LAPORAN AKHIR
I]OKUMENTASI
&
ATtSiiT
BAFPEhi AS
t;;*,*"
ir:.%riY
Chcckcd,'?'9. =.5.,.2u'Y
I(ATA PENGANITAR
Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan yang lebih terarah dan
terpadu ditujukan untuk meningkatan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara
pembangunan dalam matra ruang. Oleh karenanya, pemikiran mengenai tatanan matra ruang
Timur. Melalui rencaan tata ruang yang terpadu serta implementasi rencaan
yang
taat asas, diharapkan dapat dicapaitujuan pembangunan daerah Kabupaten Lampung Timur.
Sebagai salah satu Kabupaten yang baru terbentuk, Kabupaten Lampung Timur
memerlukan rencana tata ruang wilayah yang dapat digunakan sebagai dasar dan pedoman
bagi pembangunan dan pengembangan daerahnya. Dengan demikian, penyusunan Rencana
Tata Ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan kebutuhan bagi pemerintah daerah
yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari RTRW Propinsi Lampung.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur berisi rencana struktur
ruang, renbana pola pemanfaatan ruang, serta rencana umum tata ruang Kabupaten Lampung
Timur untuk kurun waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan. RTRW Kabupaten Lampung Timur
menjadi panduan bagi pembangunan di Kabupaten Lampung Timur.
Penyusunan RTRW Kabupaten Lampung Timur inidilaksanakan atas kerjasama antara
Terakhir Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari semua
pihak yang terlibat dalam kegiatan penyusnnan RTRW Kabupaten Lampung Timur ini.
Bandung, Desember2000
DAFTAR ISI
Kata pengantar
tl
Daftar lsi
iii
Daftar Tabel
vi
Daftar Gambar
Bab
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Kondisi Topografi
lklim
Kondisi
Geologi
Mineral
.3.6 Kondisi Hidrologi
1.4.7 Hidroeseanografi dan Ekosistem Pesisir
1.4 Kedudukan RTRW Kabupaten Lampung Timur
1.5 Tujuan dan Sasaran Penyusunan RTRWK Lampung Timur
Potensi Sumberdaya
..
10
Bab2
10
14
17
19
2.1
2.2
..
TIMUR
Timur
2.2.1
2.2.2
2.2.3
21
21
Timur
22
Kependudukan
22
2.2.1.1
2.2.1.2
2.2.1.3
2.2.1.4
22
25
Proyeksi Penduduk
26
27
31
2.2.2.1
2.2.2.2
2.2.2.3
31
Pemanfaatan Ruang
38
40
PerekonomianWilayah
46
2.2.3.1
2.2.3.2
Pertumbuhan Ekonomi
46
53
2.2.3.3
2.2.3.4
2.2.4
68
69
71
2.2.4.1
71
A. Transportasi
B. Transportasi
C. Transportasi
2.2.4.2
2.2.4.3
Bab 3
Darat
71
Laut
76
Udara
77
77
79
79
84
89
3.1
Visidan Misi
89
3.1.1
3.1.2
Visi
89
Misi
89
3.2
3.3
Ruang
Ruang
3.3.1
91
91
Lampung
3.3.2
91
Timur
3.4
3.5
Bab
92
92
94
98
Timur
99
102
103
103
107
4.2.1
4.2.2
93
4.1
4.2
Bab
92
Kawasan
Kawasan
Lindung
Budidaya
........::..........
108
110
122
5.1
122
5.1.1
5.1.2
Kawasan Lindung
122
Kawasan Budidaya
123
5.2
5.3
5.4
125
5.2.1 KawasanPerdesaan
5.2.2 Kawasan Perkotaan
125
132
136
136
A.
B.
C.
Bab
128
139
141
141
Telekomunikasi ...........
142
Perkotaan
142
MENENGAH
6.1 Pertimbangan Prioritas
6.1.1 Tujuan dan Konsep Pengembangan Ruang
6.1.2 Karakteristik Struktur Ruang
6.1.3 Skenario dan Tahapan Pengembangan ..........
15s
155
156
156
157
6.2
Bab
Menengah
7.1
7.2
7.3
Lampiran A -
157
157
......
Pemanfaatan Ruang
Prinsip Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
Pedoman Pengendalian ..............
7.3.1 Pengawasan ..............
7.3.2 Penertiban
7.3.3 Perijinan Pemanfaatan Ruang
Lampiran A - 2
Lampiran B
163
165
166
170
171
172
173
DAFTAR TABEL
1.1
Tabel 1.2
Tabel
Tabel
2.1
Tabel2.2
di
Kabupaten Lampung
Timur
Timur
12
2000
..............
............
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
fabel2.4 Proyeksi Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2000-2015
Tabel 2.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kabupaten
Lampung Timur Tahun 1998
Kecamatan Kurun Waktu 1990-1995 dan 1995-1998
Tabel2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
1997/1998
........
29
30
- 19971'1998 .........
32
Jenis Satwa Liar dan Statusnya Yang Terdapat di Taman Nasional Way
Kambas
Tabel
2.11
Fabel2.12
Tabel2.13
2.14
37
(Ha)
di Kabupaten Lampung Timur
...............
2.16
47
(o/o)
48
...........
49
Tabel2.17
..............
51
............
52
........
53
1998.........
54
Tabel2.18
Tabel2.19
Tabel2.20
42
..
Tabel2.15
40
27
28
.........
1993/1994
Tabel
26
2000
Tabel
25
Tabel
24
Tabel
24
55
Tabel2.21
Tabel2.22
Tabel2.23
Tabel2.26
Tabel2.27
2.29
2.30
Tabel 2.31
59
59
1998
60
1998
61
Tahun'1998
Tabel
58
57
2000
Tabel2.28
.........
Tabel2.25
56
Tabel2.24
55
.........
62
...
1999-2000
Tabel2.32
63
1999-2000
66
2.33
Tabel 2.34
68
Tabel2.35
70
Tabel
Tabel
2.36
1999.
1998
Lampung Timur
Tahun 1999
.........
71
Menggala
Tabel 2.38
..................
Tabel2.39 Panjang Jalan Negara dan Propinsidi Kabupaten Lampung Timur
Tabel 2.40 Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Lampung Timur Tahun1999
Tabel 2.41 Jumlah K_endaraan Bermotor Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung
TimurTahun 1998 .........
Tabel2.37
Tabel2.42
Rencana Pengembangan Ruas Jalan BakauheniRencana Penanganan Ruas Jalan Bakauheni- Menggala
1997-1998
Tabel2.43
Tabel2.44
2.45
Tabel 2.46
Tabel
67
72
73
75
75
77
..
............
Timur
72
78
79
82
1997
(KwH)
83
Tabel2.47
Tabel
2.48
(KwH)
1998
83
Tabel
2.49
Tabel2.50
.........
84
TimurTahun 1998......... 84
..........
85
3.1
Tabel 3.2
Tabel
3.3
3.4
97
2011
.........
97
Timur
Struktur Pusat Pelayanan Kabupaten Lampung Timur
Tabel4.3
.....
2000
Tabel4.4
96
...............
4.1
Tabel 4.2
Tabel
2001
104
106
(Unit)
2001
(Ha)
4.5
Tabel
5.1
5.3
5.4
2001
(Kwatt)
5.5
5.6
5.7
144
- 2001 .........
147
2001
.........
........................ 148
Tabel
- 2001
Tahun 2000
Tabel
143
2000
Tabel
120
130
..
Timur
Timur
Tabel
18
118
Tabef
5.2
98
Tabel
88
-2011
2001
Tabel
87
Tabel
86
2001
150
2001
.........
153
viii
Timur
Tabel6.1
Tabel7.1
167
Tabel7.2
Instrumen Pengendalian
168
Tabel 7.3
170
158
DAFTAR GAMBAR
Wilayah Perencanaan RTRW Kabupaten Lampung Timur
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.5
11
Gambar 1.6
13
Gambar 1.7
15
Gambar 1.8
16
Gambar 1.9
Gambar
1.1
18
- 2000 ..............
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
23
26
2000
30
Gambar 2.4
33
Gambar 2.5
35
Gambar 2.6
36
Gambar 2.7
39
Gambar 2.8
44
Gambar 2.9
45
Gambar 2.10
74
Gambar 2.11
80
Gambar 2.12
81
Gambar 3.1
Gambar 4.1
105
Gambar 4.2
111
Gambar 4.3
119
135
140
164
5.1
Gambar 5.2
Gambar
Gambar
7.1
2OO1
2011
96
BAB
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
nj
utan ekosistem.
Sebagai daerah kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 1999 sesuai dengan UU
ll
Way Kanan,
RTRW Kabupaten Lampung Timur akan berperan sebagai pedoman pembangunan di daerah
Lampung Timur.
tahun 1996 Kabupaten Lampung Tengah tercatat sebagai penyumbang terbesar atau sekitar
30% dari PDRB Propinsi Lampung, dimana kegiatan pertanian dan industri berkembang
dengan pesat di wilayah tersebut. Di samping itu, kawasan lindung di Kabupaten Lampung
Timur berperan secara signifikan bagi Propinsi Lampung.
Dalam struktur pemanfaatan ruang propinsi, ibukota Kabupaten Lampung Timur, yaitu
kota Sukadana, ditetapkan sebagai pusat sekunder B dan kota Labuhan Maringgai sebagai
kota tersier, sedangkan pelabuhan Labuhan Maringgai ditetapkan sebagai pelabuhan
pengumpan. Dalam kaitan tersebut, pusat pertumbuhan dan pelabuhan yang direncanakan
diharapkan dapat mendorong perkembangan wilayah Kabupaten Lampung Timur.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001-
di Kabupaten
1.2
Pada zaman penjajahan Belanda, wilayah ini merupakan Onder Afdeling Sukadana
yang terdiri atas 3 (tiga) distrik, yaitu :
.
.
r
Kabupaten Lampung Tengah merupakan wilayah Bun Shu Metro. Bun Shu Metro terdiri atas
beberapa Gun Shu, marga, dan kampung. Bun Shu dikepalai oleh seorang Bun Shu Cho; Gun
Shu dikepalai oleh Gun Shu Gho; Marga dikepalai oleh Marga Cho; dan Kampung dikepalai
oleh seorang Kepala Kampung.
.
.
.
.
.
e
.
o
o
Lampung Timur dengan ibukota Sukadana terdiri atas 12 (dua belas) kecamatan. Pada masa
mendatang diusulkan untuk memekarkan wilayah kecamatan menjadi 23 (dua puluh tiga)
kecamatan.
1.3
Segamat Besar dan pulau Segamat Kecil. Secara geografis, letak pulau Segamat Besar dan
segamat Kecil terletak pada koordinat 105041'40" 8T hingga 105045'30" BT dan 506'40" LS
hingga 0040'1s"LS. Luas pulau Segamat Besar dan Segamat Kecil diperkirakan masingmasing 6 Ha dan 2 Ha.
Di sebelah Utara Cengan Kecamatan Rumbia, Seputih Surabaya, dan Seputih Banyak,
Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
.
.
Saat ini Kabupaten Lampung Timur terdiri atas 12 (dua belas) kecamatan, yaitu
Kecamatan Batang Hari, Pekalongan, Raman Utara, Purbolinggo, Sekampung, Metro Kibang,
Sukadana, Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik. Pada
masa mendatang diusulkan untuk memekarkan wilayah kecamatan menjadi 23 (dua puluh tiga)
kecamatan.
(lima)
Sukadana
Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, dengan
kemiringan antara 8% hingga 15% dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter
d.p.l.
Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi Lampung Timur
hingga mendekati pantai Timur, juga merupakan bagian hilir dari Way Seputih dan Way
Pengubuan. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter d.p.l., dengan
kemiringan 0% hingga 3%.
Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0,5 hingga
meter d.p.l.
1.3.3 lklim
Kabupaten Lampung Timur beriklim tropis-humid menurut dua musim, yaitu pada bulan
November hingga Maret angin bertiup dari Samudera Hindia arah Barat dan Barat Laut, dan
pada bulan April hingga Oktober dari arah Timur dan Tenggara.
Kecepatan angin rata-rata tercatat sekitar 5,E3 km/jam. Suhu udara rata-rata berkisar
antara 26oc - 280C, dengan suhu maksimum sebesar 330C dan suhu minimum sebesar 220C.
Kelembaban udara di beberapa stasiun pengamatan menunjukkan kisaran antara 80%
88%.
KAAUPATEN
TAMPUNG TENGAH
,t'l^
?r'i;-n
; -!' t
I
.t-('-s
L
,6,w,
KOTA
METRO
iliW.t
q'
(v-c
''
ier
'fveF.E
ff.j,'
*. c- ':-
;t'_,,/. _ \..\
'
iY:Tr:t
^-: dc\^..-^ /
.t'-
./-;
S*r-nirc
KABUPATEN
LAMPUNG SFI ATAN
lJ'I
'\.J.\
Iri
tr=l
t-;
:
F|
n-Il
TO-l
F-E
F<
BArAsr<lsrPArEx
WILAYAHSruURTRW
IO\BUPATEN I.AMPUNG TIMUR
BATASDGSA
JALAilNEGAM
J uilpnoputsl
E{fi<orAl<rBUP TEr{
BUKorAtGcAflAr
il
DAIAU
suilcAl
!E:
Sur$arb:
ffi
Qp
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
0u,r0
lsr{t\
I,TARA
Z\
1l
pEilERrfTAntGBrpArEr{uilR[renMLR
arcm mnerc,nmnpsrBAilq,ilAr{
DAEMfi
KABUPATEN
LAMPUNGTENGAH
..
l-.
t'!
.8rd(l..
..-.-'-''ii..
lY-7.)
I';
"/'
KOTA
METRO
:r.-.j-
i rcc.\'-.-
KAAUPATEN
TAMPUNG SEI.ATAI
,.,\, \
,#
I
i
I
PETATOPOGRAFI
IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR
Ib:
hrC:\l(t{Cr
sunbt Pd
l(frb(
tflWm Tru
NMA
P$AAIIIGI'{AI{ D,AERAII
KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
//4
,%,
KOTA
METRO
\n.'r
1/.2,//..
i/
KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
ORIENTASI
t,.
F-
tr-
MTASTGBTFATEN
Imlm
WA
zooo-2.soouu
2-foo-3.0muM
BArAsosA
JAANNEGARA
F=
-
n-n
TOI
F-F<
JALAI{pROptNsr
Eu(orAr(ABuPArEr{
staE:
25 5
BrrKor xEcanArAri
l5Kn
DANAU
I,TARA
LI
suNGAl
ffi
lSl
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
l0
anoru
rAupuirc rMuR
eenaumu pq6flcLNAri
DAEMl.l
Curah hujan tahunan rata-rata di Kabupaten Lampung Timur berkisar antara 2.0003.000 mm. Gambar 1.3 mempedihatkan distribusi curah hujan di Kabupaten Lampung Timur.
Curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm per tahun terjadi di Kecamatan Jabung bagian Selatan,
Sekampung Udik, Marga Tiga, Way Jepara, bagian Selatan Kecamatan Sukadana, Raman
Utara, dan Purbolinggo; sedang curah hujan sebesar 2.500-3.000 mm per tahun terjadi di
sebagian besar Kecamatan Jabung, Kecamatan Labuhan Maringgai, Metro Kibang, Batang
Hari, Pekalongan, sekampung, sukadana, dan bagian utara Kecamatan Raman utara.
dari bahan endapan baik sebagai galian pantai (regosol), di daerah rawa sebagai endapan
lakustrin (tanah hidromorf), dan cli daerah sungai sebagai endapan permukaan alluvium
(campuran liat galuh dan pasir). Di daerah sungai terdapat pasir kuarsa.
Pada ketinggian tersebut terdapat aliran lahar asam batuan gunung berapi, yaitu tuffa
Lampung yang meliputi sebagian besar daerah Lampung Timur dengan tanah latosol dan
podsolik. Terdapat juga batu-batuan yaitu basal Sukadana (Plistosen) yang meliputi wilayah
Kecamatan Sukadana bagian atas.
Pada ketinggian 50 - 500 meter terdapat bahan tuffa Lampung yang terdiri atas
endapan gunung api (Plistosen) yang letaknya semakin ke arah Barat semakin tinggi. Di
bagian Utara wilayah ini terdapat formasi Palembang bagian bawah dan formasi Palembang
bagian atas.
Tabel
1.1
No.
t.
2.
J.
4.
5.
0.
Formasi Geologi
Qal
Qs
Qak
Qbs
Qpt
Qti
Kandungan Bafuan
&n
batupasir tufaan.
KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
'r|muh /tu,
^,Yr'
iYsuv
- .:--<r>''/t/
-.fKc.Yt
'
././
.r't'
./
I
...\
l<Ec
PEK6T^ONG.
KOTA
METRO
-,-.
-g
/wn06B
---i_aseboghn
,
-f
'A,,r,z'- r.
, *a".. \
\
';'ilfrkm
O
FEKNPUI{G
.*
'
\.
L\
r.z'/l '.
| \
^*c.
)
:
'.-.::tt'
r
Qbs
KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
KEC.
ffic
\
r..t
!
I
!
I
o.o*
tr=
F=
:
nln
TOt
BATAS
IGBI'PAIEN
l--l
BATAS
KECAII'ITAI
fQ"r
JAAN NEGARA
JAIAN PROPINSI
tsIXOTA IqEUPAIEI'I
tstKOTA XECATTATAII
OAI{AU
St NCrAl
fos-l
[@-l
fob"l
l-optl
rQtil
MrAsLrroLoGl
rlwuM
ENDAPAI{MWA
FORMASI GEOLOGI
PASTRKUARSA
BA,scr.srxAmriA
FoRilAstrERsANGGl
FOR'{AS|UTTPUNG
PEilERINTAI1 IGBIJPAIEN
BADAII
Dari literatur dan Peta Geologi Daerah Lampung Timur dapat diidentifikasi bahan-bahan
tambang sebagai berikut
tr)
Minyak bumi
Minyak bumi yang terdapat dalam lapisan Palembang-bed berakumulasi sebagai lanjutan
dari endapan minyak bumi di sekitar Palembang, yakni di sebelah Timur Laut Propinsi
Lampung, Mesuji, Menggala, Kotabumi, dan Sukadana. Penyelidikan yang dilakukan oleh
Mineralbesi
bagian kontak plateau basal Sukadana, terdapat di Kecamatan Sukadana sebelah Timur
dan dekat Labuhan Maringgai.
Pasir Kuarsa
ca
Sirtu
Terdapat
di
10
F:!
tr-
:
F
n-ft
TOt
BATAS KABUPAIEN
EATAS KECAITIATAII
BATAS DESA
siddlGmoditi
f-l
| @1
SEBAMI,IBAHAN MINEML
DAN BATUAN
Ber(Bahan8ang'jngrl
Padillrarsa(BatmilodahlGra|tli()
JAI.AN NEGARA
JAI.AN PROPINSI
TTXOTAIqBUPATEN
IBUKOTA KECAI'ATAI{
DA'IAU
Fotnsi
O
O
l(dmdlt
< 'l lubmtikbo
i-i0juhmrkbn
b:
ft!ftrdgnbJ&FUrfrl,'lS
Sud.
SUNGAI
PEMERIT{TATI
11
Tabel 1.2
Sungai Di Kabupaten Lampung Timur
No
1.
Nama Sungai
Panjang
(Km)
Way Sekampung
Kecamatan Yang
Dilalui
Batang Hari
Sekampung
Jabung
Metro Kibang
2.
3.
Way Raman
JI
Raman Utara
Way Bunut
12
Pekalongan
Batang Hari
4.
81
Batang Hari
Sukadana
Raman Utara
Probolinggo
5.
6.
.
7
Batang Hari
Way Carung
20
Batang Hari
Way Areng
19
Way Napal
Sekampung
Jabung
8.
11.
12.
1314.
15.
16.
Way Buho
10
Jabung
Way Ketibung
Jabung
15
Jabung
Way Bekarang
tz
Jabung
Way Tuba
Jabung
Way Curup
15
Lab. Maringgai
Way Perigi
Lab. Maringgai
Nama Sungai
Panjang
(Km)
Kecamatan
Yang Dilalui
?n
Way Jepara
tz
Way Jepara
16
Way Jepara
20
Way Jepara
Sukadana
Sukadana
Sukadana
Sukadana
Sukadana
Sukadana
zt
Sukadana
Sukadana
Sukadana
Sukadana
Sukadana
Sukadana
Sukadana
23
Raman Utara
45
Probolinggo
27
Sukadana
Sukadana
Rasio debit sungai pada musim penghujan dan musim kemarau pada DAS di
Kabupaten Lampung Timur umumnya menunjukkan angka yang besar, yaitu lebih dari
50.
Hal
inimenunjukkan terjadinya kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim
dan musim kemarau yang cukup besar memberikan dampak terhadap ketersediaan air untuk
irigasi, khususnya pada musim kemarau.
12
F=l
TAsTGBTJPATEN
PETA HIDROLOGI
JAI-AI'TNEGAR
:fEn
|-o.l
f--
K
JAr3Ar.tpROp6,lSl
BUKoTATqBUPA'IEN
auKorAKE{A,r,tArAr,t
Slsfa: ".
'."
".
DAMU
suNGAl
Sunbc.
lllluR
t3
jarakl2kmdi
Salinitas
di
sebelah Barat Daya Sumatera dan Laut Jawa, yaitu berkisar antara 32,5
minimum terjadi pada bulan Januari dan maksimum terjadi pada bulan Agustus. Pada bulan
Februari salinitas di perairan laut meningkat hingga 32,9 psu.
Labuhan
Maringgai. Abrasi ini berlanjut'iingga ke Pantai Timur Kabupaten Lampung Selatan, yaitu
Ketapang hingga Bakauheni. DiLabuhan Maringgai, sejaktahun 1992 abrasi telah menggerus
pantai hingga 300 meter.
Sedimen dasar perairan pantai Lampung Timur termasuk Iipe back-arc basins, yaitu
cekungan yang terbentuk akibat peregangan kulit benua (continental crusQ, menipis, dan
meretak. Umumnya back-arc basins terietak di belakang vulcanic arc. Sedimentasi berasal
dari sungai umumnya mengendap di muara-muara sungai, yaitu di muara Way Seputih,
Tanjung Penet, dan Way Sekampung. Sedimentasi di muara Way Seputih mengakibatkan
pertumbuhan garis pantai berbentuk cakar ayam.
Geomorfologi pesisir Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur merupakan dataran
dengan ketinggian 0 hingga 10 meter d.p.l. dan kemiringan lereng
didominasi oleh endapan aluvium, rawa, serta batu gamping terumbu. Air tanah dangkal di
daerah dataran ini memiliki kedalaman muka air tanah 0,5
tanah
setempat. Intrusi air laut terjadi di pesisir pantai, mulai dari Labuhan Maringgai ke arah Selatan
hingga Ketapang diKabupaten Lampung Selatan.
Ekosistem Pesisir
PantaiTimur Kabupaten Lampung Timur merupakan kawasan budidaya tambak udang
yang luas dengan areal vegetasi mangrove yang terbatas. Hutan rawa di Pantai Timur
sebagian besar telah dikeringkan dan dikonversi menjadi areal sawah dan pertambakan,
sehingga fungsi rawa telah berubah. Hutan rawa air tawar merupakan ekosistem yang khas di
Pantai Timur, namun arealnya semakin sempit dan dalam kondisikritis. Sisa paya-paya,
KABUPATEN
I-AMPUNG TENGAH
&i,ik^d
t -ri
.i*rUqt-f-
/r':'-'An:-'9 ',)
rz.*mrJrm-/r-i-'
21.22---"'w4
,Ht" ffi"lJ;4
-J
_.
r!
\ /'
'. !
'q*If.
_51,.,.1_
it
,-,- - |:
-
\.
'{:Mtd
'<.-.-.-.-:'.
\.
i->
d* i4-J I
2\Jr
).
a..
iu +}
,\"2'.
ul>
W)^
(.ls- i
l,
IGBUPATEN
I.AMPUNG SELATAT.I
:-l
1r.'
rl
t
' L/'l
,\
'!
F/
,'n
\.-,*,fr-
,A
t.
-'
\-X-'
;
,:'- -+' -Yt)--li
ORIENTASI
^;
"q'
-'-1 ---;
i'-.. -'i.
trtr;
BArAsrosuP rEN
BATAsDsA
JAANNEGARA
n-n
TO]
Eu(orArGBrJPArEN
Btxor
25 5
t0
t5l(n
KEcAttArAr{
15
KABUPATEN
I.AMR'NGTENGAH
':
t.i.5
.,
r,
IGBUPATEN
LAMPUNG SELATAN
,.)
/.
,( .k-aa(')
,!*-Ji \g
i'-..---)---i
tv
ORIENTASI
..r'n'r..
Lf
JAstt{G I t..l':l
F-
i.!'-',1_.
I
h- t.
tr-
BATAsTqBIpATEN
F-
BATA5DE5A
JALANNEGARA
:-
JA-AlpROptNsl
fEil Bn(orAKAB{PArEr{
t-6-l Brxor KEclrrArat
E-----rR] su{clAt
DAI{AU
25 5
gr$.rF!b:
AIt S&nbnbte lllet$Pllbf
bsr0,lS
Su$cPlbb:
l(rf
fru
IqEUPAIEiI LAilPI'tG
BADAll PEREIiICAIIMII
l0
15t(tr
UTARA
Z\
at
IWffi
PgGAfiGt'M'iI DAEM}I
16
rumput, dan gelagah yang masih tersisa di sepanjang Way Seputih berfungsi sebagai kolam
retensi pengendali banjir.
Pada saat ini vegetasi mangrove di Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur telah
berkurang. Hilangnya vegetasi mangrove tersebut menjadi penyebab utama terjadinya abrasi
di sepanjang pantai. Vegetasi mangrove di pesisir pantai Lampung Timur didominasi olen
lenis
api-api (Avicennb alba dan Avicennia marina\ ditunjang oleh buta-buta
parviflora
dan Ecoecaria aqallocha) yang ditemukan di sekitar muara sungai. Di bagian hulu terdapat
(Eu
1.
2.
Sekampung bagian Selatan hingga Way Penet, yaitu di perbatasan kawasan Taman
Nasional Way Kambas. Vegetasi mangrove di kawasan inididominasi oleh jenis Avicennia
marina dan Rhizopora mucronata dengan kerapatan 2.500 batang/Ha
dan ketebalan berkisar antara 50
1.4
- 4.000 batang/Ha
15- meter.
a.
b.
c.
d.
RTRW Kabupaten Lampung Timur berlaku untuk masa 10 (sepuluh) tahun ke depan
dengan kedalaman rencana skala minimum 1 :100.000, dan menjadi dasar untuk penerbitan
perijinan lokasi pembangunan. Agar mengikat Pemerintah Daerah dan masyarakat secara
hukum, maka RTRW Kabupaten ditetapkan metatui Peraturan Daerah Kabupaten Lampung
Timur.
17
E-
EEE
_=o
H
f""
-.(U v
(l)l-
tr
f,
=
(,
zf
o-
c(U E=
c:t F
o, o)
E
c
(U
zu.l
Po ei
o}l
EE (!;
gi
o o
=
E
E
q) (!
(L J
L
(o
-o:
(u:
P,H Y:
d=
o.E
o
-(u
(g
d\
o tg
o Y
(L
o
c(g
(t=
E
q)
(u
,--t
o-
I
I
I
I
I
I
or>
I
I
I
I
I
-<
LJ
I
I
8=
I
I
I
I
I
I
I
=(''
;;z
I
I
I
I
I
f,
I
I
I
E.
s
z
O
z
---L-___
c -^lEE
I
I
PfiEi
E=vi
E,sp
ottol
I EE
E
(u(!:
(E cc:
.nu,
o
c(otur
e $E
i
!
LU
tr
--J--l
o)
C
ci
)
o
)
c!l
C=(Ul
r')c
:<
ocil
o
UJ
I
I
(u
|
e3r
Pg
O.Cg
Ezl
o:
(Li
=F
tro
gF
o
Eu
Ac
I
I
I
(!o
FC
____.i
E_g
o=
x.m
r-------i
l-l
itfir
r 3E
r.ij$(!L-
i&Ei
ll
l----*--J
I
I
i
i
-------r
ll
ll
ll
ll
ll
l--J
I
I
penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan atau masyarakat di
Kabupaten Lampung Timur,
o
.
di Kabupaten Lampung
Timur.
nasional dan propinsi mempunyai hubungan interaktif dengan RTRW Kabupaten Lampung
Timur sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.9, kecuali bagi urusan yang menjadi
kewenangan nasional, seperti hankam, fungsi lindung, dan sebagainya.
Walaupun telah diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 1992, namun tidak seluruh muatan
RTRW Kabupaten menjadi lingkup RTRW Kabupaten Lampung Timur. RTRW Kabupaten
Lampung Timur mencakup :
(e)
{.5
(1)
(2)
(3)
di
Kabupaten
to
(4)
(5)
(6)
BAB
PERANIANI, POTENSI,
DANI PERSOAI-ANI POKOK
KABUPAT EN I-A]VIPUNG TIMUR
2.1
tersebut; (2) tersedianya berbagai sarana pelayanan pendidikan hingga tingkatan tertentu,
seperti sekolah rakyat yang memiliki anak didik penduduk setempat dan luar daerah; serta (3)
kegiatan ekonomi lokal dan regional seperti perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi
lainnya baik berskala daerah maupun antar pulau. Kekayaan sumberdaya alam wilayah ini
menarik pendatang untuk saling berinteraksi dan berasimilasi secara sinergis dan positif
sehingga memperkaya khasanah tradisidan norma masyarakat baik pada aspek sosial maupun
ekonomi.
Saat ini Kabupaten Lampung Timur tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil
rempah-rempah sepedi lada, letapi juga sebagai penghasil berbagai komoditas tanaman
pangan lainnya, seperi jagung dan beras, serta perikanan baik perikanan laut maupun air tawar.
Kabupaten Lampung Timur memiliki berbagai sumberdaya alam yang sangat potensial
untuk pembangunan daerah. Kondisi geomorfologi yang dicirikan oleh dataran aluvial yang
membentang luas dengan kawasan perbukitan sangat mendukung pengembangan berbagai
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
21
kegiatan budidaya pertanian. Dengan luas wilayah 5.325,03 Km2, Kabupaten Lampung Timur
memiliki kawasan hutan seluas 31% dari luas wilayah.
Peranan Kabupaten Lampung Timur di tingkat nasional didukung oleh Taman Nasional
seluas 130.000
Ha.
Kawasan
laut
sepanjang 68 Km, mulai d.ariWay Penet di bagian Selatan hingga Way Seputih di bagian Utara.
Taman Nasional Way Kambas berperan sebagai aset nasional bahkan internasional oleh
keanekaragaman flora dan fauna.
Potensi flora di Taman Nasional Way Kambas sangat beragam dengan sejumlah
vegetasi dataran rendah seperti hutan mangrove, hutan gambut dan rawa pasang surut, rawa
ini.
Taman Nasional Way Kambas merupakan habitat bagi berbagai satwa, termasuk diantaranya
satwa langka. Tercatat tidak kurang dari 286 jenis burung dan berbagai jenis hewan mamalia
baik hewan yang dilindungi maupun hewan langka terdapat di Taman Nasional Way Kambas.
Salah satu jenis burung air endemik Sumatera yang langka adalah entoMrtik imba (Cairina
scutulata\ yang merupakan populasi satwa terbesar. Perairan TN Way Kambas juga dihuni oleh
dua jenis buaya, yaitu buaya muara dan buaya ikan yang terancam punah, biawak, kura-kura
air tawar, serta berbagaijenis ikan.
Peranan penting Kabupaten Lampung Timur yang lain adalah sentra pembibitan buahbuahan
pembibitan padi
di Kecamatan
Purbolinggo.
Kedua wilayah tersebut melayani kegiatan pertanian Kabupaten Lampung Timur, Propinsi
Lampung, dan sejumlah propinsi lain.
2.2
2.2.1 Kependudukan
2.2.1.1 Jumlah dan Pertambahan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1990 tercatat sebanyak
827.746 jiwa dan pada tahun 2000, berdasarkan angka sementara sensus penduduk, mencapai
869.428
3_,6_!0/o
per tahun.
O,O1o/o
per tahun,
2.1).
Perbedaan
pertambahan penduduk dalam dua kurun waktu tersebut, diduga disebabkan oleh menurunnya
22
intensitas migrasi penduduk dari Pulau Jawa, terutama setelah ditutupnya Daerah Lampung
bagi program transmigrasi.
Pada kurun waktu 1998 hingga 2000, pertambahan penduduk Kabupaten Lampung
Timur tercatat cukup pesat dengan laju pertambahan rata-rata sebesar 0,52o/o per tahun.
Pertambahan penduduk yang pesat terutama terjadi di Kecamatan Labuhan Maringgai dengan
laju pertambahan rata-rata sebesar 3,27o/o per tahun. Kecamatan ini relatif berkembang pesat
dan merupakan pusat kegiatan industri, perdagangan, dan jasa setelah Kecamatan Sukadana;
serta kegiatan perhubungan laut inelalui pelabuhan Labuhan Maringgai. Kegiatan tersebut
dapat menjadi daya tarik bagi tenaga kerja di bidang jasa bongkar muat barang dan bagitenaga
kerja yang mempunyai pendidikan rendah sebagaitenaga kuliangkat barang.
Gambar 2.1
(5
.=
--:
-o
E.
-Y
J
'o
Ec
(D
oE.
(u
880
870
860
850
840
830
820
810
800
1S0
1S5
2000
Tahun
yaitu
Sekampung Udik. Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil baik pada tahun 1998 maupun
tahun 2000 adalah Kecamatan Metro Kibang, dimana dari tahun 1990 hingga 2000 mengalami
penurunan laju pertambahan penduduk.
23
Tabel2.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
No
Kecamatan
990
995
2000 (Jiwa)
998
2000'
1.
lvtebo Kibang
18.151
18.566
18.655
17.662
2.
Batang Hari
45.737
46.493
46.086
47.935
J.
Sekampung
53.418
54.408
55.287
54.843
4.
Jabung
183.680
189.229
187.765
135.540
5.
Labuhan tvladnggai
153.515
160.346
157.880
168.601
6.
Way Jepara
o? 067
96.714
99.057
't01.901
7.
Sukadana
153.337
156.008
156.938
1't1.075
8.
Pekalongan
37.668
38.964
39.255
40.175
Raman Utara
34.448
34.832
34.827
34.012
10.
Purbolinggo
53.835
56.428
56.465
55.429
11.
Marga Tiga
40.020
12.
Sekampung Udik
62.235
Sumber
827.746
851.988
852.215
869.428
Tabel2.2
Laju Pertambahan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
No
Kecamatan
1
990-1 995
995-1 998
1.
liletro Kibang
0,46
0,16
2.
Batang Hari
0,33
-0,29
Sekampung
0,37
0,54
4.
Jabung
0,60
-0,26
5.
Labuhan lr/aringgai
0,89
-0,51
o.
Way Jepara
0,59
0,81
7.
Sukadana
0,35
0,20
8.
Pekalongan
0,69
0,25
Raman Utara
0,22
0,00
10.
Purbolinggo
-0,96
0,02
11.
Marga Tiga
12.
Sekampung Udik
0,59
0,01
Jumlah
_,
24
Pada tahun 2000, tercatat kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur sebesar
396 jiwa/Kmt y"ng merupakan kepadatan riil, dimana luas Taman Nasional Way Kambas dan
Tabel2.3
Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
Tahun 1990, 1995, 1998, dan 2000
Luas
Kecamahn
(Kmz)dd
Tahun 1998
tl
Kepadatan (iiwa/Kmr)
Luas(Kmz)
Tahun
19951)
1999e1
"
19981)
20003)
lvleto Kibang
58,87
59,07
308
315
317
299
Batang Hari
75,92
75,60
602
612
607
627
Sekampung
83,43
83,43
640
652
663
662
Jabung
1.105,02
581,05
166
171
170
224
Labuhan [,laringgai
470,09
410,73
327
341
JJO
410
Way Jepara
379,61
260,90
248
255
261
382
Sukadana
1,900,35
201,53
81
82
83
574
Pekalongan
63,02
63,12
598
618
623
631
Raman Utara
89,21
90,58
386
390
390
385
112,34
112,34
479
502
503
504
10
Purbolinggo
11
Marga Tiga
12
Sekampung Udik
Kab. Lampung Timur
Sumber
1)
2l
3)
4.610,36
151,81
263
85,81
649
2.175,98
185
tinggi.
Udik.
25
adalah Kecamatan Metro Kibang, Jabung dan Marga Tiga, sedangkan kecamatan-kecamatan
lainnya memiliki kepadatan sedang.
Gambar 2.2
Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000
c!
600
soo
(E
-:a
4oo
=
'tt
o-
3oo
C,
!
B
><
2oo
(U
100
**"o*""**'{"*"sS-".":-.".*d-""f"si.."\$""$
Kecamatan
jiwa.
sepuluh tahun mendatang Kabupaten Lampung Timur akan menampung tambahan penduduk
sebesar 27.000 jiwa.
Tabel2.4
Proyeksi Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
Tahun 2005-2015 (Jiwa)
Kecamatan
1
2
3
4
5
Meho Kibang
Batang Hari
Sekampung
Jabung
Labuhan Maringgai
2001
17.729
47.521
55.453
130.509
168.811
2006
18.039
48.054
56.677
132.333
171.832
2011
18.354
48.593
57.927
134.183
174.908
2001
100.261
115.955
40.022
34.963
57.001
40.117
55.887
864.228
Kecamahn
No.
6
7
8
9
10
11
12
Way Jepara
Sukadana
Pekalongan
Raman Utara
Purbolinggo
Marga Tiga
Sekampung Udik
Jumlah
2006
103.709
117.667
41.087
35.204
58.763
40.702
56.674
880.731
2011
107.275
119.405
42.180
35.447
60.579
41.296
57.472
896.619
2.2.
Pada tahun 1998, jumlah tenaga kerja Kabupaten Lampung Timur tercatat sebesar
139.772 orang, yaitu sekitar 16,40o/ojumlah penduduk Lampung Timur. Lapangan kerja utama
adafah sektor pertanian, yang menyerap sekitar 74,51o/o tenaga kerja. Sektor utama lainnya
adalah perdagangan dan jasa (15,59%) dan industri (6,23Yo). Dominasitenaga kerja di sektor
pertanian didukung oleh lahan pertanian yang luas, yailu sebesa
Lampung Timur. Penduduk yang bekerja di bidang industri, perdagangan, dan jasa sebagian
besar berada di Kecamatan Sukadana. Hal ini merupakan pencerminan fungsi Kecamatan
Sukadana sebagai ibukota memiliki kegiatan dan pusat kegiatan perkotaan Kabupaten
Lampung Timur. Kecamatan lain yang memiliki kegiatan industri, perdagangan, dan jasa
adalah Kecamatan Labuhan Maringgai, Marga Tiga, dan Sekampung.
Tabel2.5
Struktur Penduduk Bedasarkan Mata Pencaharian
Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
Jumlah Penduduk
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mata Pencahadan
Pertranian
Indusfi
Sumber
[iwa)
104.149
310
8.704
36
.650
21.797
2.047
253
826
1
135.772
o/o
74,51
0,22
6,23
0,03
1,18
15,59
1,46
0,18
0,59
100,00
sebanyak 55,27yo termasuk dalam kelompok tersebut, terdiri atas 31.57Yo keluarga
prasejahtera dan
1.
Tabel2.6
Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Sejahtera-l
Di Kabupaten Lampung Timur Pada Tahun 1997/1998
Jumlah KK yang Jumlah KK Pradidata
sejahtera
Kecamahn
lvleho Kibang
Jumlah KK
Sejahtera 1
Jumlah KK
Prasejahtera & KSI
Prosenbse (%)
4.593
1.330
464
'1.794
39,06
Bahnghari
11.065
2.671
1.492
4.163
37,62
Sekampung
13.311
2.223
1.447
3.670
27,57
Jabung
42.272
14.324
10.176
24.500
57,96
Labuhan
Maringgai
34.525
12.584
1.480
24.064
69,70
Way Jepara
22.624
9.15'l
7.669
16.820
74,36
Sukadana
34.112
12.059
9.220
21.279
62,38
Pekalongan
9.182
2.089
1.451
3.540
38,55
Raman Utara
8.408
2.249
699
2.948
35,06
13.907
2.564
1.881
4.M5
31,96
193.995
61.244
107.223
55,27
10
Purbolinggo
Jumlah
Sumber: BKKBN,1998
Ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Timur
memiliki tingkat pendidikan relatif rendah, dimana pada tahun 1998 tercatat 84,35% penduduk
belum/tidak tamat
SMA.
terbesar adalah Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai. Rendahnya kualitas sumberdaya
manusia menjadi salah satu kendala bagi pengembangan Kabupaten Lampung Timur.
Timur pada tahun 2000 merupakan penduduk usia produktif. Kelompok terbesar adalah usia
angkatan kerja, dimana 494.858 jiwa (56,97%) berusia antara 19 - 59 tahun, sedang penduduk
usia sekolah, yaitu 5
sekolah yang berjumlah 30,10% dari jumlah penduduk merupakan potensi tenaga kerja
sekaligus tantangan bagi penyediaan lapangan pekerjaan pada masa mendatang. Peningkatan
kualitas tenaga kerja melalui pemberian pendidikan yang tepat merupakan prasyarat utama
bagi pengembangan sumberdaya manusia.
Tabel2.7
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
Kecamatan
Metro Kibang
2.
Batang Hari
Sekampung
4.
Jabung
Labuhan Maringgai
o.
7.
Way Jepara
Sukadana
Pekalongan
9.
't0.
11.
12.
Raman Utara
Pubolinggo
Marga Tiga
Sekampung Udik
Jumlah
Tidak
Tamat SD
Tamat TamatSLTA
SD-SLTp Keatis
Jumlah
1,648
2,5U
445
4,647
(0.78%)
(1.21o/ol
(0.210/0)
(2.19o/o)
3,931
5,832
2,003
11,766
(1.8606)
(2.75Y0)
(0.9506)
(5.56%)
5,151
7,129
1,810
14,090
(2.430/4
(3.37o/o)
(0.850/6)
(6.65%)
10,702
18,981
4,097
33,780
(5.050/6)
(8.e6%)
(1.s3%)
(15.9506)
13,454
18,258
6,995
38,707
(6.35%)
(8.62Yo)
(3.30%)
(18.27o/ol
7,651
11,861
4,497
24,009
(3.61%)
(5.60%)
(2.12o/o)
(11.3406)
8,650
13,927
4,470
27,047
(4.08%)
(6.58%)
(2.110/o)
(12.77o/o)
8,912
336
825
10,073
(4.210/o\
(0.160/6)
(0.3e%)
(4.760/0)
2,333
4,089
1,946
8,368
(1.1006)
(1.e3%)
(0.92o/o)
(3.ss%)
4,294
7,673
2,390
14,357)
(2.030/6)
(3.62%)
(1.130/6)
(6.78%)
3,242
5,105
1,249
9,596)
(1.530/6)
(2.41o/o)
(0.590/o)
(4.53%)
5,982
6,879
2,505
15,366)
(2.82o/o\
(3.25%)
(1.18%)
(7.25o/ol
75,950
102,624
33,232
211,806
(3s.86%)
(48.45%)
(15.6s%)
(100%)
29
Gambar 2.3
Penduduk Kabupaten Lampung Timur
Berdasarkan Struktur Umum Tahun 1999/2000
>60
3
E
I
I
19-59
=
-:z
o
E
><
5-18
II
500
600
Tabel2.8
Jumlah Penduduk Menurut Umur
Di Kabupaten Lampung TimurTahun 1999/2000
No
Kecamatan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
lvlefo Kibang
Bahng Hari
Sekampung
Jabung
Labuhan Maringgai
Way Jepara
Sukadana
Pekalongan
Raman Utara
Purbolinggo
l,larga Tiga
Sekampung Udik
Jumlah
-ilS:il
5{ Tahun 7-12Tahun
1.316
4.041
4.088
10.326
10.931
8.502
9.884
3.103 ,
't.894
4.283
3.165
4.390
65.923
19-59
2.137
1.120
1.134
10.001
5.574
2.721
2.847
26.865
2.386
6.3'18
3.505
4.113
29.94i]
7.440
16.231
10.392
15.'t't3
82.363
5.204
16.662
12.778
8.418
99.188
5.042
11.472
7.536
7.005
56.198
5.453
14.506
9.479
9.512
57.753
1622
4.492
2.643
2.865
21.720
1.308
3.877
2.427
2.600
18.312
2.519
6.199
3.604
3.792
30.124
1.687
4.621
3.266
3.095
22.540
2.297
4.818
3.648
3.435
39.851
63.119
63.929
494858
96.937
60 Tahun
keatas
Tahun
694
37.501
TTMUR
16-18
Tahun
1.849
13-15
Tahun
Jumlah
1.020 .423
2.683 46.582
3.782 54.168
5.397 147.266
17
7.811 160.997
4.441 100.202
7.393 113.987
2.860 39.313
2.467 32.894
4.308 54.839
2.032 40.417
2.241 60.692
46435
868.702
di
dengan fungsi hidroorologis untuk pencegahan banjir, menahan erosi dan sedimentasi,
serta mempertahankan peresapan air tanah. Kawasan ini berada pada ketinggian di atas
1.000 meter d.p.l. dengan kelerangan lebih dan 40o/o, bercurah hujan tinggi dan mampu
meresapkan air ke dalam tanah. Termasuk di dalamnya adalah kawasan Gunung Balak.
Kawasan yang berfungsi sebagai suaka alam untuk melindungi keaneka-ragaman hayati,
ekosistem, dan keunikan alam. Termasuk dalam kawasan ini adalah Taman NasionalWay
Kambas.
Kawasan rawan bencana yang berpotensi tinggi mengalami bencana banjir. Kawasan di
bagian hilir sungai-sungai besar potensial dilanda banjir.
budidaya. Fungsi ini berlaku setempat di sempadan sungai, sempadan pantai, estuarin,
sekitar mata air, dan sekitar danau/waduk untuk melindungi kerusakan fisik setempat.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap pantai dan biota
laut.
Termasuk di
adalah kawasan permukiman tradisional Wana, rumah tradisional Gedong Wani, rumah
tradisional warisan Keratuan Melinting
Sesuai dengan surat keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 256/KptslU2O00, kawasan hutan
di Kabupaten
Gambar 2.4 memperlihatkan peta kawasan hutan dan perairan berdasarkan SK Menteri
Kehutanan dan Perkebunan.
tanah eks areal kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPR menjadi areal
penggunaan lain sebagai tanah negara. Selanjutnya dalam SK Gubernur Lampung Nomor
(sembilan) kecamatan. Kawasan HPK yang telah dilepaskan adalah Kawasan Way Rumbia
(register 8), Muara Sekampung (register 15), Way Kibang (register 37), dan Gedong Wani
(register 40).
Tabel2.9
Mutasi Fungsi Hutan Sesuai TGHK di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 1993/1994
1997/1998
No.
1993/1994
Hutan Lindung
2.
4.
8.151,00
8.151,00
19.680,00
19.680,00
19.680,00
23.300,00
23.300,00
23.300,00
19.680,00 19.680,00
23.300,00 23.300,00
Jumlah
51.495.00
51.495,00
51.495,00
51.495,00
8.515,00
51.495,00
Reg.7 Cabang
4.200,00
4.200,00
4.200,00
4.200,00
12.450,00
12.450,00
12.450,00
12.450,00
12.450,00
Jumlah
16.650.00
16.650,00
16.650,00
16.650,00
16.650,00
0,00
0,00
0,00
4.200,00
2.000,00
2.000,00
2.000,00
0,00
0,00
0,00
8.125,00
8.125,00
8.125,00
8.125,00
12.000,00
Jumlah
8.125,00
8.125,00
8.125,00
12.125,00
16.000,00
29.403,00
29.053,00
29.054,00
19.500,00
19.500,00
't9.500,00
11.800,00
11.800,00
11.045,65
0.00
0,00
23.810,00
60.703,00
60.353,00
83.409,65
136.973,00
136.623.00
159.679,65
Hutan Konversi
8.151,00
8.151,00
Hutan ProduksiTetap
1997/1998
2.000,00
Jumlah
Jumlah
29.055,00 29.056.00
19.500,00 14.259,39
19.045,65 9.045,65
21.8't0.00 21.810.00
81.410,65 74.171,U
161.680,65
158.316,04
ll/1989 seluas 130.000 Ha. Kawasan ini berada di Pantai Timurdan berbatasan dengan laut
sepanjang 68 km mulai dariWay Seputih (B.TN 121) di bagian utara hingga Way Penet (B.TN
187) di bagian Selatan.
Taman Nasional Way Kambas memiliki keanekaragaman flora dan fauna, namun
memperlihatkan kecenderungan adanya gangguan akibat kebakaran hutan, perambahan hutan
untuk kegiatan budidaya, serta pembukaan tambak secara ilegal.
32
I(ABUPATEN
IAMPUNGTENGATI
," "^':&-.
L.-.,;
,---a;. -9-t,
_ _.-a
erry
-i
-a-
tF&l
\ .,,
KEC
F;;s;4
KOTA
METRO
./
s*ragrrc
!*";:t
)*.,..7
;^
IGBUPATEN
(\,\
LAIIPUNG SELATAT.I
$N
/'
.-'.-',
F=
Fl
F=
TEn
TO]
F.
R
BATAsTqBUP TEN
x wAs^ltsr tqAlrl
litru{ Lf,toUiG
JALAr{rcAR
ltT
loNy
NPROOJT(SIIETAP
s flpEtEsI^RnNAllI
JArlitpRoptrilsl
B{r(orArqBUPATEr{
B{xorAKEcArrArAfi
oA,AU
SUNc'nt
Di kawasan Taman Nasional Way Kambas terdapat 4 (empat) tipe vegetasi, yaitu tipe
vegetasi hutan dataran rendah, tipe vegetasi hutan rawa, tipe vegetasi hutan mangrove, dan
tipe vegetasi hutan pantai. Keanekaragaman flora di kawasan Taman Nasional Way Kambas
antara lain ditunjukkan oleh spesies cemara laut (Casuarina equisetifolia) di daerah pantai
berpasir, waru (Hibiscus frTiaceus), ketapang (Terminalia catppa), dan pandan duri (Pandanus
spihosus). Vegetasi mangrove yang terdapat di muara sungai didominasi oleh jenis api-api
(Avicennia sp.), buta-buta (Bruguiera sp.), dan semakin ke hulu dijumpai formasi nipah (Nypa
sp.) dan nibung (Oncosperma tigilaria) serta berbagai jenis palem seperti palem merah
(Cyrtostachys lakka) yang bercampur tumbuhan hutan rawa air tawar dengan komposisi
tumbuhannya didominasi oleh gelam (Melaleuca sp.) dan renggas (Gluta renghas). Pada
kawasan yang lebih tinggi dan relatif tidak berawa terdapat jenis pohon perwakilan dari tipe
vegetasi hutan hujan dataran rendah seperti minyak (Diptorocarpus refusus), merawan (Hopea
sempur (Dillenia excelsa) berupa hutan sekunder sebagai sisa tebangan Hak Penguasaan
Hutan (HPH) yang berlangsung antara tahun 1968 hingga 1974. Di kawasan Taman Nasional
Way Kambas juga terdapat padang alang-alang yang cukup luas yang terendam air pada
rnusim hujan, dan terbakar pada musim kemarau. Pada sebagian arealterjadi suksesi padang
alang-alang menjadi
terjadi di Taman Nasional Way Kambas, seperti pencurian kayu, permukiman liar, pencurian
ikan, dan penangkapan satwa secara liar (Gambar 2.5).
Taman Nasional Way Kambas memiliki potensi sebagai habitat berbagaijenis fauna,
seperti harimau, rusa, gajah, itik liar, dan primata lainnya (Gambar 2.6). Berbagai tipe vegetasi
Taman Nasional Way Kambas berfungsi mendukung habitat satwa liar, dimana tercatat lebih
dari 286 jenis burung dan berbagai jenis mamalia, termasuk yang dilindungi dan langka. Salah
satu jenis burung air endemik Sumatera
rimba (Cairina scutulata) dengan populasi terbesar dan menjadi habitat yang terakhir. Perairan
Taman Nasional Way Kambas juga dihuni oleh dua jenis buaya, yaitu buaya muara (p&gqdylus
porosus) dan buaya ikan (Iomisfoma scheleqeliil yang tergolong jenis hewan yang terancam
punah. Di kawasan inijuga terdapat biawak (Varanus salvatoiusl dan kura-kura air tawar serta
berbagaijenis ikan. Tabel 2.10 menyajikan berbagaijenis satwa liar yang tedapat di Taman
NasionalWay Kambas.
f:=:1
BATASKAauPATEN
n.-l
l-O_l
|]E
lT
-...
".-V.',:a
tN
rzuKorA
KABUPATEN
rBUKorA KEcAMATAN
suruaer
rAMAN NAsroNAL
WAY KAMBAS
,A''KEB^KARANHUrAN
'AERAT{RAWA
OAERAH RA\'\'AN PE}ICURIAN KA\ru
OAERAH RAWAN PANCURIAN NIBUNG
St*:-
PERMUKIMAN LIAR
Sun$sPcb:
8.ocd.th hbuntfi
@<
PENCURIAN IKAN
SunbrPcta oasr:
Kitd Pib0$m, robop.to L.np|rng
N(
Lildm
Tmur
limt
KETEMNGAN:
f.---*l
BArAs KABUPATEN
JALAN NEGARA
[M]
TO-l
IBUKoTA
oAERAH AKTrFrrAs
HR
HABITAT HIRIMAU
KAzuPATEN G
TBUKoTAKEcAMATAN
Fl
surucru
\VVIA
rAMArl NASToNAL
WAY KAMBAS
26
K
P
HABITAT GAJAH
HABlrArrrrKLrAR
HABITAT PRIMATA
$rb:f
S{i$sPrb:
Bapqhld. XrhrFld LilVrng
&n56P!b
Tmt
&*:
Tabel2.10
Jenis Satwa Liar Dan Statusnya Yang Terdapat DiTaman NasionalWay Kambas
Jenis Satwa
No.
Status
Nama Latin
Mamalia
1.
2.
3.
45.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
tl
Anjing Hutan
Cuon alpinus
Badak Sumatera
D i ce
Beruang Madu
Helarctos malayamus
Panthera tigris su matrae
Felis temmincki
Dilindungi
Naofelis nebulosa
Sus barbalus
Dilindungi
Tapirus indicus
Cervus univolor
Muntiacus muntjak
Dilindungi/Langka
Harimau Sumatera
Kucing Emas
Macan Dahan
Babi Hutan
Tapir
Rusa Sambar
Kijang
ro rh
in
Dilindungi/Langka
s sumafrensis
as m axim u s
Dilindungi/Langka
Dilindungi
Dilindungi/Langka
Umum
Dilindungi
Dilindungi
Gajah Sumatera
Eleph
Singapuar
Tarcius bancanus
Dilindungi/Langka
Kancil
Tragulus javanicus
Dilindungi/Umum
Berang-berang
Dilindungi
Lutra lutra
Macaca nemestrina
Macaca fascicularis
Umum
Lutung
Presbytis cristata
Umum
sum atran
us
Dilindungi
Umum
Siamang
Sym ph ala
Owa
Dilindungi
Cecah
Hylobates agylis
Presbytis melalophos
Kelinci Sumatera
Neso/agus netsheri
Dilindungi
Elang Laut
Spizaetus cirrhatus
Umum
Elang Bondol
Heliastur indus
Umum
Pecuk Ular
Anhinga meianogaster
Argusianus argus
Langka
gu
syn
actylu s
Dilindungi
Umum
Aves
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Kuau
Merak Sumatera
Kowak Maling
Raja Udang
Bangau Tong-Tong
Pavo muticus
Nycticorax nycticorax
Umum
Halycon sp.
Leloptilos javanicus
Langka
ltik Rimba
Egretta alba
Ardeola speciosa
Butorides sfriatus
Cairina scutulata
Alap-alap
Kuntul Besar
Kuntul Putih
KuntulKeeii
Enggang (hornbill)
Ayam Hutan
Belibis
Jacana
Dilindungi/Langka
ct h yo p h ag
a ichty aetu s
Dilindungi/Langka
Umum
Umum
Umum
Umum
Dilindungi/Langka
Umum
Buceros bicornis
Gallus gallus bancamus
Dilindungi/Langka
Dendrocygna spp.
Cicinia episcopus
Umum
Umum
Langka
37
Jenis Satwa
No
ilt.
isces
1.
2.
3.
4.
5.
tv.
Status
Nama Latin
lkan Belida
Notopterus spp.
Umum
lkan Seluang
Rasbora spp.
Umum
lkan Baung
Mystus spp.
Umum
lkan Jelabat
Leptobarbus hoevenii
Anabas tastudineus
Umum'
Dilindungi/Langka
Buaya Muara
Tomistoma schelegelii
Crocodylus porosus
Biawak
Varanus salvatorius
Dilindungi/Langka
lkan Betok
Umum
Reptilia
1.
2.
3.
Buaya lkan
Dilindungi/Langka
Di Laut Jawa di sebelah Timur wilayah daratan Kabupaten Lampung Timur, terdapat
pulau Segamat yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur. Pulau Segamat
Besar diperkirakan memiliki luas lebih kurang 6 km2, sedang pulau Segamat Kecil memiliki luas
lebih kurang
Besar, Segamat Kecil, dan sekitamya ditemukan spesies penyu sisik (Erefmochelys imbricata)
dan hamparan terumbu karang yang memiliki kondisi cukup baik. Pulau Segamat Besar dan
pulau Segamat Kecil merupakan sumber telur ulama (70%) dari kegiatan penangkaran penyu
sisik Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berada di Pulau Pramuka. Spesies penyu
sisik dilindungi oleh SK Menteri Kehutanan Nomor SSZKpts-ll/92. Bedasarkan kondisi fisik,
di
konservasi laut.
di
Maringgai. Penggunaan terbesar kedua adalah persawahan seluas 51.262 Ha, dengan areal
terluas di Kecamatan Way Jepara dan Labuhan Maringgai.
Penggunaan lahan untuk pekarangan di Kabupaten Lampung Timur relatif cukup luas,
yaitu sebesar 30.187
penggunaan lahan di
.5
t=
i::
t:= -)
::
-t
r:
rB
t' .F-=
KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
./'
KOTA
METRO
KABUPATEN
LA'\,IPUNG SELATAN
LAUTJAWA
ryv
F-!
I- - I
F=
BATASKABUPATEN
BATASKECAMATAN
ffi
Sawan
{,!=fl
Tegalan
JATANNEGARA
nill rBuKorAIoBuPATEN
t-O-l BUKorAKEcAMArAr.l
ffi DAMU
F<
suNGAt
ffi
m
T
Campuran
Hubn Belukar
Hutan Sejenis
semar
Ililiii,Ijil,,l"il
nawa
f.''*T:l
Padang Rumput
t'iin
Ahng-Aans
ffi
ffil
Tambak
Danau
2.5 5
l0
15Km
SumberPeb:
Kantor Portanahan lGb.Lampung Tirnr, ZffX)
Sumbor Psb 08sar I
Tabel 2.11
Penggunaan Lahan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 (Hektar)
Tambak/
No
Kecamatan
kolam/ Hutan
16.234
4.532
5.095
7.294
2.550
1.706
1.070
2.258
2.142
Jumlah
51.262
202
754
4.529
337
1.528
54
10
1.649
111
318
13.043
8.516
2.112
8.725
4.724
25.106
3.467
211
3.789
1.822
2.262
494
102
4.134
9.617
3.265
4.701
1.180
6.246
30.187
,|
',t.457
238
3.928
2.752
140
28
9.122
1.371
71.948
19.165
Jumlah
Lain
empanq
1. lr4ebo Kibang
2. Bahng Hari
3. Sekampung
4. Jabung *)
5. Labuhan Maringgai
6. Way Jepara
7. Sukadana
8. Pekalongan
9. Raman Utara
10. Purbolinggo
11. Marga Tiga
Lain-
0 244 6.068
48 34 7.630
0 733 8.433
0 5.679 6.704
0 1.531 41 .064
1.383 4.190
39.788
2.364 2.'t32
16.345
193.403
Beberapa bagian kawasan pesisir Kabupaten Lampung Timur, mulai dari Tanjung
Penet hingga Ketapang di Kabupaten Lampung Selatan pada saat ini mengalami perubahan
fungsi dari rawa-rawa dan vegetasi mangrove menjadi lahan pertanian tanaman pangan dan
tambak udang. Sebagian besar tambak yang diusahakan merupakan tambak tradisional dan
sebagian kecil saja yang merupakan tambak semi-intensif dan intensif. Konversi lahan
umumnya diawali dari pinggir pantai, kemudian berkembang ke arah daratan. Di sekitar Sungai
Pisang lebar kawasan pertambakan telah mencapai 5 km ke arah daratan. Hasil penelitian
CRMP menunjukkan areal pertambakan di sekitar Tanjung Penet memanjang hingga Ketapang
telah mencapai areal seluas 12.000 hektar. Kegiatan pertambakan dan penebangan vegetasi
mangrove yang berlebihan diduga telah mempercepat terjadinya abrasi di pantai Timur.
A.
KondisiGeoloqi
Kabupaten Lampung Timur termasuk bagian wilayah Timur Pulau Sumatera yang telah
mengalami proses pengangkatan. Wilayah ini sebagian besar berupa dataran sedimen tersierkuarter.
Wilayah Kabupaten Lampung Timur dapat digolongkan menurut 4 (empat) jenis struktur
geologi, yaitu
(a)
Endapan permukaan yang sebagian besar terdapat di sepanjang pantai Timur. Wilayah ini
dan
mengandung liat marine, endapan sungai dan rawa, dan endapan pasir pantai. Endapan
liat marine mengandung pirit dan fosil yang masih muda dengan ketebalan lebih dari 2
meter. Pada dataran rawa dan peralihan ke daerah upland dijumpai sand ndges atau
beach idges yang merupakan endapan pasir dengan kandungan kuarsa dan sedikit
feldspar, magnetik, dan ilminit.
(b)
Batuan gunung api yang meliputi hampir seluruh Kabupaten Lampung Timur, terdiri atas
endapan gunung api (Qhv), tufa Lampung (Qlv), dan andesit tua fl'ov). Tufa Lampung
merupakan tufa berkomposisi masam, liat tufaan, dan batu pasir dengan ketebalan
berkisar 10-30 meter. Formasi tufa Lampung ini meliputi dataran yang cukup luas,
berbatasan dengan endapan holosen. Batuan-batuan Ini membentuk tanah latosol dan
podsolik yang memiliki tingkat kesuburan rendah.
(c)
Batuan sedimen sebagian besar terdapat di bagian Utara dan di Selatan dalam besaran
yang terbatas. Batuan ini terdiri atas batuan gamping koral (Qg), formasi Telisa Cfmtp),
sebagian besar formasi Baturaja Clmbg), dan formasi Lingsing (Kls).
(d)
Batuan beku banyak terdapat di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur. Batuan ini
terdiri atas basalt Sukadana (Qb), batuan terobosan miosen seperti granit (Imgr) dan
granodiorit Omgd). Formasi Qb terbentuk dari aktivitas volkan termuda di daerah Lampung
pada masa kuarter dan membentuk plateau basalt Sukadana.
Lampung Timur merupakan daerah yang tersusun dari material gunung api, sehingga
diperkirakan memiliki potensi akuifer yang
baik.
laut dan sungai mengindikasikan adanya potensi air tanah dangkal yang sangat bermanfaat
bagi kebutuhan penduduk.
'
Kondisi geologi lingkungan di Kabupaten Lampung Timur secara umum relatif aman,
kecuali bencana erosi dan longsor dapat terjadi di beberapa Kecamatan yang memiliki sungaisungai besar. Potensi banjir meliputi sebagian hilir wilayah kabupaten di Pantai Timur dengan
pola aliran sungai yang menyebar ke arah pantai.
B.
Jenis Tanah
Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh bahan induk dan iklim, sedangkan
penyebaran jenis tanah dipengaruhi oleh bentuk lahan. Kabupaten Lampung Timur didominasi
oleh jenis tanah podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning. Tabel 2.12 menyajikan jenis
tanah yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur.
41
Tabel2.12
Jenis Tanah dan Penyebarannya di Kabupaten Lampung Timur
Kecamatan
Jenis Tanah
1.
Metro Kibang
2.
Batang Hari
3.
Sekampung
4.
Jabung
5.
Labuhan Maringgai
6.
Way Jepara
7.
Sukadana
8.
Pekalongan
Asosiasi podsdik kekuningan dan podsolik merah kuning, serta latosol coklat
kemerahan
9.
Raman Utara
10.
Purbolinggo
11.
Sekampung Udik
12.
Marga Tiga
C.
Kondisi Hidroloqi
Sumber air di Kabupaten Lampung Timur terutama berasal dari sungai dan air tanah. Di
Kabupaten Lampung Timur terdapat 37 sungai dan 2 (dua) DAS, namun wilayah Kabupaten
Lampung Timur merupakan daerah penerima, sementara hulu sungai umumnya berada di
Kabupaten
lain.
Timur menuju ke Timur dan bermuara di Laut Jawa. DAS Sekampung dan DAS Way Jepara
merupakan daerah aliran sungai potensial untuk kegiatan pertanian
di Kabupaten
Lampung
Timur.
Badan sungai umumnya mengalami sedimentasi oleh erosi di daerah hulu, sehingga
D.
Kemampuan Tanah
Ditinjau dari kondisi topografinya maka Kabupaten Lampung Timur memiliki dataran
yang relatif luas. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur memiliki kelerangan 0
2o/o. Di beberapa tempat memiliki kelerengan 2
4oo/o
Purbolinggo,
Tekstur tanah di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar merupakan lekstur sedang
sampai halus. Tekstur tanah kasar tersebar di bagian Selatan dan Barat Kecamatan Jabung,
serta di bagian Barat Kecamatan Sekampung Udik.
(tiga)
kelompok, yaitu kawasan yang tidak pemah tergenang, kadang-kadang tergenang, dan terus
menerus tergenang. Sebagian besar lahan termasuk kawasan yang tidak pernah tergenang
dan hanya sebagian kecil kawasan yang tergolong sering tergenang, yaitu di Kecamatan
Labuhan Maringgai.
E.
Kesesuaian Lahan
Penilaian kesesuaian lahan ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan secara
51 :
Kelas
52 :
Kelas
Tidak Sesuai, lahan memiliki mutu yang tidak sesuai untuk penggunaan secara
tetap bagi tipe yang dipertimbangkan.
untuk tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, tanaman tahunan,
perikanan, dan peternakan tertera pada lampiran.
43
KABUPATEN
TAMPUNG TENGAH
.,6i.-'- t
,''8^"')l'
l(m
"..\
.r.- m.
=?'c-q
KOTA
METRO
-*
\ /\.-.
_l
*,
r..\
,h
&r
<d
I(ABUPATEN
IAIIPUNG SETATAN
ORIENTASI
a._
io'T^
i)
KEIER^TGAI{:
F=l
BATASTGBuPATEII
JAIrNNEGARA
:n-n
|-Ol
F-
JAul{pRoptNSl
KEDA|.AI|Afl
I.EREIIG
T--l
0-
216
I 2-15r
815./OX
f---l >{99
nIXoTATGBUP TEN
B{r<orAKEc nArArl
DAuu
$ilcl
IEIGNNTA{A}I
Harlsc&l)
Tn
fll
ScdsrSLltrytrrg)
f-3-l
lGsa(Fdsi1
EFEKNFTAT{AII
TT-l >g0dr
fT-l 60-90crn
l-d'l
30-60m
fT.l
<30crn
stda:l T I
EROSI
Frl
trcr<rca rrc*
TF-'l Ma&od
t9
r5r(n
F=l
BAT
sKAaPAtEI
Ir.otl lt
fs
F=
F:=
n-n
|-6.1
R|
AR 0
lrlr
g,tIGA'ALUR
tBrlsl
UAITNAANG
fBor
SUsrn{(re|
JAUflTGGAR^
|8--Nl
8A(rufi
t-ft]
JAur{pRop$61
tFsM
Gttilt|Gs^LorG
IELvR
TE{
t3ilo
$IGATEUilG
Ito{n
loRAl{Jl
3u(orAxEcrflATAfl
o^N u
fFrKl
S RASGTOIOX
fsBGl
$EB ilG^t.,
iErrl
8UTI
gfiroT
F--
Rl $rcl
aP
tml
l-KU-l
XIAR,
8XGKU-U
lffit
@fr
t-ffi]
fiI'G
SISTEM LAHAN
IGBUPATEN
AMPUNG TIMUR
SANJARITWAS
o?stt0l5l(n
IqHAYA{
ilEroAw l
SOLOK
45
nilai
PDRB kabupaten. Oleh karena pada awalnya Kabupaten Lampung Timur bergabung dengan
Kabupaten Lampung Tengah, maka gambaran pertumbuhan ekonomi hingga tahun 1996 dikaji
melalui peningkatan PDRB Lampung Tengah. Pada tahun 1993 sampai 1996, perekonomian
Lampung Tengah mengalami perkembangan dengan laju pertumbuhan mencapai7,02o/o per
tahun dan pada tahun 1996 nilai PDRB Lampung Tengah tercatat sebesar Rp 2.063.803 juta.
Laju pertumbuhan tersebut berada di bawah laju pertumbuhan Propinsi Lampung yang tercatat
sebesar 7,92o/o per tahun.
juga dipengaruhi oleh keberadaan kegiatan pertanian dan industri yang cukup maju serta dilalui
oleh jalur regional antar propinsi yang cukup padat. Pada tahun 1999 dilakukan pemekaran
berasal dari subsektor tanaman bahan makanan (22,35Yo). Sektor lain yang berperan cukup
besar di Lampung Tengah adalah sektor industri dengan kontribusi sebesar 16,460/", dan sektor
perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sebesar 15,17o/o.
Kontribusi sektor tersier lainnya, seperti bangunan, jasa, keuangan, angkutan, dan
listrik terhadap PDRB relatif terbatas. Sedangkan sektor primer yang memiliki kontribusi rendah
adalah sektor pertambangan dan penggalian.
'
Nilai PDRB Lampung Tengah pada tahun 1993-1996 tertera pada Tabel 2.13, 2.14, dan
2.15.
Sektor-sektor yang memiliki laju pertumbuhan tinggi umumnya adalah sektor tersier,
terutama sektor listrik dan air bersih, dan sektor bangunan, walaupun kontribusi terhadap PDRB
Lampung Tengah relatif rendah. Sedang sektor primer seperti pertambangan dan penggalian
yang juga memiliki kontribusi rendah mencatat laju pertumbuhan relatif lebih tinggi
diba.ndingkan sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai sektor utama justru memiliki laju
pertumbuhan yang rendah, yaitu sekitar 3,640/o per tahun antara tahun 1993 sampai 1996.
Subsektor pertanian yang memiliki
adalah
petemakan dan kehutanan. Sedang laju pertumbuhan rata-rata subsektor tanaman pangan
yang memiliki kontribusi terhadap PDRB terbesar hanya sebesar 2,39o/o. Laju pertumbuhan
sektor pertanian secara keseluruhan sangat fluktuatif, dengan perbedaan penurunan dan
peningkatan laju pertumbuhan yang besar.
