Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Paragraf ruang lingkup dalam aporan auditor mencakup 2 frasa penting dengan
standar-standar auditing yang berlaku umum yang mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit untuk :
1. Frasa memperoleh kepastian yang layak
dimaksudkan untuk memberi tahu para pemakai bahwa auditor tidak
menjamin atau memastikan kewajaran penyajian laporan keuangan. Namun
tetap ada risiko bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar,
meskipun pendapat auditor adalah wajar tanpa pengecualian.
2. Frasa bebas dari salah saji yang material
dimaksudkan untuk memberi tahu para pemakai bahwa tanggung jawab
auditor terbatas pada informasi keuangan yang material saja. Materialitas
ini penting karena tidaklah praktis jika auditor harus memberikan kepastian
menyangkut jumlah yang tidak material.
Materialitas
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan
audit yang harus dikeluarkan.
FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai :
Besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan
memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang
bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut mungkin akan berubah atau
terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.
Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas :
1. Merencanakan luas pengujian
Langkah 1 : Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
Langkah 2 : Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke
segmen-segmen
2. Mengevaluasi hasil-hasil
Langkah 3 : Mengestimasikan total salah saji dalam segmen
Langkah 4 : Memperkirakan salah saji gabungan
Langkah 5 : Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan
pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas
Menetapkan Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas
SAS 107 (AU 312) mengharuskan auditor memutuskan jumlah salah saji
gabungan dalam laporan keuangan, yang akan mereka anggap material pada awal
audit ketika sedang mengembangkan strategi audit secara keseluruhan. Kami
menyebut keputusan ini sebagai pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas (preliminary judgement about materiality) karena, meskipun
merupakan pendapat profesional, hal itu mungkin saja berubah selama
penugasan. Pertimbangan ini harus didokumentasikan dalam file audit.
yang tercatat
PDR =
AAR
IR
Dimana :
Jenis-jenis Risiko
1. Risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk)
adalah risiko bahwa bukti audit untuk suatu segmen akan gagal mendeteksi
salah saji yang melebihi salah saji yang dapat ditoleransi.
Jika risiko deteksi yang direncanakan dikurangi, auditor harus mengumpulkan
lebih banyak bukti untuk mencapai rencana pengurangan risiko itu.
2. Risiko inheren
mengukur penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji (kekeliruan
atau kecurangan) yang material dalam segmen, sebelum memperhitungkan
keefektifan pengendalian internal.
Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar akan ada salah saji,
dengan mengabaikan pengendalian internal, auditor akan menyimpulkan bahwa
risiko inheren adalah tinggi. Pengendalian internal diabaikan dalam penetapan
risiko inheren karena pengendalian internal ini diperhitungkan secara terpisah
dalam model risiko audit sebagai risiko pengendalian.
Jika risiko inheren adalah tinggi, maka akan menghasilkan risiko deteksi yang
direncanakan adalah lebih rendah serta lebih banyak bukti yang direncanakan
ketimbang jika risiko inheren lebih rendah.
Selain meningkatkan bukti audit untuk risiko inheren yang lebih tinggi dalam
bidang audit tertentu, auditor biasanya juga menugaskan staf yang lebih
berpengalaman pada bidang itu serta mereview pengujian audit yang telah selesai
secara lebih menyeluruh.
3. Risiko pengendalian (control risk)
mengukur penilaian auditor mengenai apakah salah saji yang melebihi jumlah
yang dapat ditoleransi dalam suatu segmen akan dicegah atau dideteksi secara
tepat waktu oleh pengendalian internal klien.
SAS 107 (AU 312) menyebut kombinasi risiko inheren dan risiko pengendalian
ini risiko salah saji yang material (risk of material misstatement).
Seperti pada risiko inheren, hubungan antara risiko pengendalian dan risiko
deteksi yang direncanakan adalah berbanding berbalik, sedangkan hubungan
antara risiko pengendalian dan bukti substantif bersifat langsung. Jika auditor
menyimpulkan bahwa pengendalian internal efektif, risiko deteksi yang
direncanakan dapat diperbesar sehingga bukti dapat dikurangi. Auditor dapat
memperbesar risiko deteksi yang direncanakan bila pengendaliannya efektif
karena pengendalian internal yang efektif akan memperkecil kemungkinan
terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.
4. Risiko audit dapat diterima (acceptable audit risk)
adalah ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan
mungkin mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan
pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.
Apabila auditor memutuskan risiko audit yang dapat diterima yang lebih
rendah, auditor ingin lebih yakin bahwa laporan keuangan tidak disalahsajikan
secara material.
Sering kali, auditor menyebut istilah audit assurance (yang juga disebut
assurance keseluruhan atau tingkat assurance) dan bukan risiko audit yang dapat
diterima. Audit assurance atau istilah-istilah lain yang sejenis merupakan
pelengkap risiko audit yang dapat diterima, yaitu satu dikurangi risiko audit yang
dapat diterima.
Jika auditor memutuskan untuk mengurangi risiko audit yang dapat diterima
dan risiko deteksi yang direncanakan jiga dikurangi, dan bukti yang direncanakan
harus ditambah.
Menilai Risiko Audit yang Dapat Diterima
Risiko penugasan (engagement risk)
adalah risiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan menderita
kerugian setelah audit selesai, walaupun laporan audit sudah benar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima :
1. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan.
Jika pemakai eksternal sangat tergantung pada laporan keuangan, maka tepat
untuk mengurangi risiko audit yang dapat diterima. Jika laporan keuangan sangat
diandalkan, mungkin saja timbul kerugian sosial yang besar jika salah saji yang
signifikan dalam laporan keuangan tetap tidak dideteksi.
Ada beberapa faktor yang merupakan indikator yang baik mengenai derajat
ketergantungan pemakai ekstern pada laporan keuangan :
a. Ukuran klien. Secara umum, semakin besar operasi klien, semakin luas
pemakaian laporan keuangan. Ukuran klien, yang diukur menurut total aktiva
atau total pendapatan, akan mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima.
b. Distribusi kepemilikan. Laporan keuangan perusahaan terbuka umumnya
diandalkan oleh lebih banyak pemakai ketimbang laporan keuangan
perusahaan tertutup. Bagi perusahaan-perusahaan ini, pihak-pihak yang
berkepentingan mencakup SEC, para analis keuangan, serta masyarakat
umum.
Integritas manajemen
Evaluasi yang lazim atas risiko audit yang dapat diterima adalah tinggi, sedang,
atau rendah, dimana penilaian risiko audit yang dapat diterima yang rendah
berarti bahwa klien itu riskan dan membutuhkan bukti yang lebih ekstensif,
penugasan personil yang lebih berpengalaman, dan/atau review yang lebih
ekstensif atas dokumentasi audit.