Anda di halaman 1dari 18

Diferensial dan Hampiran Taylor

Deferensial
Kita ingat kembali bahwa lambang turunan pertama dari y terhadap x,
dy
dx
Merupakan suatu lambang yang tunggal, dalam arti bukan hasil bagi dy dan dx. Dalam hal ini
dy dan dx belum diberi arti secara terpisah. Sebelum kita mendefinisikan dx dan dy, misalkan
P( x 0 , y 0 ) adalah suatu titik tetap pada kurva y = f(x). Dengan P sebaagi titik asal, buatlah
sumbu koordinat baru dx dan dy yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y. Situasinya
diperlihatkan pada gambar berikut.
Dalam sistem koordinat baru ini, persamaan garis singgung pada kurva f dititik P
adalah dy = m dx, dengan gradien m sama dengan

'

f ( x 0 ) . Akibatnya persamaan garis

'
singgung pada kurva f dititik P dapat ditampilkan dalam bentuk dy=f ( x 0 ) dx .

Gambar Hampiran dengan Diferensial

Perhatikan pada gambar, disekitar titik

P( x 0 , y 0 )

garis singgungnya sangat dekat

dengan kurva y = f(x). Jadi jika pada x diberikan pertambahan sebesar


pertambahan y pada kurva f sebesar
singgungnya sebesar

y=f ( x 0 + x )f ( x 0 )

x=dx , maka

, sedangkan pada garis

dy=f ' ( x 0 ) dx . Ternyata bahwa dy merupakan suatu hampiran yang

baik untuk

dan bentuknya kelipatan dari


x0

definisi turunan fungsi f di

x , yang terlihat jelas beradasarkan

Perhatikan kembali definisi turunan fungsi f di


'

f ( x 0 )= lim

x 0

x0

, yaitu

f ( x 0 + x ) f ( x0 )
x

Bentuk ini dapat ditulis sebagai


x
( 0)
f ( x 0 + x )f ( x 0 )
lim
f '
x
x 0

Atau
x
f ( x 0 + x ) f ( x 0 )f '

( 0)
=0
x

lim

x 0

Sekarang kita misalkan


x
f ( x 0 + x ) f ( x 0 )f '

( 0)
x

E= lim
x 0

Maka
'

f ( x 0 + x ) =f ( x 0 ) + f ( x 0 ) x+ E x , dengan lim E=0


x 0

Atau
'

y=f ( x 0 + x )f ( x 0 )=f ( x 0 ) x + E x ,dengan lim E=0


x 0

'
Ini berarti bahwa f ( x 0 ) x merupakan suatu hampiran yang cukup baik untuk y .

Pada fungsi y = f(x) yang terdiferensialkan dititik x, diferensial dari peubah bebas dan
peubah tak bebasnya didefinisikan sebagai berikut.
Definisi
Misalkan fungsi y = f(x) terdiferensiakan di x D f, dengan Df suatu selang terbuka. Diferensial
dari peubah bebas x, ditulis dx, didefinisikan sebagai suatu pertambahan sebarang dari x,
yaitu
dx= x
Diferensial dari peubah tak bebas y, ditulis dy, didefinisikan sebagai
dy=f ' ( x ) dx

Catatan Dari bentuk diferensial dy diperoleh

dy '
=f (x)
, ini berarti bahwa
dx

dy
dx

mempunyai dua makna, pertama sebagai turunan fungsi y terhadap x, dan kedua sebagai hasil
bagi dari dy tehadap dx.
Aturan untuk menentukan turunan dapat ditampilkan dalam bentuk aturan untuk
menetukan diferensial dengan cara mengalikan setiap ruasnya dengan dx. Berikut ini adalah
beberapa aturan untuk menentukan diferensial suatu fungsi, yang dibandingkan dengan
aturan yang sama untuk turunan.

