2.
2.
Pandangan mata semakin samar akibat lensa yang terus-menerus buram dan
berwarna seperti susu.
Pada awalnya mungkin penglihatan terhadap suatu benda masih bisa jelas,
namun lama-kelamaan penderita akan merasa kurang nyaman dan melihat
sebuah objek seakan menjadi dua.
e. Pencegahan
Rutin melakukan pemeriksaan mata
Diet sehat dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang
mengandung vit C, A, E
Menggunakan kacamata hitam bila diluar ruangan untuk melindungi mata
dari paparan lanngsung sinar UV
Tidak merokok
Tidak minum minuman beralkohol
f. Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang,
atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan
tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki
lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi.
Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan
tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan seharihari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak
terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah
peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
1. Iris
hitam.
2.
Badan silier
3. Koroid
: Lapisan mata bagian dalam yang membentang dari
ujung otot silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang
terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Juga operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan
retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh
lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin
terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu
kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta: Ilmu
Penyakit Mata, ed. 3). Indikasi dilakukannya operasi katarak :
1. Indikasi sosial
dalam
2.
3.
Indikasi optic
dari jarak 3m
Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek.
Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi
telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat
dilakukan lebih cepat dengan metode fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak
dapat berakomodasi maka pasien akan membutuhkan kacamata untuk
pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat
ini digunakan lensa intraokular multifokal. Lensa intraokular yang dapat
berakomodasi sedang dalam tahap pengembangan
Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau masalah
mata lainnya, tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup tinggi, yaitu
mencapai 95%, dan kasus komplikasi saat maupun pasca operasi juga sangat
jarang terjadi. Kapsul/selaput dimana lensa intra okular terpasang pada mata
orang yang pernah menjalani operasi katarak dapat menjadi keruh. Untuk itu
perlu terapi laser untuk membuka kapsul yang keruh tersebut agar penglihatan
dapat kembali menjadi jelas.
g. Diagnosa Keperawatan
No.
Diagnosa keperawatan
Tanggal
ditemukan
Tanggal
Teratasi
1.
12 05 / 2013
15 05 / 2013
2.
12 05 / 2013
15 05 / 2013
3.
12 05 / 2013
12 05 / 2013
4.
15 05 / 2013
18 05 / 2013
5.
15 05 / 2013
18 05 / 2013
6.
15 05 / 2013
18 05 / 2013
7.
15 05 / 2013
18 05 / 2013
N
o.
Diagnosa
Keperawat
an
1.
Gangguan
persepsi
sensoriperseptual
penglihatan
b.d
Gangguan
penerimaan
sensori/stat
us organ
indera
ditandai
dengan
menurunny
a ketajaman
penglihatan.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Setelah
Mengenal
1.
dilakukan gangguan
tindakan
sensori danber
keperawat kompensasi
2.
an selama terhadap
3x24 jam
perubahan.
3.
diharapka
n masalah Mengidentifikas
i/memperbaiki 4.
presepsi
potensial bahaya
sensori
penglihata dalam
lingkungan.
n teratasi
Rasional
2.
dalam
lingkungan yang
tidak dikenal
dan
mengalamiketer
batasan
penglihatandapa
t
mengakibatkank
ebingungan
terhadap orang
tua.
4. Memberikan
rangsangsensori
tepat
terhadapisolasi
dan
menurunkanbin
gung.
5. Perubahan
ketajaman
dankedalaman
persepsi dapat
menyebabkan
bingung
penglihatan dan
meningkatkan
resiko cedera
sampai pasien
belajar untuk
mengkompensas
i.
6.
Memungkinkan
pasienmelihat
objek lebih
mudah dan
memudahkan
panggilan untuk
pertolongan
biladiperlukan.
3.
pada status
kesehatan.
tindakan
dan
dan catat adanya
dipengaruhi
keperawat mendiskusikan
tanda- tanda verbal bagaimana
an selama rasa
dan nonverbal.
informasi
3x24 jam
cemas/takutnya. 2. Beri kesempatan
tersebut
pasien untuk
diharapka Pasien
diterima oleh
tampak rileks
mengungkapkan
n : tidak
individu.
tidak tegangdan isipikiran dan
2.
terjadi
perasaan takutnya. Mengungkapkan
kecemasan melaporkan
3.
