Anda di halaman 1dari 213

# *#*s

RENCANA TATA RUAI\G WILAYAH


KABUPATEN LAIVIPUNG TIMUR
'f',,'*, -2btl

LAPORAN AKHIR
I]OKUMENTASI

&

ATtSiiT

BAFPEhi AS
t;;*,*"

ir:.%riY

Chcckcd,'?'9. =.5.,.2u'Y

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2000

I(ATA PENGANITAR
Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan yang lebih terarah dan
terpadu ditujukan untuk meningkatan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara

berdaya guna dan berhasil

guna. Untuk itu dibutuhkan

keterpaduan dan keserasian

pembangunan dalam matra ruang. Oleh karenanya, pemikiran mengenai tatanan matra ruang

yang komprehensif menjadi bagian integral dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten


Lampung

Timur. Melalui rencaan tata ruang yang terpadu serta implementasi rencaan

yang

taat asas, diharapkan dapat dicapaitujuan pembangunan daerah Kabupaten Lampung Timur.

Sebagai salah satu Kabupaten yang baru terbentuk, Kabupaten Lampung Timur
memerlukan rencana tata ruang wilayah yang dapat digunakan sebagai dasar dan pedoman
bagi pembangunan dan pengembangan daerahnya. Dengan demikian, penyusunan Rencana
Tata Ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan kebutuhan bagi pemerintah daerah
yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari RTRW Propinsi Lampung.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur berisi rencana struktur
ruang, renbana pola pemanfaatan ruang, serta rencana umum tata ruang Kabupaten Lampung

Timur untuk kurun waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan. RTRW Kabupaten Lampung Timur
menjadi panduan bagi pembangunan di Kabupaten Lampung Timur.
Penyusunan RTRW Kabupaten Lampung Timur inidilaksanakan atas kerjasama antara

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Timur dengan Lembaga


Penelitian lnstitut Teknologi Bandung.

Terakhir Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari semua
pihak yang terlibat dalam kegiatan penyusnnan RTRW Kabupaten Lampung Timur ini.

Bandung, Desember2000

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BADAN PERENCANMN PEMBANGUNAN DAERAH

DAFTAR ISI
Kata pengantar

tl

Daftar lsi

iii

Daftar Tabel

vi

Daftar Gambar

Bab

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2
1.3

Sejarah Perkembangan Kabupaten Lampung Timur

Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timru

1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5

Letak Geografis dan Wilayah Administratif ................

Kondisi Topografi

lklim

Kondisi

Geologi

Mineral
.3.6 Kondisi Hidrologi
1.4.7 Hidroeseanografi dan Ekosistem Pesisir
1.4 Kedudukan RTRW Kabupaten Lampung Timur
1.5 Tujuan dan Sasaran Penyusunan RTRWK Lampung Timur
Potensi Sumberdaya

..

10

Bab2

10

14
17

19

PERANAN, POTENSI, DAN PERMASALAHAN POKOKKABUPATEN


LAMPUNG

2.1
2.2

..

TIMUR

Peranan Kabupaten Lampung

Timur

Permasalahan Pokok Kabupaten Lampung

2.2.1

2.2.2

2.2.3

21
21

Timur

22

Kependudukan

22

2.2.1.1
2.2.1.2
2.2.1.3
2.2.1.4

Jumlah dan Pertambahan Penduduk

22

Distribusi dan Kepadatan Penduduk

25

Proyeksi Penduduk

26

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Penduduk ................

27

Ketersediaan Ruang Wilayah

31

2.2.2.1
2.2.2.2
2.2.2.3

Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan .................

31

Pemanfaatan Ruang

38

Analisis Fisik Terhadap Pemanfaatan Ruang

40

PerekonomianWilayah

46

2.2.3.1
2.2.3.2

Pertumbuhan Ekonomi

46

Sektor-sektor Perekonomian ............

53

2.2.3.3
2.2.3.4

2.2.4

Pergeseran Struktur Ekonomi

68

Wilayah Pengembangan Potensial ...............

69

Sistem Prasarana Wilayah

71

2.2.4.1

71

Sistem Transportasi ................

A. Transportasi
B. Transportasi
C. Transportasi
2.2.4.2
2.2.4.3

Bab 3

Darat

71

Laut

76

Udara

77

Sistem Prasarana lrigasi/Pengairan ........

77

Sistem Prasarana Wilayah

79

A. Sistem Prasarana Kelistrikan dan Energi


B. Prasarana dan Sarana Perkotaan

79
84

KONSEP PENGEMBANGAN TATA RUANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR .....

89

3.1

Visidan Misi

89

3.1.1
3.1.2

Visi

89

Misi

89

3.2
3.3

Ruang
Ruang

Tujuan Pengembangan Tata


Kebijakan Pengembangan Tata

3.3.1

91
91

Kebijakan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Propinsi

Lampung
3.3.2

91

Kebijakan Pengembangan Tata Ruang Kabupaten Lampung

Timur
3.4

3.5
Bab

Konsep Pengembangan Tata Ruang

92

3.4.1 Asas Pengembangan Tata Ruang


3.4.2 Konsep Pemanfaatan Ruang
3.4.3 SkenarioPengembangan Ekonomi ...............
3.4.4 Tahapan Pengembangan
3.4.5 Arahan Pengembangan Perekonomian Lampung

92

94
98

Timur

99

Strategi Pengembangan Tata Ruang

102
103

Rencana StrukturTata Ruang

103

Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

107

4.2.1
4.2.2

93

RENCANA STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG

4.1
4.2

Bab

92

Kawasan
Kawasan

Lindung
Budidaya

........::..........

108
110

RENCANA UMUMTATARUANG KABUPATEN LAMPUNGTIMUR

122

5.1

122

Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya ..............

5.1.1
5.1.2

Kawasan Lindung

122

Kawasan Budidaya

123

5.2
5.3
5.4

Pengelolaan Kawasan Perdesaan dan Kawasan Perkotaan

125

5.2.1 KawasanPerdesaan
5.2.2 Kawasan Perkotaan

125

Pengelolaan Kawasan Prioriotas

132

Rencana Pengembangan Prasarana Wilayah

136

5.4.1 Sistem Transportasi .................


5.4.2 Sistem lrigasi/Pengairan .........
5.4.3 Sistem Prasarana dan Sarana Wilayah

136

A.
B.
C.
Bab

128

139
141

Sistem Kelistrikan dan Energi

141

Telekomunikasi ...........

142

Prasarana dan Sarana

Perkotaan

142

MENENGAH
6.1 Pertimbangan Prioritas
6.1.1 Tujuan dan Konsep Pengembangan Ruang
6.1.2 Karakteristik Struktur Ruang
6.1.3 Skenario dan Tahapan Pengembangan ..........

15s

INDIKASI PROGMM JANGKA

155
156
156
157

6.1.4 Kemampuan Pemerintah Daerah Dalam Pembiayaan


Pembangunan ............

6.2
Bab

Indikasi Program Jangka

Menengah

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

7.1
7.2
7.3

Lampiran A -

157
157

......

Pemanfaatan Ruang
Prinsip Pengendalian Pemanfaatan

Ruang
Pedoman Pengendalian ..............
7.3.1 Pengawasan ..............
7.3.2 Penertiban
7.3.3 Perijinan Pemanfaatan Ruang

Deskripsi Sistem Lahan Di Kabupaten Lampung Timur

Lampiran A - 2

Kesesuaian Lahan Untuk Kegiatan Budidaya DiKabupaten Lampung Timur

Lampiran B

Standar Kebutuhan Fasilitas Perkotaan

163
165
166

170
171
172

173

DAFTAR TABEL
1.1
Tabel 1.2
Tabel

Tabel

2.1

Tabel2.2

Formasi Geologi dan Kandungan Batuan di Kabupaten Lampung


Sungai

di

Kabupaten Lampung

Timur

Timur

12

Jumlah Penduduk Kabupataten Lampung Timur Tahun 1990

2000

..............

Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut

............
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
fabel2.4 Proyeksi Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2000-2015
Tabel 2.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kabupaten
Lampung Timur Tahun 1998
Kecamatan Kurun Waktu 1990-1995 dan 1995-1998

Tabel2.6

2.7
2.8
2.9
2.10

1997/1998
........

29

30

Mutasi Fungsi Hutan Sesuai TGHK di Kabupaten Lampung Timur Tahun

- 19971'1998 .........

32

Jenis Satwa Liar dan Statusnya Yang Terdapat di Taman Nasional Way
Kambas

Tabel

2.11

Fabel2.12
Tabel2.13

2.14

37

(Ha)
di Kabupaten Lampung Timur

Jenis Tanah dan Penyebarannya

...............

2.16

47

(o/o)

48

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan

...........

49

PDRB KaSupaten Lampung Timur Berdasarkan Harga Berlaku dan


Harga Konstan 1993, Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah)

Tabel2.17

..............

51

Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Lampung

............

52

........

53

1998.........

54

Timurdan Laju Pertumbuhan PDRB, Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah)

Tabel2.18
Tabel2.19
Tabel2.20

42

Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah

Harga Konstan 1993, Tahun 1993-1996 (%)


Tabel

..

PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Harga Konstan 1993

Berdasarkan Harga Konstan 1993, Tahun 1993-1996

Tabel2.15

40

Penggunaan Lahan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998

Tahun 1993-1996 (Juta Rupiah)


Tabel

27
28

.........

1993/1994

Tabel

26

Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Lampung Timur Tahun

2000
Tabel

25

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Lampung


Timur Tahun 2000

Tabel

24

Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Sejahtera-1 di Kabupaten Lampung


Timur Pada Tahun

Tabel

24

Luas Lahan Sawah PotensialdiKabupaten Lampung TimurTahun 1998


Luas Lahan Sawah BeririgasidiKabupaten Lampung TimurTahun

Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas PadidiKabupaten Lampung


Timur Tahun 1998

55

Tabel2.21

Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Jagung di Kabupaten Lampung

Tabel2.22

TimurTahun 1998 .........


Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Ubi Kayu di Kabupaten Lampung
TimurTahun 1998 ..........

Tabel2.23

Tabel2.26
Tabel2.27

2.29

di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 (Ha)


Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditidi
Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 (fon)
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara di Kabupaten

2.30
Tabel 2.31

59

59

1998

60

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta di Kabupaten

1998

61

Luas Kawasan Hutan Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung Timur

Tahun'1998
Tabel

58

Luas Areal Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi

Lampung Tengah Tahun


Tabel

57

2000

Lampung Tengah Tahun

Tabel2.28

.........

Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat Kabupaten

Lampung Timur Tahun

Tabel2.25

56

Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat Kabupaten

Lampung TimurTahun 1998

Tabel2.24

55

.........

62

Luas Potensi Pengembangan Hutan Rakyat di Lampung Timur Tahun 2001

...

1999-2000
Tabel2.32

63

Populasi Ternak Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung Timur Tahun


64

Populasi Perikanan Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung Timur Tahun

1999-2000

66

2.33
Tabel 2.34

Potensi Bahan Galian Golongan C di Kabupaten Lampung Timur Tahun


Lokasi Obyek Wisata di Kabupaten Lampung Timur Tahun

68

Tabel2.35

Wilayah PotensialKegiatan Perekonomian Kabupaten


Panjang dan Kondisi Jalan di Kabupaten Lampung Timur Menurut Status

70

Tabel

Tabel

2.36

1999.

1998
Lampung Timur

Tahun 1999

.........

71

Menggala
Tabel 2.38
..................
Tabel2.39 Panjang Jalan Negara dan Propinsidi Kabupaten Lampung Timur
Tabel 2.40 Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Lampung Timur Tahun1999
Tabel 2.41 Jumlah K_endaraan Bermotor Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung
TimurTahun 1998 .........
Tabel2.37

Tabel2.42

Rencana Pengembangan Ruas Jalan BakauheniRencana Penanganan Ruas Jalan Bakauheni- Menggala

Jumlah Kapal dan Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan Laut di Kabupaten


Lampung Timur Tahun

1997-1998

Tabel2.43
Tabel2.44

2.45
Tabel 2.46
Tabel

67

Luas Areal lrigasi di Kabupaten Lampung Tengah Hingga AkhirTahun 1998

Jaringan lrigasi Kabupaten Lampung Timur Hingga AkhirTahun 1998


Jumlah Sambungan Listrik di Kabupaten Lampung

72
73
75

75

77

..

............

Timur

72

78
79
82

Produksi Listrik Yang Dibangkitkan di Kabupaten Lampung Timur Tahun


1990

1997

(KwH)

83

Tabel2.47

Produksi Listrik Yang Terjual di Kabupaten Lampung Timur Tahun


1990

Tabel

2.48

(KwH)

1998

83

Jumlah Pelanggan, KVA Terpasang, Jaringan, dan Jumlah Gardu Listrik


Per Cabang/Ranting diKabupaten Lampung TimurTahun 1997

Tabel

2.49

Tabel2.50

Jumlah Pelanggan Air Minum

cti Kabupaten Lampung

.........

84

TimurTahun 1998......... 84

Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998

..........

85

2.51 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998


Tabel 2.52 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
Tabel2.53 Jumlah Fasilitas Perekonomian diKabupaten Lampung TimurTahun 1998
Tabel

3.1
Tabel 3.2
Tabel

3.3
3.4

97

Perkiraan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun

2011

.........

97

Perkiraan PDRB Per Kapita Kabupaten Lampung Timur Tahun 2001'2011

Timur
Struktur Pusat Pelayanan Kabupaten Lampung Timur

Tabel4.3

Proyeksi Kebutuhan Perumahan di Kabupaten Lampung TimurTahun

.....

Deskripsi Kegiatan Primerdi Kabupaten Lampung

2000

Tabel4.4

96

...............

4.1
Tabel 4.2
Tabel

2001

104
106

(Unit)

2001

(Ha)

4.5

Rencana Alokasi Ruang Kabupaten Lampung

Tabel

5.1

Rencana Permukiman Perkotaan Dan Fasilitas Sosial-Ekonomi Di Kabupaten


Lampung

5.3
5.4

Proyeksi Kebutuhan Listrik Menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung

2001

(Kwatt)

5.5
5.6
5.7

144

- 2001 .........

147

Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur

2001

.........

........................ 148

Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung Timur


Tahun 2000

Tabel

- 2001

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih di Kabupaten Lampung Timur Tahun

Tahun 2000
Tabel

143

Proyeksi Kebutuhan Sambungan Telepon Menurut Kecamatan di

2000

Tabel

120

130

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000


Tabel

..

Timur

Timur

Timur Tahun 2000

Tabel

18

118

Tabef

5.2

98

Proyeksi Kebutuhanlahan Perumahan di Kabupaten Lampung Timur


Tahun 2000

Tabel

88

-2011

2001

Tabel

87

Perkiraan Nilai PDRB Kabupaten Lampung TimurTahun 2001


Perkiraan Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kabupaten
Lampung TimurTahun 2001-2011

Tabel

86

2001

150

Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Lampung Timur


Tahun 2000

2001

.........

153

viii

Timur

Tabel6.1

Indikasi Program Jangka Menengah Kabupaten Lampung

Tabel7.1

Komponen Utama Pengendalian Pemanfaatan Ruang

167

Tabel7.2

Instrumen Pengendalian

168

Tabel 7.3

lnstitusi Pengendalian Pemanfaatan Ruang

170

158

DAFTAR GAMBAR
Wilayah Perencanaan RTRW Kabupaten Lampung Timur

Gambar 1.2

Peta Topografi Kabupaten Lampung Timur ........

Gambar 1.3

Curah Hujan Tahunan Rata-rata Kabupaten Lampung Timur

Gambar 1.4

Formasi Geologi Kabupaten Lampung Timur

Gambar 1.5

Sebaran Mineraldan Batuan di Kabupaten Lampuhg Timur

11

Gambar 1.6

Peta Hidrologi Kabupaten Lampung Timur

13

Gambar 1.7

Lokasi Sedimentasi dan AbrasidiKabupaten Lampung Timur

15

Gambar 1.8

Sebaran Mangrove di Kabupaten Lampung Timur

16

Gambar 1.9

Kedudukan RTRW Kabupaten Lampung Timur Dalam Sistem Perencanaan

Gambar

1.1

Tata Ruang Kabupaten Lampung Timur

18

- 2000 ..............

Gambar 2.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990

Gambar 2.2

Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2000 .........

Gambar 2.3

Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kelompok Umur Tahun

23
26

2000

30

Gambar 2.4

Peta Kawasan Hutan Berdasarkan SK Menhutbun No. 256/KPTS-|l/2000 ....

33

Gambar 2.5

Peta Gangguan DiTaman NasionalWay Kambas ..............

35

Gambar 2.6

Peta Potensi Habitat Fauna Di Taman NasionalWay Kambas .....................

36

Gambar 2.7

Peta Guna Lahan di Kabupaten Lampung Timur

39

Gambar 2.8

Peta Kemampuan Tanah

44

Gambar 2.9

Sistem Lahan Kabupaten Lampung Timur

45

Gambar 2.10

Jaringan jalan Berdasarkan Status Jalan di Kabupaten Lampung Timur.........

74

Gambar 2.11

Daerah lrigasi Kabupaten Lampung Timur

80

Gambar 2.12

Fasilitas Listrik di Kabupaten Lampung Timur

81

Gambar 3.1

Perkiraan Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun

Gambar 4.1

Rencana Struktur Ruang Kabupaten Lampung Timur

105

Gambar 4.2

Kawasan Lindung Kabupaten Lampung Timur

111

Gambar 4.3

Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Lampung Timur

119

Kawasan Prioritas Kabupaten Lampung Timur

135

Rencana Jaringan Jalan Kabupaten Lampung Timur

140

Sistem Penataan Ruang Menurut UU No. 24 Tahun 1992

164

5.1
Gambar 5.2
Gambar

Gambar

7.1

2OO1

2011

96

BAB

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Peningkatan hasil pembangunan daerah yang memberikan manfaat kepada


masyarakat perlu diupayakan melalui perencanaan, implementasi, dan pengawasan
pembangunan yang lebih terpadu dan terarah, agar seluruh sumberdaya yang terbatas dapat

efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan


pembangunan di segala bidang dalam matra ruang secara

dimanfaatkan secara efektif dan


keterpaduan dan keserasian
terencana.

Penataan ruang suatu wilayah membantu terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan


sumberdaya alam dan sumberdaya binaan dengan mempertimbangkan kondisi sumberdaya

manusia serta menciptakan pedindungan fungsi ruang melalui keseimbangan antara


kepenti ngan kesejahteraan masyarakat dengan keberla

nj

utan ekosistem.

UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruarig mewajibkan setiap wilayah


administratif pemerintahan menyiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang menjadi acuan bagi
pengembangan wilayah yang bersangkutan di masa

datang. Rencana tersebut merupakan


wadah untuk mengakomodasikan perubahan pembangunan yang dituju serta menyiapkan
strategi untuk mencapai perubahan tersebut di masa datang.
RTRW Propinsi Lampung 2000-2015 telah menyiapkan struktur dan pola pemanfaatan
ruang yang dituju untuk seluruh wilayah propinsi. Dalam konteks tersebut, RTRW Kabupaten
Lampung Timur merupakan penjabaran lanjut menuju pembentukan struktur ruang Propinsi.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR

Sebagai daerah kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 1999 sesuai dengan UU

Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat


Kabupaten Daerah Tingkat

ll

Way Kanan,

ll Lampung Timur, dan Kotamadya Daerah Tingkat ll Metro, maka

RTRW Kabupaten Lampung Timur akan berperan sebagai pedoman pembangunan di daerah
Lampung Timur.

Kabupaten Lampung Timur yang sebelumnya merupakan bagian wilayah Kabupaten


Lampung Tengah relatif lebih berkembang dibandingkan wilayah Lampung bagian Barat. Pada

tahun 1996 Kabupaten Lampung Tengah tercatat sebagai penyumbang terbesar atau sekitar

30% dari PDRB Propinsi Lampung, dimana kegiatan pertanian dan industri berkembang
dengan pesat di wilayah tersebut. Di samping itu, kawasan lindung di Kabupaten Lampung
Timur berperan secara signifikan bagi Propinsi Lampung.
Dalam struktur pemanfaatan ruang propinsi, ibukota Kabupaten Lampung Timur, yaitu

kota Sukadana, ditetapkan sebagai pusat sekunder B dan kota Labuhan Maringgai sebagai
kota tersier, sedangkan pelabuhan Labuhan Maringgai ditetapkan sebagai pelabuhan

pengumpan. Dalam kaitan tersebut, pusat pertumbuhan dan pelabuhan yang direncanakan
diharapkan dapat mendorong perkembangan wilayah Kabupaten Lampung Timur.

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001-

2011 dimaksudkan untuk menyiapkan pedoman bagi pemanfaatan ruang

di Kabupaten

Lampung Timur pada masa mendatang, dengan mengakomodasikan seluruh kecenderungan


perubahan dan perkembangan yang berlangsung selama ini serta kebutuhan pembangunan
pada masa 10 tahun yang akan datang.

1.2

Sejarah Perkembangan Kabupaten Lampung Timur

Pada zaman penjajahan Belanda, wilayah ini merupakan Onder Afdeling Sukadana
yang terdiri atas 3 (tiga) distrik, yaitu :

.
.
r

Onder Distrik Sukadana, terdiriatas 4 (empat) marga


Onder Distrik Labuhan Maringgai, terdiri atas 4 (empat) marga
Onder Distrik Gunung Sugih, terdiri atas 4 (empat) marga
Pada zaman penjajahan Jepang atau Tata Pemerintahan Jepang (1942-1945), wilayah

Kabupaten Lampung Tengah merupakan wilayah Bun Shu Metro. Bun Shu Metro terdiri atas
beberapa Gun Shu, marga, dan kampung. Bun Shu dikepalai oleh seorang Bun Shu Cho; Gun

Shu dikepalai oleh Gun Shu Gho; Marga dikepalai oleh Marga Cho; dan Kampung dikepalai
oleh seorang Kepala Kampung.

Setelah kemerdekaan lndonesia dan dengan diberlakukannya peraturan peralihan


pasal 2 UUD 1945, maka Bun Shu Metro berubah menjadi Kabupaten Lampung Tengah yang

dikepalai oleh seorang Bupati.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Pada tahun 1946-1947, terjadi penambahan 2 (dua) marga menyesuaikan dengan


perubahan batas wilayah serta perpindahan dan pertambahan penduduk.
Pada periode 1953-1975, Pemerintahan Marga diubah menjadi Pemerintahan Negeri.
Kabupaten Lampung Tengah terdiri atas 9 (sembilan) Negeri, yaitu :

.
.
.
.
.
e
.
o
o

NegeriTrimurjo, dengan pusat pemerintahan di Simbarwaringin.


Negeri Metro, dengan pusat pemerintahan di Metro.
Negeri Pekalongan, dengan pusal pemerintahan di Pekalongan.
Negeri Tribawono, dengan pusat pemerintahan di Banarjoyo.
Negeri Sekampung, dengan pusat pemerintahan di Sumbergede.
Negeri Sukadana, dengan pusat pemerintahan di Sukadana.

Negeri Labuhan Maringgai, dengan pusat pemerintahan di Labuhan Madnggai.


Negeri Way Seputih, dengan pusat pemerintahan diGunung Sugih.

Negeri Seputih Barat, dengan pusat pemerintahan di Padang Ratu.

Pada tahun 1972, Gubemur Kepala Daerah Tingkat l Lampung menghapuskan


pemerintahan Negeri secara bertahap dengan cara tidak mengangkat kembali Kepala Negeri
yang telah habis masa jabatannya.

Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1999, Kabupaten Lampung Tengah dimekarkan


menjadi Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur, dan Kota Metro. Kabupaten

Lampung Timur dengan ibukota Sukadana terdiri atas 12 (dua belas) kecamatan. Pada masa
mendatang diusulkan untuk memekarkan wilayah kecamatan menjadi 23 (dua puluh tiga)
kecamatan.

1.3

Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur

1.3.1 Letak Geografis dan Wilayah Administratif


Secara geografis Kabupaten Lampung Timur terletak pada kedudukan 105o15' Bujur
Timur hingga 105oS5' Bujur Timur dan 4o45' Lintang Selatan hingga 5o39' Lintang Selatan.
Kabupaten Lampung Timur meliputi areal daratan seluas 5.325,03 Km2 dan lautan yang
berbatasan dalam jarak 4 mil laut dari garis pantai ke arah laut lepas. Di Laut Jawa terdapat
pulau-pulau kecil yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur, yaitu pulau

Segamat Besar dan pulau Segamat Kecil. Secara geografis, letak pulau Segamat Besar dan

segamat Kecil terletak pada koordinat 105041'40" 8T hingga 105045'30" BT dan 506'40" LS
hingga 0040'1s"LS. Luas pulau Segamat Besar dan Segamat Kecil diperkirakan masingmasing 6 Ha dan 2 Ha.

secara administratif, wilayah Kabupaten Lampung Timur berbatasan

Di sebelah Utara Cengan Kecamatan Rumbia, Seputih Surabaya, dan Seputih Banyak,
Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

RTRW KARUPATEN LAT4PUNG TIMUR

Di sebelah Selatan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Ketibung, Palas, Sidomulyo,


Kabupaten Lampung Selatan.

.
.

Di sebelah Timur dengan Laut Jawa.


Di sebelah Barat dengan Kecamatan Bantuldan Metro Raya, Kota Metro; serta Kecamatan

Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.

Saat ini Kabupaten Lampung Timur terdiri atas 12 (dua belas) kecamatan, yaitu
Kecamatan Batang Hari, Pekalongan, Raman Utara, Purbolinggo, Sekampung, Metro Kibang,
Sukadana, Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik. Pada
masa mendatang diusulkan untuk memekarkan wilayah kecamatan menjadi 23 (dua puluh tiga)
kecamatan.

1.3.2 Kondisi Topografi


Menurut kondisi topografi, Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi dalam
satuan topografi, yaitu

(lima)

Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat

di Kecamatan Jabung dan

Sukadana

dengan ketinggian rata-rata 1.600 meter d.p.l.

Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, dengan
kemiringan antara 8% hingga 15% dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter
d.p.l.

Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi Lampung Timur
hingga mendekati pantai Timur, juga merupakan bagian hilir dari Way Seputih dan Way

Pengubuan. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter d.p.l., dengan
kemiringan 0% hingga 3%.

Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0,5 hingga

meter d.p.l.

Daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung, dan Way Jepara.

Gambar 1.2 memperlihatkan peta topografi Kabupaten Lampung Timur.

1.3.3 lklim
Kabupaten Lampung Timur beriklim tropis-humid menurut dua musim, yaitu pada bulan
November hingga Maret angin bertiup dari Samudera Hindia arah Barat dan Barat Laut, dan
pada bulan April hingga Oktober dari arah Timur dan Tenggara.

Kecepatan angin rata-rata tercatat sekitar 5,E3 km/jam. Suhu udara rata-rata berkisar
antara 26oc - 280C, dengan suhu maksimum sebesar 330C dan suhu minimum sebesar 220C.
Kelembaban udara di beberapa stasiun pengamatan menunjukkan kisaran antara 80%

RTRW KaeupATEN LAMPUNG TIMUR

88%.

KAAUPATEN
TAMPUNG TENGAH

,t'l^

?r'i;-n
; -!' t
I

.t-('-s
L

,6,w,
KOTA
METRO

iliW.t
q'

(v-c

''

ier
'fveF.E

ff.j,'
*. c- ':-

;t'_,,/. _ \..\

'

iY:Tr:t

^-: dc\^..-^ /

.t'-

./-;

S*r-nirc

\ rilERA rq^ F-/ _


(.1

KABUPATEN
LAMPUNG SFI ATAN

lJ'I

,) ( ,". ''/1 ,'


. )t .(
)a1- +'
(,ffi.-1 ,.., f (
r.-- *\i..rr
I

'\.J.\

Iri

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


CnSa. 1..|
I(EIERAI*GAN:

tr=l
t-;
:
F|
n-Il
TO-l
F-E
F<

BArAsr<lsrPArEx

WILAYAHSruURTRW
IO\BUPATEN I.AMPUNG TIMUR

BATASDGSA

JALAilNEGAM

J uilpnoputsl
E{fi<orAl<rBUP TEr{

BUKorAtGcAflAr

il

DAIAU

suilcAl

!E:

Sur$arb:

f{bPldn fd+rm LqfI fru, &


grt{b D.i.:
ftbffirf
Kif-nlrqr|gTtr

ffi
Qp
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0u,r0

lsr{t\
I,TARA

Z\

1l

pEilERrfTAntGBrpArEr{uilR[renMLR

arcm mnerc,nmnpsrBAilq,ilAr{

DAEMfi

KABUPATEN
LAMPUNGTENGAH

..
l-.

t'!
.8rd(l..

..-.-'-''ii..

lY-7.)

I';

"/'

KOTA
METRO

:r.-.j-

i rcc.\'-.-

KAAUPATEN
TAMPUNG SEI.ATAI

,.,\, \

,#
I

i
I

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TAMPUNG TIMUR

PETATOPOGRAFI
IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR

Ib:
hrC:\l(t{Cr

sunbt Pd
l(frb(

tflWm Tru

PSIERINTAII I(A$ PA1EN |.AI,IPtfi


BADAII PERENCAfiMN

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

NMA

P$AAIIIGI'{AI{ D,AERAII

KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH

//4

,%,

KOTA
METRO

\n.'r
1/.2,//..
i/

KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN

ORIENTASI

t,.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Ganbar 1.3
IGIERAI'IGAN:

F-

tr-

MTASTGBTFATEN

Imlm

WA

zooo-2.soouu
2-foo-3.0muM

BArAsosA

CUMH HUJAN TAFIUNAN


IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR

JAANNEGARA

F=
-

n-n
TOI
F-F<

JALAI{pROptNsr

Eu(orAr(ABuPArEr{

staE:

25 5

BrrKor xEcanArAri

l5Kn

DANAU

I,TARA

LI

suNGAl

ffi
lSl
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

l0

eEMERTNTAH rGBt pArEr{

anoru

rAupuirc rMuR

eenaumu pq6flcLNAri

DAEMl.l

Curah hujan tahunan rata-rata di Kabupaten Lampung Timur berkisar antara 2.0003.000 mm. Gambar 1.3 mempedihatkan distribusi curah hujan di Kabupaten Lampung Timur.
Curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm per tahun terjadi di Kecamatan Jabung bagian Selatan,
Sekampung Udik, Marga Tiga, Way Jepara, bagian Selatan Kecamatan Sukadana, Raman

Utara, dan Purbolinggo; sedang curah hujan sebesar 2.500-3.000 mm per tahun terjadi di
sebagian besar Kecamatan Jabung, Kecamatan Labuhan Maringgai, Metro Kibang, Batang
Hari, Pekalongan, sekampung, sukadana, dan bagian utara Kecamatan Raman utara.

1.3.4 Kondisi Geologi


Tanah pada dataran dengan ketinggian 0 sampai 50 meter di bagian Timur terbentuk

dari bahan endapan baik sebagai galian pantai (regosol), di daerah rawa sebagai endapan
lakustrin (tanah hidromorf), dan cli daerah sungai sebagai endapan permukaan alluvium
(campuran liat galuh dan pasir). Di daerah sungai terdapat pasir kuarsa.
Pada ketinggian tersebut terdapat aliran lahar asam batuan gunung berapi, yaitu tuffa
Lampung yang meliputi sebagian besar daerah Lampung Timur dengan tanah latosol dan

podsolik. Terdapat juga batu-batuan yaitu basal Sukadana (Plistosen) yang meliputi wilayah
Kecamatan Sukadana bagian atas.

Pada ketinggian 50 - 500 meter terdapat bahan tuffa Lampung yang terdiri atas
endapan gunung api (Plistosen) yang letaknya semakin ke arah Barat semakin tinggi. Di
bagian Utara wilayah ini terdapat formasi Palembang bagian bawah dan formasi Palembang
bagian atas.

Lapisan Palembang yang terdapat di wilayah Sukadana ditandai dengan singkapan


endapan tuffa masam. Lapisan Palembang tersebut merupakan pengantar (plateau) diiringi
dengan intrusidesit yang ditutupi oleh endapan alluvium seperti pasir vulkanis, lanau, dan
lempung yang berasaldari debu gunung berapi.
Formasi geologi yang terdapat diwilayah iniantara lain adalah Qal, Qs, Qak, Qbs, Qpt,
dan Qti. Tabel 1.1 memperlihatkan batuan dariformasi geologi tersebut.

Tabel

1.1

FormasiGeologidan Batuan di Kabupaten Lampung Timur

No.
t.
2.

J.
4.
5.
0.

Formasi Geologi

Qal
Qs
Qak
Qbs
Qpt
Qti

Kandungan Bafuan

ALUVIUM :Bongkah, kaikil, pasir, hnah,lumpur, dan lempung. Periode holosen.


ENDAPAN RAWA: Pasir, lanau, lumpur, lempung, mengandung sisa hnaman. Periode holosen.
PASIR KUARSA: Pasirkuarsa halus. Periode holmen.
BASAL SUKADANA: Basal berongga. Periode holcen.
FORMASI TERBANGGI : Batu pasirdengan sisipan batu lempung. Periode plistosen.
FORMASI LAMPUNG : Tuf berbatuapung, tuf dolitik, batulempung tufaan
Periode plistosen.

&n

batupasir tufaan.

Sumber : Direktorat Suynberdaya Mineral, 1996

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH

'r|muh /tu,
^,Yr'

iYsuv
- .:--<r>''/t/
-.fKc.Yt

'

././

.r't'

./

I
...\

l<Ec

PEK6T^ONG.

KOTA
METRO

-,-.

-g
/wn06B
---i_aseboghn
,
-f
'A,,r,z'- r.
, *a".. \
\
';'ilfrkm
O
FEKNPUI{G
.*
'
\.
L\
r.z'/l '.
| \
^*c.
)
:

'.-.::tt'
r

Qbs

KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN

KEC.
ffic

\
r..t

!
I
!
I

o.o*

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Gambar 1.1
KEIERA{GAI'I

tr=
F=
:

nln
TOt

BATAS

IGBI'PAIEN

l--l

BATAS

KECAII'ITAI

fQ"r

JAAN NEGARA
JAIAN PROPINSI

tsIXOTA IqEUPAIEI'I
tstKOTA XECATTATAII
OAI{AU
St NCrAl

fos-l
[@-l
fob"l
l-optl
rQtil

MrAsLrroLoGl

rlwuM
ENDAPAI{MWA

FORMASI GEOLOGI

KABUPATEN I.AMPUNG TIMUR

PASTRKUARSA

BA,scr.srxAmriA
FoRilAstrERsANGGl
FOR'{AS|UTTPUNG

PEilERINTAI1 IGBIJPAIEN
BADAII

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

tAll|R tiG nMUR

PEREIICNM}I P6'BANGI'NN DAEMII

1.3.5 Potensi Sumberdaya Mineral


Data tentang endapan mineral di Kabupaten Lampung Timur belum tersedia dengan
lengkap, sehingga potensi dari endapan bahan tambang tersebut belum diketahuidengan pasti.

Dari literatur dan Peta Geologi Daerah Lampung Timur dapat diidentifikasi bahan-bahan
tambang sebagai berikut

tr)

Minyak bumi

Minyak bumi yang terdapat dalam lapisan Palembang-bed berakumulasi sebagai lanjutan

dari endapan minyak bumi di sekitar Palembang, yakni di sebelah Timur Laut Propinsi
Lampung, Mesuji, Menggala, Kotabumi, dan Sukadana. Penyelidikan yang dilakukan oleh

Pertamina belum memastikan besaran potensi minyak bumi serta kemungkinan


terdapatnya sumber di lepas pantai Timur Lampung.

Mineralbesi

Berakumulasi dengan mineral-mineraldari basal Sukadana akibat proses hidrotermal pada

bagian kontak plateau basal Sukadana, terdapat di Kecamatan Sukadana sebelah Timur
dan dekat Labuhan Maringgai.

Pasir Kuarsa

Terdapat di wilayah Jabung, Labuhan Maringgai, dan Way Jepara.

ca

Sirtu

Terdapat di Kecamatan Way Jepara, Probolinggo, Sukadana, Sekampung, dan Labuhan


Maringgai.

Bahan bangungan basal

Terdapat

di

Sukadana, Gedongdalam, Sekampung, Negerijemanten, Way Jepara,

Labuhan Maringgai, dan Jabung.

1.3.6 Kondisi Hidrologi


Di Kabupaten Lampung Timur mengalir satu Satuan Wilayah Sungai utama, yaitu SWS

Sekampung. Sedangkan badan sungai yang melintasi Kabupaten Lampung Timur


berjumlah 37 sungai. Tabel 1.2 menyajikan nama dan panjang sungai yang melintasi
Seputih

Kabupaten Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

10

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

F:!

tr-

:
F

n-ft

TOt

BATAS KABUPAIEN
EATAS KECAITIATAII
BATAS DESA

siddlGmoditi

f-l
| @1

SEBAMI,IBAHAN MINEML
DAN BATUAN

Ber(Bahan8ang'jngrl
Padillrarsa(BatmilodahlGra|tli()

DI KABUPATEN IAMPUNG TIMUR

JAI.AN NEGARA
JAI.AN PROPINSI

TTXOTAIqBUPATEN
IBUKOTA KECAI'ATAI{

DA'IAU

Fotnsi

O
O

l(dmdlt
< 'l lubmtikbo

i-i0juhmrkbn

b:
ft!ftrdgnbJ&FUrfrl,'lS
Sud.

SUNGAI

PEMERIT{TATI

IOBI,PAIEN I.AI'PUNG NMUR

EAI)AI{ PERENCAI.IMII PEMBANGUMN DAERAI

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

11

Tabel 1.2
Sungai Di Kabupaten Lampung Timur

No

1.

Nama Sungai

Panjang
(Km)

Way Sekampung

Kecamatan Yang
Dilalui

Batang Hari
Sekampung
Jabung
Metro Kibang

2.
3.

Way Raman

JI

Raman Utara

Way Bunut

12

Pekalongan
Batang Hari

4.

Way Batang Hari

81

Batang Hari
Sukadana
Raman Utara
Probolinggo

5.
6.
.
7

Batang Hari

Way Carung

20

Batang Hari

Way Areng

19

Way Napal

Sekampung
Jabung

8.
11.
12.
1314.
15.
16.

Way Buho

10

Jabung

Way Ketibung

Jabung

Way Mumbang Jaya

15

Jabung

Way Bekarang

tz

Jabung

Way Tuba

Jabung

Way Curup

15

Lab. Maringgai

Way Perigi

Lab. Maringgai

Nama Sungai

17. Way Penet


18. Way Beringin
19. Way Megarawan
20. Way Jepara
21. Way Pegadungan
22. Way Kawat
23. Way Capang
24. Way Tulung Balak
25. Way Negara Ratu
26. Way Kedaton
27. Way NegriJemanten
28. Way Gerem
29. Way Bumi Nabung
30. Way Pakuan Haji
31. Way Tulung Piyes
32. Way Pelupung
33. Way Andak
34. Way Buring
35. Way Kambas
36. Way Kali Pasir
37. Way lreng

Panjang

(Km)

Kecamatan
Yang Dilalui

?n

Way Jepara

tz

Way Jepara

16

Way Jepara

20

Way Jepara

Sukadana

Sukadana

Sukadana

Sukadana

Sukadana
Sukadana

zt

Sukadana

Sukadana

Sukadana

Sukadana

Sukadana

Sukadana
Sukadana

23

Raman Utara

45

Probolinggo

27

Sukadana

Sukadana

Sumber: Lampung Timur Dalam Angka, 1998

Rasio debit sungai pada musim penghujan dan musim kemarau pada DAS di
Kabupaten Lampung Timur umumnya menunjukkan angka yang besar, yaitu lebih dari

50.

Hal

inimenunjukkan terjadinya kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim

penghujan. Penyebab utamanya adalah menurunnya fungsi hidroorologis kawasan hutan


lindung oleh berkurangnya vegetasi penutup yang berfungsi sebagai pengatur siklus air dan
kondisi tanah setempat yang relatif porous. Perbedaan debit air sungai pada musim penghujan

dan musim kemarau yang cukup besar memberikan dampak terhadap ketersediaan air untuk
irigasi, khususnya pada musim kemarau.

Diantara sungai-sungai tersebut, Way Sukadana telah mengalami penyempitan akibat


tingginya sedimentasi di daerah hulu, sehingga secara periodik terjadi banjir di bagian hilir.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

12

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


KEIERANG/$"I:

F=l

TAsTGBTJPATEN

PETA HIDROLOGI
JAI-AI'TNEGAR

:fEn
|-o.l
f--
K

JAr3Ar.tpROp6,lSl

I(ABUPATEN LAI'PUNG TIMUR

BUKoTATqBUPA'IEN
auKorAKE{A,r,tArAr,t

Slsfa: ".

'."

".

DAMU
suNGAl

Sunbc.

Ktfa PdnClr fd?am lrF|rf Tir, Zm

PEI,IERNrAH KABUPAIEI{ LAMPUNG

lllluR

MOA|{ PERENCANMN PEMEA'{GUNAN DAEMTT

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

t3

1.3.7 Hidrooseanografi dan Ekosistem Pesisir


Hidrooseanoqrafi
Kondisi Pantai Timurrelatif landaidengan isobath5meterberadapada

bagian Utara dan

6 km di bagian Selatan. Tipe pasang surut di

jarakl2kmdi

pantai Timur Kabupaten

Lampung Timur adalah tipe pasut campuran dengan dominasi tunggal.

Di Pantai Timur, kecepatan arus rata-rata bulanan berkisar antara 0 cm/detik - 45


cm/detik. Kecepatan maksimum terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedang kecepatan
minimum pada bulan Maret. Arus umumnya mengalir ke arah Selatan, kecuali pada bulan
Maret mengalir ke arah Timur Laut.

Salinitas

di

perairan laut Lampung Timur tidak berbeda dengan kondisi perairan

sebelah Barat Daya Sumatera dan Laut Jawa, yaitu berkisar antara 32,5

33,6 psu. Salinitas

minimum terjadi pada bulan Januari dan maksimum terjadi pada bulan Agustus. Pada bulan
Februari salinitas di perairan laut meningkat hingga 32,9 psu.

Di Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur, abrasi yang kuat terjadi di

Labuhan

Maringgai. Abrasi ini berlanjut'iingga ke Pantai Timur Kabupaten Lampung Selatan, yaitu
Ketapang hingga Bakauheni. DiLabuhan Maringgai, sejaktahun 1992 abrasi telah menggerus
pantai hingga 300 meter.

Sedimen dasar perairan pantai Lampung Timur termasuk Iipe back-arc basins, yaitu

cekungan yang terbentuk akibat peregangan kulit benua (continental crusQ, menipis, dan

meretak. Umumnya back-arc basins terietak di belakang vulcanic arc. Sedimentasi berasal
dari sungai umumnya mengendap di muara-muara sungai, yaitu di muara Way Seputih,
Tanjung Penet, dan Way Sekampung. Sedimentasi di muara Way Seputih mengakibatkan
pertumbuhan garis pantai berbentuk cakar ayam.
Geomorfologi pesisir Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur merupakan dataran
dengan ketinggian 0 hingga 10 meter d.p.l. dan kemiringan lereng

- 3o/o. Batuan penyusun

didominasi oleh endapan aluvium, rawa, serta batu gamping terumbu. Air tanah dangkal di
daerah dataran ini memiliki kedalaman muka air tanah 0,5

4 meter di bawah muka

tanah

setempat. Intrusi air laut terjadi di pesisir pantai, mulai dari Labuhan Maringgai ke arah Selatan
hingga Ketapang diKabupaten Lampung Selatan.

Ekosistem Pesisir
PantaiTimur Kabupaten Lampung Timur merupakan kawasan budidaya tambak udang

yang luas dengan areal vegetasi mangrove yang terbatas. Hutan rawa di Pantai Timur
sebagian besar telah dikeringkan dan dikonversi menjadi areal sawah dan pertambakan,
sehingga fungsi rawa telah berubah. Hutan rawa air tawar merupakan ekosistem yang khas di

Pantai Timur, namun arealnya semakin sempit dan dalam kondisikritis. Sisa paya-paya,

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

KABUPATEN
I-AMPUNG TENGAH

&i,ik^d
t -ri
.i*rUqt-f-

/r':'-'An:-'9 ',)
rz.*mrJrm-/r-i-'

21.22---"'w4
,Ht" ffi"lJ;4

-J
_.

r!
\ /'
'. !

l\.v-./. \.rt.L! ^i. i rcc.\ _.._


i or
FEKldn4'c
-

'q*If.

_51,.,.1_

it

,-,- - |:
-

\.

'{:Mtd
'<.-.-.-.-:'.

\.

i->

d* i4-J I
2\Jr

).

a..

iu +}
,\"2'.
ul>

W)^
(.ls- i
l,

IGBUPATEN
I.AMPUNG SELATAT.I

:-l

1r.'

rl
t

' L/'l

,\
'!

F/

,'n

\.-,*,fr-

,A

t.

-'
\-X-'
;
,:'- -+' -Yt)--li

ORIENTASI

^;

"q'
-'-1 ---;
i'-.. -'i.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN IAMPUNG TIMUR


Gambqr 1.7

trtr;

BArAsrosuP rEN
BATAsDsA

LOIG.SI SEDIMENTASI DAN ABRASI

IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR

JAANNEGARA

n-n
TO]

Eu(orArGBrJPArEN

Btxor

25 5

t0

t5l(n

KEcAttArAr{

RTRW T<ABUPATEN LAMPUNG TTMUR

15

KABUPATEN

I.AMR'NGTENGAH

':

t.i.5
.,

r,
IGBUPATEN
LAMPUNG SELATAN

,.)

/.

,( .k-aa(')

,!*-Ji \g
i'-..---)---i
tv

ORIENTASI

..r'n'r..

Lf

JAstt{G I t..l':l

F-

i.!'-',1_.
I
h- t.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


I(EIEMilGAN:

tr-

BATAsTqBIpATEN

F-

BATA5DE5A

SEBARAN VEGETASI MAI.IGROVE


DI IqBUPATEN LAMPUNG TIMUR

JALANNEGARA

:-

JA-AlpROptNsl

fEil Bn(orAKAB{PArEr{
t-6-l Brxor KEclrrArat
E-----rR] su{clAt
DAI{AU

25 5

gr$.rF!b:
AIt S&nbnbte lllet$Pllbf

bsr0,lS

Su$cPlbb:

l(rf

F l.n lrn, K&?*ntrptng


PETIERI}ITAII

fru

IqEUPAIEiI LAilPI'tG

BADAll PEREIiICAIIMII

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

l0

15t(tr

UTARA

Z\

at
IWffi

PgGAfiGt'M'iI DAEM}I

16

rumput, dan gelagah yang masih tersisa di sepanjang Way Seputih berfungsi sebagai kolam
retensi pengendali banjir.

Pada saat ini vegetasi mangrove di Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur telah
berkurang. Hilangnya vegetasi mangrove tersebut menjadi penyebab utama terjadinya abrasi
di sepanjang pantai. Vegetasi mangrove di pesisir pantai Lampung Timur didominasi olen
lenis
api-api (Avicennb alba dan Avicennia marina\ ditunjang oleh buta-buta
parviflora
dan Ecoecaria aqallocha) yang ditemukan di sekitar muara sungai. Di bagian hulu terdapat

(Eu

nipah (Nvpa fruticansl, pedada (Sonneratia caseo/ans) danXvlocarousoranatum.

Secara umum, vegetasi mangrove di Kabupaten Lampung Timur tersebar di kawasan


(Gambar 1.8) :

1.

Way Kanan, Way Kambas


Luas vegetasi mangrove di kawasan ini mencapai 1.000 Ha, terkonsentrasi di sepanjang
Way Kanan dan Way Penet, dan didominasijenis Rhizopora mucronata dengan kerapatan
400 batang/Ha. Ketebalan vegetasi mangrove di kawasan ini hanya sekitar 5 meter.

2.

Sriminosari, Labuhan Maringgai


Luas vegetasi mangrove di kawasan ini lebih kurang 67,5 Ha membujur dari daerah Way

Sekampung bagian Selatan hingga Way Penet, yaitu di perbatasan kawasan Taman
Nasional Way Kambas. Vegetasi mangrove di kawasan inididominasi oleh jenis Avicennia
marina dan Rhizopora mucronata dengan kerapatan 2.500 batang/Ha
dan ketebalan berkisar antara 50

1.4

- 4.000 batang/Ha

15- meter.

Kedudukan RTRW Kabupaten Lampung Timur

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kabupaten merupakan statutory ptan


sebagaimana ditetapkan dan diatur dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang. RTRW Kabupaten merupakan penjabaran dari RTRW propinsi ke dalam
strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten, yang meliputi :

a.

tujuan pemanfaatan ruang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan


keamanan

b.
c.
d.

rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang


rencana umum tata ruang
pedoman pengendalian pemanfaatan ruang

RTRW Kabupaten Lampung Timur berlaku untuk masa 10 (sepuluh) tahun ke depan
dengan kedalaman rencana skala minimum 1 :100.000, dan menjadi dasar untuk penerbitan
perijinan lokasi pembangunan. Agar mengikat Pemerintah Daerah dan masyarakat secara
hukum, maka RTRW Kabupaten ditetapkan metatui Peraturan Daerah Kabupaten Lampung
Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

17

E-

EEE
_=o
H
f""
-.(U v

(l)l-

tr

f,
=
(,

zf
o-

c(U E=
c:t F
o, o)
E
c
(U

zu.l

Po ei
o}l
EE (!;
gi

o o
=
E
E
q) (!
(L J
L

(o

-o:
(u:
P,H Y:

d=
o.E

o
-(u

(g

d\

o tg
o Y

(L

o
c(g
(t=

E
q)
(u

,--t

o-

I
I
I
I
I

I
or>

I
I
I
I
I

-<
LJ

I
I

8=

I
I
I
I
I

I
I

=(''
;;z

I
I

I
I
I

f,

I
I
I

E.

s
z
O
z

---L-___

c -^lEE

I
I

PfiEi
E=vi
E,sp
ottol

I EE
E
(u(!:
(E cc:
.nu,
o
c(otur

e $E

i
!

LU

tr

--J--l

o)
C

ci

)
o
)

c!l
C=(Ul
r')c

:<

ocil

o
UJ

I
I

(u
|

e3r

Pg
O.Cg

Ezl
o:

(Li

=F
tro

gF
o
Eu
Ac

I
I
I

(!o
FC

____.i

E_g

o=
x.m

r-------i
l-l

itfir
r 3E

r.ij$(!L-

i&Ei
ll
l----*--J

I
I

i
i

-------r

ll
ll
ll
ll
ll
l--J

I
I

RTRW Kabupaten Lampung Timur menjadi pedoman bagi

penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan atau masyarakat di
Kabupaten Lampung Timur,

o
.

penlusunan rencana rincitata ruang di Kabupaten Lampung Timur,


pelaksanaan pemanfaatan ruang oleh kegiatan pembangunan

di Kabupaten Lampung

Timur.

Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka proses


penyusunan RTRW Kabupaten Lampung Timur memberikan peluang bagi Daerah Kabupaten

untuk mengisi pemanfaatan ruang di Kabupaten yang bersangkutan dengan mengindahkan


sektor atau fungsi yang bersifat lintas kabupaten sesuai dengan ketetapan dalam RTRW
Propinsi Lampung, sepertijaringan jalan primer, irigasi teknis, hutan lindung, kawasan prioritas,
kawasan tertentu, dan kawasan andalan di tingkat nasional dan di tingkat propinsi. Kebijakan

nasional dan propinsi mempunyai hubungan interaktif dengan RTRW Kabupaten Lampung

Timur sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.9, kecuali bagi urusan yang menjadi
kewenangan nasional, seperti hankam, fungsi lindung, dan sebagainya.

Walaupun telah diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 1992, namun tidak seluruh muatan

RTRW Kabupaten menjadi lingkup RTRW Kabupaten Lampung Timur. RTRW Kabupaten
Lampung Timur mencakup :

(a) pengelolaan kawasan lindung dan budidaya


(b) pengelolaan kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan
(c) sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan dan perkotaan
(d) sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana
pengelolaan lingkungan

(e)

penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan


sumberdaya alam lainnya, serta memperhatikan keterpaduan dengan sumberdaya
manusia dan sumberdaya buatan.

{.5

Tujuan dan sasaran Penyusunan RTRWK Lampung Timur

Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Lampung Timur adalah untuk menetapkan


arahan pemanfaatan ruang sesuai dengan tuntutan pertembangan dan permasalahan di
Kabupaten Lampung Timur.

(1)

Dalam konteks tersebut, sasaran yang ingin dicapai adalah :


Mengidentifikasi permasalahan pengembangan wilayah di Kabupaten Lampung Timur
untuk masa 10 tahun mendatang.

(2)

Menetapkan visi dan misi pengembangan wilayah yang ingin dicapai


Lampung Timur dalam konstelasi pembangunan propinsi Lampung.

(3)

Menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan wilayah Kabupaten Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR

di

Kabupaten

to

(4)

Mempersiapkan kebijakan dan strategi pengembangan serta pemanfaatan ruang bagi


Kabupaten Lampung Timur.

(5)

Mempersiapkan dukungan ruang bagi pertambahan penduduk dan aktifitasnya melalui


penetapan struktur dan pola pemanfaatan ruang serta alokasi ruang bagi kebutuhan setiap
kawasan di Kabupaten Lampung Timur.

(6)

Mempersiapkan rencana pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB

PERANIANI, POTENSI,
DANI PERSOAI-ANI POKOK
KABUPAT EN I-A]VIPUNG TIMUR

2.1

Peranan Kabupaten Lampung Timur


Berdasarkan catatan sejarah, sejak dahulu wilayah Kabupaten Lampung Timur telah

memiliki peranan penting dalam bidang pemerintahan, pendidikan, dan perekonomian di


Propinsi Lampung. Hal ini dapat diindikasikan oleh : (1) telah terdapat pusat-pusat
pemerintahan seperti Kewedanaan Sukadana dan Kewedanaan Labuhan Maringgai pada masa

tersebut; (2) tersedianya berbagai sarana pelayanan pendidikan hingga tingkatan tertentu,
seperti sekolah rakyat yang memiliki anak didik penduduk setempat dan luar daerah; serta (3)

kegiatan ekonomi lokal dan regional seperti perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi
lainnya baik berskala daerah maupun antar pulau. Kekayaan sumberdaya alam wilayah ini
menarik pendatang untuk saling berinteraksi dan berasimilasi secara sinergis dan positif
sehingga memperkaya khasanah tradisidan norma masyarakat baik pada aspek sosial maupun
ekonomi.

Saat ini Kabupaten Lampung Timur tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil
rempah-rempah sepedi lada, letapi juga sebagai penghasil berbagai komoditas tanaman
pangan lainnya, seperi jagung dan beras, serta perikanan baik perikanan laut maupun air tawar.

Kabupaten Lampung Timur memiliki berbagai sumberdaya alam yang sangat potensial

untuk pembangunan daerah. Kondisi geomorfologi yang dicirikan oleh dataran aluvial yang
membentang luas dengan kawasan perbukitan sangat mendukung pengembangan berbagai
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

21

kegiatan budidaya pertanian. Dengan luas wilayah 5.325,03 Km2, Kabupaten Lampung Timur
memiliki kawasan hutan seluas 31% dari luas wilayah.
Peranan Kabupaten Lampung Timur di tingkat nasional didukung oleh Taman Nasional

Way Kambas yang ditetapkan berdasarkan SK Mentri Kehutanan Nomor 444lMenhut-ll/1989

seluas 130.000

Ha.

Kawasan

ini terletak di Pantai Timur dan berbatasan dengan

laut

sepanjang 68 Km, mulai d.ariWay Penet di bagian Selatan hingga Way Seputih di bagian Utara.

