Anda di halaman 1dari 26

A.

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah pembangunan upaya
kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi penduduk, dalam
mewujudkan

kesehatan

yang

optimal

sebagai

salah

satu

unsur

kesejahahteraan umum dari tujuan nasional. Dalam system kesehatan


nasional di sebutkan bahwa tiap warga Negara berhak memperoleh derajat
kesehatan yang optimal, agar dapat bekerja serta hidup layaknya sesuai
dengan martabat manusia tidak terkecuali warga Negara yang telah usia
lanjut, keberhasilan pembangunan nasional di berbagai segi kehidupan
antara lain: perbaikan gizi

masyarakat, kemajuan di bidang kesehatan,

keberhasilan lingkungan dan penurunan mortalitas

berdampak positif

terhadap pertumbuhan usia lanjut yang sangat pesat (depkes, 1994).


Kemajuan pembangunan kesehatan untuk menuju Indonesia sehat 2010
antara lain ditandai dengan terjadinya peningkatan umur harapan hidup, yang
pada akhirmya mengakibatkan peningkatan jumlah usia lanjut. Adalah salah
bila

mengganggap

keberhasilan

dalam

mempertahankan

hidup

dan

pengaturan fertilitas sebagai suatu masalah. Hal tersebut seharusnya


dipandang secara positif sebagai kemenangan pembangunan kesehatan.
Lanjut usia adalah salah satu tanda keberhasilan pembanguanan SDM yang
sehat dan bahagia sehingga dapat mencapai usia yang pajang.
.

Proses penuaan yang terjadi secara alamiah tidak hanya menyebabkan

penurunan fungsi tubuh dan timbulnya berbagai penyakit, tetapi juga


berdampak pada aspek mental dan sosial. Pada usia lanjut juga terjadi
penurunan pendapatan akibat memasuki masa pensiun serta berkurangnya
aktifitas
Menjadi tua seringkali disamakan dengan kerentanan; kehidupan sosial
dan keberdayaan ekonomi menurun, sementara penyakit degeneratif mulai
mengancam, di sisi lain, infra struktur yang tersedia belum mengakomodasi

kebutuhan warga usila untuk mempertahankan kondisi kesehatan fisik dan


psikisnya, demikian pula fasilitas kesehatan yang mampu menangani kasus
geriatri belum memadai
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
adalah meningkatnya usia harapan hidup dari 64,71 tahun (tahun 1995-2000)
menjadi 67,68 tahun (tahun 2000-2005), sehingga diperkirakan proporsi
penduduk lanjut usia pada tahun 2005 akan mencapai 8,4% atau 18,4 juta
jiwa. penduduk yang berusia lanjut (diatas 60 tahun) di Indonesia terus
meningkat jumlahnya bahkan pada tahun 2005-2010 nanti diperkirakan
menyamai jumlah Balita (usia bawah lima tahun) yaitu sekitar 8,5% dari
jumlah seluruh penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Peningkatan itu seiring
meningkatnya umur harapan hidup (UHH) yaitu 67 tahun untuk perempuan
dan 63 tahun untuk laki-laki. Pada tahun 2025 jumlah usia lanjut di Indonesia
diperkirakan meningkat 414%.

Dengan kondisi itu, Indonesia menempati

urutan keempat dunia sebagai negara yang mempunyai penduduk lanjut usia
paling banyak setelah China, India dan Amerika. Sebagai konsekuensinya,
Indonesia menghadapi masalah-masalah penyakit yang ditimbulkan akibat
lanjut usia antara lain Osteoporosis.
Menurut sucipto (Tim Litbang BKKKS 2000) proyeksi penduduk usia
lanjut Indonesia tahun 1990 sekitar 6,3 juta, tahun 2020 jumlah penduduk
usila 13,52 juta jiwa
Dewasa ini terdapat 5 propinsi yang memiliki usia lajut yaitu: yogyakarta
12,58%, jawa timur 9,46%, Bali 8,99%, jawa tengah 8,65, Sumatra barat
7,98%. Demikian tersebut di dasarkan pada umur harapan hidup Indonesia
60-65 tahun dan tingkat komunitas usia lanjut. jumlah itu sekitar 15%
diantaranya mengalami demensia atau pikun, disamping penyakit degeneratif
lainnya

seperti

penyakit

kanker,

jantung,

reumatik,

osteoporosis,

katarak(www. Depkes.go.id)
B. Pengertian

a. Usia Lanjut merupakan masa perkembangan terakhir dalam hidup


manusia, adanya proses penurunan kemampuan pada usia lanjut.
b. Usia

Lajut ialah: seseorang yaitu

karena

usinya

mengenal

perubahan biologik, fisik, kejiwaan dan sosial (uu no 23 tahun 1992).


c. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas
( uu no 13 tahun 1998).
d. Pembagian usia lanjut menurut WHO:

Umur lanjut (eldery): 60-70 tahun

Umur tua (old):n 75-90 tahun

Sangat tua (very old): lebih dari 90 tahun.

e. Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu


melakukan
pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau
jasa
f. Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya
mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang
lain.
Presentasi peningkatan populasi duduk dunia
Usia lanjut dunia pada tahun (1985-2025)

C. Hak dan kewajiban Lanjut Usia


a.Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

b.Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan


hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:
Pelayanan keagamaan dan mental spiritual
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesempatan kerja
Pelayanan pendidikan dan pelatihan
Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana
umum
Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
Perlindungan sosial

Bantuan sosial

D.Kewajiban Lanjut usia


(I)Lanjut usia mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Kewajiban
peran dan fungsinya, lanjut usia juga berkewajiban untuk :
a. Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama di lingkungan
keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan
kesejahteraannya
b. Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu
pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang
dimilikinya kepada generasi penerus
c. Memberikan keteladanan dalam
segala aspek kehidupan kepada generasi penerus.
Proses menua

Suatu proses yang merubah seseorang dewasa sehat menjadi seseorang


rapuh, dengan penurunan hampir seluruh sistem fisiologis tubuh dan naiknya
kerentanan terhadap penyakit dan kematian
Perubahan komposisi tubuh
Komposisi
Air

Muda
61%

Tua
53%

Sel solid

19%

12%

Tulang&Mineral

6%

5%

Lemak

14%

30%

Klasifikasi problem Usia lanjut


Problem lanjut usia
Immobility

Problem lanjut usia


Insomnia

Instability

Immune deficiency

Incontinence

Impotence

Infection

Impecunity

Impairment

of

vision

hearing Irritable colon

& Isolation (Depression)


Insomnia

Isolation (Depression)

Immune deficiency

Inanition (Malnutrition)

Impotence

Iatrogenesis

Impecunity

Penyakit akibat lanjut usia


Muskuloskeletal
Nutrisi

Metabolik
Kardiovaskeler
Cerebrosvaskuler
Outoimun
Prinsip pengobatan pada Lanjut usia
Suportif
Fiosioterapi
Medikamentosa
Rehabilitasi
Obat-Obatan yang sering di pakai:
Jenis obat

Jenis obat
Anal Getik

Anal Getik

Anti inflamasi

Anti inflamasi

Anti depresi

Anti depresi

Anti Hipertensi

Anti Hipertensi

Anti Diabetik

Anti Diabetik

Deuretika

Deuretika

Digitalis

Digitalis

Antasid

Brokodilator

Anti biotik

Multivamin

Neurotropik

Suplemen

Karateristik pasien Lanjut Usia


Keluhan multi organ/sistem
Telah lama terjadi/kronik
Riwayat polifarmasi
Keluhan-keluhan yang bersifat iatrogenesis

Menyangkut psikologik dan sosial


Riwayat sensitif thd penyakit akut
D.Tipe Kepribadian lanjut usia
1. Tipe Kontrukstif ( konstruktif personality)
Pada

masa

lanjut

usia

model

kepribadian

ini

dapat

menerima

kenyataan,memasuki usia pensiun ia dapat menerima dengan sukarela dan


tidak menjadi masalah, karena itu post power sndrome tidak di alami. Pada
umumnya dengan kepribadian semacam ini sangat produktif dan selalu aktif,
walaupun akan banyak yang menawari pekerjaan sehingga mereka tetap
aktif bekerja di tempat lain. Itulah gambaran tipe kepribadian konstruktif yang
sangat ideal sampai lansia dan tetap eksis di hari tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri
Termasuk dalam kelompok kepribadian model ini sering mengalami post
power syndrome setelah mengalami masa pensiun. Kepribadian ini yang
selamat dari syndrome adalah mereka yang biasanya telah memiliki
pekerjaaan baru sebelum pensiun, misalnya wiraswasta atau praktik pribadi
sesuai dengan profesinya masing-masing dan umumnya bekerja di suatu
lembaga baru kecuali di serahi penuh sebagai pimpinan.
3. Tipe Kepribadian tergantung
Tipe kepribadian tergantung di tandai dengan prilaku yang pasif kegiatan
yang di lakukan cenderung diajak oleh temanya atau orang lain. Karena
pasif dan tergantung, teman yang mengaja, timbul pikiran-pikiran yang
optimistik, namun sukar melaksanaan karena kurang memiliki inisiatif dan
kreatifitas untuk menghadapi hal-hal yang di sekolah mereka biasanya
dikenal sebagai siswa yang pasif, tidak menonjol pergaulanya terbatas
sehingga hamper tidak di kenal di kawan kelas.
4. Tipe Kepribadian Bermusuhan

Tipe keperibadian bermusuhan adalah model kepribadian


cenderung

sewenang-wenan,

galak,

kejam,

agresif,

prilakunya

sombong

dan

sebagainya. Model kepribadian ini juga takut mernghadapi masa tua,


sehingga minum segala jenis jamu atau obat agar terlihat tetap awet muda,
mereka power, takut pensiun, dan paling takut

akan kematian. Biasanya

pada tipe ini terlihat menjadi rakus, tamak,emosional dan tidak puas.
5. Tipe Kepribadian kritik diri
Tipe kepribadian ini di tandai adanya sifat-sifat yang sering menyalahkan dirisendiri. Misalnya merasa bodoh, pendek, kurus terlalu tinggi dan sebagainya,
yang menggambarkan bahwa mereka tidak puas dengan keberadaanya.
Dalam kehidupan berkeluarga tidak berambisi , hubungan suami istri tidak
merasa karena selalu mengkritik dirinya

dengan kurangnya akrab

komunikasi dengan suami istri maka mudah salah pengertian dan mudah
tersinggung. kehidupanya dalam keluarga kurang membahagiakan dirinya.
Dalam menghadapi masa pensiun mereka akan

merasa berat karena

merasa lebih tidak berharga lagi dan tidak terpakai. Model ini sering terlihat
pada lansia yang suami dan istri menjadi tidak akur.
E. Masalah- Masalah Fisik yang terjadi pada Lanjut Usia:
1. Kulit Berubah menejadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis
2. Rambut berubah warna menjadi putih (beruban), kering tidak
mengkilat berkaitan dengan degeneratif kulit
3. Kerja

pompa

jantung

menurun,

berbagai

pembuluh

darah

jantung,otak mengalami kekakuan. Pada lapisan intim menjadi kasar


akibat penyakit degeneratif seperti Hipertensi, diabetes militus,
kadar

kolesterol

tinggi,

merokok

yang

dapat

menyebabkan

timbulnya penggumpalan darah dan trobus. Pada otak terjadi


gangguan yang menyebabkan terjadinya kepikunan( dimensia),
alzaimer, pada manula sering mengalami inkonentinensia.

4. Tulang

mengalami

proses

pengapuran,menipis

seiringnya

menurunya jumlah kalsium pada tulang


5. Pada kehidupan sex bagi wanita dan pria akan terjadi penurunan
produksi hormon. Wanita akan mengalami menopause dan pria
mengalami andropause
6. Perubahan fungsi penciuman dan cita rasa terhadap timbulnya
anorexia atau
Hilangnya nafsu makan, pada lansia sering terjadi disfagia dan
radang
saluran kerongkongan. Gerakan lambung dan pengosongan
lambung

menurun

7. Terjadi kemunduran sel-sel yang dapat mempengaruhi fungsi dan


kemampuan sistem tubuh termasuk syaraf, jantung.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua:

Nutrisi

Status kesehatan

Pengalaman hidup

Lingkungan

Stress.

