Anda di halaman 1dari 5

!!

" # $%%&#

Pengaruh Takaran Pupuk Kandang Kotoran Burung Puyuh Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Putih (Brassica Juncea L.)
The Effects of Doses Quail Manure on The Growth and Production of White Mustard
(Brassica Juncea L.)
Maria Erviana Kusuma

Fakultas peternakan Universitas Kristen Palangka Raya


E-mail : mariaerviana@ymail.co.id
Diterima : 29 April 2012. Disetujui : 10 Juni 2012

ABSTRACT
White mustard represent the delicious leaf vegetable likely and also many containing vitamin A and vitamin C and
also a few/little vitamin B. On that account seen from its vitamin content, hence white mustard represent the leaf
vegetable which enough good for our body. The research aimed at knowing the effects of doses from quail manure to
growth and production of white mustard crop and to obtain get the doses of quail manure able to give the growth and
production of highest white mustard crop. This research represent the field attempt use the Group Random Design
with five group as replication accurate by factor doses from quail manure (p) with five level that is 0 t ha-1 (p1), 10 t
ha-1 ( p2), 15 t ha-1 ( p3), 20 t ha-1 ( p4) and 25 t ha-1 ( p5). The result of this research indicate that the giving
fertilizer of the quail manure 15 t ha-1 give the highest variable to crop length, the giving fertilizer of the quail manure
20 t ha-1 give the highest variable to crop length (10 hst and 17 hst), wide of leaf, dirty weight, clean weight and dry
weight.
Key words : doses, manure, quail, white mustard.

PENDAHULUAN
Menu makanan yang sehat dan seimbang
dalam zat gizi adalah menu makanan yang
memenuhi syarat empat sehat lima sempurna.
Dalam susunan menu tersebut sayuran
merupakan salah satu komponen yang tidak
dapat ditinggalkan. Itulah sebabnya manusia
berusaha menanam berbagai jenis sayuran untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (Haryanto, et al.
1995).
Diantara bermacam-macam jenis sayuran
yang dapat dibudidayakan sawi putih adalah
salah satu jenis sayuran yang digemari
masyarakat Indonesia. Sawi putih merupakan
sayuran daun yang enak rasanya serta banyak
mengandung vitamin A dan vitamin C serta
sedikit vitamin B. Oleh sebab itu dilihat dari
kandungan vitaminnya, maka sawi putih
merupakan sayuran daun yang cukup berguna
bagi tubuh kita, selain itu sawi putih juga
mempunyai kandungan gizi yang tinggi yang
tidak kalah dengan jenis sayuran daun lainnya.
Pemberian
pupuk
pada
tanaman
merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

produksi tanaman.
Salah satu faktor yang
membatasi produksi tanaman adalah kurang
tersedianya unsur hara dalam media tumbuh
tanaman.
Dengan pemberian pupuk pada
tanaman diusahakan tercapai keseimbangan hara
bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat
dicapai produksi yang optimal (Setyamidjaja,
1986).
Pupuk organik yang umumnya digunakan
petani adalah pupuk kandang. Pada jaman
dahulu pupuk kandang dapat dikatakan sebagai
satu-satunya pupuk yang dipakai pada usaha tani
dan
merupakan
pupuk
utama
untuk
mempertinggi keseburan tanah. Sejak pupuk
buatan diproduksi secara besar-besaran, petani
tidak terikat lagi pada pemakaian pupuk
kandang. Pupuk kandang dapat diperoleh dari
hasil sampingan usaha tani dan dapat menghemat
biaya pemupukan sehingga pupuk kandang akan
mempunyai arti penting bagi pertanian ( Rifai
dan Sosrosoedirdjo, 1977).
Pemberian pupuk kandang untuk tanaman
sawi putih berkisar antara 10 - 20 ton perhektar
(Rahmat dan Gerard, 1995). Salah satu alternatif
pupuk kandang yang dapat digunakan adalah

!! " # $%%&#

Pelaksanaan penelitian di lakukan di lahan


yang berada di jalan A. Yani Km. 33 Banjarbaru
selama tiga bulan. Pelaksanaan penelitian
meliputi
pengolahan
tanah,
pengapuran,
pembibitan,
pemupukan,
penanaman,
pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit
serta pemanenan. Pengamatan meliputi peubah
panjang tanaman, luas daun, bobot kotor
tanaman, bobot bersih tanaman dan bobot kering
tanaman.

