Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI PT. PERTAMINA EP FUNGSI MATINDOK GAS DEVELOPMENT PROJECT


TANGGAL 2 FEBRUARI s.d. 15 MARET TAHUN 2016
Disusun Oleh:
REZZA CATUR KURNIAWAN

NIM. 101211132086

DIMAS NINDY PRATAMA

NIM. 101211133

Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh:


Pembimbing Departemen,

Jakarta,

Maret 2016

Jakarta,

Maret 2016

Surabaya,

Maret 2016

Meirina Ernawati, drh., M.Kes.


NIP. 196205121993032001

Pembimbing di PT. Pertamina EP Fungsi MGDP,

Bukhori, S.KM., M.KKK.


NP. 19011105

Mengetahui
Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

Dr. Noeroel Widajati, S.KM., M.Sc.


NIP. 197208122005012001

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan syukur kehadirat Allah Swt atas segala berkah, rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan kelompk pelaksanaa magang
di Pertamina EP di Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project. Dalam
laporan kelompok magang ini dijabarkan bagaimana kegiatan magang ini dilakukan secara
umum dan khusus berdasarkan kegiatan magang di Pertamina EP Fungsi Matindok Gas
Development Project.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada ibu Meirina Ernawati, drh., M.Kes selaku dosen pembimbing
departemen dan segenap Bagian HSE Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development
Project yang telah memberikan arahan, bimbingan serta saran terkait dengan pelaksanaan
kegiatan magang hingga terwujudnya laporan ini. Terimakasih dan penghargaan penulis
sampaikan pula kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya kegiatan magang
ini.
Penulis sadar bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu pun laporan
pelaksanaan magang yang dibuat oleh penulis, baik dalam hal isi maupun penulisannya.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan penulisan laporan pelaksanaan kegiatan yang selanjutnya.

Jakarta, 7 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
1.2.2
Tujuan Khusus
1.3
Manfaat
1.3.1
Manfaat bagi Mahasiswa
1.3.2
Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
1.3.3
Manfaat bagi PT. Pertamina EP

i
ii
iii
iv
vi
vii
1
1
4
4
4
4
4
4
5

BAB 2

METODE KEGIATAN MAGANG


2.1
Lokasi dan Waktu Magang
3.1.1
Lokasi Magang
3.1.2
Waktu Magang
2.2
Metode Pelaksanaan Kegiatan
3.2.1
Rincian Kegiatan Magang
3.2.2
Metode Pelaksanaan Kegiatan Magang
2.3
Teknik Pengumpulan Data

16
16
16
16
16
16
17
18

BAB 3

Hasil Kegiatan Magang


3.1
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1
Sejarah Perusahaan
4.1.2
Visi, Misi dan Nilai Dasar Perusahaan
4.1.3
Lokasi Perusahaan

19
19
19
22
23

3.2

BAB 4

Sistem Manajemen Health Safety Security and


Environment (HSSE) PT. Pertamina EP Fungsi Matindok
Gas Development Project

PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

24
69
69
69
70
71

DAFTAR TABEL
Nomor
3.1

Judul Tabel
Jadwal Kegiatan Magang

Halaman
16

DAFTAR GAMBAR
No
4.1
5.1
5.2

Judul Gambar
Proses Produksi Gas di Fungsi Matindok Gas Development
Project
Form Job Safety Analysis (JSA) PT. Pertamina EP
Contoh Form Job Safety Analysis (JSA) yang digunakan oleh
kontraktor/sub-kontraktor di Fungsi Matindok Gas Development
Project