G.Otitis media Akut


1. Pengertian
Otitis media akut aialah infeksi telinga tengah oleh bakteri / virus
2. Penyebab

Bakteri/Virus

Biasanya penyakit ini merupakan komplikasi dari infeksi saluran


pernafasan atas (commond cold)

10

Virus/bakteri dari tenggorokan bisa sampai ketelinga tengah melalui


tuba eustakius/kadang melalui aliran darah.

OMA biasanya juga terjadi karena adanya penyumbatan pada sinus


atau tuba eustakius akibat alergi/pembengkakan amandel.

3 Gejala

Sakit telinga yang berat dan menetap

Gangguan pendengaran yang bersifat sementara

Pada anak yang lebih muda bisa mengalami mual, muntah, diare,
demam sampai 40,5 derajat celcius.

Gendang telinga mengalami peradangan dan menonjol.

Jika gendang telinga robek, akan keluar cairan yang pada awalnya
mengandung darah terlalu berubah menjadi cairan jernih dan akhirnya
berupa nanah.

4. Komplikasi

Infeksi pada tulang dan sekitar telinga tengah (Mastoiditis/pertrositis)

Labirinitis(infeksi pada kanalis semi sirkuler)

Kelumpuhan padawajah

Tuli

Peradangan pada selaput otak meningitis

Abses otak

5. Tanda-tanda terjadinya komplikasi:

Sakit kepala

Tuli yang terjadi secara mendadak

Vertigo (perasaan berputar)

Demam menggigil

6. Diagnosa

11

Diagnosa ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga


dengan otoskop
Untuk menetukan organisme penyebabnya dilakukan pembiakan terhadap
nanah/cairan lainya dari telinga.
7. Pengobatanya
a. Infeksi di obati dengan antio biotik peroral(maelalui mulut)
b. Pilihan pertama: amoxcillin, pada penderita dewasa bisa
diberikan pensilin dosis tinggi
c. Obat flu yang mengandung phenilephine bisa membantu
membuka tuba eustakius dan jira terdapat alergi bisa diberikan
anti histamin.
d. Miringotomy dilakukan jira nyeri menetap/Herat, demam,muntah
atau diare atau jira gendang telinga menonjol.
e. Pada prosedur ini di buat lubang pada gendang telinga untuk
mengeluarkan cairan dari telinga tengah, pembuatan lubang ini
tidak akan mengganggu fungs pendengaran penderita dan
nantinya akan menutup kembali.
PENGKAJIAN KELUARGA
Hari / tanggal pengkajian :
Methode

: Wawancara, observasi pemeriksaan fisik

A. Pengkajian
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama

: Tn P

Umur

: 47 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: tukang kayu

Penghasilan

: Rata-rata Rp 500.000,00 per bulan

12

Pendidikan

: SD

Suku atau bangsa : Jawa / Indonesia


Alamat

: Tompeyan 45 Yogyakarta

2. Susunan anggota keluarga


No Nama

Umur

L/ P

Hubungan

Pendidika

dlm klg

Status
kesehata

Ny W

65 Tahun

Ibu KK

n
OMA

Ny P

45 tahun

Istri

Sehat

An R

17 Tahun

Anak

SMU

Sehat

An H

14 Tahun

Anak

SMP

Sehat

Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

13

: Meninggal
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Klien
: Perkawinan
: Keturunan
3. Tipe Keluarga
Tuan P termasuk keluarga besar ( Extended family ) Yaitu Keluarga
ditambah dengan sanak saudara nenek, kakek, cucu, keponakan,
paman atau bibi (Efendy, 1998).
4. Agama
Status Tn P menganut agama Islam
5. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Kebiasaan tidur keluarga Tn Ptidak teratur dan tergantung kepada
kemauan anggota keluarga.
b. Kebiasaan makan
Keluarga Tn P makan tiga kali dalam sehari dengan makanan
pokok nasi. Keadaan fisik anggota keluarga tidak ada yang terlalu
gemuk atau kurus dan berat badan anggota keluarga berada
umumnya sesuai dengan tinggi badan
c. Penggunaan waktu senggang
Penggunaan waktu senggang oleh Ny W digunakan untuk
membuat kerajinan kipas, sedangkan Tn P sibuk dengan
pekerjaannya sebagai tukang kayu, sedangkan anak-anaknya
sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Waktu berkumpul
bersama dengan keluarga dilakukan pada saat malam hari.
d. Situasi sosial budaya dan ekonomi

