Anda di halaman 1dari 12

Leony Sanga Lamsari Purba, M.

Pd

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA II

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2016

Page 1

TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KIMIIA

I.

II.

Pembagian Praktikan
Menyesuaikan dengan kapasitas maksimal pengguna laboratorium kimia FKIP, maka satu
kelompok maksimal 5 orang. Kelompok yang disusun dijadwalkan dal 2 sesi, yaitu:
a. Jumat
: 08.00 11.00
b. Rabu P
: 10.00 13.00
Tahap Persiapan
Pada tahap awal, 30 menit sebelum jadwal praktikum dosen akan:
a. Memeriksa kelengkapan praktikan seperti: Alat kebersihan, Jas Lab, Masker, Sarung
tangan, Sepatu tertutup dan tidak diperkenankan memakai rok atau dress.
b. Mengumpulkan dan memeriksa jurnal yang telah disusun masing-masing praktikan,
c. Melakukan pretes.
Bentuk pretes adalah pertanyaan lisan langsung kepada anggota kelompok yang ditunjuk
oleh dosen yang bersangkutan. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan topik yang akan
dipraktikumkan.
Catatan : Mahasiswa yang tidak memenuhi peraturan tahap persiapan tidak

III.

diperkenankan mengikuti praktikum


Tahap Pelaksanaan
a. Mahasiswa memasuki laboratorium dengan tertib, siswa dilarang:
Makan dan minum didalam Laboratorium
Menggunakan Handphone (Kecuali untuk kegunaan praktikum)
Keluar masuk laboratorium tanpa sepengetahuan dosen yang bersangkutan
Membuat keributan
Melakukan percobaan diluar prosedur yang telah disediakan dalam modul
b. Mahasiswa melakukan pengecekan alat dan bahan yang digunakan sebelum praktikum.
c. Mahasiswa melakukan praktikum sesuai dengan prosedur yang telah dipelajari dari modul
yng telah dibagi.
d. Hasil Percobaan ditulis dalam jurnal (masing-masing mahasiswa).
e. Setelah menyelesaikan praktikum, mahasiswa membersiskan seluruh peralatan praktikum
kemudian melakukan pengecekan alat dan bahan.
Catatan

IV.

: Peralatan yang rusak, diganti oleh kelompok yang bersangkutan.

Tahap Penugasan
Mahasiswa menuliskan laporan hasil praktikum. Msing-masing anggota dalam satu kelompok
harus memiliki data hasil percobaan yang sama, tetapi pembahasan dalam laporan harus
dikerjakan sendiri-sendiri bukan kelompok.

PERCOBAAN I
DAYA HANTAR LARUTAN

1.1. Latar Belakang


Page 2

Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua atau lebih zat. Larutan dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu elektrolit dan nonelektrolit .Elektrolit adalah suatu zat yang apabila
dilarutkan dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik ,sedangkan
nonelektrolit adalah kebalikannya yaitu kalau di larutkan dalam air tidak menghantarkan listrik .
Daya hantar listrik adalah kemampuan suatu substansi tenaga listrik dari ujung substan
sampai ujung yang lain. Daya hantar listrik tidak hanya saja dimiliki oleh benda padat tetapi benda
cair maupun larutan. Pemindahan tenaga listrik ttersebut berarti akan menyebabkan timbulnya arus
listrik. Adanya arus listrik ternyata disebabkan oleh perpindahan electron dari unsure yang saru ke
unsure lain, terutama dalam reaksi kimia seperti reaksi reduksi oksidasi. (Panduan praktikum) Pada
referensi lainnya dijelaskan bahwa daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Daya hantar lisrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R), secara
matematis : R = l/A Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm () , adalah tahanan spesifik atau
resistivitas dalam ohm cm (satuan SI, ohm m), l adalah panjang dalam cm, dan A luas penampang
lintang dalam cm2. Oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan, K = 1/.
Daya hantar listrik disebut Konduktivitas. Satuannya disingkat -1cm-1.Konduktivitas
digunakan untuk pengukuran larutan / cairan elektrolit.Konsentrasi elektrolit sangat menentukan
besarnya konduktivitas. Pembawa muatan dapat berupa elektron seperti logam, dapat pula berwujud
ion positif danion negative seperti dalam larutan elektrolit dan lelehan garam. Pembawa muatanyang
berwujud logam disebut elektrolit atau metalik, sedangkan pembawamuatan yang berupa larutan
disebut ionic atau elektrolit.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Menentukan daya hantar listrik dari berbagai larutan.
2. Menentukan pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listriknya.

1.3. Alat dan Bahan


No

Alat
Nama

Gelas kimia

Alat pengukur daya


hantar listrik
Pipet tetes
Gelas Piala
Botol semprot

3
4
5
6
7

Ukuran
1000Ml
500mL

Jumlah

Nama
Aquadest
NH4Cl
NH4OH
CH3COOH
NaCl(s)
NaCl(aq)
NaOH
NaI

Page 3

Bahan
Konsentrasi

Jumlah

8
9
10
11

NaBr
HCl
CH3COONa
Minyak tanah

1.4. Prosedeur Kerja


A. Menguji daya hantar berbagai senyawa
1. Buatlah masing-masing larutan yang akan di uji.
2. Rangkailah alat uji daya hantar listrik sehingga dapat berfungsi dengan baik.
3. Ambillah masing-masing 100 mL larutan yang akan diuji daya hantarnya dan masukkan ke dalam
gelas kimia yang telah diberi label.
4. Ujilah daya hantar listrik masing-masing larutan tersebut dengan cara mencelupkan elektroda ke
dalam larutan uji secara bergantian. Setiap akan mengganti larutan yang diukur daya hantar
listriknya, elektroda harus terlebih dahulu dicuci sampai bersih dan keringkan dengan kertas isap
atau tissue agar data eksperimen tidak bias (valid).
5. Lakukan hal yang sama pada sampel yang akan di uji lainnya.
6. Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
B. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap DHL larutan elektrolit
1. CH3COOH dibuat 25 mL larutan dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,10 M; 0,050 M; dan 1,00
2.
3.
4.
5.
6.
7.

M.
DHL setiap larutan diukur mulai dari larutan yang paling encer hingga paling pekat
Gambar grafik DHL larutan kelompok I tehadap konsentrasinya.
Tentukan elektrolit kuat dan lemahnya.
Gambar grafik DHL larutan kelompok II terhadap konsentrasinya
Bandingkan DHL kation dan anion segolongan (antara Cl-, Br-, I-, dan antara NH+, NH4)
Lakukan percobaan yang sama untuk NH4OH, HCl, NaOH, NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl

1.5. Hasil Pengamatan


a. Menentukan Daya Hantar Listrik berbagai Senyawa

Senyawa

I (mA)

I (A)

V (V)

Air
NaCl
CH3COOH glasial
Minyak Tanah
Kristal NaCl

b. Daya Hantar Listrik Elektrolit pada berbagai Konsentrasi


1. Elektrolit-elektrolit kelompok I

Page 4

R (Ohm)

L (Ohm-1)

CH3COOH

NH4OH

M
I(mA)

L
(Ohm-1)

I (A)

I(mA)

I (A)

L
(Ohm-1)

0,01
0,05
0,1
0,5
1
HCl
M

I(mA)

NaOH
L
(Ohm-1)

I (A)

I(mA)

I (A)

L
(Ohm-1)

0,01
0,05
0,1
0,5
1

Elektrolit-elektrolit kelompok II
NaCl

Konsentrasi
I (mA)

I (A)

I (mA)

NaI
I (A)

NaBr
L (Ohm-1)

I (mA)

I (A)

L (Ohm-1)

I (mA)

NH4Cl
I (A)

L (Ohm-1)

0,01
0,05
0,1
0,5
1
Konsentrasi

-1

L (Ohm )

0,01
0,05
0,1
0,5
1

Page 5

1.6. Pertanyaan
1. Gambarkan grafik Hubungan Antara Daya Hantar Listrik dengan Konsentrasi Larutan!
2. Tuliskan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik suatu zat!
1.7. Daftar Pustaka
Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Erlangga: Jakarta
Chang, R. 1995. Chemistry. Random House: USA
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. UI Press: Jakarta
Petrucci, R. 1987. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta

PERCOBAAN II
KINETIKA REAKSI
1.1. Latar Belakang
Kinetika kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang kecepatan dan mekanisme reaksi
kimia. Berdasarkan penelitian yang pertama kali dilakukan oleh Wilhelmy terhadap kecepatan inversi
sukrosa, ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi / tekanan zat zat yang
bereaksi. Kinetika reaksi dinyatakan sebagai laju pertambahan konsentrasi produk dan

atau

B(g),

pengurangan konsentrasi reaktan tiap satuan waktu.

Misalnya untuk reaksi: A (aq)

Konsenhtrasi B akan bertambah sedangkan konsentrasi Aakan berkurang dalam tiap satuan waktu.
Hal tersebut dapat digambarkan pada grafik dibawah ini.

Page 6

Gambar1. Hubungan antara konsentrasi dengan laju reaksi reaktan dan produk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muhammad Basir Nasution yang dituliskan dalam
jurnal Chemistry Education13A mengatakan bahwa laju reaksi dapat dipergunakan untuk
memprediksi kebutuhan bahan pereaksi dan produk reaksi tiap satuan waktu, dan dapat juga
dipergunakan untuk menghitung kebutuhan energi untuk produksi hidrogen. Persamaan laju reaksi
diperoleh melalui eksperimen, dan tidak bisa hanya dilihat dari persamaan reaksinya saja. Dengan
pengukuran jumlah konsentasi tiap zat terhadap waktu persamaan laju reaksi dapat ditentukan. Laju
suatu reaksi dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti penambahan konsentrasi zat,
menurunkan atau meningkatkan suhu pada sistem, luas permukaan atau bentuk fisik zat, dan katalis
yang dapat mempercepat laju reaksi. Percobaan ini dilakukan untuk mengamati keempat faktor yang
mempengaruhi cepat lambatnya suatu reaksi dapat berlangsung.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui laju reasi berbagai usnsur maupun senyawa
2. Mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan laju reaksi
1.3. Alat dan Bahan
No
1

Nama
Beaker Gelas

2
3
4
5
6

Stopwatch
Gelas Ukur
Erlenmeyer
Labu Ukur
Pipet tetes

Alat
Ukuran
1000Ml
50 mL

Jumlah

Nama

Bahan
Konsentrasi

Jumlah

Air
HCl
Pita Mg
H2C2O4
KMnO4

1.4. Prosedeur Kerja


a. Kinetika Reaksi logam Mg dengan HCl
1. Sediakan delapan buah tabung reaksi ukuran 50 ml
2. Tiap tabung diisi larutan HCl dengan konsentrasi yang berbeda, yakni 2M; 1,8M; 1,6M;
1,4M, 1,2M; 1,0M; 0,8M; 0,6M.
3. Masukkan pita Mg dengan ukuran yang sama kedalam masing-masing tabung reaksi.
Page 7

4. Catat waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan semua pita Mg dimasing-masing tabung.
b. Kinetika reaksi ion permanganat dengan asam oksalat
1. Kedalam Erlenmeyer 50ml yang berisi 10 ml H2C2O4 ditambahkan 12 ml aquades
2. Titrasi larutan asam oksalat pada erlenmeyer dengan larutan KMnO 4,1 M sebanyak 2ml
3. Catat waktu yang dibutuhkan sampai terjadi perubahan warna
4. Lakukan percobaan tahap 1-3 pada larutan:
20ml H2C2O4 ditambahkan 2ml aquades
10ml H2C2O4 ditambahkan 10ml aquades

1.5. Hasil Pengamatan


a.

b.

Kinetika reaksi logam Mg dengan HCl

[ HCl ]
2,0
1,8
1,6
1,4
1,2
1,0
0,8
0,6

Pita Mg
( cm )
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5

Percobaan 1
t
1/t

Percobaan 2
t
1/t

Keterangan

Timbul
gelembung dan
gas H2

Kinetika reaksi ion permanganat dengan asam oksalat

Percobaan
pada
Erlenmeyer
ke

H2C2O4
ml

10,00
10,00
10,00

2,00
2,00
2,00

II

20,00
20,00
20,00

2,00
2,00
2,00

III

10,00
10,00
10,00

2,00
2,00
2,00

KMnO4
ml

Page 8

t
t

t(ratarata)

Ket

1.6. Pertanyaan
1. Apakah perbedaan reaksi antara logam Magnesium dengan larutan HCl pekat dan encer!
2. Gambarkan Grafik hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi larutan pada percobaan diatas!
3. Mengapa reaksi antara logam Mg dengan asam klorida disebut sebagai reaksi redoks?
1.7. Daftar Pustaka

Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Erlangga: Jakarta


Chang, R. 1995. Chemistry. Random House: USA
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. UI Press: Jakarta
Petrucci, R. 1987. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta
PERCOBAAN III
KESETIMBANGAN DUA FASE

1.1.