Tabel2.13
PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Harga Konstan 1993
Tahun 1993-1996 (Juta Rupiah)
No
1.
Lapangan Usaha
1994
1993
1995
1996
Pertanian
762.433
743.526
810.375
845.990
435.191
400.331
460.406
461.200
b. Tanaman Perkebunan
149.745
143.227
136.498
156.904
c. Peternakan
130.754
1s1.802
163.120
174.076
d. Kehutanan
443
543
596
654
e. Perikanan
46.300
47.623
49.755
53.156
31.'178
34.478
41.341
48.991
Industri Pengolahan
255.4i!6
287.940
313.653
339.760
202.724
230.669
251.403
260.769
52.712
57.271
62.250
78.991
3.680
4.767
5.411
8.676
a. Listrik
3.210
4.067
4.482
7.663
470
700
929
1.013
94.392
't31.816
160.696
188.634
260.073
271.251
294.531
313.'t65
2U.428
254.676
276.976
295.379
188
205
217
245
15.457
16.370
17.338
17.541
59.375
69.708
77.068
84.329
a. Pengangkutan
54.470
63.916
70.289
74,775
4.905
5.792
6.779
9.554
59.89'l
65.795
71.863
77.875
a. Bank
5.949
6.411
8.125
1.077
1.663
1.828
2.012
52.791
57.619
61.799
64.804
b. Air Bersih
Bangunan
b. Hotel
b. Komunikasi
Keuangan, Persewaan, & Jasa
c. Sewa Bangunan
d. Jasa Perusahaan
10.941
74
102
111
118
Jasa-jasa
145.577
150.032
153.529
156.382
a. Pemerintahan Umum
121.831
124.194
126.385
128.722
b. Swasta
23.746
25.838
27.144
27.660
Jumlah
1.672.035
1.759.313
1.928.467
2.063.802
Tabel2.14
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah
Berdasarkan Harga Konstan 1993 Tahun 1993-1996 (%)
No.
1.
6.
7.
9.
Lapangan Usaha
1993
1994
1995
1996
Pertanian
45,60
42,26
42,02
40,99
26,03
22,75
23,87
22,35
b. Tanaman Perkebunan
8,96
8,14
7,08
7,60
c. Peternakan
7,82
8,63
8,46
8,43
d. Kehutanan
0,03
0,03
0,03
0,03
e. Perikanan
2.77
2,71
2,58
2,58
1,86
1,96
2,14
2,37
Indushi Pengolahan
15,28
16,37
16,26
16,46
12,12
13,11
13,04
12,64
3,15
3,26
3,23
3,83
0,22
0,27
0,28
0,42
a. Listrik
0,19
0,23
0,23
0,37
b. Air Bersih
0,03
0,04
0,05
0,05
Bangunan
5,65
7,49
8,33
9,14
't5,55
15,42
15,27
15,17
14,62
14,r4
14,36
14,31
b. Hotel
0,01
0,01
0,01
0,01
0,92
0,93
0,90
0,85
3,55
3,96
4,00
4,09
a. Pengangkutan
3,26
3,63
3,64
3,62
b. Komunikasi
0,29
0,33
0,35
0,46
3,58
3,74
3,73
3]7
a. Bank
0,36
0,36
0,42
0,53
0,06
0,09
0,09
0,10
c. Sewa Bangunan
3,16
3,28
3,20
3,14
d. Jasa Perusahaan
0,00
0,01
0,01
0,01
Jasa-jasa
8,71
8,53
7,96
7,58
a. Pemerintahan Umum
7,29
7,06
6,55
6,24
b. Swasta
1,42
1,47
1,41
1,34
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
Tabel2.15
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Tengah
Berdasarkan Harga Konslan 1993 Tahun 1993-1996 (%)
No.
Lapangan Usaha
1. Pertanian
3,64
-8,0'l
15,01
0,17
2,39
b. Tanaman Perkebunan
4,35
4,70
14,95
1,97
c. Petemakan
16,10
7,46
6,72
10,09
22,57
9,76
9,73
14,02
2,86
4,48
6,84
4,72
10,58
19,91
18,50
16,33
Industri Pengolahan
12,72
8,93
8,32
ooo
13,78
8,99
3,73
8,83
8,65
8,69
26,89
14J5
29,54
13,51
60,34
34,46
a. Listrik
26,70
10,20
70,97
35,96
b. Air Bersih
48,94
32,71
9,04
30,23
39,65
21,91
17,39
26,31
4,30
8,58
6,33
6,40
4,19
8,76
6,64
6,53
b. Hotel
9,04
5,85
12,90
9,27
5. Bangunan
6. Perdagangan,
8.
5,91
5,91
1,17
4,33
17,40
10,56
9,42
12,46
a. Pengangkutan
17,34
9,97
6,38
11,23
b. Komunikasi
18,08
17,04
40,94
25,35
9,86
9,22
8,37
9,'t5
a. Bank
7,77
26,74
34,66
23,05
54,41
9,92
10,07
24,80
c. Sewa Bangunan
9,15
7,25
4,86
7,09
d. Jasa Perusahaan
37,84
8.82
6,31
17,66
Jasa-jasa
3,06
2,33
1,86
2,42
a. Pemerintahan Umum
1,94
1,76
1,85
1,85
b. Swasta
8,81
5,05
1,90
5,26
Jumlah
5,22
9,61
7,02
7,28
9.
Laju RahRata
4,39
7.
1996
8,99
e. Perikanan
4.
1995
-2,48
d. Kehutanan
2.
3.
1994
tahun 1 997, namun tahun 1 998 meningkat kembali menjadi 4o/o. Hal ini memperlihatkan bahwa
pada kondisi perekonomian yang sulit, sektor pertanian mampu bertahan sebagai sumber
aktifitas perekonomian, dimana sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan peikerjaan pada
masa tersebut telah memasuki sektor pertanian untuk memperoleh sumber pendapatan.
Gambaran perekonomian Propinsi Lampung juga mencerminkan perkembangan perekonomian
di Kabupaten Lampung Timur.
l,l9o/o,
drastis hingga -8%. Dominasi kegaatan pertanian yang menonjol menyebabkan penurunan laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur tidak sebesar Propinsi Lampung. Penurunan
laju terbesar terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, serta seklor konstruksi, sedang
sangat besar, dengan laju mencapai 7,75o/o. Pertumbuhan yang besar terutama terjadi pada
sub sektor perikanan (16,54%), kehutanan (14,68), dan tanaman pangan (12,27o/o). Kontribusi
sektor pertanian di Lampung Timur pada tahun 1998 tercatat sebesar 55,37o/o meningkat dari
49,24Vo pada tahun 1997. Sumbangan terbesar dari sektor pertanian terutama berasal dari
subsektor tanaman pangan, yaitu sebesar 33,32To. Sektor lainnya yang memiliki kontribusi
refatif besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yaitu 14,81o/o. Sedangkan sektor
industri belum berkembang ditandai oleh sumbangannya yang rendah terhadap PDRB
Lampung Timur, yaitu hanya 7,01o/o atau berada pada urutan keempat setelah sektor
konstruksi. Tabel 2.16 dan Tabel 2.17 menunjukkan nilai PDRB Lampung Timur tahun 1997
dan 1998.
Tabel2.16
PDRB Kabupaten Lampung Timur Berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan 1993
Harga Konstan
Harga Berlaku
Lapangan Usaha
No.
1997
1.
648.581
1.235.419
346.792
751.276
129.089
182.250
85.511
129.475
783
1.206
e. Perikanan
86.406
171.212
c. Peternakan
d. Kehutanan
227.964
27.912
63.302
578
59.022
23.093
25.450
17.653
10.695
23.093
25.450
17.653
10.695
Industri Pengolahan
70.142
90.687
53.386
47.974
a. IndustriTanpa Migas
70.142
90.687
53.386
47.974
3.728
4.525
2.785
3.097
a. Listrik
3.213
3.953
2.438
2.807
515
572
347
290
Konstuksi
116.326
103.600
87.848
56.090
180.160
278.456
109.640
101.342
172.286
266.314
103.433
95.787
24
22
20
18
7.850
12.120
6.187
5.537
35.657
36.381
30.624
29.142
a. Transportasi
34.279
34.469
29.485
27.852
b. Komunikasi
1.378
1.912
1.139
1.290
34.790
50.025
24.362
23.437
145
1.902
689
799
1.151
445
331
32.075
48.156
22.496
22.946
14
29
13
15
Jasa-jasa
48.419
60.825
36.147
33.521
a. Pemerinbhan Umum
40.084
48.977
-----
30.054
67.291
504
50.647
378.778
b. Hotel
9.
351.538
203.042
a. Penggalian
b. Air Bersih
7.
1998
1997
Perhnian
b. Tanaman Perkebunan
4.
1998
b. Swasta:
8.335
4.711
27.274
6.835
6.247
5.180
3.644
3.091
103
108
49
3.463
6.565
3.083
3.107
1.160.896
1.885.368
713.983
684.076
29.312
1.848
161
1. Sosial Kemasyarakatan
Jumlah
'1
1.408
Tabel2.17
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur
dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah)
Laju Pertumbuhan (%)
Kontibusi
No.
1.
Lapangan Usaha
1998
Pertanian
49,24
55,37
7,75
28,44
33,32
12,27
4,21
4,08
-7,13
c. Peternakan
9,42
9,25
-5,93
d. Kehuhnan
b. Tanaman Perkebunan
2.
7.
1997
0,07
0,08
14,68
e. Perikanan
7,09
8,63
16,54
2,47
1,56
-39,42
a. Penggalian
2,47
1,56
-39,42
Indushi Pengolahan
7,48
7,01
-10,14
a. IndustriTanpa Migas
7,48
7,01
-10,14
0,39
0,45
11,20
a. Listrik
0,34
0,41
15,14
b. Air Bersih
0,05
0,04
-16,43
Konstruksi
12,30
8,20
-36,'t5
15,36
14,81
-7,57
14,49
14,00
-7,39
b. Hotel
0,00
0,00
-10,00
0,87
0,81
-10,51
4,29
4,26
4,84
a. Transportasi
4,13
4,07
-5,54
b. Komunikasi
0,16
0,19
13,26
3,41
3,43
-3,80
9.
1998
1997
Bank
0,20
0,02
-89,70
0,06
0,05
-25,62
c. Sewa Bangunan
3,15
3,35
2,00
d. Jasa Porumhaan
0,00
0,00
15,38
Jasa-jasa
5,06
4,90
-7,26
a. Pemerinlahan Umum
4,11
3,99
-6,95
b. Swasta
0,96
0,91
-8,60
1. Sosial Kemaslarakatan
0,51
0,45
-15,18
0,02
0,01
-54,63
0,43
0,45
0,78
100,00
100,00
-4,19
Jumlah
A.
Sektor Pertanian
Luas lahan potensial yang dapat ditanami padi di Lampung Timur pada tahun 1998
mencapai 51.024 ha, dengan frekuensi tanarn antara satu atau dua kali selahun. Luas lahan
sawah dengan satu kali tanam adalah 22.840 ha dan luas sawah dengan dua kali tanam adalah
28.184 ha. Dilihat dari penyebarannya, lahan sawah terdapat hampir di seluruh kecamatan,
dengan lahan sawah terluas di Kecamatan Jabung (14.615 ha). Dari luas lahan potensial,
sawah yang memiliki irigasi teknis mencapai sekitar 52%, yaitu seluas 26.313 ha. Sedang
sawah beririgasi yang dikelola Dinas PU Lampung Timur hanya sekitar 12o/o dan luas sawah
potensial, yaitu seluas 6.311 ha.
di
53.409 ha, dengan areal sawah 1 kali tanam 22.792 ha dan dua kali tanam seluas 29.099 ha.
Luas areal terbesar adalah di Jabung sebesar 9.782 ha (sumber : Dinas Pertanian Lampung
Timur).
Tabel2.18
Luas Lahan Sawah PotensialdiKabupaten Lampung Timur
kali
2 kali
1.
lvletro Kibang
150
52
202
2.
Batang Hari
4.273
4.273
3.
Sekampung
3.789
3.789
4.
Jabung t)
11.267
3.348
14.615
5.
Labuhan lvlaringgai
3.845
3.885
7.730
6.
Way Jepam
4.410
2.630
7.040
7.
Sukadana
2)
8.
Pekalongan
482
2.160
z-ada'
Raman Utara
1.013
5.069
6.082
Purbolinggo
1.673
2.978
4.651
22.840
28.184
51.024
10.
Lampung Timur
Sawah beririgasi yang utama pada tahun 1998 berada di Kecamatan Way Jepara,
Raman Utara, Purbolinggo, Batang Hari, dan Sekampung. Jenis sawah lainnya berdasarkan
kondisi pengairan adalah sawah tadah hujan yang terdapat di Jabung, Labuhan Maringgai, dan
Raman Utara, dan sawah lebak di Jabung.
Produksi padi sawah dan padi ladang di Lampung Timur pada tahun 1998 mencapai
358.255 ton, dengan produktiffias sebesar 4,02 ton/ha. Produktifitas tersebut tercatat di atas
produktifitas rata-rata Propinsi Lampung. Swasembada beras di Lampung Timur tahun 1998
secara keseluruhan telah tercapai. Produksi padidiLampung Timurmenghasilkan 214.953 ton
beras, sedang kebutuhan setempat yang dihitung berdasarkan asumsi 150 kg/jiwaftahun hanya
600/o dari produksi
Pengembangan tanaman
intensifikasi
mempertimbangkan ketersediaan lahan sawah yang terbatas. Produktifitas padi sawah dapat
ditingkatkan hingga 5 ton/ha dengan dukungan pengelolaan, kualitas lahan, serta cuaca yang
baik.
Tabel2.19
Luas Lahan Sawah Beririgasi di Kabupaten Lampung Timur
Teknis
Kecamatan
1
'1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
kali
2 kali
lvletro Kibang
Batang Hari
3.880
3.880
Sekampung
3.307
3.307
Jabung t)
Labuhan Maringgai
Way Jepara
Sukadana
z)
Pekalongan
Raman Ulara
Purbolinggo
125
992
1.117
3.190
1.685
4.875
1.912
1.912
2.550
2.550
936
3.274
4.210
2.665
1.797
4.462
19.397
26.313
Lampung Timur
z)
54
Tabel2.20
Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Padi
Kecamahn
t'fl*[Xf'
Produksi[on)
't.
[4etro Kibang
1.167
3.499
3,00
2.
Batang Hari
6.919
33.086
4,78
Sekampung
Jabung tt
8.720
39.984'
4,59
4.
20.468
72.774
3,56
5.
Labuhan Maringgai
11.077
42.756
3,86
6.
Way Jepara
9.950
37.847
3,80
7.
Sukadana
1.833
41.872
3,54
8.
o
Pekalongan
4.868
22.893
4,70
Raman Utara
7.354
30.610
4,16
10.
Purbolinggo
6.843
32.934
4,81
r)
Lampung Timur
89.199
4,02
z)
Selain tanaman pangan lahan basah, tanaman lahan kering atau palawija juga menjadi
produksi utama di Lampung Timur, terutama jagung dan ubi kayu. Luas panen jagung pada
tahun 1998 lebih luasdari padi, yaitu mencapai 119.381 ha. Dengan produktifitas jagung yang
cukup tinggi, yaitu 3,03 ton/ha, maka produksi yang dihasilkan mencapai 361.291 ton. Luas dan
Tabel2.21
Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Jagung
No.
Kecamatan
Luas Panen
(Ha)
Produksi fl'on)
Produktr'fitas
fl'or/Ha)
lvletro Kibang
8.784
27.819
3,17
Batang Hari
4.169
12.682
3,04
Sekampung
Jabung tt
16.254
3,06
48.421
Labuhan Maringgai
13.830
42.873
3,10
Way Jepara
19.035
56.631
_2_.9q
2)
Sukadana
5.305
145.941
3,01
12.342
36.370
2,95
Pekalongan
2.126
6.487
3,05
Raman Utara
2.208
6.541
2,96
Purbolinggo
3.161
9.693
3,07
119.381
361.291
3,03
Lampung Timur
potensial
Tanaman ubi kayu pada tahun 1998 mencatat luas panen 21.253 ha dengan produksi
sebesar
237 .951
ton. Produktifitas tanaman ubi kayu mencapai 11,19 ton/ha. Produksi ubi kayu
Tabel2.22
Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas UbiKayu
Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kecamatan
Luas Panen
(Ha)
Produksi[Ion)
Produkffitas
Oor/Ha)
lv'leho Kibang
709
7.945
11,21
Batang Hari
921
10.536
11,M
Sekampung
530
5.393
10,18
2.909
33.335
't1,46
712
7.522
10,56
Way Jepara
3.103
33.510
10,80
z)
8.514
95.835
463
5.248
Raman Utara
2.000
23.460
11,73
Purbolinggo
1.392
15.16i
10,90
21.253
237.951
1't,20
Jabung
r)
Labuhan Maringgai
Sukadana
Pekalongan
Lampung Timur
11,26
1
1,33
Jenis tanaman palawija lainnya adalah ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang
hijau. Produksinya tersebar di sernua kecamatan dengan jumlah yang hampir merata. Tanaman
ubijalar banyak terdapat di Kecamatan Sukadana, Batang Hari, dan Purbolinggo. Sedangkan
kedelai lebih berkembang di Kecamatan Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sukadana. Propinsi
Lampung merupakan salah satu kawasan yang dikembangkan menjadi sentra produksi kacang
kedelai dalam rangka mengurangi impor kedelai dari luar negeri.
Menurut harga komoditas, jenis tanaman kacang tanah menempati urutan teratas,
diikuti oleh kacang kedelai, kacang hijau, beras, jagung dan ubi jalar, denganubi kayu pada
harga terendah. Peningkatan harga komoditas rata-rata antara tahun 1997-1998 tercatat di atas
looo/o.
Selain tanaman padi dan paiawUa, jenis tanaman pangan lainnya yang cukup menonjol
di Lampung Timur adalah buah-buahan, dengan produksi utama pisang, pepaya, rambutan,
dan nangka.
terhadap PDRB, yaitu sekitar 4,08o/o pada tahun 1998. Pada periode krisis perekonomian
(1997-1998), laju pertumbuhan subsektor tersebut menurun menjadi -7,13o/o. Sebagian besar
qA
lahan perkebunan merupakan perkebunan rakyat, yaitu seluas 39.227,98 Ha pada tahun 1998
dengan produksi sebesar 27.218,14 ton. Komoditi dengan areal dan produksi terbesar adalah
kelapa dalam, diikuti lada, kakao, dan
kopi.
tanaman semusim, yaitu lengkuas, kencur, jahe, kunyit, aren, dan temulawak.
Tabel2.23
Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat
Kabupaten Lampung TimurTahun 1998
Jenis Komoditi
1.
Kelapa Dalam
2.
Luas Areal
Produksi
Produktifitas
(Ha)
Oon)
ftor/Ha)
22.585,50
16.618,74
0,74
Lada
9.677,50
5.832,55
0,60
3.
Kakao
2.399,90
1.389,48
0,58
4.
Kopi
1.632,58
634,58
0,39
5.
Kelapa Hibrida
648,00
319,22
0,49
o.
Vanili
619,50
39,70
0,06
7.
Cabe Jawa
502,10
217,50
0,43
8.
Cengkeh
391,75
17,72
0,05
Karet
188,50
5,30
0,03
10.
Kapuk
136,00
43,65
0,32
11.
Kelapa Sawit
88,50
0,00
0,00
12.
Jahe
97,00
667,50
6,88
13.
Kunyit
73,15
412,43
5,64
't4.
Lengkuas
40,00
345,50
8,64
15.
Aren
40,00
204,00
5,10
16.
Temulawak
37,00
188,70
5,10
17.
Kencur
33,00
259,50
7,86
18.
Pinang
16,80
13,67
0,81
19.
Tembakau
12,00
4,80
0,40
20.
Kayu lilanis
9,00
3,60
0,40
39.227,78
27.218,14
0,69
Jumlah
Pada tahun 2000, luas dan produksi tanaman perkebunan mengalami peningkatan
besar, dimana luas areal perkebunan rakyat menjadi 43.554,75 ha dengan produksi sebesar
49.758,23 ton. Jenis komoditi yang mengalami peningkatan luas areal adalah kelapa dalam,
lada, kakao, kelapa sawit, karet, dan kapuk. Sedangkan kopi, vanili, dan cabe jawa mengalami
penurunan luas areal. Pengembangan kawasan perkebunan rakyat dapat dilakukan dengan
adanya potensi lahan pengembangan seluas 28.995 ha.
57
Tabel2.24
Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000
Jenis Komoditi
1. Kelapa Dalam
2. Lada
3. Kakao
4. Kopi
5. Kelapa Hibrida
6. Cabe Jawa
7. Kelapa Sawit
8. Karet
9. Kapuk
10. Vanili
11. Aren
12. Jahe
13. Pinang
14. Cengkeh
15. Kencur
16. Kunyit
17. Wijen
18. Lengkuas
'19. Kayu Manis
20. Temulawak
21. Tembakau
22. Pala
Jumlah
Produktifihs
PotensiPengem-
Luas Areal
Produksi
(Ha)
0on)
27.042,00
39.650,70
'l,47
4.987,00
fl'or/Ha)
bangan (Ha)
9.975,25
5.676,30
0,57
4.876,00
2.748,25
1.690,40
0,62
3.372,00
1.463,00
665,40
0,45
172,00
0,89
472,00
492,50
'140,34
488,50
247,59
0,51
878,00
374,00
0,00
0,00
4.916,00
263,00
34,50
0,13
4.934,00
178,00
35,29
0,20
431,00
167,00
27,00
0,16
553,00
59,00
296,50
5,03
269,00
57,50
36'1,50
6,29
355,00
57,00
13,95
0,24
803,00
52,00
7,80
0,15
511,00
36,00
200,50
5,57
278,00
31,00
200,00
6,45
114,00
22,50
22,50
1,00
495,00
21,50
137,50
6,40
284,00
9,00
0,00
0,00
46,00
7,75
46,75
6,03
80,00
8,00
3,71
0,46
129,00
0,00
40,00
43.554,75
49.758,23
1,14
28.995,00
Catatan pada tahun 1998 menunjukkan bahwa perkebunan rakyat yang terluas
terdapat di Kecamatan Labuhan Maringgai, Sukadana, Jabung, dan Way Jepara. Keempat
kecamatan tersebut memiliki luas areal dan produksi terbesar untuk semua komoditi utama
perkebunan, yaitu kelapa dalam, lada, kakao, kopi, kelapa hibrida, dan vanili (l-abel 2.25 dan
Tabel2.26).
Tanaman lada yangrn_erupakan komoditi kedua terbesar di Lampung Timur merupakan
komoditi ekspor yang telah memiliki pasar mancanegara, terutama lada hitam 'Lamphong Black
Pepper' yang berasal dari Sukadana. Tanaman lada ini tersebar di Kecamatan Sekampung
Udik, Jabung, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Sukadana, dan Marga Tiga. Di samping
tanaman lada anorganik, juga dikembangkan tanaman lada organik seluas 286,90 Ha di
Labuhan Maringgai dengan pproduksi sebesar 242 ton yang seluruhnya diekspor ke Amerika
5a
Serikat. Di samping itu terdapat 4.876 ha lahan potensial bagi pengembangan tanaman lada di
masa mendatang.
Tabel2.25
Luas Areal Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi
Kecamatan
No.
1. Metro Kibang
2. Batang Hari
3. Sekampung
4. Jabung rt
5. Labuhan Maringgai
6. Way Jepara
7. Sukadana
8. Pekalongan
9. Raman Utara
z)
10.
Purbolinggo
Lampung Timur
Vaniti
265,00
0,00
44,00
51,00
6,00
0,00
904,00
0,00
42,25
39,40
12,85
0,00
645,50
0,00
2,25
2,25
4,00
0,00
3.497,00
3.131,50
334,00
518,75
451,50
508,50
8.110,00
3.572,00
651,25
585,25
34,00
14,00
3.118,00
235,00
1.12',1,75
104,75
20,00
0,00
3.881,00
2.739,00
126,00
303,00
75,00
97,00
933,00
0,00
39,90
1,18
'10,65
0,00
317,00
0,00
15,50
5,00
19,00
0,00
915,00
0,00
23,00
12,00
15,00
0,00
22.585,50
9.677,50
2.399,90
1.632,58
648,00
619,50
4 termasuk Kecamabn
lrrlarga
Tiga
Tabel2.26
Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi
Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 CIon)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kecamatan
Vaniti
tvteho Kibang
147J0
0,00
1't,50
19,20
4,80
Batang Hari
620,90
0,00
8,05
6,82
10,05
0,00
Sekampung
475,20
0,00
0,28
0,90
2,80
0,00
Jabung tt
2.513,70
1.532,25
135,10
157,00
207,38
31,70
Labuhan lilaringgai
7.260,75
1.865,40
360,76
217,20
22,10
2,00
Way Jepara
3.399,50
81,80
760,00
25,00
19,00
0,00
z)
1.229,59
2.353,10
98,42
199,21
40,50
6,00
Pekalongan
346,60
0,00
i,t2'
2,65
2,14
0,00
Raman Ubra
182,00
0,00
2,25
1,80
6,50
0,00
Purbolinggo
442,80
0,00
7,20
4,80
3,95
0,00
16.618,74
5.832,55
1.389,48
634,58
3',19,22
39,70
Sukadana
Lampung Timur
0,00
qo
Di Lampung Timur juga terdapat perkebunan besar yang dikelola oleh negara dan
swasta dengan luas 7,212,31 ha pada tahun 1998 (tergabung dengan Kabupaten Lampung
Tengah). Komodili utama adalah kelapa sawit dengan produksi sebesar 81.480 ton, sedang
arealnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hingga tahun 1996 terdapat dua jenis
komoditi lain yang diusahakan, yaitu kelapa hibrida dan kakao, namun dihentikan sejak tahun
1997. Luas areaf dan produksiperkebunan negara diLampung Tengah tertera padaTabel2.27.
'Tabel2.27
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara
1994
1995
1996
1997
1998
6.671,00
6.671,00
6.277,00
7.212,31
Kelapa Hibrida
104,00
104,00
104,00
0,00
0,00
Kakao
104,00
104,00
104,00
0,00
0,00
6.879,00
6.879,00
6.485,00
7.212,31
7.212,31
80.859,00
18.479,80
81.479,50
81.480,00
81.480,00
215,60
261,90
261,86
0,00
0,00
0,00
40,60
40,61
0,00
0,00
81.074,60
18.782,30
81.781,97
81.480,00
81.,180,00
Jumlah
7.212,31
Produksi fl-on):
Kelapa Sawit
Kelapa Hibrida
Kakao
Jumlah
Luas perkebunan besar yang dikelola swasla pada tahun 1998 mencapai 35.500 ha
dengan jenis komoditi utama tebu. Komoditi lainnya adalah kelapa hibrida dan kakao.
Perkembangan luas areal dari tahun ke tahun mengalami penurunan, terutama untuk jenis
-kelapa hibrida dan kakao. Produksi tebu hingga tahun 1998 mencapai 230.835 ton, sedang
kelapa hibrida sebesar 14.400 ton dan kakao sebesar 600 ton. Luas areal dan produksi
perkebunan besar swasta sampai tahun 1998 di Lampung Tengah tertera pada Tabel 2.28.
Sub sektor kehutanan memiliki peranan yang besar dalam perkembangan wilayah
Lampung Timur. Keberadaan hutan pada Taman Nasional Way Kambas sebagai kawasan
lindung dengan luas yang signifikan tefiadap luas kabupaten merupakan salah satu aset
wilayah Lampung Timur, di samping adanya hutan produksi. Sebagai kawasan wisata, hutan
suaka margasatwa Way Kambas telah dikenal luas, khususnya bagi wisatawan minat khusus
di
81.245,O4 Ha yang terdiri dari kawasan hutan lindung, hutan suaka margasatwa, dan hutan
produksi.
Tabel2.28
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta
1994
1995
1996
5.445,00
5.445,00
0,00
0,00
5.348,00
900,00
900,00
1.668,00
600,00
600,00
1998
1.435,00
Kelapa Hibrida
6.153,00
Kakao
1.312,00
Tebu
Jumlah
's.:c,oo
1.668,00
35.782,00
36.635,00
36.635,00
34.000,00
34.000,00
'14.682,00
49.096,00
49.096,00
35.500,00
35.500,00
1.900,00
0,00
0,00
Produksifion):
Kelapa Sawit
86.513,00
Kelapa Hibrida
27.088,00
95,00
95,00
14.,t00,00
14.400,00
48,00
588,00
587,00
600,00
600,00
22.337,00
228.834,00
228.834,00
230.835,00
230.835,00
't35.986,00
231.417,00
231.416,00
245.835,00
245.835,00
Kakao
Tebu
Jumlah
1.900,00
Mutasi beberapa fungsi hutan di Lampung Timur, terutama hutan produksi telah terjadi
antara tahun 1993
Wani, sedangkan pada tahun 1997/1998 terjadi konversi hutan di Way Kibang dan Muara
Sekampung, sehingga luas hutan produksi konversi secara keseluruhan berkurang menjadi
45.115,04 ha (Iabel 2.29).
Catatan
sebesar
Rp 34.620.086 pada tahun 1998/1999 dari produksi dan peredaran kayu bulat dan kayu olahan.
Sedang penerimaan dari hasil pelelangan kayu dan hasil hutan tercatat sebesar
Rp
tahun 1997/1998.
61
g,
:a
@.=
xs
r.rJ 5
U'
ooo)|r)0
o_
oooo)roo
@rr)|r)-f
qqqqaq
o)
(\l
(o-
(o-
ocf,
ct
.<r
o|r)
sG{
c\I
co
o_
o-
q-F
.+d
SL>
ooo)|r)o
ooooo)tr)0
'0
(l)
6
J
'l'=
o
:<
o-
(I'
U)
o
oo
o
oo
(5
o
(g
oqt
o
oo
o
oo
t.:
c{
ooo
oooo
ooo
qq
o(\l
o
o_
o
o
<?
s
oo_
oo
1r|aqcq
ct,
o-
o
o-
o-
o-
ra)
r.-
(\t
ooooo
oo_
ooooo
=o)
.:<
, o)
EcL
abg
cl='-
c!=
;i(uE
-6Ei:
gr
o,
'?c
sa
(!tr
36
o_
G.
CT
(5:
Es
FE
U)
ooooo
ooooooo lr,
o-
(')
C!
Y,
o)_
-t
o)
ol
o
l.i
tr)
o
oo
ro
.q
(\.1
gE
(ct
|r)
at
C'
J=
'2@
\f
lr)0
(.r-
(D
=
:<
lr)
(oogo
s<.!
|r)
(U
(o-
+-;
qo
o--
(U
(otr)$c!o@
<\r
-i
(!J
Y
oE
(!
J
G'
c!
ctv
(2 dt
E5
a5!
:< .c
tnJ
oo
ooo
@
o-
(o
o
oo
o
oo
o
o_
a
oi
o
oo
@
q
CD
SE
-=E
E
:
I
(Il
U'
o(g
sfi
bF
HY
=T
=g
!I
;*
!l
!l !*P-F
'p -F'-P
co
o)
ct)
2p
(U
o,
E
c
(5
a
(g
6
=
G'
E
(['
z.
_g
(U
o)
r+
+KEo,E
dtE=
o)G(/)o,
.E
s,
S:<.u:<-c
=eE-eE
6===<y
(U
E)
c,
oE
(g
.-"
i.
c)
|r)
-o
E
U)
Tabel2.30
Luas Potensi Pengembangan Hutan Rakyat
l.
Potensi Pengembangan
(Ha)
Lokasi
No.
(Kecamahr/Desa)
1.793,00
1.
2. Labuhan Ratu ll
3. Labuhan Ratu
4. Sumber Rejo
5. Jepara
6. SriWangi
7. Braja lndah
8. Braja Luhur
9. Braja Gemilang
77,50
Labuhan,Ratu lV
317,50
235,00
10.
ll.
22,50
240,00
288,00
95,00
67,50
170,00
280,00
Braja Fajar
4.676,00
1. Sadar Sriwijara
2. Way Areng
3. Teluk Dalam
4. Raja Basa 8aru
5. Sri Bawono
6. Mataram Baru
7. Kebun Damar
8. Mandala Sari
9. SriGading
1.350,00
302,50
455,00
468,50
611,00
544,00
325,00
247,50
222,50
150,00
6.469,00
di
hewan besar dan kecil, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi, serta petemakan
unggas seperti ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik. Populasi temak
besar dan unggas pada tahun 1998 relatif merata di seluruh kecamatan, dimana kegiatan
petemakan dapat diusahakan bersamaan dengan kegiatan pertanian lahan kering. Jumlah
rumah tangga yang mengusahakan petemakan hewan besar pada tahun 1998 mencapai
60.173 KK dan ternak unggas mencapai 19.765 KK. Perkembangan produksi daging, telur, dan
susu dari kegiatan peternakan mengalami peningkatan hingga tahun 1998, dimana krisis
perekonomian pada tahun 1997 tidak terlampau berpengaruh terhadap produksi ternak.
Pada tahun 1999, populasi ternak sapi mencapai 50.119 ekor, kambing 66.093 ekor,
ayam buras 1.483.121ekor, ayam petelur448.435 ekor, serta ayam pedaging 1.380.663 ekor.
(f,J
di
penurunan. Jumlah sapi potong adalah 41.720 ekor, kambing sebesar 39.812 ekor, ayam buras
1.179.326 sekor, ayam pedaging 206.800 ekor, dan ayam petelur 346.160 ekor. Populasi itik
mengalami peningkatan dari 41.999 ekortahun 1999 menjadi 47.864 ekor pada tahun 2000.
Populasi ternak tahun 1999 dan 2000 tertera pada Tabel 2.31.
Lampung Timur juga memiliki kegiatan budidaya lebah madu dan penangkaran burung
walet. Budidaya lebah madu terdapat di Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Batang
Hari, dan Sekampung.
Tabel2.31
Populasi Temak Menurut Jenisnya di Lampung Timur
Tahun 1999-2000
Jenis Ternak
t.
1999
Temak Besar
1.
2.
3.
4.
Sapi Pemh
Sapi Potong
Kerbau
Kuda
12
50.119
41.720
6.552
3.643
66.093
39.812
5.654
5.770
10.482
5.483
1.483.121
1.179.326
448.485
346.160
1.380.663
206.800
41.999
47.864
Temak Kecil
1.
2.
3.
Kambing
Domba
Babi
Temak Unooas
'
1.
2.
3.
4.
Ayam Buras
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
ttik
di Lampung
Tengah mencapai
Rp 56,876 milyar. Angka tersebut mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan tahun
sebelumnya, yaitu sebesar
64
Potensi pengembangan lahan perikanan di Lampung Timur relatif cukup luas, dimana
pemanfaatannya pada saat ini belum optimal, diindikasikan oleh pemanfaatan lahan potensial
yang masih rendah. Untuk jenis perikanan tambak, pemanfaatan lahan potensial baru
mencapai 43,73o/o, di mana lahan potensial untuk tambak mencapai 8.000 ha dengan
pemanfaatan seluas 3.498,75
ha.
menjanjikan dengan didukung oleh harga komoditas udang yang tinggi. Perikanan darat antara
lain dilakukan melalui pemanfaatan terpadu lahan sawah dengan budidaya ikan, dikenal
sebagai mina padi. Pemanfaatan lahan potensial oleh budidaya ikan dengan teknik mina padi
baru mencapai7,160/o dari luas lahan. Sedang budidaya perikanan kolam mencapai
dari luas lahan potensial, budidaya yang memanfaatkan lahan pekarangan mencapai
57,30o/o
11,29o/o,
sedang perairan umum berupa sungai, rawa, danau, checkdam, saluran irigasi, dan sebagainya
mencapai pemanfaatan 0,13%. Luas pemanfaatan lahan budidaya perikanan air tawar tahun
2000 dan potensi pengembangannya dapat dilihat pada Tabel232.