14

Penghasilan

Tn

kira-kira

Rp.500,000,00/

bulan,

dan

keseluruhannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,


termasuk untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, bila ada
sisa belanja ditabung untuk keperluan yang sifatnya mendadak.
Kebutuhan belanja keluarga semuanya diatur dan menjadi
tanggung jawab Tn P. Sedangkan penghasilan Ny W sebagai
pengrajin

kipas

yaitu

sebesar

Rp.150.000,00

perbulan,

dipergunakan untuk keperluan hidup Ny W sendiri.


7. Situasi lingkungan
a. Perumahan
Status kepemilikan rumah termasuk rumah sendiri, dengan ukuran
9

m,

bentuk

semi

permanen,

penerangan

dengan

menggunakan listrik, terdapat tiga kamar tidur, satu ruang tamu,


satu ruang keluarga, satu ruang makan sekaligus dapur. Dapur
tampak berantakan, ventilasi cukup, lantai menggunakan semen,
halaman rumah cukup luas, pekarangan yang kosong digunakan
sebagai tempat menjemur padi,

di belakang rumah digunakan

sebagai kandang ayam. Jarak antara kandang ayam 7 meter.


Denah Rumah
Keterangan :
1

1. Ruang tamu

2. K tidur
3

3. Ruang keluarga
4. Kandang ayam
5. Kamar mandi

6. Sumur
7. Dapur

b. Sumber air minum

15

Menggunakan sumur gali, keadaan air jernih, tidak berbau dan


tidak berasa dan keadaanya cukup baik.
c. Tempat pembuangan tinja
Keluarga Tn P, mempunyai WC sendiri, dan membuang tinja di WC
bersama keluarganya. Jarak antara septiktank 8 meter
e. Tempat pembuangan air limbah
Dibuang melalui selokan yang kemudian dialirkan ke-empang yang
letaknya tidak jauh dari rumah
f. Tempat pembuangan sampah
Sampah dibuang

di samping

rumah dan sampah tersebut

di

bakar.
g. Kandang ternak
Keluarga Tn P memelihara ayam di belakang rumahnya . jarak
antara rumah dengan kandang lebih

kurang 3 meter,

keadaannya kotor dan kurang terurus. Lingkungan rumah cukup


rawan terhadap masalah kesehatan karena berdekatan dengan
kandang ayam.
f. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit di bawa ke puskesmas, tetapi
berobat dengan mantri yang dekat dengan rumahnya.
8. Keadaan kesehatan keluarga
a. Imunisasi
Semua anak dari sejak lahir diberikan imunisasi
b. Keluarga berencana
Ibu pernah mengikuti keluarga berencana menggunakan KB suntik.
c. Riwayat persalinan
Semua persalinan ditolong oleh bidan desa, menurut pengakuan
Ny P tidak pernah mengalami kelainan sewaktu hamil dan bersalin.
d. Keadaan gizi keluarga

16

Pertumbuhan fisik anak-anak cukup, berat badan sesuai dengan


pertumbuhan anak lainnya. Secara sepintas anak-anaknya tampak
sehat, demikian pula bapak, ibu dan Ny W.
e. Penyakit yang diderita keluarga
Nyonya W menderita otitis media akut (OMA), dengan keluhan
sakit pada telinga sebelah kiri, terasa penuh dalam telinga, kadangkadang terasa berdengung. Sedangkan keadaan Tn P, Ny P, dan
anak-anaknya tampak sehat untuk saat ini tidak ada keluhan fisik
dan kesehatannya.
Pemeriksaan fisik Ny W
Tingkat kesadaran : komposmetis
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 40 kg
Tanda vital :
TD : 110 / 80 mmHg
Nadi : 78 X / menit
Pemriksaan fisik telinga :
Inspeksi : adanya otore
B. Analisa data
No Data
1
Ds :
-

Etiologi
Ny

mengatakan -

Ketidak

Masalah
tahuan Resiko

pendengarannya

keluarga

keparahan

terganggu

terhadap

penyakit.

