Anda di halaman 1dari 15

Kasus BPH

1. Klien mengeluh penglihatan kabur seperti berawan, padahal Tn. B sudah


menggunakan kaca mata plus 1dan minus 2,5 pada obita dextra dan sinistra.
Pemeriksaan fisik dengan Opthalmoscope bagian kornea ada selaput putih. Sudah 2
tahun ini Tn. B dinyatakan menderita diabetes mellitus, dan menjalankan pengobatan
secara teratur. Oleh dokter spesialis mata Tn. B dinyatakan katarak. Tn. B
dipersiapkan untuk dilakukan operasi katarak 2 hari lagi jika kadar gula darahnya
sudah normal. TTV saat ini
2. Kata Sulit
3. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan katarak ?
b. Apa etiologi dari katarak?
c. Apa saja tanda dan gejala yang sering muncul pada katarak ?
d. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada penyakit katarak ?
e. Bagaimana cara pencegahan dari katarak ?
f. Bagaimana cara penataksanaan dari katarak ?
g. Bagaimana diagnose keperawatan dan intervensi keperawatan yang dapat
dilakukan pada katarak ?
h. Cek Laboratorium yang harus dilakukan pada katarak ?
4. Analisa Masalah
a. Definisi
Klien mengeluh penglihatan kabur seperti berawan, padahal Tn. B
sudah menggunakan kaca mata plus 1dan minus 2,5 pada obita dextra dan
sinistra. Pemeriksaan fisik dengan Opthalmoscope bagian kornea ada selaput
putih. Sudah 2 tahun ini Tn. B dinyatakan menderita diabetes mellitus, dan
menjalankan pengobatan secara teratur. Oleh dokter spesialis mata Tn. B
dinyatakan katarak. Tn. B dipersiapkan untuk dilakukan operasi katarak 2 hari
lagi jika kadar gula darahnya sudah normal. TTV saat ini
b. Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain
(Corwin,2000):
1.

Usia lanjut dan proses penuaan

2.

Congenital atau bisa diturunkan.

3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok


atau bahan
beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya
diabetes)
dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
1.
Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada
mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti:
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau
diabetes melitus.
3.

Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.

4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang,


seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5.

Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).

c. Tanda dan gejala


Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau
serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan
tadi.
2.

Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari

Gejala objektif biasanya meliputi:


1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan
tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan
dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi
bayangan terfokus pada retina.
Hasilnya adalah pandangan menjadi
kabur atau redup. Pupil yang normalnya hitam
akan tampak abu-abu atau
putih. Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil
mata seakan akan
bertambah putih.
2.
Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benarbenar putih.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
1.

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

2.

Gangguan penglihatan bisa berupa:

Peka terhadap sinar atau cahaya.


Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
Kesulitan melihat pada malam hari
Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan
mata
Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )
d. Komplikasi yang dapat muncul
Komplikasi katarak akan terjadi apabila penanganan terhadap penyakit ini
tidak cepat. Beberapa komplikasi katarak yang biasa terjadi antara lain adalah
sebagai berikut.

Pandangan mata semakin samar akibat lensa yang terus-menerus buram dan
berwarna seperti susu.

Sensitivitas terhadap cahaya matahari lebih tinggi dari waktu ke waktu


sehingga penderita benar-benar tidak nyaman terhadap silau.

Pada awalnya mungkin penglihatan terhadap suatu benda masih bisa jelas,
namun lama-kelamaan penderita akan merasa kurang nyaman dan melihat
sebuah objek seakan menjadi dua.

Lensa mata semakin buram dan terus berwarna seperti susu.

e. Pencegahan
Rutin melakukan pemeriksaan mata
Diet sehat dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang
mengandung vit C, A, E
Menggunakan kacamata hitam bila diluar ruangan untuk melindungi mata
dari paparan lanngsung sinar UV
Tidak merokok
Tidak minum minuman beralkohol
f. Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang,

atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan
tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki
lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi.
Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan
tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan seharihari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak
terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah
peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
1. Iris
hitam.
2.

Badan silier

: Cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna


: Otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal.

3. Koroid
: Lapisan mata bagian dalam yang membentang dari
ujung otot silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang
terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Juga operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan
retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh
lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin
terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu
kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta: Ilmu
Penyakit Mata, ed. 3). Indikasi dilakukannya operasi katarak :
1. Indikasi sosial
dalam
2.

: Jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan


melakukan rutinitas pekerjaan.

Indikasi medis : Bila ada komplikasi seperti glaucoma.

3.
Indikasi optic
dari jarak 3m

: Jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari


didapatkan hasil visus 3/60.

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:


1.

ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)

Yaitu dengan mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir


tahun 1960 hanya itulah teknik operasi yg tersedia.
2.
ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari 2 macam
yakni:

1. Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa


secara manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan
yang lebar sehingga penyembuhan lebih lama.
2. Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru dimana
menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga
material nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi 3 mm. Operasi
katarak ini dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan tetes
mata anti nyeri pada kornea (selaput bening mata), dan bahkan tanpa
menjalani rawat inap. Sayatan sangat minimal, sekitar 2,7 mm. Lensa mata
yang keruh dihancurkan (Emulsifikasi) kemudian disedot (fakum) dan diganti
dengan lensa buatan yang telah diukur kekuatan lensanya dan ditanam secara
permanen. Teknik bedah katarak dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan
waktu 10 menit disertai waktu pemulihan yang lebih cepat.

Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek.
Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi
telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat
dilakukan lebih cepat dengan metode fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak
dapat berakomodasi maka pasien akan membutuhkan kacamata untuk
pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat
ini digunakan lensa intraokular multifokal. Lensa intraokular yang dapat
berakomodasi sedang dalam tahap pengembangan
Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau masalah
mata lainnya, tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup tinggi, yaitu
mencapai 95%, dan kasus komplikasi saat maupun pasca operasi juga sangat
jarang terjadi. Kapsul/selaput dimana lensa intra okular terpasang pada mata
orang yang pernah menjalani operasi katarak dapat menjadi keruh. Untuk itu
perlu terapi laser untuk membuka kapsul yang keruh tersebut agar penglihatan
dapat kembali menjadi jelas.

g. Diagnosa Keperawatan

No.

Diagnosa keperawatan

Tanggal
ditemukan

Tanggal
Teratasi

1.

Gangguan persepsi sensori-perseptual


penglihatan b.d Gangguan penerimaan
sensori/status organ indera ditandai dengan
menurunnya ketajaman.

12 05 / 2013

15 05 / 2013

2.

Ansietas b.d Perubahan pada status kesehatan.

12 05 / 2013

15 05 / 2013

3.

Kurang pengetahuan b.d Kurang informasi


tentang penyakit

12 05 / 2013

12 05 / 2013

4.

Nyeri b.d Luka pasca operasi.

15 05 / 2013

18 05 / 2013

5.

Resiko tinggi terhadap cidera b.d Keterbatasan


penglihatan.

15 05 / 2013

18 05 / 2013

6.

Risiko infeksi b.d Prosedur invansif ( operasi


katarak )

15 05 / 2013

18 05 / 2013

7.

Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan


regimen terapeutik b.d kurang pengetahuan,
kurang sumber pendukung.

15 05 / 2013

18 05 / 2013

N
o.

Diagnosa
Keperawat
an

1.

Gangguan
persepsi
sensoriperseptual
penglihatan
b.d
Gangguan
penerimaan
sensori/stat
us organ
indera
ditandai
dengan
menurunny
a ketajaman
penglihatan.

Tujuan

Kriteria hasil

Intervensi

Setelah
Mengenal
1.
dilakukan gangguan
tindakan
sensori danber
keperawat kompensasi
2.
an selama terhadap
3x24 jam
perubahan.
3.
diharapka
n masalah Mengidentifikas
i/memperbaiki 4.
presepsi
potensial bahaya
sensori
penglihata dalam
lingkungan.
n teratasi

Rasional

Kaji ketajaman 1. Kebutuhan tiap


penglihatan, catat
individu dan
apakah satu atau
pilihan
dua mata terlibat.
intervensi
Orientasikan klien bervariasi sebab
tehadaplingkungan. kehilanganpengl
Observasi tandaihatan terjadi
tandadisorientasi.
lambatdan
Pendekatan dari
progresif.
sisi yangtak
2. Memberikan
dioperasi,
peningkatanken
bicaradengan
yamanan dan
menyentuh.
kekeluargaan,
5. Ingatkan klien
menurunkan
menggunakan
cemas dan
kacamata katarak
disorientasipasc
yang tujuannya
a operasi.
memperbesar
3. Terbangun

kurang lebih 25%,


penglihatan perifer
hilang.
6. Letakkan barang
yang
dibutuhkan/posisi
bel pemanggil
dalam
jangkauan/posisi
yang sehat.

2.

dalam
lingkungan yang
tidak dikenal
dan
mengalamiketer
batasan
penglihatandapa
t
mengakibatkank
ebingungan
terhadap orang
tua.
4. Memberikan
rangsangsensori
tepat
terhadapisolasi
dan
menurunkanbin
gung.
5. Perubahan
ketajaman
dankedalaman
persepsi dapat
menyebabkan
bingung
penglihatan dan
meningkatkan
resiko cedera
sampai pasien
belajar untuk
mengkompensas
i.
6.
Memungkinkan
pasienmelihat
objek lebih
mudah dan
memudahkan
panggilan untuk
pertolongan
biladiperlukan.

Ansietas b.d Setelah


Pasien
1. Kaji tingkat
1. Derajat
Perubahan
dilakukan mengungkapkan kecemasan pasien
kecemasan akan

3.

pada status
kesehatan.

tindakan
dan
dan catat adanya
dipengaruhi
keperawat mendiskusikan
tanda- tanda verbal bagaimana
an selama rasa
dan nonverbal.
informasi
3x24 jam
cemas/takutnya. 2. Beri kesempatan
tersebut
pasien untuk
diharapka Pasien
diterima oleh
tampak rileks
mengungkapkan
n : tidak
individu.
tidak tegangdan isipikiran dan
2.
terjadi
perasaan takutnya. Mengungkapkan
kecemasan melaporkan
3.
Observasi tanda
rasa takut secara
pada klien kecemasannya
vital
berkurang
terbuka dimana
dan tidak
danpeningkatan
sampai pada
rasa takut dapat
ada
respon
fisik
pasien.
ditujukan.
perubahan tingkat dapat
4. Beri penjelasan 3. Mengetahui
diatasi.
status
pasien tentang
respon fisiologis
kesehatan.
prosedur tindakan
yang
operasi,
ditimbulkan
harapandan
akibat
akibatnya.
kecemasan.
5. Lakukan orientasi 4. Meningkatkan
danperkenalan
pengetahuan
pasienterhadap
pasien dalam
ruangan,petugas,
rangka
dan peralatanyang
mengurangi
akan digunakan.
kecemasan dan
6. Beri penjelasan
kooperatif.
dansuport pada
5. Mengurangi
pasien padasetiap
kecemasan dan
melakukan
meningkatkan
prosedurtindakan.
pengetahuan.
6. Mengurangi
perasaan
takutdan cemas.

Kurang
pengetahua
n b.d
Kurang
informasi
tentang
penyakit.

Setelah
Klien
1. Kaji informasi
1. meningkatkan
dilakukan menyatakan
tentang kondisi
pemahaman dan
tindakan
pemahaman
individu, prgnosis, meningkatkan
keperawat mengenai
tipe prosedur/lensa. kerja sama
2.
Informasikan
an selama kondisi/proses
dengan perawat.
pasien
untuk
2.
Dapat bereaksi
3x24 jam
penyakit &
menghindari tetes
silang/campur
diharapka pengobatan.
mata yang dijual
dengan obat
n:
bebas.
yang diberikan.
Klien
3. Tekankan
3. pengawasan
lebih
pentingnya
periodik
mengerti
evaluasi perawatan menurunkan

4.

Nyeri b.d
Luka pasca
operasi.

akan
penyakitn
ya

rutin. Beri tahu


risiko
untuk melaporkan
komplikasi
penglihatan
serius.
4. aktivitas yang
berawan.
4. Anjurkan pasien
menyebabkan
menghindari
mata
membaca,
lelah/regang,
berkedip;
manuver
mengangkat berat, Valsalva, atau
mengejan saat
meningkatkan
defekasi,
TIO dapat
membongkok pada mempengaruhi
panggul, meniup
hasil bedah dan
hidung.
mencetuskan
perdarahan.

Setelah
Nyeri
dilakukan berkuran.
tindakan Klien terlihat
keperawat lebih rileks
an selama
3x24 jam
diharapka
n : nyeri
berkurang,
hilang dan
terkontrol.

1. Dorong pasien
1. Nyeri
untuk melaporkan
dirasakan
tipe, lokasi dan
dimanifestasika
intensitas nyeri,
n dan ditoleransi
rentang skala.
secara
2. Pantau TTV.
individual.
3. Berikan tindakan 2. Kecepatan
kenyamanan.
jantung
4. Beritahu pasien
biasanya
bahwa wajar saja , meningkat
meskipun lebih
karena nyeri.
baik untuk
3. meningkatkan
meminta analgesik relaksasi.
segera setelah
4. adanya nyeri
ketidaknyamanan
menyebabkan
menjadi
tegangan otot
dilaporkan.
yang
menggangu
sirkulasi
Kolaborasi :
memperlambat
proses
5. Berikan obat
penyembuhan
sesuai indikasi
dan
memperberat
nyeri.
5. Rasionalisasi :

Untuk
mengontrol
nyeri adekuat
dan menurunkan
tegangan.
5.

Resiko
tinggi
terhadap
cidera b.d
Keterbatasa
n
penglihatan.

Setelah
Menyatakan 1. Diskusikan apa 1. Membantu
dilakukan pemahaman
yang terjadi pada
mengurangi rasa
tindakan
factor yang
pascaoperasi
takut dan
keperawat terlibat dalam
tentang nyeri,
meningkatkan
an selama kemungkinance pembatasan
kerja sama
3x24 jam
dera
aktivitas,
dalam
diharapka Mengubah
penampilan,
pembatasan
n : cedera lingkungan
balutan mata.
yang diperlukan.
sesuai indikasi 2. Beri pasien posisi 2. Istirahat hanya
dapat
untuk
bersandar, kepala
beberapa menit
dicegah
meningkatkan
tinggi atau miring
sampai beberapa
keamanan
ke sisi yang tak
jam pada bedah
sakit sesuai
rawat jalan atau
keinginan.
menginap
3. Batasi aktivitas
semalam bila
seperti
terjadi
menggerakkan
komplikasi.
kepala tiba-tiba,
Menurunkan
menggaruk mata,
tekanan pada
membongkok.
mata yang sakit,
4. Ambulasi dengan meminimalkan
bantuan; berikan
risiko
kamar mandi
perdarahan atau
khusus bila sembuh stres pada
dari anastesi.
jahitan/jahitan
terbuka.
3. Menurunkan
stres pada area
operasi/menurun
kan TIO.
4. Memerlukan
sedikit regangan
daripada
penggunaan
pispot, yang
dapat
meningkatkan
TIO.

6.

Risiko
infeksi b.d
efek
samping
prosedur
invasive.

Setelah
Tidak ada
1. Diskusikan
1. Menurunkan
dilakukan tanda-tanda
pentingnya
jumlah bakteri
tindakan
infeksi seperti
mencuci tangan
pada tangan,
keperawat kemerahan dan
sebelum
mencegah
an selama iritasi.
menyentuh /
kontaminasi
3x24 jam
mengobati mata.
area operasi.
2. Gunakan /
2. Tekhnik
diharapka
tunjukkan tekhnik
aseptik
n : tidak
yang tepat untuk
menurunkan
terjadi
membersihkan bola resiko
infeksi.
mata.
penyebaran
3. Tekankan
bakteri dan
pentingnya tidak
kontaminasi
menyentuh /
silang.
menggaruk mata 3. Mencegah
yang dioperasi.
kontaminasi dan
4. Berikan obat
kerusakan sisi
sesuai indikasi.
operasi.
4. Digunakan
untuk
menurunkan
Kolaborasi :
inflamasi.
5. Sediaan topikal
5. Berikan obat
digunakan
sesuai indikasi.
secara
profilaksis,
dimana terapi
lebih diperlukan
bila terjadi
infeksi.

7.

Resiko
ketidakefekt
ifan
penatalaksa
naan
regimen
terapeutik
b.d kurang
pengetahua
n, kurang
sumber
pendukung.
Yang
ditandai

Setelah
Klien mampu 1. Kaji tingkat
1. Sebagai
dilakukan mengidentifikasi pengetahuan pasien modalitas dalam
tindakan
kegiatan
tentang perawatan
pemberian
keperawat keperawatan
paska hospitalisasi. pendidikan
an selama rumah (lanjutan)2. Terangkan cara
kesehatan
3x24 jam
yang diperlukan penggunaan obattentang
obatan.
diharapka
perawatan di

Keluarga
3.
Berikan
n:
rumah.
menyatakan
siap
kesempatan
2. Klien mungkin
perawatan
untuk
bertanya.
mendapatkan
rumah
4. Tanyakan
mendampingi
obat tetes atau
berjalan
kesiapan
klien
klien dalam
salep(topical).
efektif.
paska hospitalisasi. 3. Meningkatkan
melakukan
5. Identifikasi
rasa percaya,

dengan,
pertanyan
atau
peryataan
salah
konsepsi,
tak akurat
mengikuti
instruksi,
terjadi
komplikasi
yang dapat
dicegah

perawatan

kesiapan keluarga
dalam perawatan
diri klien paska
hospitalisasi.

rasa aman, dan


mengeksplorasi
pemahaman
serta hal-hal
yang mungkin
6. Terangkan
belum dipahami.
berbagai kondisi 4. Respon verbal
yang perlu
untuk
dikonsultasikan.
meyakinkan
kesiapan klien
dalam
perawatan
hospitalisasi.
5. Kesiapan
keluarga
meliputi orang
yang
bertanggung
jawab dalam
perawatan,
pembagian
peran dan tugas
serta
penghubung
klien dan
institusi
pelayanan
kesehatan.
6. Kondisi yang
harus segera
dilaporkan :
Nyeri pada dan
disekitar mata,
sakit kepala
menetap.
Setiap nyeri
yang tidak
berkurang
dengan obat
pengurang
nyeri.
Nyeri disertai
mata merah,
bengkak, atau

keluar cairan :
inflamasi dan
cairan dari mata.
Nyeri dahi
mendadak.
Perubahan
ketajaman
penglihatan,
kabur,
pandangan
ganda, selaput
pada lapang
penglihatan,

h. Cek Laboratorium
Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan)
Lapang penglihatan
Pengukuran tonografi
Test provokatif
Pemeriksaanoftalmoskopi
Darah lengkap, laju sedimentasi (LED)
Test toleransi glaukosa/ FBS

5. Mapping
Tanda dan gejala :
Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman
penglihatan dan silau serta gangguan fungsional yang
diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah
melihat di malam hari

Etiologi

Usia lanjut dan proses penuaan

katarak

Congenital atau bisa diturunkan.


faktor
lingkungan,
merokok atau bahan
lainnya.
penyakit
diabetes)

metabolik

seperti
beracun
(misalnya

Pencegahan

Rutin melakukan pemeriksaan mata


Diet sehat dengan mengkonsumsi sayuran
dan buah-buahan yang mengandung vit C, A,
E
Menggunakan kacamata hitam bila diluar
ruangan untuk melindungi mata dari paparan
lanngsung sinar UV
Tidak merokok
Tidak minum minuman beralkohol

Komplikasi

Pandangan mata semakin samar akibat lensa yang terus-menerus buram dan
berwarna seperti susu.
Sensitivitas terhadap cahaya matahari lebih tinggi dari waktu ke waktu sehingga
penderita benar-benar tidak nyaman terhadap silau.
Pada awalnya mungkin penglihatan terhadap suatu benda masih bisa jelas,
namun lama-kelamaan penderita akan merasa kurang nyaman dan melihat
sebuah objek seakan menjadi dua.

Anda mungkin juga menyukai