BAB 2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
A. Identitas Penderita
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Anak ke
Alamat
Tanggal Periksa
: Anak M
: 7 tahun
: Perempuan
: Islam
: Aceh
: 1 dari 2 bersaudara
: Ds. Matang Keupila, Meunasah Teungoh,
Lhoksukon Barat.
: 28 April 2016
: Tn. M
: 30 tahun
: Pembawa Becak
: SD
: Ny. F
: 29 tahun
: IRT
: SMA
2. DATA DASAR
ANAMNESIS
Alloanamnesis (Anamnesis dengan orang tua pasien)
a. Keluhan Utama
Nyeri perut
b. Keluhan Tambahan
Deman,Mual dan muntah
sangkal. Riwayat keluar cacing disangkal. Pasien terkhir minum obat cacing
setahun sebelum sakit. Dan pasien sering bermain tanah.
d. Riwayat Penyakit dahulu :
Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit dengan
gejala yang sama.
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat cacingan, alergi, hipertensi dan DM disangkal
f. Riwayat penggunaan obat
Riwayat penggunaan obat disangkal
g.
suami, istri dan 2 anak kandung pasien. Suami merupakan kepala keluarga
sekaligus tulang punggung keluarganya.
Biaya kehidupan keluarga dan untuk pengambilan keputusan diserahkan
kepada suami selaku kepala rumah tangga. Penghasilan keluarga sekitar dari Rp.
800.000 per bulan. Pasien bekerja sebagai tukang becak sedangkan istri pasien
hanya sebagai ibu rumah tangga. .
Rumah yang dihuni saat ini terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga
sekaligus sebagai ruang tamu, satu ruangan dapur dan 1 kamar mandi di luar
rumah. Luas rumah pasien 5x10 meter. Jarak rumah pasien dengan rumah
Riwayat Kehamilan
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara, ibu pasien tidak memiliki
riwayat keguguran sebelumnya. Selama hamil ibu sempat 3 kali melakukan
ANC di bidan dan mengaku tidak memiliki masalah apapun selama hamil.
2.
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di praktek bidan, lahir cukup bulan, spontan pervaginam dengan
berat badan lahir 3.100 gram dan segera menangis.
i. Riwayat Makanan
Saat lahir sampai usia 2 tahun pasien masih mendapatkan ASI. Namun pasien
sudah mendapat susu formula sejak usia sekitar 12 bulan karena ibu merasa
ASInya sedikit keluar. Pasien mulai mendapat MPASI berupa nasi dan buah yang
dihaluskan saat usia 2 bulan. Saat ini pasien memiliki nafsu makan yang baik,
namun ibunya mengaku pasien kurang suka makan sayur dan sering jajan.
j. Riwayat Imunisasi
: 106x/menit, regular
2. Laju nafas
: 22x/menit, reguler
: 37,4 0 C
5. Kesadaran
: Compos Mentis
c. Data Antropometri
1. Berat badan
: 21,5 kg
Rambut
Wajah
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
: Sianosis (-), sariawan (-), beslag (-), karies gigi (-), tonsil dan
faring dalam batas normal
Kulit
Putih Langsat, turgor normal, sianosis (-), ikterik (-) pucat (-)
Leher
Inspeksi
Palpasi
Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan dinding dada simetris, retraksi
intercosta (-) luka (-) memar (-)
Palpasi
Perkusi
Anus
Tidak Diperiksa
Ascariasis
6. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
a. Istirahat yang cukup
b. Perbanyak makan bergizi
Medikamentosa
a. RL 20 Tts/menit
b. Paracetamol 3x tablet
c. Ranitidin 2x tablet
d. CTM 2x tab
e. Pirantel Pamoat 125 mg 1
7. RENCANA PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan darah rutin
b. Pemeriksaan feses
8. PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Perilaku
Kurangnya memperhatikan kebersihan kuku dan kaki
Pasien masih kurang memperhatikan kebersihan kuku dan kaki,
terbukti pasien memiliki kuku yang kotor serta jarang menggunakan sandal
terutama saat pergi kedapur. Hal ini dapat menjadi penyebaran penyakit yang
bersifat silent, karena tidak diketahuinya terdapat bakteri-bakteri yang tersimpan
di kuku dan kaki tersebut.
Kurang efektifnya mencuci tangan
Keefektifan mencuci tangan pada saat sebelum makan, sesudah
makan, sebelum mempersiapkan makanan, sesudah BAK dan BAB pada pasien
masih kurang, pasien tetap melakukan rutinitas cuci tangan, namun pasien tidak
menggunakan sabun. Hal ini dapat memudahkan penyebaran penyakit
Budaya cuci tangan yang benar adalah kegiatan terpenting. Setiap
tangan kontak dengan feses, urin atau dubur harus dicuci dengan sabun dan kalau
perlu disikat, hal ini diperlukan untuk memutuskan rute transmisi penyakit.
3.
Pelayanan Kesehatan
Kurangnya informasi mengenai pencegahan penyakit
Perlu penyuluhan oleh petugas kesehatan untuk memberi pengetahuan
tentang berbagai hal tentang Ascariasis seperti penyebab, rute transmisi dan
pencegahan penyakit. Cara-cara tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat
agar mereka dapat mencegah timbulnya Ascariasis di lingkungan tempat tinggal
mereka. Informasi mengenai Ascariasis terutama pencegahan penyakit tersebut
dapat mencegah penyebaran penyakit menular di masyarakat. Namun hal ini juga
harus diperhitungkan dari segi waktu, dana dan tenaga.
Penyuluhan PHBS
Penyuluhan tentang PHBS juga sangat diperlukan agar masyarakat
lebih peduli lagi tentang kebersihan individu dan lingkungan, sehingga dapat
mengurangi infeksi cacing baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
10
12.
PERILAKU
LINGKUNGAN
Kurangnya
memperhatikan
kebersihan kuku dan
kaki
Pasien terpapar
cacing pada tanah saat
main disekitar rumah
Kurang efektifnya
kebiasaan mencuci
tangan
ASCARI
ASIS
PELAYANAN
KESEHATAN
Kurangnya informasi
mengenai rute tranmisi,
gejala-gejala, dan
pencegahan ascariasis
Kurangnya penyuluhan
PHBS
11
12
17