Observasi tanda
rasa takut secara
pada klien kecemasannya
vital
berkurang
terbuka dimana
dan tidak
danpeningkatan
sampai pada
rasa takut dapat
ada
respon
fisik
pasien.
ditujukan.
perubahan tingkat dapat
4. Beri penjelasan 3. Mengetahui
diatasi.
status
pasien tentang
respon fisiologis
kesehatan.
prosedur tindakan
yang
operasi,
ditimbulkan
harapandan
akibat
akibatnya.
kecemasan.
5. Lakukan orientasi 4. Meningkatkan
danperkenalan
pengetahuan
pasienterhadap
pasien dalam
ruangan,petugas,
rangka
dan peralatanyang
mengurangi
akan digunakan.
kecemasan dan
6. Beri penjelasan
kooperatif.
dansuport pada
5. Mengurangi
pasien padasetiap
kecemasan dan
melakukan
meningkatkan
prosedurtindakan.
pengetahuan.
6. Mengurangi
perasaan
takutdan cemas.
Kurang
pengetahua
n b.d
Kurang
informasi
tentang
penyakit.
Setelah
Klien
1. Kaji informasi
1. meningkatkan
dilakukan menyatakan
tentang kondisi
pemahaman dan
tindakan
pemahaman
individu, prgnosis, meningkatkan
keperawat mengenai
tipe prosedur/lensa. kerja sama
2.
Informasikan
an selama kondisi/proses
dengan perawat.
pasien
untuk
2.
Dapat bereaksi
3x24 jam
penyakit &
menghindari tetes
silang/campur
diharapka pengobatan.
mata yang dijual
dengan obat
n:
bebas.
yang diberikan.
Klien
3. Tekankan
3. pengawasan
lebih
pentingnya
periodik
mengerti
evaluasi perawatan menurunkan
4.
Nyeri b.d
Luka pasca
operasi.
akan
penyakitn
ya
Setelah
Nyeri
dilakukan berkuran.
tindakan Klien terlihat
keperawat lebih rileks
an selama
3x24 jam
diharapka
n : nyeri
berkurang,
hilang dan
terkontrol.
1. Dorong pasien
1. Nyeri
untuk melaporkan
dirasakan
tipe, lokasi dan
dimanifestasika
intensitas nyeri,
n dan ditoleransi
rentang skala.
secara
2. Pantau TTV.
individual.
3. Berikan tindakan 2. Kecepatan
kenyamanan.
jantung
4. Beritahu pasien
biasanya
bahwa wajar saja , meningkat
meskipun lebih
karena nyeri.
baik untuk
3. meningkatkan
meminta analgesik relaksasi.
segera setelah
4. adanya nyeri
ketidaknyamanan
menyebabkan
menjadi
tegangan otot
dilaporkan.
yang
menggangu
sirkulasi
Kolaborasi :
memperlambat
proses
5. Berikan obat
penyembuhan
sesuai indikasi
dan
memperberat
nyeri.
5. Rasionalisasi :
Untuk
mengontrol
nyeri adekuat
dan menurunkan
tegangan.
5.
Resiko
tinggi
terhadap
cidera b.d
Keterbatasa
n
penglihatan.
Setelah
Menyatakan 1. Diskusikan apa 1. Membantu
dilakukan pemahaman
yang terjadi pada
mengurangi rasa
tindakan
factor yang
pascaoperasi
takut dan
keperawat terlibat dalam
tentang nyeri,
meningkatkan
an selama kemungkinance pembatasan
kerja sama
3x24 jam
dera
aktivitas,
dalam
diharapka Mengubah
penampilan,
pembatasan
n : cedera lingkungan
balutan mata.
yang diperlukan.
sesuai indikasi 2. Beri pasien posisi 2. Istirahat hanya
dapat
untuk
bersandar, kepala
beberapa menit
dicegah
meningkatkan
tinggi atau miring
sampai beberapa
keamanan
ke sisi yang tak
jam pada bedah
sakit sesuai
rawat jalan atau
keinginan.
menginap
3. Batasi aktivitas
semalam bila
seperti
terjadi
menggerakkan
komplikasi.
kepala tiba-tiba,
Menurunkan
menggaruk mata,
tekanan pada
membongkok.
mata yang sakit,
4. Ambulasi dengan meminimalkan
bantuan; berikan
risiko
kamar mandi
perdarahan atau
khusus bila sembuh stres pada
dari anastesi.
jahitan/jahitan
terbuka.
3. Menurunkan
stres pada area
operasi/menurun
kan TIO.
4. Memerlukan
sedikit regangan
daripada
penggunaan
pispot, yang
dapat
meningkatkan
TIO.
6.
Risiko
infeksi b.d
efek
samping
prosedur
invasive.
Setelah
Tidak ada
1. Diskusikan
1. Menurunkan
dilakukan tanda-tanda
pentingnya
jumlah bakteri
tindakan
infeksi seperti
mencuci tangan
pada tangan,
keperawat kemerahan dan
sebelum
mencegah
an selama iritasi.
menyentuh /
kontaminasi
3x24 jam
mengobati mata.
area operasi.
2. Gunakan /
2. Tekhnik
diharapka
tunjukkan tekhnik
aseptik
n : tidak
yang tepat untuk
menurunkan
terjadi
membersihkan bola resiko
infeksi.
mata.
penyebaran
3. Tekankan
bakteri dan
pentingnya tidak
kontaminasi
menyentuh /
silang.
menggaruk mata 3. Mencegah
yang dioperasi.
kontaminasi dan
4. Berikan obat
kerusakan sisi
sesuai indikasi.
operasi.
4. Digunakan
untuk
menurunkan
Kolaborasi :
inflamasi.
5. Sediaan topikal
5. Berikan obat
digunakan
sesuai indikasi.
secara
profilaksis,
dimana terapi
lebih diperlukan
bila terjadi
infeksi.
7.
Resiko
ketidakefekt
ifan
penatalaksa
naan
regimen
terapeutik
b.d kurang
pengetahua
n, kurang
sumber
pendukung.
Yang
ditandai
Setelah
Klien mampu 1. Kaji tingkat
1. Sebagai
dilakukan mengidentifikasi pengetahuan pasien modalitas dalam
tindakan
kegiatan
tentang perawatan
pemberian
keperawat keperawatan
paska hospitalisasi. pendidikan
an selama rumah (lanjutan)2. Terangkan cara
kesehatan
3x24 jam
yang diperlukan penggunaan obattentang
obatan.
diharapka
perawatan di
Keluarga
3.
Berikan
n:
rumah.
menyatakan
siap
kesempatan
2. Klien mungkin
perawatan
untuk
bertanya.
mendapatkan
rumah
4. Tanyakan
mendampingi
obat tetes atau
berjalan
kesiapan
klien
klien dalam
salep(topical).
efektif.
paska hospitalisasi. 3. Meningkatkan
melakukan
5. Identifikasi
rasa percaya,
dengan,
pertanyan
atau
peryataan
salah
konsepsi,
tak akurat
mengikuti
instruksi,
terjadi
komplikasi
yang dapat
dicegah
perawatan
kesiapan keluarga
dalam perawatan
diri klien paska
hospitalisasi.
keluar cairan :
inflamasi dan
cairan dari mata.
Nyeri dahi
mendadak.
Perubahan
ketajaman
penglihatan,
kabur,
pandangan
ganda, selaput
pada lapang
penglihatan,
h. Cek Laboratorium
Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan)
Lapang penglihatan
Pengukuran tonografi
Test provokatif
Pemeriksaanoftalmoskopi
Darah lengkap, laju sedimentasi (LED)
Test toleransi glaukosa/ FBS
5. Mapping
Tanda dan gejala :
Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman
penglihatan dan silau serta gangguan fungsional yang
diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah
melihat di malam hari
Etiologi
katarak
metabolik
seperti
beracun
(misalnya
Pencegahan
Komplikasi
Pandangan mata semakin samar akibat lensa yang terus-menerus buram dan
berwarna seperti susu.
Sensitivitas terhadap cahaya matahari lebih tinggi dari waktu ke waktu sehingga
penderita benar-benar tidak nyaman terhadap silau.
Pada awalnya mungkin penglihatan terhadap suatu benda masih bisa jelas,
namun lama-kelamaan penderita akan merasa kurang nyaman dan melihat
sebuah objek seakan menjadi dua.