Latar Belakang
Fasa adalah bagian yang serba sama dari suatu sisitem, yang dapat dipisahkan secara

mekanik , serbasama dalam hal komposisi kimia dan sifat-sifat fisika. Dalam fasa uap
kerapatannya serbasama disemua bagian dalam uap tersebut. Sistem yang hanya terdiri atas
campuran wujud gas saja hanya ada satu fasa pada kesetimbangan sebab gas selalu
bercampur secara homogen. Dalam sistem yang hanya terdiri atas wujud cairan-cairan pada
kesetimbangan bisa terdapat satu fasa atau lebih tergantung pada kelarutannya.
Sistem dua komponen dapat berupa campuran dari fasa cair-cair, cair-gas, padat-cair,
padat-padat. Karakteristik setiap campuran sangat khas misalnya ada sistem cair-cair yang
membentuk campuran homogen pada segala P, T dan komposisi volum, tetapi ada pula hanya
membentuk 1 fasa pada P, T atau komposisi tertentu.
Jika dua komponen ada dalam satu sistem, maka C = 2. Sementara itu derajat
kebebasan (F) = 4 - P, akan tetapi untuk penyederhanaannya dibuat supaya tekanan tetap
(misalnya pada 1 atm) yang berarti menghabiskan 1 derajat kebebasan dan dapat menuliskan
F = 3 P untuk varian sisanya. Salah satu derajat kebebasan ini adalah temperatur sementara
yang lain adalah komposisi (yang dinyatakan dengan fraksi mol suatu komponen). Oleh

Page 9

karena itu, dapat digambarkan kesetimbangan fasa sistem pada diagram temperatur vs
komposisi. Garis vertikal dalam diagram menunjukkan sistem pada diagram temperatur vs
komposisi dengan komposisi yang sama pada temperatur yang berbeda atau disebut dengan
isoplet (jumlah sama). Oleh karena iu, aturan fasa berubah menjadi F = C P + 2, karena
salah satu variabel (P / T) dengan ketentuan konstan. Untuk zat murni, diperlukan hanya dua
variabel untuk menyatakan keadaan yaitu P dan T atau P dan V atau T dan V. Variabelvariabel tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan gas ideal sehingga sistem yang
terdiri dari satu gas atau cairan ideal mempunyai derajat kebebasan dua.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kesetimbangan fase dua komponen antara fenol dan air yang tidak teratur
2. Mengetahui suhu yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen kesetimbangan fase
dua komponen
3. Mengetahui jenis fasa yang terdapat pada larutan
1.3. Alat dan Bahan
No
Nama

Alat
Ukuran

Jumlah

Nama

Bahan
Konsentras

Jumlah

i
1
2
3
4
5
6

Spritus
Gelas Ukur
Kaki Tiga dan Kasa
Beaker Gelas
Batang Pengaduk
Tabung Reaksi

10 ml
500 ml
Sedang
Besar

1 Buah
2 Buah
1 Buah

Akuades
Fenol

2 Buah
2 Buah

1.4. Prosedur Kerja


a. Larutan tabung A
1. Dalam tabung reaksi A dimasukkan 10ml akuades, diaduk dengan menggunakan
batang pengaduk kemudian diukur suhunya dengan menggunakan thermometer dan
diamati apa yang terjadi setelah dan sesudah ditambah 2 mL larutan fenol(diaduk)
2. Larutan tabung A dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi air mendidih
kemudian diamati perubahannya dicatat suhu saat berubah menjadi jernih!
3. Larutan diangkat dari beaker glass dan didinginkan diamati perubahannya dicatatat
suhu saat berubah menjafidi keruh
b. Larutan tabung B

Page 10

1. Dalam tabung reaksi B dimasukkan 10ml fenol, diaduk dengan menggunakan batang
pengaduk kemudian diukur suhunya dengan menggunakan thermometer dan diamati
apa yang terjadi setelah dan sesudah ditambah 2 mL larutan akuades(diaduk)
2. Larutan tabung B dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi air mendidih
kemudian diamati perubahannya dicatat suhu saat berubah menjadi jernih!
3. Larutan diangkat dari beaker glass dan didinginkan diamati perubahannya dicatatat
suhu saat berubah menjafidi keruh
*Mengulangi percobaan sampai tidak terjadi perubahan (tetap keruh)
walaupun dalam beaker glass.

1.5. Hasil Pengamatan


Suhu
Perc.

Tawal

Takhir

Keterangan

1.6. Pertanyaan
1. Gambarkan grafik kesetimbangan fase dua komponen fase cair-cair (fenol-air) dari data
yang telah anda peroleh!
2. Tentukan suhu yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen kesetimbangan fase dua
komponen!
3. Tuliskan factor yang mempengaruhi kesetibangan fase dua komponen fase!
1.7. Daftar Pustaka
Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Erlangga: Jakarta
Chang, R. 1995. Chemistry. Random House: USA
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. UI Press: Jakarta
Petrucci, R. 1987. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta

Page 11

Page 12

Anda mungkin juga menyukai