Perikanan laut memiliki potensi pengembangan yang tinggi, dimana potensi lestari
penangkapan ikan mencapai sekitar 80.000 ton terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Tingkat
usaha
penangkapan ikan adalah sekitar 550 km2, sedangkan untuk budidaya laut sebesar 6.651 ha.
Jenis budidaya laut yang sudah dikembangkan adalah budidaya kakap putih, kerang hUau, dan
kerapu lumpur. Kegiatan penangkapan ikan di laut telah didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai dengan pelabuhan perikanan Labuhan Maringgai untuk pengolahan ikan.
Produk olahan yang menjadi andalan adalah ikan pari, yang terdiri dari sirip ikan pari sebagai
bahan untuk pembuatan 'pari super' (produk unggulan), kulit ikan pari untuk bahan industri
kerajinan, tulang punggung, dan kepala ikan.
B.
'
Pertambanoan
Kegiatan pertambangan di Lampung Timur yang utama adalah galian golongan C, yaitu
pasir kuarsa, basalt, pasir, dan lempung dengan lokasi penambangan di Kecamatan Labuhan
Maringgai, Sukadana, Raman Utara, Purbolinggo, Way Jepara, dan Jabung. Sebagian besar
merupakan kegiatan pertambangan rakyat dan sebagian merupakan kegiatan usaha swasta.
(t'
E
E
6
.E
oooo
l{)_
o
rr)-
c')_ (\.1- o-
rr)
oo6l
c.
(U
C9
E
ct
o-
ct
'6
8. a. 8_ p- a- a. a_ 8-
c(5
G'
ct
E
C,
qt
x
J6
8_
E_ q-
s*-dEEHEF-PEa
;
c.i
o-
E
o
o-
'6
c,
o
o
A
L
.+
ooooooooa99a
6oo6ooo_o-o-o-o-orrr' c.i <o- d <-i rri .q- o = !o !9 a
bN3r'c)aaRcDF-ag
aa
8- a_ 8- a- a_
a_
F<tNoN<o.q'rlqqaaq
;Giu.j<li?-+r-6i
la)
l!@
(r,
8. 8_ 8_ 8-
sss=ge8Rb'E8F+sl
o
o-
o)
c!-
ro
c.,
.<t
o
o(o
o
c@
c.)
=
E
tr
co)
(5
(o
(!
c,
(6
CL
E
o
o-
9e
s-2
.'igE{
6
C,
o)
o-
6Eg
-oc
(!=c
l-c:
'oc
(E
(\'
.E
=fl
c(!
c(!
.v.
.E
o)
,(L
c(g
E
(D
E
6
oooorooro
o@(oooro
c., 6
6l oi
U:t
-- @
-(D
cocD --
d
lo
oooo.ooa
(o c7, s
o rar (o
orr)(o(olr)(7r(O
NocDCtot<\t=t-f
'8_e.a
oo|r)
@os
Fi oi
@
scD- o
(')_
rr,
o)
tra)
o
ooo
o61 <\r- c.r_
r.C) (o (o
c',
ot-@
q
8-8_8-P.48-8E=e@sa
8<\rg
t\
(t)
o
<t)@
(7)
c!
o-
o-
(5
= c6o
o-
o
(!
.oooooooaQ90
N F (o- (.)_ @_ Gl_ <D_ lrr- @_ o- -@od-'tr)@r*-oto-5q2
6t c., F <D <D i\ <> .<t ra-) C.-, O
t(f)(oF-6ls
o
o
(\l
oo'
(r,
a
ct)
.E
oo
(L
c(I'
.o
E
6
F
CD
r-
(g
(\I
E
(D
o-
6l
C'
x
6
tItr)
ro
o|r)
t\
(f)
o)
u?
|r)
F--
o
o)
c.)
F--
(r,
$
c?)
=
=
oE
(U
C.
c,
(!
CL
=
.o
o
oo
o
q
@
(D
e
o
o-
><
(\t
(5
(l)
><
'6
c
(U
o
E
Io
:<
Hrg
+F
9+HEss39
EF55aggEF$
rc\I..J!<flr)(OF*@g)Oe{
(5
G'
ct
c(5
E
o
o-
(n
(E
.C
s o;_
o)
-o
E
=
</)
Tabel 2.33
Potensi Bahan Galian Golongan C Kabupaten Lampung Timur Tahun 1999
1.
Jenis Bahan
Lokasi
Luas
Cadangan
Galian
Kecamatan
(Ha)
(M')
Pasir Kuarsa
Labuhan tVlaringgd
3.011
88.266.000
Keterangan
Sebagian dilaksanakan Rakyat
dan PD. Wahan Raharja
Sukadana
350
10.500.000
Raman Utara
262
7.860.000
54_000
Purbolinggo
2.
Basalt
Sukadana
1.109
Labuhan lv|aringgai
8.393
Way Jepara
3.
Pasir
412
Jabung
Purbolinggo
55
636.000
Sebagiandiusahakanrakyat
non SIPD
Pasir lepas pantai
Labuhan lt/aringgai
4.
L6mpung
Raman Utara
181
5.730.000
SebagiandilaksanakanRakyat
non SIPD
663.000
Way Jepara
SebagiandilaksanakanRakyat
non SIPD
C.
Industi
Jumlah unit usaha industri mencatat penurunan pada tahun 1998 (tergabung dengan
Kabupaten Lampung Tengah) sebesar -2,94o/o, jumlah tenaga kerja menurun sebesar -4%,
investasi menurun -7,56Vo, dan produksi mengalami penurunan dengan laju -3,630/o. Nilai
produksi pada tahun 1998 mencapai Rp g87.243juta dengan investasi sebesar Rp 104.369
juta. fndustri kecilmencatat 9.156 unit usaha dengan tenaga ke$a sebesar 42.204 orang.
Kegiatan industri yang utama adalah industri tepung tapioka, marmer, dan MSG,
sedang industri kecil terdiri dari industri penggilingan padi, tobong bata, tobong genteng, tahu
tempe, industri kerajinan, gula merah, dan lain-lain.
D.
Petdaqanqan
Kegiatan perdagangan
di
Lampung Tengah) mencakup perdagangan domestik dan kegiatan ekspor impor. Kegiatan
ekspor pada tahun 1998 mencapai nilai US$ 143.953.130 untuk komoditas nenas kaleng, asam
67
citrun, MSG, kertas sembahyang, lada hitam, dan lainnya. Nilai ekspor terbesar diperoleh dari
komoditas nenas kaleng, kemudian lada hitam, dan MSG. Sumbangan Kabupaten Lampung
Tengah tercatat sekitar
E.
Paiwisata
Obyek pariwisata utama di Lampung Timur adalah kawasan Taman Nasional Way
Kambas yang juga menjadi tujuan wisata nasional. Obyek wisata lainnya adalah Taman \Msata
Swadaya, Danau Way Jepara, Danau Beringin Indah, Danau Kemuning, Kawasan Wisata Way
Curup, Taman Nasional Purbakala, Rumah Adat Sukadana, dan Desa TradisionalWana.
Tabel2.34
Lokasi ObyekWsata di Lampung Timur
Tahun 1998
Lokasi
ObyekWisata
No.
Way Jepara
Danau Kemuning
Sukadana
6a
mengakibatkan nilaitambah yang terbentuk dari hasil pertanian menjaditerbatas. Hingga tahun
1996 terdapat kecenderungan penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari
45,60% pada tahun 1993 menjadi40,99% pada tahun 1996.
perdagangan nrenjadi penyumbang kedua terbesar, namun sejak tahun 1994 sektor industri
mulai menggantikan posisi tersebut.
Sektor tersier merupakan sektor dengan kontribusi yang lebih kecil. Sektor bangunan
merupakan sektor tersier yang cukup berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan
pembangunan fisik. Kontribusi sektortersier lainnya yang meningkat hingga tahun 1996 adalah
sektor keuangan, angkutan, dan llstrik. Sedangkan sektor jasa cenderung mengalami
penurunan, baik jasa pemerintahan umum maupun jasa swasta.
Gambaran sejak tahun 1997, dengan mendasarkan pada PDRB Kabupaten Lampung
Timur menunjukkan bahwa pembentuk utama struktur perekonomian Lampung Timur adalah
sektor pertanian dengan kontribusi di atas 50%. Dari tahun 1997 hingga 1998 terjadi
peningkatan kontribusi sektor pertanian yang cukup besar, yaitu dari 49,24o/o menjadi 55,37o/o'
Sektor lainnya yang memiliki sumbangan cukup berarti adalah sektor perdagangan, hotel, dan
restoran, namun kontribusinya mengalami penurunan. Di Kabupaten Lampung Timur, sektor
industri memiliki peran yang relatif kecil, yaitu pada urutan keempat setelah sektor konstruksi.
Di samping itu, sektor industri juga mengalami penurunan peran dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Lampung Timur. Sumbangan sektor tersier lainnya juga menunjukkan laju
penurunan, kecuali listrik.
di
69
Tabel2.35
wilayah Potensial Kegiatan Perekonomian Kabupaten Lampung Timur
Sektor
Pertanian
Sub Sektor
Tanaman
Pangan
Perkebunan
Kehutanan
Peternakan
Semua wilaYah
Perikanan
Pertambangan Golongan
lndustri
lndustri Besar
Industri
Kecil
Pariwisata
1.
2.
3.
4.
5.
A.
Transportasi Darat
terdiri atas
Tabel2.36
panjang dan Kondisi Jalan di Kabupaten Lampung Timur Menurut Status Tahun 1999
Jalan Negara
82,99
95,00
Jalan Propinsi
236,56
87,81
Jalan Kabupaten
1.236,90
40,00
Jumlah
1.556,45
Status Jalan
74,27
Rata-rata
Sumber: Pemda Kabupaten Lampung Timur,2000
Ditinjau dari sistem transportasi regional, Kabupaten Lampung Timur dilalui oleh jalur
lintas Timur yang merupakan salah satu jalur utama pergerakan regional. Hingga saat ini, jalur
lintas Timur yang merupakan jalan negara telah menghubungkan Bakauheni, Ketapang, Bunut,
Labuhan Maringgai, Way Jepara, hingga Sukadana. Direncanakan jalur ini akan dikembangkan
hingga Menggala dan menjadi bagian dari jaringan transportasi regional PantaiTimur Sumatera
Bakauheni. Berdasarkan
yang membentang dari Medan Pekanbaru - Jambi - Palembang
studi JICA pada tahun 1992, jaringan jalan Pantai Timur Sumatera di Propinsi Lampung akan
Seputih Banyak
- Way Jepara -
Ketapang
- Bakauheni
sepanjang lebih kurang 204 km, yang terbagi atas 4 (empat) ruas jalan. Ruas jalan yang
melalui Kabupaten Lampung Timur adalah ruas jalan Ketapang - Way Jepara sepanjang 54,70
Seputih Banyak sepanjang 51,80 Km, sedang pembangunan jalan
baru mencakup ruas sepanjang 10,35 Km. Tabel 2.37 menunjukkan pengembangan jaringan
Pembangunan jalur lintas Timur direncanakan dimulai pada pertengahan tahun 2001
dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2003. Keberadaan jalur Timur menjadikan posisi
Kabupaten Lampung Timur strategis yang akan memberikan pengaruh bagi perkembangan
kota-kota yang dilalui oleh jalur tersebut, seperti Kota Way Jepara, Labuhan Maringgai, dan
Sukadana.
,ll*r
Tabel2.37
Rencana Pengembangan Ruas Jalan Bakauheni - Menggala
No.
1.
2.
3.
4.
Ruas
Jalan
Ketapang
Ketapang - Way Jepara
Way Jepara - Seputih Banyak
Seputih Banyak - Menggala
Eakauheni-
Jumlah
18,50
69,50
60,00
56,00
204,00
0,00
0,00
0'00
16,60
16,60
Tabel2.38
Rencana Penanganan Ruas Jalan Bakauheni - Menggala
No.
1.
2.
3.
4.
Ruas
Jalan
Estimasi Penanganan
Panjang,latan
(Km) ffiJahn (Km) Jalan (Km)
Ketapang
Ketapang - Way Jepara
Way Jepara - Seputih Banyak
Seputih Banyak - Menggala
Bakauheni
18,50
69,50
60,00
56,00
18,50
67,40
51,75
0,00
204p0 137,65
Jumlah
0,00
2,10
8,25
56,00
66,35
.
.
.
.
.
.
.
.
- Jabung
- Jabung - Asahan -
Tanjung Sari
Keterangan
Tentative
Maringgai ByPass
Pemb. Sukadana ByPass
Tabel2.39
Panjang Jalan Negara dan Propinsidi Kabupaten Lampung Timur
No. Ruas
Status
Panjang (Km)
Lab. lrr'laringgai
30,100
069
Bunut
020
Jabung
037
- SP. Kemuning
Jabung - Asahan
066 2
Asahan
018
Sukadana
Pg. Raharjo
056 2
Sribawono
LKR Sribawono
019
Sukadana
Labuhan Maringgai
Meho
Pasar Ayam
Metro
016
Yosodadi
017
Gedong Dalam
039
BumiJawa
038
Raman Raya
056
043
043
016
Tanjung Sari
- Sribawono
21,881
Ayam
Tanjung Kari
Sukadana
Purbolinggo
Raman Utara
Gunung Sugih
- Gedong Dalam
SP. Sribawono
UJO Z
Sribawono
055 2
Gunung Agung
080 2
Jatiomulyo
080 3
Kibang
036
51,790
2'1,500
4,300
Gedong Dalam
0,666
5,7'10
014
4,614
65,454
Yosodadi
5,137
Jabung
- Pasar
-
24,630
Sribawono
Wana
Tj. Aji
- Pg. Rahario
- Kibang
- Eantul
11,896
15,128
14,130
9,467
31,300
3,044
1't,036
10p42
18,070
4,000
Propinsi
N =Jalan Negara
Kondisi pelayanan prasarana jalan di Kabupaten Lampung Timur relatif cukup baik,
kecuali di bagian Selatan sekitar Kecamatan Jabung jaringan jalan yang tersedia relatif terbatas
sehubungan dengan keberadaan kawasan lindung Gunung Balak.
Seluruh jalan negara dan jalan propinsi di Kabupaten Lampung Timur merupakan jalan
aspal dengan kondisi relatif baik, kecuali pada ruas jalan negara mulai dari Labuhan Maringgai
ke arah Selatan. Jaringan jalan kabupaten sebagian besar (41,14%) merupakan jalan aspal;
34,59% merupakan jalan tanah; sedang sisanya merupakan jalan batu. Walaupun sebagian
besar merupakan jalan aspal, namun kondisijalan kabupaten yang ada relatif kurang memadai.
Tabel 2.40 menunjukkan kondisijalan kabupaten di Kabupaten Lampung Timur.
F-
JARINGAI'I JALAN
r rrsr aP tal
:-l
:l
n-n
TO]
T
JArJl|tpf,op3sl
0?55l0l5Kn
J LrituBtPAlEl
:u(sr
tqBuPAtEtl
Ftrlor tcclt r
l{
PsrBmAi
Tabel2.40
Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Lampung TimurTahun 1999
Prosenhsi(o/d
Panjang (Km)
KondisiJalan
Jenis Perkerasan
a.
Aspal
530,70
41,14
b. Batu
c. Orkes
31,30
24,26
0,00
0,00
Tanah
446,20
34,59
Jumlah
1.289,90
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
530,70
41,14
31,30
24,26
446,20
34,59
1.289,90
100,00
d.
KondisiJalan
a. Baik
b. Sedang
c. Rusak Sedang
d. Rusak
e. Rusak Berat
Jumlah
Pemilikan kendaraan bermotor di Kabupaten Lampung Timur yang tercatat pada tahun
1998 adafah sebesar 15.817 kendaraan, terdiri atas 2.394 kendaraan roda empat dan 13.423
kendaraan roda
dua.
Kecamatan Jabung, yaitu sebesar 456 kendaraan, sedang jumlah kendaraan bermotor roda
dua terbesar berada di Kecamatan Labuhan Maringgai sebesar 3.992 kendaraan.
Tabel2.41
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya
di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998
Kecamahn
1.
lvlebo Kibang
103
190
293
2.
Batanghari
'173
633
806
J.
Sekampung
192
1.196
1.388
4.
Jabungt;
456
2.823
3.279
7s
Kecamatan
5.
Labuhan Maringgai
322
3.992
4.314
6.
Way Jepara
314
1.356
1.670
7.
Sukadana
2)
270
948
1.218
8.
Pekalongan
233
649
882
Raman Uhra
119
658
777
10.
Purbolinggo
2't2
978
1.190
13.423
15.817
Ju'mlah
Sumber :
Keterangan
B.
Udik
2)
Transportasi Laut
Kabupaten Lampung Timur memiliki 3 (tiga) pelabuhan laut, yaitu Pelabuhan Maringgai,
Pelabuhan Way Penet, dan Pelabuhan Way Sekampung, ketiganya merupakan pelabuhan
nelayan. Pelabuhan Maringgai merupakan pelabuhan nelayan terbesar di Kabupaten Lampung
Timur. Tabel 2.41 menunjukkan kegiatan operasional ketiga pelabuhan laut di Kabupaten
Lampung Timur.
di
tahun 1998 tercata sebesar 1.160 buah, terdiri atas 1.153 kapal nelayan dan 7 buah kapal
pelayaran rakyat. Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Madnggai tahun 1998 relatif menurun
dibandingkan tahun 1997. Selain terjadi penurunan jumlah kapal yang sandar, juga terjadi
penurunan aktifitas bongkar muat. Aktifitas bongkar ikan dan udang mencapai 259.874 kg,
menurun 32% dibandingkan tahun 1997.
Kegiatan bongkar muat di pelabuhan Way Penet dan Way Sekampung pada tahun
1998 mencatat peningkatan dibanding tahun 1997, walaupun kuantitasnya lebih rendah
dibandingkan pelabuhan Labuhan Maringgai. Kegiatan bongkar muat
di
pelabuhan Way
Sekampung pada tahun 1998 mencatat peningkatan yang signifikan dan tercatat sebagai
kegiatan bongkar udang tefiesar di Kabupaten Lampung Timur, yaitu sebesar 66,61olo.
Potensipelabuhan Labuhan Maringgaibagi perkembangan Kabupaten Lampung Timur
pada masa mendatang adalah signifikan, terutama sebagai sarana transportasi barang dan
penumpang.
to
Tabel2.42
Jumlah Kapal dan Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan Laut
di Kabupaten Lampung TimurTahun 1997-1998
Jumlah Kapal
Tahun
No.
Pelayaran
Rakyat
Nelayan
Muat
Es Balok
(Kg)
Bongkar
lkan
(Kg)
Udang (Ks)
Kayu Bulat
(m')
ll.
1997
1.533
560.030
347.340
36.295
54
1998
1.153
345.490
246.095
't3.776
23
78.000
61.700
't2.800
20
1'14.000
63.500
17.050
1998
lll.
703
1997
1998
100
142.000
104.000
43.000
'14
309
49
183.400
162.500
61.500
136
C.
Transportasi Udara
Pada saat ini, prasarana transportasi udara yang terdapat di Kabupaten Lampung
PT.
Nusantara Tropical
Fruit
di
pengembangannya
Areal pelayanan irigasi direncanakan mencakup lahan seluas 121.950 Ha, dimana
pada saat ini luas areals-awah fungsi baru mencapai 86.033 Ha.
Areal irigasi di Kabupaten Lampung Timur terdiri atas 2 (dua) wilayah utama, yaitu di
bagian Utara Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dengan areal irigasi Kabupaten
dan sekitamya.
77
Areal irigasi Lampung Timur umumnya bergabung dengan areal irigasi kabupaten di
sekitarnya. Lahan pertanian di bagian Utara Kabupaten Lampung Timur dilayani oleh jaringan
irigasi Way Sekampung dengan sungai pendukung antara lain Way Raman dan Way
Batanghari. Areal irigasi di Kabupaten Lampung Timur yang dilayani jaringan irigasi tersebut
meliputi Kecamatan Pekalongan, Pur.bolinggo, Raman Utara, Batarphari, dan Sekampung.
Areal irigasi di kawasan ini bergabung dengan areal idgasi Lampung Tengah. Permasalahan
yang dihadapi adalah tidak tersedianya air yang mencukupi untuk lahan pertanian sepanjang
tahsn. Oleh karena jaringan irigasi meliputi lebih dari satu kabupaten, maka penanganannya
perlu dilakukan secara terkoordinasi antar kabupaten dan melibatkan kewenangan propinsi.
Lahan pertanian di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dengan
Lampung Selatang relatif tidak mengalami persoalan serius berkenaan dengan jaringan irigasi.
Lahan pertanian di kawasan ini diairi oleh Way Sekampung dan didukung pula oleh jaringan
irigasiWay Jepara.
Tabel2.43
Luas Areal lrigasi di Kabupaten Lampung Tengah Hingga AkhirTahun 1998
Daerah lrigasi/Rawa
Luas Rencana
(Ha)
1.
Bahnghad Uhra
7.680,00
2.
Raman Uhra
6.304,00
4.236,00
3.
Way Sekampung
20.546,00
16.295,00
4.
Punggur Utara
30.8'|il,00
21.081,50
5.
374,00
254,00
6.
Way Bedngin
106,00
70,00
7.
WayAndak
168,00
109.00
8.
345,00
75,50
4.732,00
Way Jepara
6.590,00
5.1n,25
10.
Way Curup
4.689,00
1.955,00
11.
Seputih Surabaya
3.000,00
50,00
12.
Rawa Kramat
10.400,00
9.126,00
13.
Way Binjai
307,00
86,00
578,00
'47,00
441,00
436,00
14.
Way Srikaton
15.
way Sungkai
16.
Way Sungkai ll
156,00
57,00
17.
Way
Tpo Lunik
386,00
362,00
18.
Way [,lerias
87,00
87,00
19.
391,00
391,00
20.
Way Sdmulyo P.
619,00
585,00
21.
Way Muara
fths
539,00
539,00
22.
Tahyan
382,00
382,00
23.
Tipo Balak
1.133,00
944,00
24.
25.
Way Seputih
26.
Way Pengubuan
Jumlah
685,00
510,00
20.201,00
14.612,00
5.000,00
3.500,75
121.950,00
86.003,00
7A
Tabel2.44
Jaringan lrigasi Kabupaten Lampung Tengah Hingga AkhirTahun 1998
No.
Daerah lrigasi/Rawa
Panjang Jalan
Panjang Saluran
Pdmer (m)
Sekunder
(m)
Inspeksi(Km)
32.086
29.535
47.543
Raman Utara
28.259
22.035
39.1 19
Way Sekampung
73.260
60.789
53.808
Punggur Utara
43.715
194.555
189.173
7.031
0
0
BahnghariUtara
227
Way Andak
5.964
7.199
7.199
28.529
30.045
74.525
16.916
8.702
41.525
54.249
75.790
6.850
2.600
12.600
935
Way Sungkai ll
5.005
7.850
Way Merias
2.300
9.189
Way Sdmulyo P.
8.572
3.790
Tatayan
3.350
Tipo Balak
9.800
10.580
Way Seputih
56.678
122.987
179.634
Way Pengubuan
11.102
45.745
57.847
592.783
690.373
Way Beringin
Way Jepara
Way Curup
Seputih Surabaya
Rawa Kramat
Way Binjai
Way Srikaton
way Sungkai
'146.036
A.
(non-PLN). Hingga tahun 2000, jumlah pelanggan listrik PLN berjumlah 44.169 sambungan
yang tersebar di 136te5a di 10 kecamatan. Kecamatan yang belum terlayani oleh PLN adalah
Kecamatan Raman Utara dan Kecamatan Purbolinggo. Sedan kantor koperasi yang mengelola
di 7
(tujuh)
79
I(ABUPATEN
TAMPUNGTENGAH
KOTA
METRO
*.;-Er
i;2..
i
:U,\
___-.,_i^r_
tl
I(ABUPATEN
LAMPUNGSEIATAI
**,i{;f
I
i-'.ry
F=l
s rrsrqsuPAlEil
F|
JAUIIGGARA
DAEMH
2.ll
lRlC',ASl
flpRoPft{sl
-l
|-I-n Buor xrstn rEN
Ti5] B{xorAtcc ttATAr{
F--=- DAMU
K sr,ncAr
Im oAEnrHrRrc sl
:
DAERA69M;{ASE
PEffRNTATI KAN'PATEN UI'PI'I{G
TMN
{
M@fr 9puih
I.AUT'AWA
KAAUPATEN
TAMPUNG TENGAH
/gS.2,Pol|8,
lr
.\
.-
r\Ec.
LAUTJAWA
KOTA
METRO
Jl
------\t-sire'{
'\
,^tF"c-
i-A.1.
ttrrlb.E \\.' \
r/^.
r-r
lrlrrs
s.m; l 'a'L
-'s:t{^
tcc.
-'..
,
(-
.)
r-
fu^
.:J
;. ^ \
-t
xeq
]GBUPATEN
trlPt NG SELATAII
IAUTJAWA
:,,i-'-,,. ^
i PROPn{lit thPtttc
( ^
.-i r'
(\-l?*
\
\. .-._.)
!
a\;*
l\t -,,-
rLrL
., 3
,'lwSetwe
F=
BATAsTGSFATEN
FASILITAS LISTRIK DI
DI KABUPATEN I.AIilPUNG TIMUR
JA-AT,1NEGARA
TI-n
-
l-O-l
F<
I
,1\
JA-ANpRoptNsl
BKoTATGBIPATEil
tstxor
KEcArATAr{
suNGAl
LrsrRrKDARrRr{
LrsrRrKDARrNoNPu{
PEREICAI{
PElGAl{Gt
t{
l{ DAEM}I
^il
a1
Tabel2.45
Jumlah Sambungan Listrik di Kabupaten Lampung Timur
PLNl}
No
Kecamahn
Jumlah Pelanggan
Jumlah Desa
non PLN
Terlayani
1.
Ivleho Kibang
't.389
3.245
2.
Bahng Had
6.646
16
3.
Sekampung
6.006
13
4.
Jabung
4.289
18
5.
Labuhan Maringgai
8.865
27
328
6.
Way Jepara
7.208
27
7.
Sukadana
1.520
2.553
8.
Pekalongan
21
21
4.599
Raman Utara
2.259
10.
Purbolinggo
5.211
11.
lvlarga Tiga
3.168
10
30
12.
Sekampung Udik
5.057
't0
44.'t69
136
18.225
Jumlah
Sumber : 1) PLN Ranting lvlefo,
2l
Penyediaan listrik oleh PLN di Kabupaten Lampung Timur dikelola oleh PLN unit
Batanghari, Sekampung, Sribawono, Way Jepara, Jabung, dan Pugung Raharjo, dengan
produksi fistrik yang dibangkitkan sebesar 30,37 juta KwH (tabel 2.46). Pada tahun 1997 unit
Sribawono tercatat sebagai produsen listrik terbesar, yaitu sebesar 8,45 juta KwH, disusul oleh
Unit Sekampung sebesar 6,87 juta KwH dan Unit Way Jepara sebesar 6,09 juta KwH. Produksi
fistrik yang terjual pada tahun 1997 adalah sebesar 23,28 juta Kwh, sehingga tingkat pelayanan
mencapai 76,650/o.
Pada tahun 1998, produksi listrik yang terjual tercatat sebesar 25.146.785 KwH, dimana
Unit SriBawono mencatat penjualan sebesar 7,57 juta Kwh, disusul oleh Unit Sekampung
sebesar 5,43 juta KwH dan unit Way Jepara sebesar 4,67 juta KwH. Tabel 2.47 menunjukkan
produksi listrik yang terjualdi Kabupaten Lampung Timur.
Tabel2.46
Produksi Listrik yang Dibangkitkan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
1997 (KwH)
Unit
Tahun
Jabung
Pugung Jumlah
Raha{o
1990
2U.7U
359.490
4.0l|4.480
431.340
279.960
5.350.004
1991
3.81 1.520
394.756
271.9?!J
4.478.206
1992
475.111
850.123
4.404.276
844.548
283.U2
6.857.400
1993
597.600
1.002.369
4.257.4U
1.1
80.664
308.230
519.346
7.865.643
1994
762.743
1.419.934
2.698.416
1.290.888
379.725
955.099
7.506.805
1995
1.238.265
2.374.015
3.631.588
1.558.364
lB9.163
1.587.875
10.879.270
1996
2324.743
4.373.906
5.178.202
3.640.8't0
1.413.928
2.655.177
19.586.726
2.739.568
6.871.019
8.446.490
6.086.801
1.771.039
4.'155.556
30.370.473
997
Tabel2.47
Produksi Listrik yang Terjual di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
1998 (KwH)
Unit
Tahun
Pugung
Jabuno
Rahado
Jumlah
990
340.387
613.750
3.169.31
579.512
238.133
4.941.093
991
404.314
804.131
3.289.097
7U.425
266.098
5.548.065
992
475.1 10
850.123
3.300.369
925.385
270.U0
5.821.327
993
597.600
1.002.369
2.787.870
1.093.385
295.409
519.346
6.295.979
994
762.745
1.542.198
2.398.398
1.131.686
336.938
955.099
7.127.0M
995
991.040
1.985.448
4.307.194
1.315.960
422.191
1.348.658
10.370.491
996
1.676.926
3.298.317
4.307.194
3.029.806
1.024.545
2.056.367
15.393.155
I 997
2.225.041
4.808.434
6.796.680
4.643.958
1.428.999
3.381.576
23.284.688
2.121.314
5.434.902
4.670.0'tl
1.729.5U
3.619.102
25.146.785
998
.571.872
Pada tahun 1997, jumlah pelanggan listrik PLN yang dilayani oleh
(enam) unit
pefayanan berjumlah 31.275 sambungan dengan jumlah daya terpasang sebesar 16.241,25
KVA. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa pelayanan listrik oleh PLN mencapai
12,49o/o
rumah tangga diKabupaten Lampung Timur, sedang 10,02o/o dilayanioleh listrik non-PLN.
Pelayanan listrik baik yang dilayani oleh PLN maupun non-PLN belum menjangkau
seluruh desa di Lampung Timur, sehingga masih dibutuhkan pengembangan jaringan listrik ke
kawasan perdesaan, antara lain dengan memanfaatkan energidiesel.
d5
Tabel2.48
Jumlah Pelanggan, KVA Terpasang, Jaringan, dan Jumlah Gardu Listrik Per Cabang/Ranting
di Kabupaten Lampung TimurTahun 1997
Jumlah
Pelanggan
Unit
Jaringan
Tegangan
Menengah
KVA
Terpasang
Jumlah
Gardu
Jaringan
KVA
Terpasang
Tegangan
Rendah
Pada Gardu
Bahng Hari
3.858
1.837,35
35.171
23
103.08'l
1.880
Sekampung
7.',171
3.434,85
81.791
50
256.828
3.920
Sribawono
8.039
4.181,75
101.030
38
174.244
3.350
Way Jepara
5.534
2.941,75
94.496
27
174.255
2.155
Jabung
2.364
1.226,80
50.470
16
5't.000
1.370
Pugung Raharjo
5.309
2.618,75
69.1 19
33
151.688
2.260
31.275
16.241,25
432.077
187
911 .096
Jumlah
B.
8.1
maupun diupayakan secara mandiri oleh masyarakat. Daerah yang terlayani oleh PDAM
meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Metro Kibang, Kecamatan Sekampung, dan
Kecamatan Labuhan Maringgai dengan jumlah pelanggan sebesar 1.861 sambungan.
Dibandingkan jumlah rumah tangga di Kabupaten Lampung Timur, maka pelayanaan air bersih
oleh PDAM baru mencapai1,29o/o.
Tabel2.49
Jumlah Pelanggan Air Bersih di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
No
Kecamatan
PDAM
non PDAM
1.
lvletro Kibang
22
3.999
2.
Batang Hari
9.704
3.
Sekampung
341
4.
Jabung
5.
Labuhan Maringgai
1.498
o.
Way Jepara
7.
Sukadana
8.
Pekalongan
9.
Raman Utara
Purbolinggo
11.
Marga Tiga
12.
Sekampung Udik
1.861
13.703
10.
*---
a4
yang
bersangkutan. Kecamatan Sukadana yang merupakan ibukota Kabupaten Lampung Timur dan
Kecamatan Way Jepara yang merupakan kawasan perkotaan saat
oleh
PDAM. Di kawasan-kawasan perkotaan perlu dikembangkan sistem pelayanan air bersih yang
terencana.
8.2
Fasilitas Pendidikan
Hingga tahun 1998 fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 944
unit sekolah meliputi berbagai tingkat pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah
Atas, termasuk madrasah. Sekolah Dasar di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 651 buah,
SLTP berjumlah 209 buah, dan SLTA berjumlah 94 buah. Sekolah Dasar sebagian besar
'sukadana,
berada di Kecamatan
Labuhan Maringgai, dan Jabung. SLTP sebagian besar
berlokasi
Jepara dan Labuhan Maringgai. Fasilitas pendidikan tinggi hanya terdapat di Kecamatan Way
Jepara.
Tabel2.50
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 (Unit)
SLTA
Kecamatan
6
43
42
14
Jabung
104
39
Labuhan lv'laringgai
106
42
14
1.
lvlefo Kibang
16
2.
Bahng Hari
J.
Sekampung
4.
6
6.
Way Jepara
7.
Sukadana
8.
9.
68
26
16
121
29
Pekalongan
34
11
Raman Utara
46
18
10
10.
Purbolinggo
11.
lvlarga Tiga
12.
Sekampung Udik
51
.1
*)
20
1
7
Jumlah
Sumber : Kecamahn Lampung Timur Dalam Angka, 1998
-)Tidak
tersedia data
lang
Departemen Pekerjaan Umum, maka kebutuhan SD dan SLTP di Kabupaten Lampung Timur
telah tercukupi, sedang fasilitas pendidikan SLTA mencapai 42,93o/o kebutuhan yang ada,
bersangkutan. Kecamatan Sukadana yang merupakan ibukota Kabupaten Lampung Timur dan
Kecamatan Way Jepara yang merupakan kawasan perkotaan saat
oleh
PDAM. Di kawasan-kawasan perkotaan perlu dikembangkan sistem pelayanan air bersih yang
terencana.
8.2
Fasilitas Pendidikan
Hingga tahun 1998 fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 944
unit sekolah meliputi berbagai tingkat pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah
Atas, termasuk madrasah. Sekolah Dasar di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 651 buah,
SLTP berjumlah 209 buah, dan SLTA berjumlah 94 buah. Sekolah Dasar sebagian besar
berada
di
berlokasi
Jepara dan Labuhan Maringgai. Fasilitas pendidikan tinggi hanya terdapat di Kecamatan Way
Jepara.
Tabel2.50
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 (Unit)
Kecamabn
SLTP
SLTA
1.
Metro Kibang
16
2.
Babng Hari
43
J.
Sekampung
42
14
4.
Jabung
104
39
5.
Labuhan lvlaringgai
106
42
14
6.
Way Jepara
7.
Sukadana
6_
68
26
16
121
29
Pekalongan
34
11
Raman Utara
46
10.
Purbolinggo
51
18
10
11.
lvlarga Tiga
')
')
12.
Sekampung Udik
20
Jumlah
651
lang
Departemen Pekerjaan Umum, maka kebutuhan SD dan SLTP di Kabupaten Lampung Timur
telah tercukupi, sedang fasilitas pendidikan SLTA mencapai 42,93o/o kebutuhan yang ada,
dengan kebutuhan ideal sebesar 179 buah SLTA. Kecamatan yang belum memiliki fasilitas
SLTA adalah Kecamatan Metro Kibang.
8.3
Fasilitas Kesehatran
di
Fasilitas kesehatan
2000, pada dasarnya Kabupaten Lampung Timur membutuhkan fasilitas rumah sakit umum.
