Anda di halaman 1dari 47
Gambar C74 Pada contoh tanah jenuh berlaku hubungan e = wG, Angka pori saat akhir pengujian ey = 0,245 x 2,70 = 0,662 Tebal contoh pada kondisi terakhir ini H; = 19,250 mm Angka pori pada awal pengujian e, = ¢, + Ae Be _1lt+e _1+e+ de AEN Er H AH = 20 - 19,25 = 0,75 mm Ae _ 1,662 + Ae 0,75 20 ‘Be = 0,065 > = 0,662 + 0,065 = 0,727 Pada umumnya, hubungan antara Ae dan Af dapar dinyatakan oleh: Aes 1 65 41,727 aH OH 20 Ae = 0,0864 AH Persamaan ini dapat digunakan untuk menentukan angka pori pada tiap periode pembebanan (Tabel C7.2). 46 Grafik hubungan e—log p’ dapat dilihat pada Gambar C7.1 Dari grafik e— log p' Pada py’ = 2,5 kg/cm’, e, = 0,665 p2' 5 kg/em?, e: = 0,658 Be _ 0,665 — 688 _ 6 007 city 3,5 — 2,5 0,007 _ 06,0042 em*/kg 7.5.2 Indeks Pemampatan (C.) (Compression Index) Indeks pemampatan, Cz, adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e-log p’. Untuk dua titik yang teletak pada bagian lurus dari grafik dalam Gambar 7.8, nilai C. dapat dinyatakan dalam persamaan: 6. (7.6) log log (p2'/p1’) Untuk tanah normally consolidated, Terzaghi dan Peck (1967) memberikan Inubungan angka kompresi C. sebagai berikut Cz = 0,009 (LL — 10) (7.7) dengan LL adalah batas cair (liquid limit). Persamaan ini dapat digunakan untuk tanah lempung tak organik yang mempunyai sensitivitas rendah sampai sedang dengan kesalahan 30% (rumus ini seharusnya tak digunakan untuk sensitivitas lebih besar dati 4). Terzaghi dan Peck juga memberikan hubungan yang sama untuk tanah lempung dibentuk kembali (remolded) C. = 0,007 (LL - 10) (7.8) 7 (eats og) Gambsr 7.8 Indeks pemampatan Ce Beberapa nilai C. yang didasarkan pada sifat-sifat tanah pada tempat-tempat tertentu yang diberikan oleh Azzouz dik. (1976) sebagai berikut: C. = 0,01 Wa (untuk lempung Chicago) 7.9) G. = 0,0046 (LL ~ 9) (untuk lempung Brasilia) (7.10) C. = 0,208 e, + 0,083 (untuk lempung Chicago) (7.11) 00115 Wy; (untuk tanah organik, gambut) (7.12) dengan Wy adalah kadar air asli (%) dan ¢, adalah angka pori Contoh soal 7.3: Dengan melihat hasil pengujian konsolidasi Gambar C7.1, tentukan nilai C. laboratorium tanah tersebut. Penyelesaian: Kurva pemampatan asli di laboratorium (Gambar C7.1) mendekati linier dari 1 sampai 6 kg/cm. Be Bette erie 608 — 0,642 rad ing log(p.'/p,’) Jog(6/1) 753 Indeks Pemampatan Kembali (C,) (Recompression Index) Indeks pemampatan kembali (C,) adalah kemiringan dari kurva pelepasan beban dan pembebanan kembali pada grafik e-log p. Dari Gambar 7.5 definisi C, adalah: -e Ae =———. 7.13) (Tog (p2'/p:’) ee Contoh soal 7.4: Dari hasil pengujian konsolidasi pada Gambar C7.1, tentukan besarnya C,. Penyelesaian: Perkiraan kemiringan kurva pelepasan beban dapat didekati dengan mengambil koordinat-koordinat dua tik pada kurva tersebut. Pada ey = 0,636; py’ = 9 kg/om? 2 = 0,662; p2’ = 0,10 kg/em? =e 1636 — 0,662 é = 09636 = 0,662 _ 9 94 log p2’ — log px’ log (0,10/9) 7.6 Tekanan Prakonsolidasi (p.’) (Preconsolidation Pressure) ‘Terdapat beberapa cara untuk menentukan nilai tekanan prakonsolidasi (p'). Cara yang paling banyak digunakan adalah cara Casagrande (1936), yaitu dengan menggunakan gambar grafik hubungan e-log p (Gambar 7.9) Prosedur untuk menentukan besarnya tekanan prakonsolidasi (p.") yang diberikan ‘oleh Casagrande adalah sebagai berikut: 1, Pilihlah berdasar pandangan mata satu titik yang berjari-jari minimum (atau kurva maksimum) pada kurva konsolidasi (titik A dalam Gambar 7.9). . Gambarkan garis horisontal melalui titik A (sejajar absis) Gambarkan sebuah garis singgung pada kurva lewat titik A Bagi dua sudut yang dibuat oleh butir (2) dan (3). Perpanjang bagian lurus dari kurva pemampatan aslinya sampai memotong garis bagi sudut burir (4). Titik potong dari dua garis ini adalah tekanan prakonsolidasi (p.’) yang dicari, yaivu tik B dari Gambar 7.9. | Gambar 7.9 Menentukan p.' cara Casagrande (1336) 7.7 Pengaruh Gangguan Benda Uji pada Grafik e-log p Kondisi tanah yang mengalami pembebanan seperti yang ditunjukkan dalam grafik -log p yang diperoleh dari laboratorium, tidak sama dengan kondisi pembebananan tanah asli pada lokasi di lapangan. Beda reaksi verhadap beban antara benda uj di laboratorium dan di lapangan adalah karena adanya gangguan tanah benda uji (soil disturbance) selama persiapan pengujian oedometer. Karena dibutuhkan untuk mengetahui hubungan angka pori-tegangan efektif pada kondisi asli di lapangan, maka diperlukan koreksi terhadap hasil pengujian di laboratorium. Di lapangan, elemen tanah dipengaruhi oleh regangan efektif-vertikal o:’ dan tegangan efektif horisontal o,’ = Ko,’ (dengan K, adalah koefisien tekanan lateral tanah diam). Umumanya K, tidak sama dengan 1, yaitu kurang dari 1 untuk lempung normally consolidated atau sedikit normally overconsolidated (slightly overconsolida ted) dan lebih dati 1 untuk lempung terkonsolidasi sangat berlebihan (heavily overconsolidated). Ketika contoh tanah diambil dari dalam tanah dengan pengeboran, tekanan keliling luar (external confining pressure) hilang. Kecenderangan tanah jenuh setelah terambil dari dalam tanah untuk mengembang karena hilangnya tekanan keliling, ditahan oleh berkembangnya tekanan air pori negatif akibar tegangan kapiler (capillary tension). Jika udara tidak keluar dari larutannya, volume contoh tidak akan berubah dan tegangan keliling efektif («,") sama dengan besarnya tekanan air pori (-#). Dalam kondisi ini, ,! = oy = = Jadi, nilai banding ox’oz' berubah dengan perubahan yang tergantung pada nilai K,. Regangan yang ditimbulkan menyebabkan Kerusakan benda uji, atau benda uj menjadi terganggu. Pengaruh ini telah diselidiki oleh Skempton dan Sowa (1963), Ladd dan Lambe (1963), dan Ladd (1964). Pengaruh dari pengambilan contoh tanah, dan lain-lain pengaruh kerusakan benda uji diberikan dalam Gambar 7.10. Scjarah pembebanan dari suatu contoh tanah lempung normally consolidated disajikan dalam Gambar 7.102. Kurva pemampatan asli diperlihatkan sebagai garis penuh AB, yang menggambarkan kondisi asli di lapangan, dengan p,' = p.". ‘Tambahan beban pada lapisan tanah akan menghasilkan perubahan angka pori (e) menurut garis patah-patah BE, yaitu perpanjangan kurva pemampatan asli di lapangan. Akan terapi, akibat gangguan, tekanan konsolidasi efektif benda uji pada waktu dibawa di laboratorium berkurang, walaupun angka pori tetap. Ketika benda Uji dibebani kembali di laboratorium, pengurangan angka pori yang terjadi akibat gangguan, contohnya adalah seperti kondisi yang ditunjukkan oleh kurva laborato. tum CD. Dalam hal lempung overconsolidated (Gambar 7.10b), sejarah tegangan di lapangan disajikan oleh kurva pemampatan asli ke titik di mana tekanan Prakonsolidasi (2.’) tercapai (bagian AB). Sesudah itu, karena sesuatu hal terjadi di waktu lampau, beban berkurang sampai mencapai tekanan overburden (p,’). Kurva garis penuh BC memperliharkan hubungan e-log p’ di lapangan selama pengurangan bebanaya. Penambahan beban di lapangan akan mengikuti kurva pemampatan kembali yang berupa garis patah-patah CB, yang bila beban bertambah hingga melampaui tekanan prakonsolidasi, kurva akan terus ke bawah mengikuti pelurusan dari kurva pemampatan asli di lapangan (bagian BF), Akibat gangguan contohnya, maka tekanan konsolidasi efektif tereduksi pada angka pori konstan, yang bila kemudian di adakan pengujian di laboratorium kurvanya akan mengikuti garis penuh DE. Penambahan derajat gangguan benda uji, mengakibatkan kurva laboratorium akan cenderung bergeser lebil i ° Pergarun gangauen Kura as lapangan Kure lnborstoun P (aeata eg ) Gambar 7.10 Pengeruh g2nganen contoh pada kuroa pemempetan (a) Lempung normally consolidated (6) Lempung overconsolidsted ala a) 7.8 Koreksi Indeks Pemampatan (C.) pada Grafik e-log p Akibat pengaruh persiapan pengujian, tanah benda uji dalam pengujian oedometer akan sedikit terganggu. Kerusakan benda uji akan menghasilkan pengurangan Kemiringan dari garis pemampatan (C,) aslinya. Karena itu dapat diharapkan bahwa Kemiringan garis yang menunjukkan kompresi asli di lapangan akan sedikit lebih besar dari garis C. yang diperoleh dalam pengujian laboratorium, Penggambaran kurva asii di lapangan secara pendekatan dapat diperoleh dengan cara yang diberikan oleh Schmertmann. Penggunaan dari cara ini adalah gars kemiringan C. hasil pengujian laboratorium dianggap memotong garis ali lapangan pada nilai banding pori e yang mendeksti 0,42 kali nilai banding pori awalnya (e.). Pada lempung, normally consolidated, di mana pq’ = p.', kemiringan kurv emampatan aslilapangan dapat dibuat menurut garis AB (Gambar 7.112). Titik A mempunyai koordinat pe’ dan ¢, dan ttik B adalah ttik pada garis C. hasil pengujian laboratorium, yaitu pada titik di mana nilai e-nya = 0,42 x ¢,. Pada lempung overconsolidated, keadaan asli lapangan dicari dengan lebih dulu menentukan titik A pada koordinat-koordinat p,’ dan ey (Gambar 7.11b). Kurva pembebanan kembali di lapangan dapat didekati dengan menarik garis AC sejaar dengan kemiringan utama dari kurva pembebanan kembali C. hasil laboratorium, sedangkan kemiringan kurva pemampatan C, dapat dibuat dengan menarik garis BC, di mana titik B adalah ttik pada kurva laboratorium pada angka pori 0,42 x e, dan C adalah perpotongan kurva pembebanan kembali di lapangan dengan garis vertikal ditarik lewar p’. ura ai lpangan 7.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Tekanan Prakonsolida- si (Pc!) Telah diseburkan bahwa pengaruh gangguan contoh menyebabkan kurva pemampat- an asli menjadi bergeser ke kiri. Pengaruh dari hal ini adalah tekanan prakonsolidasi akan bergeser ke kiri atau menjadi berkurang, yang diikuti oleh pengurangan angka pori (atau regangan bertambah) pada sembarang tegangan yang ditinjau. Konsekuen- sinya kemiringan kurva pada tegangan lebih kecil pc’ (atau C,) bertambah, dan kemiringan kurva pada tegangan lebih besar p.’ (atau C,) berkurang. Gangguan contoh banyak terjadi pada jenis lempung sens Kuna ae lapanean fon ot aad Ca cn on teemrasn a Sacer fisted or labeler pes carton betas cord ® 7 a) = 6 ata yu sibutuhkan aa Apso! per sien) © F ean a) Gambar 7.12 Faktorfaktor yang mempengerubi penentuan rip’ (a) Pengerab gangguan conto (b Pengarah sila! banding penambehan beban (LIR) (Bramund, Jonas den Ladd, 1976) (6) Pengora telang wskta ponumbahan bebsx (Crasford, 1964) Pada pengujian konsolidasi sering digunakan istilah LIR (Load Increment Ratio), yaits nilai banding tambahan beban yang diterapkan pada pengujiannya (contohnya prosedur ASTM D 2435). LIR didefinisikan sebagai tambahan tegangan dibagi dengan tegangan awal sebelum beban diterapkan, atau ik = &% Pa dengan Ap adalah tambahan tegangan dan p, adalah tegangan sebelumnya, Di si 4R = 1, bila tambahan beban yang diterapkannya 2 kali beban scbelumaya, Dari pengalaman menunjukkan bahwa pada lempung sensitf jika tecjadi sedikit Pengaruh perubahan tegangan atau pengaruh getaran dapat mengubah secara drastis struktur tanahaya. Untuk lempung sensitif ini, LIR = 1 mungkin tidak dapat memberikan nilai p’ secara tepat. Karena itu, LIR kurang dari 1 sering digunakan. Pengarub variasi LIR dan gangguan contoh pada grafik pemampatan dapat dilihat pada Gambar 7.12a dan Gambar 7.12b. Faktor lain yang mempengaruhi nilai p.’ adalah lamanya wakew penambahan beban, Crawford (1964) telah mengamati pengaruh penambahan wake selang Penambahan beban terhadap kurva pemampatan. Hasilnya dapat dilihat pads Gambar 7.12c. Pengujian dilakukan dengan pemberian LIR tetap sama dengan 1, glean tetapi lama pemberian bebannya divariasikan, Dari Gamba 7.12¢ dapat dilihat Paha jike lamanya pemberian beban ditambah, kurva pemampatan akan bergeset kKekiti, Hal ini berarti bahwa unrok suatu tegangan (p) yang diterapkan, ali angka por! pada akhir peristiwa konsolidasi akan berkurang, bila selang waka penambahan Peban bertambah. Pada penambahan lama waktu pembebanannya, nila p.’ berkurang, atau p.' bertambah dengan pengurangan lama waktu pembebananns, 7.10 Hitungan Penurunan Konsolida: Pisinjau lapisan tanah lempung jenuh dengan tebal HY. Akibat adanya beban yang bekerja lpisan tanah menerima tambahan tegangan sebesar Ap. Dianggap regangan atah lateral nol. Pada akhir konsolidasi, terdapat tambahan tegangan eleutif vertikal sebesar (Ap). Sebagai akibat penambahan tegangan dari p,’ ke py’, terjadi pengurangan angka pori dari ¢, kee. Pengurangan volume persatuan’ volume lempung dapat dinyatakan dengan persamaan nilai banding por! sebagai berikut: = 4 Sf _ _te 7.15) 17% 14. AV = perubahan volume AH = perubahan tebal €> = angka pori awal 1 = angka pori pada perubahan volume tertenta Ae = perubahan angka pori Karena regangan lateral nol, pengurangan volume per satuan volume sama dengan pengurangan tebal per satuan tebalnya, yaitu penurunan per satuan ketinggian atau anjangnya, Besarnya penurunan lapisan tanah setebal div dapat dinyatakan dalam persamaan: ds, = 24 gy (7.16) 14 e = ae (7.17) PSPs = m, dp dh (7.18) dengan 5. adalah penurunan konsolidasi. ‘Untuk penurunan lapisan tanah dengan tebal H: H S.= J m, Mp db (7.19) ° Jika m, dan Ap dianggap sama pada sembarang kedalaman tanahnya, maka Se = m, ApH (7.20) Bila akan menghitung besarnya penurunan konsolidasi dengan menggunakan nila mm. dan Op, maka pada sembarang kedalaman lapisan yang ditinjau nilai keduanya dihitung, dan penurunan ditentukan dari penambahan secara aljabar dari penurunan tiap lapisannya. Nilai tambahan tegangan Ap dapat ditentukan dengan mempethati- kan penyebaran beban pada tiap lapisan yang ditinjau, Penurunan total adalah jumlah dari penurunan tiap lapisannya, yaitu dari jumlah m, Op AH. Persamaan (7.15) dapat diubah dalam bentuk, ee 1 + & 1+ be qe log pa! — log ps" Maka penurunan konsolidasi dapat dinyatakan dalam persamaan: Berm O— a — lg 7.23 T+ ep aie dengan Hf adalah tebal lapisan mampat yang ditinjau, p,' dan pa’ adalah tegangan ‘yang terjadi pada lapisan tanah di mana, p2' > p;'. Penurunan untuk lempung normally consolidated dengan tambahan tegangan efektif sebesar py' = p.’ + Ap, dapat dinyatakan oleh persamaan: 5. = Cp — Eto eee 7.24) 1+ Po! Untuk lempung overconsolidated, (a) Bila po'+ Ap < p-': Beset Ap 52= C, 7 tog 1+ e Pe ( Bila po! + Op > Pe! ees 2 cot even ps! 1+ indeks pemampatan kembali = indeks pemampatan tebal lapisan tanah p= tekanan prakonsolidasi = angka pori awal Ap = tambahan tegangan pol = tekanan overburden efektif mula-mula Contob soal 7.5: Hisil pengujian konsolidasi pada tanah lempung diperlihatkan dalam Gambar C7.2. ‘Contoh tanah Jempung diambil dari kedalaman 20m dan pada kedalaman ini tekanan overburden efektif p,' = 27,5 vm?, e, = 0,91. Tentukan: (@) Kemiringan kurva pemampatan asli di lapangan dengan cara Schmertmann. eee ronaas konsolidasi yang terjadi pada tanah lempung, bila akibat beban pondasi dan tekanan overburden, tegangan yang terjadi bertambah menjadi 80 t/m?. Tebal lapisan lempung H = 10 m. 36 Penyelesaian 10 100 100 dam) Gambar C72 (a) Tentukan tekanan prakonsolidasi (p.’) dengan prosedur Casagrande (Gambar 7.2). Ditemukan p.’ = 27,5 v/m?. Untuk menentukan kurva pemampatan ashi di lapangan, gambarkan garis horisontal lewat ¢, = 0,91. Garis ini memotong garis vertikal dari titik C di A. Titik B ditentukan dengan memperpanjang kurva pemampatan asli sampai memotong garis mendatar 0,42 X eg = 0,42 x 0,91 = 0,38. Hubungkan titik A dan B, maka diperoleh kurva pemampatan asli lapangan. Nilai C. dari kurva pemampatan asli di lapangan, diperoleh dengan cara sebagai berikut: Pada kurva pemampatan asli di lapangan, O71; 0,58 untuk pi’ = 90 tm?s e untuk p3 = 200 vm’ e2 9,71 = 0,58 _ 0,38 log 200 = log 90 (2) Hirungan penurunan konsolidasi, pada tegangan yang terjadi 80 ¢/m?, dilakukan cara sebagai berikur: one 1te S. = H Dari kurva asli di lapangan, pada p’ = 80 t/m?, e = 0,74, maka 0,91 = 0,74 1 + 0,91 Jika menggunakan Persamaan (7.24): CF ogee“? 1+ 6 Po! Lempung termasuk normally consolidated, karena p.' = pq’ = 27,5 tm?, maka 0,38 80 = —— (10) log — = 0,92 r+ ost 8 a5 ae Perbedaan kecil dari kedua hasil penurunan konsolidasi S. adalah akibat kesalahan pada pembacaan data. Se (10) = 0,89 m Se = Se 7.11 Kecepatan Penurunan Konsolidasi 7.11.4 Defajat Penurunan Konsolidasi Pada elemen tanah dengan kedalaman z, perkembangan proses konsolidasi pada tambahan tegangan tertentu, dapat dinyatakan dalam persamaan: foe ieseagh (7.27) U dengan U = derajat konsolidasi saat wakwu tertentu pada kedalaman 2, di mana nilai U di antara 0 dan 1 €> = angka pori awal sebelum terjadinya konsolidasi = angka pori pada akhir konsolidasi € = angka pori, pada wakru yang ditanyakan, yaitu pada waktu konsolidasi masih ng. Jiks kurva konsolidasi e — p’ dapat dianggap linier pada interval tegangan yang itanyakan, seperti dalam Gambar 7.13, derajat konsolidasi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan: Gambar 7.13 Kuro bubungen e-p' ila kuroa dianggep linier Di sini dianggap bahwa tegangan efekif vertikal untuk tanah sedalam z, bertambah dari po! ke pr’ dengan tidak ada regangan lateral ‘Mula-mula, saat t = 0 atau segera sesudah terjadi pembebanan sebesar Ap, walaupun tegangan total telah bertambah menjadi 1’, tegangan efekif total akan tetap samajdengan po’. Setelah konsolidasi berhenti, tegangan efektif menjadi p,’. Selama konsolidasi berlangsung Ap = —Aw. Dari Gambar 7.13 dapat dihitung, "= pol + Hi =ptu (7.29) Pr Persamaan derajat konsolidasi (U), dapat dinyatakan dengan =1-4 (7.30) 4 i mana wm kelebihan tekanan air pori pada waktu tertentu saat konsolidasi masih berjalan, karena penambahan tegangan totalnya = kelebihan tekanan air pori yang nilainya di atas . yang terjadi segera sesudah penambahan tegangan toralnya. = tekenan air pori awal, sebelum penambahan tegangan totalnya. 7.11.2 Teori Konsolidasi Satu Dimensi (One Dimensional Consolidation) Untuk konsolidasi satu dimensi, Terzaghi memberikan cara penentuan dist keelebihan tekanan hidrostatis dalam lapisan yang sedang mengalami konsolidasi peda sembarang waktu sesudah bekerjanya beban, beserta derajat konsolidasinya, Beberapa anggapan dibuat untuk analisis konsolidasi satu dimensi ini, yai . Tanah adalah homogen, . Tanah lempung dalam keadaan jenuh sempurna. . Partikel padat dan air tidak mudah mampat. . Arah pemampatan dan aliran air pori adalah vertikal (satu dimensi). . Regangan kecil. . Hukum Darey berlaku pada seluruh gradien hidrolik, - Koefisien permeabilitas (k) dan koefisien pemampatan volume (m,) tetap konstan selama prosesnya. . Ada hubungan Khusus yang tak tergantung waktu, antara angka pori dan tegangan efektif. Ditinjau lapisan lempung setebal dz yang padanya bekerjatekanan Ap (Gambar 7.14), Jika Kelebihan tekanan hidrostatis pada sembarang titik di dalam lapisan lempung adalah w, maka ketidakseimbangan tekanan hidrostatis pada ketcbalan dz, dapat dinyatakan dalam persamaan: (731) Jika o adalah kecepatan drainasi yang lewat lapisan tpis, maka persamaan Darcy dapat dinyatakan sebagai: (7.33) Tanda negatif digunakan untuk menunjukkan berkurangnya b pada penambahan z Ditinjau sebuah elemen dengan luas satuan, dan dengan tebal d2. Volume air yang ‘masulk dari bawah elemen dalam satuan waktu adalah V. Volume air yang keluar dat clemen adalah ” v + epee satan laag bz Maka volume bersih dari air keluar dari clemennya, dalam satuan waktu adalah ve ON ae annie (7.34) %, bz bz Perubahan volume persatuan volume dari volume asli, dinyatakan dalam Perubahan porositas A. Maka, luas porongan adalah luas satuan dan volumenya akan sama dengan ketebalannya, yairu dz. Bila perubahan volume persatuan volume semula, per satuan waktu, sama dengan perubahan porositas per satuan waktu, make: vee bz be me 3 82 = m, dp (7.38) Bp menunjukkan tambahen tekanan saat waktu tertentu, Selanjutnya dengan substitusi, diperoleh: (7.36) (7.37) Substitusi Persamaan (7.37) ke dalam Persamaan (7.36) akan diperoleh: av bu ee bz a Dari Persamaan (7.33) untuk luas satuan = 1, Bv_ ik Bm c (7.39) Persamaan (7.39) adalah persamaan diferensial dari tiap-tiap proses konsolidasi dalam kondisi drainasi linier. Persamaan ini dapat dimudahkan dengan substitusi (7.40) Ye dengan C, menunjukkan koefisien konsolidasi. Dari sini akan diperoleh persamaan: (7-41) Persamaan (7.41) adalah dasar persamaan teori konsolidasi Terzaghi. Kondisi batas untuk menentukan konsolidasi lapisan yang mengijinkan drainasi ke arah atas dan bawah adalah (Gambar 7.14): 1, Saat ¢ = 0, pada lapisan lempung setebal dz, kelebihan tekanan hidrostatisnya (Kelebihan tekanan air pori) sama dengan Ap. 2, Untuk sembarang waktu ¢ saat konsolidasi berlangsung, pada permukaan drainasi z = 2H dan z = 0, kelebihan