Halaman
21
31
32

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat, di sisi lain turut menjadi
penyebab masalah pada keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah ini harus sesegera
mungkin diatasi, karena cepat atau lambat dapat menurunkan kinerja dan
produktivitas suatu perusahaan baik pada sumber daya maupun elemen lainnya.
Berdasarkan data ketenagakerjaan mencatat sepanjang tahun lalu jumlah pesertanya
yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 129.911 orang. Sementara akibat
kecelakaan tersebut, jumlah peserta Jamsostek yang meninggal sebanyak 3.093
pekerja, yang mengalami sakt 15.106, luka-luka 174.266 orang dan meninggal
mendadak sebanyak 446 orang. Sebanyak 34,43% penyebab kecelakaan kerja
dikarenakan posisi tidak aman atau ergonomis dan sebanyak 32,12% pekerja tidak
memakai peralatan yang safety (Jamsostek, 2013).
Menutip berita yang dilansir tanggal 17 April 2013, dalam website resmi Dinas
Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur dapat diketahui bahwa
berdasarkan data PT. Jamsostek secara nasional, angka kecelakaan kerja cenderung
meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, menyusul semakin bertambahnya
jumlah peserta yang terdaftar. Sedangkan laporan ILO menyatakan setiap hari terjadi
kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal kurang lebih 6000 kasus,
sementara di Indonesia dari setiap 100.000 tenaga kerja terdapat 20 orang menderita
kecelakaan kerja fatal.
Dengan melihat kerugian yang ditimbulkan baik secara materi maupun non
materi terkait dengan kecelakaan kerja, maka perlu dilakukan sebuah usaha untuk
mengidentifikasi bahaya yang ditimbulkan oleh suatu pekerjaan, dalam usaha untuk
menurunkan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja adalah dengan menerapkan
sistem manajemen resiko yang salah satu metode awalnya dengan melakukan
identifikasi bahaya terlebih dahulu.
Selain itu pengembangan IPTEK berfungsi sebagai sarana peningkatan sumber
daya mausia, perluasan kesempatan kerja, peningkatan harkat dan martabat bangsa.
Konsep pengembangan IPTEK dibangun oleh dua pihak yang saling berkaitan yakni
praktisi di dunia industri dan akademisi di kalangan pendidikan. Pembangunan di
bidang pendidikan dilaksankaan seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dengan mengaplikasikan suatu sistem pendidikan nasional dalam berbagai


bidang. Pendidikan tinggi sebagai bagian pendidikan nasional dikembangkan guna
mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM yang memberikan kemampuan akademis
dan profesi yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan dan pengembangan
IPTEK. Pengembangan SDM di perguruasn tinggi dilaksanakan melalui kegiatan
belajar mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembangunan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara
perguruan tinggi, industri, instansi pemerintah dan swasta. Kerjasama ini dapat
dilaksanakan dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang
korelasi anatara ilmu perguruan tinggi dan penerapannya di dunia industri.
Program studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat peminatan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Surabaya adalah salah satu perguruan tinggi negeri dengan sasaran menciptakan
mahasiswa yang dipersiapkan untuk menjadi seorang ahli K3 dan pendidik. Untuk
menunjang hal tersebut, maka Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Surabaya departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mewajibkan mahasiswa
untuk melaksanakan Kerja Praktik sebagai kelengkapan teori yang dipelajari di
perkuliahan.
PT. PERTAMINA EP Fungsi Matindok Gas Development Project yang
merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas terkemuka di dunia yang
melakukan eksplorasi, eksploitasi dan proses terminasi. Proses yang ada di PT.
Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project ini tentu menggunakan dan
menghasilkan bahan kimia, misalnya gas SO2, scrap tembaga, anode slime dan
sebagainya. Baik bahan kimia tersebut maupun pada melakukan prosesnya tentu saja
memiliki potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja bagi pekerja. Oleh karena itu
aspek keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi kebutuhan dan tanggung jawab
bersama sehingga nantinya dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
1.2

Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kerja praktik di PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas
Development Project adalah sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan Umum:

Mendapatkan pengalaman dalam suatu lingkungan kerja dan memperkaya


pengetahuan sikap dan keterampilan yang sudah di dapat dalam ilmu kesehatan
masyarakat khususnya di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengenal dan mempelajari profil maupun susunan organisasi PT.
Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project.
b. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan K3 dan rekomendasi pemecahan
masalah
c. Mempelajari dokumen terkait SMK3 di PT. Pertamina EP Fungsi Matindok
Gas Development Project.
1.3

Manfaat
Kegiatan kerja praktek/magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang terkait didalamnya.
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Memperoleh ilmu pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman dalam
penyesuaian sikap di instansi unit kerja serta mampu mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh dengan kondisi sebenarnya yang ada dilapangan.
1.3.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Terjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dengan pihak
perusahaan dengan memberikan gambaran nyata dunia K3 di perusahaan
sebagai referensi.
1.3.3 Bagi Instansi Kerja Praktik (Perusahaan)
Dapat memperoleh masukan mengenai solusi kondisi dan permasalahan yang
dihadapi perusahaan dari metode yang telah diperoleh dari materi perkuliahan
yang dapat diaplikasikan pada perusahaan baik secara teknis maupun
administratif.

BAB 2
METODE KEGIATAN MAGANG

2.1 Lokasi dan Waktu Magang


2.1.1

Lokasi Magang
Kegiatan magang dilakukan di bagian HSSE PT. Pertamina EP Fungsi Matindok
Gas Development Project, jalan Dr. Satrio No. 164, Jakarta Selatan, Jakarta.

2.1.2

Waktu Magang
Kegiatan berada dalam bimbingan Departemen Disiplin HSSE yang dilaksanakan
kurang lebih enam minggu dimulai tanggal 2 Februari 15 Maret 2016. Jam kerja
selama kegiatan magang adalah pukul 07.00 16.00 WIB. Waktu kerja yang
berlaku selama menjadi peserta magang di Departemen Disiplin HSSE adalah hari
Senin sampai hari Jumat.

2.2 Metode Pelaksanaan Magang


2.2.1

Rimcian Kegiatan Magang


Jadwal dan Kegiatan Magang ada sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Magang
No

Kegiatan

Februari
II II IV
I

1.

Pengenalan PT. Pertamina


EP Fungsi Matindok Gas

2.
3.

Development Project.
Studi literature.
Observasi perusahaan yang
berhubungan dengan
Keselamatan dan Kesehatan

4.

Kerja.
Pengenalan pelaksanaan dan

Maret
II III IV

menyusun Management
Systemn terkait kegiatan
pengendalian kontraktor di
5.

perusahaan.
Pengumpulan data di PT.
Pertamina EP Fungsi
Matindok Gas Development
Project yang meliputi
observasi atau pengamatan

6.

di lapangan.
Konsultasi kepada

7.

pembimbing.
Supervisi Dosen

8.

Pembimbing.
Penulisan Laporan Kerja
Praktik.

2.2.2

Metode Pelaksanaan Kegiatan Magang


Metode pelaksanaan magang yang dilakukan di PT. Pertamina EP Fungsi
Matindok Gas Development Project, Jakarta Selatan, meliputi:
1. Diskusi, yaitu pertemuan kecil membahas permasalahan terkait SMHSSE.

2. Studi literature untuk memperoleh teori dan dasar hukum yang berkaitan.

2.3 Teknik Pengumpulan Data


1. Pengumpulan Data Primer :
a. Wawancara mengenai implementasi SMHSSE di PT. Pertamina EP Fungsi
Matindok Gas Development Project, baik secara umum ataupun khusus.
b. Diskusi dengan pembimbing dan orang yang paham mengenai SMHSSE baik
secara umum maupun khusus.
2. Data Sekunder:

Pengumpulan data di dapat dari pihak-pihak terkait dengan HSSE di PT. Pertamina EP
Fungsi Matindok Gas Development Project.

BAB 3
HASIL KEGIATAN MAGANG DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan


3.1.1 Sejarah Perusahaan
Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda
pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur produksi pertama
adalah sumur Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada tahun 1883
yang disusul dengan pendirian Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan pada
1885. Sejak era itu, kegiatan ekspolitasi minyak di Indonesia dimulai.
Setelah diproduksikannya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri perminyakan
di tanah air terus berkembang. Penemuan demi penemuan terus bermunculan.
Sampai dengan era 1950an, penemuan sumber minyak baru banyak ditemukan di
wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur.
Pada masa ini Indonesia masih dibawah pendudukan Belanda yang dilanjutkan
dengan pendudukan Jepang.
Ketika pecah Perang Asia Timur Raya produksi minyak mengalami gangguan.
Pada masa pendudukan Jepang usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi
lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pemboman lalu pada
masa perang kemerdekaan produksi minyak terhenti.
Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan yang
teratur, seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh Belanda dan
Jepang dikelola oleh negara.

Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah mendirikan sebuah


perusahaan minyak nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan
Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu bergabung dengan
PERTAMIN menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk memperkokoh perusahaan
yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan UU No. 8 pada 1971, yang
menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik
negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan
usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan PERTAMINA. Karena itu
PERTAMINA memainkan peran ganda yakni sebagai regulator bagi mitra yang
menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah
kerja (WK) PERTAMINA. Sementara di sisi lain PERTAMINA juga bertindak
sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya.
Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah menerbitkan
Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi
penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero)
dan melepaskan peran gandanya. Peran regulator diserahkan ke lembaga
pemerintah sedangkan Pertamina hanya memegang satu peran sebagai operator
murni.
Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan oleh BPMIGAS yang
dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator di sektor hilir dijalankan
oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun setelahnya pada 2004.
Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai entitas
bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan transportasi pipa migas,

jasa pemboran, dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud
implementasi amanat UU No.22 tahun 2001 yang mewajibkan PT Pertamina
(Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha hulunya
sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan
dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT
Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama
(KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku surut sejak 17
September 2003 atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang
dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT
Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT
Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan
penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku
sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT
Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui
TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body
Enhanced Oil Recovery).
Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 113,613.90 kilometer persegi merupakan
limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT
PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan
dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk
kemitraan, yakni 4 proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi dan 39 area
kontrak kerjasama kemitraan terdiri dari 24 kontrak Technical Assistant Contract

(TAC), 15 kontrak Kerja Sama Operasi (KSO). Jika dilihat dari rentang
geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari
Sabang sampai Merauke.
WK Pertamina EP terbagi ke dalam lima asset. Operasi kelima asset terbagi ke
dalam 19 Field, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba di Asset
1, Prabumulih, Pendopo, Limau dan Adera di Asset2 , Subang, Jatibarang dan
Tambun di Asset 3, Cepu dan Poleng di Asset 4 serta Sangatta, Bunyu, Tanjung,
Sangasanga, Tarakan dan Papua di Asset 5.
3.1.2 Visi, Misi dan Nilai Dasar Perusahaan
Sebagai perusahaan besar milik Negara PT. Pertamina EP memiliki visi dan misi.
Visi PT. Pertamina EP yaitu menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak
dan gas bumi kelas dunia. Adapun misinya yaitu melaksanakan pengusahaan sektor
hulu minyak dan gas dengan penekanan pada aspek komersial dan operasi yang
baik serta tumbuh dan berkembang bersama lingkungan hidup.
Dalam mencapai visi dan misi tersebut PT. Pertamina EP memiliki tata nilai yang
diterapkan, yaitu:
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Competitive (Kompetitif)
Mempu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja.

3. Confident (Percaya Diri)


Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN dan membangun kebanggan bangsa.
4. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)

Beorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan


pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orintasi komersial, mengambil keputusan


berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Bekemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemmapuan riset
dan pengembangan.
3.1.3

Lokasi Perusahaan
Kantor pusat Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project, berlokasi
di jalan Dr. Satrio No. 164, Jakarta Selatan, Jakarta. Batasan-batasan kantor pusat
PT. Pertamina EP,yaitu:

1. Utara :

Jalan Dr. Satrio

2. Barat :

Gedung Sampoerna Strategic

3. Selatan

4. Timur :

Lahan parkir dan warung

Rumah Sakit Siloam

Lokasi project Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project, Berada di


Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Secara administratif
daerah-daerah yang berbatasan dengan project tersebut adalah sebagai berikut:
1. Utara

Kecamatan Simpang Raya

2. Barat

Kecamatan Batui Selatan

3. Selatan

Laut Malaka

4. Timur

Kecamatan Kintom

PT. Pertamina EP yang terletak di Jakarta berlokasi di jalan Dr. Satrio No. 164,
Jakarta Selatan, PT. Pertamina EP ini memiliki beberapa pola pengusahaan yang
lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek yang diantaranya
yaitu Pondok Makmur Development Project di Jawa Barat, Paku Gajah
Development Project di Sumatera Selatan, Jawa Gas Development Project di Jawa
Tengah dan Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah.

3.2 Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE) PT. Pertamina
EP Fungsi Matindok Gas Development Project
Dalam menjalankan proses produksinya, PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas
Development Project berpedoman pada peraturan dan persyaratan yang berlaku. Untuk
mendukung hal tersebut, maka PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development
Project menerapkan Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment
(HSSE). Pedoman HSSE tersebut dirumuskan dan dijalankan dengan mengacu pada
beberapa Standar Internasional, diantaranya Standar ISO 14001 tentang Sistem
Manajemen Lingkungan, Standar OHSAS 18001 tentang Sistem Manajemen K3, Standar
ISO 9001 tentang Sistem Manajemen Mutu, ISRS-7 (International Sustainability Rating
System), NFPA, OSHA, OGP, NORSOK, Standar SNI ISO 28000:2009 tentang
Spesifikasi Sistem Manajemen Pengaman pada Rantai Pasokan, Standar ISO 31000
tentang Manajemen Risiko, ASME (American Society of Mechanical Engineer), ASTM
(American Society of Testing Material), ANSI (American National Standard Institute)
dan API (American Petroleum Institute).

Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE) PT. Pertamina
EP merupakan sistem yang bersifat dinamis, yang penerapannya dipimpin oleh
pemimpin tertinggi (Direktur) dan melibatkan seluruh karyawan PT. Pertamina EP.
Penerapan Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE) ini
berbasis pada kehendak Top Management yang didukung oleh seluruh karyawan untuk
melakukan peningkatan dan perbaikan yang terus menerus (continuous improvement)
dalam siklus berkesinambungan dan fleksibel, sehingga dapat tercapai suatu Kinerja
HSSE sesuai dengan Visi, Misi dan Tata Nilai Unggulan yang diharapkan. Model siklus
atau tahapan SMHSSE dapat berbentuk seperti:

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan Sistem Manajemen HSSE


Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE) PT. Pertamina
EP terdiri dari 8 elemen yang saling berkaitan. Elemen Health Safety Security and
Environment (HSSE) PT. Pertamina EP tersebut, yaitu:
1. Kepemimpinan dan Komitmen
2. Kebijakan, Tujuan, Sasaran dan Program HSSE
3. Organisasi, Tanggung Jawab, Sumberdaya, Pemenuhan Peraturan atau Standard

4. Manajemen Pengendalian Bahaya dan Risiko


5. Pengendalian Operasioanl dan Pemeliharaan
6. Monitoring Pelaksanaan dan Pelaporan
7. Audit SMHSSE
8. Tinjauan Manajemen

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project menerapkan Sistem
Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE). Pedoman HSSE tersebut
dirumuskan dan dijalankan dengan mengacu pada beberapa Standar Internasional,
diantaranya Standar ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, Standar
OHSAS 18001 tentang Sistem Manajemen K3, Standar ISO 9001 tentang Sistem
Manajemen Mutu, ISRS-7 (International Sustainability Rating System), NFPA, OSHA,
OGP, NORSOK, Standar SNI ISO 28000:2009 tentang Spesifikasi Sistem Manajemen
Pengaman pada Rantai Pasokan, Standar ISO 31000 tentang Manajemen Risiko, ASME
(American Society of Mechanical Engineer), ASTM (American Society of Testing
Material), ANSI (American National Standard Institute) dan API (American Petroleum
Institute).

4.2 Saran
Sebaiknya PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project,
khususnya disiplin Health Safety Security and Environment dapat menerapkan dan
mengkomunikasikan masalah Health Safety Security and Environment dengan seluruh
karyawan khususnya disiplin Health Safety Security and Environment agar mendapatkan
kesepakatan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2007. OHSAS 18001:2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Persyaratan.
HSSE. 2015. Pedoman Sistem Manajemen HSSE. No. A-001/A3/EP8000/2015-S0. Revisi 2.
Jakarta; PT. Pertamina EP
Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Jakarta; Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai