Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KESETIMBANGAN

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Firda Saidatu K.
Hany Artamevia A.
Rizka Puji A.
Pamungkas Wisnu K.

PRAKTIKUM REAKSI BOLAK BALIK


A. Tujuan
Untuk mengetehui perubahan konsentrasi pasa reaksi kesetimbangan.
B. Alat dan Bahan
Alat
Tabung reaksi sedang
Rak tabung reaksi
Gelas kimia 25 mL
Pipet tetes
Spatula kaca

Jumlah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah

Bahan
Larutan NaI 0,1 M
PbSO4 padat
Larutan Na2SO4 1 M

Jumlah
25 mL
2 gram
25 mL

C. Dasar Teori
Reaksi reversibel adalah reaksi di mana konversi reaktan ke produk dan konversi produk
untuk reaktan terjadi secara bersamaan. Salah satu contoh reaksi reversibel adalah reaksi
gas hidrogen dan uap yodium ke dan dari hidrogen iodida. Reaksi Maju dan balik dapat
ditulis sebagai berikut.
Rekasi maju : H2 + I2 2HI
Rekasi balik : 2HI H2 + I2
Dalam reaksi maju, hidrogen dan yodium bergabung membentuk hidrogen iodida. Dalam
reaksi balik, hidrogen iodida terurai kembali menjadi hidrogen dan yodium. Kedua reaksi
dapat digabungkan menjadi satu persamaan dengan menggunakan panah ganda.
H2 + I2 2HI
Panah ganda adalah indikasi bahwa reaksi reversibel.
Ketika gas hidrogen dan yodium dicampur dalam wadah tertutup, mereka mulai bereaksi
dan membentuk hidrogen iodida. Pada awalnya, hanya reaksi maju terjadi karena tidak
ada HI yang hadir. Saat hasil dari reaksi maju, ia mulai melambat ketika konsentrasi
H2 dan I2 menurun. Segera setelah beberapa HI telah terbentuk, mulai terurai kembali
menjadi H2 dan I2. Laju reaksi balik mulai keluar lambat karena konsentrasi HI rendah.
Secara bertahap, laju reaksi maju menurun sedangkan laju reaksi meningkat terbalik.
Akhirnya tingkat kombinasi H2 dan I2 untuk menghasilkan HI menjadi sama dengan laju
dekomposisi HI menjadi H2 dan I2. Ketika tingkat maju dan reaksi balik telah menjadi
sama dengan satu sama lain, reaksi telah mencapai keadaan keseimbangan.

D. Cara Kerja
1. Ambilah sepucuk spatula timbal (II) sulfat padat dan masukkan ke dalam tabung
reaksi.
2. Dengan menggunakan pipet tetes, tambahkan larutan NaI 0,1 M sebanyak 20 tetes ke
dalam padatan timbal (II) sulfat tersebut. Amati perubahan yang terjadi.
3. Dekantasi (buang cairannya sampai habis dengan memiringkan tabung reaksi) larutan
dalam tabung tersebut sampai tertinggal endapannya. Amati endapan yang terbentuk !
4. Tambahkan ke dalam endapan, larutan Na2SO4 1 M tetes demi tetes sampai warna
endapannya berubah. Amati yang terjadi !
5. Bandingkan warna endapan terakhir dengan padatan PbSO4 yang ada dalam wadah.
6. Buatlah tabel pengamatan dan diskusikan hasil pengamatan dengan kelompokmu.
E. Hasil Percobaan

F. Pengolahan Data

G. Pertanyaan Dan Diskusi

1. Apa yang dapat kamu jelaskan dari hasil pengamatan pada langkah 2 (a) dan langkah
2 (b) ? zat apakah yang kamu dapatkan pada langkah 2 (b) dan apa warnanya ?
Jawab :

2. Bagaimana pendapat kamu dengan langkah 2 (c) dan langkah 2 (d) ? zat apakah yang
kamu dapatkan pada langkah 2 (d) dan apa warnanya ?
Jawab :

3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada langkah 2 (b) dan 2 (d).


Jawab :

4. Coba gabungkan kedua reaksi yang kamu tuliskan tersebut.


Jawab :

H. Kesimpulan

PRAKTIKUM REAKSI KESETIMBANGAN

A. Tujuan
Untuk menunjukkan suatu reaksi kesetimbangan yang terjadi pada reaksi.
B. Alat dan Bahan
No
.
1
2
3
4
5

Alat
Gelas kimia 50 mL
Pengaduk
Pipet tetes
Botol semprot
Silinder ukuran 25 mL

Jumlah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah
2 buah

Bahan
Larutan FeCl3 0,1 M
Larutan FeCl3 pekat
Larutan KSCN 0,1 M
Larutan KSCN pekat