tekanan hidrostatis sama dengan nol. 3. Sesudah waktu yang lama, pada sembarang kedalaman z, kelebihan tekanan hidrostatis sama dengan nol. Untuk kondisi tanah yang memungkinkan dranasi ke atas dan ke bawah, penyelesaian dari Persamaan (7.41) dengan C, konstan pada kondisi awal dengan 1: sebagai fungsi z, adalah: =a 2H a2 1 nazz naz =P Ct ~ | su; sin} } sin] exp = Ce ee dengan, H = ‘inggi lintasan drainasi terpanjang. u; = distribusi kelebihan tekanan air pori awal yang dapat berupa variasi, lengkung sinus, atau bentuk-bentuk lainnya. Untuk Kasus tertentu di mana w; konstan di seluruh lapisan lempungnya, maka: 2H; =) maz Se — cs min Diselesaikan dengan cara substitusi 2m + 1 dan M = (a/2) (2m + 1) dengan T; adalah besaran tanpa dimensi, yang disebut faktor wakeu (time factor), maka Persamaan (7.43) akan menjadi: exp (— MT) x a i i é ° ot OOH OT ow Of HO Pacten Konsolias! U; Gambar 7.15 Devsjat konsoidasi U, pada kedalaman tertentn tevhadap faktor wakin T. Perkembangan proses konsolidasi dapat dilihat dengan menggambar kurva-kurva 4 terhadap z pada wakru t yang berlainan, Kurva-kurva ini disebut isokron (ochrone) yang bentukaya tergantung pada distribusi kelebihan tekanan air pori dan kondisi drainasi lapisan lempungnya (yairu drainasi dobel atau tunggal). Derajat konsolidasi pada kedalaman z dan pada waktu ¢ dapat diperoleh dengan substitusi nilai v pada Persamaan (7.45), ke dalam Persamaan (7.30). Dari sini akan diperoleh persamaan sebagai berikut: a ( 4 exp (-M°T,) (7.46) Persamaan ini adalah persamaan derajat konsolidasi (U,) pada kedalaman tertenta dari lapisan yang ditinjau. Penggambaran kurva yang berdasarkan Persamaan (7.46) menghasilkan kurva isokron, seperti yang disajikan dalam Gambar 7.15, Derajat konsolidasi rata-rata (U) pada waktu t untuk tekanan air pori awal ; yang sama di seluruh lapisan, adalah: 2H sq)ee 2H ° 2 Us ae exp (-3PT,) (7.47) ra, Variasi kelebihan tekanan air pori dalam lapisan lempung, dalam prakteknya dapat didekati dengan menganggap distribusi tekanan air pori awal yang konstan, linier, dan lengkungan. Nilai-nilai hubungen U dan T, dalam kondisi tekanan air por awal («) yang dianggap sama besar di seluruh lapisannya disajikan dalam Tabel 7.1, kasus 1. Sedang variasi tekanan pori awal yang lain dapat pula dilihat dalam tabel versebut, Bila distribusi tekanan kelebihan air pori awal simetri terhadap tengah-tengah tinge! lspisin yang mempunyai drainasi dobel, maka pada sembarang, waktunya Gistribusi Kelebihan tekanan air pori aken simetri terhadap bidang tengah ini, Jadi, distribusi kelebihan tekanan air pori setengah dari lapisan dengan drainasi dobel adalah sama seperti kondisi kelebihan tekanan air pori dalam suatu lapisan drainasi tunggal yang tebalaya setengah dari tebal lapisan drainasi dobel. Karena itu, nilai- nilai di dalam Tabel 7.1 dapat pula digunakan dalam hitungan pada kondisi deainasi tunggal. Distribusi kelebiham tekanan air pori awal di mana kasus drainasi dobel o abel 7.1 Hubwngan faktor woktw (T,) dan dersiat konslidesi (U) Faltor wakeu 7, Kastan | asus 2 | Kews 3 ° ° o 0.008 oss 0,050 oat 0,050 otc. ‘grt Outs 057 9,126 0,207 0.220 ous7 281 54 0.287 os7t a8 0.403 ousss ool O67 2.682 668 Os 0.583 Derajat konsolidasi (U%) Sesueses sgh ea (@) Dramas debe! pussies T * (0) ainast non Gambar 7.16 Variasi kondis iran ir port dapat diterapkan dalam kondisi kasus drainasi tunggal, dapat dilihat pada Gambar 7:16. Dalam Gambar 7.16 ditunjukkan bahwa ketinggian H yang digunakan dalam penentuan faktor wakea adalah seluruh tebal untuk lapisan drainasi tunggel, dan Eeengah dari tebal lapisan untuk lapisan dengan drainasi dobel. Jadi, adalah lintasan drainasi terpanjang. 65 (Casagrande (1938) dan Taylor (1948) memberikan hubungan U dan T, yang sangat berguna sebagai berideut: untuk U < 60% : T, = (@/4) U2 (7-48a) untuk U > 60% : T, = ~0,933 log (1-U) — 0,085 (7.48b) 7.11.3 Diagram Distribusi Tekanan Air Pori Awal Beberapa benruk diagram distribusi tekanan air pori awal, biasanya digunakan dalam praktck, contohnya bentuk segi empat, segi tiga, trapesium, dan kurva sinusoidal (Gambar 7.17) 5 09 toe trapesium ‘eapaslin sinusoid Gambar 7.17 Macem-mecam disgram tekenan air por atal Gambar 7.17 menunjulkkan isokron untuk waktu t = 0, sedangkan area tekanan ait por di dalam luasannya adalah tekanan air pori sat ¢ = 0. Tergantang peda sistem Japisan tanahnya, luasan distribusi tekanan dapat dibatasi oleh: 1. Lapisan di bagian atas dan bawah lolos air (drainasi dobel). 3: Lapisan di bagian atas lolos ar, di bagian bawah kedap air (drainas! runggal) 3. Lapisan di bagian atas kedap air, di bagian bawah lolos air (drainasi tunggal), Pentuk-bentuk distribusi tekanan air pori awal di lapangan, dapat terjadi oleh Kondisi sebagai berikut Gumikis, 1962): (®) Diagram tekanan air pori berupa Iuasan segi empar dapat terjadi pada lapisan Jempung yang relatiftipis dibanding dengan lebar area pembebanannya, seperti pondiasi pelat, i mana dstribusi rekanan vertikalrelaif sama ke seluruh lapisan Tempungnya, Bends uji dalam alat pengujian konsolidasi juga dianggap termesuk menderita tekanan terbagi rata yang sama ke seluruh tebalnya (Gambar 7.18a). @) Distrbusi tekanan pori berupa luasan segi tiga dengan puncak di atas, dapat diterapkan pada distribusi tekanan akibat berat sendiri tanah yang dilerakhan di atas lapisan yang kedap air (Gambar 7.18b). Tekanan bertambah secara linier igan kedalamannya. Sebagai contohnya, bendungan urugan yang terletak di atas lapisan kedap air. ©) Déstcbusi tekanan ait pori yang berupa luasan segi tiga yang puncaknya di bawah, erjadi pads pondasi yang kedap air, vangterletak datas lapisan Iempung Yang cibacasi oleh lapisan lolos air di sebelah bawahaya (Gambar 7.18). tira jon ir ondasikedap air paar Gambar 7.18¢ Distribusi tekanan air port berspe luacen segi tiga dengan puosk di baweh t= an 7 Z CGambar 78d Diseribusitekanan air pri berapa laasan trapesinns (4) Distribusi tekanan air pori berupa luasan trapesium, dengan sisi maksimum di atas, terjadi pada pondasi yang terletak di lapisan pasir yang mengapit lapisan Jempung yang relatf tebal, Tekanan aksial dari beban pondasi disebarkan pada Japisan lempung dengan tekanan yang bekerja pada lapisan atas (Ap) lebih besar dai tekanan yang bekerja di lapisan lempung sebelah bawah (Ap2). Karena tambahan tekanan akibat beban pondasi mula-mula didukung oleh tekanan air pori, maka diagram tekanan air pori awal berupa teapesium (Gambar 7.184), Gambar 718 Distrib tekanan air port berupa Iuasan trpesixm (5) Distribusi tekanan air pori berupa Iuasan trapesium, dengan sisi maksimum di bawah, terjadi hampir sama dengan kondisinya dengan butir (4), yaitu terjadi Pada pondasi yang teletak di lapisan pasir yang mengapitlapsan lempung yang relatif tebal, Karena pengaruh beban sendiri tanah yang terlalu besar, crake jamlah tekanan yang terjadi di lapisan lempung sebelah bawah menjadi lebih besar dari tekanan yang bekerja di sebelah atas (Gambar 7.186), (6) Diagram tekanan air pori berbentuk kurva sinusoida dihasilkan dari banyak Penyelesaian distribusi tekanan air pori dengan menggunakan persamean diferensial 7.12 Koefisien Konsolidasi (C,) (Coefficient of Consolidation) Kecepatan penurunan dapat dihitung dengan menggunakan koefisien konsolidasi C, Kecepatan penurunan perlu diperhitungkan bila penurunan Konsolidasi yang tetjad pada ‘suaru strukeur diperkirakan_sangat ‘besar. Bila penurunan sanget. keri Kecepatan penurunan tidak begitw penting diperhatikan, karena penuranan yang [eit sejalan dengan waktunya akan sidak menghasilken perbedsan yang begite besar. Derajat konsolidasi pada sembarang waktunya, dapat ditentukan dengan meng: Sambarkan grafik penurunan vs. wakeu untuk satu beban tertentu yang diteraphan pada alat konsolidometer. Caranya dengan mengukur penuraman total pada akhir fase konsolidasi. Kemudian dari data penurunan dan waktunya, sembarang waktu yang dihubungkan dengan derajat konsolidasirata-rata tertentu (misalnya U © 50%) ditentukan. Hanya sayangnys, walaupun fase konsolidasi telah beralthir, yaitu ketike tekanan air pori telah nol, benda uji di dalam konsolidometer masih terus mengalami Ppenurunan akibat konsolidasi sekunder. Karena itu, tekanan air pori mungkin perlu diukur selama proses pembebanannya atau suatu interpretasi data penuranan dan wakeu harus dibuat untuk menentukan kapan konsolidasi telah stlesai, Jika sejumlah kecil udara terhisap masuk dalam air pori akibat penurunan tekanan Poti dari lokasi aslinya di lapangan, Kemungkinan terdapat juga penurunan yang berlangsung dengan cepat, yang bukan bagian dari proses konsolidasi, Karena ite tinggi awal atau Kondisi sebelum adanya penurunan saat permulaan proses Konsolidasi juga harus diinterpretasikan 7.12.1 Metode Kecocokkan Log-Waktu (Log-time Fitting method) Frosedur untuk menentukan nilai Koefisien konsoldasi C, diberikan oleh Casagran- de dan Fadum (1940), Cara ini sering disebur metode Kecocokan log-takea Cesagrande, (Casagrande log-time fitting method). Adapun prosedurnys adalsh sebagai berikut: 1. Gambarkan grafik penurunan tethadap log waktu, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.19 untuk satu beban yang diterapkan 2. Kedudukan titik awal kurva ditentukan dengan pengertian bahwa kurva awal mendekati parabol. Tentukan dua ttik yairu pada saat (titik P) dan sat 4, (ik 6 {Q). Selisih ordinat Gatak-vertikal) keduanya diukur, misalnya x. Kedudukan 5 Re digambar dengan mengukurjarake x ke arah versal di atas sit P. Uncuk pengontrolan, ulangi dengan pasangan titik yang, lain. Trak U 100%, atau tile Rjeo, diperoleh dari titik potong dua bagian linier icurvanya, yaitu ttik potong bagian garis lurus kurva konsolidasi primer dan sekunder. 4, Titik U = 50% ditentukan dengan Reo = (Ro + Rico/2 Dari sini diperoleh waktu f,,. Nilai 7, sehubungan dengan U = 50% adalah 0,197. Selanjutnya koefisien konsolidasi C,, diberikan oleh persamaan: _ 0,197 HE & (7.49) t50, Pada pengujian konsolidasi dengan drainasi atas dan bawah, nilai He diambil setengah dari tebal rata-rata benda uji pada beban terrentu. Jika temperatur rara-rata Shei tanah asli di lapangan dikerahui, dan temyata terdapat perbedaan dengan temperatur rata-rata pada waken pengujian, koreksi nilai C, harus diberikan "Terdapae beberapa hal di mana cara log-wakeu Casagrande tidak dapat diverapkan, Jika konsolidasi sexunder begitu besar pada beban yang diterapkan, waktu di mana tekanan air pori nol, yaitu pada wakru fase konsolidasi primer selesai, mungkin tidal {dapat terihat dengan jelas dari patahnya grafik log wakru. Tipe kurvanya akan sangat tergantung pada nilai banding penambahan tekanan LIR (Leonard dan Altschaeffl, 1964), Jka Rigo tidak dapat diidentifikasiken dari grafik waktu vs. penurunan, salah satu pengukuran tekanan ar pori atau cara lain untuk menginterpretasikan Cy» harus "ni aah LL Sean Iii 7.12.2 Metode Akar Waktu (Square Root of Time Method) (Taylor, 1948) Penggunsan dari cara ini adalah dengan menggambarkan hasil pengujian konsolidasi pads geafik hubungan akar dari wakru vs. penurunannya (Gambar 7.20). Kurva fcoritis yang terbentul, biasanya linier sampai dengan kira-kira 60% konsolidasi. Karakteristik cara akar waktu ini, yaitu dengan menentukan U = 90% konsolidasi, di mana pada U = 90%, absis OR akan sama dengan 1,15 kali absis OQ. Prosedur untuk memperoleh derajat konsolidasi U = 90%, adalah sebagai berikut: t i Gambar 7.20 Metode akar waken (Taylor, 1948) 1, Gambarkan grafik hubungan penurunan vs. akar waktu dari data hasil pengujian Konsolidasi pada beban tertentu yang diterapkan. 2. Titik U = 0 diperoleh dengan memperpanjang gatis dari bagian awal kurva yang Jurus sehingga memotong ordinataya di tik P dan memotong absis di tik Q. ‘Anggapan kurva aval berupa gars lurus adalah konsisten dengan anggapan bahwa kkurva awal berbentuk parabol . Garis lurus PR digambar dengan absis OR sama dengan 1,15 kali absis OQ. Perpotongan dari PR dan kurva nya ditemukan titik Roo pada ordinat dan tyo pada absis. . Ty untuk U = 90% adalah 0,848. Pada keadaan ini, koefisien konsolidasi C, diberikan menurut persamzan 0,848 H? t50 Jika akan menghitung batas konsolidasi primer (U = 100%), titik Rigg pada kurva dapat diperoleh dengan mempertimbangkan menurut perbandingan kedudukannya. Seperti dalam penggambaran kurva log-waktu, gambar kurva akar waktu yang terjadi memanjang melampaui titik 100% ke dalam daerah konsolidasi sekunder. ‘Metode akar waktu membutuhkan pembacaan penurunan (kompresi) dalam periode waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan metode log-waktu. Tetapi kedudukan garis lurus tidak selalu diperoleh dari penggambaran metode akar waktu. Dalam hal menemui kasus demikian, metode log-waktu seharusnya’ digunakan. ct (7.50) Contob soal 7.6: Pada pengujian konsolidasi, dari penambahan tekanan dari 0,5 kg/cm? sampai 1 kg/ cm? diperoleh data hubungan waktu dan penurunan seperti yang disajikan dalam Tabel C7.3. Hitunglah koefisien onsolidasi (C,) dengan cara (a) Taylor dan (b) Casagrande. Tebel C73 Penyelesaian: 8 fees 8 = 28 C= 280% 115 ~ 39 Paraben tetl cont (em) Gambar C732 3 3 aroanan abel conto (em) 10020 waleu (ment) Gambar C736 2B (a) Untuk menentukan koefisien konsolidasi dengan cara Taylor, maka hubungan antara Vt dan AH diplot untuk mendapatkan nilai t,,. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar C7.3a. Dari garis potong antara kurva dengan garis 1,15 DB, ditemukan titik A (Gitik to) pada Vt = 2,6 menit atau too = 6,76 menit, Selanjutnya, 2 c, = TE , Une U = 90%, maka T, = 0,848 tao ‘Hi ratacrata = 1/2(1,9202 + 1,8123) = 1,8663 cm Karena pada pengujian konsolidasi, drainasi benda uji pada arah atas dan bawah, maka H, = (A\H rata-rata) = 1 X 1,8663 = 0,9331 cm 2 G 0,848 * 0.9951" _ 13,20 x 10-* em*/der 6,76 x 60 Q (b) Untuk mendapatkan koefisien konsolidasi cara Casagrande, maka hubungan antara penurunan dan log ¢ diplot pada grafik semi logaritmis, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar C7.3b. Dengan prosedur yang telah dipelajari, diperoleh ts = 1,7 menit. nae 30 CG _ 0,197 x_0,9331? 1,7 x 60 Jadi, dengan cara log waktu, C, = 17 x 10™* cm*/det = 17 x 10-* cm*/der Contob soal 7.7: Pada pengujian konsolidasi pada tanah lempung normally consolidated, untuk penambahan beban yang menimbulkan tekanan dari 1 kg/cm? menjadi 2 kg/cm? dihasilkan waktu untuk mencapai 50% konsolidasi adalah 15 menit. Pada tahap ini, tinggi benda uji rata-rata 1,903 cm. Pada tekanan p,’ = 1 kg/cm’, diperoleh e; = 1,0 dan pada p,’ = 2 kg/em*, terdapat e, = 0,91. Tentukan C, dan koefisien permeabilicas &). Penyelesaian: Diketahui ts. = 15 menit pee H: ‘Untuk derajat konsolidasi rata-rata U = 50%, maka Ty = 0,197. Karena drainasi dobel maka H, = (1/2)H 74 0,197 x [(1/2) 1,903}? ne, oS Seer 15 x 6 = 1,97 « 1074 cm7/det Dari persamean: k k mirty — (Be/Op(1+e Ye »0 — 0,91 = 0,09 Ap = 2-1 = 1 kg/cm? Nilai e diambil rata-ratanya = 0,5(1 + 0,91) = 0,955 Jadi, he 7 9 CG, ——— w = 1,97 x 10 ——*"__1y p(t + &) 1(1 + 0,955) 9,05 x 10-§ cm/det Contoh soal 7.8: Lapisan lempung dengan tebal 10 m terletak di tengah-tengah lapisan pasir berkerikil (Gambar C7.4). Koefisien konsolidasi rata-rata tanah lempung C, = 7,99 x 10-4 em?/det. emp ayy = 2 Un? = 790° 10° entiset (@) Hitunglah derajat konsolidasi dari tanah lempung 7 tahun setelah beban bekerja penuh, pada lapisan lempung di ketebalan 2, 4, 6, 8, dan 10 m. (2) Bila tanah timbunan dengan tebal 5 m dihamparkan pada area yang sangat luas di atas permukaan tanah pasir. Berat volume tanah timbunan 2 t/m?. Tentukan perkiraan kelebiban tekanan air pori yang tersisa di lapisan lempung pada kedalaman 2, 4, 6, 8, dan 10 m. (©) Hitung wakeu yang dibutuhkan untuk terjadinya penurunan sebesar 0,20 m, bila dianggap lempung adalah normally consolidated, dengan C, = 0,25; ¢, = 0,61 Penyelesaian: (a) Hitungan derajat konsolidasi U Ct He = 299 x 10-4 x 7 x 365 x 24 x 60 x 60 (05 X 1000)? = O71 Dari Gambar 7.15, derajat konsolidasi pada kedalaman yang ditinjau dapat dihitung, Hasilnya dapat dilihat dalam Tabel C7.4 kolom 3. Tabel C74 (Untuk T, (b) Tambahan tegangan vertikal akibat beban timbunan: Ap = by = 5 x 2 = 10 vm? Dalam waktu jangka pendek atau ¢ = 0, dengan menganggap pembebanan satu dimensi, maka Ap = Ax; Derajat konsolidasi dapat dinyatakan oleh: w= (l- UH; dengan 4 = kelebiban tekanan air pori pada t = ty dan 1; = kelebiban tekanan air pori awal Hitungan kelebihan tekanan air pori, dapat dilihat dalam Tabel 7.4. Untuk menentukan nilai x, dilakukan cara sebagai berikut: Misalnya, untuk z = 2m, di mana U, = 87% maka, # = (1 — 0,87) 1 = 1,3 t/m? dengan % = kelebihan tekanan air pori yang masih tersisa Hitungan wakeu yang dibutuhkan untuk terjadinya penurunan sebesar 0,20 m, bila lempung termasuk jenis lempung normally consolidated, C. = 0,25; € = 0,61 Tekanan efektif overburden, ditengah-tengah lapisan lempung: Po! = 1,68 X 1,60 + (1,8 — 1) x 3 + 2 — 1) x 5 = 10,1 t/m? Karena beban terbagi rata sangat luas, maka faktor pengaruh J = 1. Jadi, Ap = q = 10 t/m’, Untuk lempung normally consolidated: Sree BEBE te ute l 1+e, Po’ 10 10,1 + 10 = 0,25 ——— log 1 + 0,61 10,1 = 0,46 m Derajat konsolidasi rata-rata pada waktu S, = 0,20 m, ye 2 = 4 _ oss Si o, Karena U < 60%, maka berlaku rumus, 7 " = = (0,435) = 0,149 ge THe Dari persamaan ¢ = » maka 0,149 x 5007 t=- j= 7,99 x 107+ x 24 x 3600 x 365 = 1,478 tahun Contob soal 7.9: Pada pengujian konsolidasi dari contoh asli dengan tebal 20 mm dan tegangan 10 sampai 20 ton/m*, diperoleh hasil seperti yang disajikan dalam Tabel C7 5. 7 Tabel C75 Sesudah 24 jam tebal contoh menjadi 17,62 mm (a) Gambarkan diagram penurunan terhadap akar waktu dan perlihatkan bagian mana dari kurva yang menunjukkan penurunan konsolidasi. (D) Tentukan estimasi besarnya koefisien konsolidasi dari tanah ini. (©) Jika koefisien perubahan volume (m,) tanah ini 0,001 m?/ton, tentukan estimasi besarnya koefisien permeabilitasnya. (@) Berapa waktu yang dibutuhkan pada ketebalan lapisan tanah di lapangan sebesar 3m untuk tanah ini agar mencapai 50% konsolidasi total. Penyelesaian: V+ (meni) 24 6 8 ise a Tebal conta (im) Gambar 75 Gambar diagram penurunan akar waktu dapat dilihat dalam Gambar C75. Bagian kurva yang menunjukkan penurunan konsolidasi dapardilihat pada kurva tersebut. Bagian lurus pada awal kurva merupakan penurunan elastis dari lempung ini. Karena itu koreksi perlu dilakukan dengan menarik garis BA ke arah sumbu vertikal. Perpotongannya dengan sumbu vertikal merupakan titik dengan konsolidasi nol persen. Dari gambar diagram penurunan terlihat: V tog = 13 menit tyo = 169 menit n= ct He Untuk 90% konsolidasi, T, = 0,848 Dengan kondisi drainasi dobel, di mana H, 1 (20 + 17,62 | eH =~ |=" } = 9,405 mm, maka 2 2 C, x 169 / 0,00947 4,44 % 10-7 m?/menit = 7,4 x 10-? m?/detik Jika m, = 0,001 m?/ton yw k= 7,4 X 10-? x 0,001 x 1 = 7,4 x 10°! midetik (d) Untuk lapisan dengan tebal 3 m pada 50% konsolidasi T, = 0,197 0,197 = 7,4 x 10-9 x 15 / 1,52 te = 0,06 x 10? detik 1,90 tahun 50 Contob soal 7.10: Lapisan lempung dibebani oleh sebuah pondasi dan mengalami penurunan konsolidasi sebesar 30 mm dalam waktu 360 hari, Dari pengujian konsolidasi di laboratorium, penurunan tersebut akan merupakan penurunan 25% dari penurunan Konsolidasi totalnya. Tentukan estimasi hubungan waktu terhadap penurunan untek periode 10 tahun, jika drainasi dianggap dua arah. Penyelesaian: 25%, pada 360 hari Hitungan selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel C7.6. Tabel C76 Kurva hubungan waktu dan penurunan diberikan dalam Gambar C7.6, wot # (tahun) Gambar C7. Keroa penurnnan vs, cabin Langkah hirungan dalam Tabel C7.6 adalah sebagai berikut: Penurunan konsolidasi total: S. = S/U = 30/0,25 = 120 mm Untuk U < 60%, berlaku Persamaan (7.48a): U = V(AT,/z) = 2/1,772VT, = 1,13 VT, Cr Las H2 U = 1,13 x V{(CV/H2) x 360} Untuk U = 25%, \/ = = 0.012 Jadi, untuk U_< 60%, berlaku U = 1,13V¢t x 0,012 atau t = 5439 x U? hari Untuk U > 60%, berlaku Persamaan (7.48b): T, = 0,933 log(l - U) — 0,085 dan 2 t= x 7, = 0012) x 7, 7.13 Konsolidasi Sekunder Konsolidasi sekunder terjadi setelah proses konsolidasi primer berhenti. Lintasan kurva konsolidasi sekunder didefinisikan sebagai kemiringan kurva (C,) pada ba akhir dati kurva AH-log ¢ atau dari kurva e-log t. Untuk memperoleh kemiringan kurva konsolidasi sekunder yang baik, diperlukan memperpanjang proses pengamat- an pengujian di laboratorium. Dengan cara ini, akan mempermudah hitungan kemiringan kurva kompresi sekunder Cy. Dengan melihat Gambar 7.4, persamaan untuk memperoleh C, diperoleh dengan: A Cc. = — (7.51) log t/t Penurunan akibat konsolidasi sekunder, dihitung dengan persamaan angka pori saat konsolidasi primer selesai tebal benda uji awal acau tebal lapisan tanah yang ditinjau perubahan tebal benda uji di laboratorium dari t, ke tz t + At saat waktu setelah konsolidasi primer selesai Dalam tanah organik tinggi dan beberapa jenis lempung lunak, jumlah konsolidasi sekunder mungkin akan sebanding dengan konsolidasi primernya. Akan tetapi, Kebanyakan jenis tanah, pengaruh konsolidasi sekunder biasanya sangat kecil sehingga sering diabaikan. Penurunan akibat konsolidasi sekunder harus dihitung secara terpisah. Nilai yang diperoleh ditambahkan dengan nilai penurunan konsolidasi primer dan penurunan segera-nya. a1 7.14 Drainasi Pasir Vertikal (Vertical Sand drain) Kecepatan konsolidasi yang rendah pada tanah-tanah lempung, lanau, dan tanah yang mudah mampat lainnya, dapat dipercepat dengan menggunakan drainasi pasir yang ditanam secara vertikal. Drainasi pasir ini memberikan lintasan air pori yang lebih pendek ke arah horisontal. Jarak drainasi arah horisontal yang lebih pendek menambah kecepatan proses konsolidasi beberapa kali lebih cepat. Di samping itu, permeabilitas tanah ke arah horisontal yang beberapa kali lebih besar, juga mempercepat laju proses konsolidasi. Proses konsolidasi yang dipercepat ini mempercepat pula Kenaikan kuat geser tanah aslinya, Pengalaman menunjukkan, bahwa drainasi pasir tidak cocok untuk diterapkan pada tanah dengan nilai konsolidasi sekunder yang tinggi, seperti lempung yang berplastisitas tinggi dan gambut (peat). Drainasi pasir vertikal biasanya terdiri dari lubang bor vertikal yang menembus lapisan lempung jenuh yang relatif tebal, di mana lapisan lempung ini terletak pada lapisan batu, cadas, atau lapisan kedap air Jain yang diendapkan melalui proses geologis (Gambar 7.21). Lubang bor diisi dengan pasir dengan gradasi tertentu. Berat timbunan yang dibangun di atas drainasi pasir vertikal menyebabkan tanah yang lunak mampat. Mampainya tanah adalah akibat dati air yang dipaksa mengalir ke arah lateral (horisontal) ke drainasi pasir. Dari sini, air mengalir ke atas, menuju lapisan pasir yang diletakkan pada dasar tanah timbunannya, Bila beban bertambah besar, maka kecepatan konsolidasi akan bertambah pula. Kadang-kadang drainasi pasir vertikal dibangun di atas tanah yang lolos air seperti pasir (Gambar 7.22). Kondisi ini akan memberikan kondisi drainasi dobel ke arah atas dan bawah, dengan demikian akan lebih mempercepat proses konsolidasinya. |_—cranas pes veri! : L I F | LL ‘apsan kesep ai Gambar 7.21 Seruéeer drsinesipasv verbal le—dianas pase vera I i i 2 I i Gambae 7.22 Sirsktur drainasipasir vertbal dengan lupisan dasar berapa apisen yang loot ir lapiean tempung L Dalam prakteknya, kadang-kadang ketinggian tanah timbunan dilebihkan dari rencana ketinggian tanah yang disyaratkan, untuk mendapatkan penurunan yang dikehendaki. Ketika penurunan tanah timbunan di atas drainasi vertikal mencapa; penurunan yang disyaratkan, dan pada saat ini penurunan terjadi dengan kecepatan yang rendah, Kelebihan tanah timbunan dibongkar. Suatu hal yang harus ditrigat, bahwa drainasi pasir relatif sangat lemah terhadap pengaruh geseran, khususnya jika geseran ini ditimbulkan oleh perubahan bentuk atau deformasi tanah di bawah timbunan yang dibangua. Karena itu, kecepatan pémbebanan harus sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan keruntuhan geser pada tanahnya, 7.14.1 Struktur Drainasi Pasir Vertikal Diameter drainasi pasir vertikal bervariasi dari kira-kira 45 cm sampai 60 cm. Diameter yang terlalu kecil dihindarkan, karena kesulitan pengisian pasir pada pipa mandrel. Lagi pula, diameter yang terlalu kecil dapat menyebabkan pembengkokan akibat gesekan antara kolom pasir dengan dinding dalam dari pipa mandrel. Drainasi vertikal harus cukup dapat mengalirkan air dari lapisan tanah yang mampat, dan harus aman terhadap penyumbatan pori-pori permukaan drainasi oleh butiran halus di bagian pertemuan permukaan tanah asli dengan dinding luar dari kolom pasimnya, Keberhasilan perancangan drainasi pasir tergantung pada faktor pemilihan parame- ter-parameter tanah, Karena itu koefisien konsolidasi arah vertikal (C,) dan arah horisontal (Cj) harus ditentukan dengan cermat. Koefisien konsolidasi tanah Jempung di sekitar kolom pasir mungkin berkurang oleh pengaruh pembentukan Kembali (remolding) tanah sewaktu pembangunan. Pengaruh ini disebut sebagai Pengaruh pengotoran (smear). Kedalaman drainasi vertikal tergantung dari kondisi 83 geologi lapisan tanahnya, yaitu oleh kedalaman lapisan tanah keras di bawah permukaan tanah, Drainasi pasir vertikal dapat distur dengan posisi segi empat atau seg tiga. Jarak dari drainasi vertikal tergantung pada macam dan permeabilitas tanahaya’ Dalam Prakteknya, jarak drainasi pasic di antara 2 sampai 3 m dari pusat ke pusat kolom. Terzaghi (1945) merekomendasikan untuk memilihjarak, sedemikian rupa sehingea 80% dari Konsolidasi total telah dicapai selama pembangunan tanah timbunannys, 7.14.2 Teori Drainasi Pasir Vertikal Dalam suatu koordinatsilinder tiga dimensi, bentuk persamaan konsolidasi dengan perbedaan sifat tanah dalam arah horisontal dan vertikal, adalah bh Beco (2 + ) Bic. (7.53) be br? or br "oF di mana kelebihan tekanan air pori wakeu koordinat silinder radial z_ = koordinat silinder aksial Ci, = koefisien konsolidasi arah horisontal C, = koefisien konsolidasi arah vertikal Prisma vertikal tanah di sekitar drainasi pasir dapat dianggap sebagai blok silinder dengan jari-jari R, dengan luas yang sama (Gambar 7.23). Penyclesaian Persamaan (7-53) dapat dituliskan dalam dua bagian: U, = fT.) (7.54) dan U, = fT) (7.55) di mana U,= derajat Konsolidasi rata-rata akibat drainasi arah vertikal U, = derajat konsolidasi akibat drainasi arah radial etter aca sistem drainest verikal = faktor waktu pada sistem drainasi radial susunan e091 toe B= 055 8 Me [al o Gambar 723 Densh drsinesipasir vertibal (@) Pandangen atas (@) Tampang melinang Persamaan T, menunjukkan bahwa bila jarak drainasi pasir berkurang, proses konsolidasi bertambah cepat. Barron (1948) memberikan persamaan untuk waktu yang dibutuhkan terjadinya proses drainasi dengan menggunakan sistem drainasi vertikal dengan tanpa memperhatikan pengaruh gangguan tanah (smear), sebagai berikut: 85 tiie = ferro dengan F(n) = In(D/d) - 0,75 D. = diameter silinder yang dipengaruhi oleh drainasi vertikal diameter drainasi pasir derajat konsolidasi rata-rata arah horisontal waktu yang dibutuhkan untuk mencapai U, G, = koefisien konsolidasi arah horisontal Penyelesaian dari persamaan drainasi arch radial diberikan dalam Gambar 7.24. Hubungan U,/T, tergantung pada nilai banding n = R/ra, dengan R adalah jari-jari silinder ekivalen dan r, adalah jari-jari drainasi pasir. Dapat pula diselesaikan bahwa, @- =a - Uya- vy) 7.59) dengan U adalah derajat konsolidasi rata-rata dengan memperhitungkan drainasi vertikal dan radial. se Pasi lll Gambar 724 Grafik drsinasi radial (Barron, 1948) Contob soal 7.11: Suatu timbunan akan dihamparkan di atas tanah lempung. Untuk mempercepat penurunan digunakan sistem drainasi vertikal. Diperkirakan beban timbunan akan ‘mengakibatkan penurunan sebesar 30 cm. Data tanah lempung: C, = 0,025 m*/hari, hy = ky. Drainasi pasir berdiameter 45 cm dan berjarak 2,66 m, disusun secara bujur sangkar. Hitung penurunan konsolidasi tanah lempung akibat beban timbunan pada waktu-wakru t = 0; 0,25; 0,5; 0,75 tahun. Penyelesaian: buna tains! past clamster 48 om titi amoung = 0025 mina mak Gambar 7.7 Faktor waktu untuk drainasi arah vertikcal: Gt _ 0,025 x 365 Xt cee 2 A = 0,365 ¢ tahun He = Jari-jari ekivalen untuk susunan bujur sangkar: c R = 0,564 s = 0,564 X 2,66 = 1,5 m D=2R=3m Karena ky = hy, maka Cy = Ci 1,05¢ tahun ‘Untuk drainasi arah vertikal, dengan mengangeap U, < 60%, maka berlaku: n- Y= Untuk drainasi radial: ga oe dengan F(n) = In(D/d) — 0,75 = ln(3/0,48) — 0,75 = 115 Hitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel C7. Tebel C77 : a shun 2 7 on 0.085 oso | anes 075 074 Niki U = 1 - (1 - Ul — U,. Hitungan di atas dilakukan dengan menggangap tidak ada pengaruh pengotoran (smear), 7.15 Prapembebanan (Preloading) Pada tanah pondasi yang Tunak, mudah mampat, dan tebal, kadang-Kadang diburuhkan untuk mengadakan pembebanan sebelum pelaksanaan bangunannya sendiri, Cara ini disebut prapembebanan (preloading). Maksud dari prapembebanan ini adalah untuk meniadakan atau mereduksi penurunan Konsolidasi primer, yaita dengan membebani tanah lebih dulu sebelum pelaksanaan bangunannya, Setelah enurunan konsolidasi primer selesai atau sangat kecil, baru beban tanah dibongiear dan struktur dibangun di atas tanah tersebut. Keuntungan dari prapembebanan, ecuali mengurangi penurunan, juga menambah kuat geser tanahnya, Pada pekerjaan Simbunan tanah untuk jalan raya, cara prapembebanan dapat dilaksanakan dengan melebihkan tinggi timbunan, setelah penurunan konsolidasi sangat kecil, kemudian kelebihan tinggi timbunan dibongkar. Cara ini banyak digunakan dalam banyak proyek-proyek besar (Johnson, 1970). Bila dalam pelaksanaan dibutuhkan pembebanan terbagi rata dengan tambahan intensitas tegangan sebesar p; (Gambar 7.25), akibat pembebanan, penurunan konsolidasi primer total diperkirakan akan sama dengan Sao. Jika diinginkean untuk menghilangkan penurunan konsolidasi primer, maka harus dikerjakan intensitas bbeban terbagi rata total sebesar p = p; + py. Beban ini akan menyebabkan penurunan yang lebih cepat. Bila penurunan total Sz) telah tercapai, beban disingkirkan untuk kemudian dilaksanakan pembangunan struktur yang diinginkan, boban permanen eben permanen + beban tabahan Gambar 725 Konsep mempereepat penuranan dengen cars prepembebanan Deraat konsotaas 109%. adap a Gambar 7.26 Pemilhan dersiat Konslides Korolasi antara tekanan p, dan wakeu harus dipertimbangkan dalam hitungannya, Untuk itu, perlu diperhatikan varias sifat derajat konsolidasi pada sembarang waktu sesudah beban bekerja di atas lapisan lempungnya (Gambar 7.26). Derajat konsolidasi pada kedalaman tertentu (U,) akan berubah sepanjang kedalamannya dan akan minimum pada bagian tengahnya, yaitu pada kedalaman z = H. Jika derajat konsolidasi rata-rata (U;) digunakan sebagai kriteria untuk pembongkaran beban terbagi ratanya, maka sesudah pembongkaran, lempung yang terletak di bagian tengah akan tetap diam dan lempung yang terletak di dekat lapisan-lapisan lolos air akan cenderung untuk mengembang. Untuk menghindari masalah ini, dalam hitungannya, perlu ditentukan cara yang tepat untuk mengambil pendekatan dalam penggunaan derajat konsolidasi U, pada bidang tengah z = H. Prosedur yang digunakan oleh Johnson (1970), adalah sebagai berikut: ig- i (7.60) 1+ € Po! dan pepe Sats Ciilog bo Res (7.61) + & Po! dengan tekanan overburden efektif rata-rata penurunan konsolidasi primer akibat beban pe penurunan konsolidasi primer akibat beban pe + ps Dari sini, dapat dibentuk persamaan, So = Ueers Sets) dengan Urces) = derajat konsolidasi akibat beban py + p, Seperti yang telah dinyatakan sebelumaya, lebih tepat kalau diambil derajat konsolidasi pada 2 = H. Sa, Ugesy = (7.63) Sct+s) Kombinasi Persamaan (7.60), (7.61), dan (7.63), diperoleh loglt_ + (ei/p’o)] log{1 + (@r/po'Wl1 + (p/p Nilai-nilai Uses) untuk beberapa kombinasi dari py/p's dan p,/p; diberikan dalam Gambar 7.27. Bila Us.) diperoleh, dapat dievaluasi besarnya T,. Pethatikan bahwa Users) = Uz pada 2 = H dari hubungan antara U dan T, didasarkan pada anggapan Ug = (7.64) yang digunakan. Uncuk penyesuaian, diperlukan penggambaran hubungan Ujc+s) terhadap T, yang diberikan dalam Gambar 7.28. Maka waktu pembongkaran beban terbagi rata, t, adalah: _ Te cS dengan Cy adalah koefisien konsolidasi dan H adalah panjang lintasan drainasi meksimum. t (7.65) 100 = » - = ° * r 16 2 Palle e Gambar 7.27 Hiubamgen Us. dengan p./pr dan p/p! Johnson, 1970) Gambar 7.28 Grafik Uyan tethadap T, (Johnson, 1970) Untuk mengurangi atau menghilangkan penurunan pada waktu bangunan dilaksanakan akibat konsolidasi sekunder, pendekatan yang sama mungkin diperoleh dengan mengestimasi intensitas beban timbunan dan waktu pembongkarannya. Contoh soal 7.12: Lapisan lempung normally consolidated diapit oleh lapisan pasir, dengan tebal masing-masing lapisan seperti yang ditunjukkan pada Gambar C7.8. Mul air tanah terletake 2 m dari permukaan tanah asli. Tanah ini akan ditimbun secara permanen dengan tebal timbunan 5 m dan berat volume timbunan 1,85 t/m?. Diinginkan untuk mengeliminasi seluruh penurunan konsolidasi primer dalam waktu 7 bulan dengan jalan sistem prapembebanan. Hitunglah tambahan tinggi timbunan yang diburuhkan untuk maksud tersebut, jika diketahui: Tanah pasir : y, = 1,9 t/m? dan Ye = 2 tm? Tanah lempung : Yex = 21 t/m’, eg = 141 C, = 1,8 x 107? cm*/detik Ge = 0,32. Penyelesaian: on ‘Turan sementra “Tmbunan parmanen: 35 = 1.86 Un? Gamba C78 Karena drainasi dua arah, maka H, = 0,5 x 5 = 2,5 m. t= 7 bulan: 1C, _ 7 x 30 x 24 x 3600 x 1,8 x 10"? ane SDDS X10; 218k AOE He 250? Dari melihat Gambar 7.28, untuk T, = 0,52, diperoleh ers) = 0,63 ‘Tegangan efektif pada tengah-tengah lapisan lempung mula-mula: Pol = 2X 1,9 + 1 x (2-1) + 25 x Ql — 1) = 7,6 vm? ‘Tambahan tegangan akibat beban timbunan: pe = 5X 1,85 = 9,25 vm? Pilpo’ = 9,25/7,6 = 1,23 Dari Gambar 7.27, untuk Uys) = 0,63 dan pi/po! = 1,23 diperoleh p,/p; = 1,1. Maka, p, = 1,1 x 9,25 = 10,18 t/m? Beban total untuk mengeliminasi konsolidasi primer: + pe = 10,18 + 9,25 = 19,43 t/m? ‘Tinggi timbunan total yang dibutuhkan, dengan y, = 1,85 t/m*, adalah H = 19,43/ 1,85 = 10,50 m. Jadi, tambahan tinggi timbunan yang diperlukan AH = 10,50 - 5 = 5,5 m 9

Anda mungkin juga menyukai