Plasenta Previa
Plasenta Previa
PREVIA
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pembimbing :
Reni Wahyu T, S.ST, M.Kes
Disusun Oleh :
1. Yuni Fajarwati(1502420006)
2. Ayu Arigati Sasono(1502420007)
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
1.3 Patofisiologi
1. Proses patologi tampaknya berhubungan dengan kondisi kondisi yang
mengubah fungsi normal desidua uterus dan vaskularisasinya.
2. Perdarahan yang terjadi akibat robekan vili plasenta dari dinding uterus
karena
kontraksi dan dilatasi segmen bawah uterus,dapat terjadi ringan atau berat.
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20
minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta
menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus
lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran SBR dan pembukaan serviks
menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus
atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tak dapat
dihindarikan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
1.4 Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup
oleh jaringan plasenta. Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan
tertutup oleh jaringan plasenta, dan Plasenta previa marginalis apabila
pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan. Plasenta yang letaknya
abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar
a. Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya
- Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
b. Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Sering dijupai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya
kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas
1.6 Penatalaksanaan
1.Perawatan konservatif berupa :
- Istirahat.
- Memberikan hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia.
- Memberikan antibiotik bila ada indikasi.
- Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit
2. Pemantauan tanda tanda vital.
3. Terapi, Pengobatan plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu :
o Ekspektatif : Dilakukan apabila janin masih kecil sehingga
kemungkinan hidup di dunia luar banginya kecil sekali.
o Syarat terapi ini : - keadaan ibu dan anak masih
baik ( Hb- nya normal )
-
Pada terapi ini, pasien dirawat di rumah sakit sampai berat anak 2500
gram atau kehamilan sudah sampai 37 minggu. Selama terapi dilakukan
pemeriksaan USG untuk menentukan letak plasenta.Pemberian antibiotic
uteri,
jika
janin
dilahirkan
pervaginam
berikut
Amniotomi
dilakukan
dan
pada
akselerasi
plasenta
previa
dengan
Versi
infus
oksitosin
Braxton
Hicks
Traksi
dengan
Cunam
Willet
Syok hipovolemik
Infeksi sepsis
Kematian
Hipoksia
Anemi
Gawat janin
1.8 Prognosis
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena
plasenta previa rendah sekali,atau tidak sama sekali. Sejak diperkenalkannya
penanganan pasif pada tahun 1945, kematian perinatal berangsur angsur
dapat diperbaiki. Walaupun demikian, hingga kini kematian perinatal yang
disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama. Penanganan pasif
maupun aktif memerlukan fasilitas tertentu, yang belum dicukupi pada banyak
tempat di tanah air kita, sehingga beberapa tindakan yang sudah lama
ditinggalkan oleh dunia kebidanan mutakhir masih terpaksa dipakai juga
seperti pemasangan cunam Wiilett, dan versi Braxton Hicks. Tindakan
tindakan ini juga sekurang kurangnya masih dianggap penting untuk
menghentikan perdarahan dimana fasilitasseksio sesarea belum ada. Dengan
demikian tindakan tindakan itu lebih banyak ditujukan demi keselamatan ibu
daripadajaninnya.
BAB II
KONSEP MANAJEMEN
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Biodata
Umur
usia lebih
dari 35 tahun.
-
Keluhan Utama :
Perdarahan tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan
berulang (recurrent). Perdarahan timbul tanpa sebab apapun.
Riwayat Kesehatan :
-
B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
-
Muka pucat
Inspeksi
Palpasi :
Pemeriksaan Penunjang :
Penggunaan USG transabdominal memiliki ketepatan diagnosisnya
mencapai 95 98 %.
Pemeriksaan USG dapat menentukan implantasi plasenta dan jarak
tapi plasenta terhadap ostium.
II. ANALISA DATA
MASALAH
: - Anemis
- persalinan Prematur
Perdarahan massif
Lahir prematur
Plasenta akreta
Masalah Potensial
Lahir prematur
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal..JamWIB
MANDIRI
:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2. Menjelaskan penyebab plasenta previa
3. Memberikan KIE tentang bahaya dari plasenta previa bila tidak segera
ditangani
4. Memberikan motivasi untuk tabah dan sabar menghadapi cobaan
KOLABORASI :
1. Berkolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemeriksaan USG dan
pemberian terapi obat dan tindakan selanjutnya
RUJUKAN
:
1. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga untuk dirujuk
2. Membantu ibu dan keluarga tentang proses rujukan, tempat tujuan,
transportasi, dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA