ISI
2.1 PENGERTIAN FLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan
gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau
seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair
itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga
dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan
contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya.
Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida terbagi atas dua, yaitu :
1
2
Fluida statis
Fluida Dinamis
Perhatikan Gambar 1.1 Sebuah kubus kecil dalam suatu fluida yang
karena bentuknya sangat kecil maka kita bisa mengabaikan gaya gravitasi
padanya. Tekanan pada satu sisi harus sama dengan tekanan di sisi yang
sebaliknya. Jika hal ini tidak terjadi, akan ada gaya total pada kubus dan
kubus akan mulai bergerak.
Sifat penting lainnya dari fluida yang berada dalam keadaan diam
adalah bahwa gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak
lurus terhadap permukaan yang bersentuhan dengannya. Seandainya tekanan
itu arahnya miring maka gaya yang menyebabkan tekanan itu dapat diuraikan
menjadi komponen tegak lurus dan komponen sejajar dinding yang dapat
menyebabkan adanya aliran di sepanjang dinding wadah zat cair, padahal zat
cair dalam keadaan tidak mengalir. Jadi arah tekanan itu haruslah tegak lurus
dinding wadah.
Dalam suatu fluida yang diam, setiap bagian dari fluida itu berada
dalam keadaan kesetimbangan mekanis. Kita tinjau sebuah elemen
berbentuk cakram pada suatu fluida yang berjarak y dari dasar fluida,
dengan ketebalan cakram dy dan luasnya A (lihat gambar).
Total gaya pada elemen cakram tadi harus sama dengan nol. Untuk
arah horizontal gaya yang bekerja hanyalah gaya tekanan dari luar elemen
cakram, yang karena simetri haruslah sama. Untuk arah vertikal, selain
gaya tekanan yang bekerja pada permukaan bagian atas dan bagian bawah,
juga terdapat gaya berat, sehingga
pA (p + dp)A dw = 0
(1.2)
(1.3)
Untuk
cairan, pada rentang suhu dan tekanan yang cukup besar, massa jenis
cairan dapat dianggap tetap. Untuk kedalaman cairan yang tidak terlalu
besar kita dapat asumsikan bahwa percepatan gravitasi g konstan. Maka
y2
dp=g dy
p1
Atau
y1
p2 p1 = g(y2 y1 )
(1.4)
(1.5)
per- mukaan laut (ketinggian nol), dengan tekanan p 0 dan massa jenis 0.
Kita asumsikan gasnya adalah gas ideal yang mana massa jenisnya
sebanding dengan tekanan, sehingga:
p
=
0 p0
Dengan memakai pers. (1.3), maka
dp
p
=0 g
dy
p0
atau
dp 0 g
=
dy
p
p0
p= po e
2.2.2
0
)y
p0
(1.5)
Hukum Pascal
Blaise Pascal (1623-1662), seorang ilmuwan Prancis menyatakan
bahwa ketika tekanan diberikan pada suatu fluida dalam ruang tertutup,
perubahan tersebut akan diteruskan ke segala arah sama besar yang
dikenal dengan hukum Pascal. Untuk suatu cairan dalam wadah tertutup,
tetap berlaku pers. (1.4). Karena itu bila terjadi perubahan tekanan ada titik 1
sebesar p1, maka
p2 = p1 g(y2 y1 )
(1.8)
P1
F1
A1
A2
A1 A2
sehingga P1 = P2 karena
diperoleh
(1.9)
F1
F1
(4.17)
d1
h2
F2
d2
F2
h1
Gambar 1.3 Bejana tertutup
Hukum Archimedes
Fluida tadi akan memberikan daya tekanan kepada setiap bagian
permukaan benda. Gaya tekan pada bagian yang lebih dalam tentunya
lebih besar (karena tekanannya lebih besar). Karena itu total gaya tekan
yang bekerja pada seluruh permukaan benda tadi akan menimbulkan total
gaya ke atas.
Apabila anda mengangkat sebuah batu dalam air terasa lebih ringan
dibandingkan saat anda mengangkat batu di udara. Mungkin anda pernah
h = h2 h1
melihat balok kayu di sekitar anda yang dapat terapung di air, melayang dan
tenggelam.
8
Gambar 1.4 Menghitung tekanan pada Kedalaman h dalam zat cair
Jika benda dicelupkan dalam zat cair sesungguhnya berat benda itu
tetap sebesar mg akan tetapi karena zat cair memberikan tekanan ke atas
pada benda tercelup di dalamnya sehingga berat benda seakan-akan
berkurang.
Gaya apung terjadi karena tekanan pada fluida bertambah terhadap
kedalaman, sehingga tekanan ke atas pada permukaan bawah benda lebih
besar daripada tekanan ke bawah pada permukaan bagian atas benda.
Perhatikan Gambar 1.5 sebuah balok silinder dengan alas (A) dan ketinggian
f
). Fluida memberikan
P1 f gh1
F1 P1 A f gh1
F2 P2 A f gh2
balok sebesar
adalah massa
f gV m f g
F 0
Fa
Fa mb g
w = mg
f gVt b gVb
f Vt bVb
(1.11)
10
karena volume benda tercelup (Vt) lebih kecil dari volume benda (Vb)
maka syarat suatu benda terapung apabila massa jenis benda lebih kecil dari
massa jenis zat cair. Contoh benda terapung adalah gabus dalam air.
b. Melayang
Pada peristiwa melayang volume fluida yang dipindahkan (Vt) sama
dengan volume benda (Vb) sehingga:
F 0
Fa mb g
f gVt b gVb
f b
(1.12)
Fa
w = mg
sehingga benda akan melayang benda apabila massa jenis benda sama
dengan massa jenis fluida.
c. Tenggelam
11
F 0
Fa N mb g
f gVt N b gVb
N bVb g f Vt g
(1.13)
N
Fa
w = mg
Tegangan Permukaan
Sejumlah observasi umum menunjukkan bahwa permukaan zat cair
berperilaku seperti membran yang teregang karena tegangan. Sebagai
contoh, setetes air di ujung keran yang menetes membuat bentuk yang hampir
bulat seperti balon kecil yang berisi air, serangga dapat hinggap di permukaan
12
air, jarum baja dapat diapungkan di permukaan air walaupun massa jenisnya
lebih besar dari air.
Tegangan permukaan cairan berhubungan dengan gaya tegang yang
dimiliki cairan itu. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi (gaya tarik
antara molekul-molekul sejenis) dalam cairan.
A
B
ini
berada
dalam
l
w
T
13
Jika kawat ini dimasukkan ke dalam air sabun, kemudian diangkat maka
akan terbentuk suatu lapisan sabun. Karena lapisan sabun ini memiliki dua
permukaan maka panjang total kontak dari permukaan dengan kawat
adalah 2l.
Tegangan permukaan yang dialami oleh kawat merupakan hasil
bagi gaya permukaan (F) dengan panjang permukaan (2l):
F
2l
(1.15)
satuan tegangan permukaan adalah N/m
2.2.5
Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar-kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin besar viskositas zat cair,
maka semakin sulit fluida untuk mengalir dan semakin sulit suatu benda
bergerak dalam fluida tersebut. Viskositas ada pada zat cair maupun gas, dan
pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang
bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati
yang lainnya. Pada zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara
molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul.
Pada tahun 1845 Sir George Stokes menunjukkan bahwa suatu bola
berjari-jari (r) yang bergerak dengan kecepatan (v) di dalam suatu fluida
homogen, akan mengalami gaya gesekan fluida (F) sebesar:
F = kv
(1.19)
14
Fa
Fs
Perhatikan
Gambaryang
1.10 sebuah
bola
yangbenda
jatuh bebas
fluida.dalam fluida
Gambar 1.10
Gaya-gaya
bekerja
pada
yangdalam
bergerak
Gaya-gaya yang bekerja pada bola adalah gaya berat w, gaya apung (Fa), dan
gaya stokes (F)s. Ketika dijatuhkan, bola bergerak dipercepat, tetapi ketika
kecepatannya bertambah maka gaya stokes juga bertambah, sehingga suatu
saat mencapai keadaan seimbang sehingga bola bergerak dengan kecepatan
konstan yang disebut kecepatan terminal.
Tabel 1.1 Koefisien viskositas untuk berbagai fluida
Fluida
Air
Temperatur(
Koefisien Viskositas,
C)
(Pa.s)
1,8 X 10-3
0
20
1,0 X 10-3
100
0,3 X 10-3
Darah utuh
37
4 X 10-3
Plasma darah
37
1,5 X 10-3
Ethyl alkohol
20
1,2 X 10-3
15
30
200 X 10-3
Gliserin
20
1500 X 10-3
Udara
20
0,0018 X 10-3
Hidrogen
0,009 X 10-3
Uap air
100
1,8 X 10-3
0,013 X 10-3
1 Pa.s = 10 Pa =
1000 Cp
Pada kecepatan terminal ini resultan gaya yang bekerja pada bola sama
dengan nol sehingga berlaku:
2r 2 g
b f
v
9
dengan: b = massa jenis bola (kg/m )
f = massa jenis fluida (kg/m3)
(1.21)
2.2.6
Kapilaritas
Tegangan permukaan menyebabkan zat cair memiliki sudut kontak
kurang dari 90 naik ke atas dalam pipa kapiler, semakin kecil pipa kapiler
maka semakin tinggi kenaikan zat cair. Jika zat cair memiliki sudut kontak
lebih dari 90 maka permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan lebih rendah
dibandingkan permukaan zat cair diluarnya. Gejala naik turunnya permukaan
zat cair dalam pipa kapiler disebut gejala kapilaritas.
Berdasarkan Gambar 1.11 dapat disimpulkan bahwa gejala kapilaritas
naik terjadi pada peristiwa meniskus cekung, sedangkan peristiwa kapilaritas
turun saat terjadi meniskus cembung.
16
Gambar 1.11 Gejala meniskus, a. Sudut kontak kurang dari 90, b. sudut kontak lebih dari 90
h
w
w = r2hg
(1.16)
(1.17)
17
r2hg = 2r cos
h
2 cos
gr
(1.18)
Contoh Soal
1. Seseorang berenang dalam danau pada kedalaman 20 m. Jika massa jenis air
danau 1 g/cm3, tentukan:
a. Tekanan hidrostatika yang dialami orang tersebut.
b. Tekanan total yang dialami orang tersebut.
Penyelesaian:
Besaran yang diketahui
h = 20 m, air = 1 g/cm3 = 1000 kg/m 3
kPa
p p o p h 1,05 x10 5 2 x10 5 3,05 x10 5
d1 = 4 cm , d2 = 125 cm,
F2 = w = mg = (1000)(10) = 10.000 N
F1 F2
d12
42
F1 2 xF2
x10.000 10,24
d12 d 22
d2
125 2
N
3. Sebuah dongkrak hidrolik mempunyai penampang diameternya 4 cm dan 125 cm.
Berapakah gaya minimum yang dikerjakan pada penampang kecil untuk
mengangkat mobil yang massanya 1000 kg?
Penyelesaian:
Besaran yang diketahui
d1 = 4 cm , d2 = 125 cm, F2 = w = mg = (1000)(10) = 10.000 N
F1 F2
d 12
42
xF
10.000 10,24
1
2
d 12 d 22
d 22
125 2
N
4. Sebuah pipa kapiler berdiameter 2 mm berisi raksa yang massa jenisnya 13,6
g/cm3. apabila sudut kontak 120o dan tegangan raksa 1,25 N/m. Tentukan
penurunan raksa dalam kapiler tersebut.
