Anda di halaman 1dari 18

BAB I

TINJAUAN UMUM PROYEK


1.1 Informasi Proyek
Informasi umum mengenai tempat Praktik Industri pada proyek pembangunan
gedung bertingkat tinggi, untuk detail informasi dan spesifikasinya adalah
sebagai berikut:
Lokasi Proyek
Pemilik Proyek
Kegiatan
Fungsi Bangunan
Jumlah Lantai

: Jl. Raya Astek, Serpong


: PT. Kalmar Land
: Pembangunan Apartement Easton Park
: Apartement
: tower 1 19 lantai (3 basement + 16 lantai utama)
tower 2 21 lantai (3 basement + 18 lantai utama)
tower 3 19 lantai (1 LG + 18 lantai utama)
gedung ruko (3 lantai)

Spesifikasi Bangunan : Total Luas Lantai 39.931,15 m2


- Basement (Luas 9.800,42 m2)
Tower 1 : 3 Basement
Tower 2 : 3 Basement
- Upper Struktur :
Tower 1 : 16 lantai (Luas 6.913,53 m2)
Tower 2 : 18 lantai (Luas 10.589,94 m2)
Tower 3 : 18 lantai + Roof Top + Atap (Luas

11.324,03 m2)
- Ruko 3 lantai dan Pos Jaga (Luas 1.303,24 m2)
Kontraktor Pelaksana : PT. Adhi Persada Gedung (Persero) Tbk.
Perencana Arsitektur : PT. Sinar Surya Abadi
Perencana Struktur : PT. Sinar Surya Abadi
Perencana MEP
: PT. Sinar Surya Abadi
Kontraktor Manajemen : Project Management Easton Park
Waktu Pelaksanaan : 19 bulan (Juli 2014 Desember 2015)
Nilai Kontrak
: 160 milyar
1.2 Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Apartement Easton Park Serpong
terletak satu jalur dengan Skyview Apartement dan Greenview Serpong
Apartement yang berada di Raya Astek, Serpong (lihat Gambar 1). Secara
geografis, gedung ini berbatasan dengan:
1. Sisi Timur Laut
: Pemukiman penduduk
2. Sisi Barat Laut
: Pemukiman penduduk
3. Sisi Utara
: Pemukiman penduduk

4. Sisi Selatan

: Jl. Lengkong Gudang timur, menuju arah BSD dan


menuju arah ke Bintaro

1.3 Struktur Organisasi dan Tata Laksana Proyek


Organisasi proyek adalah sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa
individu yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan kerja yang ingin
dicapai bersama. Dalam melaksanakan suatu proyek diperlukan adanya orangorang yang memiliki kemampuan tertentu dalam menangani bidang-bidang
tertentu

dalam

setiap

pekerjaannya.

Oleh

karena

itu

diperlukan

pengorganisasian agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, terselesaikan


tepat waktu dan apabila ada permasalahan dapat diselesaikan bersama, agar
proyek tersebut selesai sesuai deadline waktu yang sudah ditentukan atau
menjadi target dari awal proyek. Berikut adalah struktur organisasi dan tata
laksana proyek Easton Park Apartement secara lengkap, yaitu:
Pemilik Proyek /
Owner

Konsultan
Perencana

Konsultan Pengawas /
Direksi

Kontraktor
Pelaksana

1.2.1

Kontraktor
Pelaksana

Pemilik Proyek / Owner


Pemilik proyek (owner) adalah orang atau badan yang memberikan

pekerjaan bangunan dan menyediakan dana untuk merealisasikan proyek


tersebut. Pemilik proyek akan mempercayakan kepada pihak lain yaitu
perencana, pengawas dan kontraktor untuk membantu dalam merancang
bangunan yang akan dibangun.