Tabel 2.51 menyajikan jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Timur tahun 1998.
Tabel2.51
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998
T*X^
Kecamatan
1.
Metro Kibang
2.
Batang Hari
Porikrinik
Puskesmad
Pustu
Klinik
Bersalin
Praktek
Dokter
Apotik
J.
Sekampung
4.
Jabung
16
5.
Labuhan lvlaringgai
20
6.
Way Jepara
16
7.
Sukadana
14
8.
a
Pekalongan
10.
Purbolinggo
11.
Marga Tiga
12.
Sekampung Udik
Raman Utara
5
10
Jumlah
15
112
yang berlokasi di Kecamatan Sekampung, Jabung, Labuhan Maringgai, Raman Utara, dan
Sekampung Udik. Puskesmas maupun puskesmas pembantu berjumlah 112 buah berlokasidi
seluruh kecamatan. Jumlah klinik bersalin yang tercatat pada tahun 1998 adalah 13 buah yang
tersebar
Raman
Utara. Prakter dokter berjumlah 40 unit berlokasi di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan
Batanghari. Dibandingkan jumlah penduduk yang harus dilayani, fasilitas apotik yang tercatat
hanya 1 (satu) unit di Kecamatan Way Jepara belum mencukupi kebutuhan. Kecamatan
Batanghari tercatat sebagai kecamatan dengan fasilitas kesehatan paling minim, dengan 6
buah puskesmas/puskesmas pembantu.
8.4
Sarana Peribadatan
Jumlah fasilitas peribadatan
di Kabupaten
surau/langgar, gereja, pura, dan vihara. Bangunan mesjid tercatat sejumlah 946 buah, sedang
surau/langgar tercatat berjumlah 2.222 buah dan tersebar
kecamatan.
Gereja tercatat berjumlah 149 buah, pura berjumlahT3 buah, dan vihara beflumlah 26 buah.
abel2.52
No
1.
2.
Kecamatan
Masjid
Metro Kibang
21
Batang Hari
Sekampung
Surau/
Langgar
Gereja
Vihara
47
57
128
10
42
145
4.
Jabung
149
420
40
31
5.
Labuhan Maringgai
186
407
27
12
6.
Way Jepara
124
268
22
11
I.
Sukadana
132
280
11
6.
q
Pekalongan
41
66
Raman Utara
50
87
13
10.
Purbolinggo
57
185
11.
Marga Tiga
61
't
16
12.
Sekampung Udik
26
71
Jumlah
(
1
149
0
0
26
8.5
Sarana Perekonomian
Fasilitas pasar di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1998 tercatat berjumlah 69
buah tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah terbesar terdapat di Kecamatan Jabung sebanyak
Fasilitas KUD pada tahun 1998 berjumlah 27 buah dan lersebardiseluruh kecamatan,
kecuali Kecamatan Way Jepara. Jumlah bank 8 buah tersebar di Kecamatan Batanghari,
Sekampung, Labuhan Maringgai, Pekalongan, Raman Utara, dan Purbolinggo.
Walaupun di Kecamatan Way Jepara menunjukkan intensitas kegiatan perdagangan
yang cukup tinggi, namun belum bersedia KUD dan fasilitas perbankan yang mendukung
kegiatan ekonomi. Kawasan-kawasan yang berpotensi sebagai kawasan perdagangan perlu
dilengkapidengan perdagangan dan keuangan yang memadai.
a7
Tabel2.53
Jumlah Fasilitas Perekonomian di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
No.
Kecamahn
Pasar
Toko/warung
KUD
Bank
Rumah
Makan
1.
lvlebo Kibang
19
2.
Batang Hari
46
10
J.
Sekampung
4.
Jabung
5.
Labuhan lvlaringgai
262
22
624
20
11
12
499
111
84
6.
Way Jepara
7.
Sukadana
8.
Pekalongan
30
Raman Utara
110
24
10.
Purbolinggo
57
11.
Marga Tiga
56
12.
Sekampung Udik
Jumlah
210
69
1.820
27
382
aa
BAB
KONSEP
PENGEMBAI{GANI TATA RUAI{G
I(ABUPATEN I-AIVIPUNG TIMUR
3.1
3.1.1 Visi
Visi pembangunan Kabupaten Lampung Timurdalam jangka panjang adalah
3.1.2 Misi
Guna mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lampung Timur, maka arahan
perencanaan, pemanfaatan, dan-ps-ngendalian tata ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur
E:'
Misi
M EN I N G
TIMUR
Kualitas kesejahteraan masyarakat yang relatif rendah membutuhkan perhatian yang
tinggi pada pengembangan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat terutama kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah. Misi ini bertujuan untuk meletakkan penataan ruang
selaras dengan usaha pengentasan kemiskinan; pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi
diantara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah; dan penurunan
tingkat keresahan dan kriminalitas di masyarakat. Misi ini juga dimaksudkan agar penataan
ruang wilayah mendorong proses perluasan dan perkuatan.potensi sumberdaya alam yang
dan proses pembentukan aliansi strategis antara masyarakat dengan pemilik modal dan
Pemerintah.
Misi2
M EN
NGKATKAN PERTUM
PERTUMBUHAN
Labuhan
MiSi
3 :
utama bagi pembangunan Kabupaten Lampung Timur. Misi ini bertujuan untuk meletakkan
perbaikan, pelestarian, dan perlindungan ekosistem
di
prioritas yang tinggi dalam kegiatan pembangunan yang memanfaatkan sumberdaya alam
setempat. Misi ini meletakkan penataan ruang selaras dengan usaha-usaha pengendalian
perkembangan pada kawasan lindung serta mendorong pertembangan pada kawasan yang
memiliki sumberdaya alam dan keuntungan lokasional.
3.2
(a)
menggerakkan
pertumbuhan Kabupaten Lampung Timur secara lebih luas sesuai potensi dan kendala
perkembangan yang dihadapi oleh pusat-pusat pertumbuhan-
Upaya ini dimaksudkan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi
wilayah Kabupaten Lampung Timur secara agregatif. Terftait dengan hal ini adalah
identifikasi potensi setempat serta pemberian prasarana dan sarana pendukung bagi
pusat-pusat pertumbuhan tersebut. Dalam hal ini penciptaan peluang bagi ekonomi rakyat
perlu diperluas agar masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kemakmuran dan kesejahteraannya.
(c)
(d)
salah satu perhatian utama sesuai dengan kondisi fisik wilayah serta peningkatan
kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan.
(e)
melalui alokasi ruang dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan, struktur penduduk yang terbentuk, serta kecenderungan distribusi penduduk
dalam sektor ekonomi.
3.3
wilayah Kabupaten Lampung Timur sebagaimana tertuang dalam RTRW Propinsi Lampung
2000
2015 hdalah
vt
(a)
Penetapan wilayah Way Kambas seluas 130.000 Ha sebagai taman nasional berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444lMenhut-ll/1 989.
(b)
(c) Penetapan pelabuhan laut Labuhan Maringgaisebagai pelabuhan pengumpan regional(d) Pengembangan jalur lintas Timur Propinsi Lampung, mulai dari Bakauheni, Ketapang,
Bunut, Labuhan Maringgai, Sukadana, hingga Bujung Tenuk sebagaijalur arteri primer.
, (e)
Penetapan status hutan lindung yang telah terambah di Kecamatan Jabung dan Labuhan
Maringgai di dalam RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001
2010.
berikut:
(a)
Menetapkan Kota Sukadana sebagai pusat pelayanan primer dengan fungsi utama
pemerintahan dan pendidikan tinggi.
(b)
Mdnetapkan Kota Way Jepara, Labuhan Maringgai, dan Sribawono sebagai pusat
pengembangan kegiatan perdagangan, jasa, dan industri pada skala Propinsi Lampung
dan Kabupaten Lampung Timur.
potensi
(e)
peranannya pada lingkup Kabupaten Lampung Timur, Propinsi Lampung, dan wilayah
yang lebih luas.
(f)
Menetapkan kawasan prioritas pada skala Kabupaten Lampung Timur dalam rangka
meningkatkan perekonomian dan mempertahankan kelestarian lingkungan Kabupaten
Lampung Timur.
3.4
(1)
Penataan ruang berorientasi membuka peluang bagi seluruh anggota masyarakat dan
sektor pembangunan semra proporsional dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan
(2)
Pemanfaatan ruang
di
(3)
(4)
pole) bagi Kabupaten Lampung Timur pada hakekatnya perlu diletakkan dalam perspektif
jangka panjang, dimana RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001-2011 merupakan bagian dari
proses perkembangan dan pertumbuhan jangka panjang tersebut. Melalui pendekatan ini, yang
dituju adalah terciptanya proses pertumbuhan regional yang tinggi untuk menghimpun daya
penggerak perkembangan wilayah secara menyeluruh, sehingga berbagai potensi yang ada
pada saat ini dapat difungsikan secara efisien. Walaupun pendekatan perkembangan melalui
tickling down effect tidak selalu membuktikan keefektifan proses perkembangan melalui pusatpusat pertfnibuhan, namun pengalaman pada masa yang lampau telah memberikan petunjuk
bahwa tindakan-tindakan proaktif perlu dilengkapkan sebagai komplementaritas proses tata
93
(1)
Kabupaten Lampung Timur merupakan satuan wilayah administrasi yang relatif baru,
sehingga dalam proses pembentukan satuan ruang yang solid perlu mengembangkan
fungsi-fungsi utama bagi wilayahnya.
(2)
Skata ruang Kabupaten Lampung Timur relatif terbatas dibandingkan wilayah Propinsi
Lampung, sehingga proses penjalaran perkembangan bagi setiap bagian wilayah
Kabupaten cenderung dapat berlangsung lebih mudah.'
(3)
(4)
Walaupun merupakan Kabupaten yang relatif baru berdiri, Lampung Timur pada dasamya
memiliki potensi pengembangan yang dapat diandalkan. Untuk itu dibutuhkan upaya yang
lebih terfokus untuk memanfaatkan potensi pengembangan eksisting secara bijaksana.
(5)
Pemberian prioritas pada bagian wilayah tertentu sebagai kawasan pertumbuhan pada
hakekatnya dapat menciptakan efisiensi dalam penyediaan pelayanan publik. Dalam
kaitan ini dipertimbangkan pula bahwa dari segi kependudukan dibutuhkan distribusi
pelayanan yang efektif dan efisien.
(6)
Kabupaten Lampung Timur memiliki beberapa kawasan lindung yang meliputi areal cukup
merupakan
salah satu upaya untuk mengorientasikan perkembangan fisik pada kawasan budidaya
yang sesuai, sehingga dapat mengurangi tekanan penduduk terhadap keberlanjutan
kawasan berfungsi lindung.
oleh karena dalam skala waktu kedua pendekatan tersebut saling melengkapi satu dengan
lainnya.
mempertimbangkan
yang akan datang. Melalui skenario pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan kebutuhan
sumberdaya perekonomian dan investasi, implikasi terhadap tata ruang, serta kontribusi pelaku
ekonomi baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
memperoleh
potensi
Dengan memacu sektor industri, berarti dibutuhkan investasi yang besar. Di samping itu, sektor
pertanian sebagai sektor basis yang menghasilkan bahan baku industri dikembangkan lebih
intensif.
Pertumbuhan ekonomi pada tahap awal rencana, yaitu hingga tahun 2002 diperfiirakan
mencapai 4o/o per tahun setelah mengalami penurunan 4,19o/o pada tahun 1998 akibat krisis
perekonomian. Laju pertumbuhan ekonomi
4o/o
setelah krisis pereknomian pada tahun 1997, dimana laju tersebut mendekati laju pertumbuhan
Propinsi Lampung pada tahun yang sama. Kegiatan perekonomian ditekankan pada kegiatan
pertanian sebagai sektor basis, yang dianggap dapat mempercepat pemulihan kondisi
perekonomian. Pada masa sebelum krisis perekonomian, laju pertumbuhan rata-rata sektor
pertanian adalah sekitar 4% pertahun.
Pada tahap selanjutnya hingga tahun 2006, laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan
mencapai 7% per tahun, setara dengan laju perekonomian pada tahun 1996. Pada tahap ini,
kegiatan industri mulaidipacu melalui penciptaan iklim investasi yang semakin baik. Pada tahap
ini, kegiatan industri diharapkan mulai berkembang, baik industri yang ada yang
mampu
Pada tahap akhir tahun rencana laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami
peningkatan 2% setiap lima tahun, sehingga pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi
basis dan sektor industri, serta dukungan sumberdaya manusia dan teknologi yang lebih
berkualitas.
Laju pertumbuhan perekonomian pada skenario optimis tertera pada Gambar 3.1.
Dalam skenario pertumbuhan optimis, pada akhir tahun rencana nilai PDRB yang
diperoleh Oipeifirafan mencapai Rp 1.660.565 jda. Perkiraan nilai PDRB menurut lapangan
usaha tertera pada Tabel
3.1.
95
Gambar 3.1
o10
o\
(E
E6
=
-o
E4
=
o
:2
/
:o
:-2
ct)
F
(5
c,
t'
_/
N1
1S8
2o11
Tahun
Pada akhir tahun rencana, sektor pertanian tetap berperan sebagai sektor basis
dengan penurunan dominasi seiring berkembangnya sektor industri. Kontribusi sektor industri
diperkirakan meningkat cukup tinggi, sehingga berada pada posisi kedua. Peran sektor tersier
juga meningkat untuk mendukung sektor primer dan sekunder, seperti sektor perdagangan,
angkutan, keuangan, jasa, dan listrik.
Tabel3.1
Perkiraan NilaiPDRB Kabupaten Lampung Timur
Tahun
2OO1
No.
Lapangan Usaha
1. Perbnian
2. Perbrnbangan dan Penggalian
3. Industi Pengolahan
4. Listik, Gas, dan Air Bersih
5. Konsbuksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. Transporbsi dan Komunikasi
8. Keuangan,Percewaan,danJasaPerusahaan
9. Jasa-Jasa
10. Lainjain
Jumlah
2001
378.778
396.289
10.695
13.081
47.974
76.949
3.097
3.847
56.090
64.637
101.342
1'15.424
29.142
33.858
23.437
26.932
2011
4i}1.701 498.169
19.966 33.211
172.680 357.021
8.094 16.606
97.133 157.754
176.997 282.296
64.755 '116.244
43.170 83.028
64.755 116.240
33.521
38.475
684.076
769.492
1.079.253
1.660.565
769.492
.079.253
1.660.565
96
Gambar 3.1
2OO1
-2011
^10
s
=
(5
EG
=
-o
E4
:2
o,
:o
(E
x-2
CD
c
F
t'
_/
zm'l
1S8
2011
Tahun
Pada akhir tahun rencana, sektor pertanian tetap berperan sebagai sektor basis
dengan penurunan dominasi seidng berkembangnya sektor industri. Kontribusi sektor industri
diperkirakan meningkat cukup tinggi, sehingga berada pada posisi kedua. Peran sektor tersier
juga meningkat untuk mendukung sektor primer dan sekunder, seperti sektor perdagangan,
angkutan, keuangan, jasa, dan listrik.
Tabel3.1
2OO1
Lapangan Usaha
1. Perhnian
2. Perbnbangan dan Penggalian
3. Industi Pengolahan
4. Listik, Gas, dan Air Bersih
5. Konsbuksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. Trangorbsi dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
10. Lain-lain
396.289
378.778
10.695
13.081
47.974
76.949
3.097
3.847
56.090
64.637
101.342
115.424
29.142
33.858
23.437
26.932
2011
1.701 498.169
19.966 33.211
172.680 357.021
8.094 16.606
97.133 157.754
176.997 282.296
64.755 116.240
43.170 83.028
64.755 116.240
33.521
38.475
684.076
769.492
1.079.253
1.660.565
769.492
1.079.253
1.660.565
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2000
Tabel3.2
Perkiraan Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2001
Lapangan Usaha
No.
1. Perhnian
2. Perbmbangan dan Penggalian
3. Indusbi Pengolahan
4. Listik, Gas, dan Air Bersih
5. Konstuksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. TransporhsidanKomunikasi
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
- 2011 (%)
2011
1998
51,50
40,00
30,00
1,56
1,70
1,85
2,00
7,01
10,00
16,00
21,ffi
0,45
0,50
0,75
1,00
8,20
8,40
9,00
9,50
14,81
15,00
16,40
17,00
4,26
4,40
6,00
7,00
3,/$
3,50
4,00
5,00
4,91
5,00
6,00
7,00
100,00
100,00
100,00
55,37
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2000
Tabel3.3
Perkiraan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2001
Lapangan Usaha
No.
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. TransporhsidanKomunikasi
8. Keuangan, Persewaan, dan Jam Perusahaan
9. Jasa-Jasa
Jumlah
2011
(o/o)
1998
2006
2011
7,75
1,52
1,73
2,91
-39,42
6,94
8,83
10,71
-10,14
17,06
17,55
15,64
11,20
7,50
16,04
15,46
-36,15
4,84
8,49
10,19
-7,57
4,43
8,93
9,79
4,48
5,13
13,85
12,41
-3,80
4,74
9,90
13,97
-7,26
4,70
10,97
12,41
4,19
4,00
7,00
9,00
Berdasarkan peRiraan nilai PDRB tahun 2011, tingkat kesejahteraan masyarakat akan
meningkat sebagaimana perldraan PDRB per kapita sebesar Rp 1.850.595. Nilai tersebut
meningkat lebih dari 2 kali lipat PDRB per kapita Lampung Timur pada tahun 1998 atau sebesar
230o/o.
Perkiraan PDRB per kapita Lampung Timur hingga tahun 2011 tertera pada Tabel 3.4.
97
Tabel3.4
Perkiraan PDRB Per Kapita Kabupaten Lampung Timur
Tahun
998
2001
2006
2011
684.076
769.492
1.079.253
1.660.565
852.215
864.228
880.731
896.619
802.704
890.381
1.225.406
1.852.029
A.
Pada tahap ini perekonomian sudah mulai membaik dan menunjukkan pertumbuhan
4olo.
o
.
Selain tanaman pangan, sub sektor perikanan dan petemakan yang memiliki laju
'
lanjut.
Sub sektor perkebunan, terutama perkebunan rakyat juga merupakan potensi yang
dapat dikembangkan lebih lanjut. Komoditi utama sub sektor ini adalah kelapa
dalam.
9a
B.
.
.
.
Tahap ini merupakan tahap pemulihan yang berlangsung selama lima tahun.
Pada tahap ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 7% pertahun.
Sektor primer lain yang dikembangkan sebagai sektor hulu untuk mendukung sistem
ekonomi setempat adalah pertambangan.
c.
o
.
Sektor industri mulai berkembang dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja
yang lebih beragam.
pariwisata
99
dengan dukungan kemudahan permodalan, regulasi, dan mengait pada perekonomian global.
Pada tahap ini, sektor industri berkembang denganlaju pertumbuhan sebesar 17,55o/o per tahun
dan memberikan kontribusisebesar 16% terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur. Sedang
sektor pertanian tumbuh dengan laju sebesar 1,73o/o per tahun dan memberikan kontribusi
sebesar 40% terhadap PDRB Lampung Timur.
Pada lima tahun kedua hingga tahun 2011 perkembangan perekonomian Lampung
Timur tumbuh dengan laju 9% per tahun. Sektor pertanian tetap menjadi sektor andalan utama
dengan didukung perkembangan sektor industri, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah
bagi masyarakat secara intemal. Sektor industri menjadi penyumbang kedua terbesar, yaitu
sebesar 21,5Oo/o dengan laju pertumbuhan sebesar 15,640/o per tahun. Sektor perdagangan
menjadi sektor andalan ketiga setelah industri dengan kontribusi sebesar 17o/o dan laju
pertumbuhan sebesar 9,79o/o per tahun. Peran sektor perdagangan meningkat seiring dengan
perkembangan kebutuhan sektor pertanian, industri, dan sektor lainnya.
di
bawah
Lampung
Timur adalah 4,24 tonlha,lebih rendah dibandingkan produktifitas nasional sebesar 4,44 tonlha.
di
Lampung Timur yang mencapai 3.03 ton/ha lebih tinggi dibandingkan produktifitas nasional
sebesar 2,64 ton/ha. Sedang produktifitas ubi kayu Lampung Timur sebesar 11,20 ton/ha lebih
rendah dibandingkan produtifitas nasional sebesar 12,20 tonlha. Secara umum produktifitas
tanaman pangan di Lampung Timur masih dapat ditingkatkan.
Melalui pengembangan sektor pertanian semra intensif dalam masa sepuluh tahun ke
depan dengan laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 2,91o/o per tahun diharapkan
produktifitas tanaman pangan di Lampung Timur dapat ditingkatkan. Dengan mempertahankan
luas lahan padi sawah yang ada, maka produktifitas tanaman padi sawah ditingkatkan menjadi
5 ton/ha. Upaya yang dilakukan antara lain melalui peningkatan frekuensi tanam dengan
pemanfaatan saluran irigasi secara efektif, sehingga produksi padi Lampung Timur diperkirakan
buahan.
kakao, dan kopi. Sedangkan berdasarkan areal potensial, terdapat 28.995 ha lahan yang dapat
dikembangkan untuk perkebunan rakyat di luar 43.554,75 ha lahan yang telah dibudidayakan,
sehingga luas fahan perkebunan rakyat keseluruhan akan mencapai72.549,75ha.
Subsektor perikanan dikembangkan melalui kegiatan pertambakan dan perikanan laut
di kawasan Pantai Timur mulai dari Way Penet hingga muara Way Sekampung, serta perikanan
air tawar di Rawa Sragi dan seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. Untuk wilayah
Kabupaten Lampung Timur tercatat sekitar 8.000 Ha areal potensial untuk pengembangan
tambak, sementara pemanfaatannya baru mencapai
43,73o/o
perikanan air tawar selain tambak terdapat sekitar 47.899,75 Ha areal potensial yang terdiri dari
mina padi, kolam, aneka ikan, dan perairan umum. Sedangkan pemanfaatan secara
keseluruhan baru mencapai 11,56%. Untuk perikanan laut, areal yang dapat dimanfaatkan
untuk usaha penangkapan ikan adalah sekitar 550 km2 dan untuk budidaya laut adalah sekitar
6.651
Ha.
Subsektor peternakan walaupun belum mencatat kontribusi yang besar, namun laju
pertumbuhannya relatif
pesat.
di
seluruh
wilayah kabupaten, terutama untuk jenis ternak besar, ternak kecil (kambing), ayam buras, dan
ayam ras.
perekonomian
Lampung Timur walaupun mencatat kontribusi yang masih terbatas, terutama untuk bahan
tambang golongan C yang sebagian dikelola rakyat. Lahan pertambangan yang potensial
dikembangkan adalah seluas 14.079 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 106.680.000 m3
untuk pasir kuarsa, 297.309.000 m3 untuk basal, 636.000 m3 untuk pasir, dan 6.393.000
m3
jenis industri pengolahan hasil pertanian, seperti industri tapioka, indstri pengolahan hasil
peternakan, industri pengolahan hasil perikanan, industri pengolahan hasil perkebunan, industri
pengolahan hasil buah-buahan, dan industri kayu.
tol
a.
b.
c.
d.
Penyediaan pelayanan prasarana dan sarana dasar bagi masyarakat Kabupaten Lampung
Timur melalui penyediaan prasarana dan sarana dasar berdasarkan hirarki keterpusatan
pertumbuhan.
1o2
BAB
RENCANIA STRUKTUR
DANI POI-A PEMANFAATANI RUANIG
I(ABUPAT EN I-AIVIPUNG TIMUR
4.1
a.
b.
.
c.
Penataan ruang 12 (dua belas) kecamatan yang merupakan dasar bagi pemanfaatan
ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang.
d.
Struktur ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur terutama dibentuk oleh jaringan
prasarana transportasi, pusat pelayanan, dan kegiatan primer. Hal pokok yang menjadi
pertimbangan bagi penetapan struktur ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah
perkuatan struktur pusat-pusat pelayanan di wilayah bagian Timur dalam rangka meningkatkan
yang luas bagi setiap bagian wilayah untuk memanfaatkan pelayanan prasarana dan sarana
publik.
Alokasi komponen kegiatan perkotaan yang bersifat pelayanan regional, baik pada
tingkat propinsi maupun kabupaten mendasari pengembangan struktur pemanfaatan ruang di
Kabupaten Lampung Timur. Komponen kegiatan tesebut meliputi pemerintahan, transportasi,
perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, dan kegiatan lain yang bersifat primer.
Untuk mencapai kondisi ideattersebut, maka arahan struktur ruang wilayah Kabupaten
Lampung Timur hingga akhir tahun 2011 dibentuk oleh kegiatan primer, pusat-pusat pelayanan,
dan jaringan transportasi sebagaimana tertera pada Tabel 4.1 , Tabel 4.2, dan Gambar 4.1
Tabel 4.1
DES
KEGIATAN
RI PSI
kota
Pemerintahan
Pendidikan Tinggi
Kegiatan Industri
Pelabuhan
Kawasan Wisata
Sentra Pembibitan
d Sribarono -
Labuhan Maringgai
Purbolinggo.
a.
(tiga)
Pusat Pelayanan Primer, yaitu pusat yang melayani wilayah Kabupaten Lampung Timur.
Pusat pelayanan primer dikembangkan di Kota Sukadana.
b.
Pusat Pelayanan Sekunder, yaitu pusat yang melayani satu atau lebih Kecamatan dengan
c.
Pusat Pelayanan Ter5ier, yaitu pusat yang melayani satu atau lebih kecamatan terutama
untuk menciptakan satuan wilayah yang lebih efisien serta penyediaan pelayanan
prasarana dan sarana dasar kepada masyarakat secara merata. Pusat pelayanan
sekunder dikembangkan di Way Jepara, Jabung, Purbolinggo, dan Pekalongan.
M@kpfih
LAUTJAWA
tl
KABUPATEN
.'=l
tt
LAMPUNG TENGAH
./.
.z\ ,iJ
^Yl/
TAITAN NASIONAI WAY KATIIBAS
//
rg.&Lopog
\^ rec.sirftAlu
LAUTJAWA
t
KOTA
METRO
I
,
\
(
/rtsz*
I
KAEUPATEN
IJ/
I.AI'PUNG SELATAI{
ORIENTASI
t\.
.)
a\
I
I
LAUTJAWA
\ ,"\ -/^-',
./
t"\
_.r..J.).
L.l
105
Tabel4.2
Struktur Pusat Pelayanan Kabupaten Lampung Timur
HIRARKI KOTA
Primer Sukadana
UTAMA
FUNGSI
Kabupaten
Pusat pemerintahan
WILAYAH PELAYANAN
Kabupaten Lampung Timur
Sekunder
Labuhan
Maringgai
Pelabdhan
lndustri
Pengolahan hasil perikanan
Tersier
Way
Jepara
masyarakat
Marga Tiga.
Jabung
tanaman
Kecamatan Jabung
pangan
Pelayanan sosial masYarakat
Pendidikan menengah kejuruan
Pekalongan
Pendidikan menengah
Purbolinggo
Pusat pengolahan
kejuruan
hasilpertanian
Pelayanan sosialmasyarakat
Dalam rangka membentuk struktur pemanfaatan ruang yang dituju, maka pada setiap
pusat pelayanan disediakan prasarana dan sarana dasar untuk melayani kebutuhan
masyarakat sesuai dengan skala pelayanannya.
Sukadana.
(a)
Jalur Arteri Primer, yaitu jalur yang melayani pergerakan regional antar propinsi. Jalur
jalan arteri primer ini membentang di sebelah Timur Kabupaten Lampung, mulai dari
Bakauheni, Ketapang, Sripendowo, Bunut, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Sukadana,
hingga Menggala (Kabupaten Tulang Bawang), yang merupakan bagian darijaringan lintas
Timur Sumatera.
(b)
Jalur Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota orde kedua dengan kota orde
kedua atau menghubungkan kota orde kedua dengan kota orde ketiga.
106
.
.
o
.
Labuhan Maringgai
Labuhan Maringgai
Sribawono
Taman Budaya
Sukadana
Nyampir
Jabung
Sukadana
Asahan
- Pugung
Raharjo
Negri Jemanten
Tanjung Bintang
Gedong Wani
Pugung Raharjo
Bungkuk
Tanjung Sari
Nyampir
Donomulyo
Sekampung
Bumi Haria
Metro
Bandar
Lampung
.
.
(c)
Sukadana
Purbolinggo
Jalur Lokal Primer, yaitu jalur yang melayani pergerakan lokal, terutama untuk memberikan
akses bagi sentra produksi sektor primer ke pusat kegiatan sekunder dan tersier. Jalan
lokal primer ini tersebar di seluruh kabupaten.
Untuk mendorong tenrujudnya struktur ruang yang dituju, beberapa bagian wilayah
ditetapkan sebagai kawasan yang pengembangannya dipriorttaskan. Kawasan prioritas
ditetapkan berdasarkan potensi pertumbuhan pada skala nasional dan regional dan fungsi
dalam perlindungan lingkungan, yaitu meliputi
r
.
o
.
r
r
Purbolinggo;
4.2
dinamika perubahan pemanfaatan ruang tidak selalu mengarah pada optimasi pemanfaatan
sumberdaya alam yang
ada.
bagi
ini
107
ey
'lseluauJlpas uep lsola ueqeuau. l1[ueq ueqe0acuad ln1un sr0olo.rooJplq 1s0un1 ue0uap
ueilBIJaqBuJB}rual.e,(uqer*eq!puBsB^^BIue6unpu1padue1paqutau0ueAuPse/v\ex<
: rn>ffiJq feOeqas ueOunpurpad ;sbunl (tedure) 7 dnlecuaur
'ue!ueUad-uou
uesB lel uep 'uBlueuad uesenel 'upnq uesp ABI n1e{ 'eureln uerOeq (eOD g uletpp rbeqral
e(eplpnq uelelOa:l urnurn eJBceS 'ueqel uelensesel uep 'ue6uequa6uad suelod 'Oundureyp
UBIB 6ueA ue1e10e1 IBJls-lB1s uelJesepraq uBIqeJBlp e[eprpnq uete!6a>l Inlun Oueru
uepelueuled eAupfue1ag '6unpu;g ueser{\Bl uede}euad qelBpe uelmlellp 0ueA eutepad deqey
Inlun Btreln
rsOun1 ueOuap
By .
elepnq uep qe:efes reltu 'uelBnq e{eprequns 'urege eleplaqulns dnlecueut 6ue{ dnpq
uebunlOull uBUeFalaX l0unpulgatr euleln p6unpeq 6ue{ uesearre4 qelepe Ounpull
ueselr\ey
/t
JouroN
JouloN
nn uelep
d1su1.l6
ue1Oeq
lnug
0undutel ualednqay
qer{e1prr 1p
uBleBlusued uelep ue0ulluadal IlUuoI sepOuaur sn013e1as 'buefunuau 6u;1es ledep le6e
Joyas lelue uele!0al uBllseJa{uaur uep uBlnpeulair, >ln}un lsbunpaq 6ueru e1e1 ueeuecuelad
60t
^/nsuBp
o0l
leglupuJ ter{unduteu $ue^ le}ued ueldat $uefuedas ue]BJep n1e{ 'lelued uepedueg
g lButlultu
'lebuns
lp epeJaq Oue{ ln00ueyaq IBpl} uep lnO0uepaq 0ue{ le0uns uepedtuas sueg
'reOuns uBrrJBlBpaMBI Z leutu!u,
Bl rp ln00ueuaq lepl
Inlun
qe$uns
El
r6unpu;gau Inlun Inpenl/neuep Jeltlas uep 'Jle eleul JBltIas 'uenlsa 'telued uepedutas
're$uns uepeduas lp ]edualas nlBpaq tut tsDunS 'eAeprpnq uelel$a>l qalo uenD$ueD
er(eqeq depeqlal upl BJ Oue{ ueser'ael ueledrueul Jesaq leOuns lse}utltp 6ue( ueserurel
unuleu 'ueule IlBleJ Jnut11 0undurel ualednqey 'ue$unl0ull t0o1oa0 lslpuol lJPp leqlllq
'e{ureOeqas uep'lgfueq'losOuol'1utnq eduta6'ldelaq Ounun0
sequey
{eyy1 ;euotseN
uerv\eJ uBse/y\e){
tuelep
Inseural
'rleleq ueutefiel-eleueal ;0unpurgaur Inlun ulele elens te0eqas ls0unlsq Ouef ueserney
'Jnulf
lelued lp nBIBq uelnqJeq uBsB/y\BI euas '!e00u!Jet l ueqnqe'] uep 'etedal {e1y1 'Ounqep
uelgutBcay !p lgleg $unung 0unpu11 usse1 B) qelepB !u! uBsB/v\eI u1Blep InsBuIaI
ott
ueu;lnuled upse^ By .
epsll UBd UBSBMB)| .
ulsnpul uBseA
BY .
uBouPquJBUeduese,t\eY
UBI?uJelad
uBsBr'Aey
'3
uesBff\eY .
.
uBunqalJod/ueunqBluButBuBluBse/v\ey
0uuey ueqe'] ue6uBd ueuleuel uelueuad uesel
l.lBsB uBtlB'l ueouBd uBulBuBf uBluBuad
ey .
uBsB/v\B)
1ef1eg
'g
uBlnH uBse^ eY .
.
delal lslnpoJd
:
: rmdlleu
uele efeptpnq
uesB/v\BI
UBUH
ueselr\BY
.V
oueualg 't
tsualod
'Z
'nluaual uBeun00ued
Inlun uBqel uebunynp uep uetBnsasal tel0ult depeqlal uelellued nye{ 'ueqel uelensesey
:
ue0uep uplnlualrp
'l
euecuag
'Brv\Br
lnB'l
rp
1ne1 ne;nd-ne1n4
'o[eqeu 0un0n4
rp eqrnd snlrs upp '0unqep !p bun6nd uenleJe) uesuerv\ leuolstpeJl qeulnJ 'leDOuUeUI
0u3u1gay1 uBnFJoy uesueil leuotstpeJl qEuJru 'luelq Ouopeg leuolslpeJl
uBqnqBl
1p
qguru 'BuBM
ueutt>lnuted uBsB eMndlleu tu! uBse/v\By
tp Oundurel
eso6
leuorsrpBJl
'6unduel efepnq
uBpt{BJB[esue1e00u1uadt0unput;au1npnqelefesuepe{epnqle0ecueueFa|aduBse,v\By<
El
uesetv\By
cl
ueserv\ey
KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
/.-\/
ret
BAIANGHAR
KABUPATEN
LAMPUNG SELATAI.I
F=
BATAsToBIPATEN
w
IIIiIITII
==
:
n-n
|-(5l
F-
R
JALANARTER1pR1yER
JAINKoGKToRPRTMER
F=
I(AWASAN LINDUNG
IGBUPATEN LAIVIPUNG TIMUR
F.=
0255l0lsl(n
grS.rFlt:
Dolilfrn 2m
SurbrFthr:
0 EMfi
111
A.1
produksi tetap yang dieksploitasi melalui sistem tebang pilih atau tebang habis dan tanam.
Kriteria penetapan kawasan hutan produksi tetap mencakup tingkat kelerengan; jenis tanah;
175; dan
dan
konversi lainnya. Kawasan ini umumnya juga berfungsi sebagai kawasan penyangga (buffer
zone) anlara kawasan budidaya non-kehutanan dengan kawasan lindung.
Sesuai dengan ketentuan TGHK Lampung Timur Tahun 2000, kawasan hutan produksi
tetap meliputi hutan register di Way Kibang dan Gedong Wani di wilayah Kecamatan Metro
Kibang, Sekampung, Marga Tiga, dan Sekampung Udik. Luas hutan produksi tetap secara
keseluruhan adalah 4.000 Ha.