Penyelesaian:
h
2 cos
2(1,25)(cos 120)
0,00919
gr
(13600)(10)(10 3 )
m = 0,919 mm
19
Pas)
Penyelesaian:
Besaran yang diketahui
d bola 4
rbola 2
cm
cm = 0,02 m
f 5,10
1,5
Pas
Kecepatan terminal bola
2r 2 g
b f
9
9v
(9)(0,4)(1,5)
f
5100 5167,5
2
2r g
(2)(0,02) 2 (10)
kg/m3
2.3 FLUIDA DINAMIS
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).
Dinamika fluida merupakan cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam
keadaan bergerak. Dalam mempelajari dinamika fluida kita menggunakan pendekatan
fluida ideal karena sangat bermanfaat dalam memperkirakan sifat-sifat aliran fluida.
20
2.3.1
Aliran Fluida
Dalam dinamika fluida dibedakan dua macam aliran, aliran fluida
yang paling sederhana adalah aliran laminer yaitu aliran fluida dalam suatu
penampang yang tampak berlapis-lapis, dan aliran yang lebih komplek adalah
aliran turbulen dimana alirannya mengalami pergolakan.
a.
b.
Gambar 1, a. Aliran laminar dan b. turbulen
Laminer berasal dari bahasa latin thin plate yang berarti plate tipis
atau aliran sangat halus. Pada aliran laminer, gaya viscous (gesek) yang relatif
besar mempengaruhi kecepatan aliran sehingga semakin mendekati dinding
pipa, semakin rendah kecepatannya. Secara teori, aliran ini berbentuk
parabola dengan bagian tengah mempunyai kecepatan paling pinggir
mempunyai kecepatan paling rendah akibat adanya gaya gesekan.
Pada aliran turbulen, gaya momentum aliran lebih besar dibandingkan
gaya gesekan dan pengaruh dari dinding pipa menjadi kecil. Karenanya aliran
turbulen memberikan profil kecepatan yang lebih seragam dibandingkan
aliran laminer, walaupun pada lapisan fluida dekat dinding pipa tetap laminer.
Profil kecepatan pada daerah transisi antara laminer dan turbulen dapat tidak
stabil dan sulit untuk diperkirakan karena aliran dapat menunjukkan sifat dari
daerah aliran laminer maupun turbulen atau osilasi antara keduanya. Pada
beberapa tempat, aliran turbulen dibutuhkan untuk pencampuran zat cair. Pola
aliran laminar dan turbulen diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.
21
Gambar 2.
Pola aliran turbulen dan laminar
Untuk mengetahui jenis aliran fluida dilakukan dengan apa yang
disebut dengan bilangan Reynolds (Rd).
RD=
(1)
Dimana : Rd = Bilangan Reynolds
Q = Laju aliran (m3/menit)
SG = spesific gravity (g/cm3)
= Koefisien kekentalan (kg/m3)
D = Diameter pipa (m2)
Besarnya bilangan Reynold yang terjadi pada suau aliran dalam pipa
dapat menunjukkan apakah profil aliran tersebut luminer atau turbulen.
Biasanya angka Rd <2000 merupakan batas aliran laminer dan angka lebih
besar dari Rd >2300 dikatakan aliran turbulen. Sedangkan Rd diantara
keduanya dinyatakan sebagai aliran transisi. Karakteristik lain yang
mempengaruhi pengukuran laju aliran adalah temperatur dan tekanan fluida
tersebut, khususnya bila fluida tersebut adalah fluida gas. Hal ini disebabkan
karena massa jenis () fluida gas sangat dipengaruhi oleh kedua besaran yang
disebutkan diatas.
22
v =f ( r )
waktu maka alirannya disebut aliran tetap (steady), sebaliknya bila tidak maka
disebut aliran tak tetap (non steady).
2. Bila di dalam fluida tidak ada elemen fluida yang berotasi relatif ter- hadap suatu
titik maka aliran fluidanya disebut alira irrotasional, sedangkan sebaliknya disebut
aliran rotasional.
3. Bila massa jenis adalah konstan, bukan merupakan fungsi ruang dan waktu,
maka alirannya disebut aliran tak termampatkan, sebaliknya akan disebut
termampatkan.
4. Bila terdapat gaya gesek dalam fluida maka alirannya disebut aliran kental,
sedangkan sebaliknya akan disebut aliran tak kental. Gaya
merupakan
gaya-gaya
tangensial
terhadap
lapisan-lapisan
gesek
fluida,
ini
dan
Persamaan Kontinuitas
Tinjau suatu bagian berbentuk sembarang O dari suatu fluida yang
mengalir. Misalkan dalam bagian tersebut terdapat suatu sumber (bila bernilai
positif ) atau bocoran (bila bernilai negatif ), kita lambangkan dengan S yang
mem- beri (kelajuan) jumlah massa yang terbentuk atau hilang di O per
satuan waktu. Seandainya tidak ada perubahan massa menjadi energi (total
massa kekal/konstan), maka total massa fluida per satuan waktu yang masuk
ke O dikurangi massa yang keluar dari O harus sama dengan S. Total massa
yang masuk maupun keluar dapat dicari dengan menghitung fluks aliran
yang menembus permukaan O. Sebelumnya kita definisikan dulu rapat arus
fluida sebagai perkalian antara rapat massa dan kecepatan fluida di suatu titik
ruang waktu,
23
j= v
(2)
Bila rapat arus fluida dikalikan skalar dengan elemen luas permukaan
d
A
j . d
A = v . d
A
Untuk setiap satuan waktu dt maka
d s
j . d
.d A
A = v . ds2
A ==v2t
dt
dm
dt
(3)
s1 = v1t
suku terakhir adalah laju perubahan massa yang memasuki O. Bila dalam O
tidak terdapat sumber maka jumlah massa yang sama harus keluar dari O,
tetapi bila ada sumber berarti selisih laju perubahan massa yang masuk dan
keluar sama dengan S
v1
24
v2
dan
d m2
=2 v 2 . d
A2
dt
Bila tidak ada sumber maka kedua nilai tadi harus sama, jadi
1 v 1 . d
A 1=2 v 2 . d
A2
Persamaan ini juga sering disebut sebagai persamaan kontinuitas, walau
sebenarnya hanya merupakan kasus khusus saja.
Jika fluida tersebut tidak bisa ditekan ( tidak berubah terhadap tekanan),
yang merupakan pendekatan yang baik untuk zat cair dalam sebagian besar
kondisi (dan kadang-kadang juga untuk gas), maka 1 = 2, dan persamaan
kontinuitas menjadi :
v 1 . d
A1=v 2 .d
A2
( = konstan)
(4)
V
Av
t
(5)
25
Berdasarkan persamaan (6-32) dapat kita nyatakan bahwa debit fluida yang
mengalir masuk pipa sama dengan debit fluida yang keluar pipa.
Contoh Soal 1
Banyaknya air yang mengalir melalui sebuah pipa berdiameter 8 mm dengan
kecepatan 0,4 m/dt adalah 600 cm3. Tentukan lama air mengalir dan kecepatan
pada ujung pipa yang berdiameter 5 mm.
Penyelesaian:
Besaran yang diketahui
d1 = 7 mm , v1 = 4 m/dt = 400 mm/dt , d2 = 5 mm, V = 600 cm3 = 600.000
mm3
Lama air mengalir :
V
Q A.v
t
V
6.10 5
48,7
Av ( 2 )(7) 2 (400)
maka
dt
d12 v1 d 22 v 2
2.3.3
maka
d
v 2 1
d2
7
v1 (4)
5
Persamaan Bernoulli
Daniel Bernoulli telah membuktikan bahwa semakin besar kecepatan
fluida, semakin kecil tekanannya dan sebaliknya semakin kecil kecepatan
fluida maka semakin besar tekanannya yang dikenal sebagai asas Bernoulli.
Contoh peristiwa dalam kehidupan
Bernoulli adalah ketika kita berdiri dekat lintasan kereta api, pada saat kereta
api lewat dekat kita maka kita cenderung tertarik ke arah kereta api. Hal ini
26
terjadi karena ruang antara kita dengan kereta api cukup sempit sehingga
kecepatan udara lebih besar dibandingkan tempat lain, dan tekanan pada ruang
ini menjadi lebih rendah dibandingkan tempat lain. Oleh karena itu kita
mendapat tekanan yang lebih besar dari sisi luar kereta api.
Menurut Hukum II Newton
Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus
didasarkan pada hukum Newton II. Persamaan ini diturunkan dengan
anggapan bahwa:
1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan (kehilangan energi
akibat gesekan adalah nol).
2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massa zat cair
adalah konstan).
3. Aliran adalah kontiniu dan sepanjang garis arus.
4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang.
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan.
Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau
dikenal sebagai head pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan
total energi pada titik lain sepanjang aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku
selama tidak ada energi yang ditambahkan ke fluida atau yang diambil dari
fluida.
Konsep ini dinyatakan ke dalam bentuk persamaan yang disebut dengan
persamaan Bernoulli, yaitu
p1 v 21
p2 v 22
+ +z = + + z
2g 1 2g 2
(7)
27
(8)
Persamaan
Bernoulli
sebenarnya
kekekalan
mekanik
yang
fluida
yang
28
tidak
terdapat
Sesuai
dengan
non
konservatif
(9)
Dalam kasus di atas, usaha non konservatifnya dilakukan oleh gaya tekanan.
Usaha totalnya adalah
Wnk = (p1 A1 v1 p2 A2 v2 )t
(10)
(2 A2 v2 t)v2 2
g(2 A2 v2t)y2
(1 A1 v1 t)v1 2
g(1 A1 v1t)y1 =0
sehingga
p1 A1 v1 + (1 A1 v1 t)v1 2 + g(1 A1 v1t)y1 = 2 A2 v2 +
(2 A2 v2 t)v2 2 + g(2 A2 v2t)y2
Tetapi dari persamaan kontinuitas diketahui 1 v1 A1 = 2 v2 A2 , dan bila
29
diasumsikan bahwa
1 = 2 = maka
p1
1 2
1
v1 gy1 p 2 v 22 gy 2
2
2
1 2
v gy kons tan
2
(11)
h1 = 0 m
P2 = 10 kPa
v2 = 6 m/dt
h2 = 2 m
= 1000 kg/m3
1 2
1
v1 gy1 P2 v22 gy 2
2
2
30
P1
1
1000 4 2 100010 0 10.000 1 1000 6 2 100010 2
2
2
diperoleh P1 = 40 kPa
hal
y2
y1
yang
khusus
dari
persamaan
P1 gy1 P2 gy 2
titik 2 diambil pada permukaan fluida, oleh sebab itu besarnya tekanan sama
dengan besarnya tekanan udara luar (Po) sehingga:
P1 gy1 Po gy 2
P1 Po g y 2 y1
P1 Po gh
(10)
dengan P1 tekanan hidrostatik titik 1.
2.
Teorema Terricelli
Teorema ini membahas tentang besarnya kecepatan aliran pada lubang kecil
yang berada pada bagian bawah suatu silinder yang berisi fluida.
31
1 2
1
v1 Po 0 v 22
2
2
Karena luas penampang lubang pada titik 2 jauh lebih kecil dibandingkan
luas penampang wadah pada titik 1 maka kelajuan turunnya air pada
titik 1 dapat diabaikan terhadap gerak semburan air pada titik 2
sehingga v1 = 0 dan v2 = v sehingga kecepatan fluida pada lubang
diperoleh:
p o gh p o
1 2
v 2
2
v 2 gh
maka
(11)
h1
2 g h1
h2
t=
Pada sumbu x maka vox =
2h 2 /g
2 g h1
32
A1
A2
v1
X = vox . t =
3.