Adapun tugas dan wewenang secara umum dari pemberi tugas (owner)
antara lain sebagai berikut:
1. Mengusahakan dan menyediakan dana bagi pelaksana proyek
2. Mengadakan pelelangan pekerjaan atau penunjukan secara langsung
3. Memilih dan menentukan pihak perencana yang akan bekerja sama
4. Memilih dan menentukan pihak kontraktor yang akan mengerjakan
5. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh
konsultan supervise maupun perencana
6. Menetapkan pekerjaan tambahan pada

proyek

yang

sedang

dilaksanakan atas saran konsultan supervise maupun perencana


7. Menetapkan denda kepada kontraktor jika terjadi keterlambatan dalam
menyelesaikan pekerjaan
1.2.2

Konsultan Perencana
Konsultas perencana adalah pihak yang dipercaya oleh pemilik

proyek untuk membantu mewujudkan idenya dalam suatu perencanaan


arsitek, struktur, mekanikal elektrikal, dan biaya dalam suatu proyek
pembangunan.
Berikut tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari konsultan perencana
adalah:
1. Membuat perencanaan lengkap, meliputi gambar bestek, rencana kerja
dan syarat (RKS), hitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya,
2. Bertanggung jawab penuh atas seluruh desain dan rancangan teknis
yang dibuatnya,
3. Memberikan usulan atau saran mengenai hal-hal yang bersifat teknis
kepada pemberi tugas,
4. Secara berkala meninjau lapangan utuk melihat kemajuan pekerjaan
yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana agar tidak menyimpang dari
dokumen kontrak,
5. Ikut serta mempertimbangkan usul-usul pemberi tugas atau kontraktor
mengenai struktur, arsitektur, maupun estetika jika terdapat keraguan
atas ketentuan dokumen kontrak,
6. Membuat gambar revisi jika ada perubahan,
7. Berkewajiban menerima imbalan jasa sesuai dengan perjanjian yang
telah dibuat sebelumnya.
1.2.3

Konsultan Pengawas/Direksi

Konsultan pengawas adalah suatu badan atau perorangan yang


ditunjuk khusus untuk mewakili pemberi tugas dalam mengawasi jalannya
pelaksanaan pekerjaan supaya hasil pekerjaan yang dihasilkan sesuai
dengan isi dokumen kontrak yang telah disepakati.
Tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah:
1. Membimbing dan mengadakan pengawasan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
2. Mengatur, meneliti dan menerima pembayaran angsuran biaya
pelaksanaan pekerjaan.
3. Membuat gambar-gambar tambahan atau revisi jika perlu dan
memeriksa dan memperbaiki gambar-gambar kerja yang dibuat
kontraktor.
4. Menyusun laporan pekerjaan untuk disampaikan kepada pemberi tugas
yang berupa laporan harian, mingguan dan bulanan.
5. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan tambah
kurang.
6. Mengawasi dan menguji kualitas atau mutu material yang akan
digunakan dalam proyek.
7. Menolak pelaksanaan pekerjaan apabila bahan yang dipakai dan cara
pelaksanaan pekerjaan tidak memenuhi syarat.
8. Menyusun berita acara rapat yang telah dikoordinasikan pada saat rapat
koordinasi antar unsur pengelola proyek.
9. Memberikan saran-saran yang menyangkut masalah yang timbul dalam
pelaksanaan dan memonitor waktu pelaksanaan agar sesuai dengan
yang telah direncanakan.
1.2.4

Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah orang atau badan yang menerima dan

menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia


dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambargambar rencana yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, pihak
pelaksana atau kontraktor dapat menunjuk sub kontraktor untuk
membantunya dalam melaksanakan pekerjaan dengan sepengetahuan
pemberi tugas (owner) dan unsur pengelola proyek lainya.
Tugas, kewajiban dan wewenang tim pelaksana adalah:
1.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak yang
telah disepakati

2.

