan dalam suatu penelitian
Untuk mengekpresikan suatu struktur permasalahan penelitian
dan rencana investigasi yg digunakan utk memperoleh bukti2 yg
empiris yg berkaitan dgn permasalahan
Membantu penelitian utk mendapatkan jawaban atas pernyataan
yg sahih, tepat, objektif, akurat dan hemat
2. Apa saja macam-macam design penelitian?dicari kelebihan dan
kelemahan?
Berdasarkan atas proses bagaimana variabel penelitian diiamati,
penelitian kedokteran dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
PENELITIAN EKSPRIMENTAL
Ialah penelitian yg observasinya dilakukan terhadap efek dari
manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (variabel)
subyek penelitian.
Dikenal 2 macam penelitian eksperimental :
1)

Penelitian eksperimental MURNI


Penelitian eksperimental murni adalah penelitian yg
memungkinkan peneliti mengendalikan hampir semua variabel
luar (variabel pengacau), sehingga perubahan yg terjadi pada
efek (variabel yg dipelajari) hampir sepenuhnya karena
pengaruh perlakuan (variabel eksperimental).

2)

Penelitian eksperimental KUASI/ SEMU


Penelitian eksperimental kuasi adalah bila peneliti tidak mungkin
mengontrol semua variabel luar, sehingga perubahan yg terjadi
pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan.

PENELITIAN NON EKSPERIMENTAL


Ialah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri
(variabel) subyek menurut keadaan apa adanya (in nature), tanpa
ada manipulasi atau intervensi peneliti.

Dalam bidang kedokteran, dikenal beberapa macam penelitian yang


terpilah secara tumpang-tindih, yaitu
a.

Penelitian epidemiologik
Adalah jenis penelitian kedokteran yg mengkaji problema
kesehatan dengan menggunakan pendekatan komunitas.
Dengan penelitian ini dapat diungkap :
kejadian, distribusi dan determinan suatu penyakit
atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat.
- Faktor2 risiko apa yg berperan pada suatu status
kesehatan atau penyakit tertentu.
Secara umum, penelitian epidemiologik mempunyai 3
kegunaan :
-

1)

Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk


menyusun diagnosis komunitas atau diagnosis
kelompok.
2)
Untuk kepentingan penelusuran patogenesis
penyakit, yaitu mempelajari aspek etiologi dan
perkembangan penyakit
3)
Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu
sebagai sarana untuk menilai suatu tindakan pelayanan
kesehatan masyarakat tertentu.
Dikenal 2 macam penelitian epidemiologik, yaitu :
1.

Penelitian epidemiologik intervensi


Adalah penelitian eksperimental yg dilakukan
terhadap masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan
atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek
perlakuan tsb diobservasi, baik secara individual
maupun kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran
patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai
potensi untuk mengungkap mekanisme sebab-akibat
antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek
(penyakit atau status kesehatan tertentu). Sebagai
contoh terhadap angka kematian anak balita di suatu
daerah.

2.

Survei epidemiologik
Surve epidemiologik, baik deskriptif maupun
analitik (sbg penelitian epidemiologik non
eksperimental) kedalaman analisis mekanisme sebabakibat tidak dapat diperoleh. Hal ini disebabkan karena
pada survei epidemiologik observasi dilakukan pada

fenomena kesehatan (faktor2 risiko dan efek) dalam


keadaaan apa adanya, tanpa manipulasi.
Survei deskriptif. Ialah suatu penelitian yg tujuan
utamanya melakukan eksplorasi-deskriptif terhadap
fenomena kesehatan masyarakat, baik yang berupa
faktor resiko maupun efek. Penelitian ini hanya
menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena tsb,
tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa
fenomena tsb terjadi. Sebagai contoh misalnya, survei
angka kematian dan angka kelahiran pada suatu daerah
tertentu, atau survei tentang insidensi dan prevalensi
peyakit tertnetu di suatu daerah.
Survei analitik. Pada survei epidemiologik analitik,
peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan masyarakat itu terjaid, yaitu
dengan melakukan analisis dinamika korelasi antar
fenomen, baik antara faktor risiko dengan defek, antar
faktor risiko, maupun antar efek. Dari analisis korelasi
tsb dapat didekati seberapa besarkontribusi fakktor
tertentu terhadap kejadian efek yg dipelajari.
Dikenal 3 macam survei epidemiologik analitik,
yaitu
a)

Penelitian cross sectional


Merupakan penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor2 resiko dengan efek, dengan
model pendekatan atau observasi sekaligus pada
satu saat, atau point time aproach. Dengan
pendektan :satu saat bukan dimaksudkan
semua subyek diamati tepat pada saat yang sama
melainkan tiap subyek hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabel subyek pada saat
pemeriksaan.

b)

Penelitian case control


Model pendekatan yg digunakan pada
penelitian ini dan cohort ialah pendekatan waktu
secara longitudinal, atau period time approach.
Karakter subyek yang diobservasi bukan hanya
status pada saat dilakukan penelitian, tetapi
dilihat perkembangannya pada periode tertentu,

baik ke belakang (retropsektif) maupun ke depan


(prospektif).
Penelitian dilakukan dengan
mengidentifikasi subyek2 yg merupakan kasus
case adalah subyek dengan karakter efek positif
kemudian diikuti secara retrospektif ada tidaknya
faktor risiko (kausa) yg diduga berperan.
Penetapan ada tidaknya kontribusi pengaruh
faktor risiko terhadap terjadinya efek dilakukan
dengan membandingkan adanya faktor2 risiko tsb
pada subyek kontrol, yg juga dilihat secara
retrospektif. Kelompok subyek kontrol dipilih dari
individu yg sejauh mungkin sama kondisinya
dengan subyek kasus (dipilih secara matching),
kecuali individu tsb tidak menunjukkan adanya
penyakit atau status kesehatan tertentu yg diteliti
control adalah subyek dengan karakter efek
negatif.
c)

b.

Penelitian cohort
Pada penelitian cohort bukan efek yang
dipegang dulu, tetapi kausa (faktor risiko)
diidentifikasi, kemudian diikuti secara prospektif
sampai periode tertentu untuk kemudian
ditentukan ada tidaknya efek (penyakit atau
status kesehatan tertentu yg diteliti). Berbeda
dengan case control pada penelitian cohort yg
diidentifikasi dulu justru individu yg tidak
berpenyakit (karakter efek negatif), kemudain dari
mereka dipilih subyek2 dengan faktor risiko
(kausa) positif. Sebagai kelompok kontrol, diambil
individu2 yg tanpa kasus. Kedua kelompok diikuti
perkembangannya sampai periode tertentu,
selanjutnya dibandingkan banyaknya subyek yg
kemudian menjadi berpenyakit (efek positif) antar
kedua kelompok tsb.

Penelitian evaluatif
Adalah penelitian yg dimaksudkan untuk menilai tingkat
kesehatan, usaha penyehatan atau tindakan medik tertentu
yg ada pada masyarakat maupun di klinik. Dikenal 2 macam
penelitian evaluatif, yaitu :
1.

Review program

Bertujuan untuk menilai kelengkapan sarana atau


uupaya peningkatan kesehatan dalam masyarakat.
Reviu program tidak mengobservasi bagaimana
tingkat kesehatan anggota masyarakat, melainkan
mengobservasi program atau pelayanan penyehatan
tertentu.
Sebagai contoh upaya yg dinilai ialah : imunisasi,
abatisasi air, puskesmas atau institusi pelayanan
kesehatan lain.
Dari uraian diatas diketahui bahwa sesungguhnya
reviu program bukan merupakan suatu penelitian,
tetapi lebih merupakan suatu observasi atau survei
superfisial.
2.

Trial
Trial benar2 suatu jenis penelitian, oleh karena
langkah2 metodologik sebagaimana diuraikan didepan
dilalui. Tujuan utama trial ialah menilai atau menguji
suatu tindakan medik tertentu, baik yg dilakukan
terhadap individu maupun terhadap masyarakat
Dikenal 2 macam trial yaitu trial yang ditujukan pada
individu, disebut trial klinik dan yang ditujukan pada
masyarakat disebut trial program.

c.

Penelitian laboratorium
Adalah penelitian yg pelaksanannya dilakukan di laboratorium.
Penelitian bukan merupakan jenis penelitian mandiri atau
eksklusif, melainkan dapat merupakan penelitian apa pun
yang pengukurannya terutama dilakukan dilaboratorium.
(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN DAN
KESEHATAN. A. WATIKP)

3. Bagaimana cara menentukan design penelitian yang baik?


-

Menentukan masalah
Menentukan sumber data : primer(data utama),
sekunder(pendukung data primer)
Teknik pengambilan data
Membuat hipotesis
Menentukan jenis penelitian : eksperimental/observasinal
Melakukan pendekatan sesuai masalah yg diteliti
Menentukan variabel penelitian
Tentukan populasi dan sampel

Tentukan analisis data : kualitatif/kuantitatif


4. Apa saja macam-macam populasi?
Populasi target (=target population)
Populasi yg merupakan sasaran akhir penerapan hasil
penelitian, bersifat umum, dibatasi oleh karakteristik demografis
(kelompok usia, jenis kelamin) dan karakteristik klinis.
Contoh :
anak sehat
remaja pengguna narkoba
pasangan usia subur
neonatus dengan sepsis
efektivitas antibiotik baru A dengan antibiotik standar B
pada bayi yang menderita sepsis semua bayi yg
menderita sepsis (populasi target)

Populasi terjangkau (= accessible population) atau populasi


sumber (=source population)
Bagian populasi target yg dapat dijangkau peneliti, dibatasi
oleh tempat dan waktu.
Contoh :
Pasien Morbus Hansen yang berobat di RS Dwikora pada
tahun 1999.
Sudigdo Sastroasmoro. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis

5. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan


populasi?
-

Identifikasi kesatuan analisis : satuan subyek terkecil yg akan diamati


dalam penelitian
ex : karies gigi identifikasi : gigi masing2 orang atau yg memang
sudah sakit karies
penetapan batas batas keluasan populasi. Ex : demografi,usia, jenis
kelamin, ras
pemahaman tentang kondisi subyek
kita tau distribusi homogenitasnya gmn?heterogen?
6. Apa saja syarat-syarat sampel?
a. Ketergayutan (relevansi) penetapan

populasi

permasalahan penelitian.
b. Representativitas sampel terhadap populasi
Maksudnya ialah: bahwa pemilihan sampel

terhadap

inti

benar-benar

representatif menggambarkan populasi subyek penelitian.

c. Obyektivitas, validitas, dan reliabilitas observasi atau pengukuran


yang dilakukan
d. Ketergayutan (relevansi) data dengan jawaban yang dikehendaki.
Maksudnya ialah: seberapa jauh data penelitian yang diperoleh
dapat memberi penjelasan secara kuat dan adekuat terhadap
permasalahan penelitian yang dihadapi.
Dua pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui dan memahami
bahwa sampel yang digunakan benar-benar representatif :
1. Apakah karakteristik dari tiap kesatuan atau unit analisis
dalam sampel panelitian identik denga semua karakteristik
dalam populasi? Kalau ya, berarti sampel representatif.
2. Apakah tiap kejadian atau perubahan yang terjadi pada
subyek-subyek sampel (baik karena perlakuan maupun tidak),
juga identik dengan kejadian atau perubahan pada populasi?
Kalau jawaban ya, berarti sampel representatif.
Pratiknya, AW., 2003. Dasar-dasar metodologi penelitian
kedokteran Ed.1 Cet. 5. Jakarta; PT RajaGrafindo Persada.
2 pertanyaan yang diajuan apabila kita ingin menentuka
apakah sample itu representatif?
a. Apakah karakteristik dari tiap kesatuan atau unit analisis
dalam sampel penelitian identik dengan semua
karakteristik dalam populasi?
Ya representatif
b. Apakah tiap kejadian atau perubahan yang terjadi pada
subyek-subyek sampel , juga identik dengan kejadian atau
perubahan pada populasi?
Ya representatif
7. Apa saja syarat sampling yang baik?
8. Bagaimana cara pengambilan sampel yang tepat?
a. BESAR SAMPEL UNTUK DATA NUMERIK
Sampel tunggal untuk perkiraan rerata
Simpang baku nilai rerata dalam populasi, s [dari
pustaka]
Tingkat ketepatan absolut yg diinginkan, d
[ditetapkan peneliti]
Tingkat kemaknaan, z [ditetapkan peneliti]
2
z . s
n=
d

[ ]

Perkiraan besar sampel untuk beda rerata 2 kelompok


1) Uji hipotesis terhadap rerata 2 populasi independen
Simpang baku ke-2 kelompok, s [dari pustaka]
Perbedaan klinis yg diinginkan, x1-x2 [clinical
judgement]
Kesalahan tipe I, [ditetapkan peneliti]
Kesalahan tipe II, [ditetapkan peneliti]
2
( z + z ) s
n1=n2 = 2
( x x )

2) Uji hipotesis terhadap rerata 2 populasi berpasangan


Simpang baku dari rerata selisish, sd [dari
pustaka]
Selisih rerata ke-2 kelompok yg bermakna, d
[clinical judgement]
Kesalahan tipe I, [ditetapkan peneliti]
Kesalahan tipe II, [ditetapkan peneliti]
2
( z + z ) sd
n=
d

b. BESAR SAMPEL UNTUK DATA NOMINAL


1) Sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu
populasi
Proporsi penyakit atau keadaan yg akan dicari,
P [dari pustaka]
Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki,
d [ditetapkan peneliti]
Tingkat kemaknaan, [ditetapkan peneliti]
2
z PQ
2
n=
d
Nilai Q : (1-P); jadi bila P = 0,7 maka Q = 1-0,7
= 0,3
Rumus ini hanya berlaku bila proporsi P > 0,10
atau < 0,90 dan perkalian besar sampel (n)
dengan proporsi : nxP dan nxQ, keduanya harus
menghasilkan angka >5.
2) Besar sampel untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi
a) 2 kelompok independen

Proporsi efek standar P1 [dari pustaka], serta


proporsi efek yg diteliti P1 [clinical judgement]
Tingkat kemaknaan, z [ditetapkan peneliti]
Power atau z [ditetapkan peneliti]
2
( z 2 PQ + z P1 Q1 + P2 Q2)
2
n1 = n2 =
P P

1
(P + P )
2 1 2

catatan : P =

b) 2 kelompok berpasangan
Proporsi subjek dengan respons yg diskordan,
yakni jumlah subjek yg memberi respons
berbeda dibagi dg jumlah seluruh subjek; pada
tabel 2x2 untuk hasil uji proporsi berpasangan
proporsi diskordan = (b+c)/n
Kesalahan tipe I, [ditetapkan peneliti]
Power atau z [ditetapkan peneliti]
d = beda proporsi yg kinis penting [clinical
judgement]
2

np =

{ z f + z f d }

Sudigdo Sastroasmoro. Dasar-dasar Metodologi


Penelitian Klinis
Prosedur pengambilan sampel:
a. Menentukan tujuan penelitian
b. Menentukan populasi penelitian
c. Menentukan jenis data yang diperlukan menentukan teknik
sampling
d. Menentukan besarnya sampel (sampel size)
e. Menentukan unit sampel yang diperlukan
f. Memilih sampel
Penentuan besarnya sampel (sampel size):
Menetapkan besarnya atau jumlah sampel

suatu

penelitian

tergantung kepada 2 hal:


A. Adanya sumber2 yang dapat digunakan untuk menentukan batas
maximal dari besarnya sampel
B. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal
dari besarnya sampel
Metodologi penelitian kesehatan oleh dr. Soekodjo Notoatmojo
Pertimbangan untuk penentuan jumlah sampel:

A. Heterogenitas populasi yang diteliti


B. Terdapat banyak variabel ekstra
C. Kebutuhan untuk menganalisa sub kelompok
D. Tersedianya uji statistik untuk sampel kecil
Rumus penentuan jumlah sampel ditentukan oleh:
Tingkat kepercayaan
Perkiraan kesalahan
Standar deviasi populasi
Rumusnya: n = z22
E2
N = jumlah sampel
= standar deviasi populasi
Z = z score
E = maximum error of estimate
Panduan penelitian oleh Sandjaja, MSPH
9. Kesalahan apa saja yg dapat terjadi dalam pengambilan sample?
Kesalahan sistematis
Ialah kesalahan yang terjadi karena faktor alat dan pengukuran
itu sendiri.Yang menyangkut alat ukur ialah ketidakvalidan atau
ketidakreliabelan

alat

ukur

yang

digunakan.Yang

menyangkut

pengukuran berupa kesalahan yang bersumber pada pengukur


sendiri , pada suasana atau lingkungan pengukuran serta pada
administrasi (pencatatan)pengukurannya.
Untuk

menghindari

kesalahan

sistematis

terhadap

alat

dan

validitas

dan

instrumen penelitian:

Dipilih alat yang sudah dibakukan


Dilakukan peneraan lebih dulu
Dilakukan uji coba untuk mengetahui

reliabilitasnya
Kesalahan sampling
Ialah kesalahan hasil pengukuran yang terjadi karena sampling
pengukuran yang dilakukan tidak representatif.sampling disini dapat
dimaksudkan terhadap obyek ukur sendiri atau terhadap subyek
penelitian.
Dasar dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh :
dr. Ahmad Watik Pratiknya
Kesalahan yang mungkin timbul dalam penentuan inklusi & eksklusi:

3. Sampling error
Bila kesalahan pengumpulan data yang terjadi dikarenakan oleh
cara pemilihan sampel yang menyebabkan sampel yang terpilih
tidak dapat mewakili populasi. Sampling error biasanya sulit untuk
dihindari, tetapi dapat diperkecil dengan cara menambah jumlah
sampel.
4. Non error sampling
Kesalahan yang terjadi bukan karena pemilihan sampel.

Non coverage bias


Sampel yang terpilih tidak dapat dijangkau (misalnya karena
lokasi sulit, ancaman keamanan besar).

Non observation bias


Jika sampel terpilih menolak untuk dijadikan sampel atau
mereka tidak dirumah sehingga tidak dapat diwawancarai.

Data collection error


Kesalahan dalam cara mengumpulkan data (kesalahan dalam
wawancara,

kesalahan

pencatatan,

kurang

teliti

dalam

observasi).

Office processing error


Kesalahan terjadi pada saat memproses data yang sudah
terkumpul.

Panduan Penelitian Dr. B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.


Hum
10.
Bagaimana bisa dikatakan kriteria inklusi dan eksklusi?
Kriteria inklusi (=kriteria penerimaan)
karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target &
pada populasi terjangkau.
Meliputi :
Karakteristik klinis
Karakteristik demografis
Karakteristik geografis
Periode waktu
Yang diperhitungkan dalam kriteria inklusi :
Faktor kemampulaksanaan

Generalisasi
Spesifisitas yang diperlukan

Kriteria eksklusi (=kriteria penolakan)


keadaan yg menyebabkan subjek yg memenuhi kriteria
inklusi, tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian
Meliputi :
Kontraindikasi
Keadaan/penyakit yg mempengaruhi variabel yg diteliti
Kepatuhan pasien
Subjek yang menolak diteliti
Masalah etika
Sudigdo Sastroasmoro. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
KRITERIA EKSKLUSI
Sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari studi oleh karena berbagai sebab. Keadaan yang
biasanya menjadi kriteria eksklusi pada studi klinis antara lain :
a. Terdapat keadaan atau penyakit lain yang dapat mengganggu
pengukuran atau interpretasi.
b. Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan,
seperti pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap,
hingga dapat dipastikan akan sulit ditindaklanjuti.
c. Hambatan etis
d. Subjek menolak berpartisipasi

11.

Apa saja jenis atau macam alat ukur (instrumen)?

Macam-macam instrumen
Menurut jenis variabel yang akan diukur secara garis besar dapat
dibedakan dua jenis instrumen yaitu :
1.

instrumen untuk mengukur variabel dengan skala nominal dan


ordinal (data kualitatif)
2.
instrumen untuk mengukur skala interval dan rasio (data
kuantitatif)
Menurut metode pengumpulan data , instrumen penelitian dapat
dibedakan menjadi alat untuk :
1.
2.

melakukan observasi
mengumpulkan data melaluui
dokumentasi

3.
4.

wawancara
angket

5.

mengumpulkan
data
kuantitatif (misalnya timbangan , alat pengukur Hb darah ,
barometer )
Panduan penelitian oleh : Dr.B.Sandjaja , MSPH

Syarat-syarat instrumen
o Reliabilitas (keandalan/dapat dipercaya)
Tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen.
o Validitas (sahih)
Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrumen.
o Sensitivitas
Kemampuan sebuah instrumen untuk melakukan diskriminasi yang
diperlukan untuk masalah penelitian.
o Obyektivitas
Sebagai tingkat dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari
penilaian subyektif, bebas dari pendapat, bebas dari bias dan
perasaan orang2 yang menggunakan intrumen tsb.
o Fisibilitas
Berkenaan dengan aspek2 keterampilan, penggunaan sumber
daya dan waktu.
(Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Ir.M.Iqbal
Hasan,MM)
o Reliable : Suatu pengukuran disebut andal, apabila ia memberikan
nilai yang sama ataupun hampir sama apabila pemeriksaan
dilakukan berulang-ulang.
o Valid : Menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang
seharusnya diukur.
o Objektivitas : pengukuran yang dilakukan benar2 terbebas dari
bias peneliti, sehingga menghasilakn data menurut apa adanya
(Pratiknya, A. W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan, Cetakan III, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta)
12.
Bagaimana alat ukur (instrumen) bisa dikatakan valid dan
reliable dalam penelitian?hubungan valid dan reliabel?
Outcome variabel logically appropite operational definition
reliable instrument valid instrument
Outcome variabel logically inappropite operational
definition reliable instrument invalid instrument

Outcome variabel logically appropite operational definition


unreliable instrument invalid instrument
Jadi, hubungan validitas suatu pengukuran :
VALID = RELIABEL + TEPAT UKUR
(Pratiknya, A. W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan, Cetakan III, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta)

13.

Bagaimana cara menetapkan kuesioner yang baik?

Anda mungkin juga menyukai