id
digilib.uns.ac.id
1
SKRIPSI
Oleh :
NIKEN ARESTA
NIM. X7108717
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Oleh :
NIKEN ARESTA
NIM. X7108717
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
PENGESAHAN
Nama
: Niken Aresta
NIM
: X7108717
Tanggal :
Tanda Tangan
Ketua
.................................................
Sekretaris
.................................................
Anggota I
: Ngadino Y, M.Pd.
.................................................
Anggota II
.................................................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Abstract
Niken Aresta, THE IMPROVEMENT OF THE ABILITY OF LISTENING
ATTENTIVELY OF SUBSTANCE STORY BY USING THE AUDIO VISUAL
ANIMATED FILM MEDIA IN INDONESIAN LANGUAGE SUBJECT FOR
THE FOURTH GRADE STUDENTS OF TALUNOMBO I BATURETNO
REGENCY OF WONOGiRI IN THE 2009/2010 ACADEMIC YEAR. Mini
thesis. Surakarta : Education and Pedagogy Faculty of Sebelas Maret University.
Surakarta, April 2011
The goals to be achieved in the research is to improve the ability of
listening attentively of substance story by using the audio visual Animated film
media in Indonesian subject also to solve the constraint in the imploying by
audio visual animated film media for the fourth grade student of Talunombo 1
state owned elementary schools, Baturetno regency of Wonogiri in the 2009/2010
academic year .
This research is class room action research. The model consist of one
system that formed a cycle.. Each cycle consist of four stages. Such as ; planning,
action, observation, analysis and reflection. This research held in Talunombo 1
state owned elementary school. The subject of this research are teacher and the
fourth grade student of Talunombo 1 Baturetno regency of Wonogiri in the
2009/2010 academic years consist of 22 students. The technique that used to
conclude the data consist of : observation, archives recording test and
documentation. The datas validity were used on this research is theorys
triangulation and curriculums triangulation. The datas analyzing technique that
used is Miles and Huberman interactives analysis that conclude of three
action.They are : data reduction, data gathering, and make conclusions.
According to this research can be knowing that the pre cycle is showing
result are 36,36% students can thorough the mastery learning.The first cycle
showing 45,45 % or grow up 9,09% from pre cycle. But this result have not
reached the worked indicators yet that certain of student who have theroughed the
mastery learning 70%. The research is continued to the second cycle. The students
who can through the mastery learning are 81,81% grow up 36.36% from the first
sycle . Based from the second cycle the research is success., because the students
who can through the mastery learning extend 81,81% was over from the worked
indicators that certained.It can be concluded that the audio visual film animation
media can improved the listening atentivevely on the fourth grade students of
Talunombo 1 state owned elementary school, subdistrict Baturetno regency
Wonogiri in the 2009/2010 of academic year.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
ABSTRAK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
MOTTO
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
PERSEMBAHAN
2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari banyak sekali hambatan yang menimbulkan
kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya akhir ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah mlibatkan berbagi pihak.
Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih.
Ucapan terima kasi penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1.
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin bagi penulis untuk menyusun skripsi ini.
2.
3.
Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4.
5.
Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah tulus ikhlas
membimbing mengarahkan dn meberikan petunjuk dalam penyusunan skripsi
ini.
6.
7.
8.
Bapak/ ibu guru beserta staf SD Negeri 1 Talunombo, yang telah membntu
dlam pelaksanaan penelitian.
Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Semoga
skripsi
ini
dapat
bermanfaat
bagi
semua
pihak
Surakarta,
April 2011
Penulis
commit to user
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
DAFTAR ISI
commit to user
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
1
3
3
4
4
4
6
6
6
7
7
8
10
10
10
11
12
14
15
17
17
19
20
22
24
27
29
30
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
commit to user
33
34
35
36
36
37
38
39
41
43
43
75
78
79
80
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar bagan kerangka berfikir ..................................................
31
34
38
44
54
59
Gambar 7 Grafik data nilai terendah, tertinggi, dan hasil belajar ..................
62
70
72
74
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
41
Tabel 2.
41
Tabel 3
44
Tabel 4
54
Tabel 5
55
Tabel 6
57
Tabel 7
58
Tabel 8
Tabel ketuntasan KKM dan peran serta siswa pra siklus dan siklus I 61
Tabel 9
62
Tabel 10
70
Tabel 11
70
Tabel 12
71
Tabel 13
72
Tabel 14
73
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Bahasa Indonesia kelas IV .............................................
83
84
85
86
87
88
92
94
99
Lampiran 10 Daftar Skor Nilai, Prosentase dan Frekuensi serta Grafik Siklus I 107
Lampiran 11Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................
110
114
115
120
128
Grafik Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu
pengetahuan
dan
pendidikan
mengalami
perubahan
dan
perkembangan setiap saat untuk menuju arah yang lebih baik, serta mengarah
pada hal yang modern. Dengan pesatnya perkembangan hidup manusia menuntut
kita untuk berfikir kritis dan maju serta senantiasa mengembangkan pengetahuan
di dunia pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan mutu dan kualitas hidup. Semakin tinggi mutu pendidikan kita
maka akan semakin bermakna pula kehidupan.
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara terus menerus
(continue) serta mnyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai pancasila. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kecakapan ( life skill ) yang diwujudkan
melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup serta
menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan masa yang akan datang. Untuk
itu , sekolah dapat mewujudkan tujuan pendidikan.
Sekolah sebagai tempat peserta didik belajar. Dalam belajar diharapkan
peserta didik dapat memperoleh prestasi belajar yang baik. Akan tetapi terkadang
prestasi belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan daya serap
masing-masing peserta didik berbeda dalam menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru ( Winkel, 1984 : 162) . Untuk memperoleh prestasi yang
diharapkan, baik guru maupun peserta didik harus saling mendukung serta
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun salah satu mata pelajaran
yang diharapkan mempunyai prestasi yang baik adalah pelajaran bahasa
Indonesia.
Belajar Bahasa Indonesia berarti belajar berkomunikasi. Sebab bahasa
merupakan salah satu alat komunikasi. Dengan Bahasa, maka seseorang dapat
saling bertukar pikiran, ide dan informasi. Dengan Bahasa, manusia dapat
birenteraksi antara satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, belajar
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
media, dan
dapat
merangsang peserta didik lebih berkonsentrasi dan lebih memahami materi yang
diajarkan karena penyampaian materi dengan media audio visual bisa lebih jelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
D. Rumusan Masalah
Supaya masalah dalam suatu penelitian dapat terjawab dengan baik, maka
masalah harus dirumuskan dengan baik dan jelas. Berdasar latar belakang di atas
maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah media audio visual film animasi dapat meningkatkan kemampuan
menyimak isi cerita siswa kelas IV SD N 1 Talunombo Baturetno?
2. Apakah keuntungan dan kendala dalam penggunaan media audio visual
film animasi untuk meningkatkan kemampuan menyimak isi cerita siswa
SD 1 Talunombo Baturetno Tahun Ajaran 2009/2010 ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada mata pelajaran bahasa
Indonesia melalui media audio visual film animasi pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Talunombo Baturetno Tahun Ajaran 2009/2010.
2. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam penggunaan media audio visual
film animasi untuk meningkatkan kemampuan menyimak isi cerita mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 1 Talunombo
Baturetno Wonogiri Tahun ajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan pengetahuan di dunia pendidikan.
b. Dapat memberikan pengetahuan kepada guru tentang media pembelajaran
inovatif serta penerapannya, yaitu audio visual film animasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Siswa
Dengan adanya penelitian tindakan kelas, siswa yang mengalami kesulitan
belajar dapat diminimalkan, yang selanjutnya hasil belajar siswa akan
meningkat. Kemampuan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya kemampuan menyimak isi cerita dapat meningkat sehingga
kriteria ketuntasan dapat meningkat.
b. Untuk Guru
Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas, guru dapat meningkatkan
kemampuan mengajarnya dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang bervariasi, termasuk dalam memilih metode dan media yang sesuai
dengan tujuan dan materi yang akan diberikan sehingga apa yang
diharapkan oleh guru dapat tercapai.
c. Untuk Sekolah
Dapat memberikan masukan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran
para guru. Sehingga pendidikan dapat meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Kemampuan
Setiap manusia yang terlahir di dunia telah dianugerahi kemampuan oleh
Sang Pencipta. Kemampuan sering disebut juga dengan kecakapan (ability).
Menurut Akhmad Sudrajat kecakapan individu dapat dibagi kedalam dua bagian
yaitu kecakapan nyata (actual ability) dan kecakapan potensial (potential
ability).(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).
Kecakapan nyata (actual ability) yaitu kecakapan yang diperoleh melalui
belajar (achivement atau prestasi), yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji
dengan segera. Sedangkan kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan yang
masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan
(herediter). Kecakapan potensial dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu
kecakapan dasar umum (intelegensi atau kecerdasan) dan kecakapan dasar khusus
(bakat atau aptitudes).
Selanjutnya Muhammad Musrofi (2008:145) tentang delapan kecerdasan
dasar, yaitu : kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan
kinetik-jasmani, kecerdasan antar pribadi (interpersonal), kecerdasan intra pribadi
(intrapersonal), kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan
natural. Selain itu ada satu jenis kecerdasan di luar delapan kecerdasan tersebut,
yaitu kecerdasan eksistensial. Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan dan
sensitifitas untuk menjawab pertanyaan dasar tentang keberadaan manusia, seperti
arti kehidupan, mengapa kita mati, bagaimana kita di alam kematian, dll.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah segala
daya kecakapan yang dimiliki individu yang diperoleh dari bawaan (kecerdasan
dan bakat) dan dari belajar. Setiap individu memiliki kecerdasan dasar, namun
jarang semua kecerdasan dasar menonjol di setiap individu. Semua kemapuan di
dalam individu dapat ditingkatkan untuk kehidupan yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
b. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik termasuk dari delapan kecerdasan ganda (multiple
intelgensi) yang dikemukakan oleh Howard Gadner. Kecerdasan linguistik adalah
kecerdasan menggunakan bahasa (verbal). Menurut Beni S Ambarjaya (2008 :92)
Kecerdasan linguistik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (1) bisa berfikir secara
sistematis ; (2) senang berdebat dan berargumentasi, membaca, mendengar dan
menulis; (3) mampu mengeja dengan mudah; (4) mengingat dengan detail sebuah
hal; (5) menyukai permainan kata, dan percaya pada saat berbicara di depan
publik.
Selanjutnya Beni S Ambarjasa (2008 :92), menyebutkan bahwa kegiatan
belajar dan penugasan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah (1) meminta
siswa bercerita; (2) mengadakan forum debat dan diskusi; (3) bermain permainan
ingatan tentang nama dan tempat; (4) membaca dan menulis cerita, menulis
resensi atau kliping: (5) permainan teka-teki atau permainan yang berhubungan
dengan kosakata: (6) meminta siswa untuk mewawancarai seseorang mengenai
topik; (7) serta meminta siswa untuk membuat pajangan kelas atau majalah
dinding.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik
adalah kemampuan
c. Pengertian Menyimak
Dalam jurnal internasional (In H. C. Liou, J. E. Katchen, and H. Wang
(Eds.),
Lingua
Tsing
Hua
(pp.
221-236)
Taipei:
Crane,
2003.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
d. Tujuan Menyimak
Logan dan kawan-kawan (dalam Sutari dkk: 1994: 32) mengklasifikasikan
menyimak atas dasar tujuan khusus/spesifik Menurut mereka ada tujuh ragam
menyimak yang perlu dikembangkan melalaui pelajaran bahasa bagi peserta didik.
Ragam tersebut antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
tengah. Kata tengah itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut
juga sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantari kedua sisi tersebut.
Karena posisinya di tengah bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung,
yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari
satu sisi ke sisi lainnya.
Selanjutnya Yudhi Munadi (2008 :7 ) menjelaskan tentang definisi media,
yaitu segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
dimana
penerimaannya
dapat
melakukan
proses
belajar
secara
(dalam
http://apadefinisinya.blogspot,com/2008/05/media-
b.
menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. Proses komunikasi
secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau peresaan seorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat,
gambar, warna dan lain sebagainya secara langsung maupun menerjemahkan
pikiran komunikator kepada komunikan. Sedangkan proses komunikasi sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
menggunakan sarana atau alat sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arif S. Sadiman (dalam Yudhi
Munadi 2008;11) yang menyatakan bahwa media adalah perangkat lunak
(soffware). Media dibagi menjadi dua bentuk. Media jenis pertama berbentuk
lambang/simbol berisi pesan atau informasi yang biasanya disajikan dengan
menggunakan peralatan. Media jenis kedua sebagai perangkat kerasnya (
hardware), yakni sebagai sarana untuk dapat menampilkan pesan yang
terkandung pada media tersebut.
Selanjutnya Yudhi Munadi (2008: 10) menjelaskan bahwa dalam proses
pembelajaran tatap muka antara guru dengan siswa biasanaya dilakukan di dalam
kelas ( ruang) guru dalam proses lebih berperan sebagai sumber sedangkan siswa
sebagai penerimanya.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa media sebagai bahasa
guru adalah sumber-sumber belajar selain guru inilah atau penghubung pesan ajar
yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik.
c. Pemilihan Media
Media
apapun
yang
digunakan
pada
prinsipnya
harus
mampu
objek
yang
sesungguhnya;
(8)
menarik
perhatian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
1) Karakteristik siswa
Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai
hasil dari pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan pola
aktivitas dalam meraih cita-citanya.
2) Tujuan belajar
Pemilihan media harus disesuaikan oleh tujuan belajar dan kompetensi
yang akan di capai
3) Sifat bahan ajar
Isi bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang ingin dilakukan
peserta didik. Setiap kategori pembelajran menuntut ktivitas dan perilaku
yang berbeda-beda, dan dengan demikian akan mempengaruhi pemilihan
media beserta teknik dan pemanfaatannya.
4) Pengadaan media
Menurut Arief S. Sadiman (dalam Yudhi Munadi 2008:191) membagi
media menjadi dua macam yakni media jadi dan media rancangan. Aspek
teknis lain yang butuh perhatian dan menjadi pertimbangan adalah waktu,
tenaga, fasilitas dan dan peralatan pendukung. Karena aspek-aspek
tersebut seringkali menjadi penghambat dalam pengembangan dan
pemanfaatan media pembelajaran secara maksimal
5)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
peserta didik, tujuan yang hendak dicapai, pengadaan media serta kesesuaian
dengan bahan ajar.
imajinasi siswa.
e) Fungsi motivasi, yaitu media dapat mendorong siswa untuk
melakukan apa yang semestinya dilakukan sehingga tujuan tercapai.
5) Fungsi sosio-kultural
Media dapat mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi
pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
e. Jenis Media
Yudhi Munadi (2008 : 55) membagi jenis-jenis media menjadi empat
kelompok yaitu
1) Media audio, yaitu media yang melibatkan indra pendengaran yang hanya
mampu memanipulasi kemampuan suara semata
2) Media visual, yaitu media yang hanya melibatkan indra penglihatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
3) Media audio visual, yaitu media yang melibatkan indra penlihatan dan
pendengaran sekaligus dalam satu proses.
4) Media multimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indra dalam satu
kali proses pembelajaran.
Selanjutnya Heni Citraningrum (2009 :40 ) membagi jenis-jenis media
menjadi tiga yaitu :
1) Media audio, yaitu alat bantu pengajaran yang berhubungan dengan bunyibunyi dan pendengar.
2) Media visual, yaitu media yang berhubungan dengan penglihatan.
Menurut Heinich Molenda, Russel (1996:8) membagi jenis-jenis media
sebagai berikut
1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster
dan komik
2) Media tiga dimensi, yaitu media dalam bentuk padat model penampang,
model susun, model kerja, dan diorama.
3) Media proyeksi seperti slide, film, film stips dan OHP
4) Lingkungan sebagai media pembelajaran
Akhmad Sudrajat membagi jenis-jenis media menjadi empat jenis, yaitu
media visual, media audio, Projected still media, projected motion media.
(http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/media-pembelajaran.html)
Sumber lain membagi media pembelajaran menjadi empat jenis yaitu, (1)
Media grafis/ alat peraga dua diemensi; (2) media visual dua dimensi; (3) media
audio; (4) media yang diproyeksikan .
Berdasarkan paparan dari berbagai pakar tersebut dapat disimpulkan
macam-macam media antara lain media audio, media visual, media audio visual,
media multimedia, media yang dproyeksikan, serta lingkungan belajar dan dapat
digambarkan dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.
Media yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah
media dengan jenis audio visual (suara dan pandang)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
g. Pengertian Film
Dalam
jurnal
internasional
(Harold
Moellering
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
h. Jenis Film
Film dalam penggunakaan dan jenis isinya memiliki jenis yang berbedabeda. Yudhi Munadi (2008;117) membagi jenis-jenis film menjadi tiga jenis, yaitu
(1) film dokumenter ( menggambarkan permasalahan kehidupamn manusia
meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar manusia etika dan
lain sebagainya), (2) film docudrama ( berdasarkan kisah nyata ) ; (3) film drama
atau semi drama ( film yang melukiskan human relation.)
Asnawir ( dalam Yudhi Mundahi 2008: 119) membagi film menjadi 10
jenis , yaitu film informasi, film kecakapan atau drill, film apresiasi, film
dokumenter, film rekreasi, film episode, film sain, film berita (news), film
industri, dan film provokasi
Sumber lain menyebutkan jenis-jenis film anatara lain :
1) Film informasi, yaitu film yang dapat memberikan informasi data autentik
petunjuk sehingga penonton mendapat pengetahuan tentang film.
2) Film kecakapan, yaitu berarti menonton film tersebut penonton akan
mendapatkan keterampilan tertentu, yaitu dengan memutrnya berulangulang.
3) Film apresiasi, yaitu film yang mendorong orang untuk berapresiasi
tentang isi film yang ditampilkan
4) Film dokumnter, yaitu film yang berisi rekaman tentang kejadian yang
sebenarnya, walaupun penampilannya mungkin sudah melalui editing.
5) Film rekreasi, yaitu film yang memberikan hiburan semata-mata kepada
penontonnya.
6) Film episode, yaitu film yang terdiri atas edisi- edisi pendek mungkin
isinya informasi umum, pengetahuan, industri dan sebgainya.
7) Film science, yaitu film yang memberikan perbendaharaan pengetahuan
baru bagi penontonnya. Bisa berupa episode pendek, dapat pula panjang.
8) Film berita (news), yaitu berupa liputan dari kejadian langsung yang
dianggap penting. Jadi sifatnya sama dengan film dokumenter.
9) Film Industri, yaitu film yang memperlihatkan informasi hasil dari industri
tertentu. Baik berupa episode-episode pendek maupun panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
10) Film provokasi, yaitu film yang menantang sekelompok orang bereaksi
secara cepat dan langsung terhadap apa yang disajikan dan mendorong
untuk diskusi.
Dari pernyataan tersebut disimpulkan jenis-jenis film antara lain : film
dokudrama
film
rekreasi,episode,
science,
industri,
provokasi,
i. Sejarah Animasi
Animasi merupakan suatu tekhnik yang banyak sekali dipakai di dunia
film dewasa ini, baik sabagai satu kesatuan utuh, bagian dari suatu film, maupun
bersatu dengan film live. Dunia film sebetulnya berakar fotogrfi, sedangkan
animasi berakar dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dunia gambar,
yaitu ilustrasi dan design grafis. (desain komunikasi visual) Melalui sejarahnya
masing-masing, baik fotografi maupun ilustrasi mendapat dimensi calon wujud
baru dalam live clan animasi. ( http://zawa.blogsome.com/2008/04/30/)
Selanjutnya, Wojowasito dalam http://zawa.blogsome.com/2008/04/30/
menjelaskan mengenai sejarah film animasi yaitu berwal dari keinginan manusia
untuk membuat gamabar atau image yang hidup dan bergerak sebagai perantara
dari pengungkapan ( expression) mereka, merupakan perwujudan dari bentuk
dasar animasi yang hidup berkembang. Kata animasi itu sendiri sebenarnya
penyesuaian dai kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate. Dalam
kamus Bahasa Inggris-Indonesia berarti penghidupan. Secara umum animasi
merupakan suatu kegiatan mnghidupkan, menggerakkan benda mati; suatu benda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup
bergerak, atau hanya berkesan.
Masih dai sumber yang sama ( http : // Zawa blogsome com/2008/04/30.)
menyebutkan beberapa sejarah teknik film animasi dari berbagai negara yaitu
antar lain :
1) Hallas and Manvell mengemukkan pendapatnya mengenai sejarah film
sebgai berikut Sebenarnya, sejak jaman dahulu, manusia telah mencoba
menganimasi gerak gambar binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh
para ahli para purbakala di gua Lascaux Spanyol Utara, sudah berumur
dua ratus ribu tahun lebih ;
2) Mereka mencoba untuk menangkap gerak cepat lari binatang, seperti
celeng, bison, kuda, digambarkan dengan delapan kaki dalam posisi yang
berbeda dan bertumpuk ; Orang-orang Mesir kuno menghidupkan gambar
mereka dengan urutan gambar-gambar para penggulat yang sedang
bergumul, sebagai dekorasi dinding. Dibuat sekitar tahun 2000 sebelum
Masehi ( Thomas 1958 : 8) ;
3) Hingga tahun 1880-an , Jean Marey menggunakan alat potret beruntun
merekam secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan
manusia dan binatang lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal
kamera film berkembang sampai saat ini. Dan di tahun 1892,Emile
Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi yang disebut
praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan
diproyeksikan pada suatu cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat
cikal bakal proyektor pada bioskop (Laybourne 1978 : 23).
4) Lukisan di Jepang kuno memperlibatkan suatu alur cerita yang hidup ,
dengan menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa heian (7941192)( ensiklopedia Americana 19, 1976). Kemudian muncul mainan yang
disebut thaumatroupe sekitar abad 19 di Eropa, berupa lembaran cakram
tebal, bergambar burung sangkar, yang kedua sisinya diikat seutas tali,
bikla dipilin dengan tangan akan memberikan santir gambar burung itu
bergerak (Laybourne 1978 :18).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
5) kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini, dianggap
sebagai pembuka awal dari perkembanagan teknik film animasi
(ensiklopedi AmericanovoL VI, 1976: 740 ) ; Fleischer dan Sullivan telah
memanfaatka teknik animasi sell , lembaran tembus pandang yang terbuat
dari seluloid (celluloid) yang disebut sell . Pemula lainnya di Jerman ,
Lotte Leineger di tahun 1919 mengembangkan filmanimasi bayangan , dan
bertosch dari Perancis di tahun 1930 membuat percobaan film animasi dari
potongan dengan figure yang berasal dari potongan kayu.
6) Gorge Pal memulai penggunaan boneka sebagai figure dalam film animasi
pendeknya. Pada tahun 1934 di Belanda. Dan Alexander Ptushko dari
Rusia membuat film animasi boneka Jepang The New Gulliver di tahun
1935 ; tahun 1935 Len Lye dari Canada, memulai menggambar langsung
pada film setelah memasuki pembaharuan dalam film berwarna melalui
colour box . Perkembangan tekhnik film animasi yang terpenting , yaitu
di sekitar tahun 1930-an. Dimana muncul film animasi bersuara yang
dirintis oleh Walt Disney dari Amerika Serikat, melalui film Micky
mouse , Donald Duck dan Silly Symphony yang dibuat selama
tahun 1928 sampai 1940. ; Pada tahun 1931 Disney membuat film animasi
warna pertama dalam filmnya Flower and trees . Dan film animasi
kartun panjang pertama dibuat diosney pada tahun 1938, yaitu film Snow
White and seven Dwarfs .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
hasilnya; atau yang berhubungan dengan cerita atau lelakon., film mempunyai
pengertian sebagai gambar hidup atau rangkaian gambar-gambar yang bergerak
menjadi suatu alur cerita yang ditonton orang, bentuk film yang mengandung
unsur dasar cahaya , suara dan waktu. (http :// zawa blogsome.com/2008/04/30/)
Sedangkan pengertian animasi secara khusus menurut ensiklopedi
Americana : animated, a motion picture consisting of series of individual handdrawn sketches, in which the positions or gestures of the figures are varied
slightly from one sketch to another . Generally , the series is film hand, when
projcted on creen, suggest that figures are moving (Encyclopedi Americana vol
VI, 1976 )
Animasi diambil dari Bahasa Latin Anima yang berarti jiwa, hidup,
nyawa, semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah-olah bergerak
karena kemampuan otak untuk mengingat dan menyimpan gambar-gambar yang
terlihat sebelumnya (Vega 2004: 1) Animasi adalah susunan imej-imej dua
dimensi atau posisi model agar mnghasilkan gerakan. Animasi adalah ilusi optik
pergerakan disebabkan oleh penerusan penglihatan dan boleh dihasilkan dan
dimdemonstrasikan berbagai cara. Kaidah persembahan animasi yang paling laris
adalah wayang gambar atau video (http ://id.wikipedia.org/wiki/animasi )
Navrianz mengungkapkan bahwa animasi adalah suatu gambar diam
secara inbeethwin dengan jumlah banyak, dan bila diproyeksikan akan seolah-olah
hidup (bergerak) seperti film-film kartun di televisi. Animasi tidak hanya
digunakan duntuk film kartun saja, tapi juga dapat digunakan untuk pendidikan,
informasi, dan media pengetahuan lainnya yang tidak dapat dijangkau dngan life
melalui kmera foto atau
animasi/htm)
Animasi menurut Encharta adalah gambar gerak yang direkam dari satu
seri dari gambar diam , gambar objek atau gambat orang dari berbagai posisi yang
berbeda yang mengalami perubahan gerak jika dimainkan sendiri, bukan lagi
gambar statis yang berdiri sendiri, namun sudah menjadi kesatuan gerak yang
halus.
(http://www.google.co.id/Norma
Ann>>Blog
Archive>>Bab
02
Anime/htm).
Animasi adalah salah satu bentuk karya seni yang menarik dan
menawarkan banyak kelebihan antara lain : (1) Menggambarkan hal yang tidak
mungkin terjadi di dunia nyata menjadi mungkin. (2) Membuat imajinasi lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
berkembang (3) Membuat objek diam menjadi menarik dan bergerak (4) Dapat
dibuat sesuai dengan tujuan pembuatannya. (5) Sebagai media hiburan dan
informasi. Selanjutnya film animasi adalah film yang memanfaatkan gambar dan
benda mati yang lain seperti boneka, meja, kursi, yang dapat dihidupkan dengn
teknik animasi. Selain itu subjek-subjek hidup seperti manusia, hewan juga dapat
dianimasikan. (http://www.google.co.id/Norma Ann>>Blog Archive>>Bab 02
Anime/htm)
Dari paparan-paparan diatas dapat disimpulkan bahwa animasi adalah
gambar dua dimensi yang diolah dengan teknik tertentu yang seolah-olah bergerak
atau menghidupkan benda mati yang diproyeksikan menjadi suatu gerakan. Film
animasi adalah film yang memanfaatkan benda mati ataupun hidup untuk
diproyeksikan sebagai hiburan mupun media ajar untuk menghidupkan benda
mati dan memudahkan merealisasikan (memvisualisasikan) sesuatu yang tidak
live agar mudah dinikmati dan dipahami .
k. Jenis Animasi
Animasi telah mengalami perkembangan dari awal pembuatannya. Pada
awal pemnbuatannya, animsi memakai prinsip yng sederhana, baik konsep,
tekhnik alat maupun objeknya. Namun kini animasi telah mengalami kemajuan,
Berdasarkan sumber ( http://zawa blogsome com/2008/04/30 ) membagi jenisjenis animasi sebagai berikut
1) Animasi 2D
Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa juga disebut
dengan film cartoon,yang artinya gambar yang lucu. Memanag film kartun
ini kebanyakn adalh film yang lucu. Contohnya banyak sekali, misalnya
doraemon, Looney tonees, Pink Panther, Tom and Jery Scobydoo, Mulan,
dan banyak lagi.
2) Animasi 3D,
Perkembangan teknologi dan komputer membutan teknik pembuatan animsi
3D semkin berkembang dan maju pesat.Animasi 3D adalah pengembangan
daroi animasi 2D . Dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin
hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya. Misalnya Nemo, shark
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Tidak
ada
ketebalan
pada
animasi
dua
dimensi
(http
//
www.lecturer.ukdw.ac.id.anton.download.multimedia5.pdf )
2) Animasi 3D (3 Dimensi ), yaitu animasi yang menggunakan perkembangan
teknik dan komputer. Teknik 3D merupakan pengembangan dari teknik 2D,
karakter yang dibuat lebih hidup dan nyata dan mirip dengan wujud aslinya.
Animasi 3D menggunakan wujud 3 aksis ( sudut pandang) yaitu X, Y, Z.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Aksis Z mewakili ketebalan dan gerakan maju mundur. Dengan tiga aksis
maka objek dan gerakan lebih realistis. Bentuk ini memiliki objek lebar,
tinggi, dan ketebalan. Gerakan objek bisa ke samping, atas bawah, maju
mundur. Pada animasi 3 D juga dapat dikreasi efek-efek seperti pencahayaan
dan bayangan. (http//lecturer. Ukdw.ac.id.anton.download.multimedia5.pdf)
3) Animasi tanah liat ( clay animation ), yaitu animasi yang paling jarang kita
dengar dan kita temukan diantara jenis lainnya. Padahal jenis tekhnik animasi
ini bukan termasuk tekhnik yang baru seperti pada saat toy story membuka
animasi 3D. Bahkan boleh dibilang sebagai nenek moyangnya animasi.
Karena animasi pertm dalam bentuk clay animation. Meski namanya clay (
tanah lit),yang dipakai buknlh tanah liat yang biasa. Animasi ini memakai
plasticin, bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pad tahun 1897.
Tokoh dalam animasi clay dibuat dengan rangka khusus untuk kerangka
tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup dengan plasticine sesuai bentuk tokoh
yang ingin dibuat. Bgian-bagian tubuh kerangka ini serperti kepala, tangan,
kaki, bisa dilepas dan dipasang lagi. Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto
pergerakan. Gambar tersebut digabung menjadi gambar yang bergerak. Clay
animation termasuk dalam stop-motion picture. Film Animasi Clay pertama
kali dirilis pada bulan Februari 1908 berjudul, A Sculptors Welsh Rarebit
Nightmare. (http//zawa.blogsome.com/?s=gambar+kartun+lucu)
4) Animasi Jepang (anime) . Pada jenis animasi di atas yang banyak dibahas
adalah film animsi buatan Amerika dan Eropa. Namun, Jepang pun tak kalah
soal animasi. Jepang sudah banyak memproduksi nime (sebutan untuk animasi
Jepang) Berbeda dengan animasi Amrika, animasi Jepang tidak semuanya
diperuntukkan anak, bhkan ada yang khusus untuk dewasa.
penyempurnaan dari animasi 2D yang memiliki 3 aksis/ sudut pandang yaitu X,Y,
dan Z / tinggi, lebar dan ketebalan ; clay animation , yaitu animasi yang paling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
awal dan sederhana. Bahannya menggunakan plastisin/ karet lentur yang tersusun
atas bagian-bagian yang dapat dilepas dan difoto berulang-ulang; Animasi Jepang
(anime), yaitu animasi yang berasal dari Jepang pembuatannya tidak semuanya
diperuntukkan anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Berdasarkan urain di atas, jenis animasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah animasi 2D (dua dimensi)
Film animasi sel (cel technique) teknik dasar ini adalah merupakan
teknik dasar film animasi kartun ( cartoon animation). Teknik ini
memanfaatkan serangkaian gambar yang dibuat di atas lembaran
plastik tmbus pandang, dibuat sel. Figur animasi dibuat sendiri di
atas sel untuk tiap perubahan gambar ang bergerak, selain itu ada
bagian yang diam, yait latar belakang (beckground) dibuat untuk
setiap adegan, digambar memanjang lebih besar dari gambaran sell.
b)
untuk
kebutuhan
suatu
karya
seni
yang
bersifat
menggunakan tknik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
b)
Film Animasi Model, yaitu film animasi yang menggunakan macammacam bentuk animasi yang bukan boneka , tetapi model abstark
seperti ; bola, balok, prisma, silinder, kerucut dan lilin-lilin.
Penggunaannya tidak trlalu rumit dan tidak banyak membutuhkan
gerak, bahan yang dipakai trbuat dari kayu, plastik keras dn bahn
keras lainnya yang sesuiai dengan sifat karakter yang dimiliki. Film
animasi ini dapat dikatkn sebgi film animasi non-figur, karena
kesluruhan cerita tidak mebutuhkan tokoh. Jenis film teknik yang
memanfatkan
lembaran
sel
merupakan
suatu
pertimbangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
d)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
C. Kerangka Berfikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
KONDISI
AWAL
TINDAKAN
KONDISI
AKHIR
Guru belum
menerapkan media
apa pun (masih
konvensional)
Kemampuan
menyimak isi cerita
IV rendah
Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia
(menyimak isi cerita)
melalui Penerapan
Media Audio Visual
Film Animasi
Siklus I
Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
D. HIPOTESIS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Talunombo Kecamatan
Baturetno, Kabupaten Wonogiri dengan alasan sebagai berikut :
a. Di Sekolah Dasar ini belum pernah menjadi tempat penelitian tindakan
kelas.
b. Peneliti adalah salah satu pengajar di SD ini.
c. Pada tahun sebelumnya pembelajaran bahasa Indonesia untuk menyimak
isi cerita belum menggunakan media audio visual pemutaran film.
d. Di SD Negeri 1 Talunombo rata-rata nilai Bahasa Indonesia kelas IV
rendah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2009/2010 selama 5 bulan, mulai Maret 2009 sampai dengan bulan Juli 2010.
Dengan pembagian waktu sebagai berikut :
1. Penyusunan proposal dilaksanakan pada bulan Maret, April dan Mei pada
minggu pertama.
2. Pencarian ijin skripsi dilaksanakan selama dua minggu yaitu pada bulan
Mei minggu kedua dan ketiga
3. Pelaksananaan tindakan dilaksanakan selama selama empat minggu.
Pelaksanaan pada bulan Mei minggu ke empat dan Juni minggu pertama,
kedua dan ketiga.Pelaksanaan tindakan terdiri dari dua siklus dimana
setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Siklus pertama pertemuan
pertama dilaksanakan pada bulan Mei minggu ke empat, siklus pertama
pertemuan kedua dilaksanakan pada bulan Juni pada minggu pertama.
Siklus kedua pada pertemuan pertama dilaksanakan pada bulan juni
minggu kekedua , sedangkan siklus kedua pertemuan kedua dilkasanakan
pada Juni minggu ke tiga
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
4. Analisis data dilaksanakan selama tiga minggu, yaitu pada bulan Juni
minggu ke empat dan Juli minggu ke pertama dan kedua
5. Penyusanan skripsi dilaksanakan selama lima bulan, yaitu bulan Juli
sampai November
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan, yang menekankan pada perbaikan
proses pembelajaran, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian tindakan
kelas. Dengan penelitian tindakan kelas diharapkan dapat menambah pengetahuan
guna meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas.
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan
model siklus:
Planning
Reflecting
Siklus I
Acting
Observing
Planning
Reflecting
Siklus II
Acting
Observing
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan dari Kurt Levin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
C. Sumber Data
2. Peristiwa
:Proses
belajar
mengajar
dengan
penerapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
: Kurikulum KTSP
D. Subjek Penelitian
yang
sifat-keadaannya
(attribut-nya)
akan
diteliti.
lokasi
penelitian
sesuai
dengan
lingkup
penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
F. Validitas Data
Suwarto, WA (2007: 54), Ketepatan data tersebut tidak hanya bergantung dari
ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulannya, tetapi juga
diperlukan teknik pengembangan validitas datanya.
Validitas data yang digunakan adalah triangulasi. Menurut Elliot dan
Pattington dalam Wahyudi, (2008:51), triangulasi bukanlah teknik untuk
memonitor (mengawasi), namun sebagai metode yang lebih umum untuk
membawa beragam jenis bukti ke dalam suatu hubungan satu sama lain sehingga
ragam itu dapat dibandingkan dan diperbedakan.
Untuk mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
1.
Validitas
isi
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum (silabus dan kisi kisi) dan
sesuai dengan kemampuan yang akan di ukur.
2.
Trianggulasi Metode
Menurut STY. Slamet dan Suwarto, WA (2007: 54) Trianggulasi
metode adalah mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda. Disini yang ditekankan adalah penggunaan
teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda yang mengarah pada
sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya.
Trianggulasi metode ini digunakan untuk memantapkan validitas data peran
serta siswa dalam pembelajaran dan data kegiatan guru saat mengajar.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif ini mempunyai
tiga komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan(verifikasi). Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaksi dengan
proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Proses analisis interaksi
daapt digambarkan sebagai gambar 3:
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Verifikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Langkah-langkah analisis :
1. Reduksi Data
Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi.
Reduksi yaitu proses proses pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam
penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya
gambar, grafik, chart nework, diagaram, matrik, dan sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi
Hasil dari data data yang telah didapatkan dari laporan penelitian
selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya. Penarikan
kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh
sehingga kesimpulan kesimpulan juga dapat diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil
dari laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di
lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan
validitasnya.
H. Prosedur Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
menyimak isi cerita memenuhi target indikator kerja maka tidak perlu
dilakukan siklus III
I. Indikator Kerja
Indikator
Kriteria
Target
Pengumpulan
data
1.
Kemampuan
Nilai minimal
40 % siswa
Evaluasi
siswa memahami
(KKM) dalam
mendapat
meyimak isi
isi cerita
nilai 70
cerita
adalah 70
2.
40 % siswa dapat
45 % siswa
Observasi
dalam
mengikuti
dapat
dalam
penggunaan
pembelajaran
mengikuti
pembelajaran
media audio
penggunaan media
penggunaan
visual pemutaran
audio visual
media audio
film.
pemutaran film.
visual
pemutaran
film.
Indikator
Kriteria
Target
Pengumpulan
data
1.
Kemampuan
Nilai minimal
70 % siswa
Evaluasi
siswa memahami
(KKM) dalam
mendapat
menyimak isi
isi cerita
menyimak isi
nilai 70
cerita
cerita adalah 70
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
2.
70 % siswa dapat
75 % siswa
Observasi
dalam
mengikuti
dapat
dalam
penggunaan
pembelajaran
mengikuti
pembelajaran
media audio
penggunaan media
penggunaan
visual pemutaran
audio visual
media audio
film.
pemutaran film.
visual film
animasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
masih
belum
mencapai
KKM
(Kriteria
Ketuntasan
Minimal)
sebanyak 14 anak atau 63,64 % dari 22 siswa; dan siswa yang sudah mencapai
KKM hanya sebanyak 8 siswa atau 36,36 % saja. Adapun Kriteria Ketuntasan
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
M
Minimal
un
ntuk meyimaak isi cerita melalui meedia audio visual
v
adalahh 65. Oleh
s
sebab
itu, peeneliti sebaggai guru kellas IV menggadakan koordinasi denggan Kepala
S
Sekolah
dan
n guru kelass lain untuk melakukan tindakan. Tindakan
T
yan
ng diambil
d diterapk
dan
kan dalam peembelajarann Bahasa Ind
donesia adalaah menyimaak isi cerita
m
melalui
med
dia audio visual
v
kelas IV SD Neegeri 1 Tallunombo tah
hun ajaran
2
2009/2010
Daftaar nilai sebeelum tindakaan dengan ju
umlah siswa 22. Dapat dilihat
d
pada
t
tabel
3.
T
Tabel
3 : disstribusi frekuuensi pra sikklus
Rentang nilaai
R
20-31
32-43
44-55
56-67
57-79
80-91
jumlah
frekw
wensi
5
3
4
2
5
3
22
Dari hasil evaluaasi pretes (ttabel 03) dipperoleh nilaii rata-rata keelas adalah
4
48,63.
Dari tabel 04 dapat
d
dilihatt bahwa terddapat 1 sisw
wa atau 4,5
54 % yang
m
mendapat
niilai 20; terdaapat 4 siswa atau 18,18 % yang menddapat nilai 30;
3 terdapat
3 siswa atau
u13,63 % yanng mendapaat nilai 40; teerdapat 4 sisswa atau 18,18 % yang
m
mendapat
niilai 50; terdaapat 2 siswa atau 9,09 % yang menddapat nilai 60;
6 terdapat
5 siswa atau
u 22,72 % yaang mendapaat nilai 70; terdapat
t
3 siiswa atau 13,63% yang
m
mendapat
niilai 80. Grafiik nilai Pra-ssiklus terlihaat seperti padda gambar 4.
5
4.5
4
4
3.5
3
3
2.5
2
2
1.5
1
1
0.5
0
0
203
31
324
43
445
55
566
67
577
79
809
91
freekuensi
Gam
mbar. 4. Graafik kelas disstribusi freku
uensi pra Nilai Pra Sikluus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
2. Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap pertemuan yaitu satu
kali kegiatan pembelajaran (2 x 35 menit). Siklus I dilakukan selama 2 minggu
pada bulan Juni, adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan Siklus I
Sebelum perencanaan dilakukan, peneliti terlebih dahulu melihat hasil
observasi sebelum tindakan. Dari hasil observasi yang berupa hasil evaluasi
individu isi dalam menyimak isi cerita, diketahui bahwa kemampuan siswa
Kelas IV SD Negeri 1 Talunombo Tahun Ajaran 2009/2010 dalam menyimak
isi cerita masih rendah. Siswa yang masih belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) sebanyak 14 siswa atau 63,64% dari 22 anak; dan siswa
yang sudah mencapai KKM hanya sebanyak 8 siswa atau 36,36 % saja.
Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal untuk menyimak isi adalah 70. Oleh
sebab itu, peneliti sebagai guru kelas IV mengadakan koordinasi dengan
Kepala Sekolah dan guru kelas lain untuk melakukan tindakan. Tindakan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
pembeleajaran yang akan dilakukan. Kondisi kelas yang baik adalah tahap
awal suatu pembelajaran yang harus dilakukan guru, seperti menyiapkan alat
media seperti pengoprasian dengan menggunakan laptop, proyektor dan kaset
DVD serta kabel dan listrik. Mengatur dan memastikan layar dapat ditangkap
oleh semua siswa baik yang duduk di depan, belakang maupun sudut.
memotivasi (apersepsi), dan menyampaikan peraturan dan cara kerja
penggunakan media tersebut terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya menyimak isi cerita.
Setelah kelas dikondisikan seperti yang telah diuraikan di atas, peneliti
harus memastikan betul apakah siswa benar-benar memahami peraturanperaturan di dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Hal ini sangat perlu
karena jika siswa tidak memahami dan mengerti peraturan dalam
pembelajaran ini maka pembelajaran akan kacau dan tidak mencapai tujuan
yang diharapkan.
Siswa diputarkan film animasi. Dalam hal ini yang digunakan adalah film
animasi dengan judul Timun Mas. Film diputarkan secara bertahap. Setelah
film siap diputar, siswa difokuskan untuk mnyaksikan dan menyimak isi film
dalam tahap pertama. Tahap pertama siswa diputarkan film dengan
permasalahan yang lebih ringan, tokoh yang lebih sedikit, sehingga
membutuhakan ingatan (memori) yang lebih ringan. Setelah film diputarkan
pada tahap pertama, peneliti memberikan pertanyaan secara klasikal kepada
siswa mengenai isi film tersebut, baik meliputi, tokoh, latar, alur, maupun
watak yang ada pada cerita tersebut.
Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa
secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
ii) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 siswa sudah memahami aturan yang harus dipatuhi
dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Sebelum memulai pembelajaran,
guru mengkondisikan kelas sama seperti pada pertemuan pertama.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi guru berupa motivasi,
menyampaikan materi dan kompetensi, memeriksa kesiapan siswa, dan
menjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan media audio visual film animasi.
Agar siswa lebih paham serta menegaskan kembali aturan pembelajaran,
maka guru mengulang aturan-aturan yang ada dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan seperti pada pertemuan pertama,.
Siswa menempatkan diri dan memfokuskan perhatian pada alur cerita,
pada pertemuan ke dua ini, guru memberikan cerita yang memiliki tingkat
yang lebih kompleks daripada pertemuan pertama, baik meliputi pergantian
setting/ latar yang tidak hanya pada satu tempat saja. Tokoh yang ditampilkan
pun lebih banyak dan memiliki perwatakan yang lebih kompleks, meliputi
antagonis( jahat) protagonis (baik perwatakannya) dn tritagonis ( tokoh
pelengkap yang membantu tokoh protagonis),
Pada akhir pemutaran film, penulis memberikan umpan pertanyaan kepada
siswa secara klasikal untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menyimak
isi cerita pada tahap awal dengan menggunakan cerita yang lebih kompleks di
banding pertemuan pertama. Setelah guru memberikan pertanyaan siswa
secera klasikal, selanjutnya penulis memberikan pertanyaan kepada siswa
secara personal/ individu terhadap isi cerita yang telah disimak. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahuai pemahaman siswa lebih dalam terhadap isi
cerita, disamping itu pertanyaan yang diberikan kepada siswa secara individu
diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat konsentrasi
siswa terhadap pelajaran.
Berikutnya, penulis memberikan tugas kepada siswa untuk menulis isi
cerita ke dalam bahasa mereka sendiri. Selain untuk megetahui kemampuan
siswa dalam menyimak dan menuangkannya dalam tulisan, juga untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
mengetahui seberapa besar siwa dapat menyimak dan menangkap isi cerita ke
dalam alur yang runtut ke dalam bahasa verbal.
Pada tahap berikutnya penulis memberikan pertanyaan dengan tujuan lebih
meyakinkan seberapa dalam siswa memahami kegiatan menyimak isi cerita
melalui media audio visual, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada
siswa secara tertulis mengenai isi cerita dan dijawab sesuai pemahaman
masing-masing. Pertanyaan tersebut meliputi alur cerita, setting/ tempat,
perwatakan maupun tokoh. Dari jawaban siswa ini akan terlihat tingkat
pemahaman masing-masing siwa dalam kegiatan menyimak isi cerita melalui
media audio visual berdasarkan jawaban tingkat kesesuaian antara pertanyaan
dan ketepatan jawaban dari cerita.
c) Observasi
Observasi dilakukan setiap pertemuan berlangsung. Setiap siklus terdiri
dari 2 kali pertemuan, dan durasi setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran (2 x
35 menit). Observasi dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan umpan
balik bagi peneliti. Observasi yang dilakukan yaitu observasi langsung dan
tidak langsung.
Observasi langsung yaitu observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti
(tanpa perantara) terhadap subjek penelitian. Alat yang digunakan dalam
observasi langsung adalah catatan lapangan, berisi tentang kegiatan dan
kejadian dalam pembelajaran yang perlu dicatat untuk dievaluasi dan
dianalisis guna dijadikan umpan balik bagi peneliti. Catatan-catatan tersebut
dapat berupa kegiatan yang sesuai rencana dan kegiatan diluar rencana.
Observasi tidak langsung yaitu observasi yang dilakukan dengan bantuan
perantara. Adapun perantaranya yaitu guru kelas lain. Dengan berkolaborasi
dengan guru lain sebagai observer sekaligus penilai dalam pembelajaran,maka
data dan informasi yang diperoleh lebih bersifat objektif. Alat yang digunakan
dalam observasi tidak langsung berupa lembar penilaian mengajar guru dan
lember observasi peran serta siswa. Lembar penilaian mengajar guru bertujuan
untuk menilai kemampuan mengajar guru dan kegiatan guru dalam
pembelajaran. Lembar observasi peran serta siswa bertujuan untuk menilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
sejauh mana kemampuan siswa menyimak isi cerita melalui media audio
visual film animasi Adapun hasil observasi pada siklus I adalah sebagai
berikut :
Indikator :
Media :
i) Pertemuan Ke-1
Hasil Observasi :
(1)
memperhatikan isi film; (4) 17 siswa atau 72,27 siswa semangat dan
senang mengikuti pelajaran(5) 15 atau,68,18% siswa serius menyimak
isi cerita; (6) 13 atau 59,09% siswa merespon pertanyaan guru; (7) 11
atau50% siswa mampu mengingat dan menjelaskan isi cerita; (8) 10
siswa atau 45,45% dapat meneceritakan dengan kalimat yang runtut; (9)
15 siswa atau 68,18% dapat membedakan watak dan karakter setiap
tokoh; (10) 17 siswa atau 77,27 mampu mengingat nama setaiap tokoh;
(11) 6 atau 27,27% siswa mempunyai keberanian mengungkapakan
pikiran dan pertanyaan setiap tokoh; (12) 5 atau 22,72% kemampuan
menggunakan bahasa yang baik untuk menceritakan isi cerita; (13) 5
siswa atau 22,72 % siswa dapat menangkap amanat dari isi cerita; (14) 4
siswa atau 18,18 % kepuasan siswa memperoleh poin setiap menjawab
pertanyaan; (15)22 atau 100% semua siswa mengerjakan evaluasi
individu; (16) rata-rata pencapaian peran serta siswa 53,54%.
(2)
yang
relevan;
mengaitkan
commit to user
materi
dengan
realitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Catatan Lapangan: (1) siswa yang bertanya sangat sedikit, (2) rasa ingin
tahu siswa besar, (3) siswa kurang memahami aturan dalam
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual film animasi. (4)
semangat untuk fokus terhadap isi cerita pada film animasi tinggi, (5)
siswa belum dapat menulis hasil menyimak isi cerita pada film animasi
dengan menggunakan bahasa yang runtut, baik dan benar. (6) adanya
kegaduhan karena ada siswa yang menganggap menggap kegiatan
menggunakan audio visual film animasi bukan merupakan bagian dari
proses kegiatan pembelajaran melainkan sekedar menyaksikan film (7)
kegaduhan
siswa
yang
dapat
mengganggu
siswa
lain
untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
yang duduk di depan cenderung lebih fokus terhadap isi film dan
pembelajaran, (9) kurang waktu dalam evaluasi individu.
ii) Pertemuan Ke-2
Hasil observasi
(1)
bertanya
penjelasan guru, (3) 19 siswa atau 86,36 memperhatikan isi film , (4)
semangat dan senang mengikuti pelajaran 86,36% (5) 18 siswa atau
81,81% siswa serius menyamak isi cerita, (6) 14 siswa atau 63,63%
siswa merespon pertanyaan guru, (7) 13 siswa atau 59,09% siswa
mampu mengingat dan menjelaskan isi cerita , (8) 12 siswa atau 54,54%
siswa dapat menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan
kalimat yang runtut, (9) 9 siswa atau 36,36% siswa dapat membedakan
watak dan karkter setiap tokoh dalam setiap ceita , (10) 19 siswa atau
86,36% siswa dapat mengingat nama setiap tokoh , (11) 9 siswa atau
40,90% siswa mempunyai keberanian mengungkapakan pikiran dan
pertanyaan dalam isi crita tersebut , (12) 7 siswa atu 31,81% siswa
mempunyai kemampuan menggunakan bahasa yang baik dan benar
untuk menceritakan isi cerita, (13) 9 siswa atau 40,90% siswa mampu
menangkap amanat dari cerita tersebut, (14) 7 siswa atau 31,81%
kepuasan siswa dalam memperoleh poin pada setiap pertanyaan, (15)
semua siswa atau 100% melakukan evaluasi individu; (16) rata-rata
pencapaian peran serta siswa 61,21%.
(2)
Kegiatan guru: kegiatan guru yang masih kurang yaitu penguasaan kelas
dan penggunaan media secara efisien, efektif dan menarik. Kegiatan
guru yang baik meliputi kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran;
memeriksa kesiapan siswa; apersepsi; penyampaian kompetensi yang
akan dicapai; menunjukkan penguasaan materi pembelajaran; pengaitan
materi dengan pengetahuan yang relevan dan realitas kehidupan;
melakukan pembelajaran sesuai kompetensi yang akan dicapai;
melakukan pembelajaran sesuai dengan tingkat kebutuhan siswa.
pembelajaran yang urut; menguasai kelas; menumbuhkan kebiasaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
hal
tertibnya siswa
Refleksi : semua data yang diperoleh dari observasi berupa daftar nilai
dan lembar observasi pertemuan 1 dikumpulkan kemudian dianalisis.
Proses analisis harus dimulai dari hasil evaluasi kemampuan siswa
menyimak isi cerita sebelum adanya tindakan. Hal ini perlu dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan siswa dalam
menyimak isi ceita pada mata pelajarann Bahasa Indonesia sebelum dan
sesudah tindakan. Data yang diperolah sebelum tindakan adalah daftar
nilai yang mengukur kemampuan siswa dalam menyimak isi cerita pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Rentang kelas
30-29
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
jumlah
freekwensi
2
3
3
7
5
2
22
Berdasarkan tabel
t
4 dappat digambaarkan dalam
m bentuk grafik
g
nilai
pertem
muan Ke-1 seeperti pada ggambar 5.
7
6
3039
4049
5059
6069
2
7079
1
8089
0
fre
ekuensi
Gambar 5: Grafik
G
distribbusi frekuen
nsi siklus I peertemuan 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
pertemuan 1 sebesar 8,18 Terdapat 1 siswa atau 4,54 % yang mendapat nilai
20; terdapat 1 siswa atau 4,54% yang mendapat nilai 30; terdapat 3 siswa
atau 13,63 % yang mendapat nilai 40; terdapat 3 siswa atau 13,63 % yang
mendapat nilai 50; terdapat 5 siswa atau 22,72 % yang mendapat nilai 60;
terdapat 7 siswa atau 31,81 % yang mendapat nilai 70; terdapat 2 siswa atau
9,09 % yang mendapat nilai 80;.
Dari tabel 4 dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas KKM dan belum
tuntas KKM seperti pada tabel 5.
70-100
Jumlah Siswa
13
Prosentase
59,09%
40,91%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
observasi
kegiatan
guru
bertujuan
untuk
mengetahui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
bersaing positif dalam mencari poin. Siswa belum dapat menulis hasil
menyimak cerita pada film animasi dengan menggunakan bahasa yang
runtut. Hal ini terlihat pada bahasa yang digunakan siswa masih monoton (
sama). Banyak siswa yang kurang menghargai aktivitas siswa lain
ditunjukkan dengan saling ejek dan adu mulut sehingga menimbulkan
kegaduhan di dalam kelas. Dalam pembahasan soal hanya siswa yang duduk
di depan yang mengikutinya. Pada saat evaluasi individu, siswa kekurangan
waktu dalam menulis hasil film yang mereka simak ke dalam kalimat
mereka sendiri. Selain itu dipeoleh juga informasi dari penilaian proses pada
saat menjawab pertanyaan dan respon isi film selama proses pembelajaran
dan pemaparan hasil menyimak isi cerita tersebut.
Dari hasil refleksi siklus pertama dapat diperoleh informasi-informasi
yang dapat dijadikan umpan balik untuk peneliti (guru). Umpan balik ini
sangat diperlukan guna mengetahui apakah indikator kerja sudah tercapai
atau belum. Setelah diadakan analisis, ternyata target indikator kerja siklus
pertama belum tercapai. Target indikator kerja yang belum tercapai adalah
kemampuan siswa dalam mnyimak isi cerita menggunakan media audio
visual film animasi. Maka untuk mencapai target indikator kerja
kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan menyimak isi cerita
siklus pertama perlu diadakan pertemuan 2 yang lebih baik dari pertemuan
1. Selain itu masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari pertemuan 1, yaitu
(1) guru harus lebih memeriksa kesiapan siswa, (2) meningkatkan apersepsi,
(3) meningkatkan penguasaan kelas, (4) melaksanakan alokasi waktu yang
tepat, (5) meningkatkan penggunaan media, (6) meningkatkan hubungan
antar pribadi yang kondusif, (7) lebih memantau kemajuan siswa, (8)
refleksi yang lebih mendalam, (9) tindak lanjut yang lebih efektif, (10) guru
harus menumbuhkan berpikir kreatif dengan pembelajaran yang dilakukan
guru dengan membuat pemebalajaran lebih menarik, (11) guru harus lebih
membantu peserdik memahami dan membantu siswa dalam menggali dan
menyampaikan segala gagasan serta ide menurut apa yang mereka lihat ke
dalam kalimat dan sesuai kemampuan masing-masing, (12) guru harus bisa
menunjukkan secara nyata, apa pentingnya kemampuan menyimak bagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
kehidupan sehari-hari, (13) dan gaya mengajar yang tepat. Selain itu peneliti
harus bisa mencari alternatif pemecahan dari masalah yang ditimbulkan
siswa antara lain bagaimana meningkatkan siswa yang bertanya, merespon
aktivitas siswa lain, menghargai pendapat dan gagasan
siswa lain,
Nilai
2
4
6
6
0
4
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
6
5
4047
4855
5663
6471
7279
8087
0
frekuensi
G
Gambar
6: Grafik
G
distribbusi frekuensi siklus 1 peertemuan 2
Nilaai
Jumlah Siswaa
Proseentase
1.
0-60
12
54,554%
2.
70-100
10
45,445 %
Berdassarkan data dapat dilihaat jumlah siiswa yang bbelum mencapai KKM
d yang su
dan
udah mencappai KKM. Siiswa yang beelum mencap
apai KKM seebanyak 10
s
siswa
atau 45,45
4
% dan siswa yang sudah mencapai KKM ssebanyak 12 siswa atau
5
54,54
%. Adapun
A
targget indikatoor kerja unntuk siklus I untuk kemampuan
k
m
menyimak
c
cerita
melalu
ui media auddio visual film
m animasi yyaitu 40 % siiswa tuntas
K
KKM.
Ini berarti targ
get indikatorr kerja sikllus I sudahh tercapai. Dibanding
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
saling menghormati pendapat orang lain, dan kepedulian antar sesama. Konsep
tersebut merupakan salah satu nilai-nilai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam mengungkapkan pikiran dan gagasan.
Dalam kegiatan guru, aspek yang masih perlu ditingkatkan karena masih
kurang yaitu penggunaan media secara efektif, efesien dan menarik. Alternatif
pemecahan masalah yaitu guru harus lebih meguasai keterampilan mengajar,
pendekatan individu, menyampaikan pembelajaran yang lebih menarik dengan
cara pemilihan film yang menarik dan sesuai dengan dunia dan pertumbuhan
anak, yang lebih membangkitkan semangat dan rasa ingin tahu siswa sehingga
pemanfaatan media menjadi lebih efektif dan efisien serta penempatan tempat
duduk dengan menempatkan siswa yang tinggi di belakang, sehingga objek yang
ditampilkan dapat dilihat oleh semua siswa dengan baik.
Dari catatan lapangan terdapat beberapa hal yang harus ditingkatkan, yaitu
membangkitkan siswa untuk bertanya. Alternatif pemecahan masalah untuk
meningkatkan siswa bertanya yaitu memilih jenis film yang menarik dengan dunia
anak, soal yang lebih bervariasi, perlu adanya gaya mengajar guru yang lebih
menarik, merespon dengan baik segala sesuatu yang ditanyakan oleh siswa
sehingga tidak menimbulkan perasaan takut kepada siswa serta meningkatkan
kepercayaan diri pada siswa.
Berdasarkan hasil analisis yang terdiri dari pra siklus, siklus I (2 x
pertemuan) diperolah data sebagai berikut :
Table 8 : Daftar Ketuntasan KKM dan Peran Serta Siswa pra siklus dan Siklus I
Per-1
KETUNTASAN KKM
Tidak
Tuntas
63,64 %
36,36 %
59,09%
40,91 %
Per-2
54,54 %
TAHAP
Pra Siklus
Siklus I
45,45 %
PERAN SERTA
SISWA
53,54%
61,21%
Dari tabel 5, tabel 7, dan tabel 8 dapat dibuat perbandingan hasil belajar
siswa sebelum tindakan dan setelah siklus I seperti pada tabel 9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Tabeel 9. Perband
dingan hasil belajar pra siklus
s
dengann Siklus I
Siklus I
Keteran
ngan
Pra siiklus
Nilaai terendah
20
0
30
Nilaai tertinggi
80
0
80
Rata-rata nilai
48,663
56,81
Sisw
wa belajar tuuntas
36,366%
40,91
Berd
dasarkan tabbel 9 dapat ddibuat grafik
k data nilai tterendah, terrtinggi, dan
hasil belajar sebelum
m tindakan ddan setelah siiklus I sepertti pada gambbar 7.
80
70
60
50
40
Nilai terendah
30
Nilai tertinggi
20
Belajar tu
untas
10
0
Pra
siklus
Siklus I
Gam
mbar 7. Graafik Data Nillai Terendah,Tertinggi, dan
d Hasil Beelajar
seriaap
masallah
yang
g
akan
diterapkaan
pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
melihat objek dalam layar; (3) pembahasan cerita hanya siswa yang duduk di
depan
yang
mengikutinya,
alternatif
pemecahan
masalahnya
yaitu
memberikan perhatian kepada siswa yang duduk dibelakang untuk ikut dalam
pembahasan cerita dalam film tersebut; (4) banyak siswa yang terlalu asik
bermain-main sehingga suasana kelas menjadi gaduh, pemecahan masalahnya
yaitu dengan penguasaan kelas yang lebih baik dari guru, meguasai
keterampilan mengajar, pendekatan individu dengan siswa lebih intensif,
menyampaikan pembelajaran yang lebih menarik dan memilih film yang
menarik bagi siswa serta disesuaikan dengan dunia anak. (5) rendahnya
respons dan rasa menghargai pendapat siswa lain, pemecahan masalahnya
yaitu dengan menanamkan konsep tenggang rasa, saling menghormati, serta
kebebasan menyampaikan aspirasi ide serta gagasan sesuai hati nurani
masing-masing baik dalam kalimat verbal maupun tertulis. Konsep tersebut
merupakan salah satu nilai-nilai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia; (6)
penanaman konsep ketergantungan positif, alternatif pemecahan masalahnya
yaitu dengan di dalam apersepsi guru harus menyampaikan makna
ketergantungan positif kepada siswa agar nanti di dalam pembelajaran dapat
diterapkan oleh siswa; (7) terjadi kekurangan waktu dalam evaluasi individu
karena dilakukan 2 kali penyampaikan hasil menyimak isi film , yaitu secara
lisan maupun tertulis, baik dengan cara menjawab pertanyaan seputar isi film
tersebut atau penyampaian cerita secara runtut melalui bahasa mereka sendiri,
alternatif pemecahan masalahnya yaitu pada siklus II setiap pertemuan hanya
dilakukan 1 kali jenis pertanyaan, dan pembahasan yang lebih mendalam,
serta pembatasan waktu dalam mengemukakan/ menulis hasil dari menyimak
isi film tersebut.
2. Tindakan Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
a) Perencanaan
Sebelum perencanaan dilakukan, peneliti terlebih dahulu melihat hasil
observasi dan analisis pada siklus I. Dari hasil analisis dapat diperoleh
kekurangan yang harus ditingkatkan pada Siklus II. Target indikator kerja
untuk peningkatan kemampuan menyimak isi cerita yaitu peran serta siswa
dan kemampuan siswa dalam menyimak isi cerita. Peran serta siswa dan
kemampuan menyimak isi cerita dalam pembelajaran siklus I masih harus
ditingkatkan lagi karena belum mencapai target indikator kerja
Pada siklus I yang terdiri dari 2 x pertemuan terdapat kekurangan yang
sangat pokok yaitu kurangnya waktu dalam penerapan media pembelajaran
audio fisual animasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini
disebabkan karena pada setiap pertemuan dipaksakan untuk melaksanakan 2
kali penyampaian hasil menyimak isi cerita melalui media audio fisual film
animasi, yaitu baik secaa lesan maupun tertulis. Baik dengan cara menjawab
pertanyaan seputar isi film tersebut maupun pemaparan hasil menyimak isi
cerita ke dalam ide/ pikiran serta kalimat sesuai pemahaman masing-masing.,
sehingga evaluasi menjadi sangat sedikit. Karena waktu yang sedikit tersebut,
kegiatan evaluasi menjadi kurang efektif. Oleh sebab itu pada siklus II ini
penggunaan waktu harus dimodifikasi guna tercapainya kegiatan yang lebih
efektif. Siklus II terdiri dari 2 x pertemuan, setiap pertemuan hanya akan
dilaksanakn 1 kali pemaparan diskusi dan evaluasi.
Langkah-langkah yang hendak dilakukan berpedoman pada silabus Kelas
IV, yang berisi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan materi
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun langkah di dalam perencanaan
meliputi :
i) Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
yang hendak dicapai.
ii) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang menerapkan Media
Pembelajaran Audio Visual Film Animasi
iii) Mempersiapkan media dan alat penunjang media seperti proyektor,
laptop, guna mendukung Pembelajaran menggunakan Media Audio
Visual Film Animasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II sedikit berbeda dengan silkus I yaitu hanya
terjadi 1 kali pemaparan pada setiap pertemuan. Tahapan pelaksanaan
pertemuan 1 dan 2 yaitu guru memberikan apersepsi dan pengkondisian kelas
seperti yang telah direncanakan. Pengkondisian kelas berupa penataan meja
dan tempat duduk. Kemudian pemberian motivasi berupa nilai-nilai yang
terkandung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menyimak dan
penyampain ide gagasan serta pendapat. Setelah itu siswa yang masih duduk
di meja masing-masing diputarkan film animasi dari kaset DVD melalui
proyektor. Siswa secara bersamaan mempehatikan isi film animasi. Siswa
menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru kepada murid secara
klasikal. Siswa bersaut-sautan dan antusias menjawab pertanyaan dari guru.
Berikutnya, guru meminta siswa menulis kembali apa yang mereka lihat dari
film tersebut dengan menggunakan bahasa mereka sendiri sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Penulisan hasil menyimak isi cerita tersebut baik
meliputi ketepatan alur, setting serta perwatakan dari masing-masing karakter.
Setelah semua selesai menulis isi cerita, kira- kira 30 menit, guru
mengkoreksi isi tulisan siswa tersebut.Pada hal ini, guru menjumpai kalimatkalimat monoton, seperti penggunaan kata lalu terus dan . Kalimat
yang diguakannnya pun juga masih sangat sederhana dan kurang runtut.
Berikutnya dilakukan diskusi secara lebih mendalam, baik dari segi
perwatakan, setting, alur, isi amanat, nama-nama tokoh serta evaluasi terhadap
pembelajaran. Pada kegiatan ini, dalam mengingat nama tokoh, setting siswa
sudah hampir semua dapat menyebutkan dengan benar satu persatu. Namun
terkadang siswa masih belum memahami secara penuh arti watak antagonis,
protagonis, tritagonis, pemeran utama, pemeran pembantu serta amanat yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
tersirat dari film tersebut. Guru membimbing cara memahami amanat yang
ada dalam film. Misalnya saja, tokoh Timun Mas yang bersifat tidak pantang
menyerah dan pemberani. Bahwa orang yang pemberani itu akan berhasil dan
mendapatkan apa yang didapatkan. Kejahatan pasti dapat dikalahkan dengan
kebaikan. Oleh karena itu kita harus seantiasa berbuat baik kepada siapapun
dan tidak boleh berbuat jahat serta serakah. Siswa yang bertanya serta dapat
menjawab dengan tepat, menulis kembali isi cerita film secara benar dan
runtut mendapatkan poin dari hasil pemaparan yang mereka lakukan dengan
lembar penilaian proses dari guru.
Setelah semua siswa menulis isi cerita dari film yang mereka lihat ke
dalam bahasa mereka sendiri, dilanjutkan dengan evaluasi individu. Evaluasi
individu dikerjakan dengan batas waktu tertentu, kemudian dikumpulkan
sesuai nomor urut absen. Setelah kegiatan evaluasi, guru memberikan
pemantapan materi dan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah.
Pada pertemuan kedua pelaksanaan pembelajaran hampir sama seperti
pada pertemuan pertama.Hanya saja pada pertemuan ke dua hasil menyimak
isi cerita tidak ditulis namun diungkapkan oleh siswa dengan mengfgunakan
bahasa mereka sendiri.
c) Observasi
Observasi yang dilakukan berupa observasi langsung dan tidak langsung.
Kegiatan observasi meliputi observasi kegiatan guru, kegiatan siswa, catatan
lapangan (termasuk penilaian proses).
Indikator : - Menemukan pokok pikiran yang teerdapat daloam setiap teks.
- Menjelaskan isi teks dengan kalimat yang runtut
- Meringkas isiteks bacaan dengan kaliat yang runtut
Media :
Pendekatan :
i) Pertemuan ke-1
(1) Kegiatan Siswa meliputi, (1) semua siswa memperhatikan penjelasan
dan petunjuk guru sebanayak
penjelasan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
yang
akan
dicapai;
mengaitkan
materi
dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
yang diputar.
menghafal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
mengerjakan evaluasi individu; peran serta siswa 1163,55%, (16) ratarata pencapaian peran serta siswa 86,06%.
(3) Kegiatan guru yang sangat baik meliputi kesiapan ruang, alat, dan
media pembelajaran; menunjukkan penguasaan materi pembelajaran;
melaksanakan
pembelajaran
yang
memungkinkan
tumbuhnya
mengaitkan
penilaian akhir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
d Refleksi
d)
Setellah semua data
d
dari sikllus II dikum
mpulkan, kem
mudian direffleksi guna
mengetaahui sejauh mana
m
hasil dari
d penerap
pan pembelaajaran menyyimak pada
mata pellajaran bahassa Indonesiaa melalui meedia audio visual film aniamasi dari
siklus II yaitu :
i) Perteemuan ke-1
D
Dari
pertemuuan ke-1 haasil refleksi berupa kem
mampuan sisswa dalam
meny
yelesaikan soal cerita, kkegiatan guru
u dalam meenerapkan media
m
audio
visuaal film annimasi, dann peran serta siswa dalam pem
mbelajaran.
Kem
mampuan meenyelesaikan soal cerita dapat diketaahui dari hassil evaluasi
indiv
vidu yang tellah dekerjakkan oleh sisw
wa. Adapun hasil evaluaasi individu
padaa pertemuan ke-1 yaitu:
klus II perteemuan I
Tabel 100. distribusi ffrekuensi Sik
Rentang
R
kellas
frekw
wensi
50-59
5
60-69
6
70-79
7
80-89
8
90-99
9
100-109
1
jumlah
j
2
4
4
3
6
3
22
5059
6069
4
3
7079
8089
9099
0
100109
Frekkuensi
. Gambar
G
8: grrafik ditribuusi frekuensi siklus II perrtemuan I
Daari tabel 10 dapat dilihaat jumlah sisswa yang tuuntas KKM dan belum
tuntas KKM sepertti pada tabell 11.
Tabel
T
11. Proosentase ketuuntasan KKM
M siklus II pertemuan
p
I
No.
N
Nilai
1.
0 - 50
2.
60-100
Jumlah Sisw
wa
6
16
commit to user
Proosentase
277,27%
722,72%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
frekwensi
2
2
3
2
8
5
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
8
7
5059
6
6069
5
4
7079
8089
9099
1
100109
0
Frekuensi
. Gambar
G
9: graafik distribuusi frekuensi siklus II perrtemuan II
Daari data di attas dapat dibuat prosenntase siswa yang
y
tuntas KKM dan
belum tuntas KKM
M seperti padda tabel 13.
Table
T
13. Proosentase ketuuntasan KKM
M siklus II pertemuan
p
II
No.
N
Nilai
1.
0 - 60
2.
70-100
Jumlah Sisw
wa
4
18
Proosentase
188,18%
81,81%
Dari tabel 18 dappat diketahuii nilai tiap annak dan rataa-rata nilai seemua siswa
d
dalam
menggerjakan soaal cerita. Seddangkan tabeel 19 dan taabel 20 dapaat diketahui
j
jumlah
siswa yang sudah
h tuntas dann belum tuntaas KKM. Jum
mlah siswa yang
y
sudah
t
tuntas
adalaah 18 siswa atau 81,881 %, sedaangkan sisw
wa yang bellum tuntas
s
sejumlah
4 siswa
s
atau 188,18 %.
Hasill observasi kegiatan guuru dianalisiis untuk meengetahui sej
ejauh mana
k
kemampuan
n mengajar guru
g
dalam m
menerapkan
n media pem
mbelajaran auudio visual
f
film
animassi. Dari hassil analisis diketahui
d
baahwa kemam
mpuan men
ngajar guru
d
dalam
meneerapkan pem
mbelajaran yaaitu baik (3,3). Hasil obbservasi kegiiatan siswa
j
juga
dianallisis guna mengetahuii sejauh mana
m
perann serta sisw
wa dalam
p
pembelajara
an yang dilakkukan guru. Dari hasil annalisis dikettahui bahwa prosentase
p
pencapaian
p
peran
serta siswa
s
dalam pembelajaraan sebesar 866,06 %.
Berd
dasarkan hasil refleksi siiklus I dan siklus II (perrtemuan ke-11 dan ke-2)
d
dapat
dilihatt terdapat peeningkatkan kemampuann siswa dalam
m menyimaak isi cerita
m
melalui
med
dia audio vissual film animasi oleh guru.
g
Adapuun peningkattannya dari
p siklus saampai dengann siklus II daapat dilihat dalam
pra
d
tabel dibawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Tabel 14: Perbandingan Ketuntasan KKM dan Peran Serta Siswa pra siklus, siklus
I, dan siklus II.
Per-1
Per-2
KETUNTASAN KKM
Tidak
Tuntas
61,64%
36,36 %
59,09%
40,91 %
54,54%
45,45 %
Per-1
27,27 %
72,72%
76,06%
Per-2
18,18 %
81,8 1%
86,06 %
TAHAP
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
PERAN SERTA
SISWA
53,54 %
61,21 %
Pra siklus
20
80
48,63
36,33%
-
commit to user
Siklus I
20
80
59,54
43,18
61,21
Siklus II
40
100
80,31
77,26
86,06
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
60
Niilai tertinggi
40
Be
elajar Tuntas
20
0
Pra
siklus
s
Siklus I
S
Siklus II
Gambar
G
10. Grafik
G
Perbaandingan Nilai Terendah,Tertinggi, dan
d
Belajar Tunntas pra sikluus dan siklus I
Ketuntasan
Peranserta
PraSikluss
SiklusI
SiklusII
Gam
mbar 11. Graafik Perbanddingan Ketunntasan dan Peran
P
Serta Pra
P
Siklus, Siklus I, Sik
klus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
pendapat teman; (6) pengaturan tempat sudah baik; (7) manajemen waktu
pembelajaran sudah dikelola dengan baik. Namun kendala-kendala seperti itu
pasti akan timbul jika persiapan guru sebelum mengajar, kemampuan
menguasai kelas, dan manajemen waktu kurang baik. Maka kemampuan guru
mengajar dengan menggunakan media audio visual film animasi perlu
ditingkatkan lagi.
dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar siswa dalam menyimak isi cerita.
Selain materi yang cukup sulit dan membutuhkan kepekaan daya ingat serta
konsentrasi yang tinggi, pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik minat
siswa, sehingga siswa merasa bosan dan membuat motivasi belajar siswa menjadi
turun. Kedua alasan tersebut yang sering membuat pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya menyimak menjadi menjenuhkan.
Siswa Sekolah Dasar masih kental dengan dunianya, yaitu bermain.
Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual film animasi adalah
media yang mengemas suatu materi pelajaran dalam suatu cerita yang menarik
disertai ilustrasi dan suara dan memvisualisasikan sesuatu yang abstrak sehingga
memudahkan siswa menangkap pesan dan menerima cerita tersebut. Srswa secara
tidak langsung dibawa pada keadaan yang santai tidak merasa jenuh atau beban
namun
nuansa santai dalam penyampaian materi ajar dapat membuat siswa tertarik dan
senang. Ketertarikan dan rasa senang dalam diri siswa secara langsung berdampak
positif bagi siswa, guru, dan pembelajaran. Dampak positif tersebut tentu saja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
memberikan hasil yang positif juga. Hasil positif dapat berupa keaktifan siswa
dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Dalam diskripsi hasil penelitian dapat dilihat bahwa penerapan media
audio visual film animasi meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak isi
cerita. Kemampuan siswa yang meningkat dapat dilihat dari hasil belajar siswa
yang meningkat. Selain kemampuan tersebut yang dapat meningkat, keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran juga dapat meningkat. Hal tersebut dapat
dilihat dari keikutsertaan siswa yang cukup besar dalam mengikuti pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya menyimak dengan menggunakan media audio visual
film animasi yang diterapkan guru. Kemampuan guru dalam mengajar juga
meningkat, yaitu guru mampu menerapkan pembelajaran yang inovatif serta
mampu menanamkan nilai-nilai afektif yang terkandung dalam pembelajaran
tersebut.
Kondisi awal siswa sebelum adanya tindakan menunjukkan rendahnya
kemampuan dalam menyimak isi cerita. Pretes sebelum tidakan yang mencakup
10 soal cerita yang mengandung alur, perwatakan, setting serta karakter serta
adegan-adegan yang ada dalam film tersebut menunjukkan bahwa hanya 36,33 %
siswa yang mampu mencapai KKM. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan
indikator yang ingin dicapai yaitu 70 % siswa mencapai KKM. Setelah dilakukan
2 siklus ternyata siswa yang mencapai KKM sebesar 81,18 %. Dengan itu,
penelitian tindakan kelas peningkatan kemampuan siswa menyimak isi cerita
melalui media audio visual film animasi berhasil.
Pembelajaran menyimak isi cerita menggunakan media audio visual film
animasi juga memilki beberapa kendala dalam penerapannya. Kendala-kendala
tersebut terlihat dari penelitian yang sudah dilakukan. Pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual film animasi merupakan media yang baru bagi
guru di sekolah dasar. Pembelajaran menggunakan media audio visual film
animasi memiliki banyak sekali variasi dan pengembangannya yang sangat
membutuhkan
kreatifitas
guru
dalam
penerapannya.
Selain
itu
dalam
pembelajaran tersebut terdapat nilai-nilai kognitif dan afektif yang harus dipahami
guru dan ditanamkan pada siswa. Nilai inti dari pembelajaran menggunakan
media audio visual film animasi adalah meningkatkan konsentrasi dan daya tarik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
bagi siswa dengan cara memvisualisasikan segala sesuatu yang abstrak serta
membawa anak ke dalam suasana pembelajaran yang santai untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus selama 4 kali pertemuan dengan mengunakan media audio visual film
animasi dalam pembelajaran menyimak isi cerita Bahasa Indonesia siswa kelas IV
SD N 1 Talunombo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan menyimak isi cerita daripada sebelum adanya tindakan (pra
siklus) yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia khusnya kemampuan menyimak isi cerita. Prosentase siswa
yang mencapai KKM sebesar 45,45 pada siklus I,sedang siklus II
menunjukkan peningkatan yang cukup berarti daripada Siklus I dengan
prosentase siswa yang mencapai KKM sebesar 81,18%.
2. Pembelajaran menggunakan media audio visual film animasi dapat
meningkatkan peran serta siswa antara lain perhatian dan rasa ingin tahu
siswa; penyesuain diri, menciptakan suasana belajar yang santai; semangat,
serius, dan tertib dalam pembelajaran; respon dan menghargai pendapat ide
dan gagasan teman yang lain; kegiatan yang kompetitif dan; kepuasan siswa
dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran menggunakan media audio visual film animasi dapat
meningkatkan
kemampuan
guru
mengajar,
antara
lain
guru
lebih
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
B. Implikasi
Pelaksanan
pembelajaran
dalam
penelitian
ini
didasarkan
pada
penggunaan media audio visual film animasi pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia menyimak isi cerita. Strategi yang dipakai dalam penelitian tindakan
kelas adalah model siklus. Siklus yang dilaksanakan dalam penelitian ini
sebanyak 2 (dua) siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dengan menerapkan
Media audio visual film animasi. Siklus II juga terdiri dari 2 kali pertemuan.
Setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Dari pembahasan dan temuan hasil penelitian, maka penelitian ini layak
diterapkan oleh guru untuk mengatasi permasalahan yang sejenis. Pembelajaran
menggunakan media audio visual film animasi sebenarnya salah satu
pembelajaran inovatif yang harus diterapkan oleh guru untuk mengembangkan
dan meningkatkan kemampuan mengajar. Selain itu, pembelajaran ini dapat
meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
menyimak
isi
cerita.
Dalam
C. Saran
commit to user