Jumlah
10 mL
5 mL
10 mL
5 mL

C. Dasar Teori
Reaksi reversible dan Ireversible
Kasus I
Jika kita membakar selembar kertas, maka kertas akan menjadi abu, abu tidak akan
menjadi kertas kembali proses ini hanya berlangsung satu arah (ireversibel).
Kasus II
Jika kita mereaksikan endapan PbI2 dengan larutan Na2SO4 maka akan terbentuk
endapan putih PbSO4. Jika ke dalam larutan yang mengandung endapan PbSO4 kita
tambahkan larutan KI maka akan terbentuk endapan kuning PbI2
Persamaan reaksi kedua proses sebagai berikut :
PbI2 (s) + Na2SO4 (aq)
PbSO4 (s) + 2 NaI(aq) (1)
PbSO4 (s) + 2 NaI(aq)
PbI2(s)
+
Na2SO4(aq) (2)
Jika diperhatikan reaksi (1) kebalikan reaksi (2), maka kedua reaksi dapat dituliskan :
PbSO4 (s) + 2 NaI(aq)
PbI2(s)
+
Na2SO4(aq)
Peristiwa pada kasus II merupakan proses reaksi yang dapat balik (reversible).
Reaksi reversibel : adalah reaksi yang berlangsung dalam dua arah berlawanan pada
waktu yang bersamaan
Pada reaksi reversibel zat pereaksi terbentuk kembali karena hasil reaksi berubah
menjadi pereaksi
Persamaan reaksi reversibel
A2 + B2
2 AB
Reaksi irreversibel : adalah reaksi yang berlangsung dalam satu arah
Pada reaksi irreversibel dikenal reaksi satu arah karena zat pereaksi tidak
terbentukkembali
Persamaan reaksi :
A2 + B2
2 AB
2. Keadaan Kesetimbangan
Reaksi reversibel pada suhu dan tekanan tertentu dapat mencapai keadaan
kesetimbangan
Pada saat mencapai keadaan kesetimbangan selalu :

Jumlah setiap komponen reaksi tetap

Laju reaksi ke hasil (v2) = laju reaksi ke pereaksi (v1)

Kesetimbangan kimia bersifat dinamis artinya reaksi terus berlangsung (tidak


berhenti),tetapi tidak terjadi perubahan makroskopis.


Prubahan makroskopis adalah perubahan-perubahan yang dapat diamati seperti :
perubahan suhu, perubahan warna, perubahan tekanan dan perubahan volume.
3. Kesetimbangan Homogen dan Kesetimbangan Heterogen
Berdasarkan fase zat-zat yang terlibat dalam kesetimbangan sistem kesetimbangan kimia
dibedakan menjadi :
a. Kesetimbangan homogen
Kesetimbangan homogen adalah sistem kesetimbangan yang hanya terdiri dari satu jenis
fase
Beberapa reaksi kesetimbangan homogen
1) N2 (g) + 3 H2 (g)
2 NH3 (g)
2) 2 HI(g)
H2 (g) + I2 (g)
3) 2 SO3 (g)
2 SO2 (g) + O2 (g)
4) 2 NO2 (g)
2 NO (g) + O2 (g)
5) Fe3+(aq) + SCN- (aq)
FeSCN2+
b. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah sistem kesetimbangan yang terdiri dari dua atau lebih
jenis fase
Beberapa reaksi kesetimbangan heterogen
a. CaCO3 (s)
CaO(s) + CO2 (g)
b. Al3+ (aq) + 3 H2O(l)
Al(OH) (s) + 3 H+ (aq)
c. PbSO(s)
Pb2+ (aq) + SO2- (aq)
D. Cara Kerja
1. Ambilah 25 mL larutan FeCl3 0,1 M dan masukkan ke dalam gelas kimia I. Hitunglah
berapa mol ion Fe3+ yang terdapat dalam gelas kimia tersebut.
2. Ambilah 25 mL larutan KSCN 0,1 M dan masukkan ke dalam gelas kimia II.
Hitunglah jumlah mol ion SCN- yang terdapat dalam gelas kimia tersebut.
3. Campurkan larutan FeCl3 dalam gelas kimia I dengan larutan KSCN pada gelas kimia
II dan amati yang terjadi.
4. Aduklah campuran tersebut, kemudian diamkan selama beberapa saat. Amatilah
apakah yang terjadi perubahan warna larutan.
5. Dengan memperhatikan persamaan reaksi : Fe3+(aq) + SCN-(aq)
FeSCN2+(aq) ,
apakah semua ion Fe yang berasal dari gelas kimia I dan ion SCN- yang berasal dari
gelas kimia II telah habis bereaksi ?
6. Apakah ion Fe3+ dan ion SCN- yang ada dalam campuran tersebut masih ada ?
7. Bagilah campuran larutan tersebut sama banyak ke dalam 2 gelas kimia berbeda.
8. Tambahkan ke dalam gelas kimia pertama, 1 tetes larutan FeCl3 pekat. Bagaimana
warna larutan dibandingkan dengan warna semula ? mengapa demikian ?
9. Tambahkan ke dalam gelas kimia kedua, 1 tetes larutan KSCN pekat. Bagaimana
warna larutan dibandingkan dengan warna semula ? mengapa demikian ?

