Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS

ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN PERENCANAAN


PEMASARAN (Studi Pada Siswa Kelas X Pemasaran SMK Negeri 1
Probolinggo)
Rieska Tri Wulandari, Heri Pratikto, Sopiah
Universitas Negeri Malang
E-mail: riezka392@gmail.com; heripratikto@gmail.com; sopiah@um.ac.id
ABSTRAK: Kehadiran multimedia interaktif diharapkan dapat
menjadi sarana yang dapat membantu siswa belajar sehingga tercipta
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menciptakan sebuah media pembelajaran berupa multimedia
interaktif berbasis Adobe Flash yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik dari siswa. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian dan
pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah modifikasi
model Research and Development yang dikemukakan oleh Sugiyono.
Tahap validasi ahli dilakukan oleh 2 ahli, yaitu ahli media dan ahli materi.
Hasil penelitian menyatakan bahwa multimedia interaktif yang
dikembangkan mampu meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa.
Saran pemanfaatan dalam penelitian ini yaitu 1) dalam pengoperasian
sebaiknya tidak lepas dari bimbingan guru, 2) selalu menjaga fasilitas yang
dimiliki sekolah. Saran untuk pengembangan produk lebih lanjut sebaiknya
lebih banyak menambahkan gambar dan video pada media yang
dikembangkan.
Kata Kunci: Multimedia interaktif, Adobe flash, Perencanaan pemasaran
ABSTRACT: Interactive multimedia is expected to assist the
students in learning which then leads to the effective and efficient learning
process. The present study aims at generating interactive multimedia
product which is suitable for students needs and characteristics. The study
is considered as research development. The development model employed
is modified model purposed by Sugiyono. Design validation step is done
by media and material experts. The result of developed interactive
multimedia is able to improve students learning achievement. The
suggestion for applying the interactive multimedia are as follows 1) in
operating the interactive multimedia should be guided by teachers, 2)
school should keep facilities. Suggestion for next product development is:
The next researchers are suggested to add more picture and video on the
developing media.
Key words: Interactive multimedia, Adobe flash, Marketing plan
Kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific menuntut siswa agar mampu
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan
segala informasi yang didapatkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam
1

pembelajaran dengan menggunakan Scientifc Approach, para siswa dituntut untuk


kreatif, inovatif serta lebih aktif mengeksploirasi kemampuan diri, siswa didorong untuk
menemukan sendiri dan mentransformasi segala informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber. Untuk itu, para guru diwajibkan menjadi kreatif dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Menciptakan sebuah media pembelajaran menjadi salah satu alternatif
yang dapat ditempuh guru untuk mewujudkan tujuan dari adanya kurikulum 2013.
Kehadiran multimedia interaktif diharapkan dapat menjadi sarana yang dapat membantu
siswa belajar sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
SMK Negeri 1 Probolinggo merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan
yang menggunakan Kurikulum 2013 sebagai pedoman pendidikannya. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 Desember 2015, terlihat juga
bahwa sekolah telah memiliki fasilitas fasilitas pendukung pembelajaran seperti
komputer / laptop, dan LCD Proyektor. Namun sejauh pengamatan peneliti, hampir
tidak ada satupun fasilitas yang digunakan selama pembelajaran berlangsung. Observasi
yang dilakukan peneliti juga menunjukkan bahwa pada saat jam pelajaran Perencanaan
Pemasaran berlangsung, tidak semua siswa memiliki sumber belajar yang memadai,
sehingga siswa lebih banyak yang tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan
di depan dan memilih untuk mengobrol dengan teman sebangkunya sehingga suasana
kelas menjadi ramai dan tidak kondusif untuk pelaksanaan pembelajaran. Selain itu,
diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Perencanaan Pemasaran masih
rendah. Hal itu dibuktikan dari banyaknya siswa yang masih mendapatkan nilai di
bawah Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yaitu 75. Rendahnya hasil belajar yang
diperoleh siswa menyebabkan banyak siswa masih harus mengikuti kegiatan remidi
sebagai bentuk perbaikan nilai. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Kurangnya ketertarikan siswa dalam
mengikuti pembelajaran menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan kurang dan pada akhirnya hasil belajar siswa tersebut menjadi rendah.
Berkenaan dengan permasalahan siswa dalam proses pembelajaran serta tuntutan
dari Kurikulum 2013, seorang guru membutuhkan sebuah sarana penunjang yang
mampu membantu / memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan
ilmiah. Selain itu, guru diwajibkan untuk menjadi kreatif dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Sadiman (2010:3) mengemukakan bahwa guru bukanlah satu satunya
sumber belajar. Peran seorang guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dan motivator

dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru diharapkan memiliki kecakapan dalam


melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti penguasaan terhadap materi yang akan
disampaikan, ketepatan pemilihan metode pembelajaran serta ketepatan penggunaan
sumber belajar dan media pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah
menciptakan sebuah metode atau cara yang nantinya dapat membuat siswa menjadi
aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar yang ada sehingga partisipasi
siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung menjadi tinggi. Setyosari (2005:7)
mengemukakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pembelajaran
yang dirancang secara sistematis, dengan cara memberdayakan teknologi pembelajaran
dan media pembelajaran di kelas. Salah satu perantara yang dapat digunakan adalah
dengan hadirnya sebuah media pembelajaran. Kehadiran sebuah media pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa dapat membantu seorang guru dalam mengajar,
serta melalui pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran diharapkan akan
membantu para siswa menjadi aktif dan nantinya dapat melahirkan siswa yang
produktif, kreatif, inovatif dan afektif.
Perencanaan

Pemasaran

merupakan

salah

satu

mata

pelajaran

yang

membutuhkan pemahaman yang lebih dari siswa, namun kondisi yang ada
menunjukkan bahwa sumber belajar yang ada belum mampu sepenuhnya untuk
mempermudah pemahaman siswa. Sehingga dibutuhkan sebuah sarana belajar yang
mampu membantu guru menyalurkan informasi yang nanti dapat memudahkan siswa
memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditegaskan bahwa
guru maupun siswa membutuhkan sebuah sarana atau sumber belajar yang dapat
membantu proses pembelajaran di kelas. Diharapkan dengan adanya multimedia
interaktif berbasis Adobe Flash dapat membantu proses pembelajaran siswa.
Multimedia Interaktif
Kata multimedia berasal dari bahasa Latin yaitu multi dan medium. Multi
memiliki makna banyak, bermacam macam dan medium berarti sesuatu yang dipakai
untuk menyampaikan / membawa sesuatu. Menurut Robin dan Linda (dalam
Darmawan, 2012:47) multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang
dinamis dan interaktif yang mengombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video.
Dalam pengertian ini multimedia diartikan sebagai ragam media yang dapat digunakan
untuk penyajian materi pelajaran, misalnya penggunaan video, gambar bergerak, atau

grafik yang akan disajikan dalam kemasan CD (Compact Disc) dengan bantuan
komputer. Multimedia interaktif terdiri dari beberapa unsur yaitu teks, grafik, audio,
animasi dan video.
Adobe Flash
Adobe Flash merupakan salah satu program grafis multimedia dan animasi yang
diciptakan pada tahun 1996 oleh Macromedia corp yang merupakan sebuah vendor
software yang bergerak dibidang animasi web. Pada awal kemunculannya software ini
bernama Macromedia Flash, namun pada Desember 2005 Macromedia corp dibeli oleh
perusahaan Adobe sehingga software tersebut berubah nama dari Macromedia Flash
menjadi Adobe Flash. Software ini diciptakan untuk keperluan pembuatan aplikasi web
interaktif, CD interaktif, movie, game, maupun animasi. Seiring berjalannya waktu,
perusahaan Adobe telah mengeluarkan beberapa versi dari software Adobe Flash.
Dalam penelitian ini, versi yang dipakai oleh peneliti untuk pengembangan multimedia
interaktif ini adalah Adobe Flash CS3. Peneliti memilih Adobe Flash CS3 dikarenakan
langkah langkah pengoperasiannya yang relatif mudah dibandingkan dengan versi
versi terbaru yang ada.
Keunggulan Adobe Flash CS 3
Adobe Flash CS3 memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
software pembuat multimedia interaktif yang lain. Keunggulan yang dimiliki antara
lain: 1) Dapat dipublikasikan ke dalam beberapa format file yang umum digunakan
yaitu swf, html, jpg, gif, png, exe, dan lain sebagainya, 2) Mampu membuat objek 3
dimensi, 3) Movie movie dalam Adobe Flash CS3 memiliki ukuran yang relatif kecil
dan dapat ditampilkan pada ukuran layar yang dapat disesuaikan dengan keinginan, dan
4) Tools yang terdapat dalam software sangat beragam sehingga memudahkan
pengguna untuk membuat suatu multimedia yang cantik dan sesuai dengan keinginan.
Berdasarkan keunggulan keunggulan yang dimiliki oleh Adobe Flash CS3
diatas, pembuatan multimedia interaktif untuk mata pelajaran Perencanaan Pemasaran
dirasa sangat tepat, karena dilihat dari segi kemudahan pengoperasian, serta fasilitas
fasilitas yang dimiliki mampu membuat multimedia interaktif yang menarik, dan
mampu menjelaskan materi materi yang masih bersifat abstrak dalam materi
Perencanaan Pemasaran.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini tergolong dalam penelitian dan pengembangan. Perancangan dan
pengembangan

multimedia

interaktif

ini

menggunakan

modifikasi

model

pengembangan Research and Development yang dikemukakan oleh Sugiyono yang


meliputi 8 tahapan yaitu: 1) Potensi dan Masalah; 2) Pengumpulan Data; 3) Desain
Produk; 4) Validasi Desain 5) Revisi Desain; 6) Uji Coba Produk; 7) Revisi Produk; dan
8) Produk Akhir. Modifikasi model pengembangan ini dilakukan untuk menyesuaikan
kebutuhan dan batas waktu yang dimiliki oleh peneliti. Tahapan validasi desain
dilakukan oleh dua ahli yaitu ahli media dan ahli materi.
Uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Pemasaran 3
di SMK Negeri 1 Probolinggo. Siswa kelas X Pemasaran 3 berjumlah 25 siswa yang
terdiri dari 19 siswa perempuan dan 6 siswa laki laki. Dalam pelaksanaan uji coba
produk, seluruh siswa diberi Pretest dan Posttest untuk mengetahui apakah ada
perbedaan nilai siswa setelah menggunakan multimedia interaktif tersebut.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tanggapan, pendapat, kritik, dan saran secara
umum tentang media pembelajaran yang diberikan oleh ahli media, ahli materi, dan
siswa uji coba lapangan. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil Pretest dan
Posttest siswa selama pelaksanaan penelitian. Teknik dan instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, serta angket /
kuisioner.
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan multimedia interaktif
ini adalah analisis deskriptif. Teknik analisis data ini digunakan untuk menghitung data
yang diperoleh dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli media, ahli materi dan siswa.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan dalam merevisi produk adalah
sebagai berikut:
Tabel 1 Kriteria Validitas Media
Persentase
80% - 100%
60% - 79%
50% - 59%
<49%

Kualifikasi
Valid
Cukup Valid
Kurang Valid
Tidak Valid

Keterangan
Tidak perlu revisi
Revisi Kecil
Revisi Kecil
Revisi Besar

HASIL PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini berupa sebuah multimedia interaktif yang dirancang
menggunakan software Adobe Flash CS3. Sebelum digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran, multimedia interaktif yang dikembangkan melewati tahap validasi
desain. Validasi desain dilakukan oleh dua orang ahli, yaitu ahli media dan ahli materi.
Yang bertindak sebagai ahli media adalah Bapak Anang Jasmiko yang merupakan guru
pengajar TIK di SMK Negeri 1 Probolinggo, sedangkan yang bertindak sebagai ahli
materi adalah Ibu Indah Fajarwati yang merupakan guru pengajar mata pelajaran
Perencanaan Pemasaran di SMK Negeri 1 Probolinggo. Kedua ahli memberikan
penilaian terhadap multimedia interaktif yang dikembangkan. Penilaian dan kritik saran
yang di dapatkan dari para ahli dijadikan sebagai acuan dalam merevisi produk
multimedia interaktif yang dikembangkan. Berikut adalah hasil validasi dari para ahli:
Tabel 2: Hasil Validasi Ahli
No
1
2

Validasi
Ahli Media
Ahli Materi
Jumlah

Skor yang diperoleh


80,0%
78,8%
79,4%

Keterangan
Valid
Cukup Valid
Cukup Valid

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa persentase skor yang diperoleh dari
ahli media sebesar 80% sedangkan skor yang diperoleh dari ahli materi sebesar 78,8%.
Sehingga skor keseluruhan yang diperoleh dari para ahli adalah 79,4%. Berdasarkan
kriteria penilaian multimedia interaktif yang telah ditentukan diatas, skor 79,4%
termasuk dalam kategori cukup valid. Artinya multimedia interaktif yang dikembangkan
layak digunakan sebagai salah satu media pembelajaran, akan tetapi sebelum itu perlu
dilakukan perbaikan pada beberapa bagian dalam multimedia interaktif tersebut. Berikut
disajikan kritik dan saran dari ahli media dan ahli materi, kritik dan saran dibawah ini
merupakan acuan dalam merevisi multimedia interaktif yang dikembangkan.
Tabel 3: Saran dan kritik pada saat validasi
No

1
2

Saran dan Kritik


Ahli Media
a. Usahakan background jangan polos, minimal beri gradasi warna agar siswa lebih teratrik.
b. Apabila ingin menampilkan video, akan lebih baik video buatan sendiri.
c. Beri jeda penayangan antara contoh gambar dan teks.
Ahli Materi
Sudah baik tapi perlu untuk ditambahkan dan dikembangkan lagi contoh contoh dari saluran
distribusi yang lebih familiar dengan keseharian siswa.

Multimedia interaktif yang dikembangkan di perbaiki sesuai dengan kritik dan


saran yang diberikan oleh para ahli. Berikut adalah tampilan dari multimedia interaktif
yang telah selesai diperbaiki dan siap digunakan sebagai media pembelajaran:

Gambar 1: Tampilan awal dan tampilan menu multimedia interaktif

Gambar 2: Tampilan materi multimedia interaktif

Gambar 3: Tampilan evaluasi multimedia interaktif


PEMBAHASAN
Multimedia interaktif berbasis Adobe Flash yang dikembangkan melewati
beberapa tahapan sebelum akhirnya dinyatakan valid digunakan sebagai media
pembelajaran. Pembuatan multimedia interaktif dimulai dengan pengumpulan data dan
bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan multimedia tersebut. Semua bahan yang

didapatkan dikumpulkan dan dimulai pengerjaan desain multimedia interaktif.


Multimedia yang telah selesai dibuat kemudian di validasi dengan bantuan dari
beberapa ahli yang disebut dengan ahli media dan ahli materi. Tugas utama dari kedua
ahli tersebut adalah untuk memberikan penilaian terkait dengan multimedia interaktif
yang baru selesai dibuat. Para ahli menilai multimedia interaktif menggunakan angket
penelitian dan hasil dari angket dijadikan sebagai acuan dalam memperbaiki
multimedia interaktif tersebut.
Validasi Multimedia Interaktif
Pada saat validasi, persentase nilai yang diberikan oleh ahli media adalah 80,0%
sedangkan persentase nilai yang diberikan oleh ahli materi adalah 78,8%. Hasil dari ahli
media dan ahli materi digabungkan sehingga ditemukan total persentase kedua ahli
yaitu 79,4%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa multimedia interakif dinyatakan
cukup valid dan dapat digunakan atau diaplikasikan dengan persyaratan dilakukan
sedikit perbaikan pada beberapa bagian multimedia interaktif tersebut. Setelah melewati
tahapan validasi desain oleh para ahli, multimedia interaktif yang dikembangkan diuji
cobakan kepada siswa. Hasil dari penilaian siswa terhadap multimedia interaktif
diperoleh dari total skor yang dipilih siswa kemudian dipersentasikan. Penilaian siswa
terhadap multimedia interaktif yang dikembangkan diperoleh persentase sebesar 80%
dan termasuk dalam kategori Valid. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dapat digunakan dan layak menjadi
salah satu media pembelajaran. Multimedia interaktif yang selesai dikembangkan telah
memenuhi persyaratan sebagai salah satu media sehingga tidak diperlukan lagi revisi
terhadap produk tersebut namun dapat langsung digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Uji Coba Produk
Pada saat uji coba produk berlangsung di kelas X Pemasaran 3, seluruh siswa di
kelas tersebut juga diberikan tes sebanyak dua kali yang selanjutnya disebut sebagai
Pretest dan Posttest. Tujuan diadakan tes tersebut untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan pada hasil belajar para siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia
interaktif. Pretest dan posttest dari siswa kelas X Pemasaran 3 dihitung dengan dua
penghitungan, yaitu penghitungan sederhana dan penghitungan menggunakan Paired
Sample T Test. Dalam penghitungan secara sederhana, diketahui bahwa rata rata hasil

Pretest siswa sebelum menggunakan multimedia interaktif adalah sebesar 56,80


sedangkan rata rata hasil Posttest siswa setelah menggunakan multimedia interaktif
adalah sebesar 81,00. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan
hasil belajar pada saat pretest dan posttest. Untuk memperkuat hasil data yang
diperoleh, digunakan pula penghitungan dengan program SPSS Paired Sample T Test
yang memperoleh hasil signifikan (sig) sebesar 0,000. Hal itu menunjukkan bahwa
signifikan yang dihasilkan 0,000 lebih kecil daripada 0,05. Dengan demikian hasil
tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan yang signifikan nilai tes siswa sebelum dan
sesudah menggunakan multimedia interaktif. Perbedaan nilai yang didapatkan siswa
sebelum dan sesudah penggunaan multimedia interaktif mengindikasikan bahwa terjadi
peningkatkan nilai kearah yang lebih baik pada saat kegiatan posttest berlangsung.
Artinya nilai siswa menjadi lebih baik setelah menggunakan multimedia interaktif
dalam kegiatan pembelajaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Multimedia interaktif yang dikembangkan dinyatakan cukup layak oleh ahli media
dan ahli materi yang menjadi validator. Skor yang diperoleh pada saat validasi
79,4%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa multimedia interaktif yang
dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran
2. Pada saat uji coba produk dilakukan, diketahui bahwa hasil belajar siswa pada saat
menggunakan multimedia interaktif menjadi lebih baik dan lebih tinggi
dibandingkan sebelum siswa menggunakan multimedia interaktif. Dengan demikian
multimedia interaktif yang telah dikembangkan efektif digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Saran
1. Pengoperasian multimedia interaktif sebaiknya tetap dalam pengawasan guru.
2. Perlu diketahui kebutuhan dan karakteristik dari siswa terlebih dahulu sebelum
menggunakan multimedia interaktif.
3. Perlu dilakukan pemeliharaan fasilitas fasilitas yang dimiliki sekolah agar dapat
digunakan kapanpun.
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya lebih memperbanyak menambahkan gambar
dan video serta dapat menggunakan software pembuat media pembelajaran yang
lain.
9

DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Darmawan, D. 2012. Inovasi Pendidikan (Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia
dan Pembelajaran Online). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hidayatullah P, Akbar AM & Rahim Z. 2011. Animasi Pendidikan menggunakan Flash.
Bandung: Informatika Bandung.
Pradana, R. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Uji Makanan
menggunakan
Adobe
Flash
Professional
CS5.
(Online),
(http://eprints.uny.ac.id/8873/1/Jurnal.pdf), diakses pada 28 Desember 2014.
Sadiman, A.S. dkk. 2010. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Setyosari, Punaji & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Trihendradi, C. 2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan
SPSS 17. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian (Edisi Kelima). Malang.
Universitas Negeri Malang.

10

11

Anda mungkin juga menyukai