Taman Nasional Way Kambas berperan sebagai aset nasional bahkan internasional oleh
keanekaragaman flora dan fauna.

Potensi flora di Taman Nasional Way Kambas sangat beragam dengan sejumlah
vegetasi dataran rendah seperti hutan mangrove, hutan gambut dan rawa pasang surut, rawa

air tawar, serta hutan dataran rendah terdapat di kawasan

ini.

Berbagai jenis vegetasi di

Taman Nasional Way Kambas merupakan habitat bagi berbagai satwa, termasuk diantaranya
satwa langka. Tercatat tidak kurang dari 286 jenis burung dan berbagai jenis hewan mamalia
baik hewan yang dilindungi maupun hewan langka terdapat di Taman Nasional Way Kambas.

Salah satu jenis burung air endemik Sumatera yang langka adalah entoMrtik imba (Cairina
scutulata\ yang merupakan populasi satwa terbesar. Perairan TN Way Kambas juga dihuni oleh

dua jenis buaya, yaitu buaya muara dan buaya ikan yang terancam punah, biawak, kura-kura
air tawar, serta berbagaijenis ikan.

Peranan penting Kabupaten Lampung Timur yang lain adalah sentra pembibitan buahbuahan

di Kecamatan Pekalongan dan sentra

pembibitan padi

di Kecamatan

Purbolinggo.

Kedua wilayah tersebut melayani kegiatan pertanian Kabupaten Lampung Timur, Propinsi
Lampung, dan sejumlah propinsi lain.

2.2

Permasalahan Pokok Kabupaten Lampung Timur

2.2.1 Kependudukan
2.2.1.1 Jumlah dan Pertambahan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1990 tercatat sebanyak
827.746 jiwa dan pada tahun 2000, berdasarkan angka sementara sensus penduduk, mencapai
869.428

jiwa. Laju pertambahan penduduk

antara tahun 1990

tahun pada kurun waktu 10 tahun


sampaitahun 2000 adalah sebesar0,39% pertahun. Angka ini relatif lebih
rata-rata per

rendah dibandingkan iaju pertumbuhan Propinsi Lampung sebesar

3_,6_!0/o

per tahun.

Kabupaten Lampung Timur yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung


Tengah mengalami pertambahan penduduk yang pesat pada kurun waktu 1990 hingga 1995,
dengan laju pertambahan sebesar 0,59 % per tahun. Pada kurun waktu 1995 hingga 1998, laju
pertambahan penduduk mengalami penurunan secara signifikan menjadi

O,O1o/o

per tahun,

dengan pertambahan jumlah penduduk sangat rendah (lihat gambar

2.1).

Perbedaan

pertambahan penduduk dalam dua kurun waktu tersebut, diduga disebabkan oleh menurunnya

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR

22

intensitas migrasi penduduk dari Pulau Jawa, terutama setelah ditutupnya Daerah Lampung
bagi program transmigrasi.

Pada kurun waktu 1998 hingga 2000, pertambahan penduduk Kabupaten Lampung
Timur tercatat cukup pesat dengan laju pertambahan rata-rata sebesar 0,52o/o per tahun.
Pertambahan penduduk yang pesat terutama terjadi di Kecamatan Labuhan Maringgai dengan
laju pertambahan rata-rata sebesar 3,27o/o per tahun. Kecamatan ini relatif berkembang pesat
dan merupakan pusat kegiatan industri, perdagangan, dan jasa setelah Kecamatan Sukadana;

serta kegiatan perhubungan laut inelalui pelabuhan Labuhan Maringgai. Kegiatan tersebut
dapat menjadi daya tarik bagi tenaga kerja di bidang jasa bongkar muat barang dan bagitenaga
kerja yang mempunyai pendidikan rendah sebagaitenaga kuliangkat barang.

Gambar 2.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur


Tahun 1990, 1995, 1998, dan 2000

(5

.=
--:

-o

E.
-Y

J
'o

Ec
(D

oE.
(u

880

870
860

850
840
830

820

810

800

1S0

1S5

2000

Tahun

Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun 1990-1995 adalah


Kecamatan Jabung dan Kecamatan Labuhan Maringgai. Pada tahun 1998-2000 jumlah
penduduk kedua kecamatan tersebut tetap terbesar, dimana pada tahun 1990-1995 jumlah
penduduk Kecamatan Jabung lebih besar dibandingkan Kecamalan Labuhan Maringgai, namun
pada tahun 1998-2000 yang terjadiadalah sebaliknya. Halinidisebabkan adanya pemekaran

Kecamatan Jabung menjadi dua kecamatan

yaitu

Kecamatan Jabung dan Kecamatan

Sekampung Udik. Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil baik pada tahun 1998 maupun
tahun 2000 adalah Kecamatan Metro Kibang, dimana dari tahun 1990 hingga 2000 mengalami
penurunan laju pertambahan penduduk.

Meskipun pertambahan penduduk Kabupaten Lampung Timur tidak pesat, namun di


beberapa bagian wilayah mengalami peningkatan yang cukup tinggi (fabel 2.1),

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

23

Tabel2.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
No

Kecamatan

990

995

2000 (Jiwa)

998

2000'

1.

lvtebo Kibang

18.151

18.566

18.655

17.662

2.

Batang Hari

45.737

46.493

46.086

47.935

J.

Sekampung

53.418

54.408

55.287

54.843

4.

Jabung

183.680

189.229

187.765

135.540

5.

Labuhan tvladnggai

153.515

160.346

157.880

168.601

6.

Way Jepara

o? 067

96.714

99.057

't01.901

7.

Sukadana

153.337

156.008

156.938

1't1.075

8.

Pekalongan

37.668

38.964

39.255

40.175

Raman Utara

34.448

34.832

34.827

34.012

10.

Purbolinggo

53.835

56.428

56.465

55.429

11.

Marga Tiga

40.020

12.

Sekampung Udik

62.235

Kab. Lampung Timur

Sumber

827.746

851.988

852.215

869.428

Lampung Timur Dalam Angka, 1998


" Angka Sementara Sensus Penduduk 2000, BPS Propinsi Lampung,2000

Tabel2.2
Laju Pertambahan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan

Tahun 1990-1995 Dan Tahun 1995-1998

No

Laju Pertambahan (%)

Kecamatan
1

990-1 995

995-1 998

1.

liletro Kibang

0,46

0,16

2.

Batang Hari

0,33

-0,29

Sekampung

0,37

0,54

4.

Jabung

0,60

-0,26

5.

Labuhan lr/aringgai

0,89

-0,51

o.

Way Jepara

0,59

0,81

7.

Sukadana

0,35

0,20

8.

Pekalongan

0,69

0,25

Raman Utara

0,22

0,00

10.

Purbolinggo

-0,96

0,02

11.

Marga Tiga

12.

Sekampung Udik
0,59

0,01

Jumlah

_,

Sumber : Hasil Analisis, 2000

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

24

2.2.1.2Distribusi dan Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1990 tecatat sebesar
180 jiwa/ Km2. Hasil perhitungan kepadatan ini didasarkan pada jumlah penduduk tahun 1990
terhadap luas wilayah per Kecamatan, yang meliputi luas total wilayah yang tercatat secara
resmi.

Pada tahun 2000, tercatat kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur sebesar
396 jiwa/Kmt y"ng merupakan kepadatan riil, dimana luas Taman Nasional Way Kambas dan

Hutan Lindung Gunung Balak diperhitungkan. Kepadatan tertinggi tercatat di Kecamatan


Sekampung, Sekampung Udik, Pekalongan, dan Batanghari, dimana kepadatannya lebih dari
600 jiwa/Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan rendah adalah Kecamatan Jabung, Marga
Tiga, dan Metro Kibang, dimana kepadatannya kurang dari 300 jiwa/Km2.

Tabel2.3
Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
Tahun 1990, 1995, 1998, dan 2000

Luas

Kecamahn

(Kmz)dd

Tahun 1998

tl

Kepadatan (iiwa/Kmr)

Luas(Kmz)

Tahun

19951)

1999e1

"

19981)

20003)

lvleto Kibang

58,87

59,07

308

315

317

299

Batang Hari

75,92

75,60

602

612

607

627

Sekampung

83,43

83,43

640

652

663

662

Jabung

1.105,02

581,05

166

171

170

224

Labuhan [,laringgai

470,09

410,73

327

341

JJO

410

Way Jepara

379,61

260,90

248

255

261

382

Sukadana

1,900,35

201,53

81

82

83

574

Pekalongan

63,02

63,12

598

618

623

631

Raman Utara

89,21

90,58

386

390

390

385

112,34

112,34

479

502

503

504

10

Purbolinggo

11

Marga Tiga

12

Sekampung Udik
Kab. Lampung Timur

Sumber

1)

2l
3)

4.610,36

151,81

263

85,81

649

2.175,98

185

Lampung Timur Dalam Angka, 1998


Laporan Camat & Pembantu Camat per 31 Agnstrls 2000
Angka Semenbra Sensus Penduduk 2000, BPS Propinsi Lanpung, 2000

Diagram berikut menunjukkan distribusi kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung


Timur dengan kepadatan rata-rata 396 jiwa/Km2. Kecamatan yang berbatasan dan terletak di
sebelah Selatan Kecamatan Sukadana yang merupakan ibukota Kabupaten relatif mempunyai

kepadatan penduduk lebih

tinggi.

Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan

Sekampung, Pekalongan, dan Sekampung

RTRW K.A,BUPATEN LAMPUNG TIM UR

Udik.

Kecamatan yang memiliki kepadatan rendah

25

adalah Kecamatan Metro Kibang, Jabung dan Marga Tiga, sedangkan kecamatan-kecamatan
lainnya memiliki kepadatan sedang.
Gambar 2.2
Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000

c!

600

soo

(E

-:a

4oo

=
'tt

o-

3oo

C,

!
B
><

2oo

(U

100

**"o*""**'{"*"sS-".":-.".*d-""f"si.."\$""$
Kecamatan

2.2.1 .3 Proveksi Penduduk

Proyeksi penduduk dengan menggunakan laju pertambahan penduduk rata-rata di


setiap kecamatan, memprakirakan jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun

2011 meningkat menjadi 896.619

jiwa.

Dengan peningkatan tersebut, berarti dalam masa

sepuluh tahun mendatang Kabupaten Lampung Timur akan menampung tambahan penduduk
sebesar 27.000 jiwa.

Tabel2.4
Proyeksi Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
Tahun 2005-2015 (Jiwa)
Kecamatan

1
2
3
4
5

Meho Kibang
Batang Hari
Sekampung
Jabung
Labuhan Maringgai

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

2001

17.729
47.521
55.453
130.509
168.811

2006

18.039
48.054
56.677
132.333
171.832

2011
18.354
48.593
57.927
134.183
174.908

2001
100.261
115.955
40.022
34.963
57.001
40.117
55.887
864.228

Kecamahn

No.

6
7
8
9
10
11
12

Way Jepara
Sukadana
Pekalongan
Raman Utara
Purbolinggo
Marga Tiga
Sekampung Udik

Jumlah

2006
103.709
117.667
41.087
35.204
58.763
40.702
56.674
880.731

2011
107.275
119.405
42.180
35.447
60.579
41.296

57.472
896.619

Sumber: Hasil Perhitungan, 2000

2.2.

.4 Ketenaoakeriaan dan Keseiahteraan Pendudu k

Pada tahun 1998, jumlah tenaga kerja Kabupaten Lampung Timur tercatat sebesar
139.772 orang, yaitu sekitar 16,40o/ojumlah penduduk Lampung Timur. Lapangan kerja utama

adafah sektor pertanian, yang menyerap sekitar 74,51o/o tenaga kerja. Sektor utama lainnya
adalah perdagangan dan jasa (15,59%) dan industri (6,23Yo). Dominasitenaga kerja di sektor
pertanian didukung oleh lahan pertanian yang luas, yailu sebesa

73,62Vo dari luas Kabupaten

Lampung Timur. Penduduk yang bekerja di bidang industri, perdagangan, dan jasa sebagian

besar berada di Kecamatan Sukadana. Hal ini merupakan pencerminan fungsi Kecamatan
Sukadana sebagai ibukota memiliki kegiatan dan pusat kegiatan perkotaan Kabupaten
Lampung Timur. Kecamatan lain yang memiliki kegiatan industri, perdagangan, dan jasa
adalah Kecamatan Labuhan Maringgai, Marga Tiga, dan Sekampung.

Tabel2.5
Struktur Penduduk Bedasarkan Mata Pencaharian
Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
Jumlah Penduduk

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mata Pencahadan
Pertranian

Pertambangan dan gali

Indusfi

Lisfik, air dan gas


Konstruksi
Perdagangan & Jasa
Angkutan
Lembaga Keuangan
Lain-lain
Kab. Lampung Timur

Sumber

Lampung Timur Dalam Angka, 1998

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

[iwa)

104.149
310
8.704
36
.650
21.797
2.047
253
826
1

135.772

o/o

74,51

0,22
6,23
0,03
1,18
15,59
1,46

0,18
0,59
100,00

Tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Lampung Timur relatif masih rendah.


Ditinjau darijumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 pada tahun 199E, lercatat

sebanyak 55,27yo termasuk dalam kelompok tersebut, terdiri atas 31.57Yo keluarga
prasejahtera dan

23,7 0o/o meru pakan kel ua rga sejahtera-

1.

Tabel2.6
Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Sejahtera-l
Di Kabupaten Lampung Timur Pada Tahun 1997/1998
Jumlah KK yang Jumlah KK Pradidata
sejahtera

Kecamahn

lvleho Kibang

Jumlah KK
Sejahtera 1

Jumlah KK
Prasejahtera & KSI

Prosenbse (%)

4.593

1.330

464

'1.794

39,06

Bahnghari

11.065

2.671

1.492

4.163

37,62

Sekampung

13.311

2.223

1.447

3.670

27,57

Jabung

42.272

14.324

10.176

24.500

57,96

Labuhan
Maringgai

34.525

12.584

1.480

24.064

69,70

Way Jepara

22.624

9.15'l

7.669

16.820

74,36

Sukadana

34.112

12.059

9.220

21.279

62,38

Pekalongan

9.182

2.089

1.451

3.540

38,55

Raman Utara

8.408

2.249

699

2.948

35,06

13.907

2.564

1.881

4.M5

31,96

193.995

61.244

107.223

55,27

10

Purbolinggo

Jumlah
Sumber: BKKBN,1998

Ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Timur
memiliki tingkat pendidikan relatif rendah, dimana pada tahun 1998 tercatat 84,35% penduduk

belum/tidak tamat

SMA.

Kecamatan dengan tingkat pendidikan penduduk rendah yang

terbesar adalah Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai. Rendahnya kualitas sumberdaya
manusia menjadi salah satu kendala bagi pengembangan Kabupaten Lampung Timur.

Berdasarkan struktur umur, sebagian besar (87%, penduduk Kabupaten Lampung

Timur pada tahun 2000 merupakan penduduk usia produktif. Kelompok terbesar adalah usia
angkatan kerja, dimana 494.858 jiwa (56,97%) berusia antara 19 - 59 tahun, sedang penduduk
usia sekolah, yaitu 5

18 tahun berjumlah 261.486

jiwa (30,10%). Gambaran jumlah penduduk

berdasarkan strukt_ur _rrmur tersebut memperlihatkan bahwa angka ketergantungan relatif


rendah, namun ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang masih rendah menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk usia produktif tidak memperoleh pekerjaan. Jumlah penduduk usia

sekolah yang berjumlah 30,10% dari jumlah penduduk merupakan potensi tenaga kerja
sekaligus tantangan bagi penyediaan lapangan pekerjaan pada masa mendatang. Peningkatan

kualitas tenaga kerja melalui pemberian pendidikan yang tepat merupakan prasyarat utama
bagi pengembangan sumberdaya manusia.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel2.7
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998

Kecamatan

Metro Kibang

2.

Batang Hari

Sekampung

4.

Jabung

Labuhan Maringgai

o.

7.

Way Jepara

Sukadana

Pekalongan

9.

't0.

11.

12.

Raman Utara

Pubolinggo

Marga Tiga

Sekampung Udik

Jumlah

Tidak
Tamat SD

Tamat TamatSLTA
SD-SLTp Keatis

Jumlah

1,648

2,5U

445

4,647

(0.78%)

(1.21o/ol

(0.210/0)

(2.19o/o)

3,931

5,832

2,003

11,766

(1.8606)

(2.75Y0)

(0.9506)

(5.56%)

5,151

7,129

1,810

14,090

(2.430/4

(3.37o/o)

(0.850/6)

(6.65%)

10,702

18,981

4,097

33,780

(5.050/6)

(8.e6%)

(1.s3%)

(15.9506)

13,454

18,258

6,995

38,707

(6.35%)

(8.62Yo)

(3.30%)

(18.27o/ol

7,651

11,861

4,497

24,009

(3.61%)

(5.60%)

(2.12o/o)

(11.3406)

8,650

13,927

4,470

27,047

(4.08%)

(6.58%)

(2.110/o)

(12.77o/o)

8,912

336

825

10,073

(4.210/o\

(0.160/6)

(0.3e%)

(4.760/0)

2,333

4,089

1,946

8,368

(1.1006)

(1.e3%)

(0.92o/o)

(3.ss%)

4,294

7,673

2,390

14,357)

(2.030/6)

(3.62%)

(1.130/6)

(6.78%)

3,242

5,105

1,249

9,596)

(1.530/6)

(2.41o/o)

(0.590/o)

(4.53%)

5,982

6,879

2,505

15,366)

(2.82o/o\

(3.25%)

(1.18%)

(7.25o/ol

75,950

102,624

33,232

211,806

(3s.86%)

(48.45%)

(15.6s%)

(100%)

Sumber: Lampung Timur Dalam Angka, 1998

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

29

Gambar 2.3
Penduduk Kabupaten Lampung Timur
Berdasarkan Struktur Umum Tahun 1999/2000

>60

3
E

I
I

19-59

=
-:z
o

E
><

5-18

II
500

600

Jumlah Penduduk (Ribu jiwa)

Tabel2.8
Jumlah Penduduk Menurut Umur
Di Kabupaten Lampung TimurTahun 1999/2000

No

Kecamatan

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

lvlefo Kibang
Bahng Hari
Sekampung
Jabung
Labuhan Maringgai
Way Jepara
Sukadana
Pekalongan
Raman Utara
Purbolinggo
l,larga Tiga
Sekampung Udik

Jumlah

-ilS:il

5{ Tahun 7-12Tahun

1.316
4.041
4.088
10.326
10.931

8.502
9.884
3.103 ,
't.894
4.283
3.165
4.390
65.923

19-59

2.137

1.120

1.134

10.001

5.574

2.721

2.847

26.865

2.386

6.3'18

3.505

4.113

29.94i]

7.440

16.231

10.392

15.'t't3

82.363

5.204

16.662

12.778

8.418

99.188

5.042

11.472

7.536

7.005

56.198

5.453

14.506

9.479

9.512

57.753

1622

4.492

2.643

2.865

21.720

1.308

3.877

2.427

2.600

18.312

2.519

6.199

3.604

3.792

30.124

1.687

4.621

3.266

3.095

22.540

2.297

4.818

3.648

3.435

39.851

63.119

63.929

494858

96.937

60 Tahun
keatas

Tahun

694

37.501

TTMUR

16-18

Tahun

1.849

Sumber: BKKBN Kabupaten Lampung Timur,2000

RTRW KABUPATEN LAMPUNG

13-15
Tahun

Jumlah

1.020 .423
2.683 46.582
3.782 54.168
5.397 147.266
17

7.811 160.997
4.441 100.202
7.393 113.987
2.860 39.313
2.467 32.894
4.308 54.839
2.032 40.417
2.241 60.692
46435

868.702

2.2.2 Ketersediaan Ruang Wilayah


2.2.2.1Pelestarian Sumberdava Alam dan Linokunqan Hidup
Kawasan lindung di Kabupaten Lampung Timur ditetapkan mencakup

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

di

bawahnya, terutama berkaitan

dengan fungsi hidroorologis untuk pencegahan banjir, menahan erosi dan sedimentasi,
serta mempertahankan peresapan air tanah. Kawasan ini berada pada ketinggian di atas
1.000 meter d.p.l. dengan kelerangan lebih dan 40o/o, bercurah hujan tinggi dan mampu
meresapkan air ke dalam tanah. Termasuk di dalamnya adalah kawasan Gunung Balak.

Kawasan yang berfungsi sebagai suaka alam untuk melindungi keaneka-ragaman hayati,
ekosistem, dan keunikan alam. Termasuk dalam kawasan ini adalah Taman NasionalWay
Kambas.

Kawasan rawan bencana yang berpotensi tinggi mengalami bencana banjir. Kawasan di
bagian hilir sungai-sungai besar potensial dilanda banjir.

Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi melestarikan perlindungan dari kegiatan

budidaya. Fungsi ini berlaku setempat di sempadan sungai, sempadan pantai, estuarin,
sekitar mata air, dan sekitar danau/waduk untuk melindungi kerusakan fisik setempat.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap pantai dan biota

laut.

Termasuk di

dalamnya adalah kawasan vegetasi mangrove.


Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap cagar budaya. Termasuk didalamnya

adalah kawasan permukiman tradisional Wana, rumah tradisional Gedong Wani, rumah
tradisional warisan Keratuan Melinting

di Labuhan Maringgai, dan rumah tradisional

warisan Keratuan Pugung diJabung.


Pulau-pulau kecil dengan luas maksimal 10 km2. Termasuk di dalamnya adalah pulau
Segamat Besar dan Segamat Kecil.
Dalam rangka pengelolaan hutan, sejak tahun 1993 luas kawasan hutan di Kabupaten
Lampung Timur beberapa kali mengalami perubahan, terutama untuk hutan konversi (Iabel
2.9\

Sesuai dengan surat keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 256/KptslU2O00, kawasan hutan

di Kabupaten

Lampung Timur ditetapkan 31o/o dan luas kabupaten.

Gambar 2.4 memperlihatkan peta kawasan hutan dan perairan berdasarkan SK Menteri
Kehutanan dan Perkebunan.

Berdasarkan SK Gubemur Lampung Nomor G/283.A/B.|)9HK2000 ditetapkan status

tanah eks areal kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPR menjadi areal
penggunaan lain sebagai tanah negara. Selanjutnya dalam SK Gubernur Lampung Nomor

Gl30AB.|XlHlV2000 ditetapkan lokasi eks areal HPK

di Kabupaten Lampung Timur di

(sembilan) kecamatan. Kawasan HPK yang telah dilepaskan adalah Kawasan Way Rumbia

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR

(register 8), Muara Sekampung (register 15), Way Kibang (register 37), dan Gedong Wani
(register 40).

Tabel2.9
Mutasi Fungsi Hutan Sesuai TGHK di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 1993/1994

1997/1998

Luas Kawasan Huhn (Ha)


Nama Kawasan

No.

1993/1994

Hutan Lindung

2.

Reg. 22 Way Waya

4.

8.151,00

8.151,00

19.680,00

19.680,00

19.680,00

Reg. 39 Kota Agung Utara

23.300,00

23.300,00

23.300,00

19.680,00 19.680,00
23.300,00 23.300,00

Jumlah

51.495.00

51.495,00

51.495,00

51.495,00

8.515,00

51.495,00

Reg.7 Cabang

4.200,00

4.200,00

4.200,00

4.200,00

Reg. 9 Way Kambas

12.450,00

12.450,00

12.450,00

12.450,00

12.450,00

Jumlah

16.650.00

16.650,00

16.650,00

16.650,00

16.650,00

0,00

0,00

0,00

4.200,00

Reg.37 Way Kibang

2.000,00
2.000,00

2.000,00

Reg.40 Gedung Wani

0,00

0,00

0,00

Reg. 47 Way Terusan

8.125,00

8.125,00

8.125,00

8.125,00

12.000,00

Jumlah

8.125,00

8.125,00

8.125,00

12.125,00

16.000,00

Reg.8 Way Rumbia

29.403,00

29.053,00

29.054,00

Reg.15 Muara Sekampung

19.500,00

19.500,00

't9.500,00

Reg.37 Way Kibang

11.800,00

11.800,00

11.045,65

0.00

0,00

23.810,00

60.703,00

60.353,00

83.409,65

136.973,00

136.623.00

159.679,65

Hutan Konversi

8.151,00

8.151,00

Reg.38 Gunung Balak

Hutan ProduksiTetap

1997/1998

Hutan Suaka Margasatwa

1994/1995 1995/1996 1996/1997

2.000,00

Jumlah
Jumlah

29.055,00 29.056.00
19.500,00 14.259,39

19.045,65 9.045,65
21.8't0.00 21.810.00
81.410,65 74.171,U
161.680,65

158.316,04

Sumber: Dinas Kehutanan Dati ll LampungTengah, 1999

Taman NasionalWay Kambas ditetapkan berdasarkan SK Menhut Nomor 444lMenhul-

ll/1989 seluas 130.000 Ha. Kawasan ini berada di Pantai Timurdan berbatasan dengan laut
sepanjang 68 km mulai dariWay Seputih (B.TN 121) di bagian utara hingga Way Penet (B.TN
187) di bagian Selatan.

Taman Nasional Way Kambas memiliki keanekaragaman flora dan fauna, namun
memperlihatkan kecenderungan adanya gangguan akibat kebakaran hutan, perambahan hutan
untuk kegiatan budidaya, serta pembukaan tambak secara ilegal.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

32

I(ABUPATEN
IAMPUNGTENGATI

," "^':&-.
L.-.,;
,---a;. -9-t,

_ _.-a

erry

-i
-a-

tF&l

\ .,,

KEC

F;;s;4

KOTA
METRO

./

s*ragrrc

!*";:t

)*.,..7

;^

IGBUPATEN

(\,\

LAIIPUNG SELATAT.I

$N

/'

.-'.-',

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


KEIEMI{Gqil:

F=
Fl
F=
TEn
TO]
F.
R

BATAsTqBUP TEN

x wAs^ltsr tqAlrl
litru{ Lf,toUiG

JALAr{rcAR

ltT

loNy

NPROOJT(SIIETAP

s flpEtEsI^RnNAllI

PETA KAWASAI,I HUTAl,l


BERDASARIGI.I SK MENHUTBUN
No. 256/lQts-112000

JArlitpRoptrilsl
B{r(orArqBUPATEr{
B{xorAKEcArrArAfi
oA,AU
SUNc'nt

PEI'ERI{TM Iq4'PAIE[ UIIPI,NG NiNR


BADAI{

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PERflCTilAAfl PEIn^|GUiIAI{ DAMT|

Di kawasan Taman Nasional Way Kambas terdapat 4 (empat) tipe vegetasi, yaitu tipe
vegetasi hutan dataran rendah, tipe vegetasi hutan rawa, tipe vegetasi hutan mangrove, dan

tipe vegetasi hutan pantai. Keanekaragaman flora di kawasan Taman Nasional Way Kambas
antara lain ditunjukkan oleh spesies cemara laut (Casuarina equisetifolia) di daerah pantai
berpasir, waru (Hibiscus frTiaceus), ketapang (Terminalia catppa), dan pandan duri (Pandanus

spihosus). Vegetasi mangrove yang terdapat di muara sungai didominasi oleh jenis api-api
(Avicennia sp.), buta-buta (Bruguiera sp.), dan semakin ke hulu dijumpai formasi nipah (Nypa

sp.) dan nibung (Oncosperma tigilaria) serta berbagai jenis palem seperti palem merah
(Cyrtostachys lakka) yang bercampur tumbuhan hutan rawa air tawar dengan komposisi
tumbuhannya didominasi oleh gelam (Melaleuca sp.) dan renggas (Gluta renghas). Pada
kawasan yang lebih tinggi dan relatif tidak berawa terdapat jenis pohon perwakilan dari tipe
vegetasi hutan hujan dataran rendah seperti minyak (Diptorocarpus refusus), merawan (Hopea

sp), meranti (Shorea sp.), jabon

(Anthoselhalus chinensr$, puspa (Schima wallichill, dan

sempur (Dillenia excelsa) berupa hutan sekunder sebagai sisa tebangan Hak Penguasaan
Hutan (HPH) yang berlangsung antara tahun 1968 hingga 1974. Di kawasan Taman Nasional

Way Kambas juga terdapat padang alang-alang yang cukup luas yang terendam air pada
rnusim hujan, dan terbakar pada musim kemarau. Pada sebagian arealterjadi suksesi padang

alang-alang menjadi

belukar. Selain ancaman kebakaran hutan,

berbagai gangguan lain

terjadi di Taman Nasional Way Kambas, seperti pencurian kayu, permukiman liar, pencurian
ikan, dan penangkapan satwa secara liar (Gambar 2.5).

Taman Nasional Way Kambas memiliki potensi sebagai habitat berbagaijenis fauna,
seperti harimau, rusa, gajah, itik liar, dan primata lainnya (Gambar 2.6). Berbagai tipe vegetasi

Taman Nasional Way Kambas berfungsi mendukung habitat satwa liar, dimana tercatat lebih
dari 286 jenis burung dan berbagai jenis mamalia, termasuk yang dilindungi dan langka. Salah
satu jenis burung air endemik Sumatera

di Taman Nasional Way Kambas adalah entoUitik

rimba (Cairina scutulata) dengan populasi terbesar dan menjadi habitat yang terakhir. Perairan

Taman Nasional Way Kambas juga dihuni oleh dua jenis buaya, yaitu buaya muara (p&gqdylus
porosus) dan buaya ikan (Iomisfoma scheleqeliil yang tergolong jenis hewan yang terancam

punah. Di kawasan inijuga terdapat biawak (Varanus salvatoiusl dan kura-kura air tawar serta
berbagaijenis ikan. Tabel 2.10 menyajikan berbagaijenis satwa liar yang tedapat di Taman
NasionalWay Kambas.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

RENCANATATA RUAI,IG WILAYAH KABUPATEN I-AiTPUNG TIMUR


KETEMNGAN:

f:=:1

BATASKAauPATEN

n.-l
l-O_l

|]E
lT

-...

".-V.',:a

tN

rzuKorA

KABUPATEN

rBUKorA KEcAMATAN
suruaer
rAMAN NAsroNAL
WAY KAMBAS

,A''KEB^KARANHUrAN
'AERAT{RAWA
OAERAH RA\'\'AN PE}ICURIAN KA\ru
OAERAH RAWAN PANCURIAN NIBUNG

St*:-

PERMUKIMAN LIAR

Sun$sPcb:
8.ocd.th hbuntfi

@<

PENCURIAN IKAN

SunbrPcta oasr:
Kitd Pib0$m, robop.to L.np|rng

N(

OAERAI{ YANG SERING DIMASUKI


PENANGKAPAN SATWA SCARA LIAR

Lildm

Tmur

limt

PEMERINTAH KAEUPATEN I.AMPUNG TIMUR


&OOAN PEREIICANMN PEMBAI'IGUMN DAERAH

RENCAIIA TATA RUANG WII.AYAFI IGBUPATEN I-AIiJIPUNG TIMUR


Garba

KETEMNGAN:

f.---*l

BArAs KABUPATEN

JALAN NEGARA

[M]
TO-l

IBUKoTA

PETA PONTESI HABITAT FAUNA

oAERAH AKTrFrrAs

HR

HABITAT HIRIMAU

KAzuPATEN G

TBUKoTAKEcAMATAN

Fl

surucru

\VVIA

rAMArl NASToNAL
WAY KAMBAS

26

K
P

HABITAT GAJAH

HABlrArrrrKLrAR
HABITAT PRIMATA

DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

$rb:f
S{i$sPrb:
Bapqhld. XrhrFld LilVrng

&n56P!b

Tmt

&*:

rorb.Pdborhil, bhe.t n Lup|r4lmr


PEMERINTAI{ IGEIPATEN LAMPU{G TIMUR
&ADAN PERE}ICAI\AAN PEMEAIGI'NAN DAERAH

Tabel2.10
Jenis Satwa Liar Dan Statusnya Yang Terdapat DiTaman NasionalWay Kambas
Jenis Satwa

No.

Status

Nama Latin

Mamalia

1.
2.
3.
45.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
tl

Anjing Hutan

Cuon alpinus

Badak Sumatera

D i ce

Beruang Madu

Helarctos malayamus
Panthera tigris su matrae
Felis temmincki

Dilindungi

Naofelis nebulosa
Sus barbalus

Dilindungi

Tapirus indicus
Cervus univolor
Muntiacus muntjak

Dilindungi/Langka

Harimau Sumatera
Kucing Emas

Macan Dahan
Babi Hutan

Tapir
Rusa Sambar
Kijang

ro rh

in

Dilindungi/Langka

s sumafrensis

as m axim u s

Dilindungi/Langka
Dilindungi
Dilindungi/Langka
Umum
Dilindungi
Dilindungi

Gajah Sumatera

Eleph

Singapuar

Tarcius bancanus

Dilindungi/Langka

Kancil

Tragulus javanicus

Dilindungi/Umum

Berang-berang

Dilindungi

Monyet Ekor Pendek

Lutra lutra
Macaca nemestrina

Monyat Ekor Panjang

Macaca fascicularis

Umum

Lutung

Presbytis cristata

Umum

sum atran

us

Dilindungi

Umum

Siamang

Sym ph ala

Owa

Dilindungi

Cecah

Hylobates agylis
Presbytis melalophos

Kelinci Sumatera

Neso/agus netsheri

Dilindungi

Elang Laut

Spizaetus cirrhatus

Umum

Elang Bondol

Heliastur indus

Umum

Pecuk Ular

Anhinga meianogaster
Argusianus argus

Langka

gu

syn

actylu s

Dilindungi
Umum

Aves

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Kuau

Merak Sumatera
Kowak Maling
Raja Udang
Bangau Tong-Tong

Pavo muticus
Nycticorax nycticorax

Umum

Halycon sp.
Leloptilos javanicus

Langka

ltik Rimba

Egretta alba
Ardeola speciosa
Butorides sfriatus
Cairina scutulata

Alap-alap

Kuntul Besar
Kuntul Putih
KuntulKeeii

Enggang (hornbill)

Ayam Hutan
Belibis

Jacana

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Dilindungi/Langka

ct h yo p h ag

a ichty aetu s

Dilindungi/Langka
Umum
Umum
Umum
Umum
Dilindungi/Langka
Umum

Buceros bicornis
Gallus gallus bancamus

Dilindungi/Langka

Dendrocygna spp.
Cicinia episcopus

Umum

Umum
Langka

37

Jenis Satwa

No
ilt.

isces

1.
2.
3.
4.
5.
tv.

Status

Nama Latin

lkan Belida

Notopterus spp.

Umum

lkan Seluang

Rasbora spp.

Umum

lkan Baung

Mystus spp.

Umum

lkan Jelabat

Leptobarbus hoevenii
Anabas tastudineus

Umum'

Dilindungi/Langka

Buaya Muara

Tomistoma schelegelii
Crocodylus porosus

Biawak

Varanus salvatorius

Dilindungi/Langka

lkan Betok

Umum

Reptilia

1.
2.
3.

Buaya lkan

Dilindungi/Langka

Sumber : Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung, 1999

Di Laut Jawa di sebelah Timur wilayah daratan Kabupaten Lampung Timur, terdapat
pulau Segamat yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur. Pulau Segamat
Besar diperkirakan memiliki luas lebih kurang 6 km2, sedang pulau Segamat Kecil memiliki luas

lebih kurang

2 kmz. Pulau Segamat Besar saat ini dimanfaatkan oleh Departemen

Perhubungan sebagai base camp penjaga lampu

suar. Di sepanjang pantai pulau Segamat

Besar, Segamat Kecil, dan sekitamya ditemukan spesies penyu sisik (Erefmochelys imbricata)

dan hamparan terumbu karang yang memiliki kondisi cukup baik. Pulau Segamat Besar dan
pulau Segamat Kecil merupakan sumber telur ulama (70%) dari kegiatan penangkaran penyu
sisik Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berada di Pulau Pramuka. Spesies penyu
sisik dilindungi oleh SK Menteri Kehutanan Nomor SSZKpts-ll/92. Bedasarkan kondisi fisik,

flora, dan fauna

di

kawasan ini, maka pulau Segamat perlu dikelola sebagai kawasan

konservasi laut.

2.2.2.2 Pemanfaatan Ruanq


Kabupaten Lampung Timur memiliki daratan seluas 5.325,03 Km2 serta lautan
sepanjang 4 mil laut dari garis pantai ke arah laut lepas atau laut kepulauan. Di Laut Jawa
terdapat Pulau Segamat yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur.
Pemanfaatan lahan Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1998 didominasi oleh lahan
pertanian, dengan penggunaan terbesar untuk pertanian lahan kering (ladang), yaitu sebesar

71.948 Ha. Sebagian besar lahan kering terdapat

di

Kecamatan Sukadana dan Labuhan

Maringgai. Penggunaan terbesar kedua adalah persawahan seluas 51.262 Ha, dengan areal
terluas di Kecamatan Way Jepara dan Labuhan Maringgai.
Penggunaan lahan untuk pekarangan di Kabupaten Lampung Timur relatif cukup luas,
yaitu sebesar 30.187

Ha. Tabel 2.11 dan Gambar 2.7 memperlihatkan

penggunaan lahan di

Kabupaten Lampung Timur tahun 1998.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR

.5

t=
i::
t:= -)

::

-t

r:
rB
t' .F-=

KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH

./'

KOTA
METRO

KABUPATEN
LA'\,IPUNG SELATAN

LAUTJAWA

ryv

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Gambar 2.7
KETEMNGAN:

F-!
I- - I
F=

BATASKABUPATEN
BATASKECAMATAN

ffi

Sawan

{,!=fl

Tegalan

WFVA Hubn Rawa

JATANNEGARA

nill rBuKorAIoBuPATEN
t-O-l BUKorAKEcAMArAr.l
ffi DAMU
F<
suNGAt

ffi
m
T

Campuran

Hubn Belukar
Hutan Sejenis

semar

Ililiii,Ijil,,l"il

nawa

f.''*T:l

Padang Rumput

t'iin

Ahng-Aans

ffi
ffil

Tambak
Danau

PETA PENGGUNMN LAHAN


KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

2.5 5

l0

15Km

SumberPeb:
Kantor Portanahan lGb.Lampung Tirnr, ZffX)
Sumbor Psb 08sar I

Ksnhr Pqtanahan, Kabupaten Lampung Timur

PEMERINTAH MBIIPATEN I-AI,IPUNG TIMUR

MDA}.I PERENCAI,IMI'I PEMBAT.IGUNN DAERAH

Tabel 2.11
Penggunaan Lahan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 (Hektar)
Tambak/
No

Kecamatan

Sawah Pekarangan Ladang Perkebunan

kolam/ Hutan

16.234

4.532

5.095

7.294

2.550

1.706
1.070
2.258
2.142

Jumlah

51.262

202

754

4.529

337

1.528

54

10

1.649

111

318

13.043

8.516

2.112

8.725

4.724

25.106

3.467

211

3.789

1.822
2.262

494

102

4.134

9.617

3.265

4.701
1.180

6.246

30.187

,|

',t.457

238

3.928

2.752

140

28

9.122

1.371

71.948

19.165

Jumlah

Lain

empanq

1. lr4ebo Kibang
2. Bahng Hari
3. Sekampung
4. Jabung *)
5. Labuhan Maringgai
6. Way Jepara
7. Sukadana
8. Pekalongan
9. Raman Utara
10. Purbolinggo
11. Marga Tiga

Lain-

0 244 6.068
48 34 7.630
0 733 8.433
0 5.679 6.704
0 1.531 41 .064
1.383 4.190

39.788

637 323 42.133


0 362 6.314
0 786 9.048
0 1.355 11.234
64 1.108 14.987

2.364 2.'t32

16.345

193.403

Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 1998


Catatan : ') meliputi Kecamahn Jabung dan Sekampung Udik

Beberapa bagian kawasan pesisir Kabupaten Lampung Timur, mulai dari Tanjung
Penet hingga Ketapang di Kabupaten Lampung Selatan pada saat ini mengalami perubahan
fungsi dari rawa-rawa dan vegetasi mangrove menjadi lahan pertanian tanaman pangan dan
tambak udang. Sebagian besar tambak yang diusahakan merupakan tambak tradisional dan

sebagian kecil saja yang merupakan tambak semi-intensif dan intensif. Konversi lahan
umumnya diawali dari pinggir pantai, kemudian berkembang ke arah daratan. Di sekitar Sungai

Pisang lebar kawasan pertambakan telah mencapai 5 km ke arah daratan. Hasil penelitian
CRMP menunjukkan areal pertambakan di sekitar Tanjung Penet memanjang hingga Ketapang

telah mencapai areal seluas 12.000 hektar. Kegiatan pertambakan dan penebangan vegetasi
mangrove yang berlebihan diduga telah mempercepat terjadinya abrasi di pantai Timur.

2.2.2.3 Analisis Fisik Terhadap Pemanfaatan Ruano

A.

KondisiGeoloqi
Kabupaten Lampung Timur termasuk bagian wilayah Timur Pulau Sumatera yang telah

mengalami proses pengangkatan. Wilayah ini sebagian besar berupa dataran sedimen tersierkuarter.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Wilayah Kabupaten Lampung Timur dapat digolongkan menurut 4 (empat) jenis struktur
geologi, yaitu

(a)

Endapan permukaan yang sebagian besar terdapat di sepanjang pantai Timur. Wilayah ini

terdiri atas dataran rawa

dan

pasang surut yang terbentuk dari sedimen holosin yang

mengandung liat marine, endapan sungai dan rawa, dan endapan pasir pantai. Endapan

liat marine mengandung pirit dan fosil yang masih muda dengan ketebalan lebih dari 2

meter. Pada dataran rawa dan peralihan ke daerah upland dijumpai sand ndges atau
beach idges yang merupakan endapan pasir dengan kandungan kuarsa dan sedikit
feldspar, magnetik, dan ilminit.

(b)

Batuan gunung api yang meliputi hampir seluruh Kabupaten Lampung Timur, terdiri atas
endapan gunung api (Qhv), tufa Lampung (Qlv), dan andesit tua fl'ov). Tufa Lampung

merupakan tufa berkomposisi masam, liat tufaan, dan batu pasir dengan ketebalan
berkisar 10-30 meter. Formasi tufa Lampung ini meliputi dataran yang cukup luas,
berbatasan dengan endapan holosen. Batuan-batuan Ini membentuk tanah latosol dan
podsolik yang memiliki tingkat kesuburan rendah.

(c)

Batuan sedimen sebagian besar terdapat di bagian Utara dan di Selatan dalam besaran
yang terbatas. Batuan ini terdiri atas batuan gamping koral (Qg), formasi Telisa Cfmtp),
sebagian besar formasi Baturaja Clmbg), dan formasi Lingsing (Kls).

(d)

Batuan beku banyak terdapat di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur. Batuan ini

terdiri atas basalt Sukadana (Qb), batuan terobosan miosen seperti granit (Imgr) dan
granodiorit Omgd). Formasi Qb terbentuk dari aktivitas volkan termuda di daerah Lampung
pada masa kuarter dan membentuk plateau basalt Sukadana.

Lampung Timur merupakan daerah yang tersusun dari material gunung api, sehingga
diperkirakan memiliki potensi akuifer yang

baik.

Dominasi tufa Lampung dan bahan sedimen

laut dan sungai mengindikasikan adanya potensi air tanah dangkal yang sangat bermanfaat
bagi kebutuhan penduduk.

'

Kondisi geologi lingkungan di Kabupaten Lampung Timur secara umum relatif aman,

kecuali bencana erosi dan longsor dapat terjadi di beberapa Kecamatan yang memiliki sungaisungai besar. Potensi banjir meliputi sebagian hilir wilayah kabupaten di Pantai Timur dengan
pola aliran sungai yang menyebar ke arah pantai.

B.

Jenis Tanah

Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh bahan induk dan iklim, sedangkan
penyebaran jenis tanah dipengaruhi oleh bentuk lahan. Kabupaten Lampung Timur didominasi
oleh jenis tanah podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning. Tabel 2.12 menyajikan jenis
tanah yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

41

Tabel2.12
Jenis Tanah dan Penyebarannya di Kabupaten Lampung Timur
Kecamatan

Jenis Tanah

1.

Metro Kibang

Asosiasi podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning

2.

Batang Hari

Asosiasi podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning

3.

Sekampung

Asosiasi podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning

4.

Jabung

Latosol coklat kemerahan + latosol merah + hidromorf kelabu + alluvial


hiromorf

5.

Labuhan Maringgai

Regosol coklat kuningan + alluvial hidromorf + latosol merah

6.

Way Jepara

Latosol coklat kemerahan + latosol merah kekuningan& latosol + allwial


coklat kelabu + podsolik menah kuning

7.

Sukadana

Asosiasi podsolik kekuningan & podsolik merah kuning

8.

Pekalongan

Asosiasi podsdik kekuningan dan podsolik merah kuning, serta latosol coklat
kemerahan

9.

Raman Utara

Asosiasi podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning

10.

Purbolinggo

Asosiasi podsdik kekuningan dan podsolik merah kuning

11.

Sekampung Udik

Latosol coklat kemerahan + latosol merah + hidromorf kelabu + allwial


hiromorf

12.

Marga Tiga

Asosiasi podsdik kekuningan & podsolik merah kuning

Sumber: RUTR Dati ll Lampung Tengah, 1992

C.

Kondisi Hidroloqi
Sumber air di Kabupaten Lampung Timur terutama berasal dari sungai dan air tanah. Di

Kabupaten Lampung Timur terdapat 37 sungai dan 2 (dua) DAS, namun wilayah Kabupaten
Lampung Timur merupakan daerah penerima, sementara hulu sungai umumnya berada di
Kabupaten

lain.

Sungai-sungai yang berhulu di wilayah Barat melintasi Kabupaten Lampung

Timur menuju ke Timur dan bermuara di Laut Jawa. DAS Sekampung dan DAS Way Jepara
merupakan daerah aliran sungai potensial untuk kegiatan pertanian

di Kabupaten

Lampung

Timur.

Badan sungai umumnya mengalami sedimentasi oleh erosi di daerah hulu, sehingga

menyebabkan penyempitan muara sungai. Di antaranya muara Way Sukadana telah


mengalami penyempitan yang mengakibatkan banjir pada musim penghujan. Proses erosijuga
mengakibatkan kualitas air sungai menjadi keruh.

D.

Kemampuan Tanah
Ditinjau dari kondisi topografinya maka Kabupaten Lampung Timur memiliki dataran

yang relatif luas. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur memiliki kelerangan 0
2o/o. Di beberapa tempat memiliki kelerengan 2

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

- 15o/o, yaitu di Kecamatan Sukadana, Marga


42

Tiga, Jabung, dan Labuhan Maringgai. Daerah perbukitan dengan kemiringan 15

4oo/o

terdapat di Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai.

Sedangkan ditinjau dari kedalaman efektif tanahnya, sebagian besar wilayah


Kabupaten Lampung Timur memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm. Di beberapa
daerah kedalaman efektifnya antara 60

90 cm, yaitu di bagian Timur Kecamatan Jabung dan

Purbolinggo,
Tekstur tanah di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar merupakan lekstur sedang

sampai halus. Tekstur tanah kasar tersebar di bagian Selatan dan Barat Kecamatan Jabung,
serta di bagian Barat Kecamatan Sekampung Udik.

Berdasarkan kapasitas drainasenya, Kabupaten Lampung Timur terdiri atas

(tiga)

kelompok, yaitu kawasan yang tidak pemah tergenang, kadang-kadang tergenang, dan terus
menerus tergenang. Sebagian besar lahan termasuk kawasan yang tidak pernah tergenang

dan hanya sebagian kecil kawasan yang tergolong sering tergenang, yaitu di Kecamatan
Labuhan Maringgai.

Sedangkan berdasarkan potensi erosi, kawasan di bagian Barat Kecamatan


Sekampung Udik dan perbatasan Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai merupakan
kawasan rawan erosi.

E.

Kesesuaian Lahan
Penilaian kesesuaian lahan ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan secara

lestari. Pengelompokan kelas lahan adalah sebagai berikut (RePPProt, 1988)


Kelas

51 :

Sesuai, dimana penggunaan tetap untuk tipe yang dipertimbangkan diharapkan


memberikan hasil produksi yang cukup tanpa merusak sumberdaya lahan.

Kelas

52 :

Sesuai Bersyarat, lahan membutuhkan masukan tambahan agar sesuai bagi


penggunaan secara tetap untuk tipe yang dipertimbangkan. Masukan dapat
meliputi tindakan konservasi tanah dan air, teras bangku, pengendalian air,
pengelolaan perkebunan, pemupukan, infrastruktur, dan sebagainya.

Kelas

Tidak Sesuai, lahan memiliki mutu yang tidak sesuai untuk penggunaan secara
tetap bagi tipe yang dipertimbangkan.

Gambar 2.9 menyajikan sistem lahan di Kabupaten Lampung Timur.

Dalam program pengembangan pertanian perlu dipertimbangkan kesesuaian lahan


potensial dan tingkat masukan (input) yang diperluKan. Penilaian kesesuaian lahan potensial

untuk tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, tanaman tahunan,
perikanan, dan peternakan tertera pada lampiran.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

43

KABUPATEN
TAMPUNG TENGAH

.,6i.-'- t

,''8^"')l'
l(m
"..\

.r.- m.

=?'c-q

KOTA
METRO

-*

\ /\.-.
_l

*,

r..\

,h

&r

<d
I(ABUPATEN

IAIIPUNG SETATAN
ORIENTASI

a._

io'T^

i)

RENCANA TATA RUANG WII.AYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Gdrnber ZE

KEIER^TGAI{:

F=l

BATASTGBuPATEII

JAIrNNEGARA

:n-n
|-Ol

F-

JAul{pRoptNSl

KEDA|.AI|Afl

I.EREIIG

T--l

0-

216

I 2-15r
815./OX
f---l >{99

nIXoTATGBUP TEN

B{r<orAKEc nArArl

DAuu

$ilcl

IEIGNNTA{A}I
Harlsc&l)

Tn
fll

ScdsrSLltrytrrg)

f-3-l

lGsa(Fdsi1

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

EFEKNFTAT{AII

TT-l >g0dr
fT-l 60-90crn
l-d'l

30-60m

fT.l

<30crn

PETA KEMAi' PUAN LAHAT.I

IGBUPATEN ISilIPUNG TIMUR

stda:l T I

EROSI

Frl

trcr<rca rrc*

TF-'l Ma&od

t9

r5r(n

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


I(ETEMIAI{:

F=l

BAT

sKAaPAtEI

Ir.otl lt

fs

F=
F:=
n-n
|-6.1

R|

AR 0

lrlr

g,tIGA'ALUR

tBrlsl

UAITNAANG

fBor

SUsrn{(re|

JAUflTGGAR^

|8--Nl

8A(rufi

t-ft]

JAur{pRop$61

tFsM

Gttilt|Gs^LorG

IELvR

TE{

t3ilo

$IGATEUilG

Ito{n

loRAl{Jl

3u(orAxEcrflATAfl
o^N u

fFrKl

S RASGTOIOX

fsBGl

$EB ilG^t.,

iErrl

8UTI

gfiroT

F--
Rl $rcl

aP

tml
l-KU-l

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

XIAR,
8XGKU-U

lffit

@fr
t-ffi]

fiI'G

SISTEM LAHAN

IGBUPATEN

AMPUNG TIMUR

SANJARITWAS

o?stt0l5l(n

IqHAYA{

ilEroAw l
SOLOK

45

2.2.3 Perekonomian Wilayah


2.2.3.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian

di Kabupaten Lampung Timur diidentifikasi melalui

nilai

PDRB kabupaten. Oleh karena pada awalnya Kabupaten Lampung Timur bergabung dengan
Kabupaten Lampung Tengah, maka gambaran pertumbuhan ekonomi hingga tahun 1996 dikaji

melalui peningkatan PDRB Lampung Tengah. Pada tahun 1993 sampai 1996, perekonomian
Lampung Tengah mengalami perkembangan dengan laju pertumbuhan mencapai7,02o/o per
tahun dan pada tahun 1996 nilai PDRB Lampung Tengah tercatat sebesar Rp 2.063.803 juta.
Laju pertumbuhan tersebut berada di bawah laju pertumbuhan Propinsi Lampung yang tercatat
sebesar 7,92o/o per tahun.

Walaupun laju pertumbuhannya lebih rendah, namun Kabupaten Lampung Tengah


pada tahun 1996 memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Propinsi Lampung, yaitu
mencapai 30%. Haltersebut selain dipengaruhi oleh luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah,

juga dipengaruhi oleh keberadaan kegiatan pertanian dan industri yang cukup maju serta dilalui
oleh jalur regional antar propinsi yang cukup padat. Pada tahun 1999 dilakukan pemekaran

wilayah Kabupaten Lampung Tengah menjadi Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten


Lampung Timur, dan Kota Metro.

Secara sektoral, perekonomian Lampung Tengah di dominasi oleh kegiatan pertanian


sebagaimana ditunjukkan oleh kontribusinya sebesar40,99% pada tahun 1996, terutama yang

berasal dari subsektor tanaman bahan makanan (22,35Yo). Sektor lain yang berperan cukup
besar di Lampung Tengah adalah sektor industri dengan kontribusi sebesar 16,460/", dan sektor
perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sebesar 15,17o/o.

Kontribusi sektor tersier lainnya, seperti bangunan, jasa, keuangan, angkutan, dan
listrik terhadap PDRB relatif terbatas. Sedangkan sektor primer yang memiliki kontribusi rendah
adalah sektor pertambangan dan penggalian.

'

Nilai PDRB Lampung Tengah pada tahun 1993-1996 tertera pada Tabel 2.13, 2.14, dan

2.15.
Sektor-sektor yang memiliki laju pertumbuhan tinggi umumnya adalah sektor tersier,
terutama sektor listrik dan air bersih, dan sektor bangunan, walaupun kontribusi terhadap PDRB
Lampung Tengah relatif rendah. Sedang sektor primer seperti pertambangan dan penggalian

yang juga memiliki kontribusi rendah mencatat laju pertumbuhan relatif lebih tinggi
diba.ndingkan sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai sektor utama justru memiliki laju
pertumbuhan yang rendah, yaitu sekitar 3,640/o per tahun antara tahun 1993 sampai 1996.
Subsektor pertanian yang memiliki

laju pertumbuhan tinggi pada periode tersebut

adalah

petemakan dan kehutanan. Sedang laju pertumbuhan rata-rata subsektor tanaman pangan

yang memiliki kontribusi terhadap PDRB terbesar hanya sebesar 2,39o/o. Laju pertumbuhan

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

sektor pertanian secara keseluruhan sangat fluktuatif, dengan perbedaan penurunan dan
peningkatan laju pertumbuhan yang besar.

Tabel2.13
PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Harga Konstan 1993
Tahun 1993-1996 (Juta Rupiah)

No
1.

Lapangan Usaha

1994

1993

1995

1996

Pertanian

762.433

743.526

810.375

845.990

a. Tanaman Bahan Makanan

435.191

400.331

460.406

461.200

b. Tanaman Perkebunan

149.745

143.227

136.498

156.904

c. Peternakan

130.754

1s1.802

163.120

174.076

d. Kehutanan

443

543

596

654

e. Perikanan

46.300

47.623

49.755

53.156

Pertambangan dan Penggalian

31.'178

34.478

41.341

48.991

Industri Pengolahan

255.4i!6

287.940

313.653

339.760

a. Industri Besar dan Sedang

202.724

230.669

251.403

260.769

52.712

57.271

62.250

78.991

Listrik dan Air Bersih

3.680

4.767

5.411

8.676

a. Listrik

3.210

4.067

4.482

7.663

470

700

929

1.013

94.392

't31.816

160.696

188.634

Perdagangan, Hotel, & Restoran

260.073

271.251

294.531

313.'t65

a. Perdagangan Besar & Eceran

2U.428

254.676

276.976

295.379

188

205

217

245

c. Restoran / Rumah Makan

15.457

16.370

17.338

17.541

Angkutan dan Komunikasi

59.375

69.708

77.068

84.329

a. Pengangkutan

54.470

63.916

70.289

74,775

4.905

5.792

6.779

9.554

59.89'l

65.795

71.863

77.875

a. Bank

5.949

6.411

8.125

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank

1.077

1.663

1.828

2.012

52.791

57.619

61.799

64.804

b. Industri Kecil & Kerajinan RT

b. Air Bersih

Bangunan

b. Hotel

b. Komunikasi
Keuangan, Persewaan, & Jasa

c. Sewa Bangunan
d. Jasa Perusahaan

10.941

74

102

111

118

Jasa-jasa

145.577

150.032

153.529

156.382

a. Pemerintahan Umum

121.831

124.194

126.385

128.722

b. Swasta

23.746

25.838

27.144

27.660

Jumlah

1.672.035

1.759.313

Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 1998

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TtM UR

1.928.467

2.063.802

Tabel2.14
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah
Berdasarkan Harga Konstan 1993 Tahun 1993-1996 (%)

No.
1.

6.

7.

9.

Lapangan Usaha

1993

1994

1995

1996

Pertanian

45,60

42,26

42,02

40,99

a. Tanaman Bahan Makanan

26,03

22,75

23,87

22,35

b. Tanaman Perkebunan

8,96

8,14

7,08

7,60

c. Peternakan

7,82

8,63

8,46

8,43

d. Kehutanan

0,03

0,03

0,03

0,03

e. Perikanan

2.77

2,71

2,58

2,58

Pertambangan dan Penggalian

1,86

1,96

2,14

2,37

Indushi Pengolahan

15,28

16,37

16,26

16,46

a. Industri Besardan Sedang

12,12

13,11

13,04

12,64

b. lndustri Kecil & Kerajinan RT

3,15

3,26

3,23

3,83

Listrik dan Air Bersih

0,22

0,27

0,28

0,42

a. Listrik

0,19

0,23

0,23

0,37

b. Air Bersih

0,03

0,04

0,05

0,05

Bangunan

5,65

7,49

8,33

9,14

Perdagangan, Hotel, & Restoran

't5,55

15,42

15,27

15,17

a. Perdagangan Besar & Eceran

14,62

14,r4

14,36

14,31

b. Hotel

0,01

0,01

0,01

0,01

c. Restoran / Rumah Makan

0,92

0,93

0,90

0,85

Angkutan dan Komunikasi

3,55

3,96

4,00

4,09

a. Pengangkutan

3,26

3,63

3,64

3,62

b. Komunikasi

0,29

0,33

0,35

0,46

Keuangan, Persewaan, & Jasa

3,58

3,74

3,73

3]7

a. Bank

0,36

0,36

0,42

0,53

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank

0,06

0,09

0,09

0,10

c. Sewa Bangunan

3,16

3,28

3,20

3,14

d. Jasa Perusahaan

0,00

0,01

0,01

0,01

Jasa-jasa

8,71

8,53

7,96

7,58

a. Pemerintahan Umum

7,29

7,06

6,55

6,24

b. Swasta

1,42

1,47

1,41

1,34

Jumlah

100,00

100,00

100,00

100,00

Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 1998

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel2.15
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Tengah
Berdasarkan Harga Konslan 1993 Tahun 1993-1996 (%)

No.

Lapangan Usaha

1. Pertanian

3,64

a. Tanaman Bahan Makanan

-8,0'l

15,01

0,17

2,39

b. Tanaman Perkebunan

4,35

4,70

14,95

1,97

c. Petemakan

16,10

7,46

6,72

10,09

22,57

9,76

9,73

14,02

2,86

4,48

6,84

4,72

Pertambangan dan Penggalian

10,58

19,91

18,50

16,33

Industri Pengolahan

12,72

8,93

8,32

ooo

a. Industri Besardan Sedang

13,78

8,99

3,73

8,83

8,65

8,69

26,89

14J5

Listrik dan Air Bersih

29,54

13,51

60,34

34,46

a. Listrik

26,70

10,20

70,97

35,96

b. Air Bersih

48,94

32,71

9,04

30,23

39,65

21,91

17,39

26,31

Hotel, & Restoran

4,30

8,58

6,33

6,40

a. Perdagangan Besar & Eceran

4,19

8,76

6,64

6,53

b. Hotel

9,04

5,85

12,90

9,27

c. Restoran / Rumah lvlakan

5. Bangunan
6. Perdagangan,

8.

5,91

5,91

1,17

4,33

Angkutan dan Komunikasi

17,40

10,56

9,42

12,46

a. Pengangkutan

17,34

9,97

6,38

11,23

b. Komunikasi

18,08

17,04

40,94

25,35

Keuangan, Persewaan, &Jasa

9,86

9,22

8,37

9,'t5

a. Bank

7,77

26,74

34,66

23,05

54,41

9,92

10,07

24,80

c. Sewa Bangunan

9,15

7,25

4,86

7,09

d. Jasa Perusahaan

37,84

8.82

6,31

17,66

Jasa-jasa

3,06

2,33

1,86

2,42

a. Pemerintahan Umum

1,94

1,76

1,85

1,85

b. Swasta

8,81

5,05

1,90

5,26

Jumlah

5,22

9,61

7,02

7,28

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank

9.

Laju RahRata

4,39

b. lndustri Kecil & Kerajinan RT

7.

1996

8,99

e. Perikanan

4.

1995

-2,48

d. Kehutanan

2.
3.

1994

Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 1998

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Berdasarkan gambaran perekonomian Propinsi Lampung, pada tahun 1997-1998


terjadi penurunan laju perekonomian yang cukup besar, yaitu mencapai-8 %padatahun 1998.
Penurunan faju pertumbuhan sektor pertanian sebagai sektor utama mencapai 4,21o/o pada

tahun 1 997, namun tahun 1 998 meningkat kembali menjadi 4o/o. Hal ini memperlihatkan bahwa
pada kondisi perekonomian yang sulit, sektor pertanian mampu bertahan sebagai sumber
aktifitas perekonomian, dimana sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan peikerjaan pada

masa tersebut telah memasuki sektor pertanian untuk memperoleh sumber pendapatan.
Gambaran perekonomian Propinsi Lampung juga mencerminkan perkembangan perekonomian
di Kabupaten Lampung Timur.

Pada tahun 1997-1998, laju pertumbuhan PDRB Lampung Timur mengalami


penurunan hingga

l,l9o/o,

namun masih berada di atas laju pertumbuhan propinsi yang turun

drastis hingga -8%. Dominasi kegaatan pertanian yang menonjol menyebabkan penurunan laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur tidak sebesar Propinsi Lampung. Penurunan
laju terbesar terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, serta seklor konstruksi, sedang

sektor pertanian dan listrik mampu bertahan dengan pertumbuhan positif.


Peningkatan PDRB Kabupaten Lampung Timur yang dibentuk oleh sektor pertanian

sangat besar, dengan laju mencapai 7,75o/o. Pertumbuhan yang besar terutama terjadi pada
sub sektor perikanan (16,54%), kehutanan (14,68), dan tanaman pangan (12,27o/o). Kontribusi
sektor pertanian di Lampung Timur pada tahun 1998 tercatat sebesar 55,37o/o meningkat dari
49,24Vo pada tahun 1997. Sumbangan terbesar dari sektor pertanian terutama berasal dari

subsektor tanaman pangan, yaitu sebesar 33,32To. Sektor lainnya yang memiliki kontribusi
refatif besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yaitu 14,81o/o. Sedangkan sektor

industri belum berkembang ditandai oleh sumbangannya yang rendah terhadap PDRB
Lampung Timur, yaitu hanya 7,01o/o atau berada pada urutan keempat setelah sektor
konstruksi. Tabel 2.16 dan Tabel 2.17 menunjukkan nilai PDRB Lampung Timur tahun 1997
dan 1998.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel2.16
PDRB Kabupaten Lampung Timur Berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan 1993

Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah)

Harga Konstan

Harga Berlaku
Lapangan Usaha

No.

1997
1.

648.581

1.235.419

a. Tanaman Bahan Makanan

346.792

751.276

129.089

182.250

85.511

129.475

783

1.206

e. Perikanan

86.406

171.212

c. Peternakan
d. Kehutanan

227.964
27.912
63.302
578

59.022

23.093

25.450

17.653

10.695

23.093

25.450

17.653

10.695

Industri Pengolahan

70.142

90.687

53.386

47.974

a. IndustriTanpa Migas

70.142

90.687

53.386

47.974

Listrik dan Air Bersih

3.728

4.525

2.785

3.097

a. Listrik

3.213

3.953

2.438

2.807

515

572

347

290

Konstuksi

116.326

103.600

87.848

56.090

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

180.160

278.456

109.640

101.342

a. Perdagangan Besar dan Eceran

172.286

266.314

103.433

95.787

24

22

20

18

7.850

12.120

6.187

5.537

c. Restoran / Rumah lr/akan


Transportasi dan Komunikasi

35.657

36.381

30.624

29.142

a. Transportasi

34.279

34.469

29.485

27.852

b. Komunikasi

1.378

1.912

1.139

1.290

34.790

50.025

24.362

23.437

Keuangan, Persewaan, Jasa Perush.


a. Bank

145

1.902

689

799

1.151

445

331

32.075

48.156

22.496

22.946

14

29

13

15

Jasa-jasa

48.419

60.825

36.147

33.521

a. Pemerinbhan Umum

40.084

48.977

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank


c. Sewa Bangunan
d. Jasa Perusahaan

-----

30.054
67.291
504
50.647

378.778

Pertambangan dan Penggalian

b. Hotel

9.

351.538
203.042

a. Penggalian

b. Air Bersih

7.

1998

1997

Perhnian

b. Tanaman Perkebunan

4.

1998

b. Swasta:

8.335

4.711

27.274

6.835

6.247

5.180

3.644

3.091

103

108

49

3.463

6.565

3.083

3.107

1.160.896

1.885.368

713.983

684.076

3. Perorangan dan Rumah Tangga

Sumber: Ringkasan PDRB Kab. Lampung Timur, BPS 1999

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

29.312

1.848

161

1. Sosial Kemasyarakatan

2. Hiburan dan Rekreasi

Jumlah

'1

1.408

Tabel2.17
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur
dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah)
Laju Pertumbuhan (%)

Kontibusi
No.

1.

Lapangan Usaha
1998

Pertanian

49,24

55,37

7,75

a. Tanaman Bahan lvlakanan

28,44

33,32

12,27

4,21

4,08

-7,13

c. Peternakan

9,42

9,25

-5,93

d. Kehuhnan

b. Tanaman Perkebunan

2.

7.

1997

0,07

0,08

14,68

e. Perikanan

7,09

8,63

16,54

Pertambangan dan Penggalian

2,47

1,56

-39,42

a. Penggalian

2,47

1,56

-39,42

Indushi Pengolahan

7,48

7,01

-10,14

a. IndustriTanpa Migas

7,48

7,01

-10,14

Listrik dan Air Bersih

0,39

0,45

11,20

a. Listrik

0,34

0,41

15,14

b. Air Bersih

0,05

0,04

-16,43

Konstruksi

12,30

8,20

-36,'t5

Perdagangan; Hotel, dan Restoran

15,36

14,81

-7,57

a. Perdagangan Besar dan Eceran

14,49

14,00

-7,39

b. Hotel

0,00

0,00

-10,00

c. Restoran / Rumah Makan

0,87

0,81

-10,51

Transporhsi dan Komunikasi

4,29

4,26

4,84

a. Transportasi

4,13

4,07

-5,54

b. Komunikasi

0,16

0,19

13,26

Keuangan, Persewaan, & Jam Perush.

3,41

3,43

-3,80

9.

1998

1997

Bank

0,20

0,02

-89,70

b. Lenbaga Keuangan tanpa Bank

0,06

0,05

-25,62

c. Sewa Bangunan

3,15

3,35

2,00

d. Jasa Porumhaan

0,00

0,00

15,38

Jasa-jasa

5,06

4,90

-7,26

a. Pemerinlahan Umum

4,11

3,99

-6,95

b. Swasta

0,96

0,91

-8,60

1. Sosial Kemaslarakatan

0,51

0,45

-15,18

2. Hiburan dan Rekreasi

0,02

0,01

-54,63

3. Perorangan dan Rumah Tangga

0,43

0,45

0,78

100,00

100,00

-4,19

Jumlah

Sumber : Ringkasan PDRB Kab. Lampung Timur, BPS 1999

RTRW K.qeupATEN LAMPUNG TIMUR

2.2.3.2 Sektor-Sektor Perekonomian

A.

Sektor Pertanian

Sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB Lampung Timur.


Kegiatan pertanian yang utama adalah pertanian tanaman pangan, yang meliputi padi, jagung,
ubi kayu, dan tanaman palawija lainnya. Dilihat dari luas panen dan jumlah produksi, tanaman
pangan yang berperan besar dalam perekonomian Lampung Timur adalah padi, jagung, dan
ubi kayu.

Luas lahan potensial yang dapat ditanami padi di Lampung Timur pada tahun 1998
mencapai 51.024 ha, dengan frekuensi tanarn antara satu atau dua kali selahun. Luas lahan
sawah dengan satu kali tanam adalah 22.840 ha dan luas sawah dengan dua kali tanam adalah

28.184 ha. Dilihat dari penyebarannya, lahan sawah terdapat hampir di seluruh kecamatan,
dengan lahan sawah terluas di Kecamatan Jabung (14.615 ha). Dari luas lahan potensial,
sawah yang memiliki irigasi teknis mencapai sekitar 52%, yaitu seluas 26.313 ha. Sedang
sawah beririgasi yang dikelola Dinas PU Lampung Timur hanya sekitar 12o/o dan luas sawah
potensial, yaitu seluas 6.311 ha.

Berdasarkan data terakhir, luas lahan sawah potensial

di

Lampung Timur adalah

53.409 ha, dengan areal sawah 1 kali tanam 22.792 ha dan dua kali tanam seluas 29.099 ha.
Luas areal terbesar adalah di Jabung sebesar 9.782 ha (sumber : Dinas Pertanian Lampung
Timur).

Tabel2.18
Luas Lahan Sawah PotensialdiKabupaten Lampung Timur

[ahun 1998 (Ha)


Frekuensi Tanam
Kecamatan
1

kali

2 kali

1.

lvletro Kibang

150

52

202

2.

Batang Hari

4.273

4.273

3.

Sekampung

3.789

3.789

4.

Jabung t)

11.267

3.348

14.615

5.

Labuhan lvlaringgai

3.845

3.885

7.730

6.

Way Jepam

4.410

2.630

7.040

7.

Sukadana

2)

8.

Pekalongan

482

2.160

z-ada'

Raman Utara

1.013

5.069

6.082

Purbolinggo

1.673

2.978

4.651

22.840

28.184

51.024

10.

Lampung Timur

Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 1998


Keterangan: tl termasuk Kecamahn Sekampung Udik, l) termasuk Kecamatan lr,larga Tiga

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR

Sawah beririgasi yang utama pada tahun 1998 berada di Kecamatan Way Jepara,
Raman Utara, Purbolinggo, Batang Hari, dan Sekampung. Jenis sawah lainnya berdasarkan
kondisi pengairan adalah sawah tadah hujan yang terdapat di Jabung, Labuhan Maringgai, dan
Raman Utara, dan sawah lebak di Jabung.
Produksi padi sawah dan padi ladang di Lampung Timur pada tahun 1998 mencapai
358.255 ton, dengan produktiffias sebesar 4,02 ton/ha. Produktifitas tersebut tercatat di atas
produktifitas rata-rata Propinsi Lampung. Swasembada beras di Lampung Timur tahun 1998
secara keseluruhan telah tercapai. Produksi padidiLampung Timurmenghasilkan 214.953 ton
beras, sedang kebutuhan setempat yang dihitung berdasarkan asumsi 150 kg/jiwaftahun hanya
600/o dari produksi

tersebut, y aitu 1 27 .820 ton.

Pengembangan tanaman

padi dimasa datang dilakukan melalui

intensifikasi

mempertimbangkan ketersediaan lahan sawah yang terbatas. Produktifitas padi sawah dapat
ditingkatkan hingga 5 ton/ha dengan dukungan pengelolaan, kualitas lahan, serta cuaca yang
baik.

Tabel2.19
Luas Lahan Sawah Beririgasi di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 1998 (Ha)

Teknis
Kecamatan
1

'1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

kali

2 kali

lvletro Kibang

Batang Hari

3.880

3.880

Sekampung

3.307

3.307

Jabung t)

Labuhan Maringgai

Way Jepara
Sukadana

z)

Pekalongan
Raman Ulara
Purbolinggo

125

992

1.117

3.190

1.685

4.875

1.912

1.912

2.550

2.550

936

3.274

4.210

2.665

1.797

4.462

19.397

26.313

Lampung Timur

Sumber: Dinas Pertanian Lampung Timur


Keterangan : t) termasuk Kecamatan Sekampung Udik,

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR

z)

termasuk Kecomabn lr,brga Tiga

54

Tabel2.20
Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Padi

di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998


Luas Panen
(Ha)

Kecamahn

t'fl*[Xf'

Produksi[on)

't.

[4etro Kibang

1.167

3.499

3,00

2.

Batang Hari

6.919

33.086

4,78

Sekampung
Jabung tt

8.720

39.984'

4,59

4.

20.468

72.774

3,56

5.

Labuhan Maringgai

11.077

42.756

3,86

6.

Way Jepara

9.950

37.847

3,80

7.

Sukadana

1.833

41.872

3,54

8.
o

Pekalongan

4.868

22.893

4,70

Raman Utara

7.354

30.610

4,16

10.

Purbolinggo

6.843

32.934

4,81

r)

Lampung Timur

89.199

4,02

Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998


Keterangan : t) termasuk Kecamahn Sekampung Udik,

z)

termasuk Kecamatan ft,larga Tiga

Selain tanaman pangan lahan basah, tanaman lahan kering atau palawija juga menjadi

produksi utama di Lampung Timur, terutama jagung dan ubi kayu. Luas panen jagung pada
tahun 1998 lebih luasdari padi, yaitu mencapai 119.381 ha. Dengan produktifitas jagung yang
cukup tinggi, yaitu 3,03 ton/ha, maka produksi yang dihasilkan mencapai 361.291 ton. Luas dan

produksi jagung terbesar terdapat

di Kecamatan Jabung. Kecamatan lainnya yang

adalah Way Jepara, Labuhan Maringgai, Sukadana, dan Metro Kibang.

Tabel2.21
Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Jagung

Kabupaten Lampung Timur Tahun'l 998

No.

Kecamatan

Luas Panen
(Ha)

Produksi fl'on)

Produktr'fitas

fl'or/Ha)

lvletro Kibang

8.784

27.819

3,17

Batang Hari

4.169

12.682

3,04

Sekampung
Jabung tt

16.254

3,06

48.421

Labuhan Maringgai

13.830

42.873

3,10

Way Jepara

19.035

56.631

_2_.9q

2)

Sukadana

5.305

145.941

3,01

12.342

36.370

2,95

Pekalongan

2.126

6.487

3,05

Raman Utara

2.208

6.541

2,96

Purbolinggo

3.161

9.693

3,07

119.381

361.291

3,03

Lampung Timur

Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998


Keterangan : 1)termasuk Kecamatan Sekanrpung Udik, e)termasuk Kecamabn Marga Tiga

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

potensial

Tanaman ubi kayu pada tahun 1998 mencatat luas panen 21.253 ha dengan produksi
sebesar

237 .951

ton. Produktifitas tanaman ubi kayu mencapai 11,19 ton/ha. Produksi ubi kayu

terbesar terdapat di Sukadana, Way Jepara, Jabung, dan Raman Utara.

Tabel2.22
Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas UbiKayu
Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kecamatan

Luas Panen
(Ha)

Produksi[Ion)

Produkffitas

Oor/Ha)

lv'leho Kibang

709

7.945

11,21

Batang Hari

921

10.536

11,M

Sekampung

530

5.393

10,18

2.909

33.335

't1,46

712

7.522

10,56

Way Jepara

3.103

33.510

10,80

z)

8.514

95.835

463

5.248

Raman Utara

2.000

23.460

11,73

Purbolinggo

1.392

15.16i

10,90

21.253

237.951

1't,20

Jabung

r)

Labuhan Maringgai

Sukadana

Pekalongan

Lampung Timur

11,26
1

1,33

Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998


Keterangan : t) termasuk Kocamahn Sekampung Udik, z,termasuk Kecamatan lUarga Tiga

Jenis tanaman palawija lainnya adalah ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang
hijau. Produksinya tersebar di sernua kecamatan dengan jumlah yang hampir merata. Tanaman

ubijalar banyak terdapat di Kecamatan Sukadana, Batang Hari, dan Purbolinggo. Sedangkan
kedelai lebih berkembang di Kecamatan Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sukadana. Propinsi
Lampung merupakan salah satu kawasan yang dikembangkan menjadi sentra produksi kacang
kedelai dalam rangka mengurangi impor kedelai dari luar negeri.

Menurut harga komoditas, jenis tanaman kacang tanah menempati urutan teratas,
diikuti oleh kacang kedelai, kacang hijau, beras, jagung dan ubi jalar, denganubi kayu pada
harga terendah. Peningkatan harga komoditas rata-rata antara tahun 1997-1998 tercatat di atas
looo/o.

Selain tanaman padi dan paiawUa, jenis tanaman pangan lainnya yang cukup menonjol

di Lampung Timur adalah buah-buahan, dengan produksi utama pisang, pepaya, rambutan,
dan nangka.

Kegiatan perkebunan di Lampung Timur tidak menunjukkan kontribusi yang signifikan

terhadap PDRB, yaitu sekitar 4,08o/o pada tahun 1998. Pada periode krisis perekonomian
(1997-1998), laju pertumbuhan subsektor tersebut menurun menjadi -7,13o/o. Sebagian besar

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

qA

lahan perkebunan merupakan perkebunan rakyat, yaitu seluas 39.227,98 Ha pada tahun 1998
dengan produksi sebesar 27.218,14 ton. Komoditi dengan areal dan produksi terbesar adalah
kelapa dalam, diikuti lada, kakao, dan

kopi.

Sedang produktifitas tinggi tercatat pada jenis

tanaman semusim, yaitu lengkuas, kencur, jahe, kunyit, aren, dan temulawak.

Tabel2.23
Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat
Kabupaten Lampung TimurTahun 1998

Jenis Komoditi

1.

Kelapa Dalam

2.

Luas Areal

Produksi

Produktifitas

(Ha)

Oon)

ftor/Ha)

22.585,50

16.618,74

0,74

Lada

9.677,50

5.832,55

0,60

3.

Kakao

2.399,90

1.389,48

0,58

4.

Kopi

1.632,58

634,58

0,39

5.

Kelapa Hibrida

648,00

319,22

0,49

o.

Vanili

619,50

39,70

0,06

7.

Cabe Jawa

502,10

217,50

0,43

8.

Cengkeh

391,75

17,72

0,05

Karet

188,50

5,30

0,03

10.

Kapuk

136,00

43,65

0,32

11.

Kelapa Sawit

88,50

0,00

0,00

12.

Jahe

97,00

667,50

6,88

13.

Kunyit

73,15

412,43

5,64

't4.

Lengkuas

40,00

345,50

8,64

15.

Aren

40,00

204,00

5,10

16.

Temulawak

37,00

188,70

5,10

17.

Kencur

33,00

259,50

7,86

18.

Pinang

16,80

13,67

0,81

19.

Tembakau

12,00

4,80

0,40

20.

Kayu lilanis

9,00

3,60

0,40

39.227,78

27.218,14

0,69

Jumlah

Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 1998

Pada tahun 2000, luas dan produksi tanaman perkebunan mengalami peningkatan
besar, dimana luas areal perkebunan rakyat menjadi 43.554,75 ha dengan produksi sebesar
49.758,23 ton. Jenis komoditi yang mengalami peningkatan luas areal adalah kelapa dalam,
lada, kakao, kelapa sawit, karet, dan kapuk. Sedangkan kopi, vanili, dan cabe jawa mengalami
penurunan luas areal. Pengembangan kawasan perkebunan rakyat dapat dilakukan dengan
adanya potensi lahan pengembangan seluas 28.995 ha.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR

57

Tabel2.24
Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000

Jenis Komoditi

1. Kelapa Dalam
2. Lada
3. Kakao
4. Kopi
5. Kelapa Hibrida
6. Cabe Jawa
7. Kelapa Sawit
8. Karet
9. Kapuk
10. Vanili
11. Aren
12. Jahe
13. Pinang
14. Cengkeh
15. Kencur
16. Kunyit
17. Wijen
18. Lengkuas
'19. Kayu Manis
20. Temulawak
21. Tembakau
22. Pala
Jumlah

Produktifihs

PotensiPengem-

Luas Areal

Produksi

(Ha)

0on)

27.042,00

39.650,70

'l,47

4.987,00

fl'or/Ha)

bangan (Ha)

9.975,25

5.676,30

0,57

4.876,00

2.748,25

1.690,40

0,62

3.372,00

1.463,00

665,40

0,45

172,00

0,89

472,00

492,50

'140,34

488,50

247,59

0,51

878,00

374,00

0,00

0,00

4.916,00

263,00

34,50

0,13

4.934,00

178,00

35,29

0,20

431,00

167,00

27,00

0,16

553,00

59,00

296,50

5,03

269,00

57,50

36'1,50

6,29

355,00

57,00

13,95

0,24

803,00

52,00

7,80

0,15

511,00

36,00

200,50

5,57

278,00

31,00

200,00

6,45

114,00

22,50

22,50

1,00

495,00

21,50

137,50

6,40

284,00

9,00

0,00

0,00

46,00

7,75

46,75

6,03

80,00

8,00

3,71

0,46

129,00

0,00

40,00

43.554,75

49.758,23

1,14

28.995,00

Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur, 2001

Catatan pada tahun 1998 menunjukkan bahwa perkebunan rakyat yang terluas
terdapat di Kecamatan Labuhan Maringgai, Sukadana, Jabung, dan Way Jepara. Keempat
kecamatan tersebut memiliki luas areal dan produksi terbesar untuk semua komoditi utama
perkebunan, yaitu kelapa dalam, lada, kakao, kopi, kelapa hibrida, dan vanili (l-abel 2.25 dan

Tabel2.26).
Tanaman lada yangrn_erupakan komoditi kedua terbesar di Lampung Timur merupakan
komoditi ekspor yang telah memiliki pasar mancanegara, terutama lada hitam 'Lamphong Black

Pepper' yang berasal dari Sukadana. Tanaman lada ini tersebar di Kecamatan Sekampung

Udik, Jabung, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Sukadana, dan Marga Tiga. Di samping
tanaman lada anorganik, juga dikembangkan tanaman lada organik seluas 286,90 Ha di
Labuhan Maringgai dengan pproduksi sebesar 242 ton yang seluruhnya diekspor ke Amerika

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

5a

Serikat. Di samping itu terdapat 4.876 ha lahan potensial bagi pengembangan tanaman lada di
masa mendatang.

Tabel2.25
Luas Areal Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi

di Lampung Timur Tahun 1998 (Ha)

Kecamatan

No.

1. Metro Kibang
2. Batang Hari
3. Sekampung
4. Jabung rt
5. Labuhan Maringgai
6. Way Jepara
7. Sukadana
8. Pekalongan
9. Raman Utara
z)

10.

Purbolinggo
Lampung Timur

Hffi Lada Kakao Kopi lfllffi

Vaniti

265,00

0,00

44,00

51,00

6,00

0,00

904,00

0,00

42,25

39,40

12,85

0,00

645,50

0,00

2,25

2,25

4,00

0,00

3.497,00

3.131,50

334,00

518,75

451,50

508,50

8.110,00

3.572,00

651,25

585,25

34,00

14,00

3.118,00

235,00

1.12',1,75

104,75

20,00

0,00

3.881,00

2.739,00

126,00

303,00

75,00

97,00

933,00

0,00

39,90

1,18

'10,65

0,00

317,00

0,00

15,50

5,00

19,00

0,00

915,00

0,00

23,00

12,00

15,00

0,00

22.585,50

9.677,50

2.399,90

1.632,58

648,00

619,50

Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998


Keterangan : 1)termasuk Kecamahn Sekampung Udik,

4 termasuk Kecamabn

lrrlarga

Tiga

Tabel2.26
Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi
Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 CIon)

No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kecamatan

Hffi Lada Kakao Kopi lffiH

Vaniti

tvteho Kibang

147J0

0,00

1't,50

19,20

4,80

Batang Hari

620,90

0,00

8,05

6,82

10,05

0,00

Sekampung

475,20

0,00

0,28

0,90

2,80

0,00

Jabung tt

2.513,70

1.532,25

135,10

157,00

207,38

31,70

Labuhan lilaringgai

7.260,75

1.865,40

360,76

217,20

22,10

2,00

Way Jepara

3.399,50

81,80

760,00

25,00

19,00

0,00

z)

1.229,59

2.353,10

98,42

199,21

40,50

6,00

Pekalongan

346,60

0,00

i,t2'

2,65

2,14

0,00

Raman Ubra

182,00

0,00

2,25

1,80

6,50

0,00

Purbolinggo

442,80

0,00

7,20

4,80

3,95

0,00

16.618,74

5.832,55

1.389,48

634,58

3',19,22

39,70

Sukadana

Lampung Timur

0,00

Sumber: Lampung Timur dalam Angka 1998


Keterangan : rltermasuk Kecamatan Sekampung Udik, 4 termasuk Kecamatan lvlarga Tiga

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

qo

Di Lampung Timur juga terdapat perkebunan besar yang dikelola oleh negara dan
swasta dengan luas 7,212,31 ha pada tahun 1998 (tergabung dengan Kabupaten Lampung
Tengah). Komodili utama adalah kelapa sawit dengan produksi sebesar 81.480 ton, sedang
arealnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hingga tahun 1996 terdapat dua jenis
komoditi lain yang diusahakan, yaitu kelapa hibrida dan kakao, namun dihentikan sejak tahun
1997. Luas areaf dan produksiperkebunan negara diLampung Tengah tertera padaTabel2.27.

'Tabel2.27
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara

di Lampung Tengah Tahun 1998

1994

1995

1996

1997

1998

Luas Areal (Ha):


Kelapa Sawit

6.671,00

6.671,00

6.277,00

7.212,31

Kelapa Hibrida

104,00

104,00

104,00

0,00

0,00

Kakao

104,00

104,00

104,00

0,00

0,00

6.879,00

6.879,00

6.485,00

7.212,31

7.212,31

80.859,00

18.479,80

81.479,50

81.480,00

81.480,00

215,60

261,90

261,86

0,00

0,00

0,00

40,60

40,61

0,00

0,00

81.074,60

18.782,30

81.781,97

81.480,00

81.,180,00

Jumlah

7.212,31

Produksi fl-on):
Kelapa Sawit
Kelapa Hibrida
Kakao

Jumlah

Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998

Luas perkebunan besar yang dikelola swasla pada tahun 1998 mencapai 35.500 ha

dengan jenis komoditi utama tebu. Komoditi lainnya adalah kelapa hibrida dan kakao.
Perkembangan luas areal dari tahun ke tahun mengalami penurunan, terutama untuk jenis
-kelapa hibrida dan kakao. Produksi tebu hingga tahun 1998 mencapai 230.835 ton, sedang

kelapa hibrida sebesar 14.400 ton dan kakao sebesar 600 ton. Luas areal dan produksi
perkebunan besar swasta sampai tahun 1998 di Lampung Tengah tertera pada Tabel 2.28.

Sub sektor kehutanan memiliki peranan yang besar dalam perkembangan wilayah
Lampung Timur. Keberadaan hutan pada Taman Nasional Way Kambas sebagai kawasan

lindung dengan luas yang signifikan tefiadap luas kabupaten merupakan salah satu aset
wilayah Lampung Timur, di samping adanya hutan produksi. Sebagai kawasan wisata, hutan
suaka margasatwa Way Kambas telah dikenal luas, khususnya bagi wisatawan minat khusus

(special interesf). Luas kawasan hutan

di

Lampung Timur tahun 1998 tercatat sebesar

81.245,O4 Ha yang terdiri dari kawasan hutan lindung, hutan suaka margasatwa, dan hutan
produksi.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel2.28
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta

di Lampung Tengah Tahun 1998


Komoditi

1994

1995

1996

5.445,00

5.445,00

0,00

0,00

5.348,00

900,00

900,00

1.668,00

600,00

600,00

1998

Luas Areal (Ha):


Kelapa Sawit

1.435,00

Kelapa Hibrida

6.153,00

Kakao

1.312,00

Tebu

Jumlah

's.:c,oo
1.668,00

35.782,00

36.635,00

36.635,00

34.000,00

34.000,00

'14.682,00

49.096,00

49.096,00

35.500,00

35.500,00

1.900,00

0,00

0,00

Produksifion):
Kelapa Sawit

86.513,00

Kelapa Hibrida

27.088,00

95,00

95,00

14.,t00,00

14.400,00

48,00

588,00

587,00

600,00

600,00

22.337,00

228.834,00

228.834,00

230.835,00

230.835,00

't35.986,00

231.417,00

231.416,00

245.835,00

245.835,00

Kakao
Tebu

Jumlah

1.900,00

Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998

Mutasi beberapa fungsi hutan di Lampung Timur, terutama hutan produksi telah terjadi
antara tahun 1993

1998. Pada tahun 1996/1997 terjadi konversi hutan produksi di Gedung

Wani, sedangkan pada tahun 1997/1998 terjadi konversi hutan di Way Kibang dan Muara
Sekampung, sehingga luas hutan produksi konversi secara keseluruhan berkurang menjadi
45.115,04 ha (Iabel 2.29).

Catatan

pada Kabupaten Lampung Tengah menunjukkan pendapatan

sebesar

Rp 34.620.086 pada tahun 1998/1999 dari produksi dan peredaran kayu bulat dan kayu olahan.

Penerimaan tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang


tercatat sebesar Rp 964.350 pada tahun 1997/1998 dan Rp 17.314.369 pada tahun 1996/1997.

Sedang penerimaan dari hasil pelelangan kayu dan hasil hutan tercatat sebesar
Rp

147 .207.709 pada

tahun 1997/1998.

Pada masa mendatang, pengembangan hutan rakyat dapat dilakukan di Kecamatan


Way Jepara dengan luas potensial 1.793 Ha dan di Kecamatan Labuhan Maringgai seluas
4.676 Ha. Lokasi potensial pengembangan hutan rakyat secara rinci dapat dilihat pada Tabel
2.30.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

61

g,

:a

@.=

xs
r.rJ 5
U'

ooo)|r)0
o_
oooo)roo
@rr)|r)-f
qqqqaq
o)

(\l

(o-

(o-

ocf,

ct

.<r

o|r)

sG{

c\I

co

o_

o-

q-F
.+d
SL>

ooo)|r)o
ooooo)tr)0

'0

(l)

6
J

'l'=

o
:<

o-

(I'

U)

o
oo

o
oo

(5
o
(g

oqt

o
oo

o
oo

t.:

c{

ooo
oooo

ooo
qq

o(\l

o
o_
o
o
<?
s

oo_
oo
1r|aqcq
ct,

o-

o
o-

o-

o-

ra)

r.-

(\t

ooooo
oo_
ooooo

=o)
.:<
, o)
EcL

abg
cl='-

c!=
;i(uE

-6Ei:
gr
o,
'?c

sa
(!tr
36

o_

G.

CT
(5:

Es
FE
U)

ooooo
ooooooo lr,

o-

(')
C!

Y,

o)_

-t
o)
ol

o
l.i
tr)

o
oo
ro
.q

(\.1

gE

(ct

|r)

at
C'
J=

'2@

\f

lr)0
(.r-

(D

=
:<

lr)

(oogo
s<.!
|r)

(U

(o-

+-;

qo
o--

(U

(otr)$c!o@

<\r

-i

(!J

Y
oE
(!
J

G'

c!
ctv
(2 dt

E5
a5!

:< .c
tnJ

oo
ooo
@

o-

(o

o
oo

o
oo

o
o_
a

oi

o
oo
@
q
CD

SE

-=E
E

:
I

(Il

U'

o(g

sfi

bF

HY
=T
=g
!I
;*
!l
!l !*P-F
'p -F'-P

co

o)

ct)

2p

(U

o,
E

c
(5
a
(g
6
=
G'

E
(['

z.

_g
(U

o)

r+
+KEo,E
dtE=
o)G(/)o,

.E

s,

S:<.u:<-c

=eE-eE
6===<y

(U

E)
c,

oE
(g

.-"

i.
c)

|r)

-o
E
U)

Tabel2.30
Luas Potensi Pengembangan Hutan Rakyat

di Lampung Timur Tahun 2001

l.

Potensi Pengembangan
(Ha)

Lokasi

No.

(Kecamahr/Desa)

1.793,00

Kecamatan Way Jepara

1.
2. Labuhan Ratu ll
3. Labuhan Ratu
4. Sumber Rejo
5. Jepara
6. SriWangi
7. Braja lndah
8. Braja Luhur
9. Braja Gemilang

77,50

Labuhan,Ratu lV

317,50
235,00

10.

ll.

22,50
240,00
288,00
95,00
67,50
170,00
280,00

Braja Fajar

4.676,00

Kecamahn Labuhan Marinqoai

1. Sadar Sriwijara
2. Way Areng
3. Teluk Dalam
4. Raja Basa 8aru
5. Sri Bawono
6. Mataram Baru
7. Kebun Damar
8. Mandala Sari
9. SriGading

1.350,00
302,50
455,00
468,50
611,00
544,00
325,00
247,50
222,50

10. Karang Anyar

150,00
6.469,00

Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehuhnan Kabupaten Lampung Timur,2001

Kegiatan peternakan yang diusahakan

di

Lampung Timur terdiri atas petemakan

hewan besar dan kecil, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi, serta petemakan
unggas seperti ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik. Populasi temak
besar dan unggas pada tahun 1998 relatif merata di seluruh kecamatan, dimana kegiatan
petemakan dapat diusahakan bersamaan dengan kegiatan pertanian lahan kering. Jumlah
rumah tangga yang mengusahakan petemakan hewan besar pada tahun 1998 mencapai
60.173 KK dan ternak unggas mencapai 19.765 KK. Perkembangan produksi daging, telur, dan

susu dari kegiatan peternakan mengalami peningkatan hingga tahun 1998, dimana krisis
perekonomian pada tahun 1997 tidak terlampau berpengaruh terhadap produksi ternak.
Pada tahun 1999, populasi ternak sapi mencapai 50.119 ekor, kambing 66.093 ekor,
ayam buras 1.483.121ekor, ayam petelur448.435 ekor, serta ayam pedaging 1.380.663 ekor.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(f,J

Sedangkan pada tahun 2000 populasi temak

di

Lampung Timur umumnya mengalarni

penurunan. Jumlah sapi potong adalah 41.720 ekor, kambing sebesar 39.812 ekor, ayam buras

1.179.326 sekor, ayam pedaging 206.800 ekor, dan ayam petelur 346.160 ekor. Populasi itik
mengalami peningkatan dari 41.999 ekortahun 1999 menjadi 47.864 ekor pada tahun 2000.
Populasi ternak tahun 1999 dan 2000 tertera pada Tabel 2.31.

Lampung Timur juga memiliki kegiatan budidaya lebah madu dan penangkaran burung

walet. Budidaya lebah madu terdapat di Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Batang
Hari, dan Sekampung.

Tabel2.31
Populasi Temak Menurut Jenisnya di Lampung Timur

Tahun 1999-2000

Jenis Ternak
t.

1999

Temak Besar

1.
2.
3.
4.

Sapi Pemh
Sapi Potong
Kerbau
Kuda

12

50.119

41.720

6.552

3.643

66.093

39.812

5.654

5.770

10.482

5.483

1.483.121

1.179.326

448.485

346.160

1.380.663

206.800

41.999

47.864

Temak Kecil

1.
2.
3.

Kambing
Domba
Babi

Temak Unooas

'

1.
2.
3.
4.

Ayam Buras
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
ttik

Surnber: Dinas Petemakan Kabupaten Lampung Timur,2001

Kegiatan Perikanan di Lampung Timur mencatat produksi yang signifikan, dimana


produksi perikanan laut mencapai 86,90lo dari total produksi perikanan. Produksi ikan lainnya
berasal dari sungai, rawa, checkdam, tambak, kolam, dan mina padi. Penghasil ikan yang
utama adalah Kecamatan Labuhan Maringgai yang berlokasi di pantai Timur Lampung Timur
dan Kecamatan Jabung. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan perikanan terbesar juga
terdapat di Labuhan Maringgaidan Jabung.

Pada tahun 1998 nilai produksi perikanan laut

di Lampung

Tengah mencapai

Rp 56,876 milyar. Angka tersebut mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan tahun
sebelumnya, yaitu sebesar

49,3o/o. Sedang nilai produksi ikan air

tawar yang terbesar diperoleh

daritambak, mencapai Rp 155,114 milyar.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

64

Potensi pengembangan lahan perikanan di Lampung Timur relatif cukup luas, dimana
pemanfaatannya pada saat ini belum optimal, diindikasikan oleh pemanfaatan lahan potensial

yang masih rendah. Untuk jenis perikanan tambak, pemanfaatan lahan potensial baru
mencapai 43,73o/o, di mana lahan potensial untuk tambak mencapai 8.000 ha dengan
pemanfaatan seluas 3.498,75

ha.

Prospek kegiatan pertambakan di masa datang cukup

menjanjikan dengan didukung oleh harga komoditas udang yang tinggi. Perikanan darat antara

lain dilakukan melalui pemanfaatan terpadu lahan sawah dengan budidaya ikan, dikenal
sebagai mina padi. Pemanfaatan lahan potensial oleh budidaya ikan dengan teknik mina padi

baru mencapai7,160/o dari luas lahan. Sedang budidaya perikanan kolam mencapai
dari luas lahan potensial, budidaya yang memanfaatkan lahan pekarangan mencapai

57,30o/o
11,29o/o,

sedang perairan umum berupa sungai, rawa, danau, checkdam, saluran irigasi, dan sebagainya
mencapai pemanfaatan 0,13%. Luas pemanfaatan lahan budidaya perikanan air tawar tahun
2000 dan potensi pengembangannya dapat dilihat pada Tabel232.

Perikanan laut memiliki potensi pengembangan yang tinggi, dimana potensi lestari
penangkapan ikan mencapai sekitar 80.000 ton terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Tingkat

pemanfaatan tercatat sebesar 41.000

ton. Luas perairan laut potensial bagi

usaha

penangkapan ikan adalah sekitar 550 km2, sedangkan untuk budidaya laut sebesar 6.651 ha.
Jenis budidaya laut yang sudah dikembangkan adalah budidaya kakap putih, kerang hUau, dan
kerapu lumpur. Kegiatan penangkapan ikan di laut telah didukung oleh sarana dan prasarana

yang memadai dengan pelabuhan perikanan Labuhan Maringgai untuk pengolahan ikan.
Produk olahan yang menjadi andalan adalah ikan pari, yang terdiri dari sirip ikan pari sebagai

bahan untuk pembuatan 'pari super' (produk unggulan), kulit ikan pari untuk bahan industri
kerajinan, tulang punggung, dan kepala ikan.

B.
'

Pertambanoan
Kegiatan pertambangan di Lampung Timur yang utama adalah galian golongan C, yaitu

pasir kuarsa, basalt, pasir, dan lempung dengan lokasi penambangan di Kecamatan Labuhan
Maringgai, Sukadana, Raman Utara, Purbolinggo, Way Jepara, dan Jabung. Sebagian besar
merupakan kegiatan pertambangan rakyat dan sebagian merupakan kegiatan usaha swasta.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(t'

E
E

6
.E

oooo
l{)_

o
rr)-

c')_ (\.1- o-

rr)

oo6l

c.
(U

C9

E
ct
o-

ct

'6

8. a. 8_ p- a- a. a_ 8-

c(5
G'

ct

E
C,

qt

x
J6

8_

E_ q-

s*-dEEHEF-PEa
;
c.i

o-

E
o
o-

'6
c,
o
o

A
L

.+

ooooooooa99a
6oo6ooo_o-o-o-o-orrr' c.i <o- d <-i rri .q- o = !o !9 a
bN3r'c)aaRcDF-ag

aa

8- a_ 8- a- a_
a_
F<tNoN<o.q'rlqqaaq
;Giu.j<li?-+r-6i

la)
l!@
(r,

8. 8_ 8_ 8-

sss=ge8Rb'E8F+sl

o
o-

o)

c!-

ro

c.,
.<t

o
o(o
o

c@
c.)

=
E

tr
co)

(5
(o
(!

c,
(6

CL

E
o
o-

9e
s-2
.'igE{

6
C,
o)

o-

6Eg
-oc
(!=c
l-c:
'oc

(E

(\'

.E

=fl
c(!
c(!

.v.
.E
o)

,(L

c(g
E
(D

E
6

oooorooro
o@(oooro
c., 6
6l oi
U:t
-- @
-(D

cocD --

d
lo

oooo.ooa
(o c7, s
o rar (o
orr)(o(olr)(7r(O
NocDCtot<\t=t-f

'8_e.a

oo|r)
@os
Fi oi
@

scD- o
(')_
rr,

o)

tra)

o
ooo
o61 <\r- c.r_
r.C) (o (o
c',
ot-@
q

8-8_8-P.48-8E=e@sa

8<\rg

t\
(t)

o
<t)@
(7)

c!

o-

o-

(5

= c6o

o-

o
(!

.oooooooaQ90
N F (o- (.)_ @_ Gl_ <D_ lrr- @_ o- -@od-'tr)@r*-oto-5q2
6t c., F <D <D i\ <> .<t ra-) C.-, O
t(f)(oF-6ls

o
o
(\l

oo'

(r,

a
ct)

.E

oo
(L

c(I'

.o
E
6
F

CD

r-

(g

(\I

E
(D
o-

6l

C'

x
6

tItr)

ro

o|r)
t\

(f)

o)

u?

|r)

F--

o
o)

c.)
F--

(r,
$

c?)
=

=
oE
(U

C.

c,
(!
CL

=
.o

o
oo
o
q

@
(D

e
o

o-

><
(\t
(5

(l)

><

'6

c
(U
o
E

Io

:<

Hrg

+F

9+HEss39
EF55aggEF$
rc\I..J!<flr)(OF*@g)Oe{

(5
G'

ct

c(5

E
o
o-

(n

(E

.C

s o;_
o)

-o
E

=
</)

Tabel 2.33
Potensi Bahan Galian Golongan C Kabupaten Lampung Timur Tahun 1999

1.

Jenis Bahan

Lokasi

Luas

Cadangan

Galian

Kecamatan

(Ha)

(M')

Pasir Kuarsa

Labuhan tVlaringgd

3.011

88.266.000

Keterangan
Sebagian dilaksanakan Rakyat
dan PD. Wahan Raharja

Sukadana

350

10.500.000

Diusahakan Ra$at lion SIPD

Raman Utara

262

7.860.000

Diusahakan Rakyat Non SIPD

54_000

Diusahakan Rakyat Non SIPD

Purbolinggo

2.

Basalt

Sukadana

1.109

Labuhan lv|aringgai

8.393

Way Jepara

3.

Pasir

412

33.126.000 Diusahakan Rakyat Non SIPD


251.808.000 Diusahakan Rakyat Non SIPD
12.375.000 Diusahakan Rakyat Non SIPD

Jabung

Sebagian diusahakan rakyat,


PT. Sirtu Sunda Jaya, dan
PD. Wahana Raharja, ada SIPD

Purbolinggo

55

636.000

Sebagiandiusahakanrakyat
non SIPD
Pasir lepas pantai

Labuhan lt/aringgai

4.

L6mpung

Raman Utara

181

5.730.000

SebagiandilaksanakanRakyat
non SIPD

663.000

Way Jepara

SebagiandilaksanakanRakyat
non SIPD

Sumber: Dinas Pertambangan Kab. Lampung Timur, 1999

C.

Industi
Jumlah unit usaha industri mencatat penurunan pada tahun 1998 (tergabung dengan

Kabupaten Lampung Tengah) sebesar -2,94o/o, jumlah tenaga kerja menurun sebesar -4%,
investasi menurun -7,56Vo, dan produksi mengalami penurunan dengan laju -3,630/o. Nilai
produksi pada tahun 1998 mencapai Rp g87.243juta dengan investasi sebesar Rp 104.369

juta. fndustri kecilmencatat 9.156 unit usaha dengan tenaga ke$a sebesar 42.204 orang.
Kegiatan industri yang utama adalah industri tepung tapioka, marmer, dan MSG,
sedang industri kecil terdiri dari industri penggilingan padi, tobong bata, tobong genteng, tahu
tempe, industri kerajinan, gula merah, dan lain-lain.

D.

Petdaqanqan
Kegiatan perdagangan

di

Lampung Timur (data tergabung dengan Kabupaten

Lampung Tengah) mencakup perdagangan domestik dan kegiatan ekspor impor. Kegiatan
ekspor pada tahun 1998 mencapai nilai US$ 143.953.130 untuk komoditas nenas kaleng, asam

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR

67

citrun, MSG, kertas sembahyang, lada hitam, dan lainnya. Nilai ekspor terbesar diperoleh dari
komoditas nenas kaleng, kemudian lada hitam, dan MSG. Sumbangan Kabupaten Lampung
Tengah tercatat sekitar

18,07o/o dari nilai ekspor Propinsi Lampung.

Hingga tahun 1998, jumlah perusahaan perdagangan di Kabupaten Lampung Tengah


tercatat sebesar 7.242 untldi bidang perctagangan, hotel, dan industri pengolahan.

E.

Paiwisata

Obyek pariwisata utama di Lampung Timur adalah kawasan Taman Nasional Way
Kambas yang juga menjadi tujuan wisata nasional. Obyek wisata lainnya adalah Taman \Msata
Swadaya, Danau Way Jepara, Danau Beringin Indah, Danau Kemuning, Kawasan Wisata Way
Curup, Taman Nasional Purbakala, Rumah Adat Sukadana, dan Desa TradisionalWana.

Tabel2.34
Lokasi ObyekWsata di Lampung Timur

Tahun 1998
Lokasi

ObyekWisata

No.

Taman Nasional Way Kambas

Raja Basa Lama, WaY JePara

Taman Wisata Swadaya

Gondang Rejo, Pekalongan

Danau Way Jepara

Way Jepara

Danau Beringin Indah

Negara Nabung, Sukadana

Danau Kemuning

Sribawono, Labuhan Maringgai

Kawasan Wisata Way Curup

Rajabasa Baru, Labuhan Maringgai

Taman Nasional Purbakala

Pugung Raharjo, Jabung

Rumah Adat Sukadana

Sukadana

Desa Tradisional Wana

Wana, Labuhan Maringgai

Sumber: Lampung Timur dalam Angka 1998

Prasarana akomodasi yang mendukung kegiatan pariwisata di Lampung Tengah pada


tahun 1998 tercatat 15 unit hotel melatidengan 190 kannr, 75 restoran/rumah makan, 4 tempat

hiburan umum, dan

kolam pemancingan, sedang jumlah kunjungan pada tahun 1998

mencapai76.885 orang wisatawan nusantara dan 8.892 orang wisatawan mancanegara.

2.2.3.3 Peroeseran Struktur Perekonomian


Struktur perekonomian Lampung Timur yang diindikasikan oleh PDRB Kabupaten
Lampung Tengah relatif tidak mengalami perubahan yang berarti hingga tahun 1996. Sektor
utama pembentuk struktur perekonomian Lampung Timur tetap kegiatan pertanian. Dominasi
kegiatan pertanian yang besar dengan kecenderungan pergerakan barang berupa bahan baku

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR

6a

mengakibatkan nilaitambah yang terbentuk dari hasil pertanian menjaditerbatas. Hingga tahun
1996 terdapat kecenderungan penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari
45,60% pada tahun 1993 menjadi40,99% pada tahun 1996.

Kegiatan industri dan perdagangan memberikan sumbangan yang cukup besar


terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah setelah sektor pertanian. Sumbangan sektor
industri dari tahun 1993 hingga 1996 cenderung mengalami peningkatan dari 15,28o/o menjadi
16,460/o,

sedang sektor perdagangan cenderung menurun. Pada tahun 1993, sektor

perdagangan nrenjadi penyumbang kedua terbesar, namun sejak tahun 1994 sektor industri
mulai menggantikan posisi tersebut.

Sektor tersier merupakan sektor dengan kontribusi yang lebih kecil. Sektor bangunan
merupakan sektor tersier yang cukup berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan
pembangunan fisik. Kontribusi sektortersier lainnya yang meningkat hingga tahun 1996 adalah

sektor keuangan, angkutan, dan llstrik. Sedangkan sektor jasa cenderung mengalami
penurunan, baik jasa pemerintahan umum maupun jasa swasta.

Gambaran sejak tahun 1997, dengan mendasarkan pada PDRB Kabupaten Lampung

Timur menunjukkan bahwa pembentuk utama struktur perekonomian Lampung Timur adalah
sektor pertanian dengan kontribusi di atas 50%. Dari tahun 1997 hingga 1998 terjadi
peningkatan kontribusi sektor pertanian yang cukup besar, yaitu dari 49,24o/o menjadi 55,37o/o'
Sektor lainnya yang memiliki sumbangan cukup berarti adalah sektor perdagangan, hotel, dan
restoran, namun kontribusinya mengalami penurunan. Di Kabupaten Lampung Timur, sektor
industri memiliki peran yang relatif kecil, yaitu pada urutan keempat setelah sektor konstruksi.

Di samping itu, sektor industri juga mengalami penurunan peran dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Lampung Timur. Sumbangan sektor tersier lainnya juga menunjukkan laju
penurunan, kecuali listrik.

2.2,3.4 Wilavah Penqembanoan Potensial


Lampung Timur merupakan wilayah yang relatif homogen dengan ciri utama kegiatan
pertanian, terutama pertanian tanaman pangan. Seluruh wilayah merupakan wilayah potensial
untuk tanaman pangan, kecuali beberapa kawasan yang berfungsi lindung. Dengan mengkaji

peran sektor, maka wilayah kegiatan perekonomian potensial

di

Lampung Timur dapat

diidentifikasi sebagaimana tertera pada Tabel 2.35.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

69

Tabel2.35
wilayah Potensial Kegiatan Perekonomian Kabupaten Lampung Timur

Sektor
Pertanian

Wilayah Penghasil Utama

Sub Sektor
Tanaman

Pangan

Padi : semua wilayah


Jaouno : Kecamatan Jabung, Labuhan Maringgai' Way
JePara, Sukadana, Metro Kibang

Ubi Kavu : Kecamatan Sukadana, Jabung' Way Jepara'


Raman Utara
Ubi Jalar: Kecamatan Sukadana, Batang Hari, Purbolinggo

Kedelai : Kecamatan Labuhan Maringgai, Jabung, Sukadana

Perkebunan

Perkebunan rakvat: Kecamatan Jabung, Labuhan


Maringgai, WaY JePara, Sukadana

Kehutanan

Hutan Produksi : Kawasan Muara Sekampung, way Kibang,


dan Gedung Wani
Hutan Rakvat : Kecamatan Way Jepara dan Labuhan
Maringgai

Peternakan

Semua wilaYah

Perikanan

Perikanan laut: Kecamatan Labuhan Maringgai, Jabung


Perikanan darat: semua wilaYan

Pertambangan Golongan

Kecamatan Labuhan Maringgai, Sukadana, Raman Utara,


Purbolinggo, WaY JePara

lndustri

lndustri Besar
Industri

Kecil

Pariwisata

Tersebar di seluruh wilayah


Taman Nasional Way Kambas (hutan suaka margasatwa)

Sumber: Hasil Analisis, 2000


Keterangan : Kecamatan Sekampung Udik masih bergabung dg Jabung, Kecamatan Marga Tiga masih
bergabung dg Sukadana

Dalam rangka pengembangan sektor ekonomi, Pemerintah Daerah Kabupaten


Lampung Timur menetapkan beberapa produk unggulan sebagaimana dituangkan dalam SK
Bupati Lampung Timur No. 8.53/03/51(1999 yang mencakup:

1.
2.
3.
4.
5.

lkan Pari Super


Lada
Penangkaran bibit buah-buahan
Kambing Ettawa
Durian

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

2.2.4 Prasarana Wilayah


2.2.4.1 Sistem Transportasi

A.

Transportasi Darat

Transportasi darat merupakan sarana utama bagi pergerakan internal dan.ekstemal di


Kabupaten Lampung Timur dengan moda utama angkutan jalan raya.
panjang jalan di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1999 mencapai 1'556,45 Km,
jalan negara sepanjang 82,99 Km; jalan propinsi sepanjang 236,56 Km; dan jalan

terdiri atas

kabupaten sepanjang 1.236,9 Km (fabel 2.36 dan Gambar 2.10).

Tabel2.36
panjang dan Kondisi Jalan di Kabupaten Lampung Timur Menurut Status Tahun 1999

Panjang Jalan (Km)

Kondisi Mantap (%)

Jalan Negara

82,99

95,00

Jalan Propinsi

236,56

87,81

Jalan Kabupaten

1.236,90

40,00

Jumlah

1.556,45

Status Jalan

74,27

Rata-rata
Sumber: Pemda Kabupaten Lampung Timur,2000

Ditinjau dari sistem transportasi regional, Kabupaten Lampung Timur dilalui oleh jalur
lintas Timur yang merupakan salah satu jalur utama pergerakan regional. Hingga saat ini, jalur
lintas Timur yang merupakan jalan negara telah menghubungkan Bakauheni, Ketapang, Bunut,
Labuhan Maringgai, Way Jepara, hingga Sukadana. Direncanakan jalur ini akan dikembangkan
hingga Menggala dan menjadi bagian dari jaringan transportasi regional PantaiTimur Sumatera

Bakauheni. Berdasarkan
yang membentang dari Medan Pekanbaru - Jambi - Palembang
studi JICA pada tahun 1992, jaringan jalan Pantai Timur Sumatera di Propinsi Lampung akan

mencakup jaringan jalan Menggala

Seputih Banyak

- Way Jepara -

Ketapang

- Bakauheni

sepanjang lebih kurang 204 km, yang terbagi atas 4 (empat) ruas jalan. Ruas jalan yang
melalui Kabupaten Lampung Timur adalah ruas jalan Ketapang - Way Jepara sepanjang 54,70
Seputih Banyak sepanjang 51,80 Km, sedang pembangunan jalan
baru mencakup ruas sepanjang 10,35 Km. Tabel 2.37 menunjukkan pengembangan jaringan

Km dan ruas jalan Jepara

jalan pantai Timur Sumatera di

4 (empat) kabupaten yang dilalui, sedang Tabel 2-38

menunjukkan kinerja penanganan ruas ialan.

Pembangunan jalur lintas Timur direncanakan dimulai pada pertengahan tahun 2001
dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2003. Keberadaan jalur Timur menjadikan posisi

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR

Kabupaten Lampung Timur strategis yang akan memberikan pengaruh bagi perkembangan
kota-kota yang dilalui oleh jalur tersebut, seperti Kota Way Jepara, Labuhan Maringgai, dan

Sukadana.

,ll*r
Tabel2.37
Rencana Pengembangan Ruas Jalan Bakauheni - Menggala

No.
1.
2.
3.
4.

Ruas

Jalan

Estimasi Panjang Jalan Di Setiap Kabupaten (Km)


Panjang Jalan Lampung Lampung Lampung Tulang
(Km) sehtan Timur - Tengatr Bawang

Ketapang
Ketapang - Way Jepara
Way Jepara - Seputih Banyak
Seputih Banyak - Menggala
Eakauheni-

Jumlah

18,50
69,50
60,00
56,00
204,00

18,50 0,00 0,00


14,80 54,70 0,00
0,00 51,80 8,20
0,00 0,00 39,40
33,30 106,50 47,60

0,00
0,00

0'00
16,60
16,60

Sumber: Dinas PU Bina Marga, Propinsi Lampung, 2000

Tabel2.38
Rencana Penanganan Ruas Jalan Bakauheni - Menggala

No.
1.
2.
3.
4.

Ruas

Jalan

Estimasi Penanganan
Panjang,latan
(Km) ffiJahn (Km) Jalan (Km)

Ketapang
Ketapang - Way Jepara
Way Jepara - Seputih Banyak
Seputih Banyak - Menggala
Bakauheni

18,50
69,50
60,00
56,00

18,50
67,40
51,75
0,00

204p0 137,65

Jumlah

0,00
2,10
8,25
56,00
66,35

Sumber: Dinas PU Bina Marga, PropinsiLampung, 2000

Jaringan jalan propinsi di Kabupaten Lampung Timur meliputi

.
.
.
.
.
.
.
.

- Jabung
- Jabung - Asahan -

Jalur Labuhan Maringgai


Jalur Sukadana

Tanjung Sari

- Sribawono - Pugung Raharjo - Gunung Agung


Jalur Tanjung Kari - Sekampung - Batang Hari - Metro
Jalur Metro - Pekalongan - Purbolinggo
Jalur Sukadana - Gedong Dalam - Raman Raya - Kota Gajah
Jalur Raman Raya - Raman Utara
Jalur Bantul- Metro Kibang - Karanganyar
Jalur Sp. Sribawono

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TTMUR

Keterangan

Tentative
Maringgai ByPass
Pemb. Sukadana ByPass

Tabel2.39
Panjang Jalan Negara dan Propinsidi Kabupaten Lampung Timur

No. Ruas

Status

Nama Ruas Jalan

Panjang (Km)

Lab. lrr'laringgai

30,100

069

Bunut

020

Jabung

037

- SP. Kemuning
Jabung - Asahan

066 2

Asahan

018

Sukadana

Pg. Raharjo

056 2

Sribawono

LKR Sribawono

019

Sukadana

Labuhan Maringgai

Meho

Pasar Ayam

Metro

016

Yosodadi

017

Gedong Dalam

039

BumiJawa

038

Raman Raya

056

043

043

016

Tanjung Sari

- Sribawono

21,881

Ayam
Tanjung Kari

Sukadana

Purbolinggo

Raman Utara

Gunung Sugih

- Gedong Dalam

SP. Sribawono

UJO Z

Sribawono

055 2

Gunung Agung

080 2

Jatiomulyo

080 3

Kibang

036

51,790

2'1,500

4,300

Gedong Dalam

0,666

5,7'10

014

4,614
65,454

Yosodadi

5,137

Jabung

- Pasar
-

24,630

Sribawono

Wana

Tj. Aji

- Pg. Rahario

- Kibang

- Eantul

11,896
15,128
14,130
9,467
31,300

3,044
1't,036

10p42
18,070
4,000

Sumber : Dinas PU PropinsiLampung


Keterangan:P = Jalan

Propinsi

N =Jalan Negara

Kondisi pelayanan prasarana jalan di Kabupaten Lampung Timur relatif cukup baik,
kecuali di bagian Selatan sekitar Kecamatan Jabung jaringan jalan yang tersedia relatif terbatas
sehubungan dengan keberadaan kawasan lindung Gunung Balak.
Seluruh jalan negara dan jalan propinsi di Kabupaten Lampung Timur merupakan jalan

aspal dengan kondisi relatif baik, kecuali pada ruas jalan negara mulai dari Labuhan Maringgai

ke arah Selatan. Jaringan jalan kabupaten sebagian besar (41,14%) merupakan jalan aspal;
34,59% merupakan jalan tanah; sedang sisanya merupakan jalan batu. Walaupun sebagian
besar merupakan jalan aspal, namun kondisijalan kabupaten yang ada relatif kurang memadai.
Tabel 2.40 menunjukkan kondisijalan kabupaten di Kabupaten Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIM UR

RENCANA TATA RUANG WI1AYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


IGIERAI{GAI{:

F-

JARINGAI'I JALAN

r rrsr aP tal

IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR


JAllxlEcARA

:-l
:l

n-n
TO]
T

JArJl|tpf,op3sl

0?55l0l5Kn

J LrituBtPAlEl

:u(sr

tqBuPAtEtl

Ftrlor tcclt r

l{

PsrBmAi

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel2.40
Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Lampung TimurTahun 1999

Prosenhsi(o/d

Panjang (Km)

KondisiJalan
Jenis Perkerasan

a.

Aspal

530,70

41,14

b. Batu
c. Orkes

31,30

24,26

0,00

0,00

Tanah

446,20

34,59

Jumlah

1.289,90

100,00

0,00

0,00

0,00

0,00

530,70

41,14

31,30

24,26

446,20

34,59

1.289,90

100,00

d.

KondisiJalan

a. Baik
b. Sedang
c. Rusak Sedang
d. Rusak
e. Rusak Berat
Jumlah

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Timur, 2000. Diolah.

Pemilikan kendaraan bermotor di Kabupaten Lampung Timur yang tercatat pada tahun
1998 adafah sebesar 15.817 kendaraan, terdiri atas 2.394 kendaraan roda empat dan 13.423

kendaraan roda

dua.

Pemilikan kendaraan bermotor roda empat terbesar tercatat di

Kecamatan Jabung, yaitu sebesar 456 kendaraan, sedang jumlah kendaraan bermotor roda
dua terbesar berada di Kecamatan Labuhan Maringgai sebesar 3.992 kendaraan.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka tingkat kepemilikan kendaraan


bermotor roda empat di Kabupaten Lampung relatlf kecil, yaitu sebesar 0,3 o/o alau 1 mobil
untuk setiap 356 penduduk. Sedang tingkat kepemilikan kendaraan bermotor roda dua adalah
1,6 % atau 1 motor untuk setiap 63 penduduk.

Tabel2.41
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya
di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998

Kecamahn
1.

Motor Roda Dua

lvlebo Kibang

103

190

293

2.

Batanghari

'173

633

806

J.

Sekampung

192

1.196

1.388

4.

Jabungt;

456

2.823

3.279

RTRW KABUPA,TEN LAMPUNG TIMUR

7s

Motor Roda Dua

Kecamatan
5.

Labuhan Maringgai

322

3.992

4.314

6.

Way Jepara

314

1.356

1.670

7.

Sukadana

2)

270

948

1.218

8.

Pekalongan

233

649

882

Raman Uhra

119

658

777

10.

Purbolinggo

2't2

978

1.190

13.423

15.817

Ju'mlah

Sumber :

Lampung Timur Dalam Angka, 1988

Keterangan

r) termasuk Kecamahn Sekampung

B.

Udik

2)

termasuk Kecamahn [&rga Tiga

Transportasi Laut
Kabupaten Lampung Timur memiliki 3 (tiga) pelabuhan laut, yaitu Pelabuhan Maringgai,

Pelabuhan Way Penet, dan Pelabuhan Way Sekampung, ketiganya merupakan pelabuhan
nelayan. Pelabuhan Maringgai merupakan pelabuhan nelayan terbesar di Kabupaten Lampung

Timur. Tabel 2.41 menunjukkan kegiatan operasional ketiga pelabuhan laut di Kabupaten
Lampung Timur.

Sebagai pelabuhan terbesar, kapal yang beroperasi

di

Pelabuhan Maringgai pada

tahun 1998 tercata sebesar 1.160 buah, terdiri atas 1.153 kapal nelayan dan 7 buah kapal
pelayaran rakyat. Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Madnggai tahun 1998 relatif menurun
dibandingkan tahun 1997. Selain terjadi penurunan jumlah kapal yang sandar, juga terjadi
penurunan aktifitas bongkar muat. Aktifitas bongkar ikan dan udang mencapai 259.874 kg,
menurun 32% dibandingkan tahun 1997.

Kegiatan bongkar muat di pelabuhan Way Penet dan Way Sekampung pada tahun

1998 mencatat peningkatan dibanding tahun 1997, walaupun kuantitasnya lebih rendah
dibandingkan pelabuhan Labuhan Maringgai. Kegiatan bongkar muat

di

pelabuhan Way

Sekampung pada tahun 1998 mencatat peningkatan yang signifikan dan tercatat sebagai
kegiatan bongkar udang tefiesar di Kabupaten Lampung Timur, yaitu sebesar 66,61olo.
Potensipelabuhan Labuhan Maringgaibagi perkembangan Kabupaten Lampung Timur

pada masa mendatang adalah signifikan, terutama sebagai sarana transportasi barang dan
penumpang.

RTRW KABUPATEN Levputlc TIUuR

to

Tabel2.42
Jumlah Kapal dan Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan Laut
di Kabupaten Lampung TimurTahun 1997-1998
Jumlah Kapal
Tahun

No.

Pelayaran
Rakyat

Nelayan

Muat
Es Balok
(Kg)

Bongkar
lkan

(Kg)

Udang (Ks)

Kayu Bulat

(m')

Pelabuhan Laut Labuhan Marinqqai

ll.

1997

1.533

560.030

347.340

36.295

54

1998

1.153

345.490

246.095

't3.776

23

78.000

61.700

't2.800

20

1'14.000

63.500

17.050

Pelabuhan Laut Way Penet


1997

1998
lll.

703

Pelabuhan Laut Way Sekampunq

1997
1998

100

142.000

104.000

43.000

'14

309

49

183.400

162.500

61.500

136

Sumber : Lampung Timur Dalam Angka, 1998

C.

Transportasi Udara
Pada saat ini, prasarana transportasi udara yang terdapat di Kabupaten Lampung

Timur terbatas pada pangkalan udara yang dimiliki oleh


Kecamatan Way

PT.

Nusantara Tropical

Jepara. Pada masa yang akan datang, direncanakan

Fruit

di

pengembangannya

sebagai pendukung kegiatan pariwisata Taman NasionalWay Kambas.

2.2.4.2 Sistem Prasarana lrioasi/Penoairan


Hingga tahun 1998, Dinas PU Pengairan Kabupaten Lampung Tengah mengelola 26
(dua puluh enam) kawasan irigasi dengan saluran primer sepanjang 446.036 meter dan saluran

sekunder sepanjang 592.783

meter. Jalan inspeksi untuk mendukung prasarana irigasi

tersebut tercatat sepanjang 690.373 Km.

Areal pelayanan irigasi direncanakan mencakup lahan seluas 121.950 Ha, dimana
pada saat ini luas areals-awah fungsi baru mencapai 86.033 Ha.

Areal irigasi di Kabupaten Lampung Timur terdiri atas 2 (dua) wilayah utama, yaitu di

bagian Utara Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dengan areal irigasi Kabupaten

di bagian Selatan yang bergabung dengan areal irigasi Kabupaten


Lampung Selatan. Gambar 2.11 memperlihatkan areal irigasi di Kabupaten Lampung Timur

Lampung Tengah; serta

dan sekitamya.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

77

Areal irigasi Lampung Timur umumnya bergabung dengan areal irigasi kabupaten di
sekitarnya. Lahan pertanian di bagian Utara Kabupaten Lampung Timur dilayani oleh jaringan

irigasi Way Sekampung dengan sungai pendukung antara lain Way Raman dan Way
Batanghari. Areal irigasi di Kabupaten Lampung Timur yang dilayani jaringan irigasi tersebut
meliputi Kecamatan Pekalongan, Pur.bolinggo, Raman Utara, Batarphari, dan Sekampung.
Areal irigasi di kawasan ini bergabung dengan areal idgasi Lampung Tengah. Permasalahan
yang dihadapi adalah tidak tersedianya air yang mencukupi untuk lahan pertanian sepanjang

tahsn. Oleh karena jaringan irigasi meliputi lebih dari satu kabupaten, maka penanganannya
perlu dilakukan secara terkoordinasi antar kabupaten dan melibatkan kewenangan propinsi.
Lahan pertanian di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dengan

Lampung Selatang relatif tidak mengalami persoalan serius berkenaan dengan jaringan irigasi.
Lahan pertanian di kawasan ini diairi oleh Way Sekampung dan didukung pula oleh jaringan

irigasiWay Jepara.
Tabel2.43
Luas Areal lrigasi di Kabupaten Lampung Tengah Hingga AkhirTahun 1998

Daerah lrigasi/Rawa

Luas Rencana

(Ha)

Sawah Fungsi (Ha)

1.

Bahnghad Uhra

7.680,00

2.

Raman Uhra

6.304,00

4.236,00

3.

Way Sekampung

20.546,00

16.295,00

4.

Punggur Utara

30.8'|il,00

21.081,50

5.

Way Batu Keting

374,00

254,00

6.

Way Bedngin

106,00

70,00

7.

WayAndak

168,00

109.00

8.

Way Negara Batin"

345,00

75,50

4.732,00

Way Jepara

6.590,00

5.1n,25

10.

Way Curup

4.689,00

1.955,00

11.

Seputih Surabaya

3.000,00

50,00

12.

Rawa Kramat

10.400,00

9.126,00

13.

Way Binjai

307,00

86,00

578,00

'47,00

441,00

436,00

14.

Way Srikaton

15.

way Sungkai

16.

Way Sungkai ll

156,00

57,00

17.

Way

Tpo Lunik

386,00

362,00

18.

Way [,lerias

87,00

87,00

19.

Way Waya Kroi

391,00

391,00

20.

Way Sdmulyo P.

619,00

585,00

21.

Way Muara

fths

539,00

539,00

22.

Tahyan

382,00

382,00

23.

Tipo Balak

1.133,00

944,00

24.

Way llihan Balak

25.

Way Seputih

26.

Way Pengubuan

Jumlah

685,00

510,00

20.201,00

14.612,00

5.000,00

3.500,75

121.950,00

86.003,00

Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 1998

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

7A

Tabel2.44
Jaringan lrigasi Kabupaten Lampung Tengah Hingga AkhirTahun 1998

No.

Daerah lrigasi/Rawa

Panjang Jalan

Panjang Saluran
Pdmer (m)

Sekunder

(m)

Inspeksi(Km)

32.086

29.535

47.543

Raman Utara

28.259

22.035

39.1 19

Way Sekampung

73.260

60.789

53.808

Punggur Utara

43.715

194.555

189.173

7.031

0
0

BahnghariUtara

Way Batu Keting

227

Way Andak

5.964

Way Negara Batin

7.199

7.199

28.529

30.045

74.525

16.916

8.702

41.525

54.249

75.790

6.850

2.600

12.600

935

Way Sungkai ll

5.005

Way Tipo Lunik

7.850

Way Merias

2.300

Way Waya Kroi

9.189

Way Sdmulyo P.

8.572

Way Muara lvlas

3.790

Tatayan

3.350

Tipo Balak

9.800

Way llihan Balak

10.580

Way Seputih

56.678

122.987

179.634

Way Pengubuan

11.102

45.745

57.847

592.783

690.373

Way Beringin

Way Jepara
Way Curup
Seputih Surabaya
Rawa Kramat
Way Binjai
Way Srikaton
way Sungkai

'146.036

Sumber: Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 1998

2.2.4.3 Sistem Prasarana \Mlavah

A.

Prasarana Kelistrikan dan Enerqi


Penyediaan listrik di Kabupaten Lampung Timur dilayani oleh PLN dan kantor koperasi

(non-PLN). Hingga tahun 2000, jumlah pelanggan listrik PLN berjumlah 44.169 sambungan
yang tersebar di 136te5a di 10 kecamatan. Kecamatan yang belum terlayani oleh PLN adalah
Kecamatan Raman Utara dan Kecamatan Purbolinggo. Sedan kantor koperasi yang mengelola

jaringan fistrik perdesaan mencatat 18.225 sambungan listrik yang tersebar

di 7

(tujuh)

kecamatan. Gambar 2.12 memperlihatkan pelayanan fasilitas listrik di Kabupaten Lampung


Timur.

RTRW IGBUPATEN LAMPUNG TIM UR

79

I(ABUPATEN
TAMPUNGTENGAH

KOTA
METRO

*.;-Er
i;2..
i

:U,\

___-.,_i^r_
tl

I(ABUPATEN

LAMPUNGSEIATAI

**,i{;f
I

i-'.ry

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Gambar

F=l

s rrsrqsuPAlEil

F|

JAUIIGGARA

DAEMH

2.ll
lRlC',ASl

KABUPATEN LAIIPUNG TIMUR

flpRoPft{sl

-l
|-I-n Buor xrstn rEN
Ti5] B{xorAtcc ttATAr{
F--=- DAMU
K sr,ncAr
Im oAEnrHrRrc sl
:

DAERA69M;{ASE
PEffRNTATI KAN'PATEN UI'PI'I{G

RTRW KABUPATEN L.A.MPUNG TTMUR

TMN

{
M@fr 9puih

I.AUT'AWA
KAAUPATEN
TAMPUNG TENGAH

/gS.2,Pol|8,

lr
.\
.-

r\Ec.

LAUTJAWA

KOTA
METRO

Jl

------\t-sire'{

'\

,^tF"c-

i-A.1.
ttrrlb.E \\.' \

r/^.

r-r

lrlrrs

s.m; l 'a'L

-'s:t{^
tcc.

-'..
,

(-

.)

r-

fu^

.:J

;. ^ \

-t

xeq

]GBUPATEN

trlPt NG SELATAII

IAUTJAWA

:,,i-'-,,. ^

i PROPn{lit thPtttc
( ^
.-i r'

(\-l?*
\
\. .-._.)
!

a\;*

l\t -,,-

rLrL

., 3

,'lwSetwe

RENCANA TATA RUANG WILAYAH IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR


(EIEMI{GAI{:

F=

BATAsTGSFATEN

FASILITAS LISTRIK DI
DI KABUPATEN I.AIilPUNG TIMUR

JA-AT,1NEGARA

TI-n
-

l-O-l

F<
I
,1\

JA-ANpRoptNsl

BKoTATGBIPATEil

tstxor

KEcArATAr{

suNGAl

LrsrRrKDARrRr{
LrsrRrKDARrNoNPu{

PEtrRO{TAII IGBI,PAIEil UITPUilC NilUR


BADAI{

PEREICAI{

PElGAl{Gt

t{

l{ DAEM}I

^il

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

a1

Tabel2.45
Jumlah Sambungan Listrik di Kabupaten Lampung Timur

PLNl}
No

Kecamahn
Jumlah Pelanggan

Jumlah Desa

non PLN

Terlayani

1.

Ivleho Kibang

't.389

3.245

2.

Bahng Had

6.646

16

3.

Sekampung

6.006

13

4.

Jabung

4.289

18

5.

Labuhan Maringgai

8.865

27

328

6.

Way Jepara

7.208

27

7.

Sukadana

1.520

2.553

8.

Pekalongan

21

21

4.599

Raman Utara

2.259

10.

Purbolinggo

5.211

11.

lvlarga Tiga

3.168

10

30

12.

Sekampung Udik

5.057

't0

44.'t69

136

18.225

Jumlah
Sumber : 1) PLN Ranting lvlefo,

2l

2000 2) Kecamahn Dalam Angka, 1998

Penyediaan listrik oleh PLN di Kabupaten Lampung Timur dikelola oleh PLN unit
Batanghari, Sekampung, Sribawono, Way Jepara, Jabung, dan Pugung Raharjo, dengan
produksi fistrik yang dibangkitkan sebesar 30,37 juta KwH (tabel 2.46). Pada tahun 1997 unit
Sribawono tercatat sebagai produsen listrik terbesar, yaitu sebesar 8,45 juta KwH, disusul oleh
Unit Sekampung sebesar 6,87 juta KwH dan Unit Way Jepara sebesar 6,09 juta KwH. Produksi
fistrik yang terjual pada tahun 1997 adalah sebesar 23,28 juta Kwh, sehingga tingkat pelayanan

mencapai 76,650/o.
Pada tahun 1998, produksi listrik yang terjual tercatat sebesar 25.146.785 KwH, dimana

Unit SriBawono mencatat penjualan sebesar 7,57 juta Kwh, disusul oleh Unit Sekampung
sebesar 5,43 juta KwH dan unit Way Jepara sebesar 4,67 juta KwH. Tabel 2.47 menunjukkan
produksi listrik yang terjualdi Kabupaten Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel2.46
Produksi Listrik yang Dibangkitkan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990

1997 (KwH)

Unit
Tahun

Batanghari Sekampung Sribawono Way Jepara

Jabung

Pugung Jumlah
Raha{o

1990

2U.7U

359.490

4.0l|4.480

431.340

279.960

5.350.004

1991

3.81 1.520

394.756

271.9?!J

4.478.206

1992

475.111

850.123

4.404.276

844.548

283.U2

6.857.400

1993

597.600

1.002.369

4.257.4U

1.1

80.664

308.230

519.346

7.865.643

1994

762.743

1.419.934

2.698.416

1.290.888

379.725

955.099

7.506.805

1995

1.238.265

2.374.015

3.631.588

1.558.364

lB9.163

1.587.875

10.879.270

1996

2324.743

4.373.906

5.178.202

3.640.8't0

1.413.928

2.655.177

19.586.726

2.739.568

6.871.019

8.446.490

6.086.801

1.771.039

4.'155.556

30.370.473

997

Sumber: PLN Ranting lilefo, 1998

Tabel2.47
Produksi Listrik yang Terjual di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990

1998 (KwH)

Unit
Tahun

Batanghari Sekampung Sribawono Way Jepara

Pugung
Jabuno
Rahado

Jumlah

990

340.387

613.750

3.169.31

579.512

238.133

4.941.093

991

404.314

804.131

3.289.097

7U.425

266.098

5.548.065

992

475.1 10

850.123

3.300.369

925.385

270.U0

5.821.327

993

597.600

1.002.369

2.787.870

1.093.385

295.409

519.346

6.295.979

994

762.745

1.542.198

2.398.398

1.131.686

336.938

955.099

7.127.0M

995

991.040

1.985.448

4.307.194

1.315.960

422.191

1.348.658

10.370.491

996

1.676.926

3.298.317

4.307.194

3.029.806

1.024.545

2.056.367

15.393.155

I 997

2.225.041

4.808.434

6.796.680

4.643.958

1.428.999

3.381.576

23.284.688

2.121.314

5.434.902

4.670.0'tl

1.729.5U

3.619.102

25.146.785

998

.571.872

Sumber: PLN Ranting tvletro, 1998

Pada tahun 1997, jumlah pelanggan listrik PLN yang dilayani oleh

(enam) unit

pefayanan berjumlah 31.275 sambungan dengan jumlah daya terpasang sebesar 16.241,25

KVA. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa pelayanan listrik oleh PLN mencapai

12,49o/o

rumah tangga diKabupaten Lampung Timur, sedang 10,02o/o dilayanioleh listrik non-PLN.

Pelayanan listrik baik yang dilayani oleh PLN maupun non-PLN belum menjangkau
seluruh desa di Lampung Timur, sehingga masih dibutuhkan pengembangan jaringan listrik ke
kawasan perdesaan, antara lain dengan memanfaatkan energidiesel.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

d5

Tabel2.48
Jumlah Pelanggan, KVA Terpasang, Jaringan, dan Jumlah Gardu Listrik Per Cabang/Ranting
di Kabupaten Lampung TimurTahun 1997

Jumlah
Pelanggan

Unit

Jaringan
Tegangan
Menengah

KVA
Terpasang

Jumlah
Gardu

Jaringan

KVA
Terpasang

Tegangan

Rendah

Pada Gardu

Bahng Hari

3.858

1.837,35

35.171

23

103.08'l

1.880

Sekampung

7.',171

3.434,85

81.791

50

256.828

3.920

Sribawono

8.039

4.181,75

101.030

38

174.244

3.350

Way Jepara

5.534

2.941,75

94.496

27

174.255

2.155

Jabung

2.364

1.226,80

50.470

16

5't.000

1.370

Pugung Raharjo

5.309

2.618,75

69.1 19

33

151.688

2.260

31.275

16.241,25

432.077

187

911 .096

Jumlah

Sumber : PLN Wilayah lV Tanjung Karang, 1998

B.
8.1

Prasarana dan Sarana Perkotaan


Prasarana dan Sarana Air Bersih
Prasarana air bersih

di Kabupaten Lampung Timur dilayani oleh PDAM, non-PDAM,

maupun diupayakan secara mandiri oleh masyarakat. Daerah yang terlayani oleh PDAM

meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Metro Kibang, Kecamatan Sekampung, dan
Kecamatan Labuhan Maringgai dengan jumlah pelanggan sebesar 1.861 sambungan.
Dibandingkan jumlah rumah tangga di Kabupaten Lampung Timur, maka pelayanaan air bersih
oleh PDAM baru mencapai1,29o/o.

Tabel2.49
Jumlah Pelanggan Air Bersih di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
No

Kecamatan

PDAM

non PDAM

1.

lvletro Kibang

22

3.999

2.

Batang Hari

9.704

3.

Sekampung

341

4.

Jabung

5.

Labuhan Maringgai

1.498

o.

Way Jepara

7.

Sukadana

8.

Pekalongan

9.

Raman Utara

Purbolinggo

11.

Marga Tiga

12.

Sekampung Udik

1.861

13.703

10.

Kab. Lampung Timur

*---

Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 1998

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIM UR

a4

Pelayanan PDAM terbesar adalah di Kecamatan Labuhan Maringgai dengan jumlah

pefanggan 1.498 sambungan atau 4,42

% jumlah rumah tangga di kecamatan

yang

bersangkutan. Kecamatan Sukadana yang merupakan ibukota Kabupaten Lampung Timur dan
Kecamatan Way Jepara yang merupakan kawasan perkotaan saat

ini belum terlayani

oleh

PDAM. Di kawasan-kawasan perkotaan perlu dikembangkan sistem pelayanan air bersih yang
terencana.

8.2

Fasilitas Pendidikan
Hingga tahun 1998 fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 944

unit sekolah meliputi berbagai tingkat pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah

Atas, termasuk madrasah. Sekolah Dasar di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 651 buah,

SLTP berjumlah 209 buah, dan SLTA berjumlah 94 buah. Sekolah Dasar sebagian besar
'sukadana,
berada di Kecamatan
Labuhan Maringgai, dan Jabung. SLTP sebagian besar
berlokasi

di Kecamatan Labuhan Maringgai dan Jabung, sedang SLTA di Kecamatan Way

Jepara dan Labuhan Maringgai. Fasilitas pendidikan tinggi hanya terdapat di Kecamatan Way
Jepara.

Tabel2.50
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 (Unit)

SLTA

Kecamatan
6

43

42

14

Jabung

104

39

Labuhan lv'laringgai

106

42

14

1.

lvlefo Kibang

16

2.

Bahng Hari

J.

Sekampung

4.
6

6.

Way Jepara

7.

Sukadana

8.
9.

68

26

16

121

29

Pekalongan

34

11

Raman Utara

46

18

10

10.

Purbolinggo

11.

lvlarga Tiga

12.

Sekampung Udik

51

.1

*)

20

1
7

Jumlah
Sumber : Kecamahn Lampung Timur Dalam Angka, 1998

-)Tidak

tersedia data

Sesuai dengan standar kebutuhan

lang

ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya,

Departemen Pekerjaan Umum, maka kebutuhan SD dan SLTP di Kabupaten Lampung Timur

telah tercukupi, sedang fasilitas pendidikan SLTA mencapai 42,93o/o kebutuhan yang ada,

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

di Kecamatan Labuhan Maringgai dengan jumlah


pefanggan 1.498 sambungan atau 4,42 % jumlah rumah tangga di kecamatan yang
Pelayanan PDAM terbesar adalah

bersangkutan. Kecamatan Sukadana yang merupakan ibukota Kabupaten Lampung Timur dan
Kecamatan Way Jepara yang merupakan kawasan perkotaan saat

ini belum terlayani

oleh

PDAM. Di kawasan-kawasan perkotaan perlu dikembangkan sistem pelayanan air bersih yang
terencana.

8.2

Fasilitas Pendidikan
Hingga tahun 1998 fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 944

unit sekolah meliputi berbagai tingkat pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah

Atas, termasuk madrasah. Sekolah Dasar di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 651 buah,

SLTP berjumlah 209 buah, dan SLTA berjumlah 94 buah. Sekolah Dasar sebagian besar
berada

di

berlokasi

Kecamatan Sukadana, Labuhan Maringgai, dan Jabung. SLTP sebagian besar

di Kecamatan Labuhan Maringgai dan Jabung, sedang SLTA di Kecamatan Way

Jepara dan Labuhan Maringgai. Fasilitas pendidikan tinggi hanya terdapat di Kecamatan Way
Jepara.

Tabel2.50
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 (Unit)

Kecamabn

SLTP

SLTA

1.

Metro Kibang

16

2.

Babng Hari

43

J.

Sekampung

42

14

4.

Jabung

104

39

5.

Labuhan lvlaringgai

106

42

14

6.

Way Jepara

7.

Sukadana

6_

68

26

16

121

29

Pekalongan

34

11

Raman Utara

46

10.

Purbolinggo

51

18

10

11.

lvlarga Tiga

')

')

12.

Sekampung Udik

20

Jumlah

651

Sumber : Kecamatan Lampung Timur Dalam Angka, 1998

.)Tidak tersedia data

Sesuai dengan standar kebutuhan

lang

ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya,

Departemen Pekerjaan Umum, maka kebutuhan SD dan SLTP di Kabupaten Lampung Timur

telah tercukupi, sedang fasilitas pendidikan SLTA mencapai 42,93o/o kebutuhan yang ada,

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR

dengan kebutuhan ideal sebesar 179 buah SLTA. Kecamatan yang belum memiliki fasilitas
SLTA adalah Kecamatan Metro Kibang.

8.3

Fasilitas Kesehatran

di

Kabupaten Lampung Timur terdiri atas poliklinik,


puskesmas/puskesmas pembantu, klinik bersalin, praktek dokter, dan apotik; dimana belum
tersedia fasilitas rumah sakit. Dengan jumlah penduduk sebesar 860.970 jiwa pada tahun

Fasilitas kesehatan

2000, pada dasarnya Kabupaten Lampung Timur membutuhkan fasilitas rumah sakit umum.
Tabel 2.51 menyajikan jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Timur tahun 1998.

Tabel2.51
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998

T*X^

Kecamatan

1.

Metro Kibang

2.

Batang Hari

Porikrinik

Puskesmad
Pustu

Klinik
Bersalin

Praktek
Dokter

Apotik

J.

Sekampung

4.

Jabung

16

5.

Labuhan lvlaringgai

20

6.

Way Jepara

16

7.

Sukadana

14

8.
a

Pekalongan

10.

Purbolinggo

11.

Marga Tiga

12.

Sekampung Udik

Raman Utara

5
10

Jumlah

15

112

. Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 1998

Pada tahun 1998

di Kabupaten Lampung Timur tercatat sejumlah 15 buah poliklinik

yang berlokasi di Kecamatan Sekampung, Jabung, Labuhan Maringgai, Raman Utara, dan
Sekampung Udik. Puskesmas maupun puskesmas pembantu berjumlah 112 buah berlokasidi
seluruh kecamatan. Jumlah klinik bersalin yang tercatat pada tahun 1998 adalah 13 buah yang
tersebar

di Kecamatan Metro Kibang, Sekampung, Jabung, Labuhan Maringgai, dan

Raman

Utara. Prakter dokter berjumlah 40 unit berlokasi di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan
Batanghari. Dibandingkan jumlah penduduk yang harus dilayani, fasilitas apotik yang tercatat
hanya 1 (satu) unit di Kecamatan Way Jepara belum mencukupi kebutuhan. Kecamatan
Batanghari tercatat sebagai kecamatan dengan fasilitas kesehatan paling minim, dengan 6
buah puskesmas/puskesmas pembantu.

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TTMUR

8.4

Sarana Peribadatan
Jumlah fasilitas peribadatan

di Kabupaten

Lampung Timur terdiri atas mesjid,

surau/langgar, gereja, pura, dan vihara. Bangunan mesjid tercatat sejumlah 946 buah, sedang
surau/langgar tercatat berjumlah 2.222 buah dan tersebar

di seluruh desa dan

kecamatan.

Gereja tercatat berjumlah 149 buah, pura berjumlahT3 buah, dan vihara beflumlah 26 buah.

abel2.52

Jumlah Fasilitas Peribadatan diKabupaten Lampung TimurTahun 1998

No

1.

2.

Kecamatan

Masjid

Metro Kibang

21

Batang Hari
Sekampung

Surau/
Langgar

Gereja

Vihara

47

57

128

10

42

145

4.

Jabung

149

420

40

31

5.

Labuhan Maringgai

186

407

27

12

6.

Way Jepara

124

268

22

11

I.

Sukadana

132

280

11

6.
q

Pekalongan

41

66

Raman Utara

50

87

13

10.

Purbolinggo

57

185

11.

Marga Tiga

61

't

16

12.

Sekampung Udik

26

71

Jumlah

(
1

149

0
0
26

Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 1998

8.5

Sarana Perekonomian
Fasilitas pasar di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1998 tercatat berjumlah 69

buah tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah terbesar terdapat di Kecamatan Jabung sebanyak

22buah, disusul Kecamatan Labuhan Maringgai sebanyak 11 buah.


Jumlah toko/warung yang tercatatpada tahun 1998 adalah 1.820 buah, yang terbesar
berada di Kecamatan Jabung sejumlah 624 buah dan Kecamatan Way Jepara sebanyak 499
buah.

Fasilitas KUD pada tahun 1998 berjumlah 27 buah dan lersebardiseluruh kecamatan,

kecuali Kecamatan Way Jepara. Jumlah bank 8 buah tersebar di Kecamatan Batanghari,
Sekampung, Labuhan Maringgai, Pekalongan, Raman Utara, dan Purbolinggo.
Walaupun di Kecamatan Way Jepara menunjukkan intensitas kegiatan perdagangan

yang cukup tinggi, namun belum bersedia KUD dan fasilitas perbankan yang mendukung
kegiatan ekonomi. Kawasan-kawasan yang berpotensi sebagai kawasan perdagangan perlu
dilengkapidengan perdagangan dan keuangan yang memadai.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

a7

Tabel2.53
Jumlah Fasilitas Perekonomian di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998

No.

Kecamahn

Pasar

Toko/warung

KUD

Bank

Rumah
Makan

1.

lvlebo Kibang

19

2.

Batang Hari

46

10

J.

Sekampung

4.

Jabung

5.

Labuhan lvlaringgai

262

22

624

20

11

12

499

111

84

6.

Way Jepara

7.

Sukadana

8.

Pekalongan

30

Raman Utara

110

24

10.

Purbolinggo

57

11.

Marga Tiga

56

12.

Sekampung Udik

Jumlah

210

69

1.820

27

382

Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 1998

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

aa

BAB

KONSEP
PENGEMBAI{GANI TATA RUAI{G
I(ABUPATEN I-AIVIPUNG TIMUR

3.1

Visi dan Misi

3.1.1 Visi
Visi pembangunan Kabupaten Lampung Timurdalam jangka panjang adalah

"MASYARAKATYANG SEJAHTERA DI BUMEITLIWAH BEPADAN DENGAN


M ENG EM BAN GKAN PU S AT.P U S AT PERTU M BU H AN DI DU KU N G

SIJMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN YANG BERKEIANJUTAN."

3.1.2 Misi
Guna mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lampung Timur, maka arahan
perencanaan, pemanfaatan, dan-ps-ngendalian tata ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur

yang mendasari RTR\IVK Lampung Timur 2001-2011, diorientasikan untuk melaksanakan 3


(tiga) Misi utama sebagai berikut

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

E:'

Misi

M EN I N G

KATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN LAM PU NG

TIMUR
Kualitas kesejahteraan masyarakat yang relatif rendah membutuhkan perhatian yang

tinggi pada pengembangan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat terutama kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah. Misi ini bertujuan untuk meletakkan penataan ruang
selaras dengan usaha pengentasan kemiskinan; pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi
diantara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah; dan penurunan

tingkat keresahan dan kriminalitas di masyarakat. Misi ini juga dimaksudkan agar penataan
ruang wilayah mendorong proses perluasan dan perkuatan.potensi sumberdaya alam yang

dapat dimanfaatkan, proses pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia,

dan proses pembentukan aliansi strategis antara masyarakat dengan pemilik modal dan
Pemerintah.

Misi2

M EN

NGKATKAN PERTUM

BU HAN EKONOM I MELALU I PUSAT-PUSAT

PERTUMBUHAN

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi perhatian utama untuk mencapai


kesejahteraan masyarakat yang dituju. Misi ini bertujuan agar penataan ruang di Kabupaten
Lampung Timur dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung

Timur dengan prioritas pada pusat-pusal pertumbuhan pada koridor Sukadana

Labuhan

Maringgai. Dengan demikian, diharapkan pusat-pusat pertumbuhan tersebut mampu


menggerakkan perekonomian Lampung Timur, sehingga kesejahteraan ekonomi masyarakat
secara luas akan meningkat.

MiSi

3 :

MELESTARIKAN LINGKUNGAN SECARA BERKEI,.ANJUTAN

Dukungan lingkungan dan sumberdaya alam yang berkelanjutan merupakan prasyarat

utama bagi pembangunan Kabupaten Lampung Timur. Misi ini bertujuan untuk meletakkan
perbaikan, pelestarian, dan perlindungan ekosistem

di

Kabupaten Lampung Timur pada

prioritas yang tinggi dalam kegiatan pembangunan yang memanfaatkan sumberdaya alam

setempat. Misi ini meletakkan penataan ruang selaras dengan usaha-usaha pengendalian
perkembangan pada kawasan lindung serta mendorong pertembangan pada kawasan yang
memiliki sumberdaya alam dan keuntungan lokasional.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

3.2

Tujuan Pengembangan Tata Ruang


Sejalan dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Lampung Timur, maka RTRW

Kabupaten Lampung Timur ditujukan untuk

(a)

Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Lampung Timur terutama

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan kegiatan


ekonomi yang sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan posisi lokasional bagian
wilayah yang diprioritaskan.

(b) Mendorong perkembangan pada bagian wilayah yang mampu

menggerakkan

pertumbuhan Kabupaten Lampung Timur secara lebih luas sesuai potensi dan kendala
perkembangan yang dihadapi oleh pusat-pusat pertumbuhan-

Upaya ini dimaksudkan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi
wilayah Kabupaten Lampung Timur secara agregatif. Terftait dengan hal ini adalah
identifikasi potensi setempat serta pemberian prasarana dan sarana pendukung bagi
pusat-pusat pertumbuhan tersebut. Dalam hal ini penciptaan peluang bagi ekonomi rakyat

perlu diperluas agar masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kemakmuran dan kesejahteraannya.

(c)

Memperluas komoditi pertanian yang diusahakan di Kabupaten Lampung Timur dengan


mempertimbangkan potensi pasar regional dan intemasional serta menjaga keselarasan
dengan kelestarian lingkungan.

(d)

Mempertahankan dan meningkatkan kelestarian lingkungan melalui pengelolaan kawasan


berfungsilindung di Kabupaten Lampung Timur.
Kebijaksanaan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Lampung Timur menjadi

salah satu perhatian utama sesuai dengan kondisi fisik wilayah serta peningkatan
kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan.

(e)

Mempersiapkan dukungan ruang bagi pertambahan penduduk selama 10 tahun ke depan

melalui alokasi ruang dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan, struktur penduduk yang terbentuk, serta kecenderungan distribusi penduduk
dalam sektor ekonomi.

3.3

Kebijakan Pengembangan Tata Ruang

3.3.1 Kebijakan eenfemUangan Tata Ruang Wilayah Propinsi Lampung


Keb'rjakan Propinsi Lampung Timur yang dipertimbangkan dalam pemanfaatan ruang

wilayah Kabupaten Lampung Timur sebagaimana tertuang dalam RTRW Propinsi Lampung
2000

2015 hdalah

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

vt

(a)

Penetapan wilayah Way Kambas seluas 130.000 Ha sebagai taman nasional berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444lMenhut-ll/1 989.

(b)

Penetapan Sukadana sebagai pusat pelayanan Sekunder B dan Labuhan Maringgai


sebagai pusat pelayanan tersier.

(c) Penetapan pelabuhan laut Labuhan Maringgaisebagai pelabuhan pengumpan regional(d) Pengembangan jalur lintas Timur Propinsi Lampung, mulai dari Bakauheni, Ketapang,
Bunut, Labuhan Maringgai, Sukadana, hingga Bujung Tenuk sebagaijalur arteri primer.

, (e)

Penetapan status hutan lindung yang telah terambah di Kecamatan Jabung dan Labuhan
Maringgai di dalam RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001

2010.

3.3.2 Kebijakan Pengembangan Tata Ruang Kabupaten Lampung Timur


Dengan mempertimbangkan visi, misi, tujuan, dan strategi pengembangan ruang
Kabupaten Lampung Timur, serta kebijaksanaan pengembangan tata ruang Propinsi Lampung,
maka kebijaksanaan pengembangan tata ruang Kabupaten Lampung Timur ditetapkan sebagai

berikut:

(a)

Menetapkan Kota Sukadana sebagai pusat pelayanan primer dengan fungsi utama
pemerintahan dan pendidikan tinggi.

(b)

Mdnetapkan Kota Way Jepara, Labuhan Maringgai, dan Sribawono sebagai pusat
pengembangan kegiatan perdagangan, jasa, dan industri pada skala Propinsi Lampung
dan Kabupaten Lampung Timur.

(c) Mengembangkan pelabuhan Maringgai sebagai pelabuhan penumpang.


(d) Memprioritaskan pengembangan satuan ruang pada wilayah dengan

potensi

perkembangan yang tinggi, yakni koridor pertumbuhan Labuhan Maringgai- Sukadana.

(e)

Mengoptimalkan fungsi, penataan, dan pengendalian kawasan lindung sesuai dengan

peranannya pada lingkup Kabupaten Lampung Timur, Propinsi Lampung, dan wilayah
yang lebih luas.

(f)

Menetapkan kawasan prioritas pada skala Kabupaten Lampung Timur dalam rangka
meningkatkan perekonomian dan mempertahankan kelestarian lingkungan Kabupaten
Lampung Timur.

3.4

Konsep Pengembangan Tata Ruang

3.4.1 Asas Pengembangan Tata Ruang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur berasaskan

(1)

Keadilan bagi akses pemanfaatan ruang.

Penataan ruang berorientasi membuka peluang bagi seluruh anggota masyarakat dan
sektor pembangunan semra proporsional dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

prasarana pembangunan, dengan sejauh mungkin menciptakan sinergi diantara potensi


Pemerintah, swasta, dan masyarakat.

(2)

Pelestarian lingkungan dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya alam.

Pemanfaatan ruang

di

Kabupaten Lampung Timur dilandasi pertimbangan untuk

memprioritaskan fungsi perlindungan lingkungan pada skala setempat, regional, maupun


nasional melalui penegakan batasan-batasan kawasan dan aktifitas yang telah ditetapkan
berfungsi lindung.

(3)

Kesesuaian pengembangan aktifitas dengan daya dukung lingkungan dan sumberdaya


alam.

Kegiatan 'budidaya dikembangkan sesuai dengan kemampuan sumberdaya alam dan


lingkungan sekitar untuk mendukungnya, lerutama kesesuaian antara kegiatan sektoral
yang berfungsi produksi dengan sektor yang berfungsi perlindungan dan pelestarian.

(4)

Penetapan prioritas pengembangan wilayah.

Penetapan prioritas pengembangan disesuaikan dengan potensi bagian wilayah


Kabupaten Lampung Timur serta optimalisasi proses pertumbuhan wilayah secara
agregatif. Beberapa bagian wilayah diharapkan dapat berperan sebagai simpul penggerak
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kabupaten secara luas.

3.4,2 Konsep Pemanfaatan Ruang


Sesuai dengan permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam pemanfaatan
ruang Kabupaten Lampung Timur, penataan ruang dalam jangka panjang didekati melalui
pemusatan pertumbuhan pada bagian wilayah yang memiliki posisi geografis strategis serta
potensi pengembangan yang unggul. Pendekatan pengembangan pusat pertumbuhan (grovtth

pole) bagi Kabupaten Lampung Timur pada hakekatnya perlu diletakkan dalam perspektif
jangka panjang, dimana RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001-2011 merupakan bagian dari
proses perkembangan dan pertumbuhan jangka panjang tersebut. Melalui pendekatan ini, yang

dituju adalah terciptanya proses pertumbuhan regional yang tinggi untuk menghimpun daya
penggerak perkembangan wilayah secara menyeluruh, sehingga berbagai potensi yang ada
pada saat ini dapat difungsikan secara efisien. Walaupun pendekatan perkembangan melalui

tickling down effect tidak selalu membuktikan keefektifan proses perkembangan melalui pusatpusat pertfnibuhan, namun pengalaman pada masa yang lampau telah memberikan petunjuk
bahwa tindakan-tindakan proaktif perlu dilengkapkan sebagai komplementaritas proses tata

kaitan antara sektor-sektor penggerak pertumbuhan dengan sektor-sektor primer yang


mendukungnya.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

93

Pertimbangan bagi pendekatan pengembangan kawasan pertumbuhan adalah sebagai


berikut

(1)

Kabupaten Lampung Timur merupakan satuan wilayah administrasi yang relatif baru,
sehingga dalam proses pembentukan satuan ruang yang solid perlu mengembangkan
fungsi-fungsi utama bagi wilayahnya.

(2)

Skata ruang Kabupaten Lampung Timur relatif terbatas dibandingkan wilayah Propinsi
Lampung, sehingga proses penjalaran perkembangan bagi setiap bagian wilayah
Kabupaten cenderung dapat berlangsung lebih mudah.'

(3)

Berbagai kegiatan membutuhkan akselerasi dalam pengembangannya agar dapat


menca pa i kondisi critical mass sebagai pemacu kegiatan-kegiatan lain nya.

(4)

Walaupun merupakan Kabupaten yang relatif baru berdiri, Lampung Timur pada dasamya
memiliki potensi pengembangan yang dapat diandalkan. Untuk itu dibutuhkan upaya yang
lebih terfokus untuk memanfaatkan potensi pengembangan eksisting secara bijaksana.

(5)

Pemberian prioritas pada bagian wilayah tertentu sebagai kawasan pertumbuhan pada
hakekatnya dapat menciptakan efisiensi dalam penyediaan pelayanan publik. Dalam

kaitan ini dipertimbangkan pula bahwa dari segi kependudukan dibutuhkan distribusi
pelayanan yang efektif dan efisien.

(6)

Kabupaten Lampung Timur memiliki beberapa kawasan lindung yang meliputi areal cukup

luas. Pemusatan pertumbuhan pada tahap awal pengembangan Kabupaten

merupakan

salah satu upaya untuk mengorientasikan perkembangan fisik pada kawasan budidaya
yang sesuai, sehingga dapat mengurangi tekanan penduduk terhadap keberlanjutan
kawasan berfungsi lindung.

Dalam pendekatan kawasan pertumbuhan pada prinsipnya tidak mengabaikan


pendekatan pemanfaatan ruang Propinsi Lampung melalui decentralized tenitorial approach,

oleh karena dalam skala waktu kedua pendekatan tersebut saling melengkapi satu dengan
lainnya.

3.4.3 Skenario Pengembangan Ekonomi


Dalam rangka mewujudkan konsep pengembangan ruang Kabupaten Lampung Timur,

maka skenario pengembangan ekonomi ditetapkan dengan

mempertimbangkan

kecenderungan perkembangan perekonomian dan pendekatan pemanfaatan ruang pada masa

yang akan datang. Melalui skenario pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan kebutuhan
sumberdaya perekonomian dan investasi, implikasi terhadap tata ruang, serta kontribusi pelaku
ekonomi baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

Pada dasarnya skenario pengembangan ekonomi ditujukan untuk


gambaran kinerja perekonomian

memperoleh

di masa mendatang melalui pdnsip optimalisasi

wilayah, efisiensi, dan dalam keadaan tertentu mempertimbangkan unsur pemerataan.

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIM UR

potensi

Berdasarkan kecenderungan perekonomian, kondisi perekonomian regional yang


belum stabil, dan kurang kondusifnya situasi politik, maka pertumbuhan ekonomi dalam jangka
pendek mengalami hambatan. Namun, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah
clitetapkan skenario pertumbuhan yang lebih progresif.

Berdasarkan skenario tersebut, pertumbuhan ekonomi selain didasarkan pada


kecenderungan perkembangan pada masa lalu, juga membutuhkan target pertumbuhan yang

tinggi. Skenario ini mengikuti pandangan optimis bahwasanya perekonomian Lampung


Timur dapat dipacu melalui industrialisasi, terutama industri pengolahan hasil pertanian.
lebih

Dengan memacu sektor industri, berarti dibutuhkan investasi yang besar. Di samping itu, sektor
pertanian sebagai sektor basis yang menghasilkan bahan baku industri dikembangkan lebih
intensif.

Pertumbuhan ekonomi pada tahap awal rencana, yaitu hingga tahun 2002 diperfiirakan
mencapai 4o/o per tahun setelah mengalami penurunan 4,19o/o pada tahun 1998 akibat krisis
perekonomian. Laju pertumbuhan ekonomi

4o/o

fierupakan awal pertumbuhan kembali ekonomi

setelah krisis pereknomian pada tahun 1997, dimana laju tersebut mendekati laju pertumbuhan
Propinsi Lampung pada tahun yang sama. Kegiatan perekonomian ditekankan pada kegiatan

pertanian sebagai sektor basis, yang dianggap dapat mempercepat pemulihan kondisi
perekonomian. Pada masa sebelum krisis perekonomian, laju pertumbuhan rata-rata sektor
pertanian adalah sekitar 4% pertahun.

Pada tahap selanjutnya hingga tahun 2006, laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan
mencapai 7% per tahun, setara dengan laju perekonomian pada tahun 1996. Pada tahap ini,
kegiatan industri mulaidipacu melalui penciptaan iklim investasi yang semakin baik. Pada tahap

ini, kegiatan industri diharapkan mulai berkembang, baik industri yang ada yang

mampu

bertahan dalam kondisikrisis perekonomian maupun industri baru.

Pada tahap akhir tahun rencana laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami
peningkatan 2% setiap lima tahun, sehingga pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi

mencapaig%. Laju pertumbuhan ekonomisebesar 9% mendekatitingkat pertumbuhan tertinggi


yang pemah dicapai sebelum masa krisis perekonomian. Pada tahap ini proses pembangunan
ekonomi diperkirakan berjalan lebih stabil dengan didukung kegiatan pertanian sebagai sektor

basis dan sektor industri, serta dukungan sumberdaya manusia dan teknologi yang lebih
berkualitas.

Laju pertumbuhan perekonomian pada skenario optimis tertera pada Gambar 3.1.

Dalam skenario pertumbuhan optimis, pada akhir tahun rencana nilai PDRB yang
diperoleh Oipeifirafan mencapai Rp 1.660.565 jda. Perkiraan nilai PDRB menurut lapangan
usaha tertera pada Tabel

3.1.

Sedang kontribusi dan laju pertumbuhan tiap lapangan usaha

tertera pada Tabel 3.2 dan 3.3.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

95

Gambar 3.1

Perkiraan Perftembangan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur


Tahun 2001 -2011

o10
o\
(E

E6
=
-o

E4

=
o

:2
/

:o

:-2
ct)
F

(5

c,

t'

_/

N1

1S8

2o11

Tahun

Pada akhir tahun rencana, sektor pertanian tetap berperan sebagai sektor basis
dengan penurunan dominasi seiring berkembangnya sektor industri. Kontribusi sektor industri
diperkirakan meningkat cukup tinggi, sehingga berada pada posisi kedua. Peran sektor tersier

juga meningkat untuk mendukung sektor primer dan sekunder, seperti sektor perdagangan,
angkutan, keuangan, jasa, dan listrik.
Tabel3.1
Perkiraan NilaiPDRB Kabupaten Lampung Timur
Tahun

2OO1

No.
Lapangan Usaha
1. Perbnian
2. Perbrnbangan dan Penggalian
3. Industi Pengolahan
4. Listik, Gas, dan Air Bersih
5. Konsbuksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. Transporbsi dan Komunikasi
8. Keuangan,Percewaan,danJasaPerusahaan
9. Jasa-Jasa
10. Lainjain
Jumlah

-2011 fiuta rupiah)


2006

2001

378.778

396.289

10.695

13.081

47.974

76.949

3.097

3.847

56.090

64.637

101.342

1'15.424

29.142

33.858

23.437

26.932

2011

4i}1.701 498.169
19.966 33.211
172.680 357.021
8.094 16.606
97.133 157.754
176.997 282.296
64.755 '116.244
43.170 83.028
64.755 116.240

33.521

38.475

684.076

769.492

1.079.253

1.660.565

769.492

.079.253

1.660.565

Sumber : Hasil Analisis, 2000

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

96

Gambar 3.1

Perkiraan Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur


Tahun

2OO1

-2011

^10
s
=
(5

EG
=
-o

E4

:2
o,

:o

(E

x-2
CD

c
F

t'

_/

zm'l

1S8

2011

Tahun

Pada akhir tahun rencana, sektor pertanian tetap berperan sebagai sektor basis
dengan penurunan dominasi seidng berkembangnya sektor industri. Kontribusi sektor industri
diperkirakan meningkat cukup tinggi, sehingga berada pada posisi kedua. Peran sektor tersier

juga meningkat untuk mendukung sektor primer dan sekunder, seperti sektor perdagangan,
angkutan, keuangan, jasa, dan listrik.
Tabel3.1

Pertiraan NilaiPDRB Kabupaten Lampung Timur


Tahun

2OO1

-2011 (uta rupiah)


2006

Lapangan Usaha

1. Perhnian
2. Perbnbangan dan Penggalian
3. Industi Pengolahan
4. Listik, Gas, dan Air Bersih
5. Konsbuksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. Trangorbsi dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
10. Lain-lain

396.289

378.778
10.695

13.081

47.974

76.949

3.097

3.847

56.090

64.637

101.342

115.424

29.142

33.858

23.437

26.932

2011

1.701 498.169
19.966 33.211
172.680 357.021
8.094 16.606
97.133 157.754
176.997 282.296
64.755 116.240
43.170 83.028
64.755 116.240

33.521

38.475

684.076

769.492

1.079.253

1.660.565

769.492

1.079.253

1.660.565

Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2000

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel3.2
Perkiraan Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2001
Lapangan Usaha
No.
1. Perhnian
2. Perbmbangan dan Penggalian
3. Indusbi Pengolahan
4. Listik, Gas, dan Air Bersih
5. Konstuksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. TransporhsidanKomunikasi
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa

- 2011 (%)
2011

1998
51,50

40,00

30,00

1,56

1,70

1,85

2,00

7,01

10,00

16,00

21,ffi

0,45

0,50

0,75

1,00

8,20

8,40

9,00

9,50

14,81

15,00

16,40

17,00

4,26

4,40

6,00

7,00

3,/$

3,50

4,00

5,00

4,91

5,00

6,00

7,00

100,00

100,00

100,00

55,37

Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2000

Tabel3.3
Perkiraan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2001
Lapangan Usaha
No.
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. TransporhsidanKomunikasi
8. Keuangan, Persewaan, dan Jam Perusahaan
9. Jasa-Jasa

Jumlah

2011

(o/o)

1998

2006

2011

7,75

1,52

1,73

2,91

-39,42

6,94

8,83

10,71

-10,14

17,06

17,55

15,64

11,20

7,50

16,04

15,46

-36,15

4,84

8,49

10,19

-7,57

4,43

8,93

9,79

4,48

5,13

13,85

12,41

-3,80

4,74

9,90

13,97

-7,26

4,70

10,97

12,41

4,19

4,00

7,00

9,00

Sumber : Hasil Analisis, 2000

Berdasarkan peRiraan nilai PDRB tahun 2011, tingkat kesejahteraan masyarakat akan
meningkat sebagaimana perldraan PDRB per kapita sebesar Rp 1.850.595. Nilai tersebut
meningkat lebih dari 2 kali lipat PDRB per kapita Lampung Timur pada tahun 1998 atau sebesar
230o/o.

Perkiraan PDRB per kapita Lampung Timur hingga tahun 2011 tertera pada Tabel 3.4.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR

97

Tabel3.4
Perkiraan PDRB Per Kapita Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2001 -2011

Tahun

998

2001

2006

2011

PDRB (uta rupiah)

684.076

769.492

1.079.253

1.660.565

Jumlah Penduduk fiiwa)

852.215

864.228

880.731

896.619

PDRB per-Kapita (rupiah)

802.704

890.381

1.225.406

1.852.029

Sumber : Hasil Analisis, 2000

3.4.4 Tahapan Pengembangan

A.

Tahun Awal (2001)

Pada tahap ini perekonomian sudah mulai membaik dan menunjukkan pertumbuhan

yang positif. Laju pertumbuhan ekonomi Lampung Timur diperkirakan mencapai

4olo.

Penanganan permasalahan perekonomian diutamakan pada penanganan masalah


pengangguran melalui kegiatan ekonomi padat karya.

o
.

Mempedahankan dan memperkuat sektor pertanian sebagai sektor basis.

Pengembangan sektor pertanian, terutama tanaman pangan baik tanaman padi

maupun palawija, serta buah-buahan yang diperkuat melalui pengembangan


intensifikasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, serta penyerapan tenaga kerja
yang lebih besar.

Selain tanaman pangan, sub sektor perikanan dan petemakan yang memiliki laju

pertumbuhan cukup besar merupakan potensi yang dapat dikembangkan lebih

'

lanjut.

Sub sektor perkebunan, terutama perkebunan rakyat juga merupakan potensi yang

dapat dikembangkan lebih lanjut. Komoditi utama sub sektor ini adalah kelapa
dalam.

Sektor primer yang dapat terus dikembangkan disamping pertanian adalah


pertambangan, terutama untuk golongan C.

Sektor lain yang dipertahankan dan terus dikembangkan adalah sektor


perdagangan, yang merupakan pendukung utama kegiatan perekonomian.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

9a

B.

Tahap Lima Tahun Pertama (2002-2006)

.
.
.

Tahap ini merupakan tahap pemulihan yang berlangsung selama lima tahun.
Pada tahap ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 7% pertahun.

Kegiatan pertanian masih menjadi andalan basis kegiatan perekonomian di


Kabupaten Lampung Timur.

Sektor industri mulai dikembangkan dan dipacu pertumbuhannya, terutama industri


pengolahan hasil pertanian sesuai dengan potensisumberdaya alar4 setempat.

Sektor primer lain yang dikembangkan sebagai sektor hulu untuk mendukung sistem
ekonomi setempat adalah pertambangan.

Pengembangan prasarana dan sarana pengangkutan dan perdagangan diperlukan

untuk mendukung pengembangan ekonomi dalam rangka perluasan kegiatan


pemasaran.

c.

Tahap Lima Tahun Kedua (2007-2011)

o
.

Merupakan tahap pengembangan dengan jangka waktu lima tahun.


Pada tahap ini, perekonomian Lampung Timur diperkirakan tumbuh sebesar 9olo per
tahun.

Sektor pertanian tetap dikembangkan sebagai sektor basis, namun perannya


semakin menurun dengan meningkatnya peran sektor-sektor lain.

Sektor industri mulai berkembang dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja
yang lebih beragam.

Peran sektor tersier, seperti perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa


menjadi lebih besar.

Sektor potensial lainnya, seperti kehutanan, pertambangan, dan

pariwisata

dikembangkan untuk memperluas kegiatan usaha.

3.4.5 Arahan Pengembangan Perekonomian Lampung Timur


Perkembangan perekonomian Lampung Timur bertumpu pada kegiatan pertanian
sebagai sektor basis dan berperan sebagai andalan sesuai dengan dukungan kondisi lahan dan
budaya masyarakatnya. Dalam jangka panjang, kendala yang dihadapi adalah keterbatasan

lahan pertanian, sehingga pengembangannya akan mengutamakan intensifikasi, terutama


pertanian tanaman pangan lahan basah. Laju pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan
mencapai 4% pertahun ada tahun 2001.

Perkembangan perekonomian pada lima tahun pertama hingga tahun 2006


diperkirakan mencapai 7% per tahun dengan mengembangkan sektor sekunder yang mengolah
hasil pertanian. Perkembangan industri pengolahan hasil pertanian di Lampung Timur dipacu

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

99

dengan dukungan kemudahan permodalan, regulasi, dan mengait pada perekonomian global.
Pada tahap ini, sektor industri berkembang denganlaju pertumbuhan sebesar 17,55o/o per tahun

dan memberikan kontribusisebesar 16% terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur. Sedang

sektor pertanian tumbuh dengan laju sebesar 1,73o/o per tahun dan memberikan kontribusi
sebesar 40% terhadap PDRB Lampung Timur.

Pada lima tahun kedua hingga tahun 2011 perkembangan perekonomian Lampung
Timur tumbuh dengan laju 9% per tahun. Sektor pertanian tetap menjadi sektor andalan utama

dengan didukung perkembangan sektor industri, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah

bagi masyarakat secara intemal. Sektor industri menjadi penyumbang kedua terbesar, yaitu
sebesar 21,5Oo/o dengan laju pertumbuhan sebesar 15,640/o per tahun. Sektor perdagangan
menjadi sektor andalan ketiga setelah industri dengan kontribusi sebesar 17o/o dan laju
pertumbuhan sebesar 9,79o/o per tahun. Peran sektor perdagangan meningkat seiring dengan
perkembangan kebutuhan sektor pertanian, industri, dan sektor lainnya.

Dalam konteks produktifitas komoditi tanaman pangan, produktifitas tanaman padi di


Kabupaten Lampung Timur yang tercatat sebesar 4,02 ton/ha ternyata berada
produktifitas nasional sebesar 4,20

ton/ha. Produktifitas padi sawah di Kabupaten

di

bawah

Lampung

Timur adalah 4,24 tonlha,lebih rendah dibandingkan produktifitas nasional sebesar 4,44 tonlha.

di

Lampung Timur sebesar 2,73 ton/ha lebih tinggi


dibandingkan produktifitas nasional sebesar 2,27 tonlha. Produktifitas tanaman jagung

Sedang produktifitas padi ladang

Lampung Timur yang mencapai 3.03 ton/ha lebih tinggi dibandingkan produktifitas nasional
sebesar 2,64 ton/ha. Sedang produktifitas ubi kayu Lampung Timur sebesar 11,20 ton/ha lebih

rendah dibandingkan produtifitas nasional sebesar 12,20 tonlha. Secara umum produktifitas
tanaman pangan di Lampung Timur masih dapat ditingkatkan.
Melalui pengembangan sektor pertanian semra intensif dalam masa sepuluh tahun ke

depan dengan laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 2,91o/o per tahun diharapkan
produktifitas tanaman pangan di Lampung Timur dapat ditingkatkan. Dengan mempertahankan
luas lahan padi sawah yang ada, maka produktifitas tanaman padi sawah ditingkatkan menjadi

5 ton/ha. Upaya yang dilakukan antara lain melalui peningkatan frekuensi tanam dengan
pemanfaatan saluran irigasi secara efektif, sehingga produksi padi Lampung Timur diperkirakan

mencapai 255.120 ton pada tahun 2011.


Pengembangan tanaman palawija dilakukan melalui perluasan lahan sesuai dengan

potensi pengembangannya. Dengan meningkatkan produktifitas melalui intensifikasi dan


perluasan lahan kering, maka pada akhir tahun rencana lahan tanaman pangan lahan kert-ng
diperkirakan mencapai luas 253.395 Ha, termasuk areal tanaman buah-buahan seluas 50.000

Ha. Komoditi yang potensial dikembangkan adalah jagung,

ubi kayu, kedelai, dan buah-

buahan.

Pengembangan sektor perkebunan mengutamakan pengembangan perkebunan rakyat.


Luas lahan perkebunan rakyat secara keseluruhan diperkirakan mencapai 50.662 Ha, dengan
produktifitas rata-rata 0,75

ton/ha. Jenis komoditi yang dikembangkan adalah kelapa, lada,

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

kakao, dan kopi. Sedangkan berdasarkan areal potensial, terdapat 28.995 ha lahan yang dapat

dikembangkan untuk perkebunan rakyat di luar 43.554,75 ha lahan yang telah dibudidayakan,
sehingga luas fahan perkebunan rakyat keseluruhan akan mencapai72.549,75ha.
Subsektor perikanan dikembangkan melalui kegiatan pertambakan dan perikanan laut
di kawasan Pantai Timur mulai dari Way Penet hingga muara Way Sekampung, serta perikanan

air tawar di Rawa Sragi dan seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. Untuk wilayah
Kabupaten Lampung Timur tercatat sekitar 8.000 Ha areal potensial untuk pengembangan
tambak, sementara pemanfaatannya baru mencapai

43,73o/o

darilu'asan yang potensial. Untuk

perikanan air tawar selain tambak terdapat sekitar 47.899,75 Ha areal potensial yang terdiri dari

mina padi, kolam, aneka ikan, dan perairan umum. Sedangkan pemanfaatan secara
keseluruhan baru mencapai 11,56%. Untuk perikanan laut, areal yang dapat dimanfaatkan
untuk usaha penangkapan ikan adalah sekitar 550 km2 dan untuk budidaya laut adalah sekitar

6.651

Ha.

Dengan demikian, pengembangan usaha pada subsektor perikanan memiliki

peluang yang sangat luas.

Subsektor peternakan walaupun belum mencatat kontribusi yang besar, namun laju
pertumbuhannya relatif

pesat.

Pengembangan kegiatan petemakan diarahkan

di

seluruh

wilayah kabupaten, terutama untuk jenis ternak besar, ternak kecil (kambing), ayam buras, dan
ayam ras.

Sektor pertambangan dikembangkan untuk memperluas usaha

perekonomian

Lampung Timur walaupun mencatat kontribusi yang masih terbatas, terutama untuk bahan

tambang golongan C yang sebagian dikelola rakyat. Lahan pertambangan yang potensial
dikembangkan adalah seluas 14.079 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 106.680.000 m3
untuk pasir kuarsa, 297.309.000 m3 untuk basal, 636.000 m3 untuk pasir, dan 6.393.000

m3

untuk tanah liat.

Pengembangan sektor industri diarahkan untuk mendukung sektor pertanian dengan

jenis industri pengolahan hasil pertanian, seperti industri tapioka, indstri pengolahan hasil
peternakan, industri pengolahan hasil perikanan, industri pengolahan hasil perkebunan, industri
pengolahan hasil buah-buahan, dan industri kayu.

Seiring perkembangan sektor pertanian dan industri, direncanakan pengembangan


sektor tersier untuk mendukung kegiatan tersebut. Permukiman perkotaan membutuhkan
dukungan prasarana dan sarana perkotaan, seperti pelayanan listrik, air bersih, dan
telekomunikasi. Permintaan akan jasa konstruksi juga akan meningkat. Dengan demikian,
peran sektor-sektor tersebut semakin besar dalam pembentukan PDRB Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

tol

3.5 Strategi Pengembangan Tata Ruang


Strategi pengembangan tata ruang terkait dengan visi, misi, dan tujuan pengembangan
tata ruang yang diharapkan, dimana tercipta pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi Kabupaten
Lampung Timur untuk menggerakkan aktifitas sosial-ekonomi secara lebih luas.

Strategi pengembangan tata ruang dilakukan melalui

a.

Memperkuat basis perekonomian menurut sektor yang dapat diunggulkan bagi

pertumbuhan ekonorRi Kabupaten Lampung Timur, termasuk memperluas


keanekaragaman sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan
ekonomi.

b.

Mempertahankan pertanian lahan basah yang

ada melalui penjaminan terhadap

ketersediaan prasarana pengairan secara berlanjut serta perlindungan terhadap catchment


area yang ada di Kabupaten Lampung Timur.

c.

Memperkuat fungsi pelabuhan laut Labuhan Maringgai untuk meningkatkan kegiatan


distribusi barang dan jasa serta penumpang.

d.

Penyediaan pelayanan prasarana dan sarana dasar bagi masyarakat Kabupaten Lampung

Timur melalui penyediaan prasarana dan sarana dasar berdasarkan hirarki keterpusatan
pertumbuhan.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1o2

BAB

RENCANIA STRUKTUR
DANI POI-A PEMANFAATANI RUANIG
I(ABUPAT EN I-AIVIPUNG TIMUR

4.1

Rencana Struktur Tata Ruang


Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur

merupakan pedoman bagi

a.
b.
.
c.

Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang.

Peruujudan keterpaduan dan keterkaitan perkembangan antar bagian wilayah Kabupaten


Lampung Timur, serta keserasian antar sektor pembangunan.

Penataan ruang 12 (dua belas) kecamatan yang merupakan dasar bagi pemanfaatan
ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang.

d.

Pengakomodasian gagasan pemekaran wilayah kecamatan menjadi 23.(dua puluh tiga)


kecamatan.

Struktur ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur terutama dibentuk oleh jaringan
prasarana transportasi, pusat pelayanan, dan kegiatan primer. Hal pokok yang menjadi
pertimbangan bagi penetapan struktur ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah
perkuatan struktur pusat-pusat pelayanan di wilayah bagian Timur dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonomi secara agregatif. Pengembangan hirarki pusat-pusat pelayanan


diarahkan menurut ordinasi yang sederhana, sehingga memungkinkan terbentuknya akses

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

yang luas bagi setiap bagian wilayah untuk memanfaatkan pelayanan prasarana dan sarana
publik.

Alokasi komponen kegiatan perkotaan yang bersifat pelayanan regional, baik pada
tingkat propinsi maupun kabupaten mendasari pengembangan struktur pemanfaatan ruang di
Kabupaten Lampung Timur. Komponen kegiatan tesebut meliputi pemerintahan, transportasi,
perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, dan kegiatan lain yang bersifat primer.

Untuk mencapai kondisi ideattersebut, maka arahan struktur ruang wilayah Kabupaten
Lampung Timur hingga akhir tahun 2011 dibentuk oleh kegiatan primer, pusat-pusat pelayanan,
dan jaringan transportasi sebagaimana tertera pada Tabel 4.1 , Tabel 4.2, dan Gambar 4.1

Tabel 4.1

Deskripsi Kegiatan Primer di Wilayah Kabupaten Lampung Timur

DES

KEGIATAN

RI PSI

kota

Pemerintahan

Kegiatan pemerintahan Kabupaten Lampung Timur terletak


Sukadana.

Perdagangan dan Jasa

Kegiatan perdagangan dan jasa skala regional dikembangkan di Way


Jepara dan Labuhan Madnggai

Pendidikan Tinggi

Kegiatan pendidikan linggi dikembangkan di kota Sukadana

Kegiatan Industri

Kegiatan industri dikembangkan

Pelabuhan

Pelabuhan laut Labuhan Maringgai dikembangkan sebagai pelabuhan


barang dan penumpang

Kawasan Wisata

Wisata alam diWay Kambas

Sentra Pembibitan

Sentra pemhibitan hortikultura dipusatkan di Pekalongan

d Sribarono -

Sentra pembibitan pad dpusatkan

Labuhan Maringgai

Purbolinggo.

Hirarki fungsional wilayah Kabupaten Lampung Timur diwujudkan dalam


ordinasi pusat pelayanan, yaitu

a.

(tiga)

Pusat Pelayanan Primer, yaitu pusat yang melayani wilayah Kabupaten Lampung Timur.
Pusat pelayanan primer dikembangkan di Kota Sukadana.

b.

Pusat Pelayanan Sekunder, yaitu pusat yang melayani satu atau lebih Kecamatan dengan

tujuan mendukung pusat pelayanan primerdan berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan

ekonomi. Pusat pelayanan sekunder dikembangkan di Labuhan Maringgai.

c.

Pusat Pelayanan Ter5ier, yaitu pusat yang melayani satu atau lebih kecamatan terutama

untuk menciptakan satuan wilayah yang lebih efisien serta penyediaan pelayanan
prasarana dan sarana dasar kepada masyarakat secara merata. Pusat pelayanan
sekunder dikembangkan di Way Jepara, Jabung, Purbolinggo, dan Pekalongan.

Tabel 4.2 menyajikan deskripsi pusat-pusat pelayanan dan fungsi utamanya.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIvun

M@kpfih

LAUTJAWA

tl

KABUPATEN

.'=l
tt

LAMPUNG TENGAH
./.

.z\ ,iJ

^Yl/
TAITAN NASIONAI WAY KATIIBAS

//

rg.&Lopog

\^ rec.sirftAlu
LAUTJAWA
t

KOTA
METRO

I
,

\
(

/rtsz*
I

KAEUPATEN

IJ/

I.AI'PUNG SELATAI{

ORIENTASI

t\.

.)
a\

I
I

LAUTJAWA

\ ,"\ -/^-',
./

t"\

_.r..J.).
L.l

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

RENCANA STRUKIUR RUANG


KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PEMERINIM IGST,PAIEN I.AI,PUI.IG TIMUR


BADAI.I PERENCATIAAI{ PEI/BANGUMN DAERATI

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

105

Tabel4.2
Struktur Pusat Pelayanan Kabupaten Lampung Timur

HIRARKI KOTA
Primer Sukadana

UTAMA

FUNGSI

Kabupaten

Pusat pemerintahan

WILAYAH PELAYANAN
Kabupaten Lampung Timur

Pusat penddikan tinggi

Sekunder

Labuhan
Maringgai

Perdagangan dan Jasa

Kecamatan Labuhan Maringgai,

Pelabdhan

Way Jepara, Jabung

lndustri
Pengolahan hasil perikanan

Tersier

Way

Jepara

Kecamatan Sekampung Udk,

Perdagangan dan Jasa


Pelayanan sosial

masyarakat

Marga Tiga.

Pendidikan menengah kejuruan

Jabung

Pusat pengdahan pertanian

tanaman

Kecamatan Jabung

pangan
Pelayanan sosial masYarakat
Pendidikan menengah kejuruan

Pekalongan

Pendidikan menengah

Purbolinggo

Kecamatan Pekalongan, Batang

Sentra bibit hortikultura

Pusat pengolahan

kejuruan

hasilpertanian

Pelayanan sosialmasyarakat

Hari, Metro Kibang


Kecamatan Purbolinggo, Raman
Utara

Pendidikan menengah kejuruan

Dalam rangka membentuk struktur pemanfaatan ruang yang dituju, maka pada setiap

pusat pelayanan disediakan prasarana dan sarana dasar untuk melayani kebutuhan
masyarakat sesuai dengan skala pelayanannya.

Untuk mengarahkan pengembangan struktur ruang yang lebih berkesinambungan,


maka diupayakan pemerataan akses ke seluruh bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur,
khususnya wilayah yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan sepanjang koridor Labuhan
Maringgai

Sukadana.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jaringan transportasi yang membentuk


struktur ruang Kabupaten Lampung Timur direncanakan sebagai berikut

(a)

Jalur Arteri Primer, yaitu jalur yang melayani pergerakan regional antar propinsi. Jalur
jalan arteri primer ini membentang di sebelah Timur Kabupaten Lampung, mulai dari
Bakauheni, Ketapang, Sripendowo, Bunut, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Sukadana,
hingga Menggala (Kabupaten Tulang Bawang), yang merupakan bagian darijaringan lintas
Timur Sumatera.

(b)

Jalur Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota orde kedua dengan kota orde
kedua atau menghubungkan kota orde kedua dengan kota orde ketiga.

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TTMUR

106

Jaringan jalan kolektor primer meliputi ruas

.
.
o
.

Labuhan Maringgai

Labuhan Maringgai

Gunung Sugih Kecil -Jabung


Wono Harjo - Wana - Simpang Sribawono

Sribawono

Taman Budaya

Sukadana

Nyampir

Jabung

Sukadana

Asahan

- Pugung

Raharjo

Negri Jemanten

Tanjung Bintang

Gedong Wani

Pugung Raharjo

Bungkuk

Tanjung Sari

Nyampir

Donomulyo

Sekampung

Bumi Haria

Metro

Bandar

Lampung

.
.
(c)

Sukadana

Purbolinggo

- BumiJawa - Kedaton - Kota Gajah


- BumiJawa - Pekalongan - Metro
Rajabasa

Jalur Lokal Primer, yaitu jalur yang melayani pergerakan lokal, terutama untuk memberikan
akses bagi sentra produksi sektor primer ke pusat kegiatan sekunder dan tersier. Jalan
lokal primer ini tersebar di seluruh kabupaten.

Sejalan dengan pengembangan jaringan jalan, pengembangan pelabuhan Labuhan


Maringgai diorientasikan pada fungsi yang lebih luas, yaitu sebagai pelabuhan barang dan
penumpang.

Untuk mendorong tenrujudnya struktur ruang yang dituju, beberapa bagian wilayah
ditetapkan sebagai kawasan yang pengembangannya dipriorttaskan. Kawasan prioritas
ditetapkan berdasarkan potensi pertumbuhan pada skala nasional dan regional dan fungsi
dalam perlindungan lingkungan, yaitu meliputi

r
.
o
.
r
r

Koridor pertumbuhan Sribawono

- Labuhan Maringgai - Way Jepara - Sukadana;

Kawasan perbatasan, yaitu Kecamatan Metro Kibang, Batanghari, dan Pekalongan;


Kawasan Gunung Balak;

Sentra pembibitan Pekalongan


Pantai Timur Way Penet

Purbolinggo;

Way Sekampung; dan

Taman NasionalWay Kambas.

4.2

Rencana Pola Pemanfaatan Ruang


Pemanfaatan sumberdaya alam dalam suatu satuan ruang bersifat dinamis, dimana

dinamika perubahan pemanfaatan ruang tidak selalu mengarah pada optimasi pemanfaatan
sumberdaya alam yang

ada.

Hal ini terutama disebabkan oleh kebutuhan ruang

bagi

perkembangan kegiatan budidaya senantiasa meningkat, sedang keberadaan ruang bersifat


terbatas.

Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demandl dan ketersediaan (supp/y) akan lahan


menuju kondisi optimal, maka perencanaan pemanfaatan ruang dilakukan melalui pendekatan
komprehensif yang memadukan pendekatan sektoral dan pendekatan

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

ruang. Dalam hal

ini

107

unvlra 9Nndnv.l N3rvdnsvy Muau

'qeuBl ruBlBp oI Jle uBldBsaleu


ndueul uep '!00u!l uelnq qeJmreq '%0t Uep qlqal ue6ueJalel ue6uep ';'d'p repu ggg'g

sele !p uBl00ullel epBd BpBJeq rur uBsBi

ey

'qeuel rge uedesarad uelueqepadtueu epes

'lseluauJlpas uep lsola ueqeuau. l1[ueq ueqe0acuad ln1un sr0olo.rooJplq 1s0un1 ue0uap
ueilBIJaqBuJB}rual.e,(uqer*eq!puBsB^^BIue6unpu1padue1paqutau0ueAuPse/v\ex<
: rn>ffiJq feOeqas ueOunpurpad ;sbunl (tedure) 7 dnlecuaur

Jnull 6undue'1 uelednqey rp Ounpu1 uesel el

eped Ouenr ueleeJueuJed elod uBqeJV

6unpu11 uPsP/r^Ey V'Z'?

'ue!ueUad-uou
uesB lel uep 'uBlueuad uesenel 'upnq uesp ABI n1e{ 'eureln uerOeq (eOD g uletpp rbeqral
e(eplpnq uelelOa:l urnurn eJBceS 'ueqel uelensesel uep 'ue6uequa6uad suelod 'Oundureyp

UBIB 6ueA ue1e10e1 IBJls-lB1s uelJesepraq uBIqeJBlp e[eprpnq uete!6a>l Inlun Oueru
uepelueuled eAupfue1ag '6unpu;g ueser{\Bl uede}euad qelBpe uelmlellp 0ueA eutepad deqey

eIBr! 'uelnfua1a4req 6uer{ rnuttl Ounduel uelednqey ueunbueqtuad nfnuaut In]un


'e{uuelee;ueued ue1;epua0uad uep
'ueleeJueuled 'ueeueoue.lad ueOuap repasrp sruBq lnqesJel uese/y\el-uess/v\el uee1o1a0ue6
'elsnuBul e{epraqurns
uep 'uBlBnq e{epraqurns 'ule;e er{eptequns lsua}od uep lslpuol JBsep sele uelei(eplpnqlp

Inlun Btreln

rsOun1 ueOuap

ueldelaltp 6ueA UBsBA\BI qBlepe e{ep;pnq uesel

By .

'uepfuelal.raq Due[ ueun0uequted ueDutluadal 1n1un es0ueq

elepnq uep qe:efes reltu 'uelBnq e{eprequns 'urege eleplaqulns dnlecueut 6ue{ dnpq
uebunlOull uBUeFalaX l0unpulgatr euleln p6unpeq 6ue{ uesearre4 qelepe Ounpull

ueselr\ey

: lnlueq leOeqes qelgpe e{eprpnq


uep 0unpu11 uBsB,v\BI leueOuau ueselBg '066! unqB1 Ze Jou,toN saldday uBp'266! unqBl

/t

JouroN

dd ' Z66l unUBI te

JouloN

nn uelep

ue>ldeta1p eueulleOeqes ei(ep;pnq uese^ BI

uep Ounpull uese^ BI uedetauad qBlBpB Ouenr ueleeluetuad ueBueouaJed resep

d1su1.l6

'eAuue0un10u!l ueuelselal n06ue06uauj eduel 'ueleAeptpnq!p lnlun letsualod 0ue{ qe{e1ml


eped snlopol qlqal 6ueA rnru[ 0undtuel ualednqey qe{e;;an ueOuequtayad uep

ue1Oeq

ugqnqunpad ue>leldlcuaur ledep ueldereqlp rul uBrlBJV'uepfuegaryaq Ouef ueunOuequted uep


ue0un16u;; ue6uequlesal uBlsBsaaq urele e{epraqtuns uageelueuted d;su;.td eped .ueseplp
6uer{

lnug

0undutel ualednqay

qer{e1prr 1p

6ueru ueunOueqtuad ;6eq ueuopad ueledruau.t

Jnur[ bundurel uelednqey 0ueru ue0uequa6uad

uBt]BJe uBp ueleeJueutad e;od


'0ueru

uBleBlusued uelep ue0ulluadal IlUuoI sepOuaur sn013e1as 'buefunuau 6u;1es ledep le6e
Joyas lelue uele!0al uBllseJa{uaur uep uBlnpeulair, >ln}un lsbunpaq 6ueru e1e1 ueeuecuelad

60t

eJelus Jeqolas InpB

^/nsuBp

unNrf eNndhrv-] N3IVdnsvy MUI_U

'lBrBp tlere eI !60u!Uel buesed IlUl Uep releu O0 L - 09


IlsU lslpuol uBp Inlueq uefluep leuolstodold e,{uleqal

6uef, lnpenryneuBp ueldal Ouefuedes uB]BJep nleA 'lnpearyneuep Je]llas uesel ey


'ueqnqeled >lnlun ueldelailp qBlol6ue{ tlencal '1e.lep
qBJe aI l06ulual $uesed IDll Ucp-iilJns $uesed ugp llgu $uesed qlslles UBp Jeleu1
lBullulul uBldelalp ;e1ued 1s0un1 uBpBlsalel uBluBqBuadueu Inlun Dutluad

o0l

leglupuJ ter{unduteu $ue^ le}ued ueldat $uefuedas ue]BJep n1e{ 'lelued uepedueg

rdel uep Jeleul

g lButlultu

'lebuns

ue>ldeleup uelel 0uefuedas uep ueelol.lsd qefelrvr

lp epeJaq Oue{ ln00ueyaq IBpl} uep lnO0uepaq 0ue{ le0uns uepedtuas sueg
'reOuns uBrrJBlBpaMBI Z leutu!u,

ueldela1p ueutllnur:ad uesel

Bl rp ln00ueuaq lepl

leOuns uepeduas sueg

'JBnl qBloqas 1n00ue1 !ep Jalau

g lBururul ueldelalp ueutunulad uesBAr\BI tp 1nooueyaq 1eouns uepedutes suee)

uDl rp JalauJ OOI

'leDuns IBue UBuBI uDl !pJeleu 0g uBp lesaq teOuns UBUBI


letrlulut ueutqnuuad JBnl !p epeJeq 0ueA ;e6uns uepedulas spee
: qBlepB ;eOuns uepedues Inlun uenlueley
leDuns 1s6unl uBUspelal uelueqeyadtlaul

Inlun
qe$uns

OuUuad lBBlugul tefundutaut [ue{ 'lautpd lse0U! uBJnlBs/lBuBI/ue}Bnq


Inseuual 'le$uns ueugl UU bueluedas uBsBrv\g1 nlteA 'tB6uns uepeduag

El

: qlndtleu ledulalas ueOunPutPa4


'leduteles IrsU uBIBsnJaI

r6unpu;gau Inlun Inpenl/neuep Jeltlas uep 'Jle eleul JBltIas 'uenlsa 'telued uepedutas
're$uns uepeduas lp ]edualas nlBpaq tut tsDunS 'eAeprpnq uelel$a>l qalo uenD$ueD

depeq.ral uefiunpulpad uelpaquJau rs6unpaq buei( ledutelas ueOunput;lad ueservrey


'r1[ueq

er(eqeq depeqlal upl BJ Oue{ ueser'ael ueledrueul Jesaq leOuns lse}utltp 6ue( ueserurel
unuleu 'ueule IlBleJ Jnut11 0undurel ualednqey 'ue$unl0ull t0o1oa0 lslpuol lJPp leqlllq
'e{ureOeqas uep'lgfueq'losOuol'1utnq eduta6'ldelaq Ounun0

upsnpl lpedes 'uJBle euecuaq rurele0ueu r00uu pualodlaq 6uel euscuag


'eH OOO'OSl senlos

sequey

{eyy1 ;euotseN

ueuel qelepe !u! ueserv\Pl

uerv\eJ uBse/y\e){

tuelep

Inseural

'ulBlB uellunal uBp'uleFlsola

'rleleq ueutefiel-eleueal ;0unpurgaur Inlun ulele elens te0eqas ls0unlsq Ouef ueserney

'Jnulf
lelued lp nBIBq uelnqJeq uBsB/y\BI euas '!e00u!Jet l ueqnqe'] uep 'etedal {e1y1 'Ounqep
uelgutBcay !p lgleg $unung 0unpu11 usse1 B) qelepB !u! uBsB/v\eI u1Blep InsBuIaI

ott

(ueeloped uep ueBsepJad)

unhilI eNnd wv-l N3rvdnsvy Mul_u

ueu;lnuled upse^ By .
epsll UBd UBSBMB)| .
ulsnpul uBseA

BY .

uBouPquJBUeduese,t\eY

: rpdr;eu'uelueued-uoN e^BHpng uesB/v\By


ueuB_Iuod

UBI?uJelad

uBsBr'Aey

'3

uesBff\eY .
.

uBunqalJod/ueunqBluButBuBluBse/v\ey
0uuey ueqe'] ue6uBd ueuleuel uelueuad uesel
l.lBsB uBtlB'l ueouBd uBulBuBf uBluBuad

ey .

uBsB/v\B)

: qndtlaul'uBlueuad eAeptpng ueserv\By

1ef1eg

'g

uBlnH uBse^ eY .
.

lsJanuoy ueUH uBsB/v\By

delal lslnpoJd
:
: rmdlleu

uele efeptpnq

uesB/v\BI

UBUH

ueselr\BY

tpdtlau'uelnH e{eptpng ueserne)

.V

Inlun Oueru uBleelueuad elod euecuog

'LlllldJol luJouole ue6uequra6ued opeuals n1e{ 'ue6uequJa0ued

oueualg 't

'ulelB B^BpJoqtrns use!peslelel uPp 'sellllqtsaslB 'lsPlol 'nluauel ei{eplpnq

ue0uequle0ued lsualod depeqral luouola BJBcas uelBllued n1e^ 'uB0uequra6uad

tsualod

'Z

'nluaual uBeun00ued

Inlun uBqel uebunynp uep uetBnsasal tel0ult depeqlal uelellued nye{ 'ueqel uelensesey
:

ue0uep uplnlualrp

'l

nye{'leq leOeqraq ue>lbuequluaduau

Jnutl 0undurel uelednqe) Ouent ueleelueuad e;od

euecuag

efiep;png uesP/ney Z'Z'?

'Brv\Br

lnB'l

rp

lelapal 0ue^ leueoag nelnd 4ndt;eu lul uBsB/v\By

z$l 0L leuJ!$leuJ senl ueOuap

1ne1 ne;nd-ne1n4

'o[eqeu 0un0n4
rp eqrnd snlrs upp '0unqep !p bun6nd uenleJe) uesuerv\ leuolstpeJl qeulnJ 'leDOuUeUI
0u3u1gay1 uBnFJoy uesueil leuotstpeJl qEuJru 'luelq Ouopeg leuolslpeJl
uBqnqBl
1p
qguru 'BuBM
ueutt>lnuted uBsB eMndlleu tu! uBse/v\By
tp Oundurel
eso6
leuorsrpBJl
'6unduel efepnq
uBpt{BJB[esue1e00u1uadt0unput;au1npnqelefesuepe{epnqle0ecueueFa|aduBse,v\By<

El

uesetv\By

'Jaleul 002 leurluttu pBl-pelue0uap ue>ldetaup 'J!e eleuJ JBIlIos

cl

ueserv\ey

'e1oy neltq e)ncua]

KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH

/.-\/

ret

BAIANGHAR

KABUPATEN
LAMPUNG SELATAI.I

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


GIERAI.IGAN:

F=

BATAsToBIPATEN

w
IIIiIITII

==
:

n-n
|-(5l
F-
R

JALANARTER1pR1yER

JAINKoGKToRPRTMER

F=

I(AWASAN LINDUNG
IGBUPATEN LAIVIPUNG TIMUR

F.=

Eu(orAK BtP rar


gtx<or xEcAlrAr N
DAMU
suNGAl

0255l0lsl(n

grS.rFlt:
Dolilfrn 2m

SurbrFthr:

Krf mdrt, f&f-tbqqTru


PATERT{TII KAAPAIEfi UTPUG ITUR

0 EMfi

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

111

A.1

Kawasan Hutan ProduksiTetap


Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan

produksi tetap yang dieksploitasi melalui sistem tebang pilih atau tebang habis dan tanam.
Kriteria penetapan kawasan hutan produksi tetap mencakup tingkat kelerengan; jenis tanah;

curah hujan dengan nilai skor 125

175; dan

di luar hutan suaka alam, hutan wisata,

dan

konversi lainnya. Kawasan ini umumnya juga berfungsi sebagai kawasan penyangga (buffer
zone) anlara kawasan budidaya non-kehutanan dengan kawasan lindung.

Sesuai dengan ketentuan TGHK Lampung Timur Tahun 2000, kawasan hutan produksi

tetap meliputi hutan register di Way Kibang dan Gedong Wani di wilayah Kecamatan Metro
Kibang, Sekampung, Marga Tiga, dan Sekampung Udik. Luas hutan produksi tetap secara
keseluruhan adalah 4.000 Ha.

A.2

Kawasan Hutan Konversi


Kawasan hutan konversi adalah kawasan hutan yang dapat dialihgunakan bila

diperlukan. Kriteria penetapan kawasan hutan konversi meliputitingkat kelerengan;jenis tanah;


curah hujan dengan nilai skor 120 atau kurang; dan di luar hutan suaka alam, hutan wisata,
hutan produksi tetap, dan hutan produksi terbatas.

Berdasarkan TGHK Lampung Timur 1998, hutan konversi

di Kabupaten Lampung

Timur meliputi areal seluas 45.1 15,04 Ha terletak di kawasan hutan register Muara Sekampung,

Way Kibang, dan Gedong Wani. Pada tahun 2000 status hutan produksi konversi tersebut
telah dialihkan untuk kegiatan lainnya.

A.3

Kawasan Hutan Rakvat

Selain hutan produksi tetap dan hutan konversi, Lampung Timur memiliki wilayah
potensial bagi pengembangan hutan rakyat di Kecamatan Way Jepara seluas 4.676 ha
(merupakan areal di sekitar DAS Way Abar) dan

di Kecamatan Labuhan Maringgai seluas

1.793 ha.

8.1

Kawasan Pertanian Tanaman Panoan Lahan Basah


Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah merupakan kawasan yang

diperuntukkan bagi tanaman padi, dengan pengairan alami ataupun pengairan tekni=**Kriteria
penetapan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah meliputi ketinggian < 1.000 meter;

keferangan < 8o/oi kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 crn; dan terlayani oleh jaringan
irigasi.

Pengembangan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah di


Kabupaten Lampung Timur terutama diarahkan untuk mempertahankan lahan pertanian yang

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

ada.

Pengembangan produksi pertanian lahan basah dilakukan melalui intensififikasi untuk

meningkatkan produktifitas lahan yang saat ini tercatat berada di bawah produktifitas nasional

alau kawasan lainnya di Sumatera. Kondisitersebut disebabkan oleh pola 1 kali tanam dalam
setahun untuk sebagian besar areal pertanian sawah, walaupun telah tersedia jaringan irigasi.
Untuk itu, diperlukan perbaikan prasarana idgasi serta peningkatan efektifttas pemanfaatannya.

Melalui kebijakan untuk mempertahankan areal pertanian lahan basah yang ada, maka

pada masa mendatang diharapkan tidak terjadi pengurangan areal lahan basah yang ada
'melalui pola tanam 2 kali tanam
seluas 53.409
Peningkatan produktifitas

ha.

dilakukan

setahun, terutama bagi areal yang dilayani jaringan irigasi. Kawasan budidaya pertanian

tanaman pangan lahan basah dikembangkan

di

Kecamatan Raman Utara, Purbolinggo,

Pekalongan, Batang Hari, Sekampung, Metro Kibang, Jabung, Labuhan Maringgai, dan Way
Jepara, dengan lokasi pembibitan padidi Pekalongan.

8.2

Kawasan Pertanian Tanaman Panoan Lahan Kerinq

Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering diperuntukkan bagi


tanaman palawija, hortikultura, atau tanaman pangan. Kriteria penetapan kawasan pertanian
tanaman pangan lahan kedng meliputi ketinggian

<

1000 meter; kelerengan

<

8o/o; dan

kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm.

Pengembangan pertanian lahan kering di Lampung Timur dilakukan melalui perluasan


lahan pada areal yang sesuaidan peningkatan produktifitas lahan melalui program intensifikasi.
Pada akhir tahun rencana, lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian lahan kering

dan buah-buahan diperkirakan seluas 253.395 Ha dan direncanakan untuk tanaman jagung, ubi

kayu, kacang kedelai, dan buah-buahan. Pengembangan lahan tersebut termasuk rencana
peruntukan bagi tanaman buah-buahan seluas 50.000 ha.

Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan di


Kecamatan Sukadana, Marga Tiga,Way Jepara, Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung

Udik. Sedangkan untuk jenis buah-buahan diarahkan di kawasan sekitar hutan lindung Gunung
Balak, yang berada

di Kecamatan Jabung, Labuhan Maringgai, Sukadana, Marga Tiga,

dan

Way Jepara dengan lokasi pembibitan buah-buahan di Pekalongan.

8.3

Kawasan Perkebunan

Kawasan budidaya perkebunan diperuntukkan bagi kegiatan budidaya tanaman


tahunan yang menghasilkan bahan pangan maupun bahan baku industri dengan kriteria
ketinggian < 2000 meter; kelerengan < 4Oo/o; dan edalaman efeKif lapisan tanah atas > 30 cm.

di Kabupaten Lampung Timur diarahkan pada


pengembangan perkebunan rakyat dan mempertahankan perkebunan besar yang ada.
Pengembangan kawasan perkebunan

Pengembangan perkebunan rakyat dilakukan melalui perluasan dan peningkatan produktifitas


lahan, di mana pada akhir tahun rencana luas perkebunan rakyat di Kabupaten Lampung Timur

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

diperkirakan meningkatmenjadi50.662 Ha untuk jenistanaman utama kelapa, lada, kakao, dan

kopi. Sedangkan berdasarkan wilayah potensial, terdapat 28.996 ha areal yang berpotensi
untuk pengembangan perkebunan rakyat di luar areal yang ada seluas 43.554,75 ha, sehingga
luas areaf keseluruhan menjadi 72.549,75 ha. Potensi pengembangan tersebut sebagian besar
adalah untuk tanaman kelapa dalam, lada, kakao, kelapa sawit, dan karet.
Pengembangan kdwasan pertebunan rakyat terutama diarahkan di Kecamatan Marga

Tiga, Sukadana, Jabung, Way Jepara, dan Labuhan Maringgai. Sedang perkebunan besar
berlokasi di Sukadana dan Jabung. Komoditi utama yang dikembangkan meliputi kelapa, lada,
kakao, dan kopi, sedang komoditi penunjang adalah kelapa sawit, karet, cengkeh, dan tebu.

Pengembangan kebun balai benih dan koleksi tanaman perkebunan

di

Swikis,

Kecamatan Sukadana perlu dipertahankan dan dikembangkan.

8.4

Kawasan Petemakan
Kawasan budidaya peternakan diperuntukkan bagi kegiatan peternakan ternak besar,

ternak kecil, dan padang penggembalaan ternak, dengan kriteria ketinggian < 1000 metefi
kelerengan < 15o/o; dan jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang rumput alamiah.
Kawasan petemakan diarahkan bagi pengembangan petemakan skala kecil (rumah

tangga) dan peternakan skala besar yang tersebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur.
Peternakan skala besar terutama diarahkan di Kecamatan Way Jepara, Jabung, dan Labuhan
Maringgai, sedang petemakan unggas dikembangkan di Kecamatan Pekalongan.
Pengembangan kawasan petemakan direncanakan sebagai berikut

.
.

Ternak besar: Way Jepara, Jabung, Purbolinggo, Raman Utara, dan Labuhan Maringgai
Ternak kecil (kambing) : Metro Kibang, Sekampung, Marga Tiga, Sukadana, Purbolinggo,
dan Batanghari.

.
.

Ayam buras: Batanghari, Sekampung, Metro Kibang, dan Pekalongan.


Ayam ras : Purbolinggo, Raman Utara, Metro Kibang, Pekalongan, dan Way Jepara.

Untuk mendukung kegiatan petemakan; di setiap kecamatan dikembangkan program

HMT (HUauan Makanan Ternak) melalui pemanfaatan limbah pertanian (kacang-kacangan,


batang jagung), tanaman gamal (tanaman induk pada tanaman vanili, lada), rumput penguat
teras, coyer crop pada daerah perkebunan, dan sebagainya. Pengadaan HMT di Kecamatan

Jabung semra khusus dilakukan melalui penanaman rumput raja (king grass) untuk pakan
temak disamping pakan campuran lainnya.

8.5

Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan diperuntukkan bagi kegiatan perikanan, baik pertambakan/kolam

clan perairan darat lainnya serta perairan laut, dengan kriteria kelerengan < 8olo dan persediaan

air yang mencukupi.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

114

Pengembangan perikanan laut dialokasikan

di Kecamatan Labuhan

Maringgai dan

Jabung, sedamg kawasan Rawa Sragi direncanakan untuk perikanan air tawar. Luas perairan

laut potensial untuk usaha penangkapan ikan adatah sekitar 550 km2, sedang luas potensial
untuk budidaya ikan laut adalah sekitar 6.651 ha. Kegiatan budidaya laut yang dipertahankan
perkembangannya adalah budidaya kakap putih, kerang hijau, dan kerapu lumpur. Kegiatan
perikanan laut dikembangkanmelalui perluasan areal penangkapan dan penyediaan prasarana
dan sarana penangkapan ikan.

Pengembangan areal tambak didlokasikan

di Kecamatan Labuhan Maringgai dan

Jabung dengan memperhatikan bdtas sempadan pantai, yaitu dengan jarak 100 meter dari titik
pasang tertinggi. Luas potensial pengembangan tambak diperkirakan sekitar 8.000 Ha.

Pengembangan budidaya perikanan air tawar lainnya tersebar

di seluruh

wilayah

kabupaten dengan luas cukup potensial. Luas potensial mina padi diperkirakan sekitar 3.138,1
Ha dengan memanfaatkan arealsawah, luas potensial kolam sekitar 1.636,8 Ha, luas potensial

aneka ikan sekitar 38.606 Ha dengan memanfaatkan areal pekarangan, dan luas potensial
perairan umum sekitar4.318,75 Ha yang merupakan 10% dari luas sungai, danau, dam, rawa,
dan saluran irigasi. Pengembangan budidaya ikan perairan umum yang utama adalah di Dam
Way Kawat, Way Jepara, Way Curup, dan Purbolinggo, dengan lokasi pembibitan ikan diWay
Curup.

C.1

Kawasan Pertambanoan
Kawasan pertambangan diperuntukkan bagi kegiatan budidaya pertambangan sesuai

dengan potensi bahan tambang yang dapat diusahakan secara ekonomis.

C diarahkan berdasarkan
galian pasir kuarsa di Kecamatan Labuhan

Kawasan pertambangan untuk bahan galian golongan


ketersediaan jenis bahan galian, yakni bahan

Maringgai, Sukadana, Raman Utara, dan Purbolinggo; basalt

di Kecamatan

Sukadana,

Labuhan Maringgai, dan Way Jepara; pasir di Kecamatan Jabung, Purbolinggo, dan Labuhan
Maringgai; dan lempung di Kecamatan Raman Utara dan Way Jepara.

Areal pertambangan di Lampung Timur diperkirakan seluas 14.073 ha,

dimana

sebagian merupakan pertambangan rakyat.

C.2

Kawasan lndustri

Kawasan industri diperuntukkan bagi pemusatan kegiatan industri dengan kriteria


kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industri, yaitu memiliki prasarana ekslemal yang
memadai; tersedia sumber air dan badan air untuk pembuangan limbah cai:: tidak menimbulkan

dampak sosial; dan bukan merupakan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah yang
beririgasi dan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi.

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR

di

Kabupaten Lampung Timur diutamakan bagi industri


pengolahan hasil pertanian, antara lain industri tepung tapioka, industri pengolahan buahbuahan, industri pengolahan hasil peternakan, industri kayu, serta industri pengolahan dan
Pengembangan industri

pengalengan

ikan.

Pengembangan industri skala besar diarahkan

Sribawono, sedang industri kecil tersebar

di

di

kawasan industri

pusat-pusat produksi pertanian

di

Labuhan

Labuhan

Maringgai, Sukadana, dan Way Jepara. Pengembangan zona industri di Sribawono

Maringgaiyang diarahkan sebagai pendukung bagi tenruujudnya kawasan pertumbuhan (growth

areas) yang mampu menggerakkan kegiatan perekonomian Lampung Timur

pada

implementasinya perlu dipertimbangkan menurut faktor teknis-operasionalnya. Pertimbangan

tersebut selain menyangkut segi kelayakan teknis, perlu dilengkapi dengan pertimbangan
kelayakan lingkungannya. Oleh karenanya selain pertimbangan ketesediaan air baku untuk
industri, prasarana dan sarana transportasi, serta insentif bagi investasi; perlu dipertimbangkan

pula dampaknya terhadap kawasan lindung register 38 Gunung Balak dan kemungkinan
pencemaran terhadap areal pertambakan di sepanjang Pantai Timur.

C.3

Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata dengan kriteria memiliki

keindahan alam; memiliki kebudayaan dan peninggalan sejarah bemilai tinggi; dan memiliki
keunikan alami sebagai cagar atau suaka alam.
Pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur direncanakan di

Taman NasionalWay Kambas, merupakan obyek wisata alam berskala intemasional yang

diarahkan pada wisata minat khusus dengan jumlah wisatawan yang terbatas.
Pengelolaan kawasan pariwisata TN Way Kambas dilakukan secara ketat untuk
mempertahankan kelestarian alam.

Taman Nasional Purbakala, merupakan obyek wisata budaya berupa peninggalan situs
purba di Pugung Raharjo.

Rumah Adat Sukadana, merupakan obyek wisata budaya berupa rumah-rumah adat
Lampung di Kecamatan Sukadana

Desa Tradisional Wana, merupakan obyek wisata budaya

di

Desa Wana, Labuhan

Maringgai.

.
r
.
.
.
o
.

Rumah tradisionaldi Marga Tiga (Gedong Wani).


Rumah tradisionalwarisan Keratuan Melinting diLabuhan Maringgai.
Rumah tradisionalwarisan Keratuan Pugung di Jabung.

Taman lMsata Swadaya diGondang Rejo, Pekalongan.


Danau Way Jepara, merupakan wisata alam diKecamatan Way Jepara.
Danau Beringin Indah di Negara Nabung, Sukadana.
Danau Kemuning diSribawono, Labuhan Maringgai.

RTRW KAaUPATEN LAMPUNG TIMUR

.
.

Dam Way Kawal


Kawasan Wisata Way Curup di Rajabasa Baru, Labuhan Maringgai.

C.4

Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman merupakan kawasan hunian dari kegiatan yang mendukung

kehidupan masyarakat di perkotaan dan perdesaan ditetapkan berdasarkan kriteria kesesuaian

lahan; ketersediaan sumber air bersih; akses terhadap prasarana transportasi, ekonomi, dan
sosial; dan bukan merupakan kawasan tanaman pangan lahan basah.

Kebutuhan pengembangan perumahan

di Kabupaten Lampung Timur untuk

kurun

waktu 10 tahun ke depan diprakirakan berdasarkan proyeksijumlah penduduk dengan asumsi


sebagai berikut:

.
.

1 KK terdiri atas 5 orang

Tipe rumah terdiri atas : tipe A (ukuran besar), tipe B (ukuran sedang), dan tipe C (ukuran
kecil)

Luas persil rumah adalah

.
o

A
Tipe B
Tipe C
Tipe

:
:
:

800 m2lunit
300 m2l unit
150 m2lunit

Komposisi kebutuhan rumahtipeA :tipeB :tipe C= 1 : 3 : 6.


Luas lahan yang dibutuhkan belum termasuk lahan untuk fasilitas umum dan prasarana

penunjang lainnya. Luas lahan untuk fasilitas umum adalah 4O% dan luas lahan
perumahan.
Berdasarkan asumsi di atas, maka pada tahun 2011 dibutuhkan sekitar 179.000 rumah,

terdiri atas 107.000 unittipe kecil,54.000 unittipe sedang, dan 18.000 unittipe besardengan
areal permukiman seluas 14.980,73 hektar.

'

Proyeksi kebutuhan perumahan Kabupaten Lampung Timur hingga 2011 tertera pada

Tabef 4.3 dan 4.4.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel4.3

'

Proyeksi Kebutuhan Perumahan DiKabupaten Lampung Timur

Tahun 2001-2011 (Unit)


Tipe Besar

Tipe Sedang

Tipe Kecil

Kecamahn
2011

20'11

Meto Kibang

1.

'Bahng

2.

Hari

3.

Sekampung

4.

Jabung

5.

Lab. lvlaringgai

b.

Way Jepara

7.

Sukadana

8.

Pekalongan

Raman Utara

10.

Purbolinggo

11.

Marga Tiga

12. Sekampung Udik

Jumlah

2.128
5.702
6.654

2.165

2.203

5.765

5.829

6.801

6.951

15.661 15.880
20.257 20.620
12.031 12.M5
13.915 14.120

4.803
4.196
6.840
4.814
6.706

16j02
20.989

12.873
14.329

4.930

5.062

4.224

4.254

7.052

7.269

4.884

4.955

6.801

6.897

103.707 105.688

107_594

1.064 1.082
2.851 2.883
3.327 3.401
7.831 7.940
10.129

10.310

6.016 6.223
6.957 7.060
2.401 2.465
2.098 2.112
3.420 3.526
2.407 2.442
3.353 3.400
51.854 52.8M

2001

1.101

355

2.915

950

3.476

1.109

8.051

2.610

10.494

3.376

6.436

2.005

7.164

2.319

2"531

800

2.127

699

3.635

1.140

2.478

802

3.448

1.'t18

53.797

2006

2011

361
961
1.'134

2.647
3.437
2.074
2.353

822
704
1.175

814
1.133

17.285 17.615

367

972
1.159
2.684
3.498

2.145
2.388

844
709

1.212
826
1.149

17.932

Sumber : Hasil analisis, 2000

Tabel4.4
Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2001-2011 (Ha)

lvtebo Kibang

2. Batang Hari
3. Sekampung
4. Jabung
5. Lab. lvlaringgai
6. Way Jepara
7. Sukadana
8. Pekalongan
9. Raman Ubra
10.
11.
12.

32,47

33,04

86,48

99,82
234,92
303,86
180,47
208,72

72,04
62,93
72,21

tvlarga Tiga

Sekampung Udik
JumIa

31,91
85,53

102,60

Purbolinggo

100,60
3.556,61

2006

2011

2001

1.

Tipe Besar

Tipe Sedang

Tipe Kecil

Kecamabn

No

32,47

33,04

28,37

87,44

31,91
85,53

86,48

87,44

76,03

102p2

104,27

99,82

102,02

104,27

88,73

238,20

241,53

238,20

241,53

208,81

309,30

314,83

309,30

314,83

270,10

186,68

193,09

186,68

193,09

160,42

211,80

214,93

234,92
303,86
180,47
208,72

211,80

214,93

185,53

73,96

75,92

73,96

75,92

64,03

63,37

63,80

63,37

63,80

55,94

105,77

109,04

105,77

109,04

91,20

73,26

74,33

73,26

74,33

64,19

102,01

103,45

102,01

103,45

89,42

3.591

,32 3.626,68

Sumber : Hasil analisis, 2000

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR

72,04
62,93
102,60

72,21
100,60

2011

28,86
76,87
90,68

29,37
77,72
92,68

211,73 214,69
274,53 279,85
165,93 171,64
188,27 191,05

65,74 67,49
56,33 56,71
94,02 96,93
65,12 66,07
90,68 91,95

3.556,61 3.591,32 3.626,68 3.383,76 3.415,17

3.447 ,16

I(ABUPATEN
I-AMPUNG TENGAH

i.

.t

-t

,a

KOTA
METRO

KABUPATEN
I.AMPUNG SEI.ATAN
ORIENTASI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Gambar 4.3
KETERANG/N:

f:'f
t-:
E:-

RENCANA POLA

BATAS IGBUPATEN
BATAS KECAIilATAI.I
JALAI.I ARTERI PRIMER

JALAN KOLEKTOR PRIMER


JALAT{ LOIGL PRIMER

n-n
To-t

RI
l-

ITIIIilIITII

LAHAl.r BAsAH

TA[lBAloPERll$,lAt'l

PEMANFMTAN RUANG
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

DANAU
PERKEBUNANBESAR

PERKEBUNANRMYAT

IBUKOTA IGBUPATEN
IBUKOTA KECA}'ATAN

ffi

KAwASANINDUSTRI

DANAU

[{l

KAWASi\NWSATA

SUNGAI
TANIAN NASIOML WAY

l(Al,tBlS

HUTN L]NDUNG
ffi
@

7*
ffi
ffi
ffi
N

HUTAN PRODUKSI TETAP

PEMERINTATI IGBUPATEN I.AI'PUNG TIMUR

BADN PERENCNMN PEMBNGUMN DAEM}I

Dengan mempertimbangkan renmna pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya


maupun pengelolaan kawasan lindung, maka alokasi pemanfaatan ruang direncakan sebagai
berikut:

Tabel4.5
Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Lampung'Timur

NO.
I.

PEMANFMTAN

RUANG

SEBARAN

LUAS

(HA)

KETERANGAN

KAWASAN LINDUNG

1. KawasanSuakaAlam

Kec.Sukadana

130.000

TNWayKambas

Kec. Way Jepara

2.

II.

Hubn

Lindung

19.680

Kaw. Gunung Balak. Sebagian


besar sudah terambah, sehingga
dikembangkan menjadi hubn
kemasyarakahn

Kbang,
Sekanpung,

4.000

Reg. 37 Way Kibang dan Reg. ,|()


Gedong Wani

Uhra,
Purbolinggo,
Pekalongan,
Batanghad,

53.409

Lahan yang ada diperhhankan.


Pengembangan diarahkan secara
intensifikasi, melaluipola 2 kali

Kec. Jabung,
Kec. Labuhan lvhringgai,
Kec. Way Jepara

KAWASAN BUDIDAYA
PERTANIAN

1. Hubn

ProduksiTehp

2. Perhnian

3. Perbnian

4.

Lahan

Lahan

Basah

Kering

Perkebunan

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Kec. tt/ebo
Kec.
Kec. Sekanpung Udik,
Kec. tvlarga Tiga.

Kec. Raman
Kec.
Kec.
Kec.
Kec. lvtletro Kibang,
Kec. Sekampung,
Kec. Way Jepara,
Kec. Labuhan lvhringgai,
Kec. Jabung.

sukadana,
Tiga,
Jepara,

Kec.
Kec. lilarga
Kec. Way
Kec. Labuhan lvhringgai,
Kec. Jabung,
Kec. Sekampung Udik

hnamdalamsehhun.

253.395

50.000 Ha dLanhranya untuk


pengembangan komoditibuahbuahan

Tiga,
72.550,75 Sebagian besar berupa perkebunan
Sukadana,
rakyat.
Jabung,
Perkebunan besar dikembangkan di
[hdnggai,
Kec. Sukadana dan Jabung.

Kec. lvhrga
Kec.
Kec.
Kec. Labuhan
Kec. Way Jepara

N0.

PEI,TANFMTAN RUANG

5.

Petemakan

SEBAMN

LUAS (HA)

Diseluruh wilayah

KETERANGAN
Pengembangan temak besar di
Way Jqara, Jabung, Purbolinggo,
Raman Uhra, Lab. Madnggai.

Kabupaten Lampung Timur

Pengembangan temak kecil di


ilefo Kibang, Sekampung, [4arga
Ilga, Sukadana, Purbolinggo,

Babnghad.

6.

Perikanan

Diseluruh wilayah
Kabupaten Lanpung Timur

8.000

Arealhmbakdikembangkanseluas
8.0@ Ha.
Pedkanan darat memanfaafl<an
lahan perhnian yang ada.
Potensi perairan laut untuk
penangkapan ikan sebesar 550
kmz, dan untuk budidaya ikan laut

sebesar6.651 Ha.
KAWASAN BUDIDAYA NONPERTANIAN

1. Permukiman

Diseluruh wilayah

10.500

Kabupaten Lampung Timur

2. Perbmbangan

Kec. Labuhan lilaringgai,


Kec. Way Jepara,
Kec. Sukadana,
Kec. Raman Ubra,
Kec. Pubolinggo,
Kec. Jabung.

Dilengkapidenganfasilitas
permukiman.

14.073

Sebagian besar benpa

perbmbangan rakyat.

Pasir kuarsa di Lab. lvladnggai,


Sukadana, Raman Uhra, dan
Purbolinggo.

Basal di Sukadana, Lab.


ilhringgai, dan Way Jepara.

3.

Indusfii

Kec. Labuhan iiladnggai

Pashdi Jabung, Purbolinggo,


Lab. Madnggai.
Lempung diRaman Utara dan
Way Jepara

Kawasan Indusfi dikembangkan di


Srbawono (Kec. Labuhan

lhringgai). Kegiatan industi laln


dikembangkan di dekat senfa
perhnian rakyat.

4. Pariwisab

Kec. Sukadana,
Kec. Way Jepara,
Kec. Lab. lrrlaringgai,
Kec. Jabung,

TN. Way Kambas,


Taman Nasional Pubakala.

Kec. Pekalongan,
Kec. lvlarga Tiga.

Rumah badisional Gedong


Wani,

Rumah adat Sukadana,


Desa hadisionalWana,

Rumah badisional warisan


Kerafuan trrlelinling,
Rumah badisional warisan
Keratuan Pugung,
Taman Wimta Swadaya,
Danau Way Jepara,
Danau Bedngin Indah,
Danau Kemuning.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

121

BAB

RENCAI{A UMUM TATA RUAI{G


I(ABUPATEN I-AI\{PUNG T IMUR

5.

1 Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya

5.1.1 Kawasan Lindung

A.

Tujuan

Mempertahankan ekosistem pada pesisir, laut, dan pulau di Pantai Timur dan Pulau
Segamat.

Mengendalikan peralihan kawasan hutan berfungsi lindung oleh perambahan


aktifitas budidaya serta menanggulangi dampak yang terjadi.

Memperbaiki siklus hidroorologis pada daerah aliran sungai dan menghindarkan


bahaya banjir pada kawasan

o
r
B.

hilir.

,^'

Melindungi catchment area untuk menjamin keberlanjutan penyediaan pengairan


pada pertanian lahan basah.
Konservasi kawasan peninggalan sejarah dan budaya Lampung.

Arahan Pengelolaan

.
.

Menjaga dan mengembangkan hutan mangrove dan kawasan rawa di PantaiTimur.


Menjaga kelestarian lingkungan di Pulau Segamat Besar dan Segamat Kecil.

RTRW KABUPA,TEN LAMPUNG TIMUR

122

Mengendalikan perambahan dan alih fungsi hutan yang berfungsi lindung oleh
kegiatan budidaya

di kawasan Taman Nasional Way Kambas dan hutan

lindung

Gunung Balak.

Mengendalikan pembangunan fisik dan perkembangan aktifitas binaan

di daerah

penyangga Taman Nasional Way Kambas.

Melestarikan dan melindungi kawasan hutan lindung Gunung Balak yang belum
terambah.

o
.

Meningkatkan kemampuan daerah aliran sungai untuk melangsungkan daur


hidroorologisnya agar kinerja jaringan irigasi dapat ditingkatkan.
Mengendalikan pembangunan fisik

di sekitar sempadan sungai, danau/dam,

dan

pantai.

Melestarikan cagar budaya di kawasan permukiman tradisional Desa Wana, Gedong

Wani, Keratuan Melinting, Keratuan Pugung, dan situs purba diPugung Raharjo.

C.

StrategiPengelolaan

.
.
o
.

Melestarikan dan merehabilitas hutan mangrove di PantaiTimur.


Melindungi dan melestarikan habitat dan komunitas penyu sisik di Pulau Segamat.
Mempertahankan hutan berfungsi lindung yang belum terambah.

Menetapkan status hutan berfungsi lindung yang telah terambah, antara lain
Kawasan Gunung Balak di Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai.

Kriteria penetapan status adalah sejauh mungkin mempertahankan fungsi lindung

kawasan hutan yang bersangkutan. Pada tahap tertentu, apabila tidak


dimungkinkan memulihkan fungsi lindung kawasan hutan yang bersangkutan,
dilakukan konversi untuk penggunaan lainnya dengan terlebih dahulu mengkaji
dampak yang ditimbulkannya.

Pengelolaan kawasan penyangga di sekitar Taman Nasional Way Kambas melalui


pengembangan kawasan budidaya tanaman keras.

Memugar dan konservasi kawasan permukiman tradisional Desa Wana, rumah


tradisional Gedong Wani, rumah tradisional warisan Keratuan Melinting di Labuhan
Maringgai, rumah tradisionalwarisan Keratuan Pugung diJabung, dan situs purba di
Pugung Raharjo.

5.1.2 Kawasan Budidaya

A.

Tujuan

Meningkatkan perekonomian wilayah melalui pemanfaatan ruang untuk kegiatan


budidaya berdasarkan potensi wilayah.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

123

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pertumbuhan ekonomi


setiap bagian wilayah melalui pengembangan kawasan budidaya.

.
B.

Mengalokasikan kegiatan budidaya sesuai potensi pengembangan.

Arahan Pengembangan

Pengembangan hutan produksi tetap sesuai TGHK, yaitu

di hutan register Way

Kibang dan Gedong Wani.

Pengembangan kawasan lindung'Gunung Balak yang telah terambah oleh kegiatan


budidaya menjadi hutan kemasyarakatan melalui sistem pengelolaan yang ketat.

Pengembangan kawasan penyangga (buffer zone)

di

sekitar kawasan Taman

Nasional Way Kambas untuk menghindari perambahan hutan lindung.

Pengembangan hutan rakyat di Labuhan Maringgai dan Way Jepara, yaitu di sekitar
DAS Way Abar.

Mempertahankan areal pertanian lahan basah yang ada, yaitu di Kecamatan Batang

Hari, Sekampung, Metro Kibang, Jabung, Labuhan Maringgai, Way

Jepara,

Pekalongan, Raman Utara, dan purbolinggo.

Pengembangan pertanian lahan kering

di Sukadana, Marga Tiga, Way

Jepara,

Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik.

Pengembangan lahan untuk tanaman buah-buahan di Jabung, Labuhan Maringgai,


Marga Tiga, Sukadana, dan Way Jepara. Pengembangan sentra pembibitan buahbuahan di Pekalongan.

Pengembangan kegiatan perkebunan rakyat, tenrtama

di Kecamatan Sukadana,

Marga Tiga, Jabung, Labuhan Maringgai, dan Way Jepara.

Pengembangan kebun balai benih dan koleksi tanaman pertebunan dan kehutanan
di Swikis Kecamatan Sukadana.

.
.

Pengembangan kegiatan petemakan temak besar di Way Jepara, Jabung,


Purbolinggo, Raman Utara, dan Labuhan Maringgai; temak kecil di Metro Kibang,
Sekampung, Marga Tiga, Sukadana, Purbolinggo, dan Batanghari Nuban; ayam
buras di Batanghari, Sekampung, Metro Kibang, dan Pekalongan; dan ayam ras di
Purbolinggo, Raman Utara, Metro Kibang, Pekalongan, dan Way Jepara.

Pengembangan kegiatan pertambakan di Pantai Timur mulai dari Labuhan Maringgai


hingga Bunut.

.
.

Pengembangan perikanan laut di PantaiTimur.


Pengembangan perikanan air tawar

di seluruh wilayah yang meliputi mina

padi,

kolam, aneka ikan, dan perairan umum.

o
o

Pengembangan pembibitan ikan diWay Curup, Kecamatan Labuhan Maringgai.

Pengembangan pertambangan golongan

C di

Labuhan Maringgai, Sukadana,

Raman Utara, Purbolinggo, Way Jepara, dan Jabung.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

C.

StrategiPengembangan

.
o

Pengawasan pengelolaan hutan produksi sesuai dengan hak penggunaan hutan.

Mengembangkan hutan kemasyarakatan di kawasan hutan lindung Gunung Balak

yang telah lerambah melalui penanaman tanaman keras yang tetap

dapat

mempertahankan fungsi lindung kawasan tersebut.

[ltlengembangkan perkebunan dengan komoditi tanaman keras pada kawasan


penyangga Taman Nasional Way Kambas.

Mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan lahan basah yang ada, baik di
bagian Utara maupun di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur.

Pengembangan sistem irigasi yang menjamin tersedianya

terutama untuk mengairi pertanian lahan basah

di

air sepanjang

tahun,

Kecamatan Raman Utara,

Pekalongan, Purbolinggo, dan Batang Hari.

.
.
.

Pengembangan sistem irigasiWay Sekampung.

Ekstensifikasidanintensifikasi pengembangan perkebunan rakyat.


Pengembangan prasarana transportasi untuk menunjang

lalu lintas

barang

pertanian.

.
.
.

Pengelolaan terpadu kawasan pesisir, khususnya pada lokasi pertambakan.

Pengembangan prasarana dan sarana perikanan laut.

Pengelolaan penambangan secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian


lingkungan.

5.2 Pengelolaan Kawasan Perdesaan

dan Kawasan Perkotaan

5.2.1 Kawasan Perdesaan

A.

Tujuan

Mempertahankan dan meningkatkan produktifitas sektor primer dan meningkatkan


perkembangan sektor sekunder dan tersier, terutama sebagai proses penambahan
nilai sumberdaya alam lokal.

.
.

Memantapkan swasembada pangan.


Meningkatkan penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai untuk masa yang
akan datang.

Meningkatkan produktifitas subsektor pertaiiian tanaman pangan, perkebunan,


peternakan, dan perikanan.

.
.
.

Meningkatkan penganekaragaman pangan.


Meningkatkan pendapatan petani melaluipeningkatan perekonomian rakyat.
Menyediakan prasarana dan sarana dasar bagi kebutuhan masyarakat perdesaan
secara merata.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

125

B.

Arahan Pengembangan

.
.

Mengembangkan kawasan permukiman perdesaan yang dilengkapi fasilitas


permukiman perdesaan yang memadai.
Mengembangkan kawasan perdesaan yang terletak

di sepanjang pantai

menjadi

desa nelayan dan kawasan perdesaan lainnya menjadidesa pertanian.

Mengembangkan pertanian lahan basah rakyat di Kecamatan Raman Utara,


Pekalongan, Purbolinggo, Batang Hari, Metro Kibang, Sekampung, Way Jepara,
Jabung, dan Labuhan Maringgai.

Meningkatkan produktifitas pertanian lahan kering di Kecamatan Sukadana, Jabung,


Labuhan Maringgai, Way Jepara, Marga Tiga, dan Sekampung Udik.

Mengembangkan komoditi unggulan bagi perkebunan rakyat, seperti kelapa, lada,


kakao, kopi, kelapa sawit, dan karet.

.
.

Mengembangkan kegiatan petemakan diseluruh wilayah perdesaan.

Mengembangkan kegiatan pertambakan rakyat dan perikanan laut di Pantai Timur,


serta perikanan air tawar.

C.

Strategi Pengembangan

Mempertahankan lahan pertanian yang ada terutama lahan beririgasiteknis. Upaya


peningkatan produktifitas pertanian lahan basah dilakukan melalui :
Pengembangan jadngan idgasi yang menjamin tersedianya

air untuk

areal

pertanian lahan basah sepanjang tahun, terutama di Kecamatan Raman Utara,


Pekalongan, dan Purbolinggo, Batanghari, dan Sekampung.

Pemulihan kawasan tangkapan air (catchment areal Gunung Balak untuk


menjaga ketersediaan air irigasi di Kecamatan Jabung, Way Jepara, dan
Labuhan Maringgai.

Meningkatkan usaha diversifikasi dan intensifikasi secara terpadu, serasi, dan

'

merata sesuai dengan kondisi air, iklim, dan tetap memelihara kemampuan
keleslarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Pengembangan bibit padi di purbolinggo.
Pengembangan pertanian pada lahan tadah hujan.
Perbaikan dan peningkatan usaha penanganan pasca panen.

Pengembangan produktifitas subsektor pertanian tanaman pangan lahan kering,


terutama buah-buahan dan hortikultura, melalui

Pengembangan kawasan pertanian lahan kering

di

Kecamatan Sukadana,

Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik.

Pengembangan kawasan pertanian buah-buahan

di kawasan sekitar

Gunung

Balak, yaitu di Kecamatan Jabung, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Sukadana,


dan Marga Tiga.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

126

Pengembangan

bibit unggul produk buah-buahan dan hortikultura

di

Pekalongan
Pengembangan kegiatan penanganan pasca, panen.

Pengembangan pertanian rakyat menuju agrobisnis untuk meningkatkan nilai


tambah produk pertanian.

Pengembangan kegiatan perkebunan melalui

Pengembangan perkebunan rakyat di Kecamatan Marga Tiga, Sukadana, Way


Jepara, Jabung, dan Labuhan Maringgai
Pengembangan perkebunan besar di Kecamatan Sukadana dan Jabung.

Pengembangan kebun balai benih

dan koleksi tanaman perkebunan dan

kehutanan di Swikis, Kecamatan Sukadana.

Peningkatan program peremajaan tanaman yang kurang produktif dan


merehabilitasi areal penanaman yang rusak.

Peningkatan keanekaragaman produk perkebunan, terutama komoditas


unggulan yang kompetitif dan memiliki nilai tambah yang tinggi.

dengan komoditas kakao terutama di


Way Jepara, komoditas kelapa terutama di Kecamatan Labuhan

Pengembangan perkebunan rakyat


Kecamatan

Maringgai, dan komoditas lada terutama di Kecamatan Jabung dan Sukadana.

Upaya intensifikasi melalui penerapan teknologi bagi usaha perkebunan rakyat


disertai pengembangan sistem pemasaran.
Pengembangan perkebunan rakyat secara luas dengan mengaktiftan kegiatan

kemitraan antara petani dengan pihak swasta yang bergerak

di bidang

agroindustri dalam rangka meningkatkan nilaitambah bagi petani.

Peningkatan peranserta swasta, BUMN, dan masyarakat dalam meningkatkan

produktifitas lahan kritis, sehingga memiliki nilai ekonomi dan mampu


melindungi tanah dan air.

Meningkatkan peran kelembagaan, terutama lembaga penyuluhan yang


memberikan bimbingan teknis dan pemasaran, lembaga penyediaan sarana
produksi, dan kelembagaan penunjang lainnya.

Penerapan teknik konservasi tanah dan

air untuk mengatasi kerusakan

lingkungan.

Pengembangan kegiatan peternakan melalui

Pengembangan petemakan besar yang memiliki keterkaitan dengan Sii'Kor


sekunder dan lersier.
Pengembangan petemakan skala kecil di kawasan permukiman perdesaan.
Pengembangan petemakan terpadu dengan kegiatan pertanian, terutama dalam
rangka memanfaatkan limbah pertanian.

RTRW KAAUPATEN LAMPUNG TTMUR

127

Peningkatan manajemen usaha petemakan untuk meningkatkan nilai tambah


bagi peternak.

Pengembangan produksi dan distribusi pakan temak, obat-obatan, dan sarana


produksi lainnya.
Pengembangan sistem kemitraan antara petemak rakyat dengan pihak swasla.

Pengembangan perikanan melalui

Pengembangan kegiatan pertambakan rakyat

di

Pantai Timur

dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan.


Pengembangan perikanan air tawar dan perikanan laut dengan meningkatkan
pemanfaatan areal potensial perikanan.

Pengembangan pembibitan ikan diWay Curup

Peningkatan aksesibilitas

ke wilayah

perdesaan untuk mendukung kegiatan

pemasaran hasil produksi perdesaan melalui pengembangan feeder-road maupun


perbaikan kondisi jalan yang ada, dengan prioritas pengembangan feeder+oad di
Kecamatan Jabung.

Pengembangan prasarana

dan sarana dasar bagi kegiatan masyarakat

di

perdesaan.

5.2.2 Kawasan Perkotaan

A.

Tujuan

Mengembangkan kawasan perkotaan yang mampu berperan sebagai pusat-pusat


pelayanan bagi wilayah sekitamya.

.
o

Mendukung terbentuknya struktur ruang Kabupaten Lampung Timur yang dituju.

Mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor


sekunder dan tersier di kawasan perkotaan untuk mendukung seklor primer.

'

.
.

Meningkatkan efisiensi pelayanan bagi setiap satuan ruang wilayah pengembangan.

Menciptakan kaitan antara sentra penghasil sumberdaya alam dengan pusat


pengumpul dan pengolahan sumberdaya alam.

Menyediakan prasarana dan sarana perkotaan untuk mendukung pengembangan


pusat pelayanan sesuai dengan hirarki pusat-pusat.

B.

Arahan Pengembangan
Kawasan perkotaan merupakan kawasan permukiman yang meliputi kota induk dengan

wilayah pengaruh

di kawasan sekitamya (suburban). Kegiatan yang ditampung di

kawasan

perkotaan adalah kegiatan berintensitas tinggi, yaitu meliputi kegiatan permukiman pertotaan,

industri, jasa dan perdagangan, serta kegiatan pelayanan lainnya. Pertumbuhan sektor
sekunder dan tersier serta pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur telah

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

124

mendorong berkembangnya kawasan perkotaan, karena itu tuntutan kebutuhan penyediaan


prasarana dan sarana perkotaan turut pula meningkat.

Pengembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Lampung Timur diarahkan sebagai

berikut:

Pengembangan sistem perkotaan diarahkan mengikuti hirarki fungsional yang telah


ditetapkan dalam rencana struktur ruang Kabupatdn Lampung Timur. Permukiman
perkotaan utama dikembangkan di kota Sukadana, Labuhan Maringgai, Way Jepara,
Pekalongan, Purbolinggo, dan Jabung.

Pengembangan kota Sukadana diarahkan sebagai pusat pelayanan primer dengan


fungsi utama pusat pemerintahan Kabupaten dan pusat pendidikan tinggi.

Kota Labuhan Maringgai dikembangkan sebagai pusat pelayanan sekunder dengan

fungsi kota pelabuhan dengan kegiatan pedagangan dan jasa yang memiliki
jangkauan pelayanan regional. Kota Sribawono dan Labuhan Maringgai diarahkan
pula sebagai pusat pengolahan hasil pertanian rakyat di Kabupaten Lampung Timur,
antara lain pengolahan hasil perikanan laut dan tambak.

Kota Way Jepara dikembangkan sebagai pusat pelayanan tersier dengan fungsi

utama perdagangan dan jasa berskala Kabupaten. Pengembangan kegiatan


perkotaan

iarahkan dengan intensitas sedang.

Kota Pekalongan, Purbolinggo, dan Jabung diarahkan sebagai pusat pelayanan


tersier dengan tingkat pelayanan lokal, meliputi beberapa kecamatan di sekitamya.
Pengembangan pusat pelayanan tersier

ini

diarahkan untuk meningkatkan

pemerataan pelayanan prasarana dan sarana dasar penduduk.

Kota-kota

di perbatasan, khususnya yang berbatasan dengan Kota Metro,

seperti

Kota Metro Kibang, Batanghari, dan Pekalongan dikembangkan menjadi kawasan


perkotaan.

Peningkatan jaringan jalan, terutama jaringan jalan arteri dan kolektor untuk
mendukung fungsi perkotaan dan kegiatan penduduk perkotaan.

Mengembangkan sekolah kejuruan sesuai dengan potensi sumberdaya alam


setempat, terutama di pusat-pusat pelayanan primer, sekunder, dan tersier.

Menyediakan prasarana dan sarana permukiman di setiap kawasan permukiman


perkotaan sesuai dengan skala pelayanannya. Fasilitas sosial ekonomi minimum
yang disediakan untuk kawasan perkotaan tertera pada Tabel 5.1.

C.

StrategiPengembangan

Membangun prasarana dan sarana perkotaan yang memadai berdasarkan hirarki


kota dan fungsi pusat pelayanan. Tabel 5.1 menyajikan fasilitas perkotaan minimum

yang disediakan di kawasan perkotaan di Kabupaten Lampung Timur.

Membangun sarana pendidikan tinggidi kota Sukadana.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

129

Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa berskala Kabupaten

di

Way

Jepara dan Labuhan Maringgai melalui pembangunan dan pengembangan


prasarana dan sarana perdagangan dan jasa berskala kabupaten di kedua kota
tersebut.

Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa berskala lokal di pusat pelayanan

tersier melalui pembangunan dan pengembangan prasarana dan


perdangangan dan jasa

.
.

sarana

Mengembangkan jaringan listrik PLN dan telepon terutama di pusat pelayanan.

Mengembangkan jaringan

air bersih terpusat di Sukadana, Way Jepara,

dan

Labuhan Maringgai.

Meningkatkan kondisi prasarana ekstemal

di Sribawono untuk mendukung

pengembangan kawasan industri.

Mengembangkan jaringan jalan yang berfungsi sebagai feeder+oad terutama di


Kecamatan Jabung.

Mengembangkan sekolah menengah kejuruan

di

Kota Sukadana,

Labuhan

Maringgai, dan Way Jepara sesuai potensi pengembangan di Kabupaten Lampung


Timur.

Tabel5.1
Rencana Permukiman Perkotaan Dan Fasilitas Sosial-Ekonomi
Di Kabupaten Lampung Timur

Hirarki
Pusat Pdayanan

Fasilitas Yang Disediakan

Kota

Primer

Sukadana -

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang,


dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas perkotaan, yaitu
listrik, telepon, air bersih, drainase, pembuangan air kotor,
dan pembuangan sampah.

Fasilitas kesehatan : rumah sakit tipe B, pelayanan medis


khusus (spesialis), puskevnas, rumah bersalin, dan apotik.

Fasilitas penddikan : SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan


Tinggi.

Fasilitas jasa keuangan dan perbankan : bank


nasional/bank daeriah, koperasi, dan lembaga pdayanan
kredit.

Fasilitas perdagangan : pasar permanen.

Prasarana transportasi : dan termind antarkota dan antarpropinsi.

Sarana tnansportasi : angkutan umum antarpropinsi,


angkutan umum antarkota dalam propinsidan dalam
kabupaten, serta angkutan umum dalam kota.

Fasilitas jasa pariwisata : hotd bintang dan melati,

restoran, bioskop, dan fasilitas hiburan lainnya.

Hirarki

Fasilitas Yang Disediakan

Kota

Pusat Pelayanan Sekunder Labuhan

Maringgai

Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang yang


dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas perkotaan, yaitu
listrik, telepon, air bersih, dnainase, pembuangan air kotor,
dan pembuangan sampah

Fasilitas kesehatan : rumah sakit lipe C, pelayanan medis


khusus (spesialis), pelayanan medis umum, puskesmas,
rumah bersalin, dan apotik.

Fasilitas penddikan : SD, SLTP, SMU, dan sekolah


menengah kejuruan.

Fasilitas jasa keuangan dan perbankan : bank


nasional/bank daerah, kqpenasi, dan lembaga pelayanan
kredit.

Pusat Pelayanan Tersier

Way Jepara

Fasilitas perdagangan : pasar induk.


Fasilitas jasa padwisata : hotd, restonan, bioskop, dan
fasilitas hiburan lainnya.
Prasanana transportasi : terminalantar-kota dan
antarpropinsi, pelabuhan pengumpang regional untuk
angkutan barang dan penumpang.

Sarana transportasi : angkutan umum antarkota


antarpropinsi, dalam propinsi, dan dalam kabupaten, serta
angkutan umum datam kota.
Fasilitas industri

fasilitas pergudangan dan pengdahan

Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang yang


dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas perkotaan, yaitu
listrik, telepon, air bensih, drainase, pembuangan air kotor,
dan pembuangan sampah
Fasilitas kesehatan : pelayanan meds umum, puskevnas,
puskesman pembantu, rumah bersalin, dan apotik.
Fasilitas penddikan : SD, SLTP, SMU, sekolah menengah
kejuruan, pendidkan tinggi.
Fasilitas jasa keuangan dan pebankan : bank

nasional/bank daerah, koperasi, pelayanan kredit


Fasilitas perdagangan : pasar induk, pasar permanen.
Fasilitas jasa pariwisata : hotd, restoran, trioskop, fasilitas
hiburan lainnya.

Prasarana transportasi : teminal antar-kota.


Sarana transportasi : angkutan umum antarkota dalam
propinsi dan dalam kota.
Fasilitas industri
Pekalongan
Purbolinggo
Jabung

fasilitas pengolahan dan pergudangan

Permukiman perkotaan dengan intensitas rendah yang


dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas perkotaan, yaitu
listrik, air bersih, drainase, pernbuangan air kotor, dan
pembuangan sampah
Fasilitas kesehatan : puskewnas, puskesmas pembantu,
dan pelayana medis umum (dokter, bidan).
Fasilitas penddikan : SD, SLTP, SMU, sekolah menengah
kejuruan

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Hirarki

Fasilitas Yang Disediakan

Kota

Fasilitasjasa keuangan dan perbankan : koperasi unit


desa

Fasilitas perdagangan : pasar permanen.


Prasarana transportasi : terminal antarkota dalam
.

5.3

kabupaten.
Sarana transportasi : angkutan umum antarkota dalam
kabupaten.

Pengelolaan Kawasan Prioritas

Kawasan prioritas adalah kawasan yang pengembangannya diprioritaskan sesuai


dengan kriteria :

Kawasan yang perkembangannya lambat karena keterbatasan sumberdaya alam dan


sumberdaya manusia.

o
r
r
.

Kawasan kritis yang membutuhkan pemulihan fungsi perlindungan lingkungan.


Kawasan yang pertumbuhannya cepat.
Kawasan yang memiliki dampak secara nasional dan regional.
Kawasan yang berbatasan dengan wilayah kabupaten lain.

Berdasarkan kriteria tersebut kawasan prioritas


ditetapkan sebagai berikut

di

Kabupaten Lampung Timur

Koridor pertumbuhan Sukadana- Way Jepara

Labuhan Maringgai

Sribawono.

Kawasan ini memiliki potensi perkembangan cepat sebagaimana dicirikan oleh tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi, aksesibilitas tinggi, kelengkapan fasilitas perkotaan,
tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, dan produktifitas lahan yang cukup tinggi. Dengan
kelengkapan fasilitas perkotaan dan aksesibilitas yang tinggi, kawasan ini prospektif untuk
dikembangkan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Lampung
Timur.

Kawasan Gunung Balak.

Kawasan Gunung Balak ditetapkan sebagai kawasan lindung, meliputi bagian wilayah 3

(tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Labuhan Maringgai, Kecamatan Way Jepaq,_dan


Kecamatan Jabung. Namun pada saat ini telah terjadi perubahan fungsi lahan pada
sebagian wilayah kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya. Secara fisik, kawasan ini
merupakan kawasan bermorfologi perbukitan hingga bergunung dengan tingkat kelerengan
tinggi.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

132

Sentra pembibitan di Pekalongan dan Purbolinggo.


Sentra pembibitan buah-buahan dikembangkan di Pekalongan, sedang sentra pembibitan

padi dikembangkan di Purbolinggo. Kedua wilayah ini dikembangkan menjadi sentra


pembibitan untuk kegiatan pertanian di Kabupaten Lampung Timur dan wilayah lainnya.
PantaiTimur.
Kawasan Pantai Timur meliputi kawasan pesisir mulai dari Tanjung Penet ke arah Selatan
hingga ke muara Way Sekampung yang merupakan kawasan pertambakan. Di kawasan ini

dihadapi persoalan lingkungan seperti kerusakan vegetasi mangrove, intrusi air laut akibat
perluasan kegiatan pertambakan, serta abrasi. Kegiatan budidaya perikanan di kawasan

ini merupakan pendukung ekonomi rakyat, namun di lain pihak mengancam kelestarian
lingkungan.

Taman Nasional Way Kambas.

Kawasan Way Kambas ditetapkan sebagai Taman Nasional berdasarkan SK Menhut


Nomor 444lMenhut-ll/1989 seluas 130.000 Ha dan telah dikenal secara intemasional, serta

memiliki berbagai spesies flora dan fauna endemik. Kawasan Taman Nasional Way

Kambas pada saat ini terancam oleh perambahan hutan untuk kegiatan budidaya
penduduk sekitar. Untuk mengendalikannya, di sekitar kawasan Taman Nasional Way
Kambas dikembangkan kawasan penyangga (buffer zone).

Kawasan Perbatasan dengan Kota Metro


Kawasan perbatasan dengan Kota Metro meliputi Kecamatan Metro Kibang, Batanghari,

dan Pekalongan. KaraKeristik kawasan ini adalah perdesaan, sedang Kota

Metro

merupakan kawasan perkotaan dengan karakteristik yang berbeda. Untuk mengimbangi

perkembangan Kota Metro sebagai kawasan perkotaan, maka kawasan perbatasan


terse but

A.

ikem ba ngkan melal

i penyed iaan fasilitas perkotaan.

Tujuan

Tujuan pengembangan kawasan prioritas adalah

Memacu pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Lampung Timur, khususnya


dalam rangka peni

ng

katan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan renda h.

Mencegah teriadinya kerusakan lingkungan serta upaya pelestarian lingkungan yang

berkelanjutan.

o
.
B.

Menarik penanaman modaldiKabupaten Lampung Timur.


Meningkatkan pemerataan prasarana dan sarana dasar.

Arahan Pengembangan

Mengembangkan kegiatan perekonomian, khususnya perdagangan dan jasa pada

tingkat kabupaten di koridor pertumbuhan Sukadana

Way Jepara

Labuhan

Maringgai- Sribawono

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

133

Mengembangkan kegiatan industri skala Propinsi pada jalur Labuhan Maringgai

Sribawono.

Mengembangkan jaringan feeder-road

di wilayah Jabung untuk meningkatkan

aksesibilitas barang dan orang dengan kawasan lainnya.

.
o

Pengelolaan kegiatan pertambakan di Pantai Timur yang berwawasan lingkungan.

Pengembangan pelabuhan nelayan untuk mendukung kegiatan perikanan di


Labuhan Maringgai yang dilengkapidengan pusat pengolahan hasil perikanan.

Pengemba'ngan kegiatan sentra pembibitan buah-buahan di Pekalongan dan sentra

pembibitan padi di Purbotinggo.

Mengembangkan kawasan penyangga (buffer zone) di sekitar Taman Nasional Way


Kambas.

.
.

Mengembangkan hutan kemasyarakatan diKawasan Gunung Balak.


Melestarikan dan melindungi hutan lindung di Kawasan Gunung Balak yang belum
terambah.

Mengembangkan fasilitas perkotaan

di Kecamatan Metro Kibang, Batanghari,

dan

Pekalongan yang berbatasan dengan Kota Metro.

C.

StrategiPengembangan

Membangun fasilitas perdagangan dan jasa dengan pelayanan skala Kabupaten di


Way Jepara dan Labuhan Maringgai.

Membangun dan mengembangkan prasarana dan sarana dasar di Jabung, termasuk


feeder-road.

Pengamanan jaringan irigasi di Kecamatan Raman Utara, Pekalongan, Batang Hari,

Purbolinggo, dan Sekampung.

o
.
'

Pelestarian hutan mangrove di kawasan pantai Timur.

Pengembangan prasarana pelabuhan laut Labuhan Maringgai teMama untuk


mendukung kegiatan perikanan.

Pengembangan pusat penelitian perikanan dan pengolahan hasil perikanan di Way


Penet.

Pengembangan budidaya lanaman keras pada kawasan penyangga Taman


NasionalWay Kambas.

Pengembangan kawasan hutan kemasyarakatan

di Gunung Balak dengan

sistem

pengelolaan yang terpadu untuk menjaga fungsi lindung pada kawasan tersebut.

Membangun fasilitas perkotaan

di

Kecamatan Metro Kibang, Batanghari, dan

Pekalongan yang berbatasan dengan Kota Metro

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

KABUPATEN
LAMPUNG TENGAI{

KOTA
METRO

Hwtuapug

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


I(EIEMI{GAI{:

FE
:
F
fl-n
fO-l
$

&qrAsKqB{rArEr{
JAr fiARrERtpfltrER

N
-

JAt NKoLEKroRPRTuER

fmm

BUKor

rqBrpATEN

B{ror

tccAlrArAr{

pcr.ABUnAN

ffi
ffi

FTFTF
ft+{+Jtl

trv!

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAlLAt{

MstoML tv^YMr,ts s

WASTI{

qmnlG B/tA(Y

KAWASAil qfiUT{G EAI.|K

NG

YAT{G

IGWASAN PRIORITAS
BAUit IERA[t8Atl

IBAISAH

I$BU PATEN I.Ai'PUNG TIMUR

PERNhEUI{AN S{'qD^r{A II'AYJEPARA. I.A8UMfl ITERIfiCGAI. SRIBAUIOf{O


KORIDOR

KAWASAN PAI{TA

IIIT,R

SEITIIM P$FAIT^I| B'AII{,AMI{

SENruPEIAA,I$I

PADI

IqWASAI{ PERSATASAI{

t2R

5.4

Rencana Pengembangan Prasarana Wilayah

5.4.1 SistemTransportasi
Kondisi jaringan jalan

di Kabupaten Lampung Timur saat ini memberikan

pelayanan

transportasi relatif memadai, terutama jaringan regional yang menghubungkan pusat-pusat


pongembangan. Untuk menunjang perkehbangan di Kabupaten Lampung Timur secara lebih

luas,

maka

direncanakan pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan ibukota

kecamatan dengan kawasan perdesaan, khususnya desa yang pertumbuhannya relatif lambat,

melalui:

.
.
.
o

Pembukaan jalan alternatif

Peningkatan kualitas jaringan jalan


Pembangunan jaringan jalan

Penyediaan dan penambahan sarana angkutan darat

Berdasarkan rencana pengembangan jaringan jalan pada skala regional, akan


dikembangkan jalur Lintas Timur yang menghubungkan Bakauheni, Ketapang, Way Jepara,
Sukadana, Seputih Banyak, hingga ke Menggala. Jalur regional ini akan menjadi bagian dari

jalur Trans Sumatera Lintas Timur yang menghubungkan Medan, Pekanbaru,

Jambi,

Palembang, Bakauheni. Rencana jalur regional Timur yang akan dikembangkan di Kabupaten
Lampung Timur meliputi 2 (dua) ruas, yaitu ruas Ketapang

- Seputih Banyak sepanjang

Way Jepara dan ruas Way Jepara

106,5 Km. Rencana pengembangan jaringan jalan ini meliputi


rencana peningkatan jalan dan pembangunan jalan. Dibukanya jalur alternatif di wilayah Timur

akan memacu pertumbuhan koridor pertumbuhan Sukadana


Maringgai

Way Jepara

Labuhan

Sribawono, termasuk pengembangan indus{ri.

Sektor lainnya yang didukung oleh pengembangan jaringan jalan tersebut adalah sektor
pertanian, industri, dan transportasi.

A.

Tujuan

.
.

Mendukung tenruujudnya struktur ruang yang ditetapkan dalam rangka memperkuat


pusat-pusat pelayanan di sepanjang jalur Timur.

Meningkatkan aksesibilitas wilayah Kabupaten Lampung Timur dengan wilayah


eksternalnya.

Mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah melalui perkembangan__ Kawasan


budidaya.

Mendukung terbukanya daerah-daerah terisolasi

yang potensial menjadi daerah

yang lebih berkembang dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Mendukung pengembangan sentra industri perdesaan dan industri rumah tangga di


kawasan perdesaan.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

teA

B. Arahan Pengembangan
8.1 Transportasi Darat
. Meningkatkan kualitas jaringan jalan arteri primer untuk mendukung kelancaran
kegiatan perekonomian regional.

Meningkatkan kualitas jaringan jalan kolektor primer untuk mendorong kelancaran


kegiatan koleksi dan distribusi kegiatan ekonomi regional.

Meningkatan kualitas jaringan jalan lokal primer, terutama jaringan jalan yang
menghubungkan pusat kegiatan primer rakyat dengan

kegiatan sekunder

dan

tersier.

Mengembangkan aksesibilitas

di daerah Jabung, terutama untuk memperlancar

keg iatan perekonomian rakyat.

Mengembangkan terminal antarkota

dan antarpropinsi untuk memperlancar

aksesibilitas penduduk ke wilayah eksternal.

8.2 Transportasi Laut


r Persiapan pengembangan pelabuhan laut Labuhan

Maringgai sebagai pelabuhan

penumpang dan barang.

o
.

Mengembangkan fasilitas pelabuhan laut Labuhan Maringgai terutama untuk


mendukung kegiatan perikanan.
Mengembangkan pelabuhan beserta fasilitasnya di pelabuhan laut Way Penet dan
Way Sekampung untuk melayani kegiatan perikanan laut di sekitarnya.

C,

StrategiPengembangan

C.1

Transportasi Darat

Memperkuat jalur regional Timur untuk membentuk struktur pusat pelayanan, yang
menghubungkan Bakauheni

'

Sukadana
kualitas

Ketapang

Labuhan Maringgai

- Seputih Banyak- hingga Menggala,

Way Jepara

melalui perbaikan dan peningkatan

jalan. Rencana pengembangan jalur regional Timur, meliputi :

Ruas Ketapang

Way Jepara sepanjang 69,50 Km, yang berada di Kabupaten

Lampung Timur sepanjang 54,70 Km. Sebagian besar direncanakan melalui


peningkatan kualitas jalan dan sebagian lagi melalui pembangun an jalan yartu
Maringgai By pass sepanjang 2,10 Km.

Ruas Way Jepara

Seputih Banyak sepanjang 60,00 Km, yang berada di

Kabupaten Lampung Timur sepanjang 51,80 Km. Sebagian besar direncanakan

melalui peningkatan kualilas jalan. Pada ruas ini dilakukan pembangunan jalan
Sukadana By pass yang menghubungkan Banding

Nyampir sepanjang g,25

Km.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

137

Pengembangan jalan arteri primer sesuai spesifikasi menurut UU Nomor 13 Tahun


1982 tentang Jalan dan PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan, yaitu

Dirancang berdasarkan kecepatan rencana (design speed) minimal 60 km{am


Lebar badan jalan minimal

meter.

Bebas dari pergerakan ulang-alik dan pergerakan lokal.

Jumlah jalan masuk dibatasi dengan jarak minimal antar persimpangan/jalan


masuk adalah 500 meter.
Kapasitas jalan harus lebih besar dari volume lalu-lintas harian rata-rata (LHR).
Pembatasan secara ketat terhadap lokasi pemberhentian kendaraan dan parkir.

Dilengkapi dengan rambu, marka, lampu latu-lintas, dan penerangan yang


memadai.

Memilikijalur khusus untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya.

Memperkuat jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan kawasan primer


dengan kawasan primer lainnya serta kawasan sekunder.
Pengembangan jalan kolektor primer mengikuti spesifikasi menurut UU Nomor 13
Tahun 1982 tentang Jalan dan PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan, yaitu

dirancang berdasarkan kecepatan rencana (design speed) minimal40 km/jam.


Lebar badan jalan minimal 7 meter.

Jumlah jalan masuk clibatasi secara efisien dengan jarak minimal antar
persimpangan/jalan masuk adalah 400 meter.
Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas harian rata-rata (LHR).

Parkir pada badan jalan dibatasi dan tidak diijinkan pada jam sibuk.

Memiliki kelengkapan jalan, seperti rambu, marka, lampu lalu lintas, dan
penerangan yang memadai.

Memilikijalur khusus untuk sepeda dan kendaraan lambat fainnya.

'

Mengembangkan jalur jalan yang menghubungkan


Donomulyo

Sekampung

Sidodadi

Margototo

Sukadana

Karang Anyar

Nyampir

Sultan Agung

(Bandar Lampung).

Membangun dan mengembangkan jaringan jalan lokal di Kecamatan Jabung untuk


meningkatkan aksesibilitas penduduk.

.
.

Perbaikan kualitas jaringan jalan terutama pada jaringan jalan lokal primer.
Pengembangan jalan lokal primer berdasarkan spesifikasi sesuai ketentuan dalam

UU Nomor 13 Tahun 1982 tentang Jalan dan PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang
Jalan, yaitu :
Dirancang berdasarkan kecepatan rencana (design speed) 2O kmfiam.
Lebar badan jalan minimal 6 meter.
Kendaraan angkutan barang dan bus diijinkan melaluijalan ini.
Lalu lintas harian rata-rata adalah paling rendah pada sistem primer.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Mengembangkan terminal antar kota dalam propinsi di Sukadana, Way Jepara, dan
Labuhan Maringgai.

.
.

Mengembangkan terminal antar kota dalam kabupaten pusat-pusat pelayanan.

Mengembangkan sarana angkutan umum antar kota dalam propinsi, antar kota
dalam kabupaten, dan angkutan umum perdesaan.

C.2

TransportasiLaut

Pengembangan sarana dan prasarana pendukung pelabuhan perikanan, seperti


tempat pelelangan ikan, industri es, pengolahan hasil perikanan, dan sebagainya.

.
.

Peningkatan kualitas jaringan jalan dari dan menuju pelabuhan.


Pengembangan pelabuhan laut Labuhan Maringgaimenjadipelabuhan penumpang.

5.4.2 Sistem lrigasi/Pengairan

A.

Tujuan

Mengembangkan sumber

air yang terjamin sepanjang tahun untuk keperluan

kegiatan budidaya pertanian.

Meningkatkan kualitas prasarana irigasi untuk mencapai produktifitas lahan sawah


yang lebih tinggi.

B.

Arahan Pengembangan

Mempertahankan dan melestarikan wilayah tangkapan air (catchment area) pada


DAS Way Sekampung dan Way jepara untuk menjamin ketersediain air irigasi.

Meningkatkan kualitas sarana irigasi untuk mencapai produktifitas lahan sawah yang
lebih tinggi.

C.

StrategiPengembangan

.
.
.

Rehabilitasiwilayah tangkapan air pada DAS Way Sekampung dan Way Jepara.
Meningkatkan kualitas sarana irigasi.

Mengembangkan jaringan irigasi melalui saluran sekunder dan tersier untuk


melayanikawasan yang lebih luas.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

U@a Sq..tth

LAUTJAWA
KABUPATEN

ryt

IAMPUNG TENGAH

TATTAN

NASIOTIA WAY IGITBAS

LAUTJAWA
KOTA
METRO

I(ABUPATEN
I.AMPUNGSELATAN

LAUT'AWA

t"\

,lrtrqA

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Ganter 52

F=
:
F=
F=

RET{CANA JARINGAN JATAN

IGBUPATEN I,AMPUNG TIMUR

25 5

l0

l5Kn

TEN

TOt

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

140

5.4.3 Sistem Prasarana dan Sarana Wilayah


Tujuan pengembangan prasarana dan sarana wilayah di Kabupaten Lampung Timur
adalah

1.
2.
3.

Mendukung kegiatan perekonomian masyarakat.

Meningkatkan pemerataan prasarana dan sarana dasar bagi seluruh penduduk.


Mengembangkan penyediaan prasarana dan sarana dasar bedasarkan hirarki pusat
pelayanan Kabupate4 Lampung Timur.

A.

Sistem Kelistrikan dan Eneroi


Berdasarkan proyeksi penduduk dan standar kebutuhan listrik per jiwa, maka hingga

tahun 2011 kebutuhan listrik di Kabupaten Lampung Timur diperkirakan mencapai 202.000
KWatt, terdiri atas kebutuhan domestik sebesar 80.700 Kwat, kebutuhan untuk sarana
umum/sosial sebesar 2O.2OO Kwatt, dan kebutuhan untuk kegiatan komersial dan sebagainya
sebesar 101 .100 Kwatt.
Pada saat ini kebutuhan listrik penduduk belum seluruhnya dapat dilayani oleh PLN,

dimana sebagian penduduk memperoleh pelayanan listrik non-PLN. Berdasarkan proyeksi


kebutuhan di atas, maka direncanakan pengembangan jaringan dan kapasitas aliran listrik yang
cukup besar dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Tabel 5.2 menyajikan prakiraan kebutuhan
listrik di Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2011.
Pengembangan jaringan listrik Kabupaten Lampung Timur diarahkan sebagai berikut

.
.

Pengembangan jaringan listrik PLN di pusat-pusat pelayanan.

Pengembangan jaringan listrik non-PLN pada wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan
listrik PLN.

Strategi pengembangannya dilakukan melalui

Peningkatan kapasitas listrik baik PLN maupun non-PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik
penduduk sesuai proyeksi kebutuhan listdk hingga tahun 2011.

di sepanjang jalur arteri primer di


kegiatan pusat pelayanan di sepanjang jalur

Pengembangan jaringan infrastruktur listrik primer


wilayah Timur terutama untuk mendukung

tersebut serta mendukung kegiatan industri yang akan dikembangkan.

.
.

Pengembangan jaringan infrastruktur listrik sekunder di sepanjang jalur kolektor pdmer.

Pengembangan jaringan listrik tersier yang terkoneksi dengan jaringan sekunder dan
primer.

Pengembangan listrik non-PLN pada wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan listrik PLN
melalui pembangunan PLTD skala lokal.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

141

B.

Telekomunikasi
Berdasarkan proyeksijumlah penduduk dan standar kebutuhan jaringan telepon, maka

pada tahun 2001 kebutuhan sambungan telepon

di Kabupaten Lampung Timur diperkirakan

mencapai 27.370 SST, yang terdiri atas kebutuhan untuk sambungan langsung (rumah tangga)

sebesar 17.290 SST, kebutuhan untuk sarana umum/sosial sebesar 3.460 SST, kebutuhan
untuk komersial sebesar 5.760 SST, dan kebutuhan untuk telepon umum sebesar 860 SST.

Hingga akhir tahun rencana 2011, diprakirakan kebutuhan sambungan telepon di


Kabupaten Lampung Timur mencapai 28.390 SST, yang terdiri atas sambungan langsung
rumah tangga sebesar 17.930 SST, kebutuhan untuk sarana urnum/sosial sebesar 3.590 SST,
kebutuhan untuk kegiatan komersial sebesar 5.980 SST, dan kebutuhan untuk telepon umum

sebesar 890

SST. Tabel 5.3

menyajikan prakiraan kebutuhan sambungan telepon di

Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2011.


Pengembangan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Lampung Timur diarahkan pada

pengembangan jaringan telepon

di

pusat-pusat pelayanan untuk mendukung kegiatan

perekonomian wilayah terutama sektor sekunder dan tersier.


Strategi pengembangannya dilakukan melalui

Peningkatan kapasitas satuan sambungan telepon untuk memenuhi kebutuhan


telekomunikasi penduduk, terutama pada pusat pelayanan primer dan sekunder.

Pengembangan jaringan telepon di sepanjang jalur arteri primer di wilayah Timur terutama
untuk mendukung kegiatan pusat pelayanan di sepanjang jalur tersebut serta mendukung
kegiatan industri yang akan dikembangkan.

.
.

Pengembangan STo di pusat pelayanan primer dan sekunder.


Membangun sarana telepon umum untuk penduduk terutama di pusat-pusat pelayanan.

c.

Prasarana dan Sarana Perkotaan

c.1

Air Bersih
Kebutuhan

air bersih

penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun

2OO1

diperkirakan mencapai 203.093 mt/hari, tahun 2006 mencapai 206.972 mt/hari, dan pada tahun
2011 diprakirakan mencapai 210.706 mt/hari. Tabel 5.4 menyajikan prakiraan kebutuhan air
bersih di Kabupaten Lampung Timur.

Pengembangan penyediaan air

ir",n

di Kabupaten Lampung Timur diarahkan melalui

pembangunan jaringan

air bersih terutama di kota Sukadana, Way Jepara, dan Labuhan


Maringgai. Kebutuhan air bersih di kota-kota lainnya dikembangkan secara swadaya oleh
masyarakat.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

142

o
(!

<)ooooooao9a9
(o(o<\ocoF(f)loo)clt{)l\
o
6i rri to rri d c.i c.i +

.s

c.t <o q

<ri

o
o
d?
o
o

C'

(DOOOOOAaooaq
66666F+c\l(o@
ct
c.i lrj @ .<t of

e
o
E
o
Y
o
o
GT

o
@
-

c.t -f

ooooooooaooa
6rns66@Tro(r)-=cD
(O O) 6l
6, (Y) 6l
O
-trj<o+cd-<.j+cri@.c<ri

lf)

tri

<o .f

O)

tf)

q
<c;

(\l

o)
ct)

o
(f,

t*
O)

;Y
-(v

o
GI

(uo

C)N
(t)l
\1

=o
=61

=5
(l)

(I

rf,

-rz

ao

(f)

(t)

ct

Gl

oooooooooaaa
=6661\6l.fr(\lo)GlGl@
\f o (\t o) @ (Y) (l|
--c.i<ejcri<ri;-

E
=
E

=(!

or) f*

C.) O) (\l

o
(\l

oq

o)

E
(!

(t)

o
o
(\l

=o

=tr
.o(U
(u)J
Yc

o
6l

8R8988e88888
+ O Gr crr @ (\r (o cD
;

c.i crj c\i c..i

ooooooooQo9
.(r (O (,
tr)
(7) (\r
(o t\
l\
,.i @
o t\ lr)
;cjrrioioc.tcid<.irri

(\l
-

o,

Gl

l{) (\l
O
@ o) '<f l\ l\

o
lr)

o;

o
o

\o
6

(D

(E

oooo
!-(U

IJ-

.rrqa?qo?aqq)@a?orc!

(I'
vt

o.hF
(!F
t'co, (!c

Oe
.y,

o
to
c!

oooooooaoaaa
FcbOGlq

ooooooooo9Q9
dr6r6=(boor6cD(oo
(O(')CD<l(7)lr)t--<\t(O
;.drri-trtdor.i<rtdc'ttri

o
F*

ooooooooaao9
666tncrr6rsOtO(')-Cf)
l:(t(!otF-o-l(o-<oo
;+.q;doto<o<otric.rtri

o
@

cY
CD

t\

i5

o
o
6l

c(U
o

E
(o

(D

'6
c''
o,
9'.FEJ

f\
ts

-E

5Eg tIegsBsg
EEggagssFsg
-

C.j

tt,
c

=8.

=o
E
(!
-t

-ci
(U

O.t

o
o
o
(\I
i(t
(t,
c

(o

Ic)

-o
E
f
U)

o
(\t
E
f
E

(o
=co oo
(\
o-

oooooooooooo
cltr).o(f)@(!s.qt(o

o
o
o)

oooooooooooo
<\l rf) (O (Y) Is

C!

.<f

(O

oooooooooooo
(O (f) t\
lf)
6l

(rl

ril

'f

(.o

t\

co

6t

Gt

.sf

(\t

6t

(V)

F\
6l

(r) co F- t\
(\l (r) C! Cr)

(O

o
@

(D

6
F

o
o
GT

.c

-g

oooooooooooo
(\l(\O)cDl.-O@$OO@
(a

(Y) @

6t

(O

o
o
(\I

oooooooooooo
(\l(\t@@rr)o)@t\so)t\@
(r) (t)
(o

o
o
(\l

oooooooooooo
(\t (rl f\ t- (o

c.

c.
(!
E

:e
E

(E

3'rn
oa
YV
e

(D

c(u

L
=O
=(\l
Cl

(o
6

o
(t)

=o o
cN
o
o_=

gE
(1,(U

E
=
E

f
(U
c

E
(U

':FF

(Y) (r) @
-

F\
(O FI\

o
(o

c!

(f)

o
@

6t

(f)

o
|.\

oooooooooooo

a\O(7)SO(A@|i!SS(f)

(o

oooooooooooo
(A O) 6l F- <O .sl .rl' <O (f)
t\
O) d>
c!u)(o.(r.sl<!-(\1

(!6tlrrF-s

oooooooooooo
O) 6l
Gl l\

t\

o
(\l

oooooooooooo
F*F-(O@O|rro)
(o
c4, o,
-c{

(.o

-(\lu)<o.rf<.--(\1

aO I

(Y)

(O

C\l

-(\r

Ec
(!

U'9E
c(u
(EJ

zc)
-ox
(l)=
YE(!
e

.o!

o)
c.

=
o

C
(E
J
E,
(E

ot
c

=
-o
E
(U
q)

oo
o

lr)
trj<ri

c4r 6
c.i--

t\

Cf)
to

(.)

o
(o
s

o
so?

6,t @

t\

Ot

o
o
(\I

oooooooooooo
(o<o(r)lrrst\u.r(\to@(f)
CoO,-(OSO(Y)@N@
dc.i
oi-;
-cr.i

o
q
t\

o
o
GI

oooooooooooo
tr)rrr-@O(\IOOSO(\I
(c,CD(.od)Oco@]\@c.i d c.j
-

o
o
(f)

co

(5

c.i

F*

o)
(o
(ci
o)

O)

(O

6l

et a;
F* + + F- crf e.j rj
lfrf)(frFot(Y)(o.<flr)

F-

(Y) c!

o
o
c!

s l.\ (f) 6l <D t\


cr,
(f)Sl\(r)(OO(o@O(OOFOO(o(V)@f-(OOC!t*t-(O
6id<oc.i-<.ii-lriaic;d
-!(ilr)(Y)]\OOD]().tlf)

o
o
(\r

O)O)(Y)CD--I.()GIGrt-f\
Glrtr)A(Olr)(\t(to@
t-lr).<lI()@C\rCDOCtrO-@
F-Firrjoccjorrjo+F*od
S|r)(?(OOT.<f(r)tt'rslt.r)
-r-

.Y

(L

|r)

c.j

r(l

I'.ocD=F

o
(o

(Y)

o
o
GI

;(u=
XcDtr

tri

o
o)
q

o
6t
o
o
(\l

o)

td

o
(\l

(r) @ lJ) lf)


l() l'S
u)t\(\rooF\o}-tF\orr\
(Y)lf)o)oD(\t!q--tl.()C\t!rtr

t\

L=
=

x
E=
f
E'
C

c,

(L

(o

l.*

.q

(f)

t\
ci
co

E(U

E
J
'a

co

C\
(\l

+
<o

c
(t

(U

c(U
o

E
(l'
(J

o
Y

z.

q,

o)

-y
tt

5Fg
EEES:EEgE
9.=EJ

=HEgsgsg
ES3E5gA8&dS3
-C\(f)*r!)(c|t-@('rOrN

o
o
o
c\r

o,
c

=
=

o)

o
o-

E
J$

-;

:<

-o
E

c
=
o-

rt(u

at,

G'

(D

(t)

Strategi pengembangannya adalah

Membangun dan mengembangkan jaringan air bersih di kota Sukadana, Way Jepara, dan
Labuhan Maringgai.
Mengembangkan sumber air untuk keperluan air baku air bersih.

C.2

Persampahan
Proyeksi timbunan sampah domestik

di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011

adalah sebesar 1.793 m3/hari, oleh sarana umum/sosial sebesar 448 m3/hari, dan oleh kegiatan

komersial sebesar 224 m3thafl. Dengan demikian pada tahun 2011 perkiraan jumlah timbulan
sampah total adalah sebesar 2.466 m3/hari.

Tabel 5.5 menyajikan prakiraan volume sampah yang dihasilkan

di

Kabupaten

Lampung Timur hingga tahun 2011.

C.3

Fasilitas Pendidikan
Pada tahun 2011, fasilitas pendidikan TK yang dibutuhkan

di Kabupaten

Lampung

Timur adalah sebanyak 560 unit dengan kebutuhan lahan seluas 224.O00 m2, fasilitas SD
sebanyak 560 unit dengan kebutuhan lahan seluas 224.000 m2, fasilitas SLTP dan SLTA
masing-masing sebesar 187 unit dengan kebutuhan tahan seluas 1.122.000

m'.

Untuktingkat

SLTA direncanakan pembangunan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan sekolah menengah

kejuruan disesuaikan dengan potensi pengembangan ekonomi di masing-masing bagian


wilayah. Tabel 5.6 menyajikan prakiraan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kabupaten
Lampung Timur hingga tahun 2011.

Arahan pengembangan fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur adalah

.
.

Meningkatkan pemerataan fasilitas pendidikan dasar di seluruh desa.


Meningkatkan pemerataan fasilitas pendidikan menengah umum terutama diwilayah yang
berpenduduk tinggi.

Mengembangkan fasililas pendidikan menengah kejuruan di pusat-pusat pelayanan sesuai


dengan potensi pengembangan daerah sekitamya.

Mengembangkan fasilitas pendidikan tinggidi kota Sukadana

Adapun strategi pengembangannya adalah membangun berbagai tingkatan fasilitas


pendidikan diseluruh kabupaten bedasartan proyeksi kebutuhan dan arahan pengembangan.

C.4

Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan standar kebutuhan fasilitas kesehatan,

maka di Kabupaten Lampung Timur sejak tahun 2001 hingga tahun 2011 dibutuhkan 3 buah
rumah sakit, dimana saat ini di Kabupaten Lampung Timur belum terdapat fasilitas rumah sakit.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

145

Kebutuhan fasilitas lainnya pada tahun 2011 adalah rumah bersalin sebanyak 90 buah,
puskesmas 30 buah, dan apotik sebanyak 90 buah.

Tabel 5.7 menyajikan prakiraan kebutuhan fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung


Timur hingga tahun 2011.
Arahan pengembangan fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Timur adalah

Meningkatkan pengembangan pusat pelayanan kesehatan skala lokal, seperti puskesmas


dan balai pengobatan di ibukota kecamatan.

.
.

Mengembangkan fasilitas kesehatan regional di kota Sukadana.


Mengembangkan fasilitas kesehatan lokal di pusat-pusat pelayanan sekunder dan tersier,
serta ibukota kecamatan.
Strategi pengembangannya adalah

Membangun dan meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan

di seluruh wilayah

Kabupaten Lampung Timur sesuai proyeksi kebutuhan hingga tahun 2011.

Membangun dan mengembangkan rumah sakit di kota Sukadana dan Labuhan Maringgai.

C.5

Fasilitas Perekonomian
Berdasarkan proyeksijumlah penduduk dan standar kebutuhan fasilitas perekonomian

di Kabupaten

Lampung Timur, pada tahun 2011 dibutuhkan pasar induk sebanyak

buah

dengan luas lahan 324.OOO m2, yaitu di Kecamatan Sekampung, Jabung, Labuhan Maringgai,

Way Jepara, Sukadana, Purbolinggo, dan Sekampung Udik, pusat perbelanjaan dan niaga
pada sebanyak 7 unit dengan luas lahan 252.OOO m2, dan kawasan pertokoan lingkungan
sebanyak 30 buah dengan kebutuhan lahan seluas 405.000 m2. Dengan demikian, kebutuhan

lahan untuk kegiatan perekonomian di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 adalah
seluas 981.000

m2. Tabel 5.8 menyajikan prakiraan kebutuhan fasilitas

perekonomian di

Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2011.

.
.

Arahan pengembangan fasilitas perekonomian adalah


Mengembangkan fasilitas perekonomian regional

di kota Way Jepara dan

Labuhan

Maringgai.

Mengembangkan fasilitas perekonomian lokal di pusat pelayanan tersier.

Strategi pengembangannya adalah

.
o

Membangun fasilitas perekonomian regional di kota Way Jepara dan Labuhan Maringgai.
Membangun fasilitas kesehatan regional di Sukanda dan fasilitas kesehatan lokal di pusql
pelayanan sekunder dan tersier.

C.6

Fasilitas Peribadatan
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan komposisi umat

beragama disetiap bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

o
<\

tr) o) o) (Y) s o)
F) (\l
t\6t(o6toor(?)(Y)o(o
(\l f\ @ O (.o (O F* (O lr)
c.i<lir--

o) o) (\l
O) (O cO

(\l
l'.lr)
-ou)F-(otr)(o@o
CO F- lr) (O
C\l t\
CO CD tf) lf) t\

<t
tsr

=
(f)

o
(t)
catt
c.
(5

6
(L
o
o
GT

o
(\

lt=
(D

(Y) (\t @ c!
<o
(o(olti(')o(f)octloo(f)
C\l 1\ @ O) tr)
;cri.-;

lf)
lf)

FE

E-<

EE
(5v

o
6l

oF
(l)

YR

!
6

@
@

O)

(f)

(o
o?

GI

(r) 6l
@ (\l t\

o,

o)
9
(o

6t

GI
GT

@
GI

O'q

Gt

t\

(\l

<O

F(T

o)

tri

C\I

c.i trj <ct -f

oo

Yc c)

-o
c'

o
6l

c.

Eo

=
J

a;
o
(U

6l
C\r
O,

r.(O
(\l

(Y)
O,
6I

(Y)
t\
O

@
.<l
-

Or@o6lO@OTOlr)tJ)
OOrC\rOr(')OOr@O(')
t\ O, (\l (\l ts O
-criu.j@.c.c-Jcri;c.i

(u=
atr
=o-

(L:

(O

-C.itrj@+.q;-c.i-cri

-f=E
d 2;
oL

';<u

.<t o) o .<l ro c!
lr) Fs (O l.c) @ (O

tif
(f) t\
(o
t\
(f).<lF(OO)Or@(\tlf)O)
(f) CD (\t
F\ CD (')

(!
(\l
1\

pE

9;
6g

.<l

C\!

<o
t\

f\
(I)

@
S

(Y)
.(f

<\t
(r)

c\i -

oD

Gl

ro
(o

c.i

rrt
(f)

@
(\l 1\
(O
<O Gl

o)

(O Gl

|r,

=
E

D
c

.eq
(DJ

cO

--<'ttrj<'t<.i-;-.--

'=

o,

tr)

--+triitri-;;;'_

l'f)

o(Il=
'oLF
(E'-.=
F

(O

(f)

F*@l()t-q)6llrr(Y)l\CD.<l
(') c\| .<t (\l @ (o (o
lr,
.st t\
tr) c\l O
O C\t -

(\(osrost@cDorost\
(')61
(O(OO|r-OSOI\

:z

=o
=o
dN

lf,

\t.<lOl\lr)-(f)(Y)|f)(OC!O
--OOlr)-O(fr(O(Y)O
lf).<lt\Or-lJ)(\lo1\(\l|\
--cririrrtc.j---;-

c.

'E

Pa

(\

-c.i--

al'

.E
6

(O

o
o
C!

o
(\l

.=
Y
J
:o

E=
C,

(D

(L

O
t\

(Y) cO
.\f O
(.o :f

l')
(')

GI

GT

rri
(f)
CD

(O (O (7) 6l

(o

.c
(7)

(r)(OCDt\(O-l\t\F.str
l.rr@@(\(t)CDGI-@Or6l
F*(\I<,o(\IOCDG)(Y)O(o
criF*doto<oF-@rrjot<oqi

(t)

(Ot\(\lO(r(OO(7).<l|'r)
OOO|f)F*l()lf)(o@OO
ts(\lf)@t\lr)('oC!@lr)
c\iF-@otrr>ror-<rirrjdcod
6t-

ct
r(t

(\(\--

(f)

e.i

(f)

o)
@ @ <o c\ o) (Y) (', rrt
l()(\I-1\(\r(7)CDc'r<lu.r-oo
(o(?)rr(V)o(Y)o6tlr)0(t
c\i F* cd oj rrj lrj F* @ rd
C\I

aj

@ d

S lf) Fs (r) @ lf) lJ) O


tr)t!(\1
@Ot\O@stl'\O)1\
(f)rooror(\9str)<!s
ocj cct
t
r- of cj
F*
..f lI) .r
!.t
(O t\
ot
-

t\

O) (.o

.sf t\ G) (\l o, t\ t\
cD
(r).s|.t\CO(')O(O@o(oOt\
oo(.o(o@1\(ooGtt\t\(o
or@<orc.i-<rjF--u.jdtct<o
Slr)(f)|.-OS(Yratr,-ftr,

-f

u.j
(l,
(V) o

;.rt

(o

Gl

F*

tr)

(o (\l $

s
(r)
q

o,

ct

o)
(o
(o
CD

(f)

1\

_g

-=

o
o
(\I

OrO)(OOr-lr)(\l(f)f\t!
(\llr)o(olr)cl(ooco
t\|J).ftl-roo(\lO)Ool)O-@
F-t-doqicju-jcj.cF-ou.j
-sl.()(f)(oo-lil(r)totlr)

<\l

c\l

s(o

'Gt

o-=.s=

q's
(',
-.o

5EH tHEFgFPH
s5fiEg$$Fs*

c.
(U

=
E

o)

F(t, E
(D
E,

=
oE
(g

oat,

(E

d ;
J

(u

(\r(rlrrr(oF-Oo)3=S

o
o
o
(\l

:<

(D

-o
E

=
c/)

C,
(U

E,
qC
JF
6J
(U
J=

o
(\l

oooooooooooo
oooooooooooo
sos(o(o@os@Gr.<fs
.s <\i .s (fi
(7) (.i
(\,t o
S <c;
c.) o

c(U
Eqo
JF
gD:

tq-

C'

E5
-N
-

lo'E

c(U
Ecl&JF

IJ) E.E

o:
C,
f
J

o
(\l

6..oF

*;g
(!=
l-.

(U(E
tLJ
cc
(Uc)
v

c.
(E

qc

JF
alt:
(g
l
J

=(U
!oYY

'86

@
(O

(C
C\

(O
(?,

Gl (\t

(Y) (1

(o

-F

c
i'=

q)

o
<o

lr)

o
L.)

rf,

o
o
q
(o

(\l--

GT

olr)ro(Y)Gllrrc!(o|r)lr)
(O(f)@O(ol-(rl

oooooooooooo

soooooooooooo
o <! (o r<f 6l r<t @ co (\t o
c.i <o r* rrj o
(\ <rj + + .+ F* s

- -

o
.q

6I(A(rI(/)

ro

(\l
F-

a
E.=

:OE o-

=f .o
-o
(D(!

-F(tr<-Gl

-ff-

.YF

oooooooooooo
oooooooooooo
.(roosoGr@oo.(loo
+ c.i

='=
Eji

fo
=5
F1
=5
6.o

(\l
c|

o
o
o
o
6l
(\

OL(.)(frt-tnt(O(\F-frl()
(f) (Y) @ o (o F

J=

o
o
(\l

l.c, (O
l\
6l

lri o
-

-c)SGlGl--F

='(q
(u

ls
(O

oooooooooooo
oooooooooooo
sooc\t@o(os6cooo
+ c\i

O)
O

c.
(U
E,
JF
6->
(I'
J=

U)

(O .rf
CA @

qc

O
(r)

z.'-,

o
o
q
rrr
6l
(\

o
o
o

C\l
(\l

o
(o

tr)

oooooooooooo
oooooooooooo
soGt(o!(fos@(o6ro6t
c.i d

F* rrj d
cl <ri d

<\l r() (O (r1 t\

6l

<.j rJ .+

F*

o
o
q
o
6l

GI

(Y) (O .<t

(.o

a
tr,

(L
c.
(!
E,
JF

qc
uD(lt

o
o
(\

oooooooooooo
oooooooooooo
soGr(ososo(o(\t@Gr
c.j d F- d AI
cj <ri +

\r

trj F- $

F*

C'
(5

E
(U

(\

tf)

(O

(Y)

Fs

(\l

(f,

(O

.st

(.o

o
z.

o
s

|r)

o)-=<of,

Pi

o
(D

:<

(o
<\t

J=
o_=
EC

o
o
q

o
o
o
6l
J

o,
c.

ct

E,

FFEggsFEFFF

oE
(E

:f
4

'75

ri(! -;o

.J

:<

-c.i<o+lo<oF-@oie=S

iG,

-o

E
:t

ct)

c(U
cq-JF
6:

(U

:'

o
(\l

-J

oooooooooaa9
6-ooOOoao9aA
600000000000

+ocliaj@6io+6id
(f) tr)
(\l (o t\ (O
?
r
Ol
-

tr) .(l

r\

lr)

t\

a
;'=

(!qo
JF
vte
(I'

F
J

ooooooooooC)a
600000000000
oooooooooooo
+ d c.i cci <o c..i d
(\r(O]\(tt(f)qsst\\lF<\t?
*

c(I'

c(U

-c
qC
JF
6=
(g

(g

O
o

srb
!N

6t

(O
(')

(\l
6t

rsf
(\l

(\t

c\l

CO t\

ooooooooooaa
oooooooooooo
qqqqqqq<?qqqq

o)

cf)

o
o
o
o
@

so61C\ro(ot@c!clc9c{
N(c)F-(oGt.<f\lSF-$F<\l

o
@

='=

c
(It
Eq6JF
.rt
e
(U

.C,
=

xt-clu=
(EE=

' oF
c(L
o qY

FC.L

J=

o
(\

E=

=(!=

d:aE
(It(u(!
JTLJ
cc
(u(t)

c
(!
E
qC
JF
6e
ct
J
J

=(g
J

.o

@
(\t

q=

gi5

c.i

(\l

=O
EC!
U

-o
-o
(l)(u
YY

c\i cri a;

e5

l.ft

o
o
q

.J

-C

o:_

t\

U)

E
$

o
o
o
6i
(\

o-

tJ

U)

(o

o
o
(\l

*-

='=
Ei

o)

oooooooooooo
oooooooooooa
qqqqcqqqqqq<?
.rf
.<l
.<r o
(.o (o (\l
(f) o
lr) ro'f sl @
t\ lr, Gl
F
C\ (O 6t
t- @
<\l

o
o
q

.<t O

|\
@

6t

t'@ (O Gt lr)
c\l- O)
cl(fr(\l

(f,

cD C!

(\l

(\

o
o
o

oooooooooooa
600000000000
oooooooooooo
+ocri@@cri
(o l"- (.o
6l

6I

(Y) .sf

co

o,
q

-t

.sfoC\l@(O6l.sr@t\c!O<\t
(Y)Gl(\l
-(\1

(t)
@

oooooooooooa
oooooooooooa
eq9<2qq<?q9qqq
t
o (\t (\r o (o

o
o
o
c;
o
q

TL

c
C'
Eq(JF
6+
(g
f
J

o
o
(\l

(\t

(o

f.-

(o

6l

(\l

(\l
s.<l' @ <\
-f .<r F-

o
.<l Gl
F-

a
ES
-

o
o
o
o
o
c!
iqt
o,
c:f

'6

o)
g,

c(q
(!

E
(g
C)

:<

q,.=EJ

5Fg

-Y

=flEgsFPg
EFsEfiig$EFg5

=
E
F
(t, E
o
c o=
o
E
(I'

at>

(u

ri T
(U

:<

e
(o
cqo

aS
(It
-)=

C\T

a
E.E
c
GI
cqC
4F

I:<
co

6:

(U

(o

c
E.E

qC

JF
6->
(u

ct

o
o
c{

o
.o) o
(\l

o
o
q
ss

clrr)(ooF-<\$s(os(o

o
o)

oooooooooooo
ooooooooaoao
6ro(o@Glo(\ls@(os(o
ddidoF-dot<osd<cio;
(\(\t-

o
o
oq
o
s

J=

o
o
c!

c(U
E
(u

oooooooo90a9
oooooooooooo
(\to(oco<\I(o(\tss(o
<occioioF*r-ot<o@ddot
c\t (\t -

(rI

tf)

(O

(f)

f\

oooooooooooo
ooooooooaooo
6lqqoqqqc!accqYq
(o
<f, co o)

o
(\l(\l-F-

(rl

(.)

(O

\l

(O

cD (o

o)

(o

o)

C!'<f

(f,

(.o

(O

@
@

o
o
q

t,(r)

-J

:(

+
lo

o
E.E

(\

(t
cqo
JF
6e
(t

oooooooooooo
oooooooooooo
O cO t- |r,

lr)

(O

(f)

t\

(o

fo
cc!

Efl

ec5
rf)(Dc
an

qr.9F-L

6U)c
J:(u5
r.=cL

J=

o
(\l

a
EC

ct)

OE
(!(U
I.L J

(uc)
=(!

.o

c(g

qC

C.

JF
6:
(t'

(g

o-o
o(o
YY

-a
o

9i5
o

'6

o)
(D

o-

(o

o
o
c!

o
o
t\

oi
@

(o(oo)l()@(oo.rf(\loso,
--trr)(f).sfr6l

o)
o)

oooooooooooo
oooooooooooo
@@F-C!1f)F-(rr(OOOrr\
-+ridNd;+d@itri

o
o
(\
d
@

C\I

r'E
-

(g

(L

c.
('

qC

JF
6:
(g
:J

o
o
(!

r<r

o)

<\l

oooooooooooo
oooooooooooo
oo.riC\l@o)t\cD(l)F-o)F\
._ .q tri crt <o oi -

<.i tri <.i rri

o
so

@
@

.J

a
F.E
o
o
o
c\l
iC'

'6

o'

c
G,
G'

E
(l
()

:<

zo

CD

or'=or

-g

5Fg
;FHggPsH
!EE-3;tEEsEg5EE3gEPEEEA
-c.i

c'i+d<oNdoi3=S

t>)

o,

oE
(5

==
-c
(D

oa>

(U

n(5 Io
J

-o
E

CJ)

c
C'
E
qC
JF
6:
(I'

EgEEEEEgEg
E
oooodoooQog0
6(O(Od|Oc!N(f)(f)(ocq,(of

J=

o
GI

a
E.E
c

s(ltqc
JF

q)
(g

6:
(5
:J
J

J
U'

C.

(U

JF
6:
(g

(E

o
o
(\l

9R

c(I'
c.
(o

6EF
E5

J NE
./t
c'
J=

(U(Dc

FEE
cY

o
(\

85
:=^

E(g

c.i -

cli

.{.
o4t

o
o
@

+
(f)

oooooo999a99
666666oooa9o
N6(b6N(bc\l
<.j ccj oj cj
(\Gt-F- F- d

.(rS(oS(.o
<<t <o d d

oi

o
o
q
.rl

.(r

'.

E :)
.-)
=

E'6E

(U(!(g
JI,LJ
(!(D

c.
ct

=(u
-o
-o
o(U
YY

.g

t=

I
(L

EE

.c.

gi5

o
o
oq

ra,

oooooooaQ9AO
660600000a9q
N
J c.i c.i + <cr c.t .f

-J

E:
=o
=o
CN

-olc\ts(o

ooooooooo9ao
o6o600ao9A9q
N
;N<.i+F-<.l<-+

c.
qc

c(!
o

o
o
o
o
o
o)

c
='E

o-

E
(!F

E(tt

(U

2
(l)
co

=C'

-la>
(u

(o

)=

o
o
(\r

o
o
ro

oooooooQ99ea
66--6000Qaao
dr-(D66rqc!aoqqaq
dccidoF-r<id@$ot(oo,
(\t (\l

c;
r<r

c
E =

_g

J
- =
C.

(I'

.c
(U
J

('
a/)

oooooooo9aaa
6o-ooooQaaoo
dr-(D66rqc!aoqqaq
<.t6totoF-tc;oi@
c\l (\l

J=
E

C'

Ef

.E

GI lr)

(O (')

ts

(\l

'st

(',

(.o S

(O

(o
C,

-g
(g

E
((t

o
c,

:<

g).FE
c'EorStuckodo,

o'
o)

-:z

sF5
EHHgE:FFE,F
=EEessgS
5r=6_EEEtr

F
o)
c
f
oE

$
J

d(U

zo

:a

-c.ii+d<oF*dotP=S

C,

ct
E
qC
JF
6:
(g

oooooooooooo
oroolr)ror.f)oooooo
r\\-u?o?oqc.{aa:a.<f
(!
(7)
lf)

.<r

o
o
Lr,

(\t

<\l

J=

o
(\l

c(g

E=

(u

(?)

o
o)

C!lr)(O(r)t\C!t$(.oS(O

(Uo

9R

=+
lo
Y

=o
CN
(l)

(It

:<
F

ffDE

6Eg

(U6=
FEi

C.

o_

(o

o
o
C\l

c
cc

C! rr) (.o (V) t\

C
(U
E
JF
a,

oooooooooooo
orr)olr)l.c)oooroooo
Fs \ I u? ot u? c.l .q q
Gl .qtr)(O$-C\l
(!

qo

.-:g

jfl_5
(uq)

C'

o
o
C\

oooooooooooo
olr)olr)lrrooc)tr)ooo
lr) O, tf)
F-

(\t

-t

rf

(f)

o
o
o
(f)

-c.i+dc.j+--c.i.-c.i
O

6l

(O 'sl

(.o

@
@

-q .:

o
o
o
(')

:
E'e

zo-

-o
o(E-o
YY
'-9 L5

=.

(.o

'sf'(O

(o

(\l

=
-)

=(!

(L

t!

cY
qgnZ'
=(uJ

o
o

E,
qC
JF
63
(t
J=

lr)

(O

(f)

r\

6l

(A

'6
c

.g
(g
E
(g

(,
(D
:<

o
z.

qr:

e'=g=
gf
5

PE

E'Ectr.:!(ttc.=oo,

=FEpspgS
gE-3:$EEsEgsEgS*a8&dsE

o)

=
E

C,

=
F
o, o
c o=
o-

att

C'

-;_

E
J

<i
(t
:<

-c.i<.t+rri<<iF-cddP=S

o
o
o
C\I
i(U

C'

-o
E

=
c/)

C'

Eq6JF
ut
-=
(U

o
C\l

(DOOOOOOOOOOO
ooooo
qqqq
(o
(o
(o
(o
(t)
(f)
(f)
(f)

o
o
q

(o

(\I
ro
6l

(f)

J=

E^

+E

(3OO-OOOO

(9

z.
z.

o
z
{
-z.

c.
(g

,E

q6iJF
gD:
(E

(o

o
o
C\

o
d.

(o
(f)

(o

E-

o
o
q

(\l

(f)

ro

I(o
(f)

o
o
o

(f,

ro

q
(o
(o

o
o
q
s

(o

(o

J=

o
E'c

LU

oooooooooooo
ooooooo
qqqqqqc?
(o
(o
(o
(o
(o
(f)
(?)
(f)
(f)
(f)

c!

ooooo

uJ

o-

F
r
o
NI

(/)

.u

:l

=
q6JF

o-

o
o
N

6:
(g
f
-J

o
o
6,1

(E=
cl(gL
g,f

oooooooooooo
ooooooo
qqq9q
(o
(o
(o
(o
(o
(7)
(t)
(f)
(f)
(f)

c
E\

ooooo

c(o
qC
JF
.tt:
(I'

oooooooooooo
ooo<>ooo
qqqqq
(o
(o
(o
(\t (o
(f)
(Y)
(f)
(f)

(o

c.i

c!

fuF

Yi=
o
no)
c

3nJ
r\(!O-

|f)'tr(UJ6
':=F

s
E5

H-

=-o
-o(u
oY.]<
,6 n
-v,
(l)oc
>=
Etr
(LE
o
o

(f)

J=

o
(!

(l)tL
cc)
(uo=

t_

(o

C\T
(f,

OO-r(\rOOO

c.
(I,

E
q6JF
69
((t
f
J

:<

o
z.
t

(o

o
o
C!

a
?- 'e.

CD

o-

(D

c.

<
<

(It

EqC
JF
U':
(U

ooooo<>oooooo
ooooooo
qqqc?qqq
(o
(o (\t (o
(o
(r) (Y)
(f) (Y)
t'-

CD

c/)

o
o
q
sc!

o
o
o

OO(\I-OOO

oooooooooooo
ooooooo
qcqqq
(o
(o
(o
Gt (o
(r)
(f)
(f)
(7)
t\

q
(o
(f)

(o
(r)

J=

o
o
6I

a
E.E
E-

(7)

OO-(\1

.{-

(\
(7)

-OOO

o
o
o
(\

-6

gc(I'
E
(g

o
o

:<

It
g)

or'-of

E'EP
-3

lz
ro

:g
FE8,sP
E +EFf,Pi='a

=
E

o,

Ess;fig*xsss5

cG'
o)

C
f
E

:o_
U'
J
ri -;.-o
=
oE
(u

(U

(g

z.

c.i <'i .r rri @ F- cci ot 3 j

:<

-o
E

=
(/)

---.---

BAB

INDIKASI PROGRAM
JANIGKA MENENGAFI
KABUPATEN I-A]\{PUNG T IMUR

6.1

PertimbanganPrioritas
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan dasar bagi pola

pengembangan ruang Kabupaten Lampung Timur

yang harus didukung oleh

pola

pengembangan seklor-sektor serta program-program pembangunan. Untuk mencapai tujuan


pengembangan ruang yang diharapkan, disiapkan indikasi program jangka menengah yang

menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dan instansi terkait dalam memanfaatkan ruang
untuk berbagai kegiatan pembangunan.

Indikasi program pembangunan jangka menengah (IPJM) dalam pengembangan


Rencana Tata Ruang \Mlayah Kabupaten Lampung Timur dimaksudkan sebagai panduan
program yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan penataan ruang yang
diharapkan.

Indikasi program jangka menengah menjadi pedoman dalam memanfaatkan ruang


Kabupaten Lampung Timur untuk mengelola kawasan lindung, mengembangkan kawasan
budidaya, sektor-sektor ekonomi dominan, pengembangan sistem permukiman dan perkotaan,

sistem transportasi dan prasarana lainnya, serta pengembangan kawasan khusus secara
optimal dan berkelanjutan.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR

r55

Penyusunan indikasi program didasarkan pada pertimbangan

1.

Tujuan dan konsep pengembangan tata ruang;

2.
3.
4.

Karakteristik struktur ruang;

Skenario dan tahapan pembangunan;

Kemampuan Pemerintah Daerah dalam hal pembiayaan pembangunan.

6.1.1 Tujuan dan Konsep Pengembangan Ruang


Berdasarkan rumusan tujuan dan konsep penataan ruang, maka struktur ruang yang

dituju dipertimbangkan mampu menampung tujuan dan konsep pengembangan sektor-sektor,

terutama sektor-sektor dominan, pusat-pusat pelayanan/perkotaan, pengembangan sistem


transportasi, dan sistem prasarana penunjang dengan mempertimbangkan keserasian antara
kawasan lindung dan budidaya.

Berdasarkan pertimbangan tujuan dan konsep pengembangan tata ruang Kabupaten


Lampung Timur, maka program pengembangan wilayah Kabupaten Lampung Timur diwujudkan

dalam bentuk:

1.

Penyediaan ruang bagi pengembangan sektor-sektor dominan maupun sektor lain yang
dapat menunjang pengembangan sektor dominan pada lahan budidaya.

2.

Pengembangan struktur ruang yang lebih efisien dengan fokus pada pusat-pusat
pertumbuhan.

3.

Pengembangan

dan pengolahan sumberdaya alam setempat secara optimal

dan

berkelanjutan dengan membangun tata kaitan yang terpadu dalam proses penambahan
nilai dan perluasan muftiplier effect.

4.

Pengembangan sektor sekunder dan tersier yang mempunyai kaitan dengan sektor primer

di wilayah sekitar untuk memperkuat perekonomian setiap bagian wilayah Kabupaten


Lampung Timur.

5.

Pengembangan prasarana transportasi yang mendukung terciptanya struktur ruang yang

dituju dan terbangunnya tata kaitan antara sentra-sentra penghasil sumberdaya alam
dengan pusat-pusat pengumpul dan produksi.

6.

Pemantapan kawasan lindung dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dan


pembangunan yang bertelanjutan.

6.1.2 Karakteristik Struktur Ruang


Berdasarkan pertimbangan karakteristik struktur ruang yang dituju, maka perumusan
program diarahkan untuk mendorong terbentuknya struKur ruang dengan karakteristik hirarki

fungsional pusat-pusat yang didukung oleh jaringan jalan yang memberi akses secara
proporsional ke setiap bagian wilayah.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

6.1.3 Skenario dan Tahapan Pengembangan


Untuk mewujudkan struktur ruang yang dituju diperlukan waktu pembangunan selama
masa rencana. Skenario dan tahapan pengembangan yang ditetapkan berperan sebagai dasar

pertimbangan bagi kerangka waktu pencapaian tujuan pengembangan tata ruang yang
diharapkan.

Kerangka waktu bagi pelaksanaan program pembangunan dilakukan dengan


mempertimbangkan tahapan pemulihan ekonomi pada jangka pendek dan pembangunan
daerah dalam jangka panjang. Dengan demikian, indikasi program pembangunan jangka
menengah Kabupaten Lampung Timur dilakukan dalam kerangka tahapan pemulihan aktifitas
ekonomi dan sosial dilanjutkan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah
Kabupaten.

6.1.4 Kemampuan Pemerintah Daerah Dalam Pembiayaan Pembangunan


Untuk melaksanakan strategi pengembangan ruang, diperlukan dukungan pembiayaan
yang dihimpun dari Pemerintah dan masyarakat serta pihak luar negeri melalui penanaman

modaldan bantuan. lmplementasi program bergantung pada kemampuan Pemerintah Daerah


dalam menghimpun dan memperoleh dana untuk mewujudkan tata ruang yang dituju. Untuk
menyesuaikan dengan kemampuan dana yang dapat dihimpun oleh Pemerintah Daerah, maka
disusun prioritas program pengembangan.

Kabupaten Lampung Timur perlu mempertimbangkan


kajian terhadap kemampuan fiskal dan keuangan daerah. Pelaksanaan program pembangunan
pada dasamya tidak saja dibiayai oleh pemerintah daerah melalui PAD, namun dapat dibiayai
Pengembangan program

di

melalui kerjasama dengan swasta, bantuan luar negeri, maupun masyarakat secara swadaya.

6.2 Indikasi Program Jangka Menengah


Indikasi program pembangunan dalam RTRW Kabupaten Lampung Timur

2OO1

- 2011

dijabarkan secara sektoral di berbagai kawasan atau wilayah pengembangan. Jangka waktu
(perioda) perencanaan program adalah 10 (sepuluh) tahun, yang dijabarkan dalam program
lima tahunan. Program jangka menengah tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi program dan
proyek pembangunan, terutama yang berskala besar.

Tabel 6.1 menggambarkan indikasi program jangka menengah Kabupaten Lampung


Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tabel6.1
INDIKASI PROGMM JANGKA MENENGAH

Periode

Wilayah Pengembangan
IndikasiProgram

No.

Sektor/Sub-sektor Prioritas

1.

2oo2

Sektor Lingkungan Hidup


a. Ekosistem mangrove dan rawa

b.

Kawasan rawan banjir

c.

Abrasi dan intrusi air laut

d.

Kawasan hutan berfungsi lindung

2001-

Rehabilitasi hutan mar4rove di pantai


Timur
Pemantapan sempadan sungai, danau,
dan rawa
Pemantapan sempadan pantai,
rehabilitasi hutan mangrove
Penetapan status pada hutan terambah d
Gunung Balak
Pengembangan hutan kemasyarakatan d
Gunung Balak dengan pengelolaan yang

20032007

20072011

*rF
**
*rk
**
*JF

ketat

2.

e.

Kawasan suakaalam

f.

Karasancagarbudaya

Sektor Pertanian
a. Pertanian Tanaman Pangan
1. Pertanian lahan basah

Pengendalian aktifitas buddaya pada


hutan lindung Gunung Balak yang belum
terambah
Penetapan wilayah penyangga (bufer
zone) di sepanjang batas TN Way
Kambas dengan mengembangkan
tanaman keras.
Pelestadan desa adatWana, rumah
tradisional di Sukadana, dan situs puba
di Pugung Raharjo

rF

Penjaminan ketersediaan air idgasi,


terutama untuk mengairi areal
persawahan di Kecamatan Raman Utara,
Pekalongan, Putbolinggo, Batanghari.
Rehabilitasi catchment area di Gunung
Balak untuk mempertahankan
ketersediaan air untuk arealpertanian di
Jabung, Labuhan Maringgai, dan WaY
Jepara
lntensifikasi lahan pertanian lahan basah
Pengembangan sentra pemUbitan pad d

rF

*
r*

IF

*
TF

Purbolinggo

2. Pertanian lahan kedng

Peningkatan kualitas dan produktivitas


pertanian rakyat

rF

Pengembangan sentra pemhibitan buahbuahan di Pekalongan

rk

Diversifikasi tanaman
Pengembangan teknologi pengolahan

hasilpertanian
Pengembangan dan alih teknologi untuk
peningkatan kualitas dan prcduktivitas

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

r*

*
*

r58

Wilayah Pengernbangan
lndikasi

No.

Sektor/Sub-sektor Prioritas

b.

Perkebunan

Program

2007-

2002 2007

2011

lahan *

Pengembangan arealpertanian
kering di Sukadana, Marga Tiga, Way
Jepara, Lab. Maringgai, Jabung, dan
Sekampung Udik.
Pengembangan pertanian
seluas 50.000 ha d sekitar Gunung Balak
(Jabung, Lab. Maringgai, Sukadana, Way
Jepara, dan Marga Tiga)

J*

teknis *

r*

unggulan *

r*

terpadu

Melanjutkan pola unit pelaksanaan


di seluruh wilayah perkebunan
Penelitian terhadap potensi

parsial

Pengembangan pda perkebunan


melalui pengadaan bitit unggul,
penyuluhan, proteksi tanaman dan
pembinaan

Pengembanganperkebunan
Labuhan Maringgai, Sukadana, Marga
Tiga, Way Jepara, dan Jabung

rakyatdi *

'l*

i*

- Pengembanganperkebunanbesard *
Sukadana dan Jabung
r*
- Pengembangan areal perkebunan di
-

*
*

Pengembangan usaha tani

produk perkebunan

buah-buahan iF

2001- 2003-

Sukadana, Jabung, Labuhan Maringgai,


dan Way Jepara
Pengembangan kebunbalai
koleksi tanaman perkebunan dan
kehuatan di Swikis Kecamatan

{F
rF

benihdan JF

rf

iF

melalui *

rF

rF

Metro *

iF

JF

rF

i*

Sukadana.

c.

Petemakan

Pengembangan temak potong,


peningkatan mutu dan jumlah temak,
pembibitan petemakan, Pencegahan
penyakit, dan pebaikan mutu makanan
temak di perdesaan
Pengembangan temak besar
Jepara, Jabung, Purbolinggo, Raman
Utana, dan Labuhan Maringgai

diWay

Pengembangan temak kambing d


Kibang, Sekampung, Marga Tiga,
Sukadana, Pubolinggo, dan Batanghad.

---PengembanganaYamburasd
Metro Kibang,

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Batanghari, Sekampung,
dan Pekalongan.
Pengembangan ayam r:as d Purbolinggo,
Raman Utara, Metro Kibang, Pekalongan,
dan Way Jepara.
Pengembangan temak unggas
perkotaan mdalui pembinaan usaha
temak keluarga dan swasta menengah

lRo

Wilayah Pengembangan
IndikasiProgram

No.

Sektor/Sub-sektor Prioritas
Pengembangan temak itik
pertanian.

diwilayah

20012AA2

rF

2011

JF

Pengembangan pertambakan d pantai


Timur, mulai dari Labuhan Maringgai
hingga Jabung secara terpadu dengan
memperhatkan kelestarian lingkungan.
Pengembangan pedkanan air tawar d
perairan umum (Way Kawat, Way Jepara,
Way Curup, dan Pubolinggo), mina Pad,
kolam, dan aneka ikan
Pengembangan tingkat pernanfaatan
areal potensial pedkanan air tawar dan
perikanan laul
Pengembangan pernbititan ikan d Way

Perikanan

2007-

rF

Pengembangan tata kaitan antara


petemak (rakyat) dengan sektor sekunder
(pengolahan) dan tersier (pemasaran)
yang terpadu.

d.

20032047

.r*

JF

**

Curup

*J*

Pengembangan pengolahan hasil


perikanan di Labuhan Madnggai
Pengembangan Pdabuhan Maringgai
terutama untuk meningkatkan
produktivitas perikanan tangkap laut
Pengembangan pfiasaftma transportasi
untuk mendukung kegiatan perikanan

i*

**
*

Pengembangan sistem pernasamn dan


pengolahan hasil pedkanan

3.

4.

Penyiapan kawasan industri d Sdba,vono


Perbaikan dan pengembangan pnsarana
transportasi terutama dalam rangka
membuka akses dad dan ke kawasan
industrid Sdbawono
Pengembangan prasarana dan utilitas
untuk mendukung kegiatan kawasan
industri d Sribawono, yaitu listtik,
telekomunikasi, air bersih, dan
pembuangan air limbah.
Pengembangan industri pengolahan hasil
pertanian berskala lokal di sentra-sentna
produksi perta ia riukyal terutama di
Sukadana, Way Jepara, dan Lab.
Maringgai

Sektor Industri

Sektor Padwisata

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Pengembangan wisata minat khusus d


TN Way Kambas dengan pembatasan
dan persyaratan pengunjung yang ketat

rF*
*

rF

.tF

rF

160

Wilayah Pengernbangan
Indikasi Program

No.

Sektor/Sub-sektor Prioritas

5.

Sektor Perdagangan

2003-

2007-

2002

2007

2011

Pengembanganfasilitaspendukung
pariwisata (hotel, rumah makan, dl)d
Sukadana dan Way Jepara
Melestarikan peninggalan sejarah dan

***

budaya Lampung
Pengembangan obyek wisata setempat

***

6.

2001-

Pengembangan fasilitas perdagangan


skala Kabupaten diWay Jepara dan
Labuhan Maringgai
Pengembangan tata kaitan antara
perdagangan, terutama kegiatan
pemasaran dengan pertanian rakyat

Pengembangan fasilitasperdagangan
skala lokal di pusatpusat pelayanan.
Peningkatan dan pemantapan ekspor
melalui peningkatan kualitas produk dan
pengembangan sistem distribusi dan
pemasaEn.

Sektor Permukiman
a. Permukiman Perkotaan

Pengembangan kawasan permukiman


perkotaan di pusatpusat pelayanan
berdasarkan hirarki f ungsional
Pengembangan fasilitas perkotaan d
pusatpusat pelayanan sesuai skala
pelayanan dan hirarki fungsionalnya
Penyediaan pnasanana dan sarana dasar
untuk penduduk perkotaan
Pengembangan permukiman sederhana
untuk menrenuhi kebutuhan perumahan
penduduk perkotaan
Penyusunan pedoman penataan
bangunan

b.

Permukiman Perdesaan

Pengembangan sistem diatnase kota

Prognam perbaikan permukiman


perdesaan

Pengembangan pft$arana dan sarana


dasar penduduk perdesaan
Pengembangan listtik perdesaan

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Pengembangan pdayanan airbersih


melalui pengembangan kapasitas dan
jaringan terutama di kota Sukadana, Way
Jepara, dan Labuhan Madnggai.
Pengembangan sistern pembuangan air
kotor wilayah perkotaan secana terpadJ
Penanganan penampahan perkotaan
melalui pengembangan tempat
pembuangan sampah perkotaan

{F

.t*

**rF
**rF
*
***

rF*r*
***

*rf
***
***

161

Pedode

Wilayah Pengembangan
Indikasi Program

No.

Sektor/Sub-sektor Prioritas

7.

2002

2003.
2007

2007-

i*

Pengembangan samna penddikan


menengah kejuruan sesuai potensi
daerah di pusatpusat pelayanan.

Sektor Pendidkan

Pengembangan sarana penddikan tinggi


di Sukadana
Perbaikan sarana pendidkan

8.

2001-

Sektor Kesehatan

*T*JF

Pengembangan sarana kesehatan


(puskesmas/balai pengobatan) terutama
di daerah yang memiliki sarana
kesehatan terbatas.
Pengembangan rumah sakit umum di
Sukadana dan Labuhan Maringgai.

JF

rF

Pengembangan sarana apotiUtoko obat


di pusatpusat pelayanan.

9.

Sektor Perhubungan

Pengembangan jalur arted primer pada

Way Jepara
Pengembangan jalur arteri primer pada
ruas Way Jepara - Seputih
Pengembangan jalur Sukadana-Nyampirruas Ketapang

2011

JF

*JF
JF*

rF

.|*

r*

iF

DonomulyoSekampung-SidodadiMargototeKarang Anyar-Bandar
Lampung.

Peningkatan jalan Kabupaten pada ruas


jalan 145, 31, 96, dan 83.

Perbaikan/rehabilitasi kondisi jalan dan


jembatan, terutama jadngan jalan

Kabupaten
Pengembangan jaringan feeder-road,

terutama di Kecamatan Jabung.


Penelitian tefiadap pengembangan
pelabuhan laut Labuhan Madnggai
menjadi pelabuhan penumpang
Pengembangan prasamna dan sarana
pelabuhan Madnggai, Way Penet, dan
Way Sekampung
Pengembangan terminal antar propinsi di
Sukadana.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Pengembangan terminal antar kota di


pusat pelayanan
Pengembangan sarana angkutan antar

prcp!ryi dan antar kabupater/kota.


Pengembangan sarana angkutan kota,
terutama di pusatpusat pelayanan.
Pengembangan sarana angkutan
perdesaan.

+rF
rF

J*

rF

TF

rF

**
**
rF
rF*
.tF

r*

162

BAB 7

PENGENDALIANI
PEMANFAATAI\ RUAI{G
KABUPATEN I-AIVIPUNG TIMUR

Penataan ruang merupakan satu kesatuan proses dan prosedur mencakup tahapan
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Prinsip
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang
Kabupaten Lampung Timur mengacu kepada ketetapan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang adalah

Melaksanakan kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan pengendalian ruang dan Rencana


Tata Ruang Wilayah Nasionaldan Rencana Tata Ruang \Mlayah Propinsi Lampung.

Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah


serta keserasian pembangunan antar sektor.

r
r
r

Memedomani rencana tata ruang yang lebih finci diwilayah yang bersangkutan.
Menetapkan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan/atau masyarakat.

Memedomani pembangunan dan perijinan dalam pemanfaatan ruang bagi kegiatan


pembangunan.

Sebagai suatu proses yang berkesinambungan, secara bertala dilakukan kegiatan


peninjauan kembali sesuai dengan informasi yang dihimpun dari proses pengendalian
pemanfaatan ruang melalui perijinan, pengawasan (pelaporan, pemantauan, dan evaluasi), dan

penertiban. Pengendalian dilakukan secara rutin, baik oleh perangkat Pemerintah Daerah,
masyarakat, atau keduanya.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

163

Keterkaitan ketentuan penyusunan rencana, pemanfaatan, dan pengendalian


pemanfaatan ruang, serta peninjauan kembali Rencana Tata Ruang \Mlayah kabupaten
Lampung Timur sesuai dengan yang digariskan dalam UU Nomor 24 Tahun 1992 dijelaskan
pada Gambar 7.1

Gambar7.1
Sistem Penataan Ruang Menurut UU Nomor 24 Tahun 1992

PP KAWASAI IERTENTU,
PERKOTAAN DAI\I PEROESAAJ.I
PA9AL 23 (s)

PP TAN YANG TERKAT

PERENCAIMN TATA RUA|IG (PASAI 13 &


PROSES

STRUKruR DA^I
PEMANFAMTAT\I

& PROSEDUR PEN\tJSUNAI.I &


PASAL 13

POLA
RT|/AA|G

14)

I
I

0)
TATA

GUNA
TANAtI

PP MENGENAI KRN ERIA& TATACARA


PENINJAUAJ.I KEI ,lBALl 0AI'I/ATAU
PENYEMPURNMAI RTR
PA.SA 13 (4)

TATA
GUNA

TATA

AR

GUM

iAw.
lAt't.
(A},|
TATA

t,DARA

GUNA
SDA

PERATUMN &
PERUNDAIGAI{ TATA
CARA PEI.IYUSUNAI.I
TATA RUANG FUNGSI
HANKAITI
PASAL 14 (3)

I.AN

PEMANFAATAI.I RUA''IG
(PASAL 15 DAAI PASAL 16)
POLA PENGELOI.AAT.I
PEr AKS/A

liM l
TATA

PROGRAM
PROGRAM
PEMBIAYA,N{

PEMAI{FAATAI,I

TATA
TATA

PENTAFIAPAT.I

GUNA

TATA
GUNA
PASA] 15

(r)

PASAL 16 (2)

GUNA
UDARA

GLn/A
SDA

PP MENGENA' POI-A
TGT, TGA, TGU, TG SDA

I-AINNYA

|.AN

PASA

-T--

AR

16 (2)

TAI'IAt"{

PEMNGKAT INSENTIF DAiI DISINSENIIF

PASA

16 (1)

PENGENDALIAN PEMANFMTA'.I RTJANG


PAS,AL 17 DA}I PAET I8

PELA. I

PoRAN I

PEMAN.
TAUA I--

MEKAI.IISME PERIJINAAI

PENERIIBAN

PENGAWASAT.I

EVAI'ASI

ADMINIS.
IRASI

PERDATA

PIDAT'IA

PENJEI ASAI{ PASAL 17

PASAL 18 (1)

PENJI

:IASAN PASA l8 (0

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

164

Sebagaimana ditetapkan dalam UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang,


proses penataan ruang melibatkan peran serta masyarakat. Hal ini diatur lebih jauh melalui PP

Nomor 69 Tahun 1996 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang dan
Permendagri Nomor 9 Tahun 1998.

7.1

Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan ruang adalah kegiatan memanfaatkan ruang melalui serangkaian

program pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah dan


masyarakat, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama, beserta pembiayaannya, yang
didasarkan pada rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
Cakupan dalam pemanfaatan ruang meliputi

(1)

Pengelolaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumberdaya

alam lainnya sesuai dengan asas penataan ruang (pemanfaatan ruang bagi semua
kepentingan semra terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang,
dan berkelanjutan;serta keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum).

(2)

Penyediaan perangkat yang bersifat insentif dan disinsentif dalam implementasi


pemanfaatan ruang dengan menghormati hak penduduk dan masyarakat sebagai warga
negara.

Peranqkat insentif adalah instrumen pengaturan yang bertujuan mendorong


pengembangan kegiatan pemanfaatan ruang sesuaidengan tujuan rencana tata ruang. Melalui
perangkan insentif diberikan kemudahan tertentu, seperti

(1)

Di bidang ekonomi melaluitata cara pemberian kompensasi, imbalan, penyelenggaranaan


sewa ruang, dan urun saham; perpanjangan perijinan, dan sebagainya; atau

(2) Di bidang fisik melalui pembangunan

serta pengadaan sarana dan prasarana jaringan

jalan, pelabuhan, bandara, jaringan listrik, air bersih, telepon, dan sebagainya untuk

. melayani pengembangan kawasan sesuaidengan

rencana tata ruang.

Peranokat disinsentif adalah instrumen pengaturan yang bertujuan membatasi atau


mengendalikan kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang,
seperti

(1)
(2)

Pengenaan pajak yang progresif,

Pembatasan penyediaan prcdarana dan sarana publik,


Penyiapan perangkat insentif dan disinsentif dilakukan berdasarkan pertimbangan

perorangan maupun badan usaha

di Kabupaten Lampung

rencana tata ruang, pemanfaatan ruang

Timur berkaitan dengan

yang sesuai dengan yang ditetapkan

melalui

kemudahan dalam proses dan prosedur administratif.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR

165

Kabupaten Lampung Timur melalui pengenaan prasyarat yang ketat dalam proses dan
prosedur administratif.

7.2 Prinsip Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan ketentuan perundangundangan (legalistic approach) secara luwes, dimana prinsip keberlanjutan (suilainability)
merupakan acuan utama. Untuk mewujudkan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif
diperlukan pertimbangan yang bersifat multi dan lintas sektoral.
Kriteria pengendalian pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut

1.
2.
3.
4.
5.
1.

Kategori pemanfaatan ruang dan kebijaksanaannya


Peringkat pengaruh geografis kebijaksanaan
Kerangka pengendalian yang berkelanjutan
Instrumen dan tata cara pengendalian

Institusipengendalian
Kateqori pemanfaatan ruanq dan kebiiaksanaannva

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang dibedakan

ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu

kebijaksanaan yang mendorong pengembangan kegiatan dan yang membatasi pengembangan


kegiatan.

Kebijaksanaan untuk mendorong pengembangan pemanfaatan ruang dalam rangka


mencapai tujuan, strategi, dan struktur pengembangan wilayah Kabupaten Lampung Timur
dalam jangka panjang adalah melalui keseimbangan antar bagian wilayah, memberikan akses

yang proporsional bagi pengembangan setiap bagian wilayah, dan memberikan insentif dan
dorongan bagi pengembangan perekonomian rakyat.

Kebijaksanaan untuk membatasi kegiatan pemanfaatan ruang dilakukan melalui


pemantapan kawasan lindung, mengurangi tekanan penduduk melalui pengendalian laju
pertumbuhan penduduk, pengelolaan kawasan budidaya secara terarah, efisien dan efektif,
serta pemberian disinsentif bagi okupasi kawasan lindung.

2.

Perinokat oenqaruh oeoqrafis kebiiaksang_qn

Peringkat pertama adalah pengaruh pemanfaatan yang bersifat strategis, yaitu yang
mempunyai dampak berskala regional serta berpengaruh pada strategi makro dan rencana

struktur pengembangan kota dan wilayah Kabupaten yang berbatasan. Pertimbangan


pengendalian ditekankan pada kriteria pelestarian ekosistem serta kesatuan ekonomi regional.

RTRW KABUPaTEN LeupuI.IG TIMUR

Peringkat kedua adalah pemanfaatan ruang yang bersifat strategis dan non-strategis,

namun mempunyai dampak terhadap strategi dan rencana struktur ruang pada skala
Kabupaten Lampung Timur. Pertimbangan pengendalian selain ditekankan pada kriteria
lingkungan, juga pada keadilan sosial, implementasi penyediaan infrastruktur (aringan jalan,
pengelolaan air, listrik, telekomunikasi), dan pengelolaan pertanahan.
Peringkat ketiga adalah pemanfaatan ruang yang berdampak pada skala lokal suatu
kecamatan atau beberapa kecamatan. Pertimbangan pengendalian ditekankan pada kdteria
keadilan sosial, lingkungan, teknis penyediaan infrastruktur, pengelolaan pertanahan, standar
arsitektur, dan kepadatan bangunan.

Pada hakekatnya, masing-masing peringkat gdografis kebijaksanaan tersebut memiliki


pendekatan, instrumen, dan institusi pengendalian yang berbeda.

3.

Keranqka Penqendalian Yanq Berkelaniutan

Pengendalian pemanfaatan ruang memerlukan suatu kerangka yang berkelanjutan

untuk menjamin pemanfaatan

ruang

yang efisien, efektif, dan responsif

terhadap

perkembangan aktifitas masyarakat.


Kerangka pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif mencerminkan:

.
.
.

Prinsip berkelanjutan (sustainability)


Kelengkapan (comprehensiveness)
Sumbangan terhadap pemecahan isyu penting diKabupaten Lampung Timur
Setiap usulan pemanfaatan ruang perlu dievaluasi secara menyeluruh dalam kerangka

pengendalian yang berkelanjutan, dimana aplikasi komponen dan peringkat kerincian kriteria

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peringkat, skala RTRW, dan prioritas


pemecahan masalah tata ruang yang dihadapi oleh setiap bagian wilayah Kabupaten Lampung
Timur. Komponen utama pengendalian pemanfaatan ruang tertera pada Tabel 7.1.

Tabel7.1
KOMPONEN UTAMA PENG ENDALIAN PEMAN FAATAN RUANG

KOMPONEN UTAMA

KRITERIA

Pertahanan

Kesesuaian dengan strategi pertahanan dan keamanan nasional

Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ditingkat nasional, regional, maupun global


Peningkatan peluang investasi
Pengentasan kemiskinan
Penciptaan lapangan kerja yang luas untuk menampung usia produktif
Pengembangan sektor sekunder dan tersier yang berbasiskan
sumberdaya lokal

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR

167

KRITERIA

KOMPONEN UTAMA
Keadilan

sosial

Pemerataan keadilan bagi seluruh anggota masyarakat


Kemudahan akses bagi setiap bagian wilayah untuk berkembang
sesuai potensinya masing-masing

Lingkungan

Melindungi daerah bawahan dan setempat serta keunikan alam dan


hayati

Infrastruktur

4.

Kesesuaian dengan RTRW

Pengelolaan prasarana dan sarana transportasi

Peningkatan kualitas lingkungan hidup


Efisiensi pemanfaatan lahan
Pengelolaan sumberdaya alam secara bijaksana

Pengelolaan sumberdaya air


Pengelolaan drainase
Pengelolaan utilitas publik

lnstrumen dan Tata Cara Penoendalian

Penyiapan instrumen pengendalian disesuaikan dengan sifat strategis kegiatan


pemanfaatan ruang, peringkat administrasi dan geografis kegiatan yang bersangkutan, serta
sifat kemantapan instrumen dalam suatu kerangka waktu. (Iabel7.2).

Tabel7.2
INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFMTAN RUANG
I(ABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PERINGKATADMINISTRATIF/ SIFAT
GEOGRAFIS
Kawasan Lintas
Kabupaten/Kota

INSTRUMEN PENGENDALI

Strategis - UU
-PP
- Keppres
- Perda Propinsi Lampung
- RTRW Propinsi LamPung
- SK Men/Permen
- SK Gubernur LamPung
Non-strategis -

RTRW Kawasan Tertentu Propinsi


Lampung
SK Gubernur

RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIM UR

AMDAL Multi Sektor/Kegiatan Terpadu

PERINGKAT ADMINISTRATIF/

INSTRUMEN PENGENDALI

GEOGRAFIS
Kawasan Pada

Strategis

Perda Kabupaten LamPung Timur

RTRW Kabupaten Lampung Timur

Tingkat Kabupaten

SK Bupati Lampung Timur

AMDAL
Non-strategis

RTRW Kabupaten Lampung Timur


SK Bupati Lampung Timur
Rencana Permintakan (Zoning

Regulationl
Kawasan Pada

Strategis

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan


Rencana Teknis Ruang Kawasan

Tingkat Kecamatan

SK BupatiLampung Timur
Rencana Permintakan (Zoning
Regulation)
Non-strategis

AMDAL
Rencana Permintakan (Zoning

Regulationl

5.

lnstitusi Penqendalian

Kinerja pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Lampung Timur ditentukan oleh


kemampuan institusi pengendalian untuk melakukan pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan
penertiban pemanfaatan ruang secara efektit Untuk itu perlu ditentukan peranan clan tanggung
jawab institusi pengendali pada masing-masing peringkat wilayah perencenaan.

Kriteria institusi pengendali pemanfaatan ruang Kabupaten Lampung Timur adalah


sebagai berikut:

1.

Mampu untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan melaksanakan evaluasi atas


usulan dan pelaksanaan pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh berbagai peringkat dan

jurisdiksi pemerintahan yang ada di Kabupaten Lampung Timur, terutama untuk program
dan proyek yang bersifat strategis dan berdampak nasional dan regional.

2.

Memiliki kewenangan dan sumberdaya yang memadai untuk pengambilan keputusan


terutama apabila dihadapkan pada kontroversi pemanfaatan ruang di Kabupaten Lampung
Timur yang melibatkan berbagai pihak.

3.

Mempunyai akses terhadap informasi atas program dan proyek strategis berskala besar

dan berdampak luas, serta berkemampuan untuk mengolah informasi serta mengevaluasi
implikasinya terhadap RTRW Kabupaten Lampung Timur.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

r69

4.

Mampu melaksanakan peran mediator dan fasilitator untuk menampung aspirasi seluruh
stakeholders dalam pembangunan wilayah Lampung Timur, sehingga dapat dihasilkan
keputusan yang seimbang dan dapat diterima oleh seluruh pihak.

Institusi yang benrenang dalam kegiatan pengendaiian pemanfaatan ruang tertera


pada Tabel 7.3.

Tabel7.3
INSTITUSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

WILAYAH

PERENCANAAN
Lintas

KRITERIA UTAMA
PENGENDALIAN

INSTITUSIPENGENDALI

Kabupaten/Kota 1. Bappeda Propinsi Lampung

2-

TKPRD Lampung

3.
4.
5.

Kantor BPN Lampung

BKPM Daerah Lampung


Bapedalda Propinsi

Lampung

Keadilan sosial
Kelestarian ekosistem dan
lingkungan

Lampung Timur
2. TKPRD Lampung Timur
3. Kantor Pertanahan Lampung Timur 4. Bapedalda Kabupaten Lampung

Kabupaten/Kota 1.

Pertumbuhan ekonomi

Bappeda Kabupaten

Ketersediaan sumberdaya alam

Keadilan sosial
Penyediaan infrastruktur
Pertanahan
Kelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam

Timur

5.

Dinas-dinas di Kabupaten Lampung


Timur

Kecamatan

1.

Camat sebagai

PPAT

Keadilan sosial
Penyediaan insfastruktur
Pertanahan
Kelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam

7.3

Pedoman Pengendalian

Dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur,


'pengendalian pemanfaatan ruang' mengandung pengertian dilakukannya tindakan
'pengawasan','penertiban', dan'perijinan'.

RTRW KABUP,A.TEN LAMPUNG TIMUR

Pengawasan terdiri atas tiga kegiatan yang saling terkait, yaitu pelaporan, pemantauan

(monitoring), dan

evaluasi. Penertiban mencakup pengenaan sanksi administratif, sanksi

perdata, dan sanksi pidana.

7.3.1 Pengawasan
Pengawasan dimaksudkan sebagai upaya pelaporan, pemantauan, dan evaluasi untuk
menjaga'kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur.

A.

Pelaporan
Pelaporan adalah pemberian informasi obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik

yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lampung Timur 2001 -201

1.

Pada dasamya, seluruh stakeholders pembangunan dapat dilibatkan dalam kegiatan

pelaporan. Pelaporan dalam segala bentuk yang dilakukan oleh seluruh pihak yang apresiatif
terhadap kualitas tata ruang ditindaklanjuti dalam kegiatan pemantauan, khususnya yang
mengindikasikan adanya pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten Lampung
Timur 2001

-2011.
Secara kelembagaan, pelaporan

ini

dilakukan dan/atau dikoordinasikan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur secara rutin dalam rangka pengendalian
pemanfaatan ruang.

B.

Pemantauan
Pemantauan adalah usaha atau tindakan mengamati, mengawasi, dan memeriksa

secara terstruktur perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur.

Sebagaimana dalam usaha pelaporan, maka usaha mengamati, mengawasi, dan


memeriksa perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan ini menjadi kewajiban perangkat
Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur sebagai kelanjutan dari temuan pada proses
pelaporan, namun terbuka pelung bagi masyarakat untuk berperan serta dalam pemantauan

tata ruang, yang kemudian bersama-sama dengan perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Timur menindaklanjuti sesuai proses dan prosedur yang berlaku.

Pada prinsipnya, pemantauan rutin terhadap perubahan tata ruang wilayah Kabupaten
Lampung Timur dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur melalui laporan

yang dihimpun, baik yang berasal dari indivirlu/masyarakat, organisasi kemasyarakatan, aparat
Daerah, hasil penelitian, statistik, dan sebagainya.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

C.

Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan sebagai usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan

ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang. Evaluasi dilakukan secara terus menerus
dan secara berkala disimpulkan sebagai kinerja penataan ruang wilayah Kabupaten Lampung
Timur yang dilaporkan kepada perwakilan rakyat.
Evaluasi merupakan fungsi dan tugas rutin Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung
Timur dengan bantuan aktif masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan., Kegiatan

utama evaluasi adalah membandingkan hasil pemantauan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Lampung Timur 20O'l

2011 secara berkala.

Hasil penilaian kinerja pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur 2001 - 2011 dituangkan dalam keputusan
mengenai tingkat penyimpangan terhadap tujuan dan muatan RTRW Kabupaten Lampung
Timur 2OO1 2011 dan upaya untuk mengatasinya. Tindakan penertiban dilakukan jika

konsep, tujuan, sasaran, dan muatan arahan pemanfaatan ruang yang ditetapkan masih sahih.
Sedang peninjauan kembali secara menyeluruh terhadap proses penataan ruang dilakukan jika
penyimpangan yang terjadi mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap konsep, tujuan,
sasaran, dan muatan arahan pemanfaatan ruang.

Peninjauan kembali dilakukan untuk menilai kembali kesahihan rencana tata ruang dan

kinerja penataan ruang, termasuk mengakomodasikan pemutakhiran yang diperlukan


menyesuaikan dengan paradigma serta peraturan/rujukan dalam penataan ruang dan
pembangunan yang

terbaru. Dengan demikian, kegiatan peninjauan kembali

merupakan

bagian kegiatan 'perencanaan tata ruang' yang dilakukan setelah dalam kegiatan 'evaluasi'
disimpulkan adanya permasalahan yang mendasar dan tidak clapat diatasi oleh tindakan

'penertiban'. Oleh karena itu, peninjauan kembali RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001 2011 dapatdilakukan apabila kinerja tata ruang menunjukkan penyimpangan yang signifikan.

7.3.2 Penertiban
Penertiban adalah tindakan menertibkan yang dilakukan melalui pemeriksaan dan
penyelidikan atas semua pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001

2011 melalui pengenaan sangsi administratif, sangsi

perdata, dan sangsi pidana sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-

*-. undangan yang berlaku.


Di samping tindakan penertiban melalui pengenaan sangsi juga mengacu

kepada

rencana tata ruang yang lebih rinci dan/atau pedoman penataan ruang dan penataan bangunan
sesuai dengan penggunaannya sebagai acuan perijinan pemanfaatan ruang.

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

172

7.3.3 Perijinan Pemanfaatan Ruang


Perijinan merupakan konfirmasi atas rencana pemanfaatan ruang dalam proses
pengendalian pemanfaatan ruang.

Sesuai dengan ordinasi dan skala RTRW sebagaimana diatur dalam UU Nomor 24
Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, maka acuan bagi penerbitan ijin dalam pemanfaatan
ruang adalah RRTRW di tingkat Kecamatan, RRTRW Kawasan Fungsional, dan rencana tata
ruang yang lebih rinci.

Penerbitan perijinan disesuaikan dengan skala rencana tata ruang yang diacu, seperti

ljin Prinsip, ljin Perencanaan, lMB, ljin UUG/HO, ljin Tetap, ljin Usaha, dan ljin Tempat Usaha

(srru).
Perijinan yang terkait langsung dengan pemanfaatan ruang adalah ljin Lokasi, ljin
Perencanaan, dan ljin Mendirikan Bangunan 0MB), sedang pertimbangan kelayakan
lingkungan diatur melalui ljin Undang-undang Gangguan (IUUG/HO). Perijinan sektoral yang

terkait dengan legalitas usaha atau investasi, adalah ljin Pdnsip, ljin Tetap, dan ljin Usaha.

Dalam berbagai situasi berbagai perijinan secara bersama-sama diintegrasikan ke dalam


proses perijinan pertanahan, mutai ljin Lokasi hingga prosedur pengajuan/pemberian hak atas
tanah (Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, dan/atau Hak Milik).

Sesuai dengan hirarki rencana tata ruang, penertiban ijin dalam pemanfaatan ruang
mengacu pada RTRW Kabupaten Lampung Timur 200'l
yaitu

2011 dan renoana yang lebih rinci,

RTRW (Rencana Tata Ruang \Mlayah) Kabupaten Lampung Timur skala 1

100.000,

sebagaiacuan bagi penerbitan perijinan lokasiperuntukan ruang untuksuatu kegiatan.

RRTRW (Rencana RinciTata Ruang Wilayah) Kecamatan pada skala 1 : 25.000, sebagai

acuan bagi penerbitan perijinan perencanaan pembangunan (planning pennfl bangunan


dan bukan bangunan.

RRTRW (Rencana Rinci Tata Ruang \Mlayah) Sub Kawasan pada skala 1

: 1.000 - 1 :

5.000, sebagai acuan bagi penerbitan perijinan tata letak dan rancang bangunan/bukan
bangunan, termasuk ljin Mendirikan Bangunan (lMB).

RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

LAMPIRAN A

DESKRIPSI SISTEM I.AHAN


DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

KESESUAIAN LAHAN UNTUK


KEGIATAN BUDIDAYA
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

,aE
9)c

(g
=
(\J

tsE
e c_-9

c=G--

gE=
o

o-

o
c=

=
at)
.c

C)

=
E
E

ct)

c
o

o
o

><

.i==
S

6c.
-EE

=^e

t:5
EH FcEf; Fgf;
?TsT

=
E

-=r.

F;*e

6I

TT

(o

cat

aa

654

(i)

(\I

CQ

f61<..
.NN

(\l

o{

(\l

(\l
6l

e
(\l

lr)

ro

|r)(\rS
ooo

-f
o

(\

S@=

o
o

o
o
ts

.+

ooo
ooo
NO

o
o
s

ooo
ooo
tat

TI

c/t

Gl

c
-g
a

cD

E
E

:)
=
F
(,
z3

c(E-C
=c=
4=G

EFE
oe

o-

=
J

:k
'o-

zul

oo

F
(!
(g

=
0
x
o
F

o
(5

'6

Er
o-=

E(E
c(E
F

a
E
qt

E
6'

:<

J
1|l
=
F

'F

Io

'o- o
e

c)
q,

U'

E
E
(U

lU

CL

E
=
E

f
xt
e
o
oo

eas

EAf

b^
=E

a (t
==
F<
CL(6
=
/t

Ea

G'

=
cq)

co

e
(5
c(U
E'
.q

o-

F
o
a

EE.e
EfiE
-(t

a.Es
E
G'

=^
>=

at)

6co
=

-o
.E

zo

--

v(E

:4,'E !,

"EE
H

-PE

$ ggE gFF
dEE
!.s.e

E
=

F-;

-3

4F

ftEE

Ee.a
E--e
-e

$ $FF gEE
-

-(!(|t

=(5(g

=
(\.gqq
"$==

et'F

--

d Es
=

cFg

;;

e *es
a **g
eas

'=-e

EFE
g,.E FEg.E*
l:

;"

**C'F

6.qPT
'g;g

lr)

I
sE ;

ED

;;;

U'

5gE
FEg
E f E
=F
E.=
-6=CLE
.h tlg

o
o
ct,

6l

Ets

=
(!
-o

E-gs.

sNO

FEE
fifFFEfiEF
'

g9ox

ni.gte

ct

Pg'g E'g''
=** i

ER
ag a
=q

o
o
s

6C.,(f)

;;'
;';
E
E EEe
tttttaattttlllll

8
o

4
q-

Effi
FE

.g

EZ

s(lt

(5
c
(6

l-

-o
qY
=

o
o
lr)

(\

:++

o
o
GI

ctc
6=
cv

Fc

FE

c(g

g'6

E= g
EFT ES
E
*e Eg sS c
Fc $EE EE
EE =i

(t)
=(u
^

co

(t)

=
dt

<.i

<.,

^-=
r+<
q-

ge Ep
=sE ;g
=P

ED

E^
EE

vP
FO
coF
<c;

c(E
(U
c=(5
--

=
-ct
o)
i*i9 -

p3*
o

o_

xo

C)

E
g
(g

6_

6;6

sgE
-s (!t f

?6=

-(!
-B Ct
t+O

c.,

c.)

CO

iG
=
.c

gE
&.8

g,

c
g

CE

(o

E=

(t>

(v)

o)
c

o
o

o,

(')
at

:z

c)(eT
(\tNi

<o
oooo

lr,

(\

c!

6t

oo.(f(\l

o
o
(\,1

oooo
oooo

o
o
lf)

oooo
oooo
(.,

ouru,
:==
(Et\t(!

ou,
==
(g(E
:trX

o
cG

(U

o
F
i
=
-o
o

Eq
6
>c
6(U
an

:<

a)

(',

6(v)
(t

F
(!

co

(\t

({,

(')

(.,
NGI

(v)

(Y,

<\l

rrt

C.,
oo

tf,

Ct)

(()

(o

--i=

G'

=
co

E
E

6
U'
G

o
o
(\l

m
c^
(g-c

FE
FEtr

=F
oe

=g
(5

E(!
c
G
F

=(5e
(E

F
6

0(l

=
xo
o
F

o
(E

.rE

-:E-

uro
g=
(u(u
--ttal

oan

a
o
!

E
IE
c(U
l(!

o
o-

Ec,

at

:<

c)

dt

o
o

o)

o^
=E

oo
oo
oo
("
oo
oo
st

rrt

Ci,

st

@
N

t<t

urut

oo
3=
G(E

39
99xg
c rE ttr(E
a5

==
(g(E

II

ato
g=
(9(U
IE

XI

(U

II

-I<C

,t
at,
v,
=== Eo,E
E

]o
<I

E :E;
EtlE
<.t)<

eo

I-

tttllll

o
o
(o

(o

o
o
\t
an

at

u,

===
EGt'
I-I
ouro

===
--6dG50

*E

(\t

(!

(\

E S*
6trtr

EEe
o -o-o6
J@6
'6
--Z

-qI=

(E

EgE
o
ro
=
6l

SEE
go
(U
E
--

E
:'
E
I

co

ED

gs
orv
C^

(\l

(\a

(\t

6l

ssggg

c,
(E

:9* EEg
gEEE
=E
(\l

EEF

tttal

ltt

=
c(,

at)

c
cl
c(E
E(U

o-

:.
.=(E
'F!

.EE

=7H.8'p

EE

E
o,
C
E
o J(5
-o
.E

..2.

ct) (6

U)

o
z.

es
EBa ,"i

g)
'c c(!
c(5
E(E
J

(\

o
(\

E
IE
-o

't= -g=

o
= E.U (6
o

rJ)

(!

qt

co
J

f;

E=f,a Es*

E*
-""
a$

E5g E$f, 5E 9
??
eF-P
ggE
yq? :<
dl
:<
o

e
6

E)

o,5

F:tt E=

==tElx

-8

c,

(\l

(\l

="8

gHf;

o
c

A'F

Fp
6=

2C

de

c
_(E_
NEF
6A
Y.@

.G
6

='s E
-ES+E
S+a

: x=

c(!

CL

c
'Fs
CD
(E

+:5

EE>

EES

Ec
=g
rlE
=(g

ED

E)

ae8
E
JCt

Eg-

E
(5
(L

aD

.t8

o8

EgF EgF EFF Eg

xQ2

rttl

Fp=

Ec' pE tE
EeE EEEE

'6)

c,

rttl

==
E6
II

(\

(\l

c.i

.=

o
C

F
x
=
co

=
o-

(9

co

(.,

(9
CL

<

c(5

C
(t
(g

--

6tq.
o

(')

()

(')

l=

o
o

LC

rl
;l

l-c

IE
ldl

o
o
<\r

gG
(q(1,
E.F

(s

(t)

x(E
E=
=
.t)

5
(5

o-

<t)
(Y)

(r,

(!
(g

sr

CD

(\

(v)

(\l
(!

(r)

(v)

.rt
oo

sf

6r

6.1

Gl

(\l

(!

NO

o
o
(Y'
s
o
o

ooo
ooo
('t@(o

r\
6t

(\
(!

(\l

$I

|r,

(\t

6l

c(g=(E
IC
c=

==(g

FG
=F

ooo
ooo
svs
(\l

(o
(!

g
6

vStsb
<lldU'U'

(i,

tDJZ (5 cl

fr#Eg EgE EfE

It

CD

G'

o
o
a
o
o

rat

ato
(E(U

==

II

(6

F
E
(g
c
(g

F
6

U'

o,

(U

l-,-

E
E

(5

Yqfi
all=

x(!
o

tt
ctt (E (!

<-Y

.s!

ED
a=0
5Sl 5
E 6E
ich=
tttalll

8
g,

=c(E

xo

o
F
o
v,
o

CL

E(D
:<

I
(l,

qe
.EE

8-p *E
F+9 F}R

co

=
o^

(l,

i*E
BE6

FEg

gFE

FF

(E

ct

b'=eEg'

9E=

5Cfi

(\t

94
EE
.G G
(9c,

9_8o

&E
AFF

:''

CE
(g(U
EE
66
-o5

o
o
E

-= -=

ou,
5Ei6
=-

cHP
(!
vl

(\,1

q)

=gfifi
o

(\I

o)
o)

c(t,

(\l

(g

(\l

c.

g
6

o-

CD

c^

Els

F'
(!

tx

d)

(\l

o,
c.

(!

=
o-

=
=
o

(\l

cn
.g
=
g
q)

co

x-o
=G

co
='6
(6CL

(g

3g

o-

Eeo

E(E

(!
E
o J(5
-o
.E
(t)
cB

zo

g
(u

Q9a

d-5
=5

c(E

h'a
t(5

EP
';

E-g

aH
pP=

gss
-E
:t=
-z:<.
C

(o

E
(I,

=5
bfi$

ii-u

E
=

EE
g'E

EgP
E E S. B

CD

c(g
>\
<(l'
1v
FO

tsE

EHF F$9

ig-O
=
d

FF

:<

:<

o
=

.t)
(t
OI
(t)

-!D

(t
E
co

o,

J
c(l)

(U

o
3

-o
(U

:<
'a(g

o
tFf
u.

(D

_o

a=

LAMPIRAN

A.2

KESESUAIAN LAHAN UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA


DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1.

Kesesuaran Lahan llntukTanaman Pangan Lahan Basah


Lahan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah di Kabupaten Lampung Timur

dengan kesesuaian Sr relatif terbatas, yaitu tersebar di Kecamatan Batanghari, Sekaampung,

Marga Tiga, Purbolinggo, Jabung, dan Labuhan Maringgai. Lahan dengan kesesuaian Sz
tersebar terutama di bagian Utara Kabupaten Lampung Timur, dan terbatas di bagian Selatan.
Kawasan di Bagian Tengah relatif tidak sesuai untuk budidaya tanaman pangan lahan basah.

TabelA-2.1
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Pangan Lahan Basah

Simbol Kesesuaian
Lahan

2.

Keterangan

Sistem Lahan

Sr

> 75% lahan berpotensibaik untuk tanaman


pangan lahan basah

BKN
SLK
SBG
KHY

Sz

50 - 75% lahan bepotensi baik untuk tanaman


pangan lahan basah

MBI
BGI

KNJ
> 75% lahan lidak bepotensiuntuk tanaman
pangan lahan basah

3.

SAR
GSM
SMD
BTK
BLI

KLR
KJP
BKU

BMS
PTG
BLW
MDW

Sumber: HasilAnalisis

LAMPIRAN

_ RTRW KABUPATEN LAMPUNGTIMUR

Nen

Sepah

L-AUTJAWA /)
ov

IGBUPATEN

<v

LAMPUNGTENGAI{

P'Srr.@a

KOTA
METRO

I(ABUPATEN

IIiIPUNG SEIAT

,x

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


GailSar

Al

(EIEMIIGAI{:

lr'orl ilr

:l
F=

ls

lBxr]

J L1rpRopr{Sl

l6Ml

nil

TO-l

BUKorAK qrPArEr{
au(or xEctrlArAr{

F-----

oAt{AU

F<
:l

Rl

JA*{TGGAR

suNcl
KESESUMNSI

RABAl.m

lBMsl

BI,KTMI'SAI{G

sfG^laln

l-ffiil

zuKTISGGI

rmt

PUTNNG

lBrwl

MNJARI.^WAS

l-KNtl

KUMNJI

fsBc]

SEBII{GAIJ

t{.^F[,

|mfr

ITEM).AWA

BEMXI,LU

|-sml

SOLOK

l3[{D',I

8 t(titAl{
Gtfiu{Gsflrci|G
$tG lilED llc

Brrd

SAR|SGroircl(Ol(

[Bm

lml
ITKUI

8E.JN

tffil

|(AHAY

l{

PETA KESESUAIAN LATIAN UNTUK


PERTAN IA|\I IAI-IAI.I BASAI-I
KABUPATEN LAI,IPUNG TIMUR

w'H

2.

Kesesuaian Lahan UntukTanaman Pangan Lahan Kering


Lahan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan kering sebagian besar tersebar di

bagian Utara Kabupaten Lampung Timur dan terbatas di bagian Selatannya. Kawasan di
bagian Tengah umumnya tidak sesuai untuk kegiatan budidaya tanaman lahan kering.

Tabel A-2.2
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Pangan Lahan Kering

Simbol Kesesuaian

Ketenangan

Lahan

Sr

> 75% lahan beFotensi baik untuk tanaman


pangan lahan kering

Sistem Lahan

BKN
BKU
SLK
BGI

KNJ
SBG
KHY
2.

Sz

3.

- 75oi lahan berpotensi baik untuk tanaman


pangan lahan kedng
50

MBI
BTK

> 75% lahan tidak bepotensi untuk tanaman

SAR

pangan lahan kering

GSM
SMD
BLI

KLR
KJP
BMS
PTG

BLW
MDW

Sumber: Hasil Analisis

LAMPIRAN

_ RTRW

KABUPATEN LAMPUNGTTMUR

,Isafu/dt

L-AUTJAWA r)
KABUPATEN

I.AMPUNG TENGA}I

P.&gM

KOTA
METRO

\-

IGBUPATEN !
IIMPUNG SEIATAN

I
i-- \.

RENCANA TATA RUANG WIIAYAH KABUPATEN I.AMPUNG TIMUR


I(EIER^I{GAII:

tr':!

B TAstcr&P rE{

JALI{IEGAM

l-l-fl
TO]

E--+:

JAunlqflp

lEr{

mrl

iluAR BAm

tsARl

SJiIGAIAIJR

l-flIl

ITI,GII

MKilUil

rFre]

RJTTING

l-dsM-l

G[l(|llcSAllOf{G

lE-Lwl

8AI{JAR IAWAS

13ffi;l

st t{GAnGoAl{G

fKNtl

KUR,AruI

fsBGl

sE&tNG

rEr{

8^RAEGTONGKOI(

tst (orAKEcrn

fBrKl

TAtrl

fBu

8Em

F<l

sui{otl

KEsESUMI{SI

%27

xEsEsrrArANS2

AJK'TllUSAtlG
B{'KTTIIGGI

Btxor^r<l&,P
MN

lBt'{sl

tffil

lB:ml

tffil

PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK


PERTAI.I

IN

I.AFIAN KER]NG

IGBUPATEN LAI,|PUNG TIMUR

*,tH

IqflAYAN

XI.ARU

lmq

MENDAWA

8NGruLU

fstxl

sotoK

PElrERli[Atl l(^Elp TEN U,tPUflG


BCDAT{

nnn

PEREilC$IMI{ PEIIEAIIGUN^|{ IUERAII

3.

Kesesuaian Lahan UntukTanaman Tahunan


Hampir seluruh wilayah

di Kabupaten Lampung Timur memiliki kesesuaian untuk

kegiatan budidaya tanaman tahunan/perkebunan. Secara lebih rinci, kesesuaian untuk setiap
jenis komodititertera pada Tabel A-2.3.

TabelA-2.3
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Tahunan

No.

Simbol Kesesuaian
Lanan

Keterangan

Sistem Lahan

KARET

1.

Sr

> 75% lahan bepotensibaik untuk tanaman

tahunan

2.

Sz

3.

50 - 75% lahan bepotensi baik untuk tanaman


tahunan

MBI,BTK, BKU,
BKN, SMD,
SLK, KNJ,
SBG, KHY
SAR, BGI

> 75% lahan lidak berpotensi untuk tanaman


tahunan

BLI, KLR, KJP,


BMS, BLW,
PTG, SBG,
MDW

> 75% lahan berpotensibaik untuk tanaman


tahunan

MBI, BTK,
BKU, BKN,
SMD, SLK,

KELAPA SAWIT

1.

Sr

PTG, KNJ,
SBG, KHY
2.

Sz

50 - 75% lahan berpotensi baik untuk tanaman


tahunan

3.

> 750/olahantidak berpotensi untuk tanaman


tahunan

LAMPIRAN

_ RTRW KABUPATEN

LAMPUNGTIMUR

SAR, GSM

BLI, KLR KJP,


BMS, BLW,
BGI, SBG,
MDW

Simbol Kesesuaian
Lahan

No.

Sistem Lahan

Keterangan

KELAPA
Sr

1.

> 75% lahan berpotensibaik untuk tanaman


tahunan

MBI, BTK,
BKU, SMD,
SLK, BGI,
PTG, KNJ,
SBG

2.

Sz

- 75% lahan berpotensi baik untuk tanaman


tahunan
50

> 75% lahan tidak berpotensi untuk tanaman

3.

tahunan

GSM, KHY,
SAR
BLI, KLR, KJP,
BMS, BLW,
BKN,

MDW

KOPI
Sr

1.

> 7506 lahan berpotensi baik untuk tianaman


tahunan

MBI, BTK,
BKU, SMD,
SLK, BGI,
PTG, KNJ,
SBG

2.

Sz

50

7506 lahan berpotensi baik untuk tanaman

GSM, SAR

tahunan
> 75% lahan lidak berpotensi untuk

tahunan

tanaman

BLl, KLR KJP,


BMS, BLW,
BKN, MDW
KHY

KAKAO
t.

Sr

> 75% lahan berpotensibaik untuk tanaman


tahunan

2.

Se

50

75% lahan bepotensi baik untuk tanaman

MBI, BTK,
BKU, SMD,
BGI, KNJ
GSM, SAR

tahunan
> 75% lahan tidak berpotensi untuk tanaman

3.

tahunan

BLI, PTG, KLR,


KJP, BMS,
BLW, BKN,
SLK, SBG,
KHY

LAMPIRAN

_ RTRW

KABUPATEN LAMPUNGTIMUR

Simbol Kesesuaian
Lahan

Keterangan

Sistem Lahan

CENGKEH
Sr

1.

> 75% lahan berpotensi baik untuk tanaman


tahunan

MBI, BTK,
BKU, SMD,

BGI
2.

Se

50

75% lahan berpotensi baik untuk tanaman

GSM, SAR

tahunan
?

> 7506lahan tidak berpotensi untuk tanaman


tahunan

BLI, KLR KJP,


MBS, BLW,
BKN, SLK,

KHY, KNJ,
SBG, PTG,
MDW

LADA
Sr

1.

2.

Sz

> 75% lahan berpotensi baik untuk tanaman

MBI, BTK,

tahunan

BKU, BGI

- 75% lahan berpotensi baik untuk tanarnan


tahunan

GSM, SAR

50

> 75% lahan tidak bepotensi untuk tanaman

3.

BLI, KLR KJP,


BMS, BLW,
SLK, BKN,

tahunan

KNJ, KHY,
SBG, MDW
PTG

TEBU
1.

Sr

> 750[ lahan berpotensi baik untuk tanaman


tahunan

2.

Sz

50

750/6

lahan berpotensi baik untuk tanarnan

MBI, BTK,
BKU, SMD,
SLK, BGI, KNJ,
KHY
GSM, SAR

tahunan
3.

> 750,6 lahan lidak berpotensi untuk tanaman


tahunan

BLI, KLR KJP,


BMS,
BLW,BKN,

SBG, PTG,
MDW

LAMPIRAN

- RTRW KABUPATEN LAMPUNG

TIMUR

to

Simbol Kesesuaian
Lahan

No.

Keterangan

Sistem Lahan

> 75o/o lahan berpotensi baik untuk tanaman

BGI

TEMBAKAU

/t-

Sr

tahunan
2.

Sz

50 -75o/o lahan berpotensi baik untuk

BTK, MBI

tanaman tahunan
> 75o/o lahan tidak berpotensi untuk tanaman

3.

tahunan

BLI, KLR,

KJP, BMS,
BLW, SAR,
GSM, BKN,
BKU, SLK,
KNJ, KHY,
PTG

KAPAS
Sr

t-

> 75o/o lahan berpotensi baik untuk tanaman

BGI

tahunan
2.

Sz

50 -75o/o lahan berpotensi baik untuk


tanaman tahunan

> 75o/o lahan tidak berpotensi untuk tanaman


tahunan

3.

BTK

BLI. KLR,
KJP, BMS,
BLW, SMD,
MBI, SAR,
GSM, BKN,

SLK, KNJ,
SBG, KHY
NENAS
St

1.

> 75o/o lahan berpotensi baik untuk tanaman

BGI, KHY,

tahunan

BKU, MBI,
SMD,

2.

Sz

50 -75o/o lahan berpotensi baik untuk


tanaman tahunan

SAR, GSM

> 75o/o lahan tidak berpotensi untuk tanaman

BLI, KLR,

tahunan

KJP, BLW,
BTG, BKN,
BMS, SLK,
KNJ, SBG,
PTG

Sumber: HasilAnalisis

LAMPTRAN

_ RTRW

KABUPATEN LAMPUNGTIMUR

tluft

S.pt dh

I-AUTJAWA
I(ABUPATEN

ryv

LAMPUNG TENGAH

17

PScc@d

KOTA
METRO

I(ABUPATEN
TAAIPUNG SEIATAI{

I
i-- \\}

RENCANA TATA RUANG WII.AYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


IGIERAI{GAI{:

mrl

ruARAEAM

lEMsl

8tfl$T

l-sARl

SI'T{GAIALW

fBcr

B{IfiTSIOGI

JA.ANpRoptNSl

lTaorl
IESM

JALANt<eBw TEII

lsMpl

SUNGAI ITEDAI{G

l-tril

KUflAruI

BUKoTAIGBIP^IEr{

l-BrKl

&IRABGTotCKq(

tTBcl

S&INGAIJ

fBu

8Em

fKrrYl

tGlt

IGART'

hp:q

MEIIDAWA

B$GrutU

fsFl

sot 0t(

JA;.111111EGARA

::
Tl-n

f6'l BUKorAKEc
F.---
F< stNGAl

uArAr{

DAflAU

:
77'

XESESU11qNS1

KESESUAIANS

tml

IE-KUl

toMl{

GUt{ll,GS$rciG

lfl,sl$lc

fprc]

PUTTNG

lE

BAI.IJAR I.AWAS

w-l

YAll

PETA KESESUAIAN

tTIlAN UNruK

TAt'lArIAN TAHUMN (KEI-APA SAWT)


IGBUPATEN I,AIIPUNG TIMUR

MwE p!,it

TAUTJAWA
KABUPATEN

ryw

LAMPUNG TENGA}I

/-1

P.s.gc@

.lL

KOTA
METRO

KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN

!J

--_ E

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Gambar A.5
XETEMI{Q{I{:

f::
F:l
F
F=

flfn
|-fi

F----:

R
:
n

BATAsIqBLpATEN

JAfi,tNEcARA

mIl
_@
BKNI

MUARASAUN

tBN{s I

BUKIT MUSAI{G

AUR

SI'T{GAI

tBcil

BUKTIINGGI

8AKNAil

fPrc"l

PUTNNG

JA[Ar{PRoPrHsl

IESMI

GU{UtlGS$rcilG

tEr\4,l

8AI{JARI.AWAS

JA.ANTGBUPATET{

[sMo|

SUI{GAI MEDAI.IG

fro.ril

KUilNJI

BrxorArwuPArEN

fBrKl
l-BLil

BARASGTOTIG|(OK

fsBCl

SEEANGAU

BAJN

lKrryl

KAHiAYAI{

DANAU

lKrF-l

KI-ARU

|l'Dfr

MENOAWAI

SUNGA

tEffil

BEI{GKUIU

|-sml

soLo(

&xorAKEc.Ar/ATAt{

KEsEsuAt

PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK


TANAMAN TA|-|UNAN (KoPt)

IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR

Nsi

KESESUAAT{I{

PS,lERll{TA}l l(AEt

P IEll U[$P${G ilruR

B,COAtl PERENCANMN

P$l&qfl GUMN DAEMH

Muil *pnh

LAUTJAWA r)
0KABUPATEN

P.S.gwl

ryv

I.AMPUNG TENGAI.I

i
L^t

'-:

,''
.'c

.4

t&
KOTA
METRO

KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN

i-".

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Gambar
ITEMI{GAN:

F=

JALA11NEGI,RA

flmil

r,tuAR BALm

ITARI

stNGAIll-uR

fEffil

B Ktt{Arl

ftr-il
frel

IESMI

otnuNcsAtrlot{c

lBtw-l

:
fi-n
TO'l

JAx{t0BtpATEN

lsffil

suNGAtMEoAl{G

BUKoTAIqBUPATEN

fBTKI

BARABGToNGKo(

BrxorAKEc

fBLr

BELm

F-----:

oalAu

lffil

suNGAl

FTU]

uATAN

KESESUA|ANS,I

7V%
-I

KEsEsuAtNs2
KESESUAN N

IBMsI

t-xNt]
fsBcl

KI-ARU

tffil
F'pq

BENGKULU

fs:iRl

zuKTMtsAt{c
zuKTnNcGl
RJTIING

A6

PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK

TANAIvIANTAHUNAII(IGKAO)

TIMUR

KABUPATEN TAMPUNG

&ANJARI-AwAs
KURANJI

sEBAr{cAt
KAxAYN{

s't#
I,TAM

Sm${Pcb:

Z\

MENDAwAI

soLoK

gmba(m D6or:
ffltor Plda.tlh{r fdIsbo

tnpuleIfM

at

:--.----t
pEilERtr{TArtl$EuPATErll-AltPut{GilruR
| ffi

Il$ t

^,"-"t

*^t

""*.r-^**..I

MwSq6h

LAUTTAWA
KABUPATEN

/-)

P.'egM

I.AMPUNG TENGAH

l
L

KOTA
METRO

KABUPATEN

\.

TAMPUNG SELATAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Ciembar

TMBII

F=
il-n
TO-l
E=---=

K
:
lru;z

lffil
JATa1NESARA

tE-trl
t6sfil

MUARAEAUTI

sJr{c^TALUR

Bru(tf,{

fl

cur{rJNcsArirolc

lTMpl

suNGAr

tzuKorAt<eBUP rEN

IBTKI

BARAscroNGKor(

.BUr(orAXEcArtr,{TAl{

fB--Ln

Berm

DANAU

suNGAl
KEsEsuAtANsl

KESES.^IAN'2

tEFl
lErul

nEoAr{c

KrrRU
BEI{cKULU

tBMs

l-Bcil
l-Prcl
lBtwl

mI

TsTGI

lKrrvl

li{pE

rcrn

BUKT

A7

PETA KESESUAIAN IAHAN UNTUK

ilusAr{c

TANAMAN TAHUNAI'I (CEN GKEH)

zuKTtrNGGr

IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR

Purnr{c
BAruARuwAs
kuR ilJl
sEBAI{GAU
,cqH,qYAr{

rrENDAwAl

so{-or(

ls'#l

mlurARAl
rl

ffirJ
I

aloruezur'{cANuflPETBANcUN

NDAERA}I
I

I,^A,UTIAWA
I(ABUPATEN

<e

I-AMPUNG TENGAII

/)

0u

P.$w

,-.1_^

KOTA
METRO

I(ABUPATEN
l.AtrlPUNG

ORIENTASI

SEI TAI{

.t;

i^- \i
Y@S.W
!dce.& 3

RENCANA TATA RUANG WI1AYAH KABUPATEN IAMPUNG TIMUR


KEIERII{GAN:

Fl
F=
-l
n-n
f6]

F.---

F<
:l
%-

BATlsTqB{rP rEr{

mrl

iluAR 8 [m

lsA&l

SU!GA!.AI.UR

lBMsl

anfiilusAf{G

t-ffi|
Tffi]

fltfilsrccl

lTtw-l

EANJTRUW S

JALATTEGARA

ITffiI utciutl

JAur{PRoPtNsl
JALAI{IqBUP rEr{

t-cEl
rcm]

s{rNG ttcoAl,tc

fnril

KUR,TilJI

Eu(orArGBuP lEN

l-Brr(l

BARASGTOI{GKOK

fsBcl

sEBAilG t

B{t(or

KEcrrATAr{

DAMU

stilot
KEsEsuA^Nsl
KEsEsuAAnsa

l-BLrl

Glfilrtc

sAiloa{G

BETM

tffil

R'NTG

rqH Y l{

rcr]

KI,ARU

@fr

lGfio w l

Frul

8E}GKUTU

TSRI

s40(

PETA KESESUAIAT.I LA}IAN UNruK


TAI,|AMAN TAHUNAN (LADA)
]GBUPATEN I.AI4PUNG TIMUR

S,H

-:\ MwWh

F*-.

&'-

KLR:-.

INUTJAWA

KAAUPATEN

KOTA
METRO

oa

PS.Effi

<x

tAlriPUNG TENGAII

xI.AUTJAWA

IGBT,,PATEN

IIAIPUNG SEI.ATA'{

IJ\UT'AWA

<*

Nw.S.l-tg,,t

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN I.AMPUNG TIMUR


IGIEMilG I{r

tr=

B TAsKlflP rEil

F=

J tlr{l{EcAR

:
FI-n
TO]

E---:*:

F<l
:
77-

JALAilTctB{t rE}l

atxoT

rqBUPAlEr{

BtxoTAKEcAn
oAMU

$ilGAl
KESEsl,AtAnsl

KEsEs,lllr{sa

l{

mil

IIiJARAB^LM

tsARl

slrcnALUC--

IETFI

8 t(lf{tt{

l'Gsfrt

ei[|G9l|tlOG

lffil

fsr'ol
fBnd

statc^tilED

f-totl

urumuw
nn H,l

fsBcl

sB lrtc t

TEiN

mm

tffil
fEFl

lB@

l{G

BAR^BGTOilqOK
I(ARIJ

BRGI(II.U

rffil
fffit

r@
FffiI
tffil

ujlgTuusANG

utgrTsGGl

]GBUPATEN LAIVIPUNG TIMUR

R'NilG

r(^flAYAtl

tf,lroAwAl

so-d(

PEIA KESESUAIAI.I LAIIAN UNTUK


TAIIAMAN TAIIUMN (IEBU)

s,'H

,'lw *pydt

IAUTJAWA
IqBUPATEN

&

UT'PUNGTENGAH

/-)

P"s.g@d

-.t

..''

KOTA
METRO

-'..:ff".+1.

IqBUPATEN
t-AlrlPullci

SEI TAI{

I
i-- \i

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Giltar
IGIERA}IGAfl:

tr-

BATAslq&P lEt{

J ul{l{c

-l
:
:
n-n
f6-l

F--+-

R
:
7-

JAgilpRgplig
J

ultctatr

rEl{

sxorAtqBUPArEN

Btxor

lloil
*j

KEcllt rAll

oAMu

slilcAt

filarslrc

lEMs-l

Bt

sARl

rrrAR^Brrm
$Jr{c rAun

l-Bcr

BucTrstcct

Bxsrl

uKt{AN

lEl . RtnilG
lE trl B^ilJARuw s

l"Sill

qil.itcs^ilorc
slficAnrD l{c
uR BcrolcxoK

l-KNil

KUMr{Jl

l'bnd
l-Bu

Bem

ITHYI

suncAu
rttfl Y r{

fst@l

I
|TIrl
lEFl

xuRU

Bs{ctolu

Tsm

@fr
fffil

ffir{o

4.11

PEIA KESESUAIAI,I LAl"lA}.l UNTUK


TN,|AiIAN TAI-IUNAN (IGPAS)
IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR

wr

soroK

XESESUMI{SI
KEsEsuA|Afls2

ffi
ryT**1yTY
\ry
UADNI

Y@Wr

LAUTJAWA r)
I(ABI.|PATEN

P.&1wa

<p

I^MPUNGTENGAII

-.*

KOTA
METRO

KAAUPATEN

lltuPtNGisFr4T n

I
a

t
-.-'i

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


ttER^l{GAfl:

F=!

srsr<ra,Plgl
J uililEc^R

-l
Fl
:
n-n
f-6-l
Fl
Rl
:
7Z-

Jtttt<r&PlEil

fior

rurR 8Am

tsr'Rt

stf|GAtaln

lTffi] ut(tfi tl

J rllpRops6l

ntxot

mrl
tffil
l

GT|IIGSAilOG

sr{pl

$nGAiltEtuItG

t<l&p

rEr{

BAR^EGT(ltcrol(

lt

l-Brrcl

rAr{

l-Bu

t<ec

ruMU

grton
lcsEstrAtAtitst

tBMsl

BUCnIA${G
ATfiTilGGI

IETWI

BATUARlrWAS

SEBAIIGAT'

rffil
fml
l-Fl

R'TNI{G
KUMTUI

SEtm

|-sBcl
lKrrYl

rcn]

XltRI',

tfrbrl

il$D,NVA

lEFdl

8Ef'lO(t!-U

fsRl

soto(

PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK


TAt.|LlilAt.| TAFTUNAN (NENAS)
IGBUPATEN LAIilPUNG TIMUR

s'H

t(AtllYAl{

SrtrF-0rr:
lcb Frinfit, l(tt

ln lffnne

lir|'

t<gsstAutttsa

PgmiltAH xAnf IB{ Utftt{G nruR


8AOfl PBSICAI{AAT P$fiAilqf{AN

DAERAH

3.

Kesesuaian Lahan Unfuk Perikanan


Lahan yang sesuai untuk kegiatan perikanan darat terutama adalah kawasan pantai di

Kecamatan Labuhan Maringgai dan Jabung.

TabelA-2.4
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Perikanan

Simbol Kesesuaian
Lahan

Sistern Lahan

1.

50 -75o/o lahan berpotensi baik jika diusahakan


untuk perikanan

2.

> 75% lahan lidak bepotensijika dusahakan


untuk pedkanan

KJP

MBt, SAR
BKN, GSM,
SMD, BTK,
BLI, KLR BKU,
BMS, SLK,
BGI, PTG,
BLW, KNJ,
SBG, KHY,
MDW

Sumber: HasilAnalisis

LAMPTRAN

_ RTRW KABUPATEN LAMPUNGTIMUR

1L

3.

Kesesuaian Lahan Unfuk Perikanan


Lahan yang sesuai untuk kegiatan pedkanan darat terutama adalah kawasan pantai di

Kecamatan Labuhan Maringgai dan Jabung.

TabelA-2.4
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Pedkanan

Simbd Kesesuaian

Sistem Lahan

Lahan
50 - 75oi lahan berpotensi baik jika diusahakan
untuk pedkanan

1.

> 75% lahan lidak berpotensijika dusahakan


untuk pedkanan

KJP

MBI, SAR
BKN, GSM,
SMD, BTK,
BLI, KLR BKU,
BMS, SLK,
BGI, PTG,
BLW, KNJ,
SBG, KHY,
MDW

Sumber: HasilAnalisis

LAMPIRAN

_ RTRW KABUPATEN

LAMPUNGTIMUR

22

Nwbtdt

IAUTJAWA
I(ABUPATEN
I.ATITPUNG

<4

TENGN{

t-

.4
0u

P.Sam

^,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN I.AMPUNG TIMUR


IGIEMNGAI{:

F"

B TTsKABw TB{

F::l _q usrccArrAr r
JAUS{1EGRA

JArrilPRoP$sl
:F= J t l{t<raPATEt{
fl-n ptrot KAn,P rEN
fO-l R (orAxEcrr rnfr
ffil oAMu
F;<l $tGAl

l-rarl iltAR EArm


rMn] slirc rarn

tffil

EAKI'{Ail

l-csMl

GUNI

rcm;l

$t|Q{rftD

lBMsl

fffil

|Ticl

ur(nma
R'NilG

tffil
rtrtl

l-Bn<l

BARAEGTOTIGI(O(

fsBc'l

SEBANGAT,

IEil-I

8em

ItrrY-l

KAlt YtJrl

t(uRu

ll'o:fr
f-s'xl

Ittr{t}AwA

rcn

tEml

BEI{GfiTI-U

PETA KESESUAIAI{ I.AFIAN UNruK

PER|lGI,lAtl

BUOTil{OGI

l{G

t{GSA[orG

ilG

SAliu

IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR

Rt w s

toRAl{Jl

*'oH

so.q(

KEs$rA^flsl

-l
7V-

tcsEsrrltlnsa
PETERNTA}I I(I8.PATEN

UIfI''GTIruR

4.

Kesesuaian Lahan Untuk Peternakan


Pada dasamya kegiatan petemakan mengikuti kegiatan budidaya pertanian lahan

kering. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan untuk kegiatan penggembalaan bagi keperluan
petemakan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. dapat digunakan untuk
kegiatan budidaya petemakan.
TabelA-2.4
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Petemakan

No.

Simbol Kesesuaian
Lahan

't.

Sr

Keterangan

> 75% lahan bepotensi baik untuk


penggembalaan (peternakan)

Sistem Lahan

MBI, GSM,

SMq

BTK,

BKU, BGI,
KNJ, SBG
2.

Se

- 75% lahan bepotensi baik untuk


penggembalaan (petemakan)
50

> 75% lahan lidak bepotensi untuk


penggembalaan (petemakan)

3.

SAR

BKN, BLI, KLR


KJP, TTG,
BMS, SLK,
PTG, KHY,
DKP, MDW

Sumber: Hasilfuralisis

LAMPIRAN

- RTRW KABUPATEN

LAMPUNGTIMUR

24

sf
!

,-r'-6'_.
I..AUTIAUTA

I(ABUPATEN

ll{ltlPUNG TENC'AH

<p

oo

P.e'dd

t'-. t')

xp
I.AUT.IAWA

I(ABUPATEN

IAMR'NGSEIITAI{

I,AUT'AWA

&

RENCANA TATA RUANG WILAYAH IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR


KEIERAIIGAI{:

F-

T6t11ap

rEN

l1"rgrl

nAR Etlm

ls

s$G trun

Rl

J SI{NEGAR

::
|-I-n

IBKNI

BAnfiAtl

JALI{PRoPtt{c

lcsMl

GI$iIGSAil(lG
sr,lGAttE) l{G

F--;i-

t-O-l

F<
Fl
W

J rlilK^Bt,p rEN

tatxor tq8tP

lEN

Tsrpl
I BrKl

BARABGTOIIGKOI(

lBMsl

fffil

rftt
IELTI

tffil
t-sBcl
fffil

U'|(rINISATG

&r0rrnacl
PUTIII'G

KURAIiIJI

sE&tNGAt,,

tffl

8gfil

ITEF]

I(URU

@f,

MSD,AWAI

$Jtlocl

tEFl

B$|Gru1U

l-$x-l

s0(x(

XESEs(AnflSt

GsEst Alll{sa

IGBUPATEN LAlvlPUNG TIMUR

E rJARtlW S

l{Au

Btt(orAlcclnrm

PETA KESESUAIAI.I I.AHAN UNTUK


PETERNA,IGN (PENGGEMBALAAN)

I(Al{AY^t{

w'H

LAMPIRAN B
STANDAR KEBUTUHAN
FASILITAS PERKOTAAN

LAMPIRAN

-:

STANDAR KEBUTUHAN FASILITAS PERKOTAAN


DITJEN CIPTA KARYA

Standar Kebutuhan Air Bersih Di Perkotaan :

r
.
.
o

Kegiatan domestik

150 liter per orang per hari.

Hidran umum

40 liter per orang per hari.

Kegiatan komersial/industri

20

Pelayanan sosial

10% dari kebutuhan domestik

o/o

dari kebutuhan domestik

Standar Kebutuhan Fasilihs Pendidikan :

1.

TK

jumlah penduduk pendukung minimum 1.000 orang dengan luas

SD

jumlah penduduk pendukung minimum 1.600 orang dengan luas

lahan 1.200

2.

m2.

lahan 3.600 m2.

3.

jumlah penduduk pendukung minimum 4.800 orang dengan luas

SLTP

lahan 2.700 m2.

4.

jumlah penduduk pendukung minimum 4.800 orang dengan luas

SLTA

lahan 2.700 m2.

Standar Kebutuhan Fasilitas Kesehahn :

1.

Rumah

Sakit

jumlah penduduk pendukung minimum 240.000 orang


dengan luas lahan 86.400

2.

Puskesmas dan

BP :

m2.

jumlah penduduk pendukung minimum 120.000 orang


dengan luas lahan 2.40O m2.

3. BKIAdanRSB :

jumlah penduduk pendukung minimum 10.000 orang


dengan luas lahan 1.600

4.

BalaiPengobatan

m2.

jumlah penduduk pendukung minimum 3.000

orang

dengan luas lahan 300 m2.

5. Apotik

jumlah penduduk pendukung minimum 10.000 orang


dengan luas lahan 350

LAMPIRAN

_ RTRW

KABUPATEN LAMPUNGTIMUR

m2.

26

a''
Standar Kebutuhan Fasilitas Perekonomian :

1. Pasar Induk :
2. Pasar
:

jumlah penduduk pendukung minimum 100.000 orang

jumlah penduduk pendukung minimum 2.500 orang dengan


luas lahan 1.20O m2.

3. Pertokoan :

jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan


luas lahan 13.500 m2.

Standar Kebutuhan Fasilitas Peribadatan :

1.

Mesjid

jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan


luas lahan 1.750 m2.

2.

Langgar

jumlah penduduk pendukung minimum 2.500 orang dengan


luas lahan 300 m2.

3.

Gereja

jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan


luas lahan 1.750 m2.

4.

Pura

jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan


f

5.

Kuil

uas lahan 1.750

m2.

-1

jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan


luas lahan 1.750 m2.

LAMPIRAN

_ RTRW

KABUPATEN LAMPUNGTTMUR

27

Anda mungkin juga menyukai