Anda di halaman 1dari 5

Fallaq Hukama

20154030118
Resume Jurnal
a. Citation
Januardi Jauhari. Pengaruh Terapi Psikoreligius : Doa Dan Dzikir Terhadap
Penurunan Tingkat Depresi Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota Semarang 2014. Program
Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
b. Background
Gagal ginjal kronik (GGK) terjadi karena ginjal tidak mampu menjalankan fungsi
regulatorik dan ekskretoriknya untuk mempertahankan homeostasis dan harus
menjalani hemodialisis untuk mempertahankan hidupnya. Adanya dampak dari
penyakit penyakit dan prosedur pengobatan yang harus dijalaninya merupakan suatu
stressor yang mampu menyebabkan terjadinya depresi. Salah satu upaya untuk
mengatasi depresi adalah dengan terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir.
c. Goals
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi psikoreligius doa dan
dzikir jat terhadap penurunan tingkat depresi pada penderita gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di Ruang Hemodialisa rumah Sakit Kota Semarang.
d. Study design
Teknik pengambilan data menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi
Eksperiment), yaitu dengan menggunakan Non Equivalent Control Group Design
e. Time and setting
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2015
f. Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 65 penderita gagal ginjal kronik yang
melakukan hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota Semarang. Teknik

sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel yaitu 30


responden, 15 responden kelompok perlakuan dan 15 responden kelompok kontrol.
g. Instrument
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
kuesioner BDI II yang telah dimodifikasi sesuai kondisi penderita GGK. Kuesioner
ini terdiri dari 21 pertanyaan yang berisi mengenai tanda dan gejala depresi pada
penderita GGK dengan nilai jawaban Ya yaitu 1 dan Tidak yaitu 0, dengan
kategori skor tidak depresi (0-5), depresi ringan (6-10), depresi sedang (11-15),
depresi berat (16-21). Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui data berdistribusi normal.
h. Procedure/method
Populasi dalam penelitian ini adalah semua yang menjalani hemodialisa di Ruang
Hemodialisa Rumah Sakit Kota Semarang sejumlah 65 pasien. jumlah sampel yaitu
15 orang. Yaitu 15 pada kelompok intervensi dan 15 pada kelompok kontrol. Teknik
sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah Bersedia menjadi responden dan bisa membaca
dan menulis, Beragama islam, Usia 30-55 tahun, Menjalani hemodialisa kurang dari 5
tahun , Tidak mengalami gangguan pendengaran. Kriteria eklusi dalam penelitian ini
adalah Pasien yang mengikuti terapi komplementer yang lain. Penelitian ini
dilaksanakan di Rumah Sakit Kota Semarang di Ruang Hemodialisa. Waktu penelitian
pada tanggal 22-25 bulan Februari 2014. independen adalah terapi psikoreligius
dengan doa dan dzikir sedangkan variabel dependen adalah depresi pda penderita
GGK.
i. Result
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean pada post perlakuan 9,47, sedangkan pada
post kelompok kontrol 12,53. Dengan menggunakan t tes independen post perlakuan
didapatkan hasil p-Value = 0,003 bila dibandingkan dengan (0,05) berarti ada
pengaruh terapi terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir terhadap penurunan tingkat
depresi pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Ruang
Hemodialisa Rumah Sakit Kota Semarang.

j. Discussion
Pada kelompok perlakuan ratarata skor tingkat depresi penderita gagal ginjal kronik
sebesar 12,93 sebelum diberikan terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir, kemudian
turun menjadi 9,47 sesudah diberikan terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir.
Berdasarkan uji t dependen, didapatkan nilai t hitung sebsar 5,626 dengan p-value
sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan tingkat depresi di Ruang Hemodialisa RS Kota Semarang
pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberikan terapi psikoreligius dengan
doa dan dzikir.
Pada kelompok kontrol ratarata skor tingkat depresi penderita gagal ginjal kronik
sebesar 12,73 sebelum perlakuan, kemudian menjadi sedikit menurun menjadi 12,53
sesudah perlakuan. Berdasarkan uji t dependen, didapatkan nilai t hitung sebesar
0,425 dengan p-value sebesar 0,677. Terlihat bahwa p-value 0,677 > (0,05), ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat depresi penderita
gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota Semarang pada
kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini dikarenakan pada
kelompok kontrol pada pnderita gagal ginjal kronik tidak diberikan terapi
psikoreligius dengan doa dan dzikir.
Rata-rata skor tingkat depresi sesudah diberikan terapi psikoreligius dengan doa dan
dzikir pada kelompok intervensi sebesar 9,47, sedangkan pada kelompok kontrol
sebesar 12,53. Berdasarkan uji t independen, didapatkan nilai t hitung sebesar -3,229
dengan p-value 0,003. Oleh karena kedua p-value 0,003 < (0,05), ini berarti bahwa
ada pengaruh terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir terhadap penurunan tingkat
depresi pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Ruang
Hemodialsa Rumah Sakit Kota Semarang. Disini dapat dilihat adanya perbedaan
antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada post-test yaitu adanya
penurunan tingkat depresi yang diberikan terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir
pada kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang
signifikan karena penderita gagal ginjal kronik tidak diberikan terapi psikoreligius
dengan doa dan dzikir. Respon emosional yang positif atau dari pengaruh terapi
psikoreligius dengan doa dan dzikir ini berjalan mengalir dalam tubuh dan diterima
oleh batang otak. Setelah diformat dengan bahasa otak, kemudian ditransmisikan ke
salah satu bagian otak besar yakni thalamus, kemudian, Thalamus menstansmisikan
impuls hipokampus (pusat memori yang vital untuk mengkoordinasikan segala hal