pupuk kandang kotoran burung puyuh. Kotoran


yang di buang begitu saja pada tempat-tempat
terbuka
akan
menyebabkan
pencemaran
lingkungan karena baunya lebih menyengat dari
pada kotoran ayam atau unggas lainnya, namun
demikian kotoran burung puyuh masih bisa
dimanfaatkan untuk dibuat pupuk yang sangat
baik untuk tanaman sayuran dan tanaman hias
dan juga bisa untuk bahan makanan (konsentrat)
bagi ternak (Listiyowati dan Roospitasari, 1992).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh takaran pupuk kandang kotoran burung
puyuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
sawi putih, dan untuk memperoleh takaran
pupuk kandang kotoran burung puyuh yang
dapat memberikan pertumbuhan dan hasil
tanaman sawi putih yang tertinggi. Hipotesis
penelitian ini adalah pemberian pupuk kandang
kotoran burung puyuh memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi
putih. Salah satu dari takaran pupuk kandang
kotoran burung puyuh memberikan pertumbuhan
dan hasil tanaman sawi putih yang tertinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Panjang tanaman
Hasil analisis ragam terhadap peubah
panjang tanaman pada umur 10 hst, 17 hst, 24 hst
dan 31 hst menunjukkan bahwa perlakuan pupuk
kandang kotoran burung puyuh berpengaruh
nyata terhadap peubah panjang tanaman pada
umur 17 hst dan berpengaruh sanat nyata pada
umur 10 hst, 24 hst dan 31 hst.
Hasil Uji beda nilai tengah pengaruh
takaran pupuk kandang kotoran burung puyuh
terhadap panjang tanaman dapat dilihat pada
Tabel 1. Dari hasil uji beda nilai tengah pada
tabel 1 terlihat bahwa perlakuan takaran pupuk
kandang kotoran burung puyuh 20 ton/ha
memberikan nilai tertinggi bagi peubah panjang
tanaman pada umur 10 hst dan 17 hst masingmasing 17,90 cm dan 25,27 cm. Perlakuan
takaran pupuk kandang kotoran burung puyuh
20 ton/ha berbeda nyata dengan perlakuan 15
ton/ha pada umur 10 hst sedangkan pada umur
17 hst tidak berbeda nyata dengan perlakuan 10
ton/ha, 15 ton/ha dan 25 ton/ha tetapi berbeda
nyata dengan kontrol (0 ton/ha). Pada umur 24
hst dan 31 hst perlakuan takaran pupuk kandang
kotoran burung puyuh 15 ton/ha memberikan
nilai tertinggi masing-masing 30,61 cm dan
38,10 cm. Pada kedua umur tersebut perlakuan

METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tanah, benih, polybag, pupuk, kapur
dan pestisida. Alat yang digunakan adalah
parang, cangkul, garu, timbangan, gembor,
handsprayer, oven, alat tulis dan alat ukur.
Penelitian ini merupakan percobaan
lapangan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan lima kelompok
sebagai ulangan.
Sedangkan rancangan
perlakuan berupa perlakuan faktor tunggal.
Faktor yang diteliti adalah takaran pupuk
kandang kotoran burung puyuh (p) dengan lima
taraf yaitu 0 ton per hektar (p1), 10 ton per hektar
(p2), 15 ton per hektar (p3), 20 ton per hektar
(p4) dan 25 ton per hektar (p5).
!

"

$%

"

&
( )%

'
*+ ,

!! " # $%%&#

( )
#

#
"

$%

)
)

&
( )%

.
!