Aturan untuk Menentukan Diferensial


d (u +v )=du+dv

Aturan untuk Menentukan Turunan


d
du dv
( u+v ) = +
dx
dx dx

d (uv )=dudv

d
du dv
( uv )=
dx
dx dx

d (uv ) =u dv +v du

d
du
dv
( uv )=u + v
dx
dx
dx

dv
( uv )= v duu
v
2

du
dv
u
d u
dx
dx
=
2
dx v
v

()

Ilustrasi

x
x
x
2
x sec x + tan dx

x dx=
tan + tan
x tan=x d
d

x
sin sin x dx

x d
sin x
d
=
x

( )

Diferensial sebagai Hampiran Pertama


Perhatikan kembali gambar beserta penjelasannya. Dari definisi turunan fungsi f
x0
dititik
kita telah sampai pada kesimpulan
'

f ( x 0 + x ) =f ( x 0 ) + f ( x 0 ) x+ E x , dengan lim E=0


x 0

Berdasarkan kenyataan ini, selisih nilai


untuk

f ( x0)+ f ' ( x0) x

yang kecil. Ini berarti bahwa nilai

hampiran untuk

f ( x 0 + x )

, dan tulisan

dengan

f ( x 0 + x )

f ( x0 )+ f ' ( x0) x

f ( x 0 + x )

cukup kecil

merupakan suatu nilai

f ( x 0 ) + f ' ( x 0 ) x . Dengan

demikian kita mempunyai teorema berikut.


Teorema
Misalkan fungsi f terdiferensialkan pada selang terbuka I yang memuat
x 0+ x

I, maka nilai hampiran

f ( x 0 + x )

f ( x 0 + x )

x0

. Jika

dengan konsep diferensial adalah


'

f ( x0 )+ f ( x0) x

Atau
f ( x 0 + x )

f ( x 0 ) +dy ; dy=f ' ( x 0) dx , dx= x

Ilustrasi

4,6 dan 8,2 dengan diferensial.

Kita akan menentukan nilai hampiran

y=f ( x ) = x . Bila x berubah dari 4 ke 4,6, maka

Perhatikan fungsi
berubah dari

4 ke 4+ y , yang nilai hampirannya 4+ dy . Untuk x = 4 dan

x=dx=0,6 diperoleh

dy=

1
2 4

dx=

1
2 4

0,6=0,15

Sehingga

4,6 4+ dy=2+0,15=2,15
Dengan cara yang sama, bila x berubah dari 9 ke 8,2, maka

9+ y
dy=

1
2 x

9+dy

, yang nilai hampirannya

dx=

1
29

. Untuk x = 0 dan

y= x

berubah dari

ke

x=dx=0,8 diperoleh

(0,8 )=0,133

Sehingga

8,2 9+ dy=30,133=2,867
Bandingkan

hasil

8,2=2,863564

ini

dengan

nilai

. Situasi hampiran

perhitungan

4,6

dan

kalkulator,

8,2

4,6=2,144761

dan

dengan diferensial diperlihatkan pada

Nilai Hampiran

4,6

dan

8,2

dengan

Diferensial

Penggunaan Diferensial untuk Menentukan Hampiran


Galat
Masalah berikut seringkali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Kita ingin menghitung luas
sebuah persegi dengan cara mengukur panjang rusuknya. Pada saat mengukur panjang
rusuknya, yang nilainya seharusnua x cm terjadi galat (error) pengukuran sebesar x cm,
seperti diperlihatkan pada gambar. Luas perseginya adalah x 2 cm, permasalahannya adalah
berapakah galat dari luas persegi tersebut dengan menggunakan diferensial.

Diferensial dari fungsi

L ( x )=x 2

adalah

dL=2 x dx . Galat dari pengukuran luas bujur

sangkar adalah
2

L=L ( x+ x )L ( x ) =( x + x ) x
2 x x +( x )2=2 x dx +(dx)2
dL+( dx)2

Nilai hampiran untuk galat pengukuran ini adalah diferensial dari L, yaitu
dL . Disini nilai hampiran untuk galatnya adalah dL=2 x dx

Sebagai ilustrasi, jika x = 10 cm, dan

cm.

dx= x =0,05 cm, maka nilai hampiran untuk galat

pengukuran luas persegi dengan konsep diferensial adalah


dL=2 ( 10 ) ( 0,05 )=1 cm2
Bandingkan hasil ini dengan
L=dL+(dx )2=1+( 0,05)2=1,0025 cm2

Berikut ini sebuah contoh tentang menentukan nilai hampiran pertambahan luas
permukaan dan volume sebuah bola bila jari-jarinya bertambah panjang karena memuai.
Contoh : Karena dipanaskan secara merata, jari-jari sebuah bola bertambah panjang dari 10
cm menjadi 10,05 cm, yaitu sebesar

1
2 %. Tentukan prosentase pertambahan luas

permukaan tersebut dengan konsep diferensial.