Mematuhi segala petunjuk yang diberikan oleh pemilik, konsultan,

3.

supervisi
Menyerahkan gambar gambar kerja dan metode kerja sebelum

pekerjaan dimulai
4.
Mengadakan perubahan perubahan yang diperlukan apabila
5.
6.
7.
8.

dikehendaki oleh pemilik proyek


Melaporkan rencana kerja dan hasil kegiatan serta sumber dana
Bertanggung jawab atas kebenaran dan kesempurnaan proyek
Membuat laporan harian,mingguan,dan bulanan
Membayar ganti rugi akibat kecelakaan kerja,kecuali disebabkan
oleh kelalaian pemilik proyek atau di luar jam kerja

KP P

n r r
t
ao o
kj
je
o e c
r
cP
t t
e
MP a
l k
aa aa ss
aa
n n
a
n a
i
gn
eg
r

t
l

1.2.4.1 Kepala Proyek / Project Manager (PM)


Tugas dan tanggung jawab seorang PM yaitu sebagai berikut:
a.

Bertanggung jawab terhadap masalah di lapangan, tugas, dan


wewenang yang diterapkannya.

b.

Mewakili perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang


berkaitan dengan pihak luar (Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, dan Pemilik Proyek).

c.

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan


pekerjaan proyek pihak yang berwenang/pemerintah, dan melakukan
pengawasan mutu dan keselamatan kerja.

1.2.4.2 Deputy Project Manager (DPM)


Tugas dan tanggung jawab seorang DPM yaitu sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada PM.
b. Mengambil keputusan yang berkenaan dengan proyek atas persetujuan
PM.
c. Membantu PM dalam mengkoordinir pelaksanaan proyek dari awal
sampai selesai.
1.2.4.3 Quality Control (QC)
Tugas dan tanggung jawab seorang QC yaitu sebagai berikut:
a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.
b. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut
sesuai dengan dokumen kontrak.
c. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
1.2.4.4 K3L
Tugas dan tanggung jawab seorang K3L yaitu sebagai berikut:
a. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
b. Tindakan Penangan, Perbaikan dan Pencegahan yang berkaitan
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Rekruitmen tenaga kerja
d. Pelatihan (Training)
e. Alat pelindung diri
Helm Proyek (Safety Helmet)
Sepatu Kerja (Safety Shoes)
Pelindung Mata (Safety Glass)
Pelindung Telinga (Ear Plug/Ear Muff)
Kacamata Las dengan Pelindung Muka (Face Shield)
Pelindung Tangan
Body Harness
Masker
Rompi Traffic
1.2.4.5 Project Engineering Manager (PEM)
Tugas dan tanggung jawab seorang PEM yaitu sebagai berikut:
a.
Peninjauan terhadap rencana mutu proyek, rencana waktu
penyelesaian dan rencana pengendalian aspek K-3 dan lingkungan.
b.
Terlaksananya perencanaan dan pengendalian proyek sesuai
dokumen kontrak.

c.

Penyusunan laporan kinerja proyek berikut evaluasi dan tindak


lanjut penyempurnaan pengendalian proyek

1.2.4.6 Project Production Manager (PPM)


Tugas dan tanggung jawab seorang PPM yaitu sebagai berikut:
a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak.
c. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi
dan efektifitas yang tinggi.
d. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan
pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.
1.2.4.7 Project Financial Manager (PFM)
Tugas dan tanggung jab seorang PFM yaitu sebagai berikut:
a. Pelaksanaan dan pengendalian keuangan proyek sesuai rencana.
b. Pengendalian infrastruktur proyek untuk memenuhi kesesuaian
persyaratan proses dan produk.
c. Melakukan administrasi kepegawaian secara teratur dan periodik.
1.2.4.8 Procurement
Tugas dan tanggung jawab seorang PP yaitu sebagai berikut:
1.2.4.9 Quality Surveyor (QS)
Tugas dan tanggung jawab seorang QS yaitu sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada PEM
b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
d. Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal
yang menyangkut masalah pengendalian kuantitas.
1.2.4.10 Project Planning
Tugas dan tanggung jawab seorang Project Planning yaitu sebagai
1.
2.
3.
4.
5.

berikut:
Mendefinisikan ruang lingkup.
Membuat rincian jadwal pelaksanaan proyek.
Menentukan alokasi dana yang dibutuhkan proyek.
Menetapkan prosedur dan mekanisme pengontrolan proyek.
Menentukan kualifikasi, pran dan tanggungjawab, serta jumlah personil
yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek.

6. Mengidentifikasi resiko-resiko proyek dan menentukan tindakan


penanggulangannya.
7. Membuat perencanaan komunikasi selama proyek.
1.2.4.11

Project Control
Tugas dan tanggung jawab seorang Project Control yaitu sebagai berikut:

1.2.4.12 Logistic
Tugas dan tanggung jawab seorang Logistic yaitu sebagai berikut:
a. Menyimpan dalam gudang dan membukukan bahan bangunan yang
datang.
b. Menjaga atau memelihara keawetan bahan yang ada dalam gudang.
c. Bertanggung jawab keluar masuknya vahan bangunan yang diminta
oleh bos borong setelah diketahui oleh pelaksana lapangan.
d. Menghitung dengan benar barang yang keluar dan masuk.
e. Bertanggung jawab kepada logistik
1.2.4.13 Drafter
Tugas dan tanggung jawab seorang Drafter yaitu sebagai berikut:
(1) Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan dikoordinasi
oleh pelaksana
(2) Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang
dibutuhkan untuk kegiatan pelaksanaan dilapangan
(3) Menghitung volumen berdasarkan data lapangan dan melaporkan pada
administrasi teknik.
(4) Menjaga peralatan gambar yang digunakan dalam kondisi bagus.
1.2.4.14 Pelaksana
Tugas dan tanggung jawab seorang Pelaksana yaitu sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan yang menjadi
kewajibannya.
b. Mempelajari gambar dan spesifikasi proyek.
c. Melakukan persiapan lapangan, termasuk pengukuran.
d. Membuat laporan realisasi quantity pekerjaan yang telah
e.
f.
g.
h.

dilaksanakan.
Memberikan perintah kepada pembantu pelaksana / mandor.
Dapat membuat opname borongan.
Membuat rekapitulasi kebutuhan material di proyek
Pelaksana juga berkewajiban memberikan usulan kepada pemilik
apabila menjumpai beberapa kesulitan dalam pelaksanaan.

1.2.4.15 Surveyor
Tugas dan tanggung jawab seorang Surveyor yaitu sebagai berikut:

a. Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyek.


b. Bertanggung jawab atas data-data pengukuran di lapangan.
c. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
1.2.4.16 Peralatan / Mekanik
Tugas dan tanggung jawab Peralatan / Mekanik yaitu sebagai berikut:
a. Memperbaiki kerusakan alat-alat perusahaan
b. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan peralatan sehingga dalam
keadaan siap pakai
c. Berkoordinasi dengan PM bila terjadi permasalahan di lapangan.
1.2.4.17 Keuangan
Tugas dan tanggung jawab bagian Keuangan yaitu sebagai berikut:
a. Bertugas yang mencangkup admin, logistic, dan lainnya yang
mendukung pelaksanaan administasi berjalan lancar.
b. Menjaga dan mengupdate informasi administasi mulai dari office
supply, stationaries.
c. Mempersiapkan arrangement meeting detail, absensi staff, serta
melakukan hal-hal seperti surat menyurat dengan staf lainya.
1.2.4.18 Akutansi dan Pajak
Tugas dan tanggung jawab bagian Akutansi dan pajak yaitu sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran yang terjadi.
b. Melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.
1.2.5 Hubungan Kerja Pihak-Pihak Terkait
1.2.5.1 Hubungan Kerjasama Pengelola dalam Proyek
Tiap unsur-unsur dalam proyek mempunyai hubungan yang saling terkait
antara satu pengelola dengan pengelola lainnya.
1. Antara Pemilik Proyek ( owner ) dengan Konsultan Pengawas
Owner memberikan imbalan jasa atau biaya pengawasan kepada
konsultan pengawas.
2. Antara Pemilik Proyek ( owner ) dengan Konsultan Perencana
Konsultan perencana memberikan jasa atau karya perencanaannya
kepada owner, dan owner memberikan imbalan jasa atau biaya
perencanaan kepada konsultan perencana.
3. Antara Pemilik Proyek (Owner) dengan Kontraktor
Owner memberikan biaya pelaksanaan sampai proyek pembangunan
selesai dan kontraktor menyerahkan hasil pelaksanaan serta melakukan
perawatan pembangunan.