2 g h1 . 2 h2 / g
=2
h1 . h2
Venturimeter
Venturimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya kecepatan aliran fluida dalam suatu pipa. Ada dua venturimeter yaitu
venturimeter tanpa manometer dan venturimeter dengan manometer yang
berisi zat cair lain.
Venturimeter tanpa Manometer.
Ambil titik 1 dan 2 yang mempunyai ketinggian yang sama, sehingga dari
persamaan Bernoulli diperoleh hasil:
P1
1 2
1
v1 P2 v 22
2
2
P1 P2
gh
1
v 22 v12
2
1
v 22 v12
2
(12)
A1v1
A2 v 2
v2
A1
v1
A2
maka
(13)
33
v1
1 A1 2
v1 v12
gh
2 A2
2 gh
2
A1
1
A
2
(14)
1
r gh u
2
v1
A1 2 2
v1 v1
A
2
v1,P1
v2,P2
2 r gh
A
u 1
A2
raksa
(15)
dengan r adalah massa jenis raksa dan u adalah massa jenis udara
4.
Tabung Pitot
1
34
persamaan
1 2
v1 P2
2
(16)
pada titik 1 kecepatan alirannya sama dengan kecepatan aliran gas sedangkan
titik 2 kecepatannya nol. Berdasarkan hubungan statika fluida:
P2 P1 0 gh
(17)
dimana o adalah rapat massa zat cair dan h adalah beda ketinggian
permukaan, sehingga diperoleh :
P1
1 2
v1
v1 P1 o gh
2 o gh
(18)
Contoh Soal 3
Sebuah tangki berisi air setinggi 2 m dan pada bagian dasar tangki terdapat
lubang. Jika pada permukaan air dalam tangki diberikan tekanan luar
sebesar
v 2 2 gh 210 4
8,94 m/dt
Kecepatan air sesudah permukaan air ditekan
35
A1
A2
1 2
1
v1 p 2 gh2 v 22
2
2
1,2.10 5 1000 10 4 0 10 5 0
1
1000 v22
2
Contoh Soal 4
Air mengalir dalam venturimeter seperti gambar berikut. Bila kecepatan air
pada penampang A adalah 4 m/dt tentukan kecepatan pada penampang
B?
Penyelesaian: v1 = 4 m/dt, h = 0,4 m
kecepatan pada penampang B
gh
1
v 22 v12
v 2 2 gh v12 210 0,4 4 2 4,9
2
m/dt
36
besar, dengan demikian pekerjaan memompa akan menjadi lebih ringan, bahkan
dapat dilakukan oleh seorang anak kecil sekalipun.
c
Mesin Hidrolik
37
Hydraulic machinery
adalah mesin dan alatalat yang menggunakan
daya
fluida
untuk
adalah
38
dengan mengelas tabung tidak dapat diterima karena interior tidak dapat
diperiksa.
Seals, fittings and connections Secara umum, katup, silinder dan pompa
memiliki bos threaded perempuan untuk sambungan fluida.
Basic calculations Daya Mesin hidrolik didefinisikan sebagai Arus x
Tekanan. Kekuatan hidrolik yang diberikan oleh sebuah pompa: P dalam [bar]
dan Q dalam [menyalakan / min] => (P x Q) 600 [kW]. Ex. Pompa
memberikan 180 [menyalakan / menit] dan P sama dengan 250 [bar] =>
Pompa daya output = (180 x 250) 600 = 75 [kW].
d
diteruskan
melalui zat cair
juga
digunakan
rem
mobil
pengisap rem, sehingga pada rem dihasilkan gaya yang lebih besar. Jika luas
pengisap rem dua kali luas pengisap master, maka dihasilkan gaya rem yang
dua kali lebih besar dari gaya tekan kaki pada pedal rem.
Gesekan sepasang sepatu terhadap piringan menimbulkan panas. Oleh
karena permukaan piringan sangat luas jika dibandingkan terhadap luas
sepasang sepatu, maka panas yang timbul pada piringan segera dipindahkan
ke udara sekitarnya. Ini mengakibatkan suhu sepasang sepatu rem hampir
tetap (tidak panas).
e
Hidrometer
Hidrometer adalah
mengukur massa
jenis
membaca
zat
dapat
skala pada
ditempatkan
yang
dipakai
untuk
dengan
hidrometer
yang
Hidrometer
terbuat dari tabung kaca dan desainnya memiliki tiga bagian. Pada alat ini
diterapkan hukum Archimedes.
Agar tabung kaca terapung tegak didalam zat cair, bagian bawah tabung
dibebani dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat
lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan ke hidrometer dapat
mengapung di dalam zat cair.
Tangkai tabung kaca didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda
yang dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis
zat cair) menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup
di dalam zat cair. Ini berarti perbedaan bacaan pada skala untuk berbagai jenis
zat cair menjadi lebih jelas.
f
Kapal Laut
40
berongga.
Hal
ini
kapal
besar.
menjadi
Gaya
Kapal Selam
Penerapan hukum Archimedes juga dilakukan pada prinsip kapal selam. Dimana
sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat, yang terletak diantara lambung
sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tangki ini dapat diisi dengan udara atau air.
41
udara
dalam
tangki
berat daripada udara, sehingga berat total kapalselam menjadi lebih besar dan
membuat kapal selam terbenam. Jika kapal selam dikehendaki menyelam
pada kedalaman tertentu, maka awak kapal harus mengatur volum air laut
dalam tangki pemberat sedemikian sehingga berat total sama dengan gaya
keatas. Pada saat tersebut kapal selam melayang pada kedalaman tertentu
dibawah permukaan laut.
Untuk membuat kapal selam mengapung kembali, udara dipompakan ke
dalam tangki pemberat. Udara ini menekan air laut sehingga air laut keluar
melalui katup-katup bagian bawah. Udara jauh lebih ringan daripada air laut
sehingga berat total kapal selam menjadi lebih ringan dan kapal selam
mengapung kembali.
2.4.2
Fluida Dinamis
a Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa
42
Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas
dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.
Keterangan:
= massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F= Gaya angkat pesawat (N)
b
43
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar
pada ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil
daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak
ke atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan
gas. Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan
tempatnya berada merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat
benda tegar.
2. Tekanan dalam zat cair yang disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja
pada bagian tiap zat cair dan dipengaruhi massa jenis serta kedalaman zat cair
disebut tekanan hidrostatika
3. Blaise Pascal (1623-1662), seorang ilmuwan
ketika tekanan diberikan pada suatu fluida dalam ruang tertutup, perubahan
tersebut akan diteruskan ke segala arah sama besar yang dikenal dengan
hukum Pascal.
44
4. Tegangan permukaan yang dialami oleh kawat merupakan hasil bagi gaya
permukaan (F) dengan panjang permukaan (2l) adalah = F/2l
5. Gejala naik turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler disebut gejala
kapilaritas.
6. Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besarkecilnya gesekan di dalam fluida.
7. Hasil kali Av menyatakan laju aliran volume (volume fluida yang melewati
Q
V
Av
t
v1
2 o gh
45
DAFTAR PUSTAKA
Agus Taranggono dan Hari Subagya. 2005. Sains Fisika, Bumi Aksara, Jakarta.
David Halliday dan Robert Resnick. 1978. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga.Erlangga,
Jakarta.
Saripudin, dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika. Visindo Media Persada, Jakarta.
Sutrisno. 1997. Fisika Dasar Mekanika. ITB, Bandung.
Suyidno. 2011. Modul Fluida Statis dan Dinamis. FKIP Fisika UNLAM,
Banjarmasin.
46