Penyelesaian : Misalkan jari-jari bola tersebut adalah r cm.
Luas permukaan bola adalah
L=L ( r )=4 r 2 .
Diferensial dari fungsi ini adalah
dL=8 r dr .

Untuk r = 10 dan dr= r=0,05 cm,


2

L=4 (10) =400 cm2 dan


dL=8 r dr= ( 8 ) . ( 10 ) . ( 0,05 ) =4

cm2.

Prosentase pertambahan luas permukaannya adalah


dL
100 =1 .
L

Turunan ke-n dari suatu Fungsi


Turunan dari fungsi f adalah suatu fungsi yang dinamakan turunan pertama dari f,
yaitu f. Jika f ini dihitung lagi turunannya dengan aturan atau definisi turunan, maka
diperoleh fungsi baru yang dinamakan turunan kedua dari f, dan ditulis dengan lambang f.
Secara umum, turunan ke-n dari fungsi f, ditulis f (n), adalah suatu fungsi yang diperoleh
dengan cara menghitung turunan dari fungsi f(n-1), n = 1, 2, 3, ... ; dengan f (0) (x) = f(x).
Lambang turunan ke-n dari fungsi f dapat ditulis dalam berbagai cara, yaitu sebagai berikut.

Catatan Aturan fungsi f sendiri, yaitu y = f(x) adalah turunan ke-0 dari f.
Turunan ke-n dari suatu fungsi dapat diperoleh dengan aturan untuk menentukan
turunan. Tetapi aturan ini tidak dapat memberi informasi ada atau tidaknya turunan di satu
titik. Dalam hal aturan untuk menentukan turunan tidak dapat digunakan, turunan ke-n di titik
x dapat dihitung dengan definisinya, yaitu
f (n1) ( t ) f ( n1) ( x )
f (n1) ( x+ h )f (n1 ) ( x )
f ( x )=lim
=lim
tx
h
tx
h 0
( n)

n=1,2, 3, ; f (0 ) ( x )=f ( x )
Dari aturan

f (n)

suatu bentuk umum dari

untuk sejumlah berhingga n, seringkali kita dapat menentukan


f

(n)

. Pada beberapa contoh berikut kita akan membahas beberapa

contoh tentang bentuk umum dari turunan ke-n tersebut.


Contoh : Hitunglah turunan ke-n dari fungsi f(x) = xn, n bilangan asli.
Penyelesaian : Turunan pertama, kedua, dan ketiga dari fungsi f adalah
f ' ( x )=n x n1
f (x)=n(n-1) {x} ^ {n-2}

f ' ' ' ( x )=n ( n1 )( n2 ) x n3


Dari tiga bentuk aturan ini, bentuk umum turunan ke-n dari fungsi f adalah

f (n) ( x ) =n ( n1 )( n2 ) ( n( n1 ) ) x nn
n ( n1 ) ( n2 ) 3.2 .1=n !
Contoh : Tentukan bentuk umum turunan ke-n dari fungsi f(x) = sin x.
Penyelesaian : Tentukan turunan pertama, kedua, ketiga, dan keempat dari fungsi f, kemudian
nayatakan hasilnya sebagai fungsi dari sinus lagi, maka diperoleh hasil berikut.
1
f ' ( x )=cos x=sin x+
2

} left (x right ) = - sin {x} = sin { (x+ )}

1
f ' ' ' ( x )=cos x=sin x+ 1
2

f ' ' '' ( x ) =sin x=sin ( x+ 2 )


Dari hasil ini, maka bentuk umum turunan ke-n dari fungsi f adalah
1
1
f (n) ( x )=sin x +n =sin x+ n
2
2

) (

Rumus Taylor dan Suku Sisanya


Kita ingat kembali Teorema yang menyatakan bahwa niali hampiran untuk
f (x0 + x) adalah
f ( x 0 + x )
Misalkan

x=x 0+ x

, maka

f ( x 0 ) +dy ; dy=f ' ( x 0) dx , dx= x

x=xx 0

, sehingga rumus ini dapat ditulis dalam bentuk

f ( x ) f ( x 0 ) +f ' ( x 0 ) (xx 0)
Khususnya, untuk
linear, yaitu

x 0=c

kist mempunyai rumus hampiran nilai fungsi oleh suku banyak

f ( x ) f ( c )+ f ' ( c ) ( xc)
Rumus ini dapat diperoleh dari definisi turunan fungsi f di titik c. Perhatikan bahwa disini
kita melakukan hampiran nilai fungsi f(x) oleh sukubanyak linear
P1 ( x )=a0 +a1 ( xc )=f ( c )+ f ' ( c ) (x c)
Sehingga memenuhi
P1 ( c ) =f ( c) dan

P1 ' ( c ) =f ' (c)

Gagasan ini dapat diperluas, kita dapat melakukan hampiran niali fungsi f(x) oleh
sukubanyak linear derajat dua, tiga, dan seterusnya dengan kondisi seperti diatas.
Pola hampiran nilai fungsi oleh sukubanyak linear diatas memberikan gagasan bahwa
hampiran nilai fungsi f(x) disekitar c oleh sukubanyak derajat dua
P2 ( x )=a0 +a1 ( xc ) +a2 (xc)2
Harus memenuhi syarat
P2 ( c ) =f ( c) ,

P2 ' ( c ) =f ' (c) , dan


P2

Turunan pertama dan kedua dari

adalah

P'2 ( x )=a1+ 2 a2 ( xc ) dan


Dari syarat

P2 ( c ) =f ( c)

diperoleh

a1=f ' (c) , dan dari syarat

P2 left (c right ) = f ( c) .

P2 (x)=2 {a} rsub {2}

a0 =f (c) , dari syarat

P2 left (c right ) = f (c)

P2 ' ( c ) =f ' (c)

diperoleh

2 a2=f (c)

, sehingga

diperoleh

1
a2= f (c)
. Akibatnya, kiat mempunyai pola hampiran
2
f (c)} over {2!} {(x-c)} ^ {2}
'
f ( x ) P2 ( x )=f ( c ) + f ( c ) ( xc ) +
Duplikasi pola hampiran ini, kita mempunyai pola hampiran nilai fungsi f(x) disekitar c oleh
P3 ( x )
P3 ( c ) =f ( c ) ,
P3 ' ( c ) =f ' ( c ) ,
sukubanyak derajat tiga
dengan syarat
P3 left (c right ) = f ( c ) , dan

P''3 ' ( c ) =f ' ' ' ( c ) memberikan hasil

f (c)} over {2!} {(x-c)} ^ {2} + {{f} ^ {'''} (c)} over {3!} {(x-c)} ^ {3}
f ( x ) P3 ( x )=f ( c ) + f ' ( c ) ( xc ) +
Rumus ini dapat diperumum sehingga melibatkan turunan ke-n dari fungsi f, hasilnya adalah
rumus hampiran
f (c)} over {2!} {(x-c)} ^ {2} + + {{f} ^ {(n)} (c)} over {n!} {(x-c)} ^ {n}
'
f ( x ) Pn ( x )=f ( c ) +f ( c )( xc )+
Perhatikan bahwa ruas kanan rumus ini berbentuk sukubanyak derajat n, yang dinamakan
sukubanyak Taylor derajat n dari fungsi f di c. Bila c = 0, maka kita mempunyai
f (c)} over {2!} {x} ^ {2} + + {{f} ^ {(n)} (0)} over {n!} {x} ^ {n}
f ( x ) Pn ( x )=f ( 0 ) + f ' ( 0 ) +
Disini sukubanyak

Pn ( x )

dinamakan sukubanyak Mac Laurin derajat n dari fungsi f.

Contoh : Tentukan nilai hampiran dari

8,5 oleh sukubanyak Taylor derajat tiga di c = 9.

Tentukan juga sampai berapa desimal ketelitian hampiran ini.


Penyelesaian : Sukubanyak Taylor derajat tiga dari fungsi f ( x )= x

di c = 9 adalah

f (9)} over {2!} {(x-9)} ^ {2} + {{f} ^ {'''} (9)} over {3!} {(x-9)} ^ {3}
P3 ( x )=f ( 9 )+ f ' ( 9 ) ( x9 ) +
Turunan pertama, kedua, ketiga, dan keempat dari fungsi f ( x )= x
f ' ( x )=

1
2 x

adalah

, f (x)= {-1} over {4x sqrt {x}} , f'''(x)= {3} over {8 {x} ^ {2} sqrt {x}} , { f} ^ {(4)} (x)= {

Nilai fungsi f beserta turunannya di x = 9 adalah


1
f ( 9 )=3, f ' ( 9 )= , f (9)= - {1} over {108} , f'''(9)= {3} over {1944}
6
Jadi, sukubanyak Taylor dari fungsi f ( x )= x

di c = 9 adalah

1
1
1
2
3
P3 ( x )=3+ ( x9 )
(x9) +
(x9)
6
216
3888
Dari sini diperoleh nilai hampiran untuk

8,5 , yaitu

1
1
1
( x9)3 =2,915477
8,5=P3 ( x )=3+ ( x9 ) ( x9)2 +
6

216

3888

Pembuktian Teorema Taylor


Kita telah melihat berbagai penggunaan Teorema tentang uraian Taylor beserta suku
sisanya pada contoh-contoh diatas. Selain penggunaannya, pembuktian Teorema Taylor juga
merupakan rangkaian cerita yang menarik

Teorema Taylor dibuktikan dengan menggunakan Teorema Nilai Rata-rata Cauchy (TNR
Cauchy) tentang perbandingan gradien garis inggung di suatu titik dari dua fungsi yang
terdiferensialkan
TNR Cauchy dibuktikan dengan menggunakan TNR, yang menyatakan terdapatnya suatu
titik yang garus singgungnya sejajar dengan suatu talibusur dari kurvanya.
TNR sendiri merupakan suatu bentuk umum dari Teorema Rolle, yang menyatakan
bahwa untuk fungsi terdiferensialkan yang memotong garis sejajar sumbu x, akan
terdapat suatu titik pada kurva yang garis singgungnya horisontal.

Teorema Rolle
misalkan fungsi f kontinu pada [a,b], terdiferensialkan pada (a,b), dan f(a) = f(b). Maka
terdapat suatu c (a,b) sehingga f(c) = 0.
Bukti
Dalam kasus f fungsi konstan pada [a,b], f(x) = 0 untuk setiap x (a,b), sehingga kesimpulan
teorema ini diperoleh secara otomatis.
Karena fungsi f kontinu pada [a,b]. Maka terdapat m, M

R sehingga

Dalam kasus fungsi f tidak konstan dengan f(a) = f(b), maka nilai minimum atau maksimim
fungsinya tidak mungkin tercapai di titik ujung a dan b. Berdasarkan TNA untuk fungsi
kontinu, maka terdapat c (a,b) sehingga M = f(c), atau m = f(c). Karena fungsi f
terdiferensialkan pada (a,b), maka

+' ( c )=f ' ( c )


f ' ( c )=f . Untuk kasus f(c) = M (kasus f(c) = m

dikerjakan serupa), hal ini mengakibatkan


f ( x ) M
0
xc
f ( x ) f (c)
x c
=lim

xc
'
'
f ( c ) =f ( c ) =lim
x c

Karena f ( x )M 0

dan

xc <0 ; dan

f ( x ) M
0
xc
f ( x ) f ( c)
x c +
=lim

xc
'
+ ( c )=lim
x c +

'

f ( c )=f
Karena f ( x )M 0

dan

xc <0 . Dari kedua hasil ini diperoleh f(c) = 0.

Teorema Nilai Rata-rata/TNR


Misalkan fungsi f kontinu pada [a,b] dan terdiferensialkan pada (a,b). Maka terdapat suatu c
(a,b) sehingga
f ' ( c )=

f ( b )f (a)
ba

Catatan
Jika f(a) = f(b), maka diperoleh Teorema Rolle karena disini f(b)-f(a) = 0.

Bukti
Persamaan talibusur yang menghubungkan titik (a,f(a))
ke (b,f(b)) adalah
yf ( a )=

f ( b )f (a)
(xa)
ba

Sehingga
y=

f ( b )f (a)
( xa )+ f ( a)
ba

Definisikan fungsi
F ( x )=f ( x )

f ( b )f (a)
( xa )f ( a ) , x [a , b]
ba

Yang arti geometrinya diperlihatkan pada gambar. Turunannya fungsi F pada (a,b) adalah
F ' ( x )=f ' ( x )

f ( b )f (a)
ba

Karena fungsi F kontinu pada [a,b], terdifirensiasialkan pada (a,b), dan F(a) = F(b) = 0, maka
fungsi F memenuhi syarat Teorema Rolle. Akibatnya, terdapat c (a,b) sehingga
F' (c )=f ' ( c )

f ( b ) f ( a )
=0
ba

Yang menghasilkan
f ' ( c )=

f ( b ) f ( a )
ba

Sehingga terbuktilah yang diinginkan.


Perhatikan bahwa kesimpulan TNR dapat ditulis dalam bentuk
'

f ( b )=f ( a )+ f (c )(ba)
Jika fungsi f terdiferensialkan pada selang terbuka I yang memuat titik a dan b = a + h, maka
kesimpulan TNR dapat dituliskan dalam bentuk
f ( a+ h )=f ( a ) +h f ' (a+ h ) , dengan 0 < < 1.

Teorema TNR Cauchy


Misalkan fungsi f dan g kontinu pada [a,b], terdiferensialkan pada (a,b), dan g(x)
0 pada (a,b). Maka terdapat suatu c (a,b) sehingga

f ' (c) f ( b )f (a)


=
g ' (c) g ( b )g( a)
Catatan
Jika g(x) = x, maka g(c) = 1, g(b) = b, dan g(a) = a, sehingga diperoleh TNR.
Bukti
Didefinisikan fungsi
F ( x )=( f ( x ) f ( a ) ) ( g ( b ) g ( a ) )( g ( x )g ( a ) )( f ( b )f ( a ) ) , x [a ,b ]
Turunan fungsi ini adalah
x
( f ( b )f ( a ) )
F ' ( x )=f ( x) ( g ( b )g ( a ) ) g' )
'

Karena fungsi F kontinu pada [a,b], terdiferensialkan pada (a,b), dan F(a) = F(b) = 0, maka
fungsi F mmenuhi syarat Teorema Rolle. Akibatnya, terdapat c (a,b) sehingga
c
( f ( b )f ( a ) )=0
F ' ( c )=f (c ) ( g ( b ) g ( a ) )g ' )
'

Perhatikan bahwa kondisi g(x) 0 pada (a,b) ini selalu menghasilkan g(b)-g(a) 0. Ini
mengakibatkan
f ' (c) f ( b )f (a)
=
g ' (c) g ( b )g( a)
Sehingga terbuktilah yang diinginkan.
Teorema TNR Taylor
Misalkan fungsi f(n) kontinu pada [a,b] dan fungsi f(n+1) terdiferensialkan pada (a,b). Maka
terdapat suatu c (a,b) sehingga

f (a)} over {2!} {(b-a)} ^ {2} + + {{f} ^ {left (n right )} (a)} over {n!} {(b-a)} ^ {n} + {{f} ^ {(n+1)
f ( b )=f ( a ) + f ' ( a )( ba )+
Bukti
Pada [a,b] definisikan fungsi
f (x)} over {2!} {(b-x)} ^ {2} - - {{f} ^ {left (n right )} (x)} over {n!} {(b-x)} ^ {n}
'
F ( x )=f ( b )f ( x )f ( x ) ( bx )

Dan
( bx )n+1
G ( x )=
( n+1 ) !
Hitunglah turunan dari fungsi F dan G kemudian sederhanakan, hasilnya adalah
1
'
n
f (n+1 ) (x)
(bx)
F ( x) =
(bx)n dan G ( x )=
n
!
n!
'

Karena fungsi F dan G kontinu pada [a,b], terdiferensialkan pada (a,b), dan G(x) 0 pada
(a,b), maka fungsi F dan G memenuhi syarat TNR Cauchy. Akibatnya terdapat suatu c (a,b)
sehingga
'
F (c ) F ( b )F(a)
=
G ' (c ) G ( b )G(a)

Karena F(b) = 0 dan G(b) = 0, maka

F ' (c ) F (a)
=
G ' (c ) G(a) , sehingga

f ( n+1) (c)
(bc)n
F ' (c )
(ba)n+1 f ( n+1 )(c)
n!
F ( a )= '
G ( a )=

=
(ba)n+1
1
n
(
n+1
)
!
(
n+
1
)
!
G (c )
( bc)
n!
Tetapi aturan fungsi F mempunyau nilai F(a), yaitu

f (a)} over {2!} {left (b-a right )} ^ {2} + + {{f} ^ {left (n right )} (a)} over {n!} {(b-a)} ^ {n} + {{f}
'
f ( b )=f ( a )+ f ( a ) ( ba ) +
Penggunaan Teorema Rolle dan Teorema Nilai Rata-rata

Salah satu penggunaan Teorema Rolle adalah untuk menunjukkan bahwa suatu
persamaan mmepunyai tepat satu akar real, berikut ini adalah contohnya.
Contoh : Tunjukkan bahwa persamaan x3 - 3x + 5 = 0 mempunyai tepat satu akar real, dan
tentukan pada selang manakah akar real tersebut.
Penyelesaian : Misalkan f(x) = x3 - 3x + 5, maka turunannya adalah
f ' ( x )=3 x2 3 x =3 ( x 1 ) (x+1)
Disini fungsi f dan f terdiferensialkan pada R, f(-1) = 0, dan f(1) = 0. Akibatnya, pada
selang (- ,-1), (-1,1), dan (1, ) kita mempunyai f(x) 0.
Berdasarkan Teorema Rolle, persamaan f(x) = 0 tidak mungkin mempunyai lebih dari satu
akar pada selang (- ,-1). Bila pada selang ini persamaan f(x) = 0 mempunyai dua akar
(sebutlah a dan b), maka syarat f(a) = 0 = f(b) dari Teorema Rolle mengakibatkan terdapatnya
c (a,b) (- ,-1) sehingga f(c) = 0. Hal ini bertentangan dengan fakta bahwa f(c) = 0
hanya tercapai di c = -1 dan 1.
Argumentasi diatas menghasilkan kesimpulan bahwa persamaan f(x) = 0 mempunyai paling
banyak satu akar pada selang (- ,-1). Karena f(-3) = -13 < 0 dan f(-2) = 3 > 0, serta
fungsi f kontinu pada R, maka menurut Teorema Nilai Antara, lokasi akar-akarnya terletak
pada selang (-3,-2). Akibatnya persamaan f(x) = 0 mempunyai tepat satu akar real pada
selang (-3,-2).
Kita tinggal menunjukkan bahwa pada selang (-1,1) dan selang (1, ) fungsi f tidak
memtong lagi sumbu x. Dengan argumentasi yang sama, fungsi f mempunyai paling banyak
satu akar pada selang (-1,1) dan selang (1, ). Karena f(-1) = 8 > 0 dan f(1) = 3 > 0, maka
fungsi f tidak memotong sumbu x pada selang (-1,1). Kemudian karena fungsinya dapat
ditulis dalam bentuk

f ( x )=( x1)3 +3( x1)2 +3 , maka f(x) > 1 untuk x > 1, sehingga

fungsi f tidak memotong lagi sumbu x pada selang (1, ).


Kesimpulan
Persamaan x3 3x + 5 = 0 mempunyai tepat satu akar real, dan akar realnya terletak pada
selang (-3,-2).

Sumber : http://www.scribd.com/doc/52981728/3-3-Diferensial-Hampiran-Taylor
Nama : Fitri Hajar Rofiqoh
Absen : 14 (1241160057)
Materi : Turunan dari Fungsi : Diferensial dan Hampiran

Anda mungkin juga menyukai