Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan Nabi Dan Rasul

http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=276&bagian=0

Perbedaan Nabi Dan Rasul


Kategori :
Fatawa 'Arkanil Islam

Tanggal : Minggu, 22 Februari 2004 21:20:33 WIB

PERBEDAAN NABI DAN RASUL


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : 'Apakah terdapat perbedaan antara Nabi dan Rasul .?"
Jawaban :
Memang benar, ada perbedaan antara Nabi dan Rasul. Ulama mengatakan bahwa Nabi adalah seorang yang
diberi wahyu oleh Allah dengan suatu syari'at namun tidak diperintah untuk menyampaikannya, akan tetapi
mengamalkannya sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya.
Sedangkan Rasul adalah seorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari'at dan ia diperintahkan
untuk menyampaikannya dan mengamalkannya. Setiap rasul mesti nabi, namun tidak setiap nabi itu rasul. Jadi
para nabi itu jauh lebih banyak ketimbang para rasul. Sebagian rasul-rasul itu dikisahkan oleh Allah Ta'ala
dalam Al-Qur'an dan sebagian yang lain tidak dikisahkan.
Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang
Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat
bagi seorang rasul membawa suatu mu'jizat melainkan dengan seizin Allah". [Ghafir : 78].
Bertolak dari ayat ini, maka dapat disimpulkan bahwa setiap nabi yang disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah
juga sebagai rasul.
Pertanyaan.
Apakah para rasul yang ada itu memiliki keutamaan yang sama di antara mereka ?
Jawaban.
Rasul-rasul yang ada tidak memiliki keutamaan yang sama, Allah telah berfirman :
"Artinya : Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada
yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat".
[Al-Baqarah : 253].

Halaman 1/3

Perbedaan Nabi Dan Rasul


http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=276&bagian=0

"Artinya : Sungguh telah Kami utamakan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian yang lain". [Al-Isra : 55].
Kita semua wajib beriman dengan seluruh rasul itu bahwa mereka itu benar dan jujur dalam membawa risalah
serta membenarkan apa yang diwahyukan kepada mereka, Allah berfirman :
"Artinya : Katakanlah (hai orang-orang mu'min) :"Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'kub dan anak cucunya, dan apa yang
telah diberikan kepada Musa dan 'Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb-nya. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". [Al-Baqarah :
136]
Dan ini adalah yang diyakini oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan orang-orang yang
beriman. Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya ". [Al-Baqarah : 285].
Maka kita tidak membedakan salah seorangpun dari rasul-rasul itu dalam hal mengimaninya ; masing-masing
benar dan dibenarkan serta risalah yang dibawa adalah haq.
Akan tetapi kita boleh membedakan dalam dua hal :
Pertama :
Dalam keutamaan. Kita mengutamakan sebagian dari para rasul atas sebagian yang lain sebagaimana Allah
juga mengutamakan sebagian atas sebagian yang lain serta mengangkat sebagian dari mereka beberapa derajat.
Akan tetapi kita tidak menyatakannya dengan nada membanggakan atau menyatakannya dengan nada
membanggakan atau meremehkan yang diungguli.
Dalam hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan bahwa seorang Yahudi telah
bersumpah :"Tidak ! Demi yang memilih Musa atas sekalian manusia". Maka seorang laki-laki dari Anshar
menempeleng muka laki-laki Yahudi itu ketika mendengar ucapannya seraya mengatakan :"Jangan kau
katakan demikian sedangkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami !". Maka
si Yahudi itu datang menghadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mengadu kepada beliau. "Aku
punya dzimmah (jaminan perlindungan) dan perjanjian. Lalu apa gerangan yang membuat si fulan
menempeleng mukaku ?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bertanya kepada laki-laki Anshar
tadi :"Kenapa kamu menempeleng mukanya ?". Maka ia pun mengutarakan permasalahannya, dan Nabi
akhirnya murka sampai terlihat sesuatu di muka beliau. Beliau kemudian bersabda, "Janganlah engkau
melebihkan di antara nabi-nabi Allah!".
Dalam hadits Shahih Al-Bukhari dan yang lain juga disebutkan riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda :"Tidak layak bagi seorang hamba untuk
mengatakan, Aku lebih baik daripada Yunus bin Mata !".
Kedua :
Dalam hal ittiba'. Kita tidak boleh mengikuti rasul kecuali yang memang diutus untuk kita, yaitu Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena syari'at Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menasakh seluruh syari'at
yang sebelumnya. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang
lain itu ; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara
Halaman 2/3

Perbedaan Nabi Dan Rasul


http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=276&bagian=0

kamu, Kami berikan aturan (syari'at) dan jalan yang terang (minhaj)" [Al-Maidah : 48]
[Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul
Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka At-Tibyan]

Halaman 3/3

Anda mungkin juga menyukai