A.2
di Kabupaten Lampung
Timur meliputi areal seluas 45.1 15,04 Ha terletak di kawasan hutan register Muara Sekampung,
Way Kibang, dan Gedong Wani. Pada tahun 2000 status hutan produksi konversi tersebut
telah dialihkan untuk kegiatan lainnya.
A.3
Selain hutan produksi tetap dan hutan konversi, Lampung Timur memiliki wilayah
potensial bagi pengembangan hutan rakyat di Kecamatan Way Jepara seluas 4.676 ha
(merupakan areal di sekitar DAS Way Abar) dan
1.793 ha.
8.1
diperuntukkan bagi tanaman padi, dengan pengairan alami ataupun pengairan tekni=**Kriteria
penetapan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah meliputi ketinggian < 1.000 meter;
keferangan < 8o/oi kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 crn; dan terlayani oleh jaringan
irigasi.
ada.
meningkatkan produktifitas lahan yang saat ini tercatat berada di bawah produktifitas nasional
alau kawasan lainnya di Sumatera. Kondisitersebut disebabkan oleh pola 1 kali tanam dalam
setahun untuk sebagian besar areal pertanian sawah, walaupun telah tersedia jaringan irigasi.
Untuk itu, diperlukan perbaikan prasarana idgasi serta peningkatan efektifttas pemanfaatannya.
Melalui kebijakan untuk mempertahankan areal pertanian lahan basah yang ada, maka
pada masa mendatang diharapkan tidak terjadi pengurangan areal lahan basah yang ada
'melalui pola tanam 2 kali tanam
seluas 53.409
Peningkatan produktifitas
ha.
dilakukan
setahun, terutama bagi areal yang dilayani jaringan irigasi. Kawasan budidaya pertanian
di
Pekalongan, Batang Hari, Sekampung, Metro Kibang, Jabung, Labuhan Maringgai, dan Way
Jepara, dengan lokasi pembibitan padidi Pekalongan.
8.2
<
<
8o/o; dan
dan buah-buahan diperkirakan seluas 253.395 Ha dan direncanakan untuk tanaman jagung, ubi
kayu, kacang kedelai, dan buah-buahan. Pengembangan lahan tersebut termasuk rencana
peruntukan bagi tanaman buah-buahan seluas 50.000 ha.
Udik. Sedangkan untuk jenis buah-buahan diarahkan di kawasan sekitar hutan lindung Gunung
Balak, yang berada
dan
8.3
Kawasan Perkebunan
kopi. Sedangkan berdasarkan wilayah potensial, terdapat 28.996 ha areal yang berpotensi
untuk pengembangan perkebunan rakyat di luar areal yang ada seluas 43.554,75 ha, sehingga
luas areaf keseluruhan menjadi 72.549,75 ha. Potensi pengembangan tersebut sebagian besar
adalah untuk tanaman kelapa dalam, lada, kakao, kelapa sawit, dan karet.
Pengembangan kdwasan pertebunan rakyat terutama diarahkan di Kecamatan Marga
Tiga, Sukadana, Jabung, Way Jepara, dan Labuhan Maringgai. Sedang perkebunan besar
berlokasi di Sukadana dan Jabung. Komoditi utama yang dikembangkan meliputi kelapa, lada,
kakao, dan kopi, sedang komoditi penunjang adalah kelapa sawit, karet, cengkeh, dan tebu.
di
Swikis,
8.4
Kawasan Petemakan
Kawasan budidaya peternakan diperuntukkan bagi kegiatan peternakan ternak besar,
ternak kecil, dan padang penggembalaan ternak, dengan kriteria ketinggian < 1000 metefi
kelerengan < 15o/o; dan jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang rumput alamiah.
Kawasan petemakan diarahkan bagi pengembangan petemakan skala kecil (rumah
tangga) dan peternakan skala besar yang tersebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur.
Peternakan skala besar terutama diarahkan di Kecamatan Way Jepara, Jabung, dan Labuhan
Maringgai, sedang petemakan unggas dikembangkan di Kecamatan Pekalongan.
Pengembangan kawasan petemakan direncanakan sebagai berikut
.
.
Ternak besar: Way Jepara, Jabung, Purbolinggo, Raman Utara, dan Labuhan Maringgai
Ternak kecil (kambing) : Metro Kibang, Sekampung, Marga Tiga, Sukadana, Purbolinggo,
dan Batanghari.
.
.
Jabung semra khusus dilakukan melalui penanaman rumput raja (king grass) untuk pakan
temak disamping pakan campuran lainnya.
8.5
Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan diperuntukkan bagi kegiatan perikanan, baik pertambakan/kolam
clan perairan darat lainnya serta perairan laut, dengan kriteria kelerengan < 8olo dan persediaan
114
di Kecamatan Labuhan
Maringgai dan
Jabung, sedamg kawasan Rawa Sragi direncanakan untuk perikanan air tawar. Luas perairan
laut potensial untuk usaha penangkapan ikan adatah sekitar 550 km2, sedang luas potensial
untuk budidaya ikan laut adalah sekitar 6.651 ha. Kegiatan budidaya laut yang dipertahankan
perkembangannya adalah budidaya kakap putih, kerang hijau, dan kerapu lumpur. Kegiatan
perikanan laut dikembangkanmelalui perluasan areal penangkapan dan penyediaan prasarana
dan sarana penangkapan ikan.
Jabung dengan memperhatikan bdtas sempadan pantai, yaitu dengan jarak 100 meter dari titik
pasang tertinggi. Luas potensial pengembangan tambak diperkirakan sekitar 8.000 Ha.
di seluruh
wilayah
kabupaten dengan luas cukup potensial. Luas potensial mina padi diperkirakan sekitar 3.138,1
Ha dengan memanfaatkan arealsawah, luas potensial kolam sekitar 1.636,8 Ha, luas potensial
aneka ikan sekitar 38.606 Ha dengan memanfaatkan areal pekarangan, dan luas potensial
perairan umum sekitar4.318,75 Ha yang merupakan 10% dari luas sungai, danau, dam, rawa,
dan saluran irigasi. Pengembangan budidaya ikan perairan umum yang utama adalah di Dam
Way Kawat, Way Jepara, Way Curup, dan Purbolinggo, dengan lokasi pembibitan ikan diWay
Curup.
C.1
Kawasan Pertambanoan
Kawasan pertambangan diperuntukkan bagi kegiatan budidaya pertambangan sesuai
C diarahkan berdasarkan
galian pasir kuarsa di Kecamatan Labuhan
di Kecamatan
Sukadana,
Labuhan Maringgai, dan Way Jepara; pasir di Kecamatan Jabung, Purbolinggo, dan Labuhan
Maringgai; dan lempung di Kecamatan Raman Utara dan Way Jepara.
dimana
C.2
Kawasan lndustri
dampak sosial; dan bukan merupakan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah yang
beririgasi dan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi.
di
pengalengan
ikan.
di
di
kawasan industri
di
Labuhan
Labuhan
pada
tersebut selain menyangkut segi kelayakan teknis, perlu dilengkapi dengan pertimbangan
kelayakan lingkungannya. Oleh karenanya selain pertimbangan ketesediaan air baku untuk
industri, prasarana dan sarana transportasi, serta insentif bagi investasi; perlu dipertimbangkan
pula dampaknya terhadap kawasan lindung register 38 Gunung Balak dan kemungkinan
pencemaran terhadap areal pertambakan di sepanjang Pantai Timur.
C.3
Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata dengan kriteria memiliki
keindahan alam; memiliki kebudayaan dan peninggalan sejarah bemilai tinggi; dan memiliki
keunikan alami sebagai cagar atau suaka alam.
Pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur direncanakan di
Taman NasionalWay Kambas, merupakan obyek wisata alam berskala intemasional yang
diarahkan pada wisata minat khusus dengan jumlah wisatawan yang terbatas.
Pengelolaan kawasan pariwisata TN Way Kambas dilakukan secara ketat untuk
mempertahankan kelestarian alam.
Taman Nasional Purbakala, merupakan obyek wisata budaya berupa peninggalan situs
purba di Pugung Raharjo.
Rumah Adat Sukadana, merupakan obyek wisata budaya berupa rumah-rumah adat
Lampung di Kecamatan Sukadana
di
Maringgai.
.
r
.
.
.
o
.
.
.
C.4
Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman merupakan kawasan hunian dari kegiatan yang mendukung
lahan; ketersediaan sumber air bersih; akses terhadap prasarana transportasi, ekonomi, dan
sosial; dan bukan merupakan kawasan tanaman pangan lahan basah.
kurun
.
.
Tipe rumah terdiri atas : tipe A (ukuran besar), tipe B (ukuran sedang), dan tipe C (ukuran
kecil)
.
o
A
Tipe B
Tipe C
Tipe
:
:
:
800 m2lunit
300 m2l unit
150 m2lunit
penunjang lainnya. Luas lahan untuk fasilitas umum adalah 4O% dan luas lahan
perumahan.
Berdasarkan asumsi di atas, maka pada tahun 2011 dibutuhkan sekitar 179.000 rumah,
terdiri atas 107.000 unittipe kecil,54.000 unittipe sedang, dan 18.000 unittipe besardengan
areal permukiman seluas 14.980,73 hektar.
'
Proyeksi kebutuhan perumahan Kabupaten Lampung Timur hingga 2011 tertera pada
Tabel4.3
'
Tipe Sedang
Tipe Kecil
Kecamahn
2011
20'11
Meto Kibang
1.
'Bahng
2.
Hari
3.
Sekampung
4.
Jabung
5.
Lab. lvlaringgai
b.
Way Jepara
7.
Sukadana
8.
Pekalongan
Raman Utara
10.
Purbolinggo
11.
Marga Tiga
Jumlah
2.128
5.702
6.654
2.165
2.203
5.765
5.829
6.801
6.951
15.661 15.880
20.257 20.620
12.031 12.M5
13.915 14.120
4.803
4.196
6.840
4.814
6.706
16j02
20.989
12.873
14.329
4.930
5.062
4.224
4.254
7.052
7.269
4.884
4.955
6.801
6.897
103.707 105.688
107_594
1.064 1.082
2.851 2.883
3.327 3.401
7.831 7.940
10.129
10.310
6.016 6.223
6.957 7.060
2.401 2.465
2.098 2.112
3.420 3.526
2.407 2.442
3.353 3.400
51.854 52.8M
2001
1.101
355
2.915
950
3.476
1.109
8.051
2.610
10.494
3.376
6.436
2.005
7.164
2.319
2"531
800
2.127
699
3.635
1.140
2.478
802
3.448
1.'t18
53.797
2006
2011
361
961
1.'134
2.647
3.437
2.074
2.353
822
704
1.175
814
1.133
17.285 17.615
367
972
1.159
2.684
3.498
2.145
2.388
844
709
1.212
826
1.149
17.932
Tabel4.4
Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2001-2011 (Ha)
lvtebo Kibang
2. Batang Hari
3. Sekampung
4. Jabung
5. Lab. lvlaringgai
6. Way Jepara
7. Sukadana
8. Pekalongan
9. Raman Ubra
10.
11.
12.
32,47
33,04
86,48
99,82
234,92
303,86
180,47
208,72
72,04
62,93
72,21
tvlarga Tiga
Sekampung Udik
JumIa
31,91
85,53
102,60
Purbolinggo
100,60
3.556,61
2006
2011
2001
1.
Tipe Besar
Tipe Sedang
Tipe Kecil
Kecamabn
No
32,47
33,04
28,37
87,44
31,91
85,53
86,48
87,44
76,03
102p2
104,27
99,82
102,02
104,27
88,73
238,20
241,53
238,20
241,53
208,81
309,30
314,83
309,30
314,83
270,10
186,68
193,09
186,68
193,09
160,42
211,80
214,93
234,92
303,86
180,47
208,72
211,80
214,93
185,53
73,96
75,92
73,96
75,92
64,03
63,37
63,80
63,37
63,80
55,94
105,77
109,04
105,77
109,04
91,20
73,26
74,33
73,26
74,33
64,19
102,01
103,45
102,01
103,45
89,42
3.591
,32 3.626,68
72,04
62,93
102,60
72,21
100,60
2011
28,86
76,87
90,68
29,37
77,72
92,68
211,73 214,69
274,53 279,85
165,93 171,64
188,27 191,05
65,74 67,49
56,33 56,71
94,02 96,93
65,12 66,07
90,68 91,95
3.447 ,16
I(ABUPATEN
I-AMPUNG TENGAH
i.
.t
-t
,a
KOTA
METRO
KABUPATEN
I.AMPUNG SEI.ATAN
ORIENTASI
f:'f
t-:
E:-
RENCANA POLA
BATAS IGBUPATEN
BATAS KECAIilATAI.I
JALAI.I ARTERI PRIMER
n-n
To-t
RI
l-
ITIIIilIITII
LAHAl.r BAsAH
TA[lBAloPERll$,lAt'l
PEMANFMTAN RUANG
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DANAU
PERKEBUNANBESAR
PERKEBUNANRMYAT
IBUKOTA IGBUPATEN
IBUKOTA KECA}'ATAN
ffi
KAwASANINDUSTRI
DANAU
[{l
KAWASi\NWSATA
SUNGAI
TANIAN NASIOML WAY
l(Al,tBlS
HUTN L]NDUNG
ffi
@
7*
ffi
ffi
ffi
N
Tabel4.5
Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Lampung'Timur
NO.
I.
PEMANFMTAN
RUANG
SEBARAN
LUAS
(HA)
KETERANGAN
KAWASAN LINDUNG
1. KawasanSuakaAlam
Kec.Sukadana
130.000
TNWayKambas
2.
II.
Hubn
Lindung
19.680
Kbang,
Sekanpung,
4.000
Uhra,
Purbolinggo,
Pekalongan,
Batanghad,
53.409
Kec. Jabung,
Kec. Labuhan lvhringgai,
Kec. Way Jepara
KAWASAN BUDIDAYA
PERTANIAN
1. Hubn
ProduksiTehp
2. Perhnian
3. Perbnian
4.
Lahan
Lahan
Basah
Kering
Perkebunan
Kec. tt/ebo
Kec.
Kec. Sekanpung Udik,
Kec. tvlarga Tiga.
Kec. Raman
Kec.
Kec.
Kec.
Kec. lvtletro Kibang,
Kec. Sekampung,
Kec. Way Jepara,
Kec. Labuhan lvhringgai,
Kec. Jabung.
sukadana,
Tiga,
Jepara,
Kec.
Kec. lilarga
Kec. Way
Kec. Labuhan lvhringgai,
Kec. Jabung,
Kec. Sekampung Udik
hnamdalamsehhun.
253.395
Tiga,
72.550,75 Sebagian besar berupa perkebunan
Sukadana,
rakyat.
Jabung,
Perkebunan besar dikembangkan di
[hdnggai,
Kec. Sukadana dan Jabung.
Kec. lvhrga
Kec.
Kec.
Kec. Labuhan
Kec. Way Jepara
N0.
PEI,TANFMTAN RUANG
5.
Petemakan
SEBAMN
LUAS (HA)
Diseluruh wilayah
KETERANGAN
Pengembangan temak besar di
Way Jqara, Jabung, Purbolinggo,
Raman Uhra, Lab. Madnggai.
Babnghad.
6.
Perikanan
Diseluruh wilayah
Kabupaten Lanpung Timur
8.000
Arealhmbakdikembangkanseluas
8.0@ Ha.
Pedkanan darat memanfaafl<an
lahan perhnian yang ada.
Potensi perairan laut untuk
penangkapan ikan sebesar 550
kmz, dan untuk budidaya ikan laut
sebesar6.651 Ha.
KAWASAN BUDIDAYA NONPERTANIAN
1. Permukiman
Diseluruh wilayah
10.500
2. Perbmbangan
Dilengkapidenganfasilitas
permukiman.
14.073
perbmbangan rakyat.
3.
Indusfii
4. Pariwisab
Kec. Sukadana,
Kec. Way Jepara,
Kec. Lab. lrrlaringgai,
Kec. Jabung,
Kec. Pekalongan,
Kec. lvlarga Tiga.
121
BAB
5.
A.
Tujuan
Mempertahankan ekosistem pada pesisir, laut, dan pulau di Pantai Timur dan Pulau
Segamat.
o
r
B.
hilir.
,^'
Arahan Pengelolaan
.
.
122
Mengendalikan perambahan dan alih fungsi hutan yang berfungsi lindung oleh
kegiatan budidaya
lindung
Gunung Balak.
di daerah
Melestarikan dan melindungi kawasan hutan lindung Gunung Balak yang belum
terambah.
o
.
dan
pantai.
Wani, Keratuan Melinting, Keratuan Pugung, dan situs purba diPugung Raharjo.
C.
StrategiPengelolaan
.
.
o
.
Menetapkan status hutan berfungsi lindung yang telah terambah, antara lain
Kawasan Gunung Balak di Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai.
A.
Tujuan
123
.
B.
Arahan Pengembangan
di
Pengembangan hutan rakyat di Labuhan Maringgai dan Way Jepara, yaitu di sekitar
DAS Way Abar.
Mempertahankan areal pertanian lahan basah yang ada, yaitu di Kecamatan Batang
Jepara,
Jepara,
di Kecamatan Sukadana,
Pengembangan kebun balai benih dan koleksi tanaman pertebunan dan kehutanan
di Swikis Kecamatan Sukadana.
.
.
.
.
padi,
o
o
C di
C.
StrategiPengembangan
.
o
dapat
Mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan lahan basah yang ada, baik di
bagian Utara maupun di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur.
di
air sepanjang
tahun,
.
.
.
lalu lintas
barang
pertanian.
.
.
.
A.
Tujuan
.
.
.
.
.
125
B.
Arahan Pengembangan
.
.
di sepanjang pantai
menjadi
.
.
C.
Strategi Pengembangan
air untuk
areal
'
merata sesuai dengan kondisi air, iklim, dan tetap memelihara kemampuan
keleslarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Pengembangan bibit padi di purbolinggo.
Pengembangan pertanian pada lahan tadah hujan.
Perbaikan dan peningkatan usaha penanganan pasca panen.
di
Kecamatan Sukadana,
Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik.
di kawasan sekitar
Gunung
126
Pengembangan
di
Pekalongan
Pengembangan kegiatan penanganan pasca, panen.
di bidang
lingkungan.
127
di
Pantai Timur
dengan
Peningkatan aksesibilitas
ke wilayah
Pengembangan prasarana
di
perdesaan.
A.
Tujuan
.
o
'
.
.
B.
Arahan Pengembangan
Kawasan perkotaan merupakan kawasan permukiman yang meliputi kota induk dengan
wilayah pengaruh
kawasan
perkotaan adalah kegiatan berintensitas tinggi, yaitu meliputi kegiatan permukiman pertotaan,
industri, jasa dan perdagangan, serta kegiatan pelayanan lainnya. Pertumbuhan sektor
sekunder dan tersier serta pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur telah
124
berikut:
fungsi kota pelabuhan dengan kegiatan pedagangan dan jasa yang memiliki
jangkauan pelayanan regional. Kota Sribawono dan Labuhan Maringgai diarahkan
pula sebagai pusat pengolahan hasil pertanian rakyat di Kabupaten Lampung Timur,
antara lain pengolahan hasil perikanan laut dan tambak.
Kota Way Jepara dikembangkan sebagai pusat pelayanan tersier dengan fungsi
ini
Kota-kota
seperti
Peningkatan jaringan jalan, terutama jaringan jalan arteri dan kolektor untuk
mendukung fungsi perkotaan dan kegiatan penduduk perkotaan.
C.
StrategiPengembangan
129
di
Way
.
.
sarana
Mengembangkan jaringan
dan
Labuhan Maringgai.
di
Kota Sukadana,
Labuhan
Tabel5.1
Rencana Permukiman Perkotaan Dan Fasilitas Sosial-Ekonomi
Di Kabupaten Lampung Timur
Hirarki
Pusat Pdayanan
Kota
Primer
Sukadana -
Hirarki
Kota
Maringgai
Way Jepara
Hirarki
Kota
5.3
kabupaten.
Sarana transportasi : angkutan umum antarkota dalam
kabupaten.
o
r
r
.
di
Labuhan Maringgai
Sribawono.
Kawasan ini memiliki potensi perkembangan cepat sebagaimana dicirikan oleh tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi, aksesibilitas tinggi, kelengkapan fasilitas perkotaan,
tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, dan produktifitas lahan yang cukup tinggi. Dengan
kelengkapan fasilitas perkotaan dan aksesibilitas yang tinggi, kawasan ini prospektif untuk
dikembangkan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Lampung
Timur.
Kawasan Gunung Balak ditetapkan sebagai kawasan lindung, meliputi bagian wilayah 3
132
dihadapi persoalan lingkungan seperti kerusakan vegetasi mangrove, intrusi air laut akibat
perluasan kegiatan pertambakan, serta abrasi. Kegiatan budidaya perikanan di kawasan
ini merupakan pendukung ekonomi rakyat, namun di lain pihak mengancam kelestarian
lingkungan.
memiliki berbagai spesies flora dan fauna endemik. Kawasan Taman Nasional Way
Kambas pada saat ini terancam oleh perambahan hutan untuk kegiatan budidaya
penduduk sekitar. Untuk mengendalikannya, di sekitar kawasan Taman Nasional Way
Kambas dikembangkan kawasan penyangga (buffer zone).
Metro
A.
Tujuan
ng
berkelanjutan.
o
.
B.
Arahan Pengembangan
Way Jepara
Labuhan
Maringgai- Sribawono
133
Sribawono.
.
o
.
.
dan
C.
StrategiPengembangan
o
.
'
sistem
pengelolaan yang terpadu untuk menjaga fungsi lindung pada kawasan tersebut.
di
KABUPATEN
LAMPUNG TENGAI{
KOTA
METRO
Hwtuapug
FE
:
F
fl-n
fO-l
$
&qrAsKqB{rArEr{
JAr fiARrERtpfltrER
N
-
JAt NKoLEKroRPRTuER
fmm
BUKor
rqBrpATEN
B{ror
tccAlrArAr{
pcr.ABUnAN
ffi
ffi
FTFTF
ft+{+Jtl
trv!
TAlLAt{
MstoML tv^YMr,ts s
WASTI{
qmnlG B/tA(Y
NG
YAT{G
IGWASAN PRIORITAS
BAUit IERA[t8Atl
IBAISAH
KAWASAN PAI{TA
IIIT,R
SENruPEIAA,I$I
PADI
IqWASAI{ PERSATASAI{
t2R
5.4
5.4.1 SistemTransportasi
Kondisi jaringan jalan
pelayanan
luas,
maka
kecamatan dengan kawasan perdesaan, khususnya desa yang pertumbuhannya relatif lambat,
melalui:
.
.
.
o
Jambi,
Palembang, Bakauheni. Rencana jalur regional Timur yang akan dikembangkan di Kabupaten
Lampung Timur meliputi 2 (dua) ruas, yaitu ruas Ketapang
Way Jepara
Labuhan
Sektor lainnya yang didukung oleh pengembangan jaringan jalan tersebut adalah sektor
pertanian, industri, dan transportasi.
A.
Tujuan
.
.
teA
B. Arahan Pengembangan
8.1 Transportasi Darat
. Meningkatkan kualitas jaringan jalan arteri primer untuk mendukung kelancaran
kegiatan perekonomian regional.
Meningkatan kualitas jaringan jalan lokal primer, terutama jaringan jalan yang
menghubungkan pusat kegiatan primer rakyat dengan
kegiatan sekunder
dan
tersier.
Mengembangkan aksesibilitas
o
.
C,
StrategiPengembangan
C.1
Transportasi Darat
Memperkuat jalur regional Timur untuk membentuk struktur pusat pelayanan, yang
menghubungkan Bakauheni
'
Sukadana
kualitas
Ketapang
Labuhan Maringgai
Way Jepara
Ruas Ketapang
melalui peningkatan kualilas jalan. Pada ruas ini dilakukan pembangunan jalan
Sukadana By pass yang menghubungkan Banding
Km.
137
meter.
Jumlah jalan masuk clibatasi secara efisien dengan jarak minimal antar
persimpangan/jalan masuk adalah 400 meter.
Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas harian rata-rata (LHR).
Parkir pada badan jalan dibatasi dan tidak diijinkan pada jam sibuk.
Memiliki kelengkapan jalan, seperti rambu, marka, lampu lalu lintas, dan
penerangan yang memadai.
'
Sekampung
Sidodadi
Margototo
Sukadana
Karang Anyar
Nyampir
Sultan Agung
(Bandar Lampung).
.
.
Perbaikan kualitas jaringan jalan terutama pada jaringan jalan lokal primer.
Pengembangan jalan lokal primer berdasarkan spesifikasi sesuai ketentuan dalam
UU Nomor 13 Tahun 1982 tentang Jalan dan PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang
Jalan, yaitu :
Dirancang berdasarkan kecepatan rencana (design speed) 2O kmfiam.
Lebar badan jalan minimal 6 meter.
Kendaraan angkutan barang dan bus diijinkan melaluijalan ini.
Lalu lintas harian rata-rata adalah paling rendah pada sistem primer.
Mengembangkan terminal antar kota dalam propinsi di Sukadana, Way Jepara, dan
Labuhan Maringgai.
.
.
Mengembangkan sarana angkutan umum antar kota dalam propinsi, antar kota
dalam kabupaten, dan angkutan umum perdesaan.
C.2
TransportasiLaut
.
.
A.
Tujuan
Mengembangkan sumber
B.
Arahan Pengembangan
Meningkatkan kualitas sarana irigasi untuk mencapai produktifitas lahan sawah yang
lebih tinggi.
C.
StrategiPengembangan
.
.
.
Rehabilitasiwilayah tangkapan air pada DAS Way Sekampung dan Way Jepara.
Meningkatkan kualitas sarana irigasi.
U@a Sq..tth
LAUTJAWA
KABUPATEN
ryt
IAMPUNG TENGAH
TATTAN
LAUTJAWA
KOTA
METRO
I(ABUPATEN
I.AMPUNGSELATAN
LAUT'AWA
t"\
,lrtrqA
F=
:
F=
F=
25 5
l0
l5Kn
TEN
TOt
140
1.
2.
3.
A.
tahun 2011 kebutuhan listrik di Kabupaten Lampung Timur diperkirakan mencapai 202.000
KWatt, terdiri atas kebutuhan domestik sebesar 80.700 Kwat, kebutuhan untuk sarana
umum/sosial sebesar 2O.2OO Kwatt, dan kebutuhan untuk kegiatan komersial dan sebagainya
sebesar 101 .100 Kwatt.
Pada saat ini kebutuhan listrik penduduk belum seluruhnya dapat dilayani oleh PLN,
.
.
Pengembangan jaringan listrik non-PLN pada wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan
listrik PLN.
Peningkatan kapasitas listrik baik PLN maupun non-PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik
penduduk sesuai proyeksi kebutuhan listdk hingga tahun 2011.
.
.
Pengembangan jaringan listrik tersier yang terkoneksi dengan jaringan sekunder dan
primer.
Pengembangan listrik non-PLN pada wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan listrik PLN
melalui pembangunan PLTD skala lokal.
141
B.
Telekomunikasi
Berdasarkan proyeksijumlah penduduk dan standar kebutuhan jaringan telepon, maka
mencapai 27.370 SST, yang terdiri atas kebutuhan untuk sambungan langsung (rumah tangga)
sebesar 17.290 SST, kebutuhan untuk sarana umum/sosial sebesar 3.460 SST, kebutuhan
untuk komersial sebesar 5.760 SST, dan kebutuhan untuk telepon umum sebesar 860 SST.
sebesar 890
di
Pengembangan jaringan telepon di sepanjang jalur arteri primer di wilayah Timur terutama
untuk mendukung kegiatan pusat pelayanan di sepanjang jalur tersebut serta mendukung
kegiatan industri yang akan dikembangkan.
.
.
c.
c.1
Air Bersih
Kebutuhan
air bersih
2OO1
diperkirakan mencapai 203.093 mt/hari, tahun 2006 mencapai 206.972 mt/hari, dan pada tahun
2011 diprakirakan mencapai 210.706 mt/hari. Tabel 5.4 menyajikan prakiraan kebutuhan air
bersih di Kabupaten Lampung Timur.
ir",n
pembangunan jaringan
142
o
(!
<)ooooooao9a9
(o(o<\ocoF(f)loo)clt{)l\
o
6i rri to rri d c.i c.i +
.s
c.t <o q
<ri
o
o
d?
o
o
C'
(DOOOOOAaooaq
66666F+c\l(o@
ct
c.i lrj @ .<t of
e
o
E
o
Y
o
o
GT
o
@
-
c.t -f
ooooooooaooa
6rns66@Tro(r)-=cD
(O O) 6l
6, (Y) 6l
O
-trj<o+cd-<.j+cri@.c<ri
lf)
tri
<o .f
O)
tf)
q
<c;
(\l
o)
ct)
o
(f,
t*
O)
;Y
-(v
o
GI
(uo
C)N
(t)l
\1
=o
=61
=5
(l)
(I
rf,
-rz
ao
(f)
(t)
ct
Gl
oooooooooaaa
=6661\6l.fr(\lo)GlGl@
\f o (\t o) @ (Y) (l|
--c.i<ejcri<ri;-
E
=
E
=(!
or) f*
C.) O) (\l
o
(\l
oq
o)
E
(!
(t)
o
o
(\l
=o
=tr
.o(U
(u)J
Yc
o
6l
8R8988e88888
+ O Gr crr @ (\r (o cD
;
ooooooooQo9
.(r (O (,
tr)
(7) (\r
(o t\
l\
,.i @
o t\ lr)
;cjrrioioc.tcid<.irri
(\l
-
o,
Gl
l{) (\l
O
@ o) '<f l\ l\
o
lr)
o;
o
o
\o
6
(D
(E
oooo
!-(U
IJ-
.rrqa?qo?aqq)@a?orc!
(I'
vt
o.hF
(!F
t'co, (!c
Oe
.y,
o
to
c!
oooooooaoaaa
FcbOGlq
ooooooooo9Q9
dr6r6=(boor6cD(oo
(O(')CD<l(7)lr)t--<\t(O
;.drri-trtdor.i<rtdc'ttri
o
F*
ooooooooaao9
666tncrr6rsOtO(')-Cf)
l:(t(!otF-o-l(o-<oo
;+.q;doto<o<otric.rtri
o
@
cY
CD
t\
i5
o
o
6l
c(U
o
E
(o
(D
'6
c''
o,
9'.FEJ
f\
ts
-E
5Eg tIegsBsg
EEggagssFsg
-
C.j
tt,
c
=8.
=o
E
(!
-t
-ci
(U
O.t
o
o
o
(\I
i(t
(t,
c
(o
Ic)
-o
E
f
U)
o
(\t
E
f
E
(o
=co oo
(\
o-
oooooooooooo
cltr).o(f)@(!s.qt(o
o
o
o)
oooooooooooo
<\l rf) (O (Y) Is
C!
.<f
(O
oooooooooooo
(O (f) t\
lf)
6l
(rl
ril
'f
(.o
t\
co
6t
Gt
.sf
(\t
6t
(V)
F\
6l
(r) co F- t\
(\l (r) C! Cr)
(O
o
@
(D
6
F
o
o
GT
.c
-g
oooooooooooo
(\l(\O)cDl.-O@$OO@
(a
(Y) @
6t
(O
o
o
(\I
oooooooooooo
(\l(\t@@rr)o)@t\so)t\@
(r) (t)
(o
o
o
(\l
oooooooooooo
(\t (rl f\ t- (o
c.
c.
(!
E
:e
E
(E
3'rn
oa
YV
e
(D
c(u
L
=O
=(\l
Cl
(o
6
o
(t)
=o o
cN
o
o_=
gE
(1,(U
E
=
E
f
(U
c
E
(U
':FF
(Y) (r) @
-
F\
(O FI\
o
(o
c!
(f)
o
@
6t
(f)
o
|.\
oooooooooooo
a\O(7)SO(A@|i!SS(f)
(o
oooooooooooo
(A O) 6l F- <O .sl .rl' <O (f)
t\
O) d>
c!u)(o.(r.sl<!-(\1
(!6tlrrF-s
oooooooooooo
O) 6l
Gl l\
t\
o
(\l
oooooooooooo
F*F-(O@O|rro)
(o
c4, o,
-c{
(.o
-(\lu)<o.rf<.--(\1
aO I
(Y)
(O
C\l
-(\r
Ec
(!
U'9E
c(u
(EJ
zc)
-ox
(l)=
YE(!
e
.o!
o)
c.
=
o
C
(E
J
E,
(E
ot
c
=
-o
E
(U
q)
oo
o
lr)
trj<ri
c4r 6
c.i--
t\
Cf)
to
(.)
o
(o
s
o
so?
6,t @
t\
Ot
o
o
(\I
oooooooooooo
(o<o(r)lrrst\u.r(\to@(f)
CoO,-(OSO(Y)@N@
dc.i
oi-;
-cr.i
o
q
t\
o
o
GI
oooooooooooo
tr)rrr-@O(\IOOSO(\I
(c,CD(.od)Oco@]\@c.i d c.j
-
o
o
(f)
co
(5
c.i
F*
o)
(o
(ci
o)
O)
(O
6l
et a;
F* + + F- crf e.j rj
lfrf)(frFot(Y)(o.<flr)
F-
(Y) c!
o
o
c!
o
o
(\r
O)O)(Y)CD--I.()GIGrt-f\
Glrtr)A(Olr)(\t(to@
t-lr).<lI()@C\rCDOCtrO-@
F-Firrjoccjorrjo+F*od
S|r)(?(OOT.<f(r)tt'rslt.r)
-r-
.Y
(L
|r)
c.j
r(l
I'.ocD=F
o
(o
(Y)
o
o
GI
;(u=
XcDtr
tri
o
o)
q
o
6t
o
o
(\l
o)
td
o
(\l
t\
L=
=
x
E=
f
E'
C
c,
(L
(o
l.*
.q
(f)
t\
ci
co
E(U
E
J
'a
co
C\
(\l
+
<o
c
(t
(U
c(U
o
E
(l'
(J
o
Y
z.
q,
o)
-y
tt
5Fg
EEES:EEgE
9.=EJ
=HEgsgsg
ES3E5gA8&dS3
-C\(f)*r!)(c|t-@('rOrN
o
o
o
c\r
o,
c
=
=
o)
o
o-
E
J$
-;
:<
-o
E
c
=
o-
rt(u
at,
G'
(D
(t)
Membangun dan mengembangkan jaringan air bersih di kota Sukadana, Way Jepara, dan
Labuhan Maringgai.
Mengembangkan sumber air untuk keperluan air baku air bersih.
C.2
Persampahan
Proyeksi timbunan sampah domestik
adalah sebesar 1.793 m3/hari, oleh sarana umum/sosial sebesar 448 m3/hari, dan oleh kegiatan
komersial sebesar 224 m3thafl. Dengan demikian pada tahun 2011 perkiraan jumlah timbulan
sampah total adalah sebesar 2.466 m3/hari.
di
Kabupaten
C.3
Fasilitas Pendidikan
Pada tahun 2011, fasilitas pendidikan TK yang dibutuhkan
di Kabupaten
Lampung
Timur adalah sebanyak 560 unit dengan kebutuhan lahan seluas 224.O00 m2, fasilitas SD
sebanyak 560 unit dengan kebutuhan lahan seluas 224.000 m2, fasilitas SLTP dan SLTA
masing-masing sebesar 187 unit dengan kebutuhan tahan seluas 1.122.000
m'.
Untuktingkat
SLTA direncanakan pembangunan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan sekolah menengah
.
.
C.4
Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan standar kebutuhan fasilitas kesehatan,
maka di Kabupaten Lampung Timur sejak tahun 2001 hingga tahun 2011 dibutuhkan 3 buah
rumah sakit, dimana saat ini di Kabupaten Lampung Timur belum terdapat fasilitas rumah sakit.
145
Kebutuhan fasilitas lainnya pada tahun 2011 adalah rumah bersalin sebanyak 90 buah,
puskesmas 30 buah, dan apotik sebanyak 90 buah.
.
.
di seluruh wilayah
Membangun dan mengembangkan rumah sakit di kota Sukadana dan Labuhan Maringgai.
C.5
Fasilitas Perekonomian
Berdasarkan proyeksijumlah penduduk dan standar kebutuhan fasilitas perekonomian
di Kabupaten
buah
dengan luas lahan 324.OOO m2, yaitu di Kecamatan Sekampung, Jabung, Labuhan Maringgai,
Way Jepara, Sukadana, Purbolinggo, dan Sekampung Udik, pusat perbelanjaan dan niaga
pada sebanyak 7 unit dengan luas lahan 252.OOO m2, dan kawasan pertokoan lingkungan
sebanyak 30 buah dengan kebutuhan lahan seluas 405.000 m2. Dengan demikian, kebutuhan
lahan untuk kegiatan perekonomian di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 adalah
seluas 981.000
perekonomian di
.
.
Labuhan
Maringgai.
.
o
Membangun fasilitas perekonomian regional di kota Way Jepara dan Labuhan Maringgai.
Membangun fasilitas kesehatan regional di Sukanda dan fasilitas kesehatan lokal di pusql
pelayanan sekunder dan tersier.
C.6
Fasilitas Peribadatan
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan komposisi umat
o
<\
tr) o) o) (Y) s o)
F) (\l
t\6t(o6toor(?)(Y)o(o
(\l f\ @ O (.o (O F* (O lr)
c.i<lir--
o) o) (\l
O) (O cO
(\l
l'.lr)
-ou)F-(otr)(o@o
CO F- lr) (O
C\l t\
CO CD tf) lf) t\
<t
tsr
=
(f)
o
(t)
catt
c.
(5
6
(L
o
o
GT
o
(\
lt=
(D
(Y) (\t @ c!
<o
(o(olti(')o(f)octloo(f)
C\l 1\ @ O) tr)
;cri.-;
lf)
lf)
FE
E-<
EE
(5v
o
6l
oF
(l)
YR
!
6
@
@
O)
(f)
(o
o?
GI
(r) 6l
@ (\l t\
o,
o)
9
(o
6t
GI
GT
@
GI
O'q
Gt
t\
(\l
<O
F(T
o)
tri
C\I
oo
Yc c)
-o
c'
o
6l
c.
Eo
=
J
a;
o
(U
6l
C\r
O,
r.(O
(\l
(Y)
O,
6I
(Y)
t\
O
@
.<l
-
Or@o6lO@OTOlr)tJ)
OOrC\rOr(')OOr@O(')
t\ O, (\l (\l ts O
-criu.j@.c.c-Jcri;c.i
(u=
atr
=o-
(L:
(O
-C.itrj@+.q;-c.i-cri
-f=E
d 2;
oL
';<u
.<t o) o .<l ro c!
lr) Fs (O l.c) @ (O
tif
(f) t\
(o
t\
(f).<lF(OO)Or@(\tlf)O)
(f) CD (\t
F\ CD (')
(!
(\l
1\
pE
9;
6g
.<l
C\!
<o
t\
f\
(I)
@
S
(Y)
.(f
<\t
(r)
c\i -
oD
Gl
ro
(o
c.i
rrt
(f)
@
(\l 1\
(O
<O Gl
o)
(O Gl
|r,
=
E
D
c
.eq
(DJ
cO
--<'ttrj<'t<.i-;-.--
'=
o,
tr)
--+triitri-;;;'_
l'f)
o(Il=
'oLF
(E'-.=
F
(O
(f)
F*@l()t-q)6llrr(Y)l\CD.<l
(') c\| .<t (\l @ (o (o
lr,
.st t\
tr) c\l O
O C\t -
(\(osrost@cDorost\
(')61
(O(OO|r-OSOI\
:z
=o
=o
dN
lf,
\t.<lOl\lr)-(f)(Y)|f)(OC!O
--OOlr)-O(fr(O(Y)O
lf).<lt\Or-lJ)(\lo1\(\l|\
--cririrrtc.j---;-
c.
'E
Pa
(\
-c.i--
al'
.E
6
(O
o
o
C!
o
(\l
.=
Y
J
:o
E=
C,
(D
(L
O
t\
(Y) cO
.\f O
(.o :f
l')
(')
GI
GT
rri
(f)
CD
(O (O (7) 6l
(o
.c
(7)
(r)(OCDt\(O-l\t\F.str
l.rr@@(\(t)CDGI-@Or6l
F*(\I<,o(\IOCDG)(Y)O(o
criF*doto<oF-@rrjot<oqi
(t)
(Ot\(\lO(r(OO(7).<l|'r)
OOO|f)F*l()lf)(o@OO
ts(\lf)@t\lr)('oC!@lr)
c\iF-@otrr>ror-<rirrjdcod
6t-
ct
r(t
(\(\--
(f)
e.i
(f)
o)
@ @ <o c\ o) (Y) (', rrt
l()(\I-1\(\r(7)CDc'r<lu.r-oo
(o(?)rr(V)o(Y)o6tlr)0(t
c\i F* cd oj rrj lrj F* @ rd
C\I
aj
@ d
t\
O) (.o
.sf t\ G) (\l o, t\ t\
cD
(r).s|.t\CO(')O(O@o(oOt\
oo(.o(o@1\(ooGtt\t\(o
or@<orc.i-<rjF--u.jdtct<o
Slr)(f)|.-OS(Yratr,-ftr,
-f
u.j
(l,
(V) o
;.rt
(o
Gl
F*
tr)
(o (\l $
s
(r)
q
o,
ct
o)
(o
(o
CD
(f)
1\
_g
-=
o
o
(\I
OrO)(OOr-lr)(\l(f)f\t!
(\llr)o(olr)cl(ooco
t\|J).ftl-roo(\lO)Ool)O-@
F-t-doqicju-jcj.cF-ou.j
-sl.()(f)(oo-lil(r)totlr)
<\l
c\l
s(o
'Gt
o-=.s=
q's
(',
-.o
5EH tHEFgFPH
s5fiEg$$Fs*
c.
(U
=
E
o)
F(t, E
(D
E,
=
oE
(g
oat,
(E
d ;
J
(u
(\r(rlrrr(oF-Oo)3=S
o
o
o
(\l
:<
(D
-o
E
=
c/)
C,
(U
E,
qC
JF
6J
(U
J=
o
(\l
oooooooooooo
oooooooooooo
sos(o(o@os@Gr.<fs
.s <\i .s (fi
(7) (.i
(\,t o
S <c;
c.) o
c(U
Eqo
JF
gD:
tq-
C'
E5
-N
-
lo'E
c(U
Ecl&JF
IJ) E.E
o:
C,
f
J
o
(\l
6..oF
*;g
(!=
l-.
(U(E
tLJ
cc
(Uc)
v
c.
(E
qc
JF
alt:
(g
l
J
=(U
!oYY
'86
@
(O
(C
C\
(O
(?,
Gl (\t
(Y) (1
(o
-F
c
i'=
q)
o
<o
lr)
o
L.)
rf,
o
o
q
(o
(\l--
GT
olr)ro(Y)Gllrrc!(o|r)lr)
(O(f)@O(ol-(rl
oooooooooooo
soooooooooooo
o <! (o r<f 6l r<t @ co (\t o
c.i <o r* rrj o
(\ <rj + + .+ F* s
- -
o
.q
6I(A(rI(/)
ro
(\l
F-
a
E.=
:OE o-
=f .o
-o
(D(!
-F(tr<-Gl
-ff-
.YF
oooooooooooo
oooooooooooo
.(roosoGr@oo.(loo
+ c.i
='=
Eji
fo
=5
F1
=5
6.o
(\l
c|
o
o
o
o
6l
(\
OL(.)(frt-tnt(O(\F-frl()
(f) (Y) @ o (o F
J=
o
o
(\l
l.c, (O
l\
6l
lri o
-
-c)SGlGl--F
='(q
(u
ls
(O
oooooooooooo
oooooooooooo
sooc\t@o(os6cooo
+ c\i
O)
O
c.
(U
E,
JF
6->
(I'
J=
U)
(O .rf
CA @
qc
O
(r)
z.'-,
o
o
q
rrr
6l
(\
o
o
o
C\l
(\l
o
(o
tr)
oooooooooooo
oooooooooooo
soGt(o!(fos@(o6ro6t
c.i d
F* rrj d
cl <ri d
6l
<.j rJ .+
F*
o
o
q
o
6l
GI
(Y) (O .<t
(.o
a
tr,
(L
c.
(!
E,
JF
qc
uD(lt
o
o
(\
oooooooooooo
oooooooooooo
soGr(ososo(o(\t@Gr
c.j d F- d AI
cj <ri +
\r
trj F- $
F*
C'
(5
E
(U
(\
tf)
(O
(Y)
Fs
(\l
(f,
(O
.st
(.o
o
z.
o
s
|r)
o)-=<of,
Pi
o
(D
:<
(o
<\t
J=
o_=
EC
o
o
q
o
o
o
6l
J
o,
c.
ct
E,
FFEggsFEFFF
oE
(E
:f
4
'75
ri(! -;o
.J
:<
-c.i<o+lo<oF-@oie=S
iG,
-o
E
:t
ct)
c(U
cq-JF
6:
(U
:'
o
(\l
-J
oooooooooaa9
6-ooOOoao9aA
600000000000
+ocliaj@6io+6id
(f) tr)
(\l (o t\ (O
?
r
Ol
-
tr) .(l
r\
lr)
t\
a
;'=
(!qo
JF
vte
(I'
F
J
ooooooooooC)a
600000000000
oooooooooooo
+ d c.i cci <o c..i d
(\r(O]\(tt(f)qsst\\lF<\t?
*
c(I'
c(U
-c
qC
JF
6=
(g
(g
O
o
srb
!N
6t
(O
(')
(\l
6t
rsf
(\l
(\t
c\l
CO t\
ooooooooooaa
oooooooooooo
qqqqqqq<?qqqq
o)
cf)
o
o
o
o
@
so61C\ro(ot@c!clc9c{
N(c)F-(oGt.<f\lSF-$F<\l
o
@
='=
c
(It
Eq6JF
.rt
e
(U
.C,
=
xt-clu=
(EE=
' oF
c(L
o qY
FC.L
J=
o
(\
E=
=(!=
d:aE
(It(u(!
JTLJ
cc
(u(t)
c
(!
E
qC
JF
6e
ct
J
J
=(g
J
.o
@
(\t
q=
gi5
c.i
(\l
=O
EC!
U
-o
-o
(l)(u
YY
c\i cri a;
e5
l.ft
o
o
q
.J
-C
o:_
t\
U)
E
$
o
o
o
6i
(\
o-
tJ
U)
(o
o
o
(\l
*-
='=
Ei
o)
oooooooooooo
oooooooooooa
qqqqcqqqqqq<?
.rf
.<l
.<r o
(.o (o (\l
(f) o
lr) ro'f sl @
t\ lr, Gl
F
C\ (O 6t
t- @
<\l
o
o
q
.<t O
|\
@
6t
t'@ (O Gt lr)
c\l- O)
cl(fr(\l
(f,
cD C!
(\l
(\
o
o
o
oooooooooooa
600000000000
oooooooooooo
+ocri@@cri
(o l"- (.o
6l
6I
(Y) .sf
co
o,
q
-t
.sfoC\l@(O6l.sr@t\c!O<\t
(Y)Gl(\l
-(\1
(t)
@
oooooooooooa
oooooooooooa
eq9<2qq<?q9qqq
t
o (\t (\r o (o
o
o
o
c;
o
q
TL
c
C'
Eq(JF
6+
(g
f
J
o
o
(\l
(\t
(o
f.-
(o
6l
(\l
(\l
s.<l' @ <\
-f .<r F-
o
.<l Gl
F-
a
ES
-
o
o
o
o
o
c!
iqt
o,
c:f
'6
o)
g,
c(q
(!
E
(g
C)
:<
q,.=EJ
5Fg
-Y
=flEgsFPg
EFsEfiig$EFg5
=
E
F
(t, E
o
c o=
o
E
(I'
at>
(u
ri T
(U
:<
e
(o
cqo
aS
(It
-)=
C\T
a
E.E
c
GI
cqC
4F
I:<
co
6:
(U
(o
c
E.E
qC
JF
6->
(u
ct
o
o
c{
o
.o) o
(\l
o
o
q
ss
clrr)(ooF-<\$s(os(o
o
o)
oooooooooooo
ooooooooaoao
6ro(o@Glo(\ls@(os(o
ddidoF-dot<osd<cio;
(\(\t-
o
o
oq
o
s
J=
o
o
c!
c(U
E
(u
oooooooo90a9
oooooooooooo
(\to(oco<\I(o(\tss(o
<occioioF*r-ot<o@ddot
c\t (\t -
(rI
tf)
(O
(f)
f\
oooooooooooo
ooooooooaooo
6lqqoqqqc!accqYq
(o
<f, co o)
o
(\l(\l-F-
(rl
(.)
(O
\l
(O
cD (o
o)
(o
o)
C!'<f
(f,
(.o
(O
@
@
o
o
q
t,(r)
-J
:(
+
lo
o
E.E
(\
(t
cqo
JF
6e
(t
oooooooooooo
oooooooooooo
O cO t- |r,
lr)
(O
(f)
t\
(o
fo
cc!
Efl
ec5
rf)(Dc
an
qr.9F-L
6U)c
J:(u5
r.=cL
J=
o
(\l
a
EC
ct)
OE
(!(U
I.L J
(uc)
=(!
.o
c(g
qC
C.
JF
6:
(t'
(g
o-o
o(o
YY
-a
o
9i5
o
'6
o)
(D
o-
(o
o
o
c!
o
o
t\
oi
@
(o(oo)l()@(oo.rf(\loso,
--trr)(f).sfr6l
o)
o)
oooooooooooo
oooooooooooo
@@F-C!1f)F-(rr(OOOrr\
-+ridNd;+d@itri
o
o
(\
d
@
C\I
r'E
-
(g
(L
c.
('
qC
JF
6:
(g
:J
o
o
(!
r<r
o)
<\l
oooooooooooo
oooooooooooo
oo.riC\l@o)t\cD(l)F-o)F\
._ .q tri crt <o oi -
o
so
@
@
.J
a
F.E
o
o
o
c\l
iC'
'6
o'
c
G,
G'
E
(l
()
:<
zo
CD
or'=or
-g
5Fg
;FHggPsH
!EE-3;tEEsEg5EE3gEPEEEA
-c.i
c'i+d<oNdoi3=S
t>)
o,
oE
(5
==
-c
(D
oa>
(U
n(5 Io
J
-o
E
CJ)
c
C'
E
qC
JF
6:
(I'
EgEEEEEgEg
E
oooodoooQog0
6(O(Od|Oc!N(f)(f)(ocq,(of
J=
o
GI
a
E.E
c
s(ltqc
JF
q)
(g
6:
(5
:J
J
J
U'
C.
(U
JF
6:
(g
(E
o
o
(\l
9R
c(I'
c.
(o
6EF
E5
J NE
./t
c'
J=
(U(Dc
FEE
cY
o
(\
85
:=^
E(g
c.i -
cli
.{.
o4t
o
o
@
+
(f)
oooooo999a99
666666oooa9o
N6(b6N(bc\l
<.j ccj oj cj
(\Gt-F- F- d
.(rS(oS(.o
<<t <o d d
oi
o
o
q
.rl
.(r
'.
E :)
.-)
=
E'6E
(U(!(g
JI,LJ
(!(D
c.
ct
=(u
-o
-o
o(U
YY
.g
t=
I
(L
EE
.c.
gi5
o
o
oq
ra,
oooooooaQ9AO
660600000a9q
N
J c.i c.i + <cr c.t .f
-J
E:
=o
=o
CN
-olc\ts(o
ooooooooo9ao
o6o600ao9A9q
N
;N<.i+F-<.l<-+
c.
qc
c(!
o
o
o
o
o
o
o)
c
='E
o-
E
(!F
E(tt
(U
2
(l)
co
=C'
-la>
(u
(o
)=
o
o
(\r
o
o
ro
oooooooQ99ea
66--6000Qaao
dr-(D66rqc!aoqqaq
dccidoF-r<id@$ot(oo,
(\t (\l
c;
r<r
c
E =
_g
J
- =
C.
(I'
.c
(U
J
('
a/)
oooooooo9aaa
6o-ooooQaaoo
dr-(D66rqc!aoqqaq
<.t6totoF-tc;oi@
c\l (\l
J=
E
C'
Ef
.E
GI lr)
(O (')
ts
(\l
'st
(',
(.o S
(O
(o
C,
-g
(g
E
((t
o
c,
:<
g).FE
c'EorStuckodo,
o'
o)
-:z
sF5
EHHgE:FFE,F
=EEessgS
5r=6_EEEtr
F
o)
c
f
oE
$
J
d(U
zo
:a
-c.ii+d<oF*dotP=S
C,
ct
E
qC
JF
6:
(g
oooooooooooo
oroolr)ror.f)oooooo
r\\-u?o?oqc.{aa:a.<f
(!
(7)
lf)
.<r
o
o
Lr,
(\t
<\l
J=
o
(\l
c(g
E=
(u
(?)
o
o)
C!lr)(O(r)t\C!t$(.oS(O
(Uo
9R
=+
lo
Y
=o
CN
(l)
(It
:<
F
ffDE
6Eg
(U6=
FEi
C.
o_
(o
o
o
C\l
c
cc
C
(U
E
JF
a,
oooooooooooo
orr)olr)l.c)oooroooo
Fs \ I u? ot u? c.l .q q
Gl .qtr)(O$-C\l
(!
qo
.-:g
jfl_5
(uq)
C'
o
o
C\
oooooooooooo
olr)olr)lrrooc)tr)ooo
lr) O, tf)
F-
(\t
-t
rf
(f)
o
o
o
(f)
-c.i+dc.j+--c.i.-c.i
O
6l
(O 'sl
(.o
@
@
-q .:
o
o
o
(')
:
E'e
zo-
-o
o(E-o
YY
'-9 L5
=.
(.o
'sf'(O
(o
(\l
=
-)
=(!
(L
t!
cY
qgnZ'
=(uJ
o
o
E,
qC
JF
63
(t
J=
lr)
(O
(f)
r\
6l
(A
'6
c
.g
(g
E
(g
(,
(D
:<
o
z.
qr:
e'=g=
gf
5
PE
E'Ectr.:!(ttc.=oo,
=FEpspgS
gE-3:$EEsEgsEgS*a8&dsE
o)
=
E
C,
=
F
o, o
c o=
o-
att
C'
-;_
E
J
<i
(t
:<
-c.i<.t+rri<<iF-cddP=S
o
o
o
C\I
i(U
C'
-o
E
=
c/)
C'
Eq6JF
ut
-=
(U
o
C\l
(DOOOOOOOOOOO
ooooo
qqqq
(o
(o
(o
(o
(t)
(f)
(f)
(f)
o
o
q
(o
(\I
ro
6l
(f)
J=
E^
+E
(3OO-OOOO
(9
z.
z.
o
z
{
-z.
c.
(g
,E
q6iJF
gD:
(E
(o
o
o
C\
o
d.
(o
(f)
(o
E-
o
o
q
(\l
(f)
ro
I(o
(f)
o
o
o
(f,
ro
q
(o
(o
o
o
q
s
(o
(o
J=
o
E'c
LU
oooooooooooo
ooooooo
qqqqqqc?
(o
(o
(o
(o
(o
(f)
(?)
(f)
(f)
(f)
c!
ooooo
uJ
o-
F
r
o
NI
(/)
.u
:l
=
q6JF
o-
o
o
N
6:
(g
f
-J
o
o
6,1
(E=
cl(gL
g,f
oooooooooooo
ooooooo
qqq9q
(o
(o
(o
(o
(o
(7)
(t)
(f)
(f)
(f)
c
E\
ooooo
c(o
qC
JF
.tt:
(I'
oooooooooooo
ooo<>ooo
qqqqq
(o
(o
(o
(\t (o
(f)
(Y)
(f)
(f)
(o
c.i
c!
fuF
Yi=
o
no)
c
3nJ
r\(!O-
|f)'tr(UJ6
':=F
s
E5
H-
=-o
-o(u
oY.]<
,6 n
-v,
(l)oc
>=
Etr
(LE
o
o
(f)
J=
o
(!
(l)tL
cc)
(uo=
t_
(o
C\T
(f,
OO-r(\rOOO
c.
(I,
E
q6JF
69
((t
f
J
:<
o
z.
t
(o
o
o
C!
a
?- 'e.
CD
o-
(D
c.
<
<
(It
EqC
JF
U':
(U
ooooo<>oooooo
ooooooo
qqqc?qqq
(o
(o (\t (o
(o
(r) (Y)
(f) (Y)
t'-
CD
c/)
o
o
q
sc!
o
o
o
OO(\I-OOO
oooooooooooo
ooooooo
qcqqq
(o
(o
(o
Gt (o
(r)
(f)
(f)
(7)
t\
q
(o
(f)
(o
(r)
J=
o
o
6I
a
E.E
E-
(7)
OO-(\1
.{-
(\
(7)
-OOO
o
o
o
(\
-6
gc(I'
E
(g
o
o
:<
It
g)
or'-of
E'EP
-3
lz
ro
:g
FE8,sP
E +EFf,Pi='a
=
E
o,
Ess;fig*xsss5
cG'
o)
C
f
E
:o_
U'
J
ri -;.-o
=
oE
(u
(U
(g
z.
:<
-o
E
=
(/)
---.---
BAB
INDIKASI PROGRAM
JANIGKA MENENGAFI
KABUPATEN I-A]\{PUNG T IMUR
6.1
PertimbanganPrioritas
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan dasar bagi pola
pola
menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dan instansi terkait dalam memanfaatkan ruang
untuk berbagai kegiatan pembangunan.
sistem transportasi dan prasarana lainnya, serta pengembangan kawasan khusus secara
optimal dan berkelanjutan.
r55
1.
2.
3.
4.
dalam bentuk:
1.
Penyediaan ruang bagi pengembangan sektor-sektor dominan maupun sektor lain yang
dapat menunjang pengembangan sektor dominan pada lahan budidaya.
2.
Pengembangan struktur ruang yang lebih efisien dengan fokus pada pusat-pusat
pertumbuhan.
3.
Pengembangan
dan
berkelanjutan dengan membangun tata kaitan yang terpadu dalam proses penambahan
nilai dan perluasan muftiplier effect.
4.
Pengembangan sektor sekunder dan tersier yang mempunyai kaitan dengan sektor primer
5.
dituju dan terbangunnya tata kaitan antara sentra-sentra penghasil sumberdaya alam
dengan pusat-pusat pengumpul dan produksi.
6.
fungsional pusat-pusat yang didukung oleh jaringan jalan yang memberi akses secara
proporsional ke setiap bagian wilayah.
pertimbangan bagi kerangka waktu pencapaian tujuan pengembangan tata ruang yang
diharapkan.
di
melalui kerjasama dengan swasta, bantuan luar negeri, maupun masyarakat secara swadaya.
2OO1
- 2011
dijabarkan secara sektoral di berbagai kawasan atau wilayah pengembangan. Jangka waktu
(perioda) perencanaan program adalah 10 (sepuluh) tahun, yang dijabarkan dalam program
lima tahunan. Program jangka menengah tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi program dan
proyek pembangunan, terutama yang berskala besar.
Tabel6.1
INDIKASI PROGMM JANGKA MENENGAH
Periode
Wilayah Pengembangan
IndikasiProgram
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
1.
2oo2
b.
c.
d.
2001-
20032007
20072011
*rF
**
*rk
**
*JF
ketat
2.
e.
Kawasan suakaalam
f.
Karasancagarbudaya
Sektor Pertanian
a. Pertanian Tanaman Pangan
1. Pertanian lahan basah
rF
rF
*
r*
IF
*
TF
Purbolinggo
rF
rk
Diversifikasi tanaman
Pengembangan teknologi pengolahan
hasilpertanian
Pengembangan dan alih teknologi untuk
peningkatan kualitas dan prcduktivitas
r*
*
*
r58
Wilayah Pengernbangan
lndikasi
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
b.
Perkebunan
Program
2007-
2002 2007
2011
lahan *
Pengembangan arealpertanian
kering di Sukadana, Marga Tiga, Way
Jepara, Lab. Maringgai, Jabung, dan
Sekampung Udik.
Pengembangan pertanian
seluas 50.000 ha d sekitar Gunung Balak
(Jabung, Lab. Maringgai, Sukadana, Way
Jepara, dan Marga Tiga)
J*
teknis *
r*
unggulan *
r*
terpadu
parsial
Pengembanganperkebunan
Labuhan Maringgai, Sukadana, Marga
Tiga, Way Jepara, dan Jabung
rakyatdi *
'l*
i*
- Pengembanganperkebunanbesard *
Sukadana dan Jabung
r*
- Pengembangan areal perkebunan di
-
*
*
produk perkebunan
buah-buahan iF
2001- 2003-
{F
rF
benihdan JF
rf
iF
melalui *
rF
rF
Metro *
iF
JF
rF
i*
Sukadana.
c.
Petemakan
diWay
---PengembanganaYamburasd
Metro Kibang,
Batanghari, Sekampung,
dan Pekalongan.
Pengembangan ayam r:as d Purbolinggo,
Raman Utara, Metro Kibang, Pekalongan,
dan Way Jepara.
Pengembangan temak unggas
perkotaan mdalui pembinaan usaha
temak keluarga dan swasta menengah
lRo
Wilayah Pengembangan
IndikasiProgram
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
Pengembangan temak itik
pertanian.
diwilayah
20012AA2
rF
2011
JF
Perikanan
2007-
rF
d.
20032047
.r*
JF
**
Curup
*J*
i*
**
*
3.
4.
Sektor Industri
Sektor Padwisata
rF*
*
rF
.tF
rF
160
Wilayah Pengernbangan
Indikasi Program
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
5.
Sektor Perdagangan
2003-
2007-
2002
2007
2011
Pengembanganfasilitaspendukung
pariwisata (hotel, rumah makan, dl)d
Sukadana dan Way Jepara
Melestarikan peninggalan sejarah dan
***
budaya Lampung
Pengembangan obyek wisata setempat
***
6.
2001-
Pengembangan fasilitasperdagangan
skala lokal di pusatpusat pelayanan.
Peningkatan dan pemantapan ekspor
melalui peningkatan kualitas produk dan
pengembangan sistem distribusi dan
pemasaEn.
Sektor Permukiman
a. Permukiman Perkotaan
b.
Permukiman Perdesaan
{F
.t*
**rF
**rF
*
***
rF*r*
***
*rf
***
***
161
Pedode
Wilayah Pengembangan
Indikasi Program
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
7.
2002
2003.
2007
2007-
i*
Sektor Pendidkan
8.
2001-
Sektor Kesehatan
*T*JF
JF
rF
9.
Sektor Perhubungan
Way Jepara
Pengembangan jalur arteri primer pada
ruas Way Jepara - Seputih
Pengembangan jalur Sukadana-Nyampirruas Ketapang
2011
JF
*JF
JF*
rF
.|*
r*
iF
DonomulyoSekampung-SidodadiMargototeKarang Anyar-Bandar
Lampung.
Kabupaten
Pengembangan jaringan feeder-road,
+rF
rF
J*
rF
TF
rF
**
**
rF
rF*
.tF
r*
162
BAB 7
PENGENDALIANI
PEMANFAATAI\ RUAI{G
KABUPATEN I-AIVIPUNG TIMUR
Penataan ruang merupakan satu kesatuan proses dan prosedur mencakup tahapan
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Prinsip
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang
Kabupaten Lampung Timur mengacu kepada ketetapan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang adalah
r
r
r
Memedomani rencana tata ruang yang lebih finci diwilayah yang bersangkutan.
Menetapkan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan/atau masyarakat.
penertiban. Pengendalian dilakukan secara rutin, baik oleh perangkat Pemerintah Daerah,
masyarakat, atau keduanya.
163
Gambar7.1
Sistem Penataan Ruang Menurut UU Nomor 24 Tahun 1992
PP KAWASAI IERTENTU,
PERKOTAAN DAI\I PEROESAAJ.I
PA9AL 23 (s)
STRUKruR DA^I
PEMANFAMTAT\I
POLA
RT|/AA|G
14)
I
I
0)
TATA
GUNA
TANAtI
TATA
GUNA
TATA
AR
GUM
iAw.
lAt't.
(A},|
TATA
t,DARA
GUNA
SDA
PERATUMN &
PERUNDAIGAI{ TATA
CARA PEI.IYUSUNAI.I
TATA RUANG FUNGSI
HANKAITI
PASAL 14 (3)
I.AN
PEMANFAATAI.I RUA''IG
(PASAL 15 DAAI PASAL 16)
POLA PENGELOI.AAT.I
PEr AKS/A
liM l
TATA
PROGRAM
PROGRAM
PEMBIAYA,N{
PEMAI{FAATAI,I
TATA
TATA
PENTAFIAPAT.I
GUNA
TATA
GUNA
PASA] 15
(r)
PASAL 16 (2)
GUNA
UDARA
GLn/A
SDA
PP MENGENA' POI-A
TGT, TGA, TGU, TG SDA
I-AINNYA
|.AN
PASA
-T--
AR
16 (2)
TAI'IAt"{
PASA
16 (1)
PELA. I
PoRAN I
PEMAN.
TAUA I--
MEKAI.IISME PERIJINAAI
PENERIIBAN
PENGAWASAT.I
EVAI'ASI
ADMINIS.
IRASI
PERDATA
PIDAT'IA
PASAL 18 (1)
PENJI
:IASAN PASA l8 (0
164
Nomor 69 Tahun 1996 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang dan
Permendagri Nomor 9 Tahun 1998.
7.1
Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan ruang adalah kegiatan memanfaatkan ruang melalui serangkaian
(1)
Pengelolaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumberdaya
alam lainnya sesuai dengan asas penataan ruang (pemanfaatan ruang bagi semua
kepentingan semra terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang,
dan berkelanjutan;serta keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum).
(2)
(1)
jalan, pelabuhan, bandara, jaringan listrik, air bersih, telepon, dan sebagainya untuk
(1)
(2)
di Kabupaten Lampung
melalui
165
Kabupaten Lampung Timur melalui pengenaan prasyarat yang ketat dalam proses dan
prosedur administratif.
Pemanfaatan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan ketentuan perundangundangan (legalistic approach) secara luwes, dimana prinsip keberlanjutan (suilainability)
merupakan acuan utama. Untuk mewujudkan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif
diperlukan pertimbangan yang bersifat multi dan lintas sektoral.
Kriteria pengendalian pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
1.
Institusipengendalian
Kateqori pemanfaatan ruanq dan kebiiaksanaannva
yang proporsional bagi pengembangan setiap bagian wilayah, dan memberikan insentif dan
dorongan bagi pengembangan perekonomian rakyat.
2.
Peringkat pertama adalah pengaruh pemanfaatan yang bersifat strategis, yaitu yang
mempunyai dampak berskala regional serta berpengaruh pada strategi makro dan rencana
Peringkat kedua adalah pemanfaatan ruang yang bersifat strategis dan non-strategis,
namun mempunyai dampak terhadap strategi dan rencana struktur ruang pada skala
Kabupaten Lampung Timur. Pertimbangan pengendalian selain ditekankan pada kriteria
lingkungan, juga pada keadilan sosial, implementasi penyediaan infrastruktur (aringan jalan,
pengelolaan air, listrik, telekomunikasi), dan pengelolaan pertanahan.
Peringkat ketiga adalah pemanfaatan ruang yang berdampak pada skala lokal suatu
kecamatan atau beberapa kecamatan. Pertimbangan pengendalian ditekankan pada kdteria
keadilan sosial, lingkungan, teknis penyediaan infrastruktur, pengelolaan pertanahan, standar
arsitektur, dan kepadatan bangunan.
3.
ruang
terhadap
.
.
.
pengendalian yang berkelanjutan, dimana aplikasi komponen dan peringkat kerincian kriteria
Tabel7.1
KOMPONEN UTAMA PENG ENDALIAN PEMAN FAATAN RUANG
KOMPONEN UTAMA
KRITERIA
Pertahanan
Ekonomi
167
KRITERIA
KOMPONEN UTAMA
Keadilan
sosial
Lingkungan
Infrastruktur
4.
Tabel7.2
INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFMTAN RUANG
I(ABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PERINGKATADMINISTRATIF/ SIFAT
GEOGRAFIS
Kawasan Lintas
Kabupaten/Kota
INSTRUMEN PENGENDALI
Strategis - UU
-PP
- Keppres
- Perda Propinsi Lampung
- RTRW Propinsi LamPung
- SK Men/Permen
- SK Gubernur LamPung
Non-strategis -
PERINGKAT ADMINISTRATIF/
INSTRUMEN PENGENDALI
GEOGRAFIS
Kawasan Pada
Strategis
Tingkat Kabupaten
AMDAL
Non-strategis
Regulationl
Kawasan Pada
Strategis
Tingkat Kecamatan
SK BupatiLampung Timur
Rencana Permintakan (Zoning
Regulation)
Non-strategis
AMDAL
Rencana Permintakan (Zoning
Regulationl
5.
lnstitusi Penqendalian
1.
jurisdiksi pemerintahan yang ada di Kabupaten Lampung Timur, terutama untuk program
dan proyek yang bersifat strategis dan berdampak nasional dan regional.
2.
3.
Mempunyai akses terhadap informasi atas program dan proyek strategis berskala besar
dan berdampak luas, serta berkemampuan untuk mengolah informasi serta mengevaluasi
implikasinya terhadap RTRW Kabupaten Lampung Timur.
r69
4.
Mampu melaksanakan peran mediator dan fasilitator untuk menampung aspirasi seluruh
stakeholders dalam pembangunan wilayah Lampung Timur, sehingga dapat dihasilkan
keputusan yang seimbang dan dapat diterima oleh seluruh pihak.
Tabel7.3
INSTITUSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
WILAYAH
PERENCANAAN
Lintas
KRITERIA UTAMA
PENGENDALIAN
INSTITUSIPENGENDALI
2-
TKPRD Lampung
3.
4.
5.
Lampung
Keadilan sosial
Kelestarian ekosistem dan
lingkungan
Lampung Timur
2. TKPRD Lampung Timur
3. Kantor Pertanahan Lampung Timur 4. Bapedalda Kabupaten Lampung
Kabupaten/Kota 1.
Pertumbuhan ekonomi
Bappeda Kabupaten
Keadilan sosial
Penyediaan infrastruktur
Pertanahan
Kelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam
Timur
5.
Kecamatan
1.
Camat sebagai
PPAT
Keadilan sosial
Penyediaan insfastruktur
Pertanahan
Kelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam
7.3
Pedoman Pengendalian
Pengawasan terdiri atas tiga kegiatan yang saling terkait, yaitu pelaporan, pemantauan
(monitoring), dan
7.3.1 Pengawasan
Pengawasan dimaksudkan sebagai upaya pelaporan, pemantauan, dan evaluasi untuk
menjaga'kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur.
A.
Pelaporan
Pelaporan adalah pemberian informasi obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik
yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lampung Timur 2001 -201
1.
pelaporan. Pelaporan dalam segala bentuk yang dilakukan oleh seluruh pihak yang apresiatif
terhadap kualitas tata ruang ditindaklanjuti dalam kegiatan pemantauan, khususnya yang
mengindikasikan adanya pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten Lampung
Timur 2001
-2011.
Secara kelembagaan, pelaporan
ini
Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur secara rutin dalam rangka pengendalian
pemanfaatan ruang.
B.
Pemantauan
Pemantauan adalah usaha atau tindakan mengamati, mengawasi, dan memeriksa
secara terstruktur perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur.
tata ruang, yang kemudian bersama-sama dengan perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Timur menindaklanjuti sesuai proses dan prosedur yang berlaku.
Pada prinsipnya, pemantauan rutin terhadap perubahan tata ruang wilayah Kabupaten
Lampung Timur dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur melalui laporan
yang dihimpun, baik yang berasal dari indivirlu/masyarakat, organisasi kemasyarakatan, aparat
Daerah, hasil penelitian, statistik, dan sebagainya.
C.
Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan sebagai usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan
ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang. Evaluasi dilakukan secara terus menerus
dan secara berkala disimpulkan sebagai kinerja penataan ruang wilayah Kabupaten Lampung
Timur yang dilaporkan kepada perwakilan rakyat.
Evaluasi merupakan fungsi dan tugas rutin Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung
Timur dengan bantuan aktif masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan., Kegiatan
utama evaluasi adalah membandingkan hasil pemantauan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Lampung Timur 20O'l
Hasil penilaian kinerja pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur 2001 - 2011 dituangkan dalam keputusan
mengenai tingkat penyimpangan terhadap tujuan dan muatan RTRW Kabupaten Lampung
Timur 2OO1 2011 dan upaya untuk mengatasinya. Tindakan penertiban dilakukan jika
konsep, tujuan, sasaran, dan muatan arahan pemanfaatan ruang yang ditetapkan masih sahih.
Sedang peninjauan kembali secara menyeluruh terhadap proses penataan ruang dilakukan jika
penyimpangan yang terjadi mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap konsep, tujuan,
sasaran, dan muatan arahan pemanfaatan ruang.
Peninjauan kembali dilakukan untuk menilai kembali kesahihan rencana tata ruang dan
merupakan
bagian kegiatan 'perencanaan tata ruang' yang dilakukan setelah dalam kegiatan 'evaluasi'
disimpulkan adanya permasalahan yang mendasar dan tidak clapat diatasi oleh tindakan
'penertiban'. Oleh karena itu, peninjauan kembali RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001 2011 dapatdilakukan apabila kinerja tata ruang menunjukkan penyimpangan yang signifikan.
7.3.2 Penertiban
Penertiban adalah tindakan menertibkan yang dilakukan melalui pemeriksaan dan
penyelidikan atas semua pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001
perdata, dan sangsi pidana sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-
kepada
rencana tata ruang yang lebih rinci dan/atau pedoman penataan ruang dan penataan bangunan
sesuai dengan penggunaannya sebagai acuan perijinan pemanfaatan ruang.
172
Sesuai dengan ordinasi dan skala RTRW sebagaimana diatur dalam UU Nomor 24
Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, maka acuan bagi penerbitan ijin dalam pemanfaatan
ruang adalah RRTRW di tingkat Kecamatan, RRTRW Kawasan Fungsional, dan rencana tata
ruang yang lebih rinci.
Penerbitan perijinan disesuaikan dengan skala rencana tata ruang yang diacu, seperti
ljin Prinsip, ljin Perencanaan, lMB, ljin UUG/HO, ljin Tetap, ljin Usaha, dan ljin Tempat Usaha
(srru).
Perijinan yang terkait langsung dengan pemanfaatan ruang adalah ljin Lokasi, ljin
Perencanaan, dan ljin Mendirikan Bangunan 0MB), sedang pertimbangan kelayakan
lingkungan diatur melalui ljin Undang-undang Gangguan (IUUG/HO). Perijinan sektoral yang
terkait dengan legalitas usaha atau investasi, adalah ljin Pdnsip, ljin Tetap, dan ljin Usaha.
Sesuai dengan hirarki rencana tata ruang, penertiban ijin dalam pemanfaatan ruang
mengacu pada RTRW Kabupaten Lampung Timur 200'l
yaitu
100.000,
RRTRW (Rencana RinciTata Ruang Wilayah) Kecamatan pada skala 1 : 25.000, sebagai
RRTRW (Rencana Rinci Tata Ruang \Mlayah) Sub Kawasan pada skala 1
: 1.000 - 1 :
5.000, sebagai acuan bagi penerbitan perijinan tata letak dan rancang bangunan/bukan
bangunan, termasuk ljin Mendirikan Bangunan (lMB).
LAMPIRAN A
,aE
9)c
(g
=
(\J
tsE
e c_-9
c=G--
gE=
o
o-
o
c=
=
at)
.c
C)
=
E
E
ct)
c
o
o
o
><
.i==
S
6c.
-EE
=^e
t:5
EH FcEf; Fgf;
?TsT
=
E
-=r.
F;*e
6I
TT
(o
cat
aa
654
(i)
(\I
CQ
f61<..
.NN
(\l
o{
(\l
(\l
6l
e
(\l
lr)
ro
|r)(\rS
ooo
-f
o
(\
S@=
o
o
o
o
ts
.+
ooo
ooo
NO
o
o
s
ooo
ooo
tat
TI
c/t
Gl
c
-g
a
cD
E
E
:)
=
F
(,
z3
c(E-C
=c=
4=G
EFE
oe
o-
=
J
:k
'o-
zul
oo
F
(!
(g
=
0
x
o
F
o
(5
'6
Er
o-=
E(E
c(E
F
a
E
qt
E
6'
:<
J
1|l
=
F
'F
Io
'o- o
e
c)
q,
U'
E
E
(U
lU
CL
E
=
E
f
xt
e
o
oo
eas
EAf
b^
=E
a (t
==
F<
CL(6
=
/t
Ea
G'
=
cq)
co
e
(5
c(U
E'
.q
o-
F
o
a
EE.e
EfiE
-(t
a.Es
E
G'
=^
>=
at)
6co
=
-o
.E
zo
--
v(E
:4,'E !,
"EE
H
-PE
$ ggE gFF
dEE
!.s.e
E
=
F-;
-3
4F
ftEE
Ee.a
E--e
-e
$ $FF gEE
-
-(!(|t
=(5(g
=
(\.gqq
"$==
et'F
--
d Es
=
cFg
;;
e *es
a **g
eas
'=-e
EFE
g,.E FEg.E*
l:
;"
**C'F
6.qPT
'g;g
lr)
I
sE ;
ED
;;;
U'
5gE
FEg
E f E
=F
E.=
-6=CLE
.h tlg
o
o
ct,
6l
Ets
=
(!
-o
E-gs.
sNO
FEE
fifFFEfiEF
'
g9ox
ni.gte
ct
Pg'g E'g''
=** i
ER
ag a
=q
o
o
s
6C.,(f)
;;'
;';
E
E EEe
tttttaattttlllll
8
o
4
q-
Effi
FE
.g
EZ
s(lt
(5
c
(6
l-
-o
qY
=
o
o
lr)
(\
:++
o
o
GI
ctc
6=
cv
Fc
FE
c(g
g'6
E= g
EFT ES
E
*e Eg sS c
Fc $EE EE
EE =i
(t)
=(u
^
co
(t)
=
dt
<.i
<.,
^-=
r+<
q-
ge Ep
=sE ;g
=P
ED
E^
EE
vP
FO
coF
<c;
c(E
(U
c=(5
--
=
-ct
o)
i*i9 -
p3*
o
o_
xo
C)
E
g
(g
6_
6;6
sgE
-s (!t f
?6=
-(!
-B Ct
t+O
c.,
c.)
CO
iG
=
.c
gE
&.8
g,
c
g
CE
(o
E=
(t>
(v)
o)
c
o
o
o,
(')
at
:z
c)(eT
(\tNi
<o
oooo
lr,
(\
c!
6t
oo.(f(\l
o
o
(\,1
oooo
oooo
o
o
lf)
oooo
oooo
(.,
ouru,
:==
(Et\t(!
ou,
==
(g(E
:trX
o
cG
(U
o
F
i
=
-o
o
Eq
6
>c
6(U
an
:<
a)
(',
6(v)
(t
F
(!
co
(\t
({,
(')
(.,
NGI
(v)
(Y,
<\l
rrt
C.,
oo
tf,
Ct)
(()
(o
--i=
G'
=
co
E
E
6
U'
G
o
o
(\l
m
c^
(g-c
FE
FEtr
=F
oe
=g
(5
E(!
c
G
F
=(5e
(E
F
6
0(l
=
xo
o
F
o
(E
.rE
-:E-
uro
g=
(u(u
--ttal
oan
a
o
!
E
IE
c(U
l(!
o
o-
Ec,
at
:<
c)
dt
o
o
o)
o^
=E
oo
oo
oo
("
oo
oo
st
rrt
Ci,
st
@
N
t<t
urut
oo
3=
G(E
39
99xg
c rE ttr(E
a5
==
(g(E
II
ato
g=
(9(U
IE
XI
(U
II
-I<C
,t
at,
v,
=== Eo,E
E
]o
<I
E :E;
EtlE
<.t)<
eo
I-
tttllll
o
o
(o
(o
o
o
\t
an
at
u,
===
EGt'
I-I
ouro
===
--6dG50
*E
(\t
(!
(\
E S*
6trtr
EEe
o -o-o6
J@6
'6
--Z
-qI=
(E
EgE
o
ro
=
6l
SEE
go
(U
E
--
E
:'
E
I
co
ED
gs
orv
C^
(\l
(\a
(\t
6l
ssggg
c,
(E
:9* EEg
gEEE
=E
(\l
EEF
tttal
ltt
=
c(,
at)
c
cl
c(E
E(U
o-
:.
.=(E
'F!
.EE
=7H.8'p
EE
E
o,
C
E
o J(5
-o
.E
..2.
ct) (6
U)
o
z.
es
EBa ,"i
g)
'c c(!
c(5
E(E
J
(\
o
(\
E
IE
-o
't= -g=
o
= E.U (6
o
rJ)
(!
qt
co
J
f;
E=f,a Es*
E*
-""
a$
E5g E$f, 5E 9
??
eF-P
ggE
yq? :<
dl
:<
o
e
6
E)
o,5
F:tt E=
==tElx
-8
c,
(\l
(\l
="8
gHf;
o
c
A'F
Fp
6=
2C
de
c
_(E_
NEF
6A
Y.@
.G
6
='s E
-ES+E
S+a
: x=
c(!
CL
c
'Fs
CD
(E
+:5
EE>
EES
Ec
=g
rlE
=(g
ED
E)
ae8
E
JCt
Eg-
E
(5
(L
aD
.t8
o8
xQ2
rttl
Fp=
Ec' pE tE
EeE EEEE
'6)
c,
rttl
==
E6
II
(\
(\l
c.i
.=
o
C
F
x
=
co
=
o-
(9
co
(.,
(9
CL
<
c(5
C
(t
(g
--
6tq.
o
(')
()
(')
l=
o
o
LC
rl
;l
l-c
IE
ldl
o
o
<\r
gG
(q(1,
E.F
(s
(t)
x(E
E=
=
.t)
5
(5
o-
<t)
(Y)
(r,
(!
(g
sr
CD
(\
(v)
(\l
(!
(r)
(v)
.rt
oo
sf
6r
6.1
Gl
(\l
(!
NO
o
o
(Y'
s
o
o
ooo
ooo
('t@(o
r\
6t
(\
(!
(\l
$I
|r,
(\t
6l
c(g=(E
IC
c=
==(g
FG
=F
ooo
ooo
svs
(\l
(o
(!
g
6
vStsb
<lldU'U'
(i,
tDJZ (5 cl
It
CD
G'
o
o
a
o
o
rat
ato
(E(U
==
II
(6
F
E
(g
c
(g
F
6
U'
o,
(U
l-,-
E
E
(5
Yqfi
all=
x(!
o
tt
ctt (E (!
<-Y
.s!
ED
a=0
5Sl 5
E 6E
ich=
tttalll
8
g,
=c(E
xo
o
F
o
v,
o
CL
E(D
:<
I
(l,
qe
.EE
8-p *E
F+9 F}R
co
=
o^
(l,
i*E
BE6
FEg
gFE
FF
(E
ct
b'=eEg'
9E=
5Cfi
(\t
94
EE
.G G
(9c,
9_8o
&E
AFF
:''
CE
(g(U
EE
66
-o5
o
o
E
-= -=
ou,
5Ei6
=-
cHP
(!
vl
(\,1
q)
=gfifi
o
(\I
o)
o)
c(t,
(\l
(g
(\l
c.
g
6
o-
CD
c^
Els
F'
(!
tx
d)
(\l
o,
c.
(!
=
o-
=
=
o
(\l
cn
.g
=
g
q)
co
x-o
=G
co
='6
(6CL
(g
3g
o-
Eeo
E(E
(!
E
o J(5
-o
.E
(t)
cB
zo
g
(u
Q9a
d-5
=5
c(E
h'a
t(5
EP
';
E-g
aH
pP=
gss
-E
:t=
-z:<.
C
(o
E
(I,
=5
bfi$
ii-u
E
=
EE
g'E
EgP
E E S. B
CD
c(g
>\
<(l'
1v
FO
tsE
EHF F$9
ig-O
=
d
FF
:<
:<
o
=
.t)
(t
OI
(t)
-!D
(t
E
co
o,
J
c(l)
(U
o
3
-o
(U
:<
'a(g
o
tFf
u.
(D
_o
a=
LAMPIRAN
A.2
1.
Marga Tiga, Purbolinggo, Jabung, dan Labuhan Maringgai. Lahan dengan kesesuaian Sz
tersebar terutama di bagian Utara Kabupaten Lampung Timur, dan terbatas di bagian Selatan.
Kawasan di Bagian Tengah relatif tidak sesuai untuk budidaya tanaman pangan lahan basah.
TabelA-2.1
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Pangan Lahan Basah
Simbol Kesesuaian
Lahan
2.
Keterangan
Sistem Lahan
Sr
BKN
SLK
SBG
KHY
Sz
MBI
BGI
KNJ
> 75% lahan lidak bepotensiuntuk tanaman
pangan lahan basah
3.
SAR
GSM
SMD
BTK
BLI
KLR
KJP
BKU
BMS
PTG
BLW
MDW
Sumber: HasilAnalisis
LAMPIRAN
Nen
Sepah
L-AUTJAWA /)
ov
IGBUPATEN
<v
LAMPUNGTENGAI{
P'Srr.@a
KOTA
METRO
I(ABUPATEN
IIiIPUNG SEIAT
,x
Al
(EIEMIIGAI{:
lr'orl ilr
:l
F=
ls
lBxr]
J L1rpRopr{Sl
l6Ml
nil
TO-l
BUKorAK qrPArEr{
au(or xEctrlArAr{
F-----
oAt{AU
F<
:l
Rl
JA*{TGGAR
suNcl
KESESUMNSI
RABAl.m
lBMsl
BI,KTMI'SAI{G
sfG^laln
l-ffiil
zuKTISGGI
rmt
PUTNNG
lBrwl
MNJARI.^WAS
l-KNtl
KUMNJI
fsBc]
SEBII{GAIJ
t{.^F[,
|mfr
ITEM).AWA
BEMXI,LU
|-sml
SOLOK
l3[{D',I
8 t(titAl{
Gtfiu{Gsflrci|G
$tG lilED llc
Brrd
SAR|SGroircl(Ol(
[Bm
lml
ITKUI
8E.JN
tffil
|(AHAY
l{
w'H
2.
bagian Utara Kabupaten Lampung Timur dan terbatas di bagian Selatannya. Kawasan di
bagian Tengah umumnya tidak sesuai untuk kegiatan budidaya tanaman lahan kering.
Tabel A-2.2
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Pangan Lahan Kering
Simbol Kesesuaian
Ketenangan
Lahan
Sr
Sistem Lahan
BKN
BKU
SLK
BGI
KNJ
SBG
KHY
2.
Sz
3.
MBI
BTK
SAR
GSM
SMD
BLI
KLR
KJP
BMS
PTG
BLW
MDW
LAMPIRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTTMUR
,Isafu/dt
L-AUTJAWA r)
KABUPATEN
I.AMPUNG TENGA}I
P.&gM
KOTA
METRO
\-
IGBUPATEN !
IIMPUNG SEIATAN
I
i-- \.
tr':!
B TAstcr&P rE{
JALI{IEGAM
l-l-fl
TO]
E--+:
JAunlqflp
lEr{
mrl
iluAR BAm
tsARl
SJiIGAIAIJR
l-flIl
ITI,GII
MKilUil
rFre]
RJTTING
l-dsM-l
G[l(|llcSAllOf{G
lE-Lwl
8AI{JAR IAWAS
13ffi;l
st t{GAnGoAl{G
fKNtl
KUR,AruI
fsBGl
sE&tNG
rEr{
8^RAEGTONGKOI(
tst (orAKEcrn
fBrKl
TAtrl
fBu
8Em
F<l
sui{otl
KEsESUMI{SI
%27
xEsEsrrArANS2
AJK'TllUSAtlG
B{'KTTIIGGI
Btxor^r<l&,P
MN
lBt'{sl
tffil
lB:ml
tffil
IN
I.AFIAN KER]NG
*,tH
IqflAYAN
XI.ARU
lmq
MENDAWA
8NGruLU
fstxl
sotoK
nnn
3.
kegiatan budidaya tanaman tahunan/perkebunan. Secara lebih rinci, kesesuaian untuk setiap
jenis komodititertera pada Tabel A-2.3.
TabelA-2.3
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Tahunan
No.
Simbol Kesesuaian
Lanan
Keterangan
Sistem Lahan
KARET
1.
Sr
tahunan
2.
Sz
3.
MBI,BTK, BKU,
BKN, SMD,
SLK, KNJ,
SBG, KHY
SAR, BGI
MBI, BTK,
BKU, BKN,
SMD, SLK,
KELAPA SAWIT
1.
Sr
PTG, KNJ,
SBG, KHY
2.
Sz
3.
LAMPIRAN
_ RTRW KABUPATEN
LAMPUNGTIMUR
SAR, GSM
Simbol Kesesuaian
Lahan
No.
Sistem Lahan
Keterangan
KELAPA
Sr
1.
MBI, BTK,
BKU, SMD,
SLK, BGI,
PTG, KNJ,
SBG
2.
Sz
3.
tahunan
GSM, KHY,
SAR
BLI, KLR, KJP,
BMS, BLW,
BKN,
MDW
KOPI
Sr
1.
MBI, BTK,
BKU, SMD,
SLK, BGI,
PTG, KNJ,
SBG
2.
Sz
50
GSM, SAR
tahunan
> 75% lahan lidak berpotensi untuk
tahunan
tanaman
KAKAO
t.
Sr
2.
Se
50
MBI, BTK,
BKU, SMD,
BGI, KNJ
GSM, SAR
tahunan
> 75% lahan tidak berpotensi untuk tanaman
3.
tahunan
LAMPIRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
Simbol Kesesuaian
Lahan
Keterangan
Sistem Lahan
CENGKEH
Sr
1.
MBI, BTK,
BKU, SMD,
BGI
2.
Se
50
GSM, SAR
tahunan
?
KHY, KNJ,
SBG, PTG,
MDW
LADA
Sr
1.
2.
Sz
MBI, BTK,
tahunan
BKU, BGI
GSM, SAR
50
3.
tahunan
KNJ, KHY,
SBG, MDW
PTG
TEBU
1.
Sr
2.
Sz
50
750/6
MBI, BTK,
BKU, SMD,
SLK, BGI, KNJ,
KHY
GSM, SAR
tahunan
3.
SBG, PTG,
MDW
LAMPIRAN
TIMUR
to
Simbol Kesesuaian
Lahan
No.
Keterangan
Sistem Lahan
BGI
TEMBAKAU
/t-
Sr
tahunan
2.
Sz
BTK, MBI
tanaman tahunan
> 75o/o lahan tidak berpotensi untuk tanaman
3.
tahunan
BLI, KLR,
KJP, BMS,
BLW, SAR,
GSM, BKN,
BKU, SLK,
KNJ, KHY,
PTG
KAPAS
Sr
t-
BGI
tahunan
2.
Sz
3.
BTK
BLI. KLR,
KJP, BMS,
BLW, SMD,
MBI, SAR,
GSM, BKN,
SLK, KNJ,
SBG, KHY
NENAS
St
1.
BGI, KHY,
tahunan
BKU, MBI,
SMD,
2.
Sz
SAR, GSM
BLI, KLR,
tahunan
KJP, BLW,
BTG, BKN,
BMS, SLK,
KNJ, SBG,
PTG
Sumber: HasilAnalisis
LAMPTRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
tluft
S.pt dh
I-AUTJAWA
I(ABUPATEN
ryv
LAMPUNG TENGAH
17
PScc@d
KOTA
METRO
I(ABUPATEN
TAAIPUNG SEIATAI{
I
i-- \\}
mrl
ruARAEAM
lEMsl
8tfl$T
l-sARl
SI'T{GAIALW
fBcr
B{IfiTSIOGI
JA.ANpRoptNSl
lTaorl
IESM
JALANt<eBw TEII
lsMpl
SUNGAI ITEDAI{G
l-tril
KUflAruI
BUKoTAIGBIP^IEr{
l-BrKl
&IRABGTotCKq(
tTBcl
S&INGAIJ
fBu
8Em
fKrrYl
tGlt
IGART'
hp:q
MEIIDAWA
B$GrutU
fsFl
sot 0t(
JA;.111111EGARA
::
Tl-n
f6'l BUKorAKEc
F.---
F< stNGAl
uArAr{
DAflAU
:
77'
XESESU11qNS1
KESESUAIANS
tml
IE-KUl
toMl{
GUt{ll,GS$rciG
lfl,sl$lc
fprc]
PUTTNG
lE
BAI.IJAR I.AWAS
w-l
YAll
PETA KESESUAIAN
tTIlAN UNruK
MwE p!,it
TAUTJAWA
KABUPATEN
ryw
LAMPUNG TENGA}I
/-1
P.s.gc@
.lL
KOTA
METRO
KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
!J
--_ E
f::
F:l
F
F=
flfn
|-fi
F----:
R
:
n
BATAsIqBLpATEN
JAfi,tNEcARA
mIl
_@
BKNI
MUARASAUN
tBN{s I
BUKIT MUSAI{G
AUR
SI'T{GAI
tBcil
BUKTIINGGI
8AKNAil
fPrc"l
PUTNNG
JA[Ar{PRoPrHsl
IESMI
GU{UtlGS$rcilG
tEr\4,l
8AI{JARI.AWAS
JA.ANTGBUPATET{
[sMo|
SUI{GAI MEDAI.IG
fro.ril
KUilNJI
BrxorArwuPArEN
fBrKl
l-BLil
BARASGTOTIG|(OK
fsBCl
SEEANGAU
BAJN
lKrryl
KAHiAYAI{
DANAU
lKrF-l
KI-ARU
|l'Dfr
MENOAWAI
SUNGA
tEffil
BEI{GKUIU
|-sml
soLo(
&xorAKEc.Ar/ATAt{
KEsEsuAt
Nsi
KESESUAAT{I{
PS,lERll{TA}l l(AEt
B,COAtl PERENCANMN
Muil *pnh
LAUTJAWA r)
0KABUPATEN
P.S.gwl
ryv
I.AMPUNG TENGAI.I
i
L^t
'-:
,''
.'c
.4
t&
KOTA
METRO
KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
i-".
F=
JALA11NEGI,RA
flmil
r,tuAR BALm
ITARI
stNGAIll-uR
fEffil
B Ktt{Arl
ftr-il
frel
IESMI
otnuNcsAtrlot{c
lBtw-l
:
fi-n
TO'l
JAx{t0BtpATEN
lsffil
suNGAtMEoAl{G
BUKoTAIqBUPATEN
fBTKI
BARABGToNGKo(
BrxorAKEc
fBLr
BELm
F-----:
oalAu
lffil
suNGAl
FTU]
uATAN
KESESUA|ANS,I
7V%
-I
KEsEsuAtNs2
KESESUAN N
IBMsI
t-xNt]
fsBcl
KI-ARU
tffil
F'pq
BENGKULU
fs:iRl
zuKTMtsAt{c
zuKTnNcGl
RJTIING
A6
TANAIvIANTAHUNAII(IGKAO)
TIMUR
KABUPATEN TAMPUNG
&ANJARI-AwAs
KURANJI
sEBAr{cAt
KAxAYN{
s't#
I,TAM
Sm${Pcb:
Z\
MENDAwAI
soLoK
gmba(m D6or:
ffltor Plda.tlh{r fdIsbo
tnpuleIfM
at
:--.----t
pEilERtr{TArtl$EuPATErll-AltPut{GilruR
| ffi
Il$ t
^,"-"t
*^t
""*.r-^**..I
MwSq6h
LAUTTAWA
KABUPATEN
/-)
P.'egM
I.AMPUNG TENGAH
l
L
KOTA
METRO
KABUPATEN
\.
TAMPUNG SELATAN
TMBII
F=
il-n
TO-l
E=---=
K
:
lru;z
lffil
JATa1NESARA
tE-trl
t6sfil
MUARAEAUTI
sJr{c^TALUR
Bru(tf,{
fl
cur{rJNcsArirolc
lTMpl
suNGAr
tzuKorAt<eBUP rEN
IBTKI
BARAscroNGKor(
.BUr(orAXEcArtr,{TAl{
fB--Ln
Berm
DANAU
suNGAl
KEsEsuAtANsl
KESES.^IAN'2
tEFl
lErul
nEoAr{c
KrrRU
BEI{cKULU
tBMs
l-Bcil
l-Prcl
lBtwl
mI
TsTGI
lKrrvl
li{pE
rcrn
BUKT
A7
ilusAr{c
zuKTtrNGGr
Purnr{c
BAruARuwAs
kuR ilJl
sEBAI{GAU
,cqH,qYAr{
rrENDAwAl
so{-or(
ls'#l
mlurARAl
rl
ffirJ
I
aloruezur'{cANuflPETBANcUN
NDAERA}I
I
I,^A,UTIAWA
I(ABUPATEN
<e
I-AMPUNG TENGAII
/)
0u
P.$w
,-.1_^
KOTA
METRO
I(ABUPATEN
l.AtrlPUNG
ORIENTASI
SEI TAI{
.t;
i^- \i
Y@S.W
!dce.& 3
Fl
F=
-l
n-n
f6]
F.---
F<
:l
%-
BATlsTqB{rP rEr{
mrl
iluAR 8 [m
lsA&l
SU!GA!.AI.UR
lBMsl
anfiilusAf{G
t-ffi|
Tffi]
fltfilsrccl
lTtw-l
EANJTRUW S
JALATTEGARA
ITffiI utciutl
JAur{PRoPtNsl
JALAI{IqBUP rEr{
t-cEl
rcm]
s{rNG ttcoAl,tc
fnril
KUR,TilJI
Eu(orArGBuP lEN
l-Brr(l
BARASGTOI{GKOK
fsBcl
sEBAilG t
B{t(or
KEcrrATAr{
DAMU
stilot
KEsEsuA^Nsl
KEsEsuAAnsa
l-BLrl
Glfilrtc
sAiloa{G
BETM
tffil
R'NTG
rqH Y l{
rcr]
KI,ARU
@fr
lGfio w l
Frul
8E}GKUTU
TSRI
s40(
S,H
-:\ MwWh
F*-.
&'-
KLR:-.
INUTJAWA
KAAUPATEN
KOTA
METRO
oa
PS.Effi
<x
tAlriPUNG TENGAII
xI.AUTJAWA
IGBT,,PATEN
IIAIPUNG SEI.ATA'{
IJ\UT'AWA
<*
Nw.S.l-tg,,t
tr=
B TAsKlflP rEil
F=
J tlr{l{EcAR
:
FI-n
TO]
E---:*:
F<l
:
77-
JALAilTctB{t rE}l
atxoT
rqBUPAlEr{
BtxoTAKEcAn
oAMU
$ilGAl
KESEsl,AtAnsl
KEsEs,lllr{sa
l{
mil
IIiJARAB^LM
tsARl
slrcnALUC--
IETFI
8 t(lf{tt{
l'Gsfrt
ei[|G9l|tlOG
lffil
fsr'ol
fBnd
statc^tilED
f-totl
urumuw
nn H,l
fsBcl
sB lrtc t
TEiN
mm
tffil
fEFl
lB@
l{G
BAR^BGTOilqOK
I(ARIJ
BRGI(II.U
rffil
fffit
r@
FffiI
tffil
ujlgTuusANG
utgrTsGGl
R'NilG
r(^flAYAtl
tf,lroAwAl
so-d(
s,'H
,'lw *pydt
IAUTJAWA
IqBUPATEN
&
UT'PUNGTENGAH
/-)
P"s.g@d
-.t
..''
KOTA
METRO
-'..:ff".+1.
IqBUPATEN
t-AlrlPullci
SEI TAI{
I
i-- \i
tr-
BATAslq&P lEt{
J ul{l{c
-l
:
:
n-n
f6-l
F--+-
R
:
7-
JAgilpRgplig
J
ultctatr
rEl{
sxorAtqBUPArEN
Btxor
lloil
*j
KEcllt rAll
oAMu
slilcAt
filarslrc
lEMs-l
Bt
sARl
rrrAR^Brrm
$Jr{c rAun
l-Bcr
BucTrstcct
Bxsrl
uKt{AN
lEl . RtnilG
lE trl B^ilJARuw s
l"Sill
qil.itcs^ilorc
slficAnrD l{c
uR BcrolcxoK
l-KNil
KUMr{Jl
l'bnd
l-Bu
Bem
ITHYI
suncAu
rttfl Y r{
fst@l
I
|TIrl
lEFl
xuRU
Bs{ctolu
Tsm
@fr
fffil
ffir{o
4.11
wr
soroK
XESESUMI{SI
KEsEsuA|Afls2
ffi
ryT**1yTY
\ry
UADNI
Y@Wr
LAUTJAWA r)
I(ABI.|PATEN
P.&1wa
<p
I^MPUNGTENGAII
-.*
KOTA
METRO
KAAUPATEN
lltuPtNGisFr4T n
I
a
t
-.-'i
F=!
srsr<ra,Plgl
J uililEc^R
-l
Fl
:
n-n
f-6-l
Fl
Rl
:
7Z-
Jtttt<r&PlEil
fior
rurR 8Am
tsr'Rt
stf|GAtaln
lTffi] ut(tfi tl
J rllpRops6l
ntxot
mrl
tffil
l
GT|IIGSAilOG
sr{pl
$nGAiltEtuItG
t<l&p
rEr{
BAR^EGT(ltcrol(
lt
l-Brrcl
rAr{
l-Bu
t<ec
ruMU
grton
lcsEstrAtAtitst
tBMsl
BUCnIA${G
ATfiTilGGI
IETWI
BATUARlrWAS
SEBAIIGAT'
rffil
fml
l-Fl
R'TNI{G
KUMTUI
SEtm
|-sBcl
lKrrYl
rcn]
XltRI',
tfrbrl
il$D,NVA
lEFdl
8Ef'lO(t!-U
fsRl
soto(
s'H
t(AtllYAl{
SrtrF-0rr:
lcb Frinfit, l(tt
ln lffnne
lir|'
t<gsstAutttsa
DAERAH
3.
TabelA-2.4
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Perikanan
Simbol Kesesuaian
Lahan
Sistern Lahan
1.
2.
KJP
MBt, SAR
BKN, GSM,
SMD, BTK,
BLI, KLR BKU,
BMS, SLK,
BGI, PTG,
BLW, KNJ,
SBG, KHY,
MDW
Sumber: HasilAnalisis
LAMPTRAN
1L
3.
TabelA-2.4
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Pedkanan
Simbd Kesesuaian
Sistem Lahan
Lahan
50 - 75oi lahan berpotensi baik jika diusahakan
untuk pedkanan
1.
KJP
MBI, SAR
BKN, GSM,
SMD, BTK,
BLI, KLR BKU,
BMS, SLK,
BGI, PTG,
BLW, KNJ,
SBG, KHY,
MDW
Sumber: HasilAnalisis
LAMPIRAN
_ RTRW KABUPATEN
LAMPUNGTIMUR
22
Nwbtdt
IAUTJAWA
I(ABUPATEN
I.ATITPUNG
<4
TENGN{
t-
.4
0u
P.Sam
^,
F"
B TTsKABw TB{
F::l _q usrccArrAr r
JAUS{1EGRA
JArrilPRoP$sl
:F= J t l{t<raPATEt{
fl-n ptrot KAn,P rEN
fO-l R (orAxEcrr rnfr
ffil oAMu
F;<l $tGAl
tffil
EAKI'{Ail
l-csMl
GUNI
rcm;l
$t|Q{rftD
lBMsl
fffil
|Ticl
ur(nma
R'NilG
tffil
rtrtl
l-Bn<l
BARAEGTOTIGI(O(
fsBc'l
SEBANGAT,
IEil-I
8em
ItrrY-l
KAlt YtJrl
t(uRu
ll'o:fr
f-s'xl
Ittr{t}AwA
rcn
tEml
BEI{GfiTI-U
PER|lGI,lAtl
BUOTil{OGI
l{G
t{GSA[orG
ilG
SAliu
Rt w s
toRAl{Jl
*'oH
so.q(
KEs$rA^flsl
-l
7V-
tcsEsrrltlnsa
PETERNTA}I I(I8.PATEN
UIfI''GTIruR
4.
kering. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan untuk kegiatan penggembalaan bagi keperluan
petemakan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. dapat digunakan untuk
kegiatan budidaya petemakan.
TabelA-2.4
Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Petemakan
No.
Simbol Kesesuaian
Lahan
't.
Sr
Keterangan
Sistem Lahan
MBI, GSM,
SMq
BTK,
BKU, BGI,
KNJ, SBG
2.
Se
3.
SAR
Sumber: Hasilfuralisis
LAMPIRAN
- RTRW KABUPATEN
LAMPUNGTIMUR
24
sf
!
,-r'-6'_.
I..AUTIAUTA
I(ABUPATEN
ll{ltlPUNG TENC'AH
<p
oo
P.e'dd
t'-. t')
xp
I.AUT.IAWA
I(ABUPATEN
IAMR'NGSEIITAI{
I,AUT'AWA
&
F-
T6t11ap
rEN
l1"rgrl
nAR Etlm
ls
s$G trun
Rl
J SI{NEGAR
::
|-I-n
IBKNI
BAnfiAtl
JALI{PRoPtt{c
lcsMl
GI$iIGSAil(lG
sr,lGAttE) l{G
F--;i-
t-O-l
F<
Fl
W
J rlilK^Bt,p rEN
tatxor tq8tP
lEN
Tsrpl
I BrKl
BARABGTOIIGKOI(
lBMsl
fffil
rftt
IELTI
tffil
t-sBcl
fffil
U'|(rINISATG
&r0rrnacl
PUTIII'G
KURAIiIJI
sE&tNGAt,,
tffl
8gfil
ITEF]
I(URU
@f,
MSD,AWAI
$Jtlocl
tEFl
B$|Gru1U
l-$x-l
s0(x(
XESEs(AnflSt
GsEst Alll{sa
E rJARtlW S
l{Au
Btt(orAlcclnrm
I(Al{AY^t{
w'H
LAMPIRAN B
STANDAR KEBUTUHAN
FASILITAS PERKOTAAN
LAMPIRAN
-:
r
.
.
o
Kegiatan domestik
Hidran umum
Kegiatan komersial/industri
20
Pelayanan sosial
o/o
1.
TK
SD
lahan 1.200
2.
m2.
3.
SLTP
4.
SLTA
1.
Rumah
Sakit
2.
Puskesmas dan
BP :
m2.
3. BKIAdanRSB :
4.
BalaiPengobatan
m2.
orang
5. Apotik
LAMPIRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
m2.
26
a''
Standar Kebutuhan Fasilitas Perekonomian :
1. Pasar Induk :
2. Pasar
:
3. Pertokoan :
1.
Mesjid
2.
Langgar
3.
Gereja
4.
Pura
5.
Kuil
m2.
-1
LAMPIRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTTMUR
27