Deferensial
Kita ingat kembali bahwa lambang turunan pertama dari y terhadap x,
dy
dx
Merupakan suatu lambang yang tunggal, dalam arti bukan hasil bagi dy dan dx. Dalam hal ini
dy dan dx belum diberi arti secara terpisah. Sebelum kita mendefinisikan dx dan dy, misalkan
P( x 0 , y 0 ) adalah suatu titik tetap pada kurva y = f(x). Dengan P sebaagi titik asal, buatlah
sumbu koordinat baru dx dan dy yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y. Situasinya
diperlihatkan pada gambar berikut.
Dalam sistem koordinat baru ini, persamaan garis singgung pada kurva f dititik P
adalah dy = m dx, dengan gradien m sama dengan
'
'
singgung pada kurva f dititik P dapat ditampilkan dalam bentuk dy=f ( x 0 ) dx .
P( x 0 , y 0 )
y=f ( x 0 + x )f ( x 0 )
x=dx , maka
baik untuk
f ( x 0 )= lim
x 0
x0
, yaitu
f ( x 0 + x ) f ( x0 )
x
Atau
x
f ( x 0 + x ) f ( x 0 )f '
( 0)
=0
x
lim
x 0
( 0)
x
E= lim
x 0
Maka
'
Atau
'
'
Ini berarti bahwa f ( x 0 ) x merupakan suatu hampiran yang cukup baik untuk y .
Pada fungsi y = f(x) yang terdiferensialkan dititik x, diferensial dari peubah bebas dan
peubah tak bebasnya didefinisikan sebagai berikut.
Definisi
Misalkan fungsi y = f(x) terdiferensiakan di x D f, dengan Df suatu selang terbuka. Diferensial
dari peubah bebas x, ditulis dx, didefinisikan sebagai suatu pertambahan sebarang dari x,
yaitu
dx= x
Diferensial dari peubah tak bebas y, ditulis dy, didefinisikan sebagai
dy=f ' ( x ) dx
dy '
=f (x)
, ini berarti bahwa
dx
dy
dx
mempunyai dua makna, pertama sebagai turunan fungsi y terhadap x, dan kedua sebagai hasil
bagi dari dy tehadap dx.
Aturan untuk menentukan turunan dapat ditampilkan dalam bentuk aturan untuk
menetukan diferensial dengan cara mengalikan setiap ruasnya dengan dx. Berikut ini adalah
beberapa aturan untuk menentukan diferensial suatu fungsi, yang dibandingkan dengan
aturan yang sama untuk turunan.
d (uv )=dudv
d
du dv
( uv )=
dx
dx dx
d (uv ) =u dv +v du
d
du
dv
( uv )=u + v
dx
dx
dx
dv
( uv )= v duu
v
2
du
dv
u
d u
dx
dx
=
2
dx v
v
()
Ilustrasi
x
x
x
2
x sec x + tan dx
x dx=
tan + tan
x tan=x d
d
x
sin sin x dx
x d
sin x
d
=
x
( )
hampiran untuk
f ( x 0 + x )
, dan tulisan
dengan
f ( x 0 + x )
f ( x0 )+ f ' ( x0) x
f ( x 0 + x )
cukup kecil
f ( x 0 ) + f ' ( x 0 ) x . Dengan
f ( x 0 + x )
f ( x 0 + x )
x0
. Jika
f ( x0 )+ f ( x0) x
Atau
f ( x 0 + x )
Ilustrasi
Perhatikan fungsi
berubah dari
x=dx=0,6 diperoleh
dy=
1
2 4
dx=
1
2 4
0,6=0,15
Sehingga
4,6 4+ dy=2+0,15=2,15
Dengan cara yang sama, bila x berubah dari 9 ke 8,2, maka
9+ y
dy=
1
2 x
9+dy
dx=
1
29
. Untuk x = 0 dan
y= x
berubah dari
ke
x=dx=0,8 diperoleh
(0,8 )=0,133
Sehingga
8,2 9+ dy=30,133=2,867
Bandingkan
hasil
8,2=2,863564
ini
dengan
nilai
. Situasi hampiran
perhitungan
4,6
dan
kalkulator,
8,2
4,6=2,144761
dan
Nilai Hampiran
4,6
dan
8,2
dengan
Diferensial
L ( x )=x 2
adalah
sangkar adalah
2
L=L ( x+ x )L ( x ) =( x + x ) x
2 x x +( x )2=2 x dx +(dx)2
dL+( dx)2
Nilai hampiran untuk galat pengukuran ini adalah diferensial dari L, yaitu
dL . Disini nilai hampiran untuk galatnya adalah dL=2 x dx
cm.
Berikut ini sebuah contoh tentang menentukan nilai hampiran pertambahan luas
permukaan dan volume sebuah bola bila jari-jarinya bertambah panjang karena memuai.
Contoh : Karena dipanaskan secara merata, jari-jari sebuah bola bertambah panjang dari 10
cm menjadi 10,05 cm, yaitu sebesar
1
2 %. Tentukan prosentase pertambahan luas
cm2.
Catatan Aturan fungsi f sendiri, yaitu y = f(x) adalah turunan ke-0 dari f.
Turunan ke-n dari suatu fungsi dapat diperoleh dengan aturan untuk menentukan
turunan. Tetapi aturan ini tidak dapat memberi informasi ada atau tidaknya turunan di satu
titik. Dalam hal aturan untuk menentukan turunan tidak dapat digunakan, turunan ke-n di titik
x dapat dihitung dengan definisinya, yaitu
f (n1) ( t ) f ( n1) ( x )
f (n1) ( x+ h )f (n1 ) ( x )
f ( x )=lim
=lim
tx
h
tx
h 0
( n)
n=1,2, 3, ; f (0 ) ( x )=f ( x )
Dari aturan
f (n)
(n)
f (n) ( x ) =n ( n1 )( n2 ) ( n( n1 ) ) x nn
n ( n1 ) ( n2 ) 3.2 .1=n !
Contoh : Tentukan bentuk umum turunan ke-n dari fungsi f(x) = sin x.
Penyelesaian : Tentukan turunan pertama, kedua, ketiga, dan keempat dari fungsi f, kemudian
nayatakan hasilnya sebagai fungsi dari sinus lagi, maka diperoleh hasil berikut.
1
f ' ( x )=cos x=sin x+
2
1
f ' ' ' ( x )=cos x=sin x+ 1
2
) (
x=x 0+ x
, maka
x=xx 0
f ( x ) f ( x 0 ) +f ' ( x 0 ) (xx 0)
Khususnya, untuk
linear, yaitu
x 0=c
f ( x ) f ( c )+ f ' ( c ) ( xc)
Rumus ini dapat diperoleh dari definisi turunan fungsi f di titik c. Perhatikan bahwa disini
kita melakukan hampiran nilai fungsi f(x) oleh sukubanyak linear
P1 ( x )=a0 +a1 ( xc )=f ( c )+ f ' ( c ) (x c)
Sehingga memenuhi
P1 ( c ) =f ( c) dan
Gagasan ini dapat diperluas, kita dapat melakukan hampiran niali fungsi f(x) oleh
sukubanyak linear derajat dua, tiga, dan seterusnya dengan kondisi seperti diatas.
Pola hampiran nilai fungsi oleh sukubanyak linear diatas memberikan gagasan bahwa
hampiran nilai fungsi f(x) disekitar c oleh sukubanyak derajat dua
P2 ( x )=a0 +a1 ( xc ) +a2 (xc)2
Harus memenuhi syarat
P2 ( c ) =f ( c) ,
adalah
P2 ( c ) =f ( c)
diperoleh
P2 left (c right ) = f ( c) .
diperoleh
2 a2=f (c)
, sehingga
diperoleh
1
a2= f (c)
. Akibatnya, kiat mempunyai pola hampiran
2
f (c)} over {2!} {(x-c)} ^ {2}
'
f ( x ) P2 ( x )=f ( c ) + f ( c ) ( xc ) +
Duplikasi pola hampiran ini, kita mempunyai pola hampiran nilai fungsi f(x) disekitar c oleh
P3 ( x )
P3 ( c ) =f ( c ) ,
P3 ' ( c ) =f ' ( c ) ,
sukubanyak derajat tiga
dengan syarat
P3 left (c right ) = f ( c ) , dan
f (c)} over {2!} {(x-c)} ^ {2} + {{f} ^ {'''} (c)} over {3!} {(x-c)} ^ {3}
f ( x ) P3 ( x )=f ( c ) + f ' ( c ) ( xc ) +
Rumus ini dapat diperumum sehingga melibatkan turunan ke-n dari fungsi f, hasilnya adalah
rumus hampiran
f (c)} over {2!} {(x-c)} ^ {2} + + {{f} ^ {(n)} (c)} over {n!} {(x-c)} ^ {n}
'
f ( x ) Pn ( x )=f ( c ) +f ( c )( xc )+
Perhatikan bahwa ruas kanan rumus ini berbentuk sukubanyak derajat n, yang dinamakan
sukubanyak Taylor derajat n dari fungsi f di c. Bila c = 0, maka kita mempunyai
f (c)} over {2!} {x} ^ {2} + + {{f} ^ {(n)} (0)} over {n!} {x} ^ {n}
f ( x ) Pn ( x )=f ( 0 ) + f ' ( 0 ) +
Disini sukubanyak
Pn ( x )
di c = 9 adalah
f (9)} over {2!} {(x-9)} ^ {2} + {{f} ^ {'''} (9)} over {3!} {(x-9)} ^ {3}
P3 ( x )=f ( 9 )+ f ' ( 9 ) ( x9 ) +
Turunan pertama, kedua, ketiga, dan keempat dari fungsi f ( x )= x
f ' ( x )=
1
2 x
adalah
, f (x)= {-1} over {4x sqrt {x}} , f'''(x)= {3} over {8 {x} ^ {2} sqrt {x}} , { f} ^ {(4)} (x)= {
di c = 9 adalah
1
1
1
2
3
P3 ( x )=3+ ( x9 )
(x9) +
(x9)
6
216
3888
Dari sini diperoleh nilai hampiran untuk
8,5 , yaitu
1
1
1
( x9)3 =2,915477
8,5=P3 ( x )=3+ ( x9 ) ( x9)2 +
6
216
3888
Teorema Taylor dibuktikan dengan menggunakan Teorema Nilai Rata-rata Cauchy (TNR
Cauchy) tentang perbandingan gradien garis inggung di suatu titik dari dua fungsi yang
terdiferensialkan
TNR Cauchy dibuktikan dengan menggunakan TNR, yang menyatakan terdapatnya suatu
titik yang garus singgungnya sejajar dengan suatu talibusur dari kurvanya.
TNR sendiri merupakan suatu bentuk umum dari Teorema Rolle, yang menyatakan
bahwa untuk fungsi terdiferensialkan yang memotong garis sejajar sumbu x, akan
terdapat suatu titik pada kurva yang garis singgungnya horisontal.
Teorema Rolle
misalkan fungsi f kontinu pada [a,b], terdiferensialkan pada (a,b), dan f(a) = f(b). Maka
terdapat suatu c (a,b) sehingga f(c) = 0.
Bukti
Dalam kasus f fungsi konstan pada [a,b], f(x) = 0 untuk setiap x (a,b), sehingga kesimpulan
teorema ini diperoleh secara otomatis.
Karena fungsi f kontinu pada [a,b]. Maka terdapat m, M
R sehingga
Dalam kasus fungsi f tidak konstan dengan f(a) = f(b), maka nilai minimum atau maksimim
fungsinya tidak mungkin tercapai di titik ujung a dan b. Berdasarkan TNA untuk fungsi
kontinu, maka terdapat c (a,b) sehingga M = f(c), atau m = f(c). Karena fungsi f
terdiferensialkan pada (a,b), maka
xc
'
'
f ( c ) =f ( c ) =lim
x c
Karena f ( x )M 0
dan
xc <0 ; dan
f ( x ) M
0
xc
f ( x ) f ( c)
x c +
=lim
xc
'
+ ( c )=lim
x c +
'
f ( c )=f
Karena f ( x )M 0
dan
f ( b )f (a)
ba
Catatan
Jika f(a) = f(b), maka diperoleh Teorema Rolle karena disini f(b)-f(a) = 0.
Bukti
Persamaan talibusur yang menghubungkan titik (a,f(a))
ke (b,f(b)) adalah
yf ( a )=
f ( b )f (a)
(xa)
ba
Sehingga
y=
f ( b )f (a)
( xa )+ f ( a)
ba
Definisikan fungsi
F ( x )=f ( x )
f ( b )f (a)
( xa )f ( a ) , x [a , b]
ba
Yang arti geometrinya diperlihatkan pada gambar. Turunannya fungsi F pada (a,b) adalah
F ' ( x )=f ' ( x )
f ( b )f (a)
ba
Karena fungsi F kontinu pada [a,b], terdifirensiasialkan pada (a,b), dan F(a) = F(b) = 0, maka
fungsi F memenuhi syarat Teorema Rolle. Akibatnya, terdapat c (a,b) sehingga
F' (c )=f ' ( c )
f ( b ) f ( a )
=0
ba
Yang menghasilkan
f ' ( c )=
f ( b ) f ( a )
ba
f ( b )=f ( a )+ f (c )(ba)
Jika fungsi f terdiferensialkan pada selang terbuka I yang memuat titik a dan b = a + h, maka
kesimpulan TNR dapat dituliskan dalam bentuk
f ( a+ h )=f ( a ) +h f ' (a+ h ) , dengan 0 < < 1.
Karena fungsi F kontinu pada [a,b], terdiferensialkan pada (a,b), dan F(a) = F(b) = 0, maka
fungsi F mmenuhi syarat Teorema Rolle. Akibatnya, terdapat c (a,b) sehingga
c
( f ( b )f ( a ) )=0
F ' ( c )=f (c ) ( g ( b ) g ( a ) )g ' )
'
Perhatikan bahwa kondisi g(x) 0 pada (a,b) ini selalu menghasilkan g(b)-g(a) 0. Ini
mengakibatkan
f ' (c) f ( b )f (a)
=
g ' (c) g ( b )g( a)
Sehingga terbuktilah yang diinginkan.
Teorema TNR Taylor
Misalkan fungsi f(n) kontinu pada [a,b] dan fungsi f(n+1) terdiferensialkan pada (a,b). Maka
terdapat suatu c (a,b) sehingga
f (a)} over {2!} {(b-a)} ^ {2} + + {{f} ^ {left (n right )} (a)} over {n!} {(b-a)} ^ {n} + {{f} ^ {(n+1)
f ( b )=f ( a ) + f ' ( a )( ba )+
Bukti
Pada [a,b] definisikan fungsi
f (x)} over {2!} {(b-x)} ^ {2} - - {{f} ^ {left (n right )} (x)} over {n!} {(b-x)} ^ {n}
'
F ( x )=f ( b )f ( x )f ( x ) ( bx )
Dan
( bx )n+1
G ( x )=
( n+1 ) !
Hitunglah turunan dari fungsi F dan G kemudian sederhanakan, hasilnya adalah
1
'
n
f (n+1 ) (x)
(bx)
F ( x) =
(bx)n dan G ( x )=
n
!
n!
