Anda di halaman 1dari 3

Tuli Koklea dan tuli Retro koklea

Untuk membedakan Tulu koklea dan Retro koklea dibutuhkan pemeriksaan


auidometri khsus

Audiometri Khusus
Untuk mempelajari audiometri Khusus di perlukan pemahaman istilah recuiment
dan decay
1. Recuiment ialah suatu fenomena terjadi sensitifitas pendengaran yang
berlebihan di atas abang dengar keadaan ini khas untuk tuli koklea . Pada
kelainan koklea pasien dapat membedakan bunyi 1 db sedangkan pada orang
normal baru bisa membedakan ya pada 5 db
2. Decay: ( Kelelahan) merupakan adaptasi abnormal merupakan tanda khas pada
tuli retrokoklea, saraf pendegaran cepat lelah bila dirasang terus menerus. Bila
dibeli istirahat akan pulih kembali
Fenomena tersebut dapat dilacak dengan Pemeriksaan sebagai berikut
Tes SISI ( Short sensitivity Index )
Tes ABLB ( Alternate Binaural loudness)
Test kelelahan ( Tone Decay )
Audiometri tutur
Audiometri bekesay
Tes SISI ( Short increment sensitivity Index )
Tes ini khas untuk mengetahui adaya kelainan koklea dengan memakai fenomena
rekuitmen cara pemeriksaan: Menentukan abang dengar pasien terlebih dahulu
Misalnya 30db kemudian diberi 20 db diatas abang rangsang yaitu 50 db. Setelah
itu diberikan tambahan 5 db lalu diturunkan 4 db lalu 3 kemudian 2 dan 1 db
bila pasien dapat membedakan maka TEST dinyatakan +
Tes ABLB ( Alternate Binaural loudness)
Pada Test ABLB diberikan intesitas bunyi tertentu pada ferkwensi yg sama pada
kedua telinga, sampai kedua telingah mencapai presepsi yang sama ,Yang disebut
balans negative. Bila balans tercapai terdapat recuitmen positif
Test Kelelahan ( Tone Decay)
Terjadi kelelahan saraf oleh karena perasangan terus menerus . Jadi kalau telinga
yang diperiksa dirangsang terus menerus terjadi kelelahan .Tanda pasien tidak
dapat mendengar dengan telinga yang diperiksa
Ada 2 cara

1. TTD = Treshold tone decay


2. STAT= Supra threshold Adaptasi tes

TTD
Cara Gerhart memberikan Persangan secara terus menerus dengan intensitas
sesuai dengan ambang dengar . Misalnya 40 db bila setelah 60 detik masih tetap
mendengar maka test dinyatakan negative , jika sebaliknya terjadi kelelelahan atau
tidak mendegar maka test dinyatakan +
Kemudian intesitas bunyi ditambah 5 db jadi 45 db maka pasien dapat mendengar
lagi,rangsangan dilakukan dengan 45 db selama 60 detik dan seterusnya
Penambahan
0-5 = Normal
10-15 = Ringan
20-25 = Sedang
>30 = Berat
STAT

Cara pemeriksaan ini dimulai oleh Jegger


Prinsipnya pemeriksaan pada 3 Frekwensi( 500 hz 1000 hz dan 2000 hz)
pada 110 db SPL = 100 db Sl
Artinya Nada Murni pada frekwensi ( 500 hz 1000 hz dan 2000 hz) pada 110
db SPL diberikan secara terus menerus selama 60 detik , terjadi kelelahan
maka tes dinyatakan +

Audiometri tutur
Pada tes ini dipakai satu suku kata dan 2 suku kata,
Kata kata ini disusun dalam daftar Phonetically balance Word LBT ( PB,UST)
Pasien disuruh mengulanngi kata kata yang di dengar melalui kaset tape
recorder
Pada tuli saraf koklea , Pasien sulit membedakan bunyi S,R,H,C,H,CH
Sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi
Dinilai dengan menggunakan speech discrimination score
90 100 % berari Pendengaran Normal
75 90 % Tuli Ringan

60 75 % Tuli sedang
50 - 60 % Kesukaran dalam mengikuti pembicaraan
< 50 %

Tuli Berat

Audiometri Bekessy
Prinsipnya mengunakan Nada yang terputus dan Continyu
Bila ada suara masuk maka pasien menekan tombol
Ditemukan grafik seperti gigi gergaji
Garis yang Menaik adalah priode suara yang dapat didengar
Garis yang turun ialah suara yang tidak di dengar
Pada telinga normal amplitude 10 db sedangkan pada Recuitmen amplitude lebih
kecil

Normal Nada Terputus dan terus menerus Berimpit


Tuli Saraf Koklea Nada terputus dan terus menerus berimpit hanya sampai
frekwensi 1000 hz dan grafi kotinue makin kecil
Tuli f Retro koklea Nada Terputus dan terus menerus berpisah

Anda mungkin juga menyukai