Padi yang dibudidayakan biasanya varietas ciherang, cisokan, IR42. Pada daerah
pasang surut salah satu teknik budidaya padi dengan cara mina padi, yaitu
budidaya padi dengan pengelolaan lahan tambak. untuk daerah Kab. Tanjung
Jabung Barat memiliki dua merk yaitu Pohon Kelapa dan Limo Kelapo.
DATA PERKEMBANGAN LUAS TANAM, LUAS PANEN,
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI
TAHUN 2009 2013
KAB. TANJUNG JABUNG BARAT
Uraian
2009
2010
Tahun
2011
2012
2013
Padi Sawah
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton GKG)
Produktivitas (Kw/Ha)
Padi Ladang
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton GKG)
Produktivitas (Kw/Ha)
2.370
1.288
3.004
23,63
Padi Sawah +
Padi Ladang
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton GKG)
Produktivitas (Kw/Ha)
2.774
3.417
9.280
27,16
1.834
2.801
6.756
24,12
3.725 2.631
2.879 3.090
7.126 10.815
24,75 35,00
Perkem.
(%)
14,22
39,35
58,73
11,94
NEWS-KPK-JAMBI,Ekonomi. Dinas
Pertanian
Provinsi
Jambi
mencatat,
produktifias padi di tahun 2013 telah mencapai angka 4.336 KW per Hektar,
produksinya sudah mencapai 664.553 ton dalam bentuk gabah kering atau
menghasilkan beras sebanyak 374.860 ton per tahun. Alhamdulillah satu masalah
selesai, produksi beras sudah meningkat, kata Gubernur HBA.
Karena, kata Drs.H.Hasan Basri Agus,MM (HBA) Gubernur Jambi, sektor pertanian
menjadi salah satu andalan masyarakat Jambi dalam mengais rezeki. Tak sedikit,
masyarakat Jambi yang menggantungkan hidup dengan bercocok tanam.
Mengapa ridak, dari 11 kabupaten/kota se-Provinsi Jambi tarhampar luas sawah dan
ladang petani Jambi. Banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup dari
sektor bercocok tanam, dan menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu visi
misinya menuju Jambi Emas.
Gubernur Jambi (HBA) sangat berkeinginan sekali sektor pertanian menjadi andalan
bagi masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat bisa meningkat yang pada
akhirnya menjadikan masyarakat khususnya petani di Provinsi Jambi sejahtera.
Salah satu potensi besar bidang pertanian yang dimiliki Jambi yakni pada sektor
tanaman padi. Tercatat, sekarang ada 153.243 hektar sawah yang mengampar luas
di 11 kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.
Melihat hal itu, Orang Nomor Wahid di Provinsi Jambi tersebut mendorong
bagaimana menjadikan sektor pertanian bisa bermanfaat dan berpotensi besar bagi
kehidupan petani. Minimal, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jambi,
sebutnya.
Atas dasar itu, H.Hasan Basri Agus terus memotivasi peningkatan produksi beras.
Yang awalnya, hanya 1 kali panen dalam setahun. Lalu, bagaimana bisa panen 2-3
kali dalam setahun. Alhasil, saat ini target itu lambat laun mulai tercapai. Salah
satunya petani di Kerinci, Sarolangun dan Tanjung Jabung Barat, sudah bisa produksi
hingga 3 kali dalam satu tahun.
Dinas Pertanian Provinsi Jambi mencatat, sebutnya. Produktifias padi di Tahun 2013
telah mencapai angka 4.336 KW per Hektar. Produksinya, sudah mencapai 664.553
Ton dalam bentuk Gabah Kering atau menghasilkan beras sebanyak 374.860 ton per
tahun. Alhamdulillah, satu masalah selesai, produksi beras sudah meningkat, kata
Gubernur.
Selesai satu masalah, namun bukan berarti tugas pemerintah selesai. Usai
meningkatkan produksi padi, dan lalu bagaimana beras ini memiliki harga jual dan
bisa laku dipasaran.
Gubernur HBA juga memerintahkan, Dinas Pertanian Provinsi Jambi mencari akar
masalahnya. Setelah ditelusuri, kendalanya pada umumnya, produsen beras lokal
Jambi belum berani melakukan branding dan labeling produksi beras yang mereka
hasilkan, penyebabnya dikarenakan tidak ada permintaan pedagang.
Masalah lainnya, rendahnya pengetahuan produsen beras lokal dalam upaya
meningkatkan nilah tambah produk beras yang dihasilkan, baik itu masalah lebel,
registrasi merek dan produk, tegasnya.
Selanjutnya, packaging dan lebeling yang ada saat ini belum sesuai ketentuan brand
Jambi, varietas beras yang dikemas hingga nomor registrasi dan lain-lain. Selain itu,
mutu beras ang dikemas belum memenuhi standar beras yang diperdagangkan.
Berangkat dari masalah tadi, kata Gubernur Jambi (HBA), bagaimana membuat
gebrakan untuk memfasilitasi pendaftaran lebel/peckaging beras lokal Jambi.
Kemudian, Dinas Pertanian Provinsi kembali diperintahkan untuk berkoordinasi
dengan dinas pertanian kabupaten/kota di provinsi Jambi.
Update, dari hasilnya Tahun 2010 lalu, Dinas Pertanian seluruh kabupaten kota
berhasil memfasilitasi 13 beras lokal yang dikemas dan diberi merek. Sehingha,
saat ini sudah 11 merek beras Jambi dipatenkan dan dua merek beras sudah dalam
proses pendaftaran hak paten, kata gubernur.
Untuk diketahui, 13 merek beras yang dipatenkan itu yakni Beras Candi Muaro Jambi
dari Kabupten Muaro Jambi. Beras Muncul Pulen dari Kabupaten Batanghari. Beras
Pohon Kelapa dan Limo Kelapo dari Tanjung Jabung Barat. Beras Gadis Kincai, dari
Kabupaten Kerinci. Sampan Wangi, dari Tebo. Duku Manis dan Kincir dari Kabupaten
Merangin. Tigo Sari, dari Bungo. Buah Nipah, dari Tanjabtim. Beras B12 dan
Sarolangun Emas dari Kabupaten Sarolangun. Dua diantaranya, Gadis Kincai dan
Tigo Sari sudah ada dipasarkan di Jambi, ujar Gubernur HBA.
Ide-ide brilian itu muncul dari pengalaman Drs.H. Hasan Basri Agus,MM (HBA) yang
terus - turun ke tengah-tengah masyarakat dan petani diseluruh Provinsi Jambi.
Harapannya, dari upaya tersebut dapat memberikan peluang pemasaran beras lokal
Jambi yang lebih luas. Keinginannya hanya satu, Jambi Emas 2015 bisa tercapai,
dan masyarakat Jambi sejahtera.
Beras Jambi memiliki kelebihan, tidak kalah kualitas rasanya dengan produk luar.
Ada dua pilihan rasa. Pulen dan Pera, tinggal pilih sesuai keinginan. Lalu, beras
Jambi harganya relatif lebih murah dibandingkan beras luar yang kualitasnya sama.
Disamping itu, beras Jambi dihasilkan dari budidaya padi di daerah Jambi, sehingga
berasnya masih baru, setelah panen dan proses penggilingan langsung dipasarkan,
sehingga tidak mengalami peyimpanan yang lama dibandingkan beras lain yang
lama disimpan di gudang.
Tak hanya itu, beras lokal Jambi adalah beras murni tanpa campuran, tanpa bahan
pengawet dan tanpa pemutih, sehingga sehat untuk dikonsumsi.