'
Karena fungsi F dan G kontinu pada [a,b], terdiferensialkan pada (a,b), dan G(x) 0 pada
(a,b), maka fungsi F dan G memenuhi syarat TNR Cauchy. Akibatnya terdapat suatu c (a,b)
sehingga
'
F (c ) F ( b )F(a)
=
G ' (c ) G ( b )G(a)
F ' (c ) F (a)
=
G ' (c ) G(a) , sehingga
f ( n+1) (c)
(bc)n
F ' (c )
(ba)n+1 f ( n+1 )(c)
n!
F ( a )= '
G ( a )=
=
(ba)n+1
1
n
(
n+1
)
!
(
n+
1
)
!
G (c )
( bc)
n!
Tetapi aturan fungsi F mempunyau nilai F(a), yaitu
f (a)} over {2!} {left (b-a right )} ^ {2} + + {{f} ^ {left (n right )} (a)} over {n!} {(b-a)} ^ {n} + {{f}
'
f ( b )=f ( a )+ f ( a ) ( ba ) +
Penggunaan Teorema Rolle dan Teorema Nilai Rata-rata
Salah satu penggunaan Teorema Rolle adalah untuk menunjukkan bahwa suatu
persamaan mmepunyai tepat satu akar real, berikut ini adalah contohnya.
Contoh : Tunjukkan bahwa persamaan x3 - 3x + 5 = 0 mempunyai tepat satu akar real, dan
tentukan pada selang manakah akar real tersebut.
Penyelesaian : Misalkan f(x) = x3 - 3x + 5, maka turunannya adalah
f ' ( x )=3 x2 3 x =3 ( x 1 ) (x+1)
Disini fungsi f dan f terdiferensialkan pada R, f(-1) = 0, dan f(1) = 0. Akibatnya, pada
selang (- ,-1), (-1,1), dan (1, ) kita mempunyai f(x) 0.
Berdasarkan Teorema Rolle, persamaan f(x) = 0 tidak mungkin mempunyai lebih dari satu
akar pada selang (- ,-1). Bila pada selang ini persamaan f(x) = 0 mempunyai dua akar
(sebutlah a dan b), maka syarat f(a) = 0 = f(b) dari Teorema Rolle mengakibatkan terdapatnya
c (a,b) (- ,-1) sehingga f(c) = 0. Hal ini bertentangan dengan fakta bahwa f(c) = 0
hanya tercapai di c = -1 dan 1.
Argumentasi diatas menghasilkan kesimpulan bahwa persamaan f(x) = 0 mempunyai paling
banyak satu akar pada selang (- ,-1). Karena f(-3) = -13 < 0 dan f(-2) = 3 > 0, serta
fungsi f kontinu pada R, maka menurut Teorema Nilai Antara, lokasi akar-akarnya terletak
pada selang (-3,-2). Akibatnya persamaan f(x) = 0 mempunyai tepat satu akar real pada
selang (-3,-2).
Kita tinggal menunjukkan bahwa pada selang (-1,1) dan selang (1, ) fungsi f tidak
memtong lagi sumbu x. Dengan argumentasi yang sama, fungsi f mempunyai paling banyak
satu akar pada selang (-1,1) dan selang (1, ). Karena f(-1) = 8 > 0 dan f(1) = 3 > 0, maka
fungsi f tidak memotong sumbu x pada selang (-1,1). Kemudian karena fungsinya dapat
ditulis dalam bentuk
f ( x )=( x1)3 +3( x1)2 +3 , maka f(x) > 1 untuk x > 1, sehingga
Sumber : http://www.scribd.com/doc/52981728/3-3-Diferensial-Hampiran-Taylor
Nama : Fitri Hajar Rofiqoh
Absen : 14 (1241160057)
Materi : Turunan dari Fungsi : Diferensial dan Hampiran