yang diserap indera) untuk mensekresikan GABA (Gama Amino Batiric Acid) yang
bertugas sebagai pengontrol respon emosi, dan menghambat asetylcholine, serotonis
dan neurotransmiter yang lain yang memproduksi sekresi kortisol. Sehingga akan
terjadi proses homeostasis (keseimbangan) sehingga akan memperbaiki sistem
neurotransmitter yang terganggu dan memunculkan optimisme, dan menghilangkan
pikiran negatif, sehingga akan memunculkan pikiranpikiran yang positif. Semua
protektor yang ada di dalam tubuh manusia bekerja dengan ketaatan beribadah, lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan pandai bersyukur sehingga tercipta suasana
keseimbangan dari neurotransmitter yang ada di dalam otak.
k. Conclusion
Hasil penelitian tentang pengaruh terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir terhadap
penurunan tingkat depresi pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota Semarang dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Sebagian besar penderita gagal ginjal kronik pada kelompok intervensi
sebelum diberikan terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir mengalami
depresi yaitu 11 orang (73,3%) dan kelompok kontrol 8 orang (53,3%)
2. Sebagian besar penderita gagal ginjal kronik pada kelompok intervensi
sesudah diberikan terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir mengalami
depresi ringan yaitu 9 orang (60,0%). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
ada perbedaan yang signifikan yaitu 10 orang mengalami depresi sedang yaitu
(66,7 %).
3. Ada perbedaan tingkat depresi penderita gagal ginjal kronik sebelum dan
sesudah diberikan terpi psikoreligius dengan doa dan dzikir pada kelompok
intervensi dengan p-value sebesar 0,000 ( :0,05).
4. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat depresi penderita gagal
ginjal kronik sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dengan
pvalue sebesar 0,677 ( : 0,05)
5. Ada pengaruh terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir terhadap tingkat
depresi penderita gagal ginjal kronik. Berdasarkan uji t independent,
didapatkan nilai t hitung sebesar -3,229 dengan pvalue 0,003.

Telaah kritis
a) Apakah penelitian relevan dengan praktik?
Sangat relevant dengan terapi non farmakologi untuk mengurangi depresi pada pasien
dengan gagal ginjal kronik. Hasil penelitian ini bisa dijadikan alternative yang baik
sebagai terapi mengurangi depresi.
b) Apakah hasil penelitian dapat di aplikasikan oleh perawat?
Sangat bisa, hasil dari penelitian ini bisa di gunakan untuk terapi relaksasi pengganti
dari terapi musik yang sudah sering di lakukan, namun perlu diperhatikan penggunaan
terapi doa dan dzikir ini kemungkinan hanya bisa di terapkan pada pasien yang ber
agama islam.
c) Apakah keuntungan penelitian lebih besar daripada resikonya jika hasil penelitian
diaplikasikan oleh perawat?
Tentu keuntungannya lebih besar, karena hasil dari penelitian ini tidak mempunyai
resiko apapun. Keuntungan menerapkan hasil penelitian ini pada pasien adalah
meningkatnya kenyamanan pasien karena kebutuhan rasa nyamannya dapat terpenuhi
dengan cara menurunkan tingkat depresinya.
d) Kemukakan tentang pendapat anda mengenai hasil penelitian ini, apakah dapat di
aplikasikan pada parktik keperawatan saat ini, jika ya kemukakan alasannya dan jika
tidak kemukakan alasannya
Menurut saya hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperkaya evidence base
science tentang cara mengurangi depresi. Selain dapat mengurangi depresi, terapi ini
merupakan bagian dari ibadah umat muslim.

Anda mungkin juga menyukai