E. Hasil Percobaan

No
.
1.

Perlakuan

Pengamatan

2.
3.
4.
5.
6.
7.

F. Pengolahan Data

G. Pertanyaan Dan Diskusi


1. Menurut perhitungan stoikiometri, reaksi antara 10 ml larutan Fe3+ 0,1 M dengan larutan
10 ml SCN- 0,1 M; keduanya akan tetap habis bereaksi. Tetepkah pernyataan ini ?
buktikan dengan perhitungan.

Jawab :

2. Jika menurut perhitungan tersebut keduanya habis bereaksi, maka di dalam larutan sudah
tidak ada lagi ion Fe3+ dan ion SCN-. Apakah dalam percobaan, keduanya memang habis,
atau masih ada ? jika masih ada, berdasarkan fakta percobaan yang mana ?
Jawab :

3. Mengapa setelah diaduk warna larutan tetap ?


Jawab :

H. Kesimpulan

PRAKTIKUM REAKSI KESETIMBANGAN DINAMIS


A. Tujuan
Untuk mendapatkan grafik perubahan waktu terhadap konsentrasi laju reaksi.
B. Alat dan Bahan

No
.
1
2

Alat
Silinder ukuran 100 cm3
Pipa kaca (2 dengan diameter
sama dan 1 berbeda)

Jumlah
2 buah
3 buah

Bahan
Cairan Berwarna

Jumlah
100 mL

C. Dasar Teori
Kesetimbangan bersifat dinamis yang berarti dalam keadaan setimbang tidak terjadi
perubahan konsentrasi dan warna secara makroskopis sedangkan secara mikroskopis
reaksinya berlangsung bolak-balik.
Menurut Henry Louis Le Chatelier kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh pihak lain
sehingga dirumuskan azas Le Chatelier yang berbunyi: Apabila pada sistem
kesetimbangan yang berlangsung diberi suatu aksi, maka akan timbul reaksi dari sistem
sehingga memperkecil aksi tersebut

Kemungkinan I ditunjukkan pada gambar


a. Mula-mula konsentrasi A dan B harganya maksimal, kemudian berkurang sampai tidak
ada perubahan.
b. Konsentrasi C dan D dari nol bertambah terus sampai tidak ada perubahan.
c. Pada saat setimbang, konsentrasi C dan D lebih besar daripada A dan B.

Kemungkinan II ditunjukkan pada gambar


Perubahan konsentrasi A dan B menjadi C dan D sama seperti kemungkinan I. Pada saat
setimbang, konsentrasi C dan D lebih kecil daripada A dan B

Kemungkinan III ditunjukkan pada gambar


Perubahan konsentrasi A dan B menjadi C dan D sama seperti kemungkinan I dan II,
tetapi pada saat setimbang konsentrasi A dan B sama dengankonsentrasi C dan D.
D. Cara Kerja
1. Isilah salah satu silinder ukur dengan cairan berwarna sebanyak 50 cm3 (anggaplah ini
sebagai konsentrasi zat pereaksi A).
2. Pindahkan cairan dari silinder ukur A dan B dengan menggunakan pipa, dan secara
bersamaan dari B ke A dengan pipa yang lain.
3. Ukurlah volume cairan pada kedua silinder pada setiap pemindahan dilakukan, sesuai
dengan yang ada pada tabel pengamatan.
4. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali dengan catatan :
a. Percobaan 1: pipa kaca di A lebih besar daripada pipa kaca di B.
b. Percobaan 2: pipa kaca di A lebih kecil daripada pipa kaca di B.
c. Percobaan 2: pipa kaca di A sama dengan pipa kaca di B.

E. Hasil Percobaan
Pemindahan
ke
Volume A
Volume B
Perubahan
volume di A
dan B

16

20

25

30

40

50

60

5,1 4,7 4,5 3,8 3,7


5
1,5 2,3 2,8 3
3,7 3,7
5

3,7
5
3,7
5

3,7
5
3,7
5

3,7
5
3,7
5

3,7
5
3,7
5

3,7
5
3,7
5

3,75

12

3,75

Buatlah grafik pemindahan terhadap volume cairan

F. Pengolahan Data

G. Pertanyaan Dan Diskusi


1. Mulai pemindahan ke berapakah volume dalam silinder ukur tetap, mengapa tetap ?
Jawab :

2. Mulai pemindahan ke berapakah volume cairan yang dipindahkan dari A dan B sama
dengan volume B yang dipindahkan ke A.
Jawab :

3. Bandingkan grafik yang kamu buat dengan grafik pada referensi.


Jawab :
Petunjuk: gunakan analogi sebagai berikut.

Anggaplah bahwa silinder ukur A adalah zat pereaksi dan silinder ukur B adalah hasil
reaksi.
Jumlah zat yang dipindahkan dari A ke B dianggap laju reaksi A (vA)
Jumlah zat yang dipindahkan dari B ke A dianggap laju reaksi B (vB)

H. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai