Pola penyerangan
Setiap melakukan serangan dalam permainan bola basket para pemain
dalam satu regu sudah mempunyai tugas dan jalur gerakan masingmasing.
Pola penyerangan dalam permainan bola basket dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Set Offence
Serangan yang dibangun dan direncanakan dari awal sampai
penyelesaian akhir (finishing tought) merupakan kebalikan dari
serangan fast break.
2. Fast break
Serangan yang dilakukan secara serentak dan cepat sebelum
lawan sempat membuat pola bertahannya (mencapai balance
dalam keseimbangan).
3. Shuffle
Suatu sistem penyerangan yang dilakukan oleh semua pemain
dari satu regu bergerak dari satu posisi ke tempat lain dengan
teratur sesuai rencana guna membuka / mendapatkan kesempatan
mencetak gol atau memasukkan bola ke keranjang.
4. Dauble pivot offence
Cara menyerang suatu tim dengan menempatkan dua pemain
masing-masing (biasanya pemain jangkung) berada jauh di sudut
daerah pertahanan lawan, satu di ujung kiri dan satu lagi di ujung
kanan.
5. Give and go weave (serangan bergelombang pergi dating)
10
11
Dribbling Rendah
Dribbling Tinggi
Gunanya untuk memperoleh posisi mendekati basket lawan.
Dribbling Lambat
Dribbling Cepat
12
maksimal,
Eksplosif Power adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk
mengatasi beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan.
Daya ledak otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya . daya
ledak otot tungkai menggunakan kekuatan maksimum. Menurut KONI (2000: 12)
kekuatan adalah kekuatan otot yang membangkitkan tenaga/ kekuatan/ force terhadap
suatu tahanan.
Daya Ledak Otot Tungkai, merupakan salah satu dari komponen biomotorik
yang penting dalam kegiatan olahraga ( Arsil, 1999 : 71 ).
M. Sajoto (1988 : 58) mengatakan bahwa kekuatan atau strenght adalah
komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada
saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu.
13
Daya ledak otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot untuk
menerima beban dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu dihasilkan oleh
adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi ini timbul untuk
melakukan gerakan yang mendukung.
Menurut Sudarminto (1992:22) karakteristik otot memiliki empat sifat yaitu :
a. Iritabilitas otot memiliki kemampuan penerima dan menanggapi bermacam
rangsangan.
b. Kontrabilitas bila menerima rangsangan, otot memiliki kemampuan untuk
memendek.
c. Ekstensibitas bila otot dalam keadaan memendek atau memanjang, baik dalam
d.
14
karena tingkat penyesuaian kemampuan terjadi sesuai dengan proporsi dari kualitas
dan jumlah serabut otot. Ateng (1992 : 66) berpendapat bahwa kesegaran jasmani
dalam kaitan dengan Daya ledak otot memerlukan:
1.
2.
Kemampuan
menginervasi
(mengerahkan)
diperlukan.
3.
4.
sejumlah
serabut
otot
yang
15
5.
6.
Efektivitas pengungkit.
Harsono (1988 : 77) mengatakan bahwa kekuatan otot adalah komponen yang
sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Karena, pertama
kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, kedua kekuatan
memegang peranan penting dalam melindungi atlet atau orang dari cedera, ketiga
dengan kekuatan atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih
jauh dan efisien, memukul lebih keras, demikian juga dapat membantu memperkuat
sendi-sendi.
Dari beberapa pengertian tersebut, kekuatan dapat diartikan sebagai kualitas
tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi secara maksimal
untuk mengatasi beban yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Jadi gerakan
yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan menghasilkan gerakan aktivitas seperti
menendang, berjalan, melompat dan lain sebagainya.
Daya ledak otot adalah tenaga, gaya atau ketegangan yang dapat dihasilkan
oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Jadi
semakin besar gaya atau tenaga yang dihasilkan otot saat kontraksi maka semakin
besar daya ledak otot tersebut seperti halnya daya ledak otot tungkai. Seperti yang
dikemukakan oleh Abdul Kadir Ateng (1992:140)
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang dapat bergerak
secara aktif sehingga dapat menggerakan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak
16
17
bobot dari luar (extance resistance). Beban tersebut harus sedikit demi sedikit
bertambah berat agar perkembangan otot terjamin.
Oleh karena itu, pada latihan tahanan haruslah selalu merupakan latihanlatihan tahanan yang progresif dan tidak berhenti pada satu berat, beban atau bobot
tertentu. Sehingga otot memiliki kemampuan menerima beban maksimal. Apabila
diterapkan pada pelaksanaan aktivitas menggiring bola adanya kekuatan yang baik
diharapkan keterampilan menggiring bolanya lebih memadai.
18
untuk
menkoordinasikan
gerakan-gerakan
berganda
atau
stimulan,
yang
baik
mempunyai
beberapa
keuntungan,
antara
lain,
mudahmelakukan gerakan yang sulit, tidak mudah jatuh atau cidera, dan mendukung
teknik-teknik yang digunakannya terutama teknik dribbling bola.
Anwar pasau
19
kegunaan
kelincahan
untuk
menkoordinasikan
gerakan-gerakan
berganda atau stimulant, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakangerakan efisien, efektif, dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan
dan lingkungan.
Dengan demikian dari beberapa pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan
bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk bergerak mengubah arah dari
satu tempat ke tempat yang lain dengan cepatdan tepat tanpa hilang keseimbangan.
20
21
22
menyentuh bola dengan kedua tangan secara bersamaan atau dengan satu atau kedua
tangan peraturan permainan bola basket.
Untuk mencegah terjadinya penggiringan bola yang berlebihan atau untuk
mendemonstrasi, pelatih haruslah memperingatkan hal ini kepada para pemainnya.
Tanamkanlah pengertian kepada atlet menggiring bola hannya kalau diperlukan
baik saat bertahan atau menyerang. Adnan (1999:32)
23
dan
bergerak
keatas
mengikuti
gerak
bola
sebelum
Letakkan kaki kiri didepan kaki kanan dengan lebar secukupnya atau
setidaknya selebar bahu (jika menggiring dengan tangan kanan)teknik
kedua lutut dan pandangan ke depan dengan kepala di angkat (dagu
sejajar bahu)
Letakkan siku kanan di sisi kanan tubuh sehingga bola dekat dengan
badan dan posisi ini akan menyulitkan lawan untuk mencuri bola.
Pantulkan bola dengan rileks.
Bergerak maju dengan melangkah kaki dan posisi badan yang tetap
rendah jika telah dapat merasakan irama pantulan dan gerak bola
d. Menggiring Tinggi
24
25
dribling siswa Tunas Melati KU 14-16 tahun, baik secara sederhana maupun parsial
dan sumbangan sebesar 28.2%. (2) Ada hubungan yang signifikan antara power otot
tungkai dengan kemampuan dribling secara sederhana, tetapi secara parsial tidak
ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dengan kemampuan
dribling dan sumbangan sebesar 11.3%. (3) Secara bersama-sama terdapat
hubungan yang signifikan kelincahan dan powerotot tungkai dengan kemampuan
dribling siswa, baik secara sederhana maupun parsial dan sumbangan sebesar 39.5%.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan Kajian teori diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir
mengenai hubungan daya ledak otot tungkai dan kelincahan terhadap kemampuan
dribbling dalam permainan bola basket.
tungkai
Dribbling
(Y)
Kelincahan
26
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Hubungan daya ledak otot
: Terdapat pengaruh yang signifikan dari Hubungan daya ledak otot tungkai
dan kelincahan terhadap kemampuan dribbling dalam permainan bola basket.