Anda di halaman 1dari 12

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KASUS PLASENTA

PREVIA
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pembimbing :
Reni Wahyu T, S.ST, M.Kes

Disusun Oleh :
1. Yuni Fajarwati(1502420006)
2. Ayu Arigati Sasono(1502420007)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D IV ALIH JENJANG
2016
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada


segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian
atas uterus.

Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah


uterus, baik posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta
yang sempurna menutupi os serviks.

1.2 Etiologi

Mengapa plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu


jelas dapat diterangkan. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau
perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat
menyebabkan plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita
dengan paritas tinggi. Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran
darah ke plasenta tidak cukup atau diperlukan lebih banyak seperti pada
kehamilan kembar, plasenta yang letaknya normal sekalipun akan
memperluaskan permukaannya, sehingga mendekati atau menutupi sama
sekali pembukaan jalan lahir.

Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan keadaan yang


endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau
kurang baiknya vaskularisasi desidua.
Keadaan ini bias ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Kuretasi yang berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea.
6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau
pemakaian kokain. Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida

akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama


pada perokok berat (lebih dari 20 batang sehari).

Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus


tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang
tumbuh meluas akan mendekati atau menutup ostium uteri internum.
Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari
tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat
ostiumuteri internum.
Plasenta previa juga dapat terjadi plasenta yang besar dari yang luas,
seperti pada eritroblastis, diabetes mellitus, atau kehamilan multiple.

1.3 Patofisiologi
1. Proses patologi tampaknya berhubungan dengan kondisi kondisi yang
mengubah fungsi normal desidua uterus dan vaskularisasinya.
2. Perdarahan yang terjadi akibat robekan vili plasenta dari dinding uterus
karena
kontraksi dan dilatasi segmen bawah uterus,dapat terjadi ringan atau berat.
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20
minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta
menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus
lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran SBR dan pembukaan serviks
menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus
atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tak dapat
dihindarikan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
1.4 Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup
oleh jaringan plasenta. Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan
tertutup oleh jaringan plasenta, dan Plasenta previa marginalis apabila
pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan. Plasenta yang letaknya
abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi

pembukaan jalan lahir, disebut Plasenta letak rendah. Pinggir plasenta


berada kira kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan
teraba pada pembukaan jalan lahir.
Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomik
melainkan fisiologik, maka klasifikasinya akan berubah setiap waktu.
Umpamanya, plasenta previa totalis pada pembukaan 4 cm mungkin akan
berubah menjadi plasenta previa parsialis pada pembukaan 8 cm. Tentu saja
observasi seperti ini akan terjadi dengan penanganan yang baik.
1.5 Diagnosis

Anamnesis perdarahan tanpa keluhan, perdarahan berulang. Klinis


kelainan letak dari perabaan fornises teraba bantalan lunak pada
presentasi kepala.

Pemeriksaan dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan bila


dilakukan di kamar operasi yang telah siap untuk melakukan operasi
segera.

Diagnosis palsenta previa ( dengan perdarahan sedikit ) yang terapi


ekspektatif ditegakkan dengan pemeriksaan USG.

Anamnesis. Pedarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu


berlangsung tanpa rasa nyeri, tanpa alasan terutama pada multigravida.
Banyaknya perdarahan tidak dapat di nilai dari anamnesa, melainkan
dari pemeriksaan hematokrit.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar
a. Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya
- Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
b. Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Sering dijupai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya
kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas

pintu atas panggul


- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen
bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk
dilakukan kecuali fasilitas operasi segera tersedia.

Pemeriksaan dengan Alat


- Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum
- Pemeriksaan USG
1. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100
% identifikasi plasenta previa
2. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %
- MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta,
inkreta, dan plasenta perkreta .

1.6 Penatalaksanaan
1.Perawatan konservatif berupa :
- Istirahat.
- Memberikan hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia.
- Memberikan antibiotik bila ada indikasi.
- Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit
2. Pemantauan tanda tanda vital.
3. Terapi, Pengobatan plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu :
o Ekspektatif : Dilakukan apabila janin masih kecil sehingga
kemungkinan hidup di dunia luar banginya kecil sekali.
o Syarat terapi ini : - keadaan ibu dan anak masih
baik ( Hb- nya normal )
-

Perdarahan tidak banyak.

kehamilan preterm dengan perdarahan


sedikit.

Belum ada tanda tanda inpartu.

Pada terapi ini, pasien dirawat di rumah sakit sampai berat anak 2500
gram atau kehamilan sudah sampai 37 minggu. Selama terapi dilakukan
pemeriksaan USG untuk menentukan letak plasenta.Pemberian antibiotic

mengingat kemungkinan terjadi infeksi yang besar akibat perdarahandan


tindaka tidakan intrauterine serta diberikan Betamethason 24 mg IV
dosis tunggal untuk pematangan paru janin.
o Terminasi : Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang
membawa maut, miksalnya : kehamilan cukup bulan, perdaraha
banyak,parturien, dan anak mati.Dengan cara :
-Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea
adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin
meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini
tetapdilakukan.Tujuanseksiosesarea:
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat
segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Tempat
implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi
sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi
tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi
plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya
vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpusuteri.
- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada
serviks

uteri,

jika

janin

dilahirkan

pervaginam

Persiapan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan


kondisi ibu dan perawatan lanjut pascabedah termasuk
pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan
masuk-keluar.
-Melahirkanpervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta.
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai
Umumnya

berikut
Amniotomi
dilakukan

dan
pada

akselerasi
plasenta

previa

lateralis/marginalis dengan pembukaan > 3 cm serta


presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plasenta akan

mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala


janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah,
akselerasi

dengan

Versi

infus

oksitosin

Braxton

Hicks

Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan


tamponade plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi
Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih
hidup.
-

Traksi

dengan

Cunam

Willet

Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian


beri beban secukupnya sampai perdarahan berhenti.
Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta dan
seringkali menyebabkan pendarahan pada kulit kepala.
Tindakan ini biasanya dikejakan pada janin yang telah
meninggal dan perdarahan tidak aktif.
1.7 Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat
perdarahan,anemia karena perdarahan, plasentitis, endometritis
pascasalin.
Pada Janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi
seperti asfiksia berat.
Plasenta akreta. Pada kondisi ini, plasenta implantasi terlalu dalam
dan kuat pada dinding uterin, yang menyebabkan sulitnya plasenta
terlepas secara spontan plasenta saat melahirkan. Hal ini dapat
menyebabkan perdarahan hebat dan perlu operasi histerektomi.
Keadaan ini jarang, tetapi sangat khas mempengaruhi wanita dengan
plasenta previa atau wanita dengan sesar sebelumnya atau operasi
uterus lainnya.
Bahaya untuk ibu pada plasenta previa, yaitu :
-

Syok hipovolemik

Infeksi sepsis

Emboli udara ( jarang )

Kelainan Koagulopati sampai syok

Kematian

Bahaya untuk anak, yaitu :


-

Hipoksia

Anemi

Gawat janin

1.8 Prognosis
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena
plasenta previa rendah sekali,atau tidak sama sekali. Sejak diperkenalkannya
penanganan pasif pada tahun 1945, kematian perinatal berangsur angsur
dapat diperbaiki. Walaupun demikian, hingga kini kematian perinatal yang
disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama. Penanganan pasif
maupun aktif memerlukan fasilitas tertentu, yang belum dicukupi pada banyak
tempat di tanah air kita, sehingga beberapa tindakan yang sudah lama
ditinggalkan oleh dunia kebidanan mutakhir masih terpaksa dipakai juga
seperti pemasangan cunam Wiilett, dan versi Braxton Hicks. Tindakan
tindakan ini juga sekurang kurangnya masih dianggap penting untuk
menghentikan perdarahan dimana fasilitasseksio sesarea belum ada. Dengan
demikian tindakan tindakan itu lebih banyak ditujukan demi keselamatan ibu
daripadajaninnya.

BAB II
KONSEP MANAJEMEN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL G.P..Ab.


UKMINGGU DENGAN PLASENTA PREVIA
NO. REGISTER

MASUK RS TGL, JAM

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Biodata
Umur

: Plasenta Previa paling banyak terjadi pada wanita hamil

usia lebih

dari 35 tahun.
-

Frekuensi Plasenta Previa pada primigravida yang


berusia lebih dari 35 tahun kira kira 10 kali lebih
sering dibanding primigravida yang berumur kurang
dari 25 tahun.

Pada Grandemulti yang berumur lebih dari 35 tahun


kira kira 4 kali lebih sering di banding dengan
grandemulti yang berusia kurang dari 25 tahun.

Keluhan Utama :
Perdarahan tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan
berulang (recurrent). Perdarahan timbul tanpa sebab apapun.
Riwayat Kesehatan :
-

Plasenta Previa juga dapat terjadi pada plasenta yang


besar dan luas , seperti pada eritroblastocis, Diabetus
Melitus atau Kehamilan Multipel.

B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
-

Kaji tanda tanda syok jika ada perdarahan

Penurunan tekanan darah

Peningkatan Frekuensi nadi

Kulit berkeringat dingin

Muka pucat

Perdarahan pervaginam encer sampai bergumpal

Pada perdarahan yang banyak, ibu tampak anemis

Bagian terendah janin biasanya belum masuk PAP , ada

Inspeksi

Palpasi :

kelainan letak janin.


-

Abdomen lembek , tidak keras, relaksasi diantara


kontraksi (jika ada )

dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah


rahim terutama pada ibu yang kurus.

Pemeriksaan Penunjang :
Penggunaan USG transabdominal memiliki ketepatan diagnosisnya
mencapai 95 98 %.
Pemeriksaan USG dapat menentukan implantasi plasenta dan jarak
tapi plasenta terhadap ostium.
II. ANALISA DATA

DIAGNOSA : Plasenta Previa

MASALAH

: - Anemis
- persalinan Prematur

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Diagnosa Potensial

Perdarahan massif

Lahir prematur

Plasenta akreta

Masalah Potensial

Perdarahan massif : menyebabkan shock bahkan kematian

Lahir prematur

Plasenta akreta : dapat menyebabkan perdarahan hebat dan perlu


operasi histerektomi

IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal..JamWIB
MANDIRI
:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2. Menjelaskan penyebab plasenta previa
3. Memberikan KIE tentang bahaya dari plasenta previa bila tidak segera
ditangani
4. Memberikan motivasi untuk tabah dan sabar menghadapi cobaan
KOLABORASI :
1. Berkolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemeriksaan USG dan
pemberian terapi obat dan tindakan selanjutnya
RUJUKAN
:
1. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga untuk dirujuk
2. Membantu ibu dan keluarga tentang proses rujukan, tempat tujuan,
transportasi, dan lain-lain

DAFTAR PUSTAKA

Muslihatun, Wafi Nur, dkk. 2013. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta:


Fitramaya
Kriebs, Jan M, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Varney. Jakarta: EGC
Leveno, Kenneth J, dkk. 2009. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Gant, Norman F. 2010. Dasar-dasar Ginekologi dan Obstetri. Jakarta :EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Rukiyah, Yeyem Ai. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: TIM

Anda mungkin juga menyukai