'

*+ ,

takaran pupuk kandang kotoran burung puyuh 15


ton/ha berbeda nyata dengan perlakuan kontrol
tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 10
ton/ha, 20 ton/ha dan 25 ton/ha.
Luas daun
Dari hasil Uji Beda Nilai Tengah pada
Tabel 2 terlihat bahwa perlakuan takaran pupuk
kandang kotoran burung puyuh 20 ton/ha
memberikan nilai tertnggi bagi peubah luas daun
yaitu 106,02 cm2 berbeda nyata dengan
perlakuan kontrol tetapi tidak berbeda nyata
dengan perlakuan 10 ton/ha, 15 ton/ha dan 25
ton/ha.
Bobot tanaman
Berdasarkan hasil uji beda nilai tengah
pada tabel 2 terlihat bahwa perlakuan takaran
pupuk kandang kotoran burung puyuh 20 ton/ha
memberikan nilai tertinggi bagi peubah bobot
kotor tanaman (159,04 g), berbeda nyata dengan
perlakuan kontrol dan tidak berbeda nyata
dengan perlakuan 10 ton/ha, 15 ton/ha dan 25
ton/ha. Dari tabel 2, hasil uji beda nilai tengah
bobot bersih tanaman, dapat dilihat bahwa
perlakuan takaran pupuk kandang kotoran
burung puyuh 20 ton/ha memberikan nilai
tertinggi bagi peubah bobot kering tanaman
(150,63g) berbeda nyata dengan perlakuan
kontrol dan tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 10 ton/ha, 15 ton/ha dan 25 ton/ha.
Perlakuan pupuk kandang kotoran burung puyuh
20 ton/ha memberikan nilai tertinggi bagi peubah
bobot kering tanaman (19,38 g) berbeda nyata
dengan perlakuan kontrol tetapi tidak berbeda
nyata dengan perlakuan 10 ton/ha, 15 ton/ha dan
25 ton/ha.

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis ragam terhadap
peubah jumlah daun pada umur 10 hst,17 hst,
24hst dan 31 hst menunjukkan bahwa semua
perlkuan takaran pupuk kandang kotoran burung
puyuh tidak berbeda nyata, hal ini diduga karena
sifat genetis dari tanaman sawi putih yang
memiliki jumlah daun terentu untuk mendukung
pertumbuhannya.
Pemberian pupuk kandang kotoran burung
puyuh memberikan pengaruh yang nyata pada
peubah panjang tanaman umur 17 hst serta pada
peubah luas daun, disamping itu pupuk kandang
kotoran burung puyuh juga memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap peubah
panjang tanaman (umur 10 hst, 24 hst dan 31
hst), bobot kotor tanaman, bobot bersih tanaman
dan bobot kering tanaman. Hal ini disebabkan
karena pupuk kandang kotoran burung puyuh
mengandung bahan organik yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Bahan organik merupakan
bagian
yang
terpenting dari pupuk kandang. Bahan organik
terdiri dari sisa tumbuhan dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukan dan
penimbunan kembali.
Penimbunan bahan
organik ke dalam tanah akan mempengaruhi sifat
tanah dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena
bahan organik berfungsi sebagai sumber unsur
hara dan sumber energi bagi sebagian besar jasad
hidup tanah. Sifat tanah yang dipengaruhi oleh
pemberian bahan organik meliputi sift fisik
tanah, sifat biologi tanah dan sifat kimia tanah.
Pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik tanah
terjadi melalui kegiatan jasad mikro. Jasad mikro
melakukan serangkaian reaksi enzimatis yang
mengeluarkan lendir dan zat-zat tertentu yang
dapat mendorong granulasi serta mengikat

!! " # $%%&#

butiran-butiran tanah sehingga berpengaruh


dalam memantapkan agregat tanah.
Dengan
terjadinya
granulasi
akan
terbentuk struktur tanah yang remah dan kersai
sehingga tercipta pori-pori tanah.
Menurut
Syarief (1985) dengan terbentuknya struktur
tanah yang remah dan kersai akan menambah
banyaknya kegunaan air untuk tanaman, karena
tanah dapat memegang air dan memperbaiki
airase
dan
drainase
serta
merangsang
pertumbuhan akar. Oleh sebab itu tata air dan
udara di dalam tanah menjadi seimbang.
Pengaruh bahan orgtanik terhadap sifat
bioligi tanah yaitu sebagai bahan makanan jasad
mikro guna memperoleh tenaga untuk
kelangsungan hidupnya serta membentuk
jaringan tubuhnya.
Hal ini didukung oleh
pendapat Hakim et al (1986) