BAB-IV Maloklusi
BAB-IV Maloklusi
BAB IV
PEMBAHASAN
Secara garis besar ortodontik bisa didapatkan secara langsung dari melakukan
Tanya jawab dengan pasien atau orang tua pasien yang biasa disebut dengan
anamnesis dan pemeriksaan klinis pada pasien. Data tidak langsung didapatkan dari
evaluasi rekam ortodontik yaitu model studi, foto rontgen oeriapikal atau panoramic,
foto ekstra dan intraoral dan untuk kasus-kasus yang memerlukan perawatan
komprehensif diperlukan sefalomerti.
Keluhan utama pasien hendaknya diperhatikan meskipun tidak selalu keluhan
pasien merupakan maloklusi yang akan dilakukan perawatan. Riwayat kesehatan
pasien perlu diketahui terutama yang berhubungan dengan alergi agar dapat dipilih
bahan yang tidak merupakan penyebab alergi bagi pasien ; keadaan tonsil yang dapat
memengaruhi pola menelan maupun bernafas yang dapat menyebabkan maloklusi.
Ras dan bentuk skelet pasien perlu diperhatikan karena adanya ciri-ciri fisik tertentu
pada ras.
Kondisi ekstraoral ada kaitan antara berbagai keadaan yang diperiksa. Bentuk
kepala berpengaruh pada tipe wajah dan kadang-kadang dengan profil. Pemeriksan
profil secara saksama dapat memberikan gambaran yang menyerupai sefalogram,
meskipun secara garis besar dan masih belum terperinci. Bibir perlu mendapatkan
perhatian karena berpengaruhpada hasil perawatan. Keadan intraoral terutama
jaringan periodontal dan kebersihan mulut perlu diupayakan dalam keadaan sehat
karena akan sangat memengaruhi perawatan. Ukuran dan fungsi lidah dapat
menyebabkan maloklusi maupun kestabilan hasil perawatan
Kondisi sendi temporomandibula yang normal yang ditandai dengan adanya
pembukaan maksimum, tidak ada rasa sakit dan suara menentukan proses
pengunyahan. Path of closure yang normal ditandai dengan tidak adanya deviasi
maupun displacement mandibular kea rah sagittal maupun lateral menentukan oklusi
22
23
maloklusi kelas 1 disertai protrusi anterior rahang atas dan berdesakan anterior rahang
bawah. Perawatan yang akan dilakukan yaitu penggunaan ortodonti lepasan. Desain
piranti untuk rahang atas yaitu komponen aktif berupa busur labial untuk
mengkoreksi gigi anterior yang mengalami protrusi dan komponen retentifnya berupa
cengkeram adam di gigi 16 dan 26. Sedangkan desain piranti lepasan untuk rahang
bawah berupa komponen aktif sekrup ekspansi untuk melebarkan lengkung rahang,
retensi berupa cangkolan adam pada gigi 36 dan 46, busur labial digunakan sebagai
komponen pasif.