4. Antara Konsultan Perencana dengan Konsultan Pengawas


Konsultan perencana dan konsultan pengawas saling berkoordinasi
mengenai perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
5. Antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas mengontrol pelaksanaan pekerjaan

yang

dilakukan oleh kontraktor agar sesuai dengan persyaratan dan


ketentuan yang telah disepakati.
1.2.5.2 Hubungan Kerja Sama dengan Instansi Lain
PT. Adhi Persada Gedung (Persero) Tbk selaku kontraktor
pelaksana mengadakan kerja sama dalam bagian K3L jika terjadi
kecelakaan yang cukup serius. Rumah sakit yang bekerjasama dalam
penanganannya adalah RS Islam Asshobirin. Selain itu untuk pasokan
material juga bekerja sama dengan beberapa instansi antara lain: PT. Karya
Terang Sejahtera, PT. Beton Konstruksi Wijaksana, PT. Emil Railing, PT.
SSA, PT. Seijin dan masih banyak lagi yang lainnya. Sedangkan untuk
pekerjaan pengecoran beton readymix menggunakan produk dari PT.
Adhimix Precast dan PT. Motive Mulia.
1.4 Administrasi Proyek
1.4.1 Laporan Bulanan
Laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor yaitu oleh site manager
dimaksudkan agar penggunaan dana dan prestasi kerja selama satu bulan dapat
dikontrol oleh pemilik proyek sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati
dalam tender proyek. Kemajuan proyek selama satu bulan juga dapat diketahui
dengan adanya laporan bulanan ini.Laporan bulanan ini merupakan akumulasi
dari laporan mingguan yang telah dilengkapi dengan dokumentasi foto sebagai
tolak ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek dan evaluasi kemajuan proyek
terhadap rencana awal. Laporan bulanan ini biasanya berisikan aspek sebagai
berikut :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Data umum proyek


Master Schedule
Monthly Progress Report
Permasalahan yang terjadi beserta penyelesaiannya
Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap
Foto dokumentasi kemajuan proyek

1.4.2 Laporan Mingguan

Laporan mingguan ini dibuat berdasarkan laporan harian yang telah dibuat
sebelumnya.Laporan mingguan berisikan tentang uraian pekerjaan hari-hari
sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan selama satu
minggu.Laporan ini dibuat oleh site manager.
Sama halnya seperti laporan harian, pembuatan laporan mingguan juga
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan proyek, hanya saja dalam laporan
mingguan ini mencakup waktu setiap minggu dan permasalahannya yang lebih
kompleks. Prosentase kemajuan dan keterlambatan proyek juga dapat diketahui
melalui laporan mingguan ini dengan cara membandingkan dengan kurva S.
Berikut adalah gambaran yang biasanya ada di laporan mingguan, yaitu :
(1) Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang
berlalu, jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan
material yang digunakan berserta volumenya.
(2) Besar biaya proyek yang sudah dikeluarkan selama satu minggu dan
perencanaan biaya yang akan dikeluarkan pada minggu berikutnya.
(3) Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan
(4) Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan
(5) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan
peralatan serta cara mengatasinya.
(6) Catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan
kurang dalam pelaksanaan selama satu minggu
(7) Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk
minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas.
1.4.3 Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana
proyek dalam melakukan tugasnya dan bertanggung jawab terhadap apa yang
dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai
dengan rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi
pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan
proyek.Selain itu dengan adanya laporan ini, maka segala kegiatan proyek yang
dilakukan setiap harinya dapat dipantau. Laporan harian umumnya berisikan :
(1) Waktu dan jam kerja
(2) Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun belum
(3) Keadaan cuacadan semua hal yang terjadi di lapangan
(4) Bahan-bahan yang masuk ke lapangan
(5) Peralatan yang tersedia di lapangan
(6) Jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan

1.4.4 Time Schedule


Time Schedule adalah suatu bentuk rencana kerja yang berupa tabel, berisi
jenis-jenis pekerjaan disertai waktu dimulainya sampai dengan berakhirnya setiap
jenis pekerjaan tersebut. Namun demikian, pada umumnya time schedule tidak
memperhatikan masalah biaya dan kurang jelas menunjukkan ketergantungan
antara jenis pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.Tujuan digunakannya time
schedule ini antara lain:
(1) Dapat diketahui kapan pekerjaan akan dimulai dan kapan akan
berakhirnya.
(2) Untuk mengetahui jika terjadi keterlambatan atau kemajuan dari
rencana kerja.
(3) Untuk pengajuan termin berdasarkan prosentase hasil pekerjaan atau
progress
(4) Untuk mengontrol waktu pelaksanaan pekerjaan.
(5) Untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.
(6) Untuk mengetahui jumlah bahan/material, alat, serta pekerja yang
dibutuhkan.
1.4.5 Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja
1.4.5.1 Bahan Konstruksi
Bahan bangunan adalah komponen yang sangat penting dalam
pelaksanaan pembangunan suatu proyek. Bahan bangunan sebagai
penyusun harus mendapat perhatian khusus, terutama untuk proyek-proyek
yang berskala besar dimana standar mutu bahan yang tersedia harus
memenuhi standar yang disyaratkan. Bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus dikelola dan diatur penggunaannya dengan baik dan
disimpan disuatu tempat yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
sehingga tidak terjadi kerusakan/kehilangan. Pengaturan, pengelolaan dan
penyimpanan bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan pelaksanaan
ini menjadi bagian tanggung jawab logistic dan gudang.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, material harus mendapatkan
perhatian khusus, terutama dalam hal pengawasan yang baik terhadap
mutu dan standar material. Hal ini berkaitan langsung terhadap mutu dan
kualitas kontruksi. Penempatan material yang hendak digunakan baik
ditempat terbuka maupun didalam ruangan harus disesuaikan sebaikbaiknya dengan sifat material tersebut. Kelancaran dan kemudahan

penyediaan bahan bangunan berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan


pekerjaan. Bahan bangunan perlu diperhatikan dalam penanganan dan
penyimpanan, antara lain :
a. Pemilihan kualitas bahan bangunan harus baik sehingga akan
menghasilkan kontruksi yang kuat.
b. Penyimpanan bahan bangunan haruslah baik dan benar agar tidak
mengurangi kualitas bahan bangunan dan selalu dalam kondisi yang
baik.
c. Pemakaian bahan bangunan harus sesuai dengan kebutuhan proyek dan
penggunaan bahan diprioritaskan pada bahan yang dating lebih dulu,
agar bahan yang disimpan selalu terbarui.
d. Jumlah bahan bangunan yang disediakan disesuaikan dengan
pekerjaan yang ada.
e. Biaya untuk pembelian bahan bangunan diusahakan seminimal
mungkin tanpa mengurangi kualitas bahan bangunan.
Berikut bahan konstruksi yang digunakan pada proyek pembangunan
Easton Park Apertement Serpong dalam pekerjaan kolom, antara lain:

Air
Persyaratan teknis air yang dipergunakan dalam proyek ini adalah air
yang bersih tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,
bahan organis, atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum. Apabila terdapat
keraguan mengenai kualitas air, harus dilakukan test laboratorium
untuk mendapatkan kepastian tentang kelayakan air.

Beton Readymix
Seluruh pekerjaan struktural dalam proyek pembangunan Easton Park
Apartement ini menggunakan beton readymix yang bekerja sama
dengan PT. Adhimix Precast dan PT. Motive Mulia. Pada proyek ini
menggunakan beton dengan mutu K300, K350 dan K400. (lihat

Gambar 2)
Besi Tulangan
Kondisi fisik besi tulangan harus baru, berwarna abu-abu dan tidak
berkarat. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi tulangan
yang diminta, maka disamping adanya sertifikat untuk setiap jenis

diameter dari pabrik, juga harus dimintakan sertifikat contoh dari


laboratorium pada saat pendatangan secara periodik minimal dua
percobaan tarik (stress train) untuk setiap 10 ton besi tulangan. Pada
kolom digunakan besi tulangan dengan D22 dan D19. (lihat Gambar
3)

Kawat Bendrat
Kawat bendrat digunakan untuk mengikat besi tulangan satu dengan
lainnya agar bentuk rangka tulangan tidak berubah. Kawat bendrat
terbuat dari baja dengan diameter yang relatif kecil. Diameter kawat
bendrat yang digunakan dalam proyek ini adalah kawat bendrat dengan

diameter 1 mm. (lihat Gambar 4)


Lem Beton (Calbond)
Multiplek
Multiplek pada pekerjaan kolom menggunakan plywood digunakan
untuk pembuatan bekisting karena akan menghasilkan permukaan
beton yang halus dan rata. Plywood yang digunakan adalah kayu lapis
dengan permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan
antara 18 mm. Papan plywood yang digunakan di proyek ini
didatangkan dari PT. Beton Konstruksi Wijaksana selaku sub

kontraktor bagian bekisting. (lihat Gambar 5)


Oli
Oli digunakan untuk melapisi bekisting sebelum pengecoran dilakukan
baik kolom, balok ataupun pelat lantai supaya pada waktu
pengangkatan kolom, balok, ataupun pelat lantai tidak menempel di
tempat pengecoran. (lihat Gambar 6)

1.4.5.2 Peralatan
Perlatan yang digunakan
Berikut peralatan yang digunakan pada proyek pembangunan Easton Park
Apertement Serpong dalam pekerjaan kolom, antara lain:

Tower Crane
Tower crane berfungsi sebagai alat angkat alat dan bahan material
seperti mesin-mesin konstruksi, beton, besi, bekisting dan lain
sebagainya. Karena besar dan fungsinya inilah tower crane merupakan
alat berat dalam pekerjaan konstruksi. (lihat Gambar 7)

Back Hoe
Back Hoe adalah suatu alat berat yang diperuntukkan memindahkan
suatu material, sehingga dapat meringankan pekerjaan yang berat
apabila

dilakukan

dengan tenaga manusia. Dan juga untuk

mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu.


Pada hal ini back hoe digunakan untuk menggali parit, lubang,
pondasi,

penghancuran

gedung,

perataan

permukaan

tanah,

mengangkat dan memindahkan material. (lihat Gambar 8)


Truck Mixer
Truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan
concrete mixer yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton
ready mix, sama dengan alat molen. Truck mixer digunakan untuk
mengangkut adukan beton ready mix dari tempat pencampuran beton
ke lokasi proyek. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan
kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan beton

tidak mengeras. (lihat Gambar 9)


Bekisting
Bekisting merupakan cetakan beton lengkap dengan konstruksi
pendukung yang memungkinkan pengecoran beton sampai mengeras.
Bekisting harus menggunakan bahan yang kuat, tidak berlubang,
bersih, dan permukaannya rata. Bekisting untuk pekerjaan kolom
menggunakan sistem bekisting PERI Girder GT24 dari PT. Beton
Konstruksi Wijaksana. Bekisting dirakit dari pabrik dan sudah menjadi

kerangka saat masuk di wilayah proyek. (lihat Gambar 10)


Concrete Vibrator
Alat ini digunakan untuk proses pemadatan beton pada saat
pengecoran. Concrete Vibrator ini digunakan selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
acuan maupun posisi besi tulangan. (lihat Gambar 11)
Pada prinsipnya alat penggetar ini terdiri dari:
1.
sumber tenaga (mesin diesel),
2.

batang penggetar,

3.

jarum penggetar.

Batang penggetar (tongkat besi) dengan jarum penggetar di ujungnya


yang dihubungkan dengan motor kompresor sehingga dapat berputar

menggetarkan adukan beton. Batang penggetar ini bisa digerakkan


melengkung sesuai dengan arah yang dikehendaki.
Dalam penggunaan alat penggetar ini perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1) jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira
vertikal, tetapi dalam keadaan khusus diperbolehkan miring 45,
2) selama penggetaran, jarum tidak boleh Horizontal karena dapat
menyebabkan pemisahan bahan,
3) selama penggetaran harus dijaga agar jarum tidak mengenai
cetakan atau bagian beton yang mulai mengeras,
4) lapisan adukan beton tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum
penggetar atau tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm, sebab pada
pemadatan konstruksi yang tebal yang tidak dilakukan lapis demi
lapis, hasil pemadatannya tidak akan sempurna,
5) jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila sudah mulai
nampak di sekitar jarum atau sekitar 10-15 detik untuk satu posisi
(air semen mulai memisah dari agregat),
6) ujung jarum vibrator diusahakan tidak mengenai tulangan pada
saat pemadatan beton berlangsung.

Air Compressor
adalah alat mekanik penghasil atau penghembus angin bertekanan
tinggi. Alat ini paling sering dan banyak kita jumpai pada beberapa
tempat tambal ban pinggir jalan maupun bengkel-bengkel, sebenarnya
tidak hanya itu saja tetapi ada beberapa jenis-jenis air compressor itu

sendiri. (lihat Gambar 12)


Alat Pemotong (Bar Cutter)
Alat yang digunakan untuk memotong tulangan, alat pemotong
tulangan yang digunakan adalah alat pemotong tulangan otomatis
untuk memotong tulangan berdiameter besar. Merk Bar Cutter yang
digunakan adalah BoschtipeGCO 2000 dengan spesifikasi memiliki
daya 2000 watt, diameter batu gerinda 355 mm, kecepatan tanpa beban

3500 rpm dan berat 17 kg. (lihat Gambar 13)


Alat Pembengkok (Bar Bender)
Bar Bender (pembengkok tulangan) adalah alat untuk membentuk besi
tulangan sesuai dengan bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini

digunakan pembengkok manual. Semua tulangan harus dibengkokkan


dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan lain oleh Pengawas
Lapangan. Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton
tidak boleh dibengkokkan di lapangan, kecuali seperti yang ditentukan
pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas lapangan.
Biasanya alat ini digunakan untuk pembuatan tulangan sengkang pada
pekerjaan struktur. Besi tulangan dapat dibengkokan 45 ataupun 90

sesuai dengan kebutuhan. (lihat Gambar 14)


Theodolit/Waterpass
Alat ini digunakan untuk pekerjaan pengukuran, diantaranya untuk
menentukan verticality pekerjaan kolom. Theodolith yang digunakan
adalah theodolith tipe Topcon DT-200 series (digital theodolith)

dengan kapasitas 300 m. (lihat Gambar 15)


Rambu Ukur
Rambu ukur merupakan skala pembacaan yang terbuat dari
alumunium, dengan panjang 3m dan 4m digunakan untuk mengukur

berapa ketinggian elevasi galian atau timbunan. (lihat Gambar 16)


Abrams
Abrams adalah kerucut terpenggal (kerucut yang bagian runcingnya
hilang) sebagai cetakan slump. Diameter bawah 30 cm, diameter atas
10 cm, tinggi 30 cm. Alat ini berfungsi untuk proses uji slump sebelum
pengecoran berlangsung. (lihat Gambar 17)

Meteran
Meteran ini berfungsi untuk mengukur kayu sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Dan juga berfungsi sebagai alat bantu untuk pekerjan
pembesian. (lihat Gambar 18)

Anda mungkin juga menyukai