Anda di halaman 1dari 29

Gangguan Ansietas

Merupakan keadaan psikiatri yang paling sering ditemukan


Gejala ansietas
o Kesadaran akan sensasi fisiologis (palpitasi, berkeringat)
o Kesadran bahwa dirinya gugup atau ketakutan
o Menimbulkan kebingungan dan distorsi persepsi ruang, waktu,
orang, dan arti peristiwa
o Terjadi selektivitas perhatian dalam hal emosi, dimana pasien
ansietas cenderung memperhatikan hal tertentu dalam lingkungan
dan mengabaikan hal lain dalam upaya membuktikan bahwa
mereka dibenarkan untuk menganggap situasi tersebut menakutkan
Jika keliru dalam membenarkan rasa takut terjadi
peningkatan ansietas dengan respons selektif dan pasien
bentuk lingkaran setan ansietas (persepsi mengalami disotrsi
dan ansietas meningkat)
Jika mereka merasa benar dalam rasa takut mereka
menjadi lebih tentram ansietas yang tepat dapat
berkurang pasien tidak mengambil tindakan pertahanan
yang perlu
Ansietas Patologis
o Epidemiologi
Satu diantara 4 orang terkena ansietas
Wanita (30.5%) >> Pria (19.2 %)
Prevalensi menurun seiring meningkatkanya status sosioekonomi
o Teori psikologis
Teori psikoanalitik
Ansietas dianggap sebagai sinyal adanya bahaya
dalam alalm bawah sadar
Ansietas dipandang sebagai akibat konflik psikis antara
keinginan tidak disadarii yang bersifat seksual atau
agresif dan ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau realitas eksternal
Respon dari konflik tersebut adalah ego akan
memobilisasi mekanisme pertahanan untuk mencegah
pikiran dan perasaan yang tidak dapat diterima agar
perasaan tidak muncul ke kesadaran
Tujuan terapi meningkatkan toleransi terhadap
ansietas, bukan menghilangkan ansietas
Teori perilaku-kognitif
Ansietas adalah respons yang dipelajari terhadap
stimulus llingkungan spesifik
Pasien belajar memiliki respons internal ansietas
dengan meniru respon ansietas orang tua mereka
Terjadi respons tubuh dimana seharusnya respons
tersebut tidak terjadi, seperti orang yang tidak
memiliki alergi makanan menjadi sakit setelah makan
kerang yang terkontaminasi. Pajanan berikutnya

Teori

Teori

terhadap kerang dapat menyebabkan orang tersebut


menjadi sakit terjadi generalisasi tidak percaya
terhadap makanan yang disiapkan orang
Menurut satu model pasien cenderung
memperkirakan derajat bahaya secara berlebihan dan
kemungkinan kerusakan pada situasi tertentu. Pasien
juga meremehkan kemampuan mereka dalam
menghadapi ancaman yang dirasa pada fisik atau
psikologis mereka pasien mengalami pikiran
hilang kendali dan takut mati yang mengikuti sensasi
fisiologis yang tidak dapat di jelaskan, tetapi
mendahului serangan panik dan menyertai serangan
panik
Eksistensial
Teori ini memberikan model untuk gangguan ansietas
secara menyekuruh tanpa adanya stimulus spesifik
Konsep utama orang menyadari rasa kosong yang
mendalam dalam hidup mereka, yaitu perasaan yang
mungkin membuat mereka lebih tidak nyaman
dibanding penerimaan terhadap kematian
Ansietas menjadi respons mereka terhadap
kehampaan yang luas mengenai keberadaan dan arti
Ilmu Biologis
Sistem saraf otonom
o Terjadi stimulasi sistem saraf otonom (takikardi,
sakit kepala, diare, takipneu)
Neurotransmitter
o 3 neurotransmitter utama terkait dengan
ansietas :
Norepinefrin
Norepinefrin dibentuk pada lokus
seruleus yang terletak di pons
parsbrostralis, dimana pada
eksperimen primata apabila terjadi
stimulasi lokus seruleus terjadi
respon rasa takut. Saat area
tersebut diablasi, terjadi kehilangan
rasa takut
Agonis adrenergik beta dan
antagonis adrenergik alfa 2 dapat
mencetuskan serangan panik berat
dan sering pada manusia
Agonis adrenergik alfa 2
menurunkan gejala ansietas
Serotonin
Pada eksperimen pada hewan,
pemberian agen serotonergik

menimbulkan perilaku yang


mengesankan ansietas

GABA
Aktivitas GABA yang meningkat
akan menangani gangguan
ansietas

Gejala klinis
Gejala perifer
Diare
Pusing, kepala terasa ringan
Hiperhidrosis
Hiperrefleksia
Hipertensi
Palpitasi
Midriasis pupil
Gelisah
Sinkop`
Takikardia
Kesemutan ekstremitas
Tremor
Gangguan perut (seperti ada kupu-kupu)
Frekuensi, hesistansi, dan urgensi urin

Jenis-jenis gangguan ansietas (Klasifikasi DSM-IV-TR)


-

Gangguan panik dan agorafobia


Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik
yang tidak diduga dan spontan teridiri atas periode rasa
takut intens
Lama waktu serangan bervariasi dari sedikit serangan
selama satu tahun sampai sejumlah serangan dalam satu
hari
Gangguan panik sering disertai agorafobia rasa takut
sendirian di tempat umum
Epidemiologi
Perempuan lebih mudah terkena 2-3x dibandingkan lakilaki
Ras hispanik, kulit putih, dan kulit hitam memiliki angka
kejadian yang berbeda
Paling sering timbul saat dewasa muda (rata-rata 25
tahun)
91 % pasien dengan gangguan panik dan 84 % dengan
agorafobia memiliki minimal satu gangguan psikiatri
lain
Etiologi
Faktor biologis
o Gejala gangguan panik terkait dengan abnormalitas
biologis struktur dan fungsi otak

Sistem saraf otonom dalam sejumlah pasien


dengan gangguan panik menunjukkan
perangsangan tonus simpatis yang beradaptasi
lambat terhadap stimulus berulang dan berespons
berlebihan terhadap stimulus sedang
o Sistem neurotransmiter utama yang terlibat
norepinefrin, serotonin, GABA
Lemahnnya transmisi inhibisi lokal neuron
GABAnnergik di amigdala basolateral, otak
tengah, hipotalamus cetus respon
fisiologis mirip ansietas
Sistem noradrenergik, terutama reseptor
alfa-2-prasinaps memegang peranan
signifikan perangsangan reseptor
menimbulkan aktivitas mirip panik yang
tinggi pada pasien dengan gangguan panik
Faktor zat
o Zat akan mencetuskan serangan panik pada
mayoritas pasien dengan gangguan panik
o Zat penginduksi panik pernafasan rangsang
pernafasan dan pergeseran keseimbangan asam
basa
Zat zat nya karbon dioksida, natrium
laktat, dan bikarbonat
o Zat penginduksi panik neurokimia (berekja melalui
neurotransmiter spesifik) yohimbin, antagonis
reseptor alfa 2 adrenergik, agen pelepas serotonin
Faktor genetik
o Gangguan panik dengan agorafobia dapat
diturunkan
o Kedua kembar monozigot lebih mudah terkena
gangguan panik dibandingkan kembar dizigot
o Terjadi peningkatan resiko 4-8x untuk gangguan
panik di antara kerabat derajat pertama pasien
ddengan gangguan panik dibanding kerabat derajat
pertama pasien psikiatri lain
Faktor psikosoial
o Teori Perilaku Kognitif
Ansietas merupakan respon yang dipelajari
baik dari menirukan perilau orang tua
maupun melalui proses pembelajaran klasik
o Teori Psikoanalitik
Serangan panik sebagai serangan yang
timbul dari pertahahnan yang tidak berhasil
terhadpa impuls yang mencetuskan ansietas
Mekanisme pertahanan yang digunakan
Represi, displacement, penghindaran, dan
simbolisasi
o

Banyak pasien menggambarkan serangan


panik timbul dengan tiba-tiba, dengan tidak
adanya faktor psikologis yang terlibat namun
eksplorasi psikodinamik mengungkapkan
penginduksi psikologis serangan panik yang
jelas
Pasien dengan gangguan panik memiliki
insiden lebih tinggi mengenai peristiwa hidup
yang penuh tekanan, khususnya mengenai
kehilangan

Diagnosis
Serangan panik
o Suatu periodediskret rasa takut atau
ketidaknyamanan intens, dengan tiba-tiba timbul 4
atau lebih gejala berikut dan mencapai puncak
dalam 10 menit :
Palpitasi, jantung berdebar, atau denyut
jantung meningkat
Berkeringat
Gemetar
Rasa napas pendek atau tercekik
Rasa tersedak
Nyeri atau tidak nyaman di dada
Mual atau gangguan abdomen
Rasa pusing, tidak stabil, kepala terasa
ringan, atau pingsan
Derealisasi (rasa tidak nyata) atau
depersonalisasi (lepas dari diri sendiri)
Rasa takut kehilangan kendali atau menjadi
gila
Parastesi (kebas atau rasa kesemutan)
Menggigil atau rona merah di wajah
o Serangan panik yang tidak diduga dapat terjadi
kapan pun dan tidak disertai stimulus sesuai yang
dapat diidentifikasi
o Serangan pada pasien dengan fobia sosial dan
spesifik dapat diperkirakan terutama jika ada
stimulus spesifik
Gangguan panik
o Dua jenis :
Tanpa agorafobia
Mengalami gejala (1) dan (2)
o (1) Serangan panik berulang
yang tidak diduga
o (2) Sedikitnya satu serangan
telah diikuti selama 1 bulan
(atau lebih) oleh salah
satu(aatau lebih) hal berikut :

Kekhawatiran menetap
akan mengalami
serangan tambhana
Khawatir akan akibat atau
konsekuensi serangan
Perubahan perilaku
bermakna terkait
serangan
Tidak ada agorafobia
Serangan panik tidak disebabkan efek
fisiologis langsung zat atau keadaan
medis umum
Serangan panik tidak dapat dimasukan
ke dalam gangguan jiwa lain
Dengan agorafobia
Mengalami gejala (1) dan (2)
o (1) Serangan panik berulang
yang tidak diduga
o (2) Sedikitnya satu serangan
telah diikuti selama 1 bulan
(atau lebih) oleh salah
satu(aatau lebih) hal berikut :
Kekhawatiran menetap
akan mengalami
serangan tambhana
Khawatir akan akibat atau
konsekuensi serangan
Perubahan perilaku
bermakna terkait
serangan
Adanya agorafobia
Serangan panik tidak disebabkan efek
fisiologis langsung zat atau keadaan
medis umum
Serangan panik tidak dapat dimasukan
ke dalam gangguan jiwa lain

Agorafobia
o A. Ansietas saat verada di tempat atay situasi yang
jalan keluarnya sulit (atau memalukan) atau tidak
ada pertolongan saat mengalami serangan panik
dengan predisposisi situasional atau tidak terduga
atau gejala mirip panik. Rasa takut agorafobik
secara khas melibatkan kelompok khas situasi yang
mencakup berada dari rumah sendirian, berada di
keramaian atau mengantri, berada di jembatan,
dan berjalan-jalan dengan kendaraan
o B. Situasi tersebut dapat dihindari atau dijalani
dengan penderitaan yang jelas atau dengan

ansietas akan mengalami serangan panik atau


gejala mirip panik, atau butuh adanya teman
o C. Ansietas atau penghindaran fobik tidak
disebabkan gangguan jiwa lain
Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik
o A. Adanya agorafobia terkait rasa takut mengalami
gejala panik
o B. Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan panik
o Gangguan tidak disebabkan efek fisilogis langsung
suatu zat atau keadaan medis umum
o Jika terdapat keadaan medis umum yang terkait,
rasa takut yang dijelaskan pada kriteria A dengan
jelas melebihi rasa takut yang biasanya berkaitan
dengan keadaan medis tersebut

Gejala Klinis
Gangguan panik
Serangan pertama spontan, biasanya terjadi mengikuti
kegairahan, kerja fisik, akitivitas seksual, atau trauma
emosi sedang
o Serangan pertama harus tidak diduga untuk
memenuhi kriteria diagnostik gangguan panik
Kebiasaan yang biasanya mendahaului serangan panik
pasien :
o Penggunaan kafein, alkohol, nikotin, atau zat lain
o Pola tidur atau makan yang tidak biasa
o Situasi lingkungan tertentu (pencahayaan yang
berlebih di tempat kerja)
Gejala dari serangan meningkat dengan cepat dalam
periode 10 menit
Gejala metal utama :
o Rasa takut yang ekstrim
o Rasa kematian
o Ajal yang mengancam
o Pasien tidak mampu menyebutkan sumber rasa
takut
o Pasien menjadi bingung dan memilki masalah
berkonsentrasi
Tanda fisik
o Takikardi
o Palpitasi
o Diispnea
o Berkeringat
Pasien mencoba pergi dalam situasi apapun untuk
mencari pertolongan
Serangan biasnya bertahan 20-30 menit, jarang lebih dari
satu jam
Gejala yang didapat dalam status mental formal selama
serangan panik :
o Perenungan

o Kesulitan berbicara
o Gangguan memori
o Depresi/depersonalisasi
Gejala dapat hilang secara bertahap atau segera
Kekhawatiran somatik akan kematian akibat masalah
jantung atau pernafasan dapat menjadi fokus utama
perhatian pasien selama serangan panik, dimana 20%
pasien yang sebenarnya sehat benar-benar mengalami
episode sinkop jantung selama panik
Agorafobia
Pasien secara kaku menghindar dari situasi, dimana
pasien yang terkena serangan sulit mendapat bantuan
Pasien lebih memilih ditemani anggota keluarga atau
teman di jalan yang ramai, toko yang ramai, ruang
tertutup, dan kendaraan tertutup
Pasien dengan gangguan yang parah dapat menolak
meninggalkan rmah
Gejala terkait
Gejala depresif biasanya menyerta pada gangguan panik
dan agorafobia
Fobia lain dan gangguan obsesif kompulsif dapat terjadi
bersamaan dengan gangguan panik
Diagnossi banding
Gangguan panik :
Gangguan medis
Gangguan jiwa
Fobia sosial dan spesifik
Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik
Mencakup semua gangguan medis yang dapat
menyebabkan ansietas atau depresi
Diagnosis banding pskiatri :
o Gangguan depresif berat
o Skizofrenia
o Gangguan kepribadian paranoid
o Gangguan kepribadian menghindar
o Gangguan kepribadian dependen
Perjalanan gangguan
Gangguan panik
Awitan umum : Masa remaja akhir / masa dewasa awal
Umumnya bersifat kronis
Setelah satu atau dua serangan panik pertama, pasien
relatif tidak khawatir dengan keadaan mereka
Agorafobia
Sebagian besar kasus dianggap berasal dari gangguan
panik
Bila gangguan panik diobati, agorafobia sering membaik
seiring waktu
Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik sering
menimbulkan ketidakmampuan dan bersifat kronis

Prognosis
Gangguan panik : Cenderung baik pada pasien dengan fungsi
pran=morbid baik dan durasi gejala singkat
Agorafobia : Membaik bila gangguan panik diobati
Terapi
Farmakoterapi
Alprazolam dan paroksetin 2 obat yang disetujui U.S.
FDA
Selective serotonin reuptake inhibitor
o Efektif untuk gangguan panik.
o Memiliki efek sedatif dan segera membuat pasien
tenang
o Pemberian bagi pasien gangguan panik :
5-10 mg per hari selama 1-2 minggu,
kemudian dosis ditingkatkan 10 mg per hari
selama 1-2 minggu hingga maksimum 60 mg
o Jika sedasi tidak dapat ditoleransi :
Dosis diturunkan bertahap hingga 10 mg per
hari
Benzodiazepin
o Memiliki awitan kerja ntuk panik paling cepat dalam
minggu pertama
o Dapat digunakan untuk periode waktu yang lama
tanpa timbul toleransi terhadap efek antipanik
o Alprozolam : benzzodiazepin yang paling luas
digunakan untuk gangguan panik
Obat trisiklik dan tetrasiklik
o Obat triskilik, clomipramine,imipramin obat
paling efektif untuk terapi gangguan panik
o Dosis harus dinaikkan perlahan dalam pemberian
untuk menghindari stimulasi berlebih
o Manfaat klinis obat membutuhkan dosis utuh dan
baru dicapai setelah 8-12 minggu
o Obat ini lebih jarang dipakai karena memiliki efek
samping lebih berat pada dosis lebih tinggi yang
diperlukan untuk terapi yang efektif
Monoamin Oksidase inhibitor
o Memerlukan dosis penuh selaam 8-12 minggu agar
obat bisa bekerja efektif
o Memiliki efek stimulasi berlebih yang kecil
Durasi farmakoterapi :
o Harus diteruskan selama 8-12 bulan
o 30-90% pasien gangguan panik yang mengalami
keberhasilan terapi mengalami kekambuhan ketika
obat dihentikan
Terapi perilaku dan kognitif
Fokus utama :
o Instruksi mengenai keyakinan salah pasien
Berpusat pada kecenderungan pasien salah

menginterpretasikan sensasi tubuh ringan sebagai


tanda khas akan terjadinya serangan panik, ajal,
atau kematian
o Informasi mengenai serangan panik
Aplikasi relaksasi
o Tujuan : Memberi pasien rasa kedali mengenai
tingkat ansietas dan relaksasi
Pelatihan pernafasan
o Hiperventilasi dapat memberikan efek kendali
serangan panik pada pasien
Pajanan in vivo
o Teknik meliputi pemajanan pasien terhadap
stimulus yang ditakuti yang semakin lama semakin
berat, sehingga lama-lama pasien mengalami
desensitisasi terhadap pengalaman tersebut
Fobia spesifik dan fobia sosial
o Awal
Fobia mengacu pada rasa takut berlebihan terhadap suatu
objek, situasi, atau keadaan tertentu
Fobia spesifik rasa takut yang kuat dan menetap akan
suatu objek atau situasi
Orang dengan fobia spesifik dapat mengantisipasi
bahaya atau menjadi panik saat berfikir mereka akan
kehilangan kendali
Fobia sosial adanya rasa takut yang kuat dan menetap
akan situasi yang dapat menimbulkan rasa malu
Orang dengan fobia sosial memiliki rasa takut yang
berlenbihan akan rasa malu di berbagai lingkungan
sosial
Fobia sosial menyeluruh merupakan keadaan kronis
yang membuat rasa ketidakmampuan sehingga sulit
dibedakan dengan gangguan kepribadian menghindar
o Epidemiologi
5-10 % terkena gangguan yang menyulitkan dan membuat
ketidakmampuan ini
Fobia spesifik
Lebih lazim ditemukan dibanding fobia sosial
Merupakan gangguan jiwa paling lazim pada
perempuan dan kedua paling lazim pada laki-laki
Rasio perempuan banding pria 2:1
Usia puncak awitan untuk jenis lingkungan alami dan
jenis cedera-darah-suntikan 5-9 tahun
Usia puncak awitan untuk jenis situasional
pertengahan 20 tahun
Objek yang ditakuti Hewan, badai, ketinggian,
penyakit, cedera, dan kematian
Fobia sosial
Prevalensi seumur hidup 3-13 %

Prevalensi 6 bulan 2-3 per 100 orang


Perempuan lebih banyak terkena dibanding laki-laki
Usia puncak awitan Remaja
Range usia 5-35 tahun

Etiologi
Penyebab pasti fobia spesifik dan fobia sosial cenderung
berbeda
Fobia spesifik
Pemasangan objek atau situasi spesifik dengan rasa
takut dan panik
Cenderung diturunkan melalui genetik dalam keluarga
Fobia sosial
Berasal dari orang tua biasanya
Orang tua memperlihatkan sikap kurang peduli, lebih
menolak, dan lebih over-protektif terhadap anak
dibandingkan orang tua lain
Anak yang orang tuanya mengalami gangguan panik
mengalami efek memiliki rasa malu yang parah saat
tumbuh dewasa
Diagnosis
Fobia spesifik
A. Rasa takut berlebihan yang nyata, menetaom dan
tidak beralasan, dicetuskan oleh adanya atau
antisipasi terhadap suatu objek atau situasi spesifik
(Contoh L Terbang, ketinggian, hewan, disuntik,lihat
darah)
B. Pajanan terhadap situmuls fobik hampir selalu
mencetuskan respons ansietas segera, dapat berupa
serangan panik terikat secara situasional atau
serangan panik dengan predisposisi situasional
C. Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya
berlebihan atau tidak beralasan
D. Situasi fobik dihindari atau dihadapi dengan
ansietas maupun penderitaan yang intens
E. Penghindaran, antisipasi ansietas, atau distres pada
situasi yang ditakuti mengganggu fungsi rutin normal,
pekerjaan,atau aktivitas maupun hubungan sosial
secara bermakna, atau terdapat distresyang nyata
karena memiliki fobia ini
F.Pada seseorangn yang berusia dibawah 18 tahun
durasi minimal 6 bulan
G. Ansietas, serangan panik, atau penghindaran fobik
yang berkaitan dengan objek atau situasi spesifik tidak
disebabkan gangguan hiwa lain
Tentukan tipe :
o Tipe hewan
o Tipe lingkungan alami (ketinggian, badai, air, dll)
o Tipe cedera-darah-suntikan

o
o

Fobia sosial
A. Rasa takut berlebihan yang nyata, menetaom dan
tidak beralasan, dicetuskan oleh adanya atau
antisipasi terhadap suatu objek atau situasi spesifik
(Contoh L Terbang, ketinggian, hewan, disuntik,lihat
darah)
B. Pajanan terhadap situmuls fobik hampir selalu
mencetuskan respons ansietas segera, dapat berupa
serangan panik terikat secara situasional atau
serangan panik dengan predisposisi situasional
C. Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya
berlebihan atau tidak beralasan
D. Situasi fobik dihindari atau dihadapi dengan
ansietas maupun penderitaan yang intens
E. Penghindaran, antisipasi ansietas, atau distres pada
situasi yang ditakuti mengganggu fungsi rutin normal,
pekerjaan,atau aktivitas maupun hubungan sosial
secara bermakna, atau terdapat distresyang nyata
karena memiliki fobia ini
F.Pada seseorangn yang berusia dibawah 18 tahun
durasi minimal 6 bulan
G. Rasa takut atau pengindaran tidak disebabkan efek
fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis
umum dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan
jiwa lain
H. Jika terdapat keadaan medis umum atau gangguan
jiwa lain, rasa takut pada kriteria A tidak terkait
dengan keadaan medis umum atau gangguan jiwa lain.
(contoh : rasa takut bukan pada gagap atau gemeetar
pada penyakit parkinson)
Tentukan jika :
o Menyeluruh jika rasa takut mencakup
sebagian besar situasi sosial (pertimbangkan
diagnosis tambahan gangguan kepribadian
menghindar)
Gambaran klinis
Bangkitan ansietas berat ketika pasien terpajan dengan
situasi atau objek yang spesifik atau ketika pasien
mengantisipasi pajanan terhadap situasi atau objek tersebut
Pajanan terhadap situmulus fobik atau antisipasi terhadap
faktor penyebab hampir selalu menimbulkan serangan panik
pada seseorang yang rentan terhadapnya

Tipe situasional (pesawat terbang, lift, tempat


tertutup, dll)
Tipe lain (takut tersedak, muntah, menderita
penyakit pada anak, takut karakter berkostum,
dll)

Orang dengan fobia akan mencoba menghindari stimulus


fobik
Pada status mental
Adanya rasa takut tidak rasional dan ego-sdistonik
akan suatu situasi, aktivitas, atau objek spesifik
Pasien mampu menggambarkan cara mereka
menghindari kontak dengan fobia
Depresi
Diagnosa banding
Fobia spesifik
Hipokondriasis rasa takut memiliki suatu penyakit,
pada fobia spesifik merupakan rasa takut terkena
penyakit
Gangguan obsesif kompulsif contoh perbedaan
dengan fobia spesifik :
o Gangguan obsesif kompulsif seorang ibu
menghindari memegang pisau karena takut
membunuh anaknya sendiri
o Fobia spesifik seorang ibu menghindari
memegang pisau karena takut luka karena pisau
Gangguan kepribadian paranoid rasa takut
menyeluruh, tidak seperti fobia spesifik dimana rasa
takut hanya spesifik terhadap suatu stimulus
Fobia sosial
Gangguan depresi berat
Gangguan kepribadian skizoid terjadi kurangnya
minat dalam bersosialisasi, bukan rasa takut untuk
bersosialisasi seperti pada fobia sosial
Perjalanan gangguan
Fobia spesifik
Menunjukkan dua usia awitan :
o Fobia hewan, fobia lingkungan alami, dan fobia
cedera-darah-suntikan anak-anak
o Fobia situasional, fobia lain usia dewasa
Informasi tersedia memberi kesan bahwa fobia spesifik
yang dimulai pada masa kanak dan bertahan hingga
dewasa akan terus ada hingga beberapa tahun
Fobia sosial
Awitan rata-rata : masa remaja awal/masa kanakkanak akhir
Cenderung menjadi gangguan kornis
Studi epidemilogis dan klinis memberi kesan gangguan
dapat sangat mengganggu kehidupan orang selama
bertahun-tahun
Dapat menyebabkan gangguan pencapaian akademik,
gangguan kinerja pekerjaan, dan perkembangan sosial
Terapi
Terapi perilaku

Terapi yang paling efektif untuk fobia


Aspek kunci keberhasilan terapi :
o Komitmen pasien terhadap terapi
o Masalah dan tujuan yang teridentifikasi jelas
o Strategi alternatif yang terjadi untuk
menghadapi perasaannya
Teknik terapi
o Paling lazim : Desensitisasi sistematik
Pasien secara serial dipajankan pada
daftar stimulus penginduksi ansietas yang
telah ditentukan sebelumnya dan diberi
tingkatan hirarki dari yang paling tidak
menakutkan sampai paling menakutkan
Dilakukan pemberian obat penenang,
hipnosis, dan instruksi relaksasi otot
untuk mengajarkan pasien cara
menenangkan jiwa dan raga. Setelah
menguasai teknik ini, pasien diminta
menimbulkan relaksasi saat menghadapi
setiap stimulus yang mencetuskan
ansietas
Terapi pajanan
Paling efektif untuk fobia spesifik
Dengan metode ini, terapis akan mendesensitasi
pasien dengan menggunakan serangkaian pajanan
bertingkat yang ditingkatkan sendirioleh pasien
terhadap stumulus fobik dan mengjarkan pasien
berbagai teknik menghadapi ansietas (relaksasi,
kendaki ernapasan, pendekatan kognitif)
Kunci keberhasilan :
o Komitmen pasien terhadap terapi
o Masalah da tujuan yang teridentifikasi dengan
jelas
o Strategi alternatif yang tersedia untuk
emnghadapi perasaan pasien
Psikoterapi dan farmakoterapi
Berguna dalam terapi fobia sosial
Obat yang efektif :
o SSRI Terapi pilihan lini peratma
o Benzodiazepin
o Venlafaksin
o Buspiron
Psikoterapi menyeluruh meliputi kombinasi antara
metode perilaku dan kognitif, termasuk pelatihan ulang
kognitif, desensitisasi, latihan selama sesi terapi, dan
serangkaian tugas rumah
Gangguan obsesif kompulsif
o Definisi obsesi kompulsif :

Merupakan gejala obsesi atau kompulsi berulang yang cukup


berat sehingga menimbulkan penderitaan yang jelas pada
orang yang mengalaminya
Definisi obsesi :
Pikiran, perasaan, gagasan, atau sensasi yang berulang dan
mengganggu
Merupakan peristiwa mental
Definisi kompulsi
Perilaku yang disadari, standar, dan berulang, seperti
menghitung, memeriksa, atau menghindar
Merupakan peristiwa sikap
Epidemiologi
Prevalensi : 2-3 %
Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan terkena yang
sama
Pada usia remaja laki-laki >> perempuan
Usia rata-rata awitan 20 tahun
Orang lajang >> Orang yang sudah menikah
Kulit putih >> kulit hitam
Etiologi
Faktor biologis
Neurotransmiter
Sistem noradrenergik
Neuroimunologi
Genetik
Faktor perilaku
Obsesi
o Merupakan stimulus yang dipelajari
o Stimulus yang relatif netral dikaitkan dengan
rasa takut atau ansietas melalui suatu proses
pembelajaran responden memasangkan
stimulus netral dengan peristiwa yang bersifat
berbahaya atau menimbulkan ansietas
Kompulsi
o Seseorang menemukan bahwa suatu tindakan
tertentu mengurangi ansietas yang melekat
dengan pikiran obsesional seseorang
mengembankan strategi penghindaran aktif
dalam bentuk kompulsi atau erilaku ritualistikk
untuk mengendalikan ansietas
Faktor psikososial
Faktor kepribadian
Faktor psikodinamik
Gambaran klinis
Obsesi dan kompulsi memiliki ciri tertentu yang sama
suatu gagasan atau impuls masuk ke dalam kesadaran
seseorang seecara menetap dan paksa
Perasaan takut dan cemas
Terjadi tindakan balasan terhadap impuls awal

Pasien mengenali rasa obsesi kompulsi sebagai sesuatu yang


aneh dan tidak rasional
Pola gejala
Kontaminasi
o Pola yang paling lazim
o Pasien merasa dirinya takut terkontaminasi
sehingga melakukan kegiatan mencuci atau
menghindari objek kompulsif yang diduga
terkontaminasi
Keraguan patologis
o Merupakan suatu obsesi keraguan yang diikuti
oleh kompulsi memeriksa
o Objek sering kali melibatkan suatu bahaya
kekerasan (lupa mematikan kompor, tidak
mengunci pintu_
o Pasien memiliki obsesi keraguan akan diri sendiri
dan selalu merasa bersalah karena lupa atau
melakukan sesuatu
Pikiran yang mengganggu
o Adanya pikiran obsesif yang mengganggu tanpa
suatu kompulsi
o Biasanya merupakan pikiran berulang
mengenaitindakan seksual atau agresif yang
tercela bagi pasien
Simetri
o Kebutuhan akan simetri atau ketepatan yang
dapat menyebabkan kompulsi mengenai
kelambatan
o Pasien dapat memakan waktu berjam-jam untuk
makan atau mencukur wajahnya
Pola gejala lain
o Obsesi religius dan kompulsi menumpuk
Pemeriksaan status mental
Menunjukkan gejala gangguan depresif (sebanyak 50%
pasien)
Diagnosis banding
Keadaan medis
Gangguan Tourette
Keadaan Psikiatri Lain
Perjalanan gangguan
Memilki awitan gejala mendadak
Awitan gejala terjadi setelah peristiwa yang penuh tekanan,
seperti kehamilan, masalah seksual, atau kematian kerabat
(50-70%)
Sekitar 1/3 pasien memiliki gangguan depresif berat dan
bunuh diri
Prognosis
Prognosis buruk pasien yang menyerah pada kompulsi,
awitan pada masa kanak, kompulsi yang aneh, kebutuhan

akan perawatan di ruamh sakit, gangguan depresif berat


yang juga timbul bersamaan, keyakinan waham, adanya
penilaian berlebihan terhadap gagasan, dan adanya
gangguan kepribadian
Prognosis baik adanya penyesuaian sosial dan pekerjaan
yang baik, adanya peristiwa yang mencetuskan, sifat
episodik gejala

Terapi
Farmakoterapi, terapi perilaku, atau kombinasi keduanya
sama efektif dalam mengurangi gejala pasien
Keputusan mengenai terapi yang akan digunakan
berdasarkan penilaian dan pengalaman klinisi, penerimaan
pasien terhadap berbagai modalitas
Farmakoterapi
Pendekatan standar :
o 1. Dimulai dengan SSRI / klomipramin
o 2. Berpindah ke strategi farmakologis lain jika
obat spesifik serotonin tidak efektif
Obat serotonergik meningkatkan persentase respon
terhadap terapi sebesar 50-70%
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
o Fluoxetine, sitalopram, escitalopram,
fluvoksamin, praoksetin, sertralin merupakan
obat yang disetujui oleh FDA
o Hasil klinis terbaik didapat bila dikombinasikan
dengan terapi perilaku
o Efek samping :
Gangguan tidur
Mual dan diare
Sakit kepala
Ansietas
Kegelisahan
o Klompiramin
Merupakan obat yang paling efektif
Penggunaan dosis harus dititrasi
meningkat selama 2-3 minggu untuk
menghindari efek samping
Efek samping :
Gangguan gastrointestinal
Hipotnesi ortostatik
Sedasi
Efek antikolinergik (mulut kering,
konstipasi)
Terapi perilaku
Dilakukan pada lingkungan rawat inap dan rawat jalan
Pendekatan penting :
o Pajanan dan pencegahan respon
o Desensitiasasi
o Pengehentian pikiran

o Pembanjiran
o Terapi implosi
o Aversive cnditioning
Pasien harus benar-benar berkomitmen terhadap
perbaikan
Psikoterapi
Dilakukan analisis individual untuj melihat perubahan
yang mencolok dan bertahan lama untuk kebaikan
pasien, khususnya ketika pasien dapat menghadapi
impuls agresif
Kontak regular dan terus-menerus dengan orang yang
profesional, tertarik, simpatik, dan memberi semangat
memungkinkan pasien berfungsi
Upaya psikoterapi harus mencakup perhatian anggota
keluarga melalui pemberian dukungan emosional,
penenangan, penjelasan, dan saran untuk mengatur
dan berespons kepada pasien
Terapi lain
Terapi keluarga mendukung keluarga, membantu
mengurangi perpecahan perkawinan akibat gangguan
ini, dan membangun hubungan kerjasama terapi
dengan anggota keluarga untuk kebaikan [asien
Terapi kelompok sistem dukungan untuk sejumlah
pasien
Psychosurgery eingulotomi berhasil dalam 25-30
% pada pasien yang tidak responsif terhadap terapii
lain
Gangguan stres pasca trauma dan gangguan stres akut
o Definisi gangguan stress pascatrauma
Suatu sindrom yang timbul setelah seseorang melihat,
terlibat, atau mendengar stresor traumatik yang ekstrim
Orang terebut bereaksi terhadap pengalaman tersebut
dengan rasa takut, tidak berdaya, dan secara menetap
menghidukan kembali peristiwa tersebut
o Epidemiologi
Prevalensi populasi umum 8%
Biasanya terjadi pada dewasa muda karena cenderung lebih
terpajan dengan situasi penginduksi
Trauma pada pria pengalaman berperang
Trauma pada wanita kekerasan atau perkosaan
Lebih sering terjadi pada kelompok :
Lajang
Bercerai
Janda
Menarik diri secara sosial
Tingkat sosioekonomi yang reendah
o Faktor resiko
Keparahan, durasi, dan kedekatan pajanan seseorang dengan
trauma yang sebenarnya

Pola familial
Etiologi
Stresor
Timbul dari pengalamanperang, penyiksaan, bencana
alam, penyerangan, perkosaan, dan kecelakaan serius
Faktor resiko
Faktor psikodinamik
Trauma mengaktifkan kembali konflik psikologis yang
sebelumnya tenang, tetap tidak terselesaikan
Penghidupan kembali trauma masa anak timbul
regresi dan penggunaan mekanisme defens represi,
penyangkalan, reaction formation, dan undoing
Orang yang menderita aleksitimia (tidak mampu
mengidentifikasi atau memverbalisasikan keadaan
perasaan) tidak mampu menenangkan dirinya ketika
sedang dalam keadaan stres
Faktor perilaku-kognitif
Pasien dengan gangguan ini tidak dapat memproses
atau merasionalisasikan trauma yang menjadi
pencetus gangguan
Pasien terus mengalami stres dan beruapa
menghindari mengalami pengalaman yang dulu
dialami dengan menghindar
Dua fase perkembangan gangguan berdasarkan model
perilaku :
o 1. Trauma (stimulus yang tidak dipelajari)
menimbulkan respons takut, dipasangkan
melalui pembelajaran klasik dengan stimulus
yang dipelajari (pengingat fisik / mental
terhadap trauma (pengelihatan, bau, atau
suara))
o 2. Stimulus yang dipelajari mencetuskan
respons takut yang bebas dari stimulus asal
yang tidak dipelajari dan orang
mengembangkan pola hindaran terhadap
stimulus yang dipelajari maupun tidak dipelajari
Faktor biologis
Sistem noradrenergik
Sistem opiod
Faktor pelepas kortikotropin dan akis hipotalamushipofisis-adrenal
Diagnosis
Gangguan stress pascatrauma
A. Orang tersebut telah terpajan dengan peristiwa
traumatik dan kedua hal in ada bila :
o 1. Orang tersebut mengalam, menyaksikan,
atau dihadapkan dengan peristiwa atau
sejumlah peristiwa yang melibatkan kematian

atau cedera serius yang sebenarnya atau


mengancam, atau ancaman terhadap integritas
fisik dirinya atau orang lain
o 2. Respon orang tersebut melibatkan rasa takut
yang intens, rasa tdak berdaya, atau horor
B. Peristiwa traumatik secara terus-menerus dialami
kembali pada satu (atau lebih) cara berikut ini :
o 1. Mengingat kembali peristiwa secara berulang
dan mengganggu yang menimbulkan distres,
termasuk bayangan, pikiran, atau persepsi
o 2. Mimpi berulang mengenai perostowa tersebut
yang menimbulkan penderitaan
o 3. Bertindak atau merasakan seolah-olah
peristiwa traumatik tersebut terjadi kembali
(rasa bangkitan kembali pengalaman, ilusi,
halusinasi, dan episode klisa balik disosiatif,
termasuk yang terjadi saat bangun atau ketika
mengalami intoksikasi)
o 4. Penderitaan psikologis yang intens
padapajanan terhadap sinyal internal/eksternal
yang menyimbolkan atau menyerupai peristiwa
traumatik
o 5. Reaktivitas fisiologis pada pajanan sinyal
internal atau eksternal yang menyimbolkan atau
menyerupai aspek peristiwa traumatik
C. Penghindaran persisten stimulus yang berkaitan
dengan trauma serta membuat kebas responsivitas
umum (tidak terjadi sbelum trauma),seperti yang
ditunjukkan dengan tiga (atau lebih) hal berikut ini :
o 1. Upaya menghindari pikiran, perasaan, atau
pembicaraan yang berkaitan dengan trauma
o 2. Upaya menghindari aktivitas, tempat, atau
orang yang membangkitkan ingatan akan
trauma
o 3. Ketidakmampuan mengingat kembali aspek
penting trauma
o 4. Minat atau partisipasi berkurang yata pada
aktivitas yang signifikan
o 5. Perasaan lepas atau menjadi asing dari orang
lain
o 6. Kisaran afek yang terbatas
o 7. Rasa masa depan yang memendek (contoh :
tidak berharap memiliki karir, menikah, anak
atau massa hidup normal)
D. Menetapnya peningkatan keadaan terjaga (tidak
terjadi sbelum trauma), seperti yang ditunjukkan
dengan dua (atau lebih) hal berikut :
o 1. Sulit tidur atau sulit tetap tidur

o 2. Iritabilitas atau ledakan kemarahan


o 3. Sulit berkonsentrasi
o 4. Hypeervigilance
o 5. Respons kaget yang berlebihan
E. Durasi gangguan (Gejala kriteria B,C, dan D) lebih
dari satu bulan
F. Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang secara
klinis bermakna atau gangguan di dalam area fungsi
sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain
Tentukan jika :
o Akut : Durasi gejala < 3 bulan
o Kronis : Durasi gejala 3 bulan atau lebih
Tentukan jika :
o Dengan awitan tertunda : Jika awitan gejala
sedikitnya 6 bulan setelah stresor
Gambaran klinis
Gambaran utama pasien mengalami kembali suatu
peristiwa yang menyakitkan, suatu pola menghindari dan
mematikan emosi, serta keadaan terus terjaga yang cukup
konstan
Gangguan dapat tidak timbul berbulan-bulan atau bertahuntahun setelah peristiwa tersbut
Pemeriksaan status mental :
Ditemukan :
o Rasa bersalah
o Penolakan
o Cemoohan
Pasien menggambarkan keadaan disosiatif dan
serangan panik
Ilusi
Halusinasi
Uji kognitif pasien mengalami hendaya memori dan
perhatian
Agresi
Kekerasan
Kendali impuls yang buruk
Depresi
Diagnosis banding
Pertimbangan utama
Cedera kepala selama trauma
Pertimbangan organik lain
Epilepsi
Gangguan penggunaan alkohol
Gangguan terkait zat lain
Gangguan nyeri
Penyalahgunaan zat
Gangguan ansietas lain
Gangguan mood

Membedakan pasien pascatrauma dengan gangguan jiwa lain


mewawancarai pasien mengalami pengalaman traumatik
sebelumnya dan dengan sifat gejala saat ini
Perjalanan gangguan
Gangguan ini biasanya timbul beberapa waktu setelah
trauma
Penundaan 1 minggu - 30 tahun
Gejala dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu dan paling
intens dirasakan selama periode stres
Bila tidak diobati :
30% pasien pulih sempurna
40% pasien gejal
a ringan
20% pasien gejala sedang
10% pasien tidak berubah / bertambah buruk
Setelah satu tahun sekitar 50% pasien akan pulih
Prognosis
Baik :
Awitan gejala cepat
Durasi gejala singkat
Fungsi pramorbid baik
Dukungan sosial baik
Tidak adanya gangguan psikiatri, medis, atau
gangguan terkait zat alin atau faktor resiko lain
Terapi
Dukungan utama :
Dukungan
Dorongan untuk mendiskusikan peristiwa tersebut
Edukasi mengenai berbagai mekanisme coping
Farmakoterapi
SSRI Terapi lini pertama karena efektivitas,
tolerabilitas, dan tingkat keamaan
o SSRI mengurangi gejala semua kelompok
gangguan stres pascatrauma dan efektif dalam
memperbaiki gejala khas
MAO-Inhhibitor
Trazodon
Antikonvulsan
Psikoterapi
Dilakukan rekonstruksi peristiwa traumatik bersifat
terapetik, tetapi psikoterapi harus dindividualisasi
karena bagi sejumlah pasien mendapatkan
pengalaman trauma kembali dapat bersifat terlalu
berat
Psikoterapi setelah peristiwa traumatik intervensi
krisis dengan dukungan edukasi, dan pembentukan
mekanisme coping serta penerimaan peristiwa

Dua pendekatan psikoterapetik utama saat gangguan


muncul :
o 1. Pajanan terhadap peristiwa traumatik
melalui teknik membayangkan atau pajanan in
vivo
Pajanan dapat bersifat intens (Terapi
implosif)
Pajanan dapat bersifat bertahap
(Desensitasi sistematik)
o 2. Mengajari pasien metode penatalaksanaan
stres (Teknik relaksasi dan pendekatan kognitif
untuk menghadapi stres)
Metode penatalaksanaan stres secara efektif lebih
cepat dari metode pajanan
Terapi pada keluarga sering membantu
mempertahankan perkawinan saat periode gejala
memberat
Rawati inap dapat diperlukan jika gejala berat atau
terdapat resiko bunuh diri maupun kekerasan
Gangguan ansietas menyeluruh
o Definisi gangguan ansietas menyeluruh
Ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan mengenai
beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang hari
selama minimal 6 bulan
Kekhawatiran ini sulit dikendalikan dan berkaitan dengan
gejala somatik (otot tegang, iritabilitas, sulit tidur, dan
gelisah)
o Epidemiologi
Prevalensi 3-8% per tahun
Rasio perempuan dibanding pria 2:1
Prevalensi seumur hidup 45%
o Etiologi
Penyebab pasti tidak diketahui
Faktor Biologis
Dari beberapa penelitian, ditemukan bahwa reseptor
benzodiazepin yang abnormal merupakan salah satu
faktor yang selalu ditemukan pada pasien gangguan
ansietas menyeluruh, walaupun tidak ada data
meyakinkan
Area orak lain yang kemungkinan terlibat :
o Ganglia basalis
o Sistem limbik
o Korteks frontalis
Faktor psikososial
Dua kelompok pikiran utama yang menjadi faktor
timbulnya gangguan ansietas menyeluruh :
o 1. Kelompok perilaku-kognitif
Pasien dengan gangguan ini memberi
sepons pada berbagai hal secara tidak

benar dan tidak akurat sehingga dianggap


berbahaya
o 2. Kelompok psikoanalitik
Ansietas adalah gejala konflik yang tidak
disadari dan tidak terselesaikan
Tingkatan ansietas (berdasarkan tingkat
perkembangan)
o Tingkat primitif
Ansietas berkaitan dengan rasa takut
dikalahkan / bergabung dengan orang lain
o Tingkat lebih matur
Ansietas berkaitan dengan perpisahan
objek yang dicintai
o Tingkat yang lebih matur lagi
Ansietas berhubungann dengan hilangnya
cinta dari objek yang penting
o Ansietas superego
Rasa takut seseorang untuk
mengecewakan idealisme dan nilai-nilai
bentuk ansietas paling matur

Diagnosis
A. Ansietas dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang
menakutkan), terjadi hampir setiap hari selama setidaknya 6
bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas (seperti
bekerja atau bersekolah)
B. Orang tersebut merasa sulit mengendalikan kekhawatiran
C. Ansietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau
lebih) dari keenam gejala berikut (dengan beberapa gejala
setidaknya muncul hampir setiap hari selama 6 bulan) (pada
anak-anak hanya butuh satu gejala) :
1. Gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok
2. Mudah merasa lelah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Mudah marah
5. Otot tegang
6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau
tidur yang gelisah dan tidak puas)
D. Fokus dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas pada
gambaran gangguan axis I
E. Ansietas, kekhawatiran, atau gejala fisis menyebabkan
distres yang secara klinis bermakna atau hendaya sosial,
ekerjaan, atau area penting fungsi lainnya
F. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung
dari suatu zat atau keadaan medis umum, dan tidak terjadi
hanya selama gangguan mood, gangguan psikotik, atau
gangguan perkembangan pervasif
Gambaran klinis
Gejala utama :
Ansietas

Ansietas berlebihan dan mengganggu aspek


kehidupan lain
Ketegangan motorik
o Gemetar
o Gelisah
o Sakit kepala
Hiperaktivitas otonom
o Nafas pendek
o Keringat berlebihan
o Palpitasi
o Berbagai gejala Gastrointestinal
Kesiagaan kognitif
o Iritabilitas
o Pasien mudah terkejut
Diagnosis Banding
Semua gangguan medis yang dapat menyebabkan ansietas
Intoksikasi kafein
Penyalahgunaan stimulan
Putus alkohol
Putus obat sedatif hipnotik atau ansiolitik
Gangguan panik
Fobia
Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan somatisasii
Gangguan kepribadian
Perjalanan gangguan
Awitan usia sulit dirinci
Hanya 1/3 pasien yang mencari terapi penyakit
Gangguan bersifat ronis yang kemungkinan dapat menetap
seumur hidup
Terapi
Paling efektif menggabungkan pendekatan psikoterapetik,
faramkoterapetik, dan suporif
Terapi dapat memakan waktu yang cukup lama
Psikoterapi
Pendekatan utama :
o Terapi perilaku-kognitif
Memiliki efektivitas jangka pendek
maupun panjang
Pendekatan kognitif ditujukan pada
distorsi kognitif pasien
Pendekatan perilaku ditujukan pada
gejala somatik
Teknik utama relaksasi dan biofeedback
o Terapi suportif
Memberikan pasien keamanan dan
kenyamanan
Efektivitas jangka panjang diragukan
o Psikoterapi berorientasi tilikan
Efektivitas sedikit
o

Terapi psikodinamik
o Dilakukan dengan asumsi ansietas dapat
meningkat dengan terapi yang efektif
o Tujuan pendekatan dinamik meningkatkan
toleransi pasien terhadap ansietas, bukan
menghilangkan ansietas
Farmakoterapi
Tiga obat utama :
o Buspiron
Merupakan agonis parisal reseptor 5 HT1A
Paling efektif pada 60-80% pasien dengan
gangguan ini
Lebih efektif dalam mengurangi gejala
kognitif dibandingkan mengurangi gejala
somatik
Efek baru keluar setelah 2-3 mingu
o Benzodiazepin
Terapi berlangsung selama 2-6 minggu
diikuti 1-2 minggu untuk menurunkan
dosis obat secara bertahap sebelum
dihentikan
Kesalahan utama paling lazim
memberikan benzodiazepin untuk jangka
waktu tidak terbatas
o SSRI
Efektif terutama untuk pasien dengan
depresi komorbid
Kerugian : Obat meeningkatkan ansietas
secara sementara
Obat lain :
o Antagonis reseptor beta-adrenergik
mengurangi manifestasi somatik ansietas
o Nefazodon mengurangi ansietas dan cegah
gangguan panik
o Obat trisiklik dan tetrasiklik
Gangguan ansietas akibat keadaan medis umum
o Diakibatkan oleh gangguan medis yang berujung pada tampaknya
anisetas, dimana didapat gejala mencakup serangan panik, ansietas
menyeluruh, obsesi dan kompulsi, dan tanda distres lain
o Epidemiologi
Bervariasi
o Etiologi
Hipertiroidisme
Hipoparatiroidisme
Defisiensi vitamin B12
Feokromositoma
Lesi tertentu pada otak dan kondisi pascaensfalitis
Aritmia jantung
Hipoglikemia

Diagnosis
A. Ansietas, serangan panik, atau obsesi maupun kompulsi
menonjol dan mendominasi gambaran kliins
B. Terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan fisik, atau
temuan lab bahwa gangguan ini merupakan akibat fisiologis
langsung suatu keadaan medis umum
C. Gangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan gangguan
jiwa lain
D. Gangguan ini tidak hanya terjadi saat delirium
E. Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya dalam area fungsi sosial, pekerjaan,
atau area fungsi penting lain
Tentukan jika :
Dengan ansietas menyeluruh : jika ansietas atau
kekhawatiran berlebihan mengenai sejumlah peristiwa
atau aktivitas mendominasi gambaran klinis
Dengann serangan panik : jika serangan panik
mendominasi gambaran kliinis
Dengan gejala obsesif kompulsif : jika obsesi atau
kompulsi mendominasi gambaran klinis
o Gambaran klinis
Gejala gangguan ini dapat identik dengan gejala gangguan
ansietas primer
Terjadi suatu sindrom yang serupa dengan gangguan panik
o Diagnosis banding
Pasien harus memiliki ansietasi sebagai gejala utama dan
memiliki gangguan medis nonpsikiatri spesifik yang menjadi
penyebab bila akan mendiagnosa ganguan ansietas akibat
keadaan medis umum
o Perjalanan gangguan
Ansietas yang tidak juga membaik dapat membuat rasa
ketidakmapuan pasien
o Terapi
Terapi utama :
Terapi untuk keadaan medis yang mendasari
Terapi paling efektif :
Teknik modifikasi perilaku
Agen ansiolitik
Anti-depresan serotonergik
Gangguan ansietas yang dicetuskan zat
o Epidemiologi
Lazim ditemukan
Akibat konsumsi zat yang disebut obat rekreasional maupun
akibat penggunaan obat yang direseptkan
o Etiologi
Zat simpatomimetik (Amfetamin, kokain, kafein)
Obat serotonergik
Meyhylenedioxymethamphetamine (MDMA)
o Diagnosis
o

Harus ada ansietas, serangan panik, obsesi kompulsi yang


menonjol
Gejala harus timbul selama penggunaan zat atau dalam 1
bulan setelah penghentian penggunaan zat
Struktur diagnosis mencakup :
Rincian zat
Keadaan yang sesuai selama awitan
Pola gejala spesifik
o Diagnosis banding
Gangguan ansietas primer
Gangguan ansietas akibat keadaan medik umum
Gangguan mood
Gangguan kepribadian
Malingering
o Perjalanan gangguan dan prognosis
Bergantung pada kemampuan orang tersebut membatasi
penggunaan zat
o Terapi
Terapi primer
Menyingkirkan zat penyebab yang terlihat
Terapi alternatif
Untuk zat yang dianggap obat yang diindikasikan
secara medis
Gangguan ansietas yang tidak tergolongkan
o Gangguan campuran ansietas depresif
Pasien digambarkan dengan keeadaan gejala ansietas dan
depresif yang tidak memenuhi kriteria diagnostik gangguan
ansieas atau gangguan mood
Kombinasi gejala depresif dan ansietas hendaya fungsional
pada orang dengan gangguan ini
Epidemiologi
20-90% pasien memiliki gangguan depresif secara
episodik yang berat
Prevalensi pada populasi umum 1%
Etiologi
Empat bukti penting yang menunjukkan gejala
ansietas dan depresif terkait secara kausal :
o 1. Sejumlah peneliti melaporkan temuan
neuroendokrin yang serupa pada gangguan
depresif dan ansietas menumpulnya respon
kortisol terhadap hormon adrenokort, kotropik;
respons hormon pertumbuhan yang tumpul
terhadap klondin; dan respons TSH serta
prolaktim yang tumpul terhadap TRH
o 2. Sejumlah peneliti melaporkan data yang
menunjukkan hiperaktivitas sistem
noradrenergik

3. Banyak studi menemukan obat serotonergik


dan klomipramin berguna dalam terapi derpesif
dan ansietas
4. Studi keluarga melaporkan data yang
menujukkan gejala anisetas dan depresi
berhubungan secara genetik pada beberapa
keluarga

Diagnosis
Harus ada gejala subsindrom ansietas dan depresi
Ada beberapa gejala somatik (tremor, palpitasi, mulut
kering, rasa perut bergejolak)
Gambaran klinis
Hiperaktivitas sistem saraf otonom
Diagnosis banding
Gangguan ansietas dan depresif lainnya
Gangguan kepribadian
Gangguan ansietas menyeluruh
Gangguan campuran ansietas-depresif
Perjalanan gangguan dan prognosis
Dominasi gejala ansietas dan depresif dapat
berganitan selama perjalanan gangguan
Prognosis tidak diketahui
Terapi
Terapi berdasarkan gejala yang muncul, keparahanya,
dan tingkat pengalaman klinisi dengan berbgai
modifikasi perilaku
Farmakoterapi
o Obat abtiansietas
o Obat antidepresif
o Gabungan keduanya
o Buspiron
o Antidepresan serotonergik obat paling efektif
dalam mengobati gangguan campuran ansietas
depresif

Anda mungkin juga menyukai