Ny

mengatakan

penyakit

telinganya terasa penuh,

diderita.

berdengung

dan

yang

terasa

nyeri

17

Keluarga

tidak

mengatakan
tahu

tentang

penyakit

dan

perawatannya
2

DO : - Tampak keluar cairan dari


liang telinga (Otore)

Resiko
-

DS :

Ketidak

infeksi

mampuan

Ny W mengatakan

berulang

keluarga

telinganya terasa penuh,


berdengung

dan

terasa

nyeri
3

DO :
-

Telinga tampak kotor

Tampak keluar cairan dari


liang telinga (Pus).

resiko
-ketidaktahuan
keluarga

DS :

timbulnya

untuk penyakit

- Keluarga tidak tahu ciri-ciri merawat


rumah yang sehat

lingkungan rumah

DO :
- Dapur tidak rapi
- Jarak rumah dengan kandang
ayam 2 meter
- pembuangan air limbah di
selokan
- jendela rumah tidak terbuka
C. Prioritas masalah

18

Resiko keparahan penyakit


No Kriteria
1
Sifat masalah

Perhitungan
3/3 X 1

Skore
1

Pembenaran
Tidak atau kurang
sehat

Kemungkinan
masalah

2/2 X 2

dapat

dubah

Sumber

dan

tindakan

untuk

memecahkan
masalah

dapat

dilakukan
3

Potensi masalah 3/3 X 1

oleh

keluarga

untuk dicegah

Keparahan
penyakit

dapat

dicegah bila diobati


dan
4

Menonjolnya

2/2 X 1

perawatan

masalah

dilakukan
yang

adekuat
Keluarga
menyadari

dan

perlunya mengatasi
masalah tersebut
Total skore

Resiko infeksi berulang


No Kriteria
1
Sifat masalah

Perhitungan
3/3 X 1

Skore
1

Pembenaran
Tidak,
kurang

2/2 X 2

sehat

Kemungkinan
masalah
dubah

dapat

Sumber

dan

tindakan

untuk

memecahkan

19

masalah

dapat

dilakukan
3

Potensi masalah 3/3 X 1

oleh

keluarga

untuk dicegah
Keparahan
4

Menonjolnya

2/2 X 1

masalah

penyakit

dapat

dicegah

bila

diobati

dan

dilakukan
perawatan

yang

adekuat
Keluarga
menyadari

dan

perlunya
mengatasi
masalah tersebut
Total skore

Resiko timbulnya penyakit


No Kriteria
1
Sifat masalah

Perhitungan
2/3 X 1

Skore
2/3

Pembenaran
Ancaman
kesehatan

Kemungkinan
masalah
diubah

dapat

1/2 X 1

1/2
Adanya

kemauan

dari keluarga untuk


membersihkan
sampah-sampah
dengan

cara

20

ditanam

dan

dibakar,
pembersihan
kandang
3

Potensi masalah 3/3 X 1

untuk dicegah

ternak,membuka
jendela setiap hari
Terjadinya penyakit
dapat

Menonjolnya

0/2 X 1

masalah

dicegah

dengan kebersihan
lingkungan rumah
Lingkungan

tidak

bersih

tidak

dianggap

sebagai

suatu

masalah

kesehatan
Total skore

2 1/8

3. Prioritas masalah :
1. Resiko keparahan penyakit
2. Resiko infeksi berulang
3. Resiko timbulnya penyakit

21

SATUAN PEMBELAJARAN
Pokok bahasan

: Penyakit Kronis

Sub Pokok Bahasan : Asma Bronchiale

I.

Sasaran

: Keluarga yang menderita asma

Waktu

: 30 menit

Tujuan Instruksional Umum


Melalui kegiatan pembelajaran keluarga dapat mengetahui tentang
penyakit asma.

II. Tujuan Instruksional Khusus


1. Setelah disajikan Leaflet keluarga dapat mendefinisikan pengertian,
menguraikan faktor pencetus, mengetahui tindakan bila terjadi
serangan asma.
2. Setelah dilakukan ceramah keluarga dapat menyebutkan gejalagejala penyakit asma.
III.

Materi Pelajaran
a. Pengertian
Asma

merupakan

penyakit

inflamasi

(peradangan),

obstruksi

(penyempitan) saluran nafas yang kronis (menahun).


b. Faktor pencetus
1. Faktor intrinsik (dari dalam tubuh)
Misalnya :
-

Adanya infeksi saluran nafas (biasanya infeksi virus).

Psikis/emosional (situasi yang dapat menimbulkan stress


sehingga meyebabkan atau memperburuk serangan asma).

22

Kegiatan

jasmani

(kegiatan

jasmani

yang

berat

(lari,

bersepeda, bekerja berat sehingga terlalu lelah).


2. Faktor ekstrinsik (dari dalam tubuh)
Misalnya :
-

Allergen (allergi) terhadap debu, tungau, bulu binatang,


makanan.

Zat iritan seperti minyak wangi, asap rokok, cerutu, bau tajam
dari cat.

Cuaca seperti adanya perubahan suhu udara (udara dingin),


kelembaban dan angin.

c. Tindakan bila terjadi serangan


-

Lingkungan harus bersih dari debu.

Menghindari makanan, faktor lainnya yang menjadi faktor


pencetus asma.

Dianjurkan untuk menggunakan penutup muka/masker apabila


terpapar dengan debu, asap dan sebagainya.

Bekerja sesuai dengan kemampuan tubuh, hindari terlalu lelah.

Biasakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Olahraga (berenang, jogging, dll).

Senam pernafasan, relaksasi nafas dalam.

Gizi yang baik (sayuran, buah).

Membina suasana keluarga yang akrab, harmonis dan bahagia.

d. Gejala asma
1. Tanda awal
-

Batuk terutama pada malam hari.

Mengi menetap.

Mengi menetap dan semakin terdengar keras.

Perut turun naik saat bernafas.

Sesak nafas bertambah.

23

Lebih suka/nyaman posisi duduk.

Tidak suka mengatakan satu kalimat dalam satu tarikan nafas.

2. Tanda bahaya serangan


-

Mengi menguat.

Sesak nafas semakin berat.

Terlihat kelelahan dan sangat gelisah.

Kebiruan di mulut dan sekitarnya.

IV. Kegiatan Belajar Mengajar


NO

KEGIATAN PERAWAT

WAKTU

KEGIATAN KELUARGA

.
1.

Perawat, memberi salam

3 menit

Menjawab salam.

2.

memperkenalkan diri.
Menyampaikan tujuan

2 menit

Memperhatikan,

3.

pembelajaran.
Pre test untuk menggali hal

5 menit

mengikuti secara aktif.


Menanggapi
dan

yang telah diketahui


4.

keluarga.
Menjelaskan materi dengan

menjawab pertanyaan.
10 menit Memperhatikan,

menggunakan leaflet dan


5.

6.

melalui metode ceramah.


Memberi kesempatan

mengikuti secara aktif.


5 menit

Salah seorang anggota

bertanya dan membuat

keluarga

kesimpulan.

bertanya

Menutup pembelajaran,

5 menit

spontan
yang

kurang

dipahami.
Menjawab salam.

memberi salam penutup.

V.

Media dan Sumber Belajar


1. Media :

24

Leaflet
2. Sumber belajar
Komite, (2003), Buku Saku Asma Bagi Masyarakat, HDL Project ;
Yogyakarta.
VI.

Evaluasi
1. Prosedur : Essay.
2. Jenis

: Formatif

3. Bentuk

: Essay

4. Soal-soal
a. Apakah pengertian penyakit asma ?
b. Bagaimana tanda serangan asma ?
c. Bagaimana tindakan bila terjadi serangan asma ?
Yogyakarta, Juli 2006
Supervisor,

Praktikan,

Wisnu Sadhana S. Kep

25

26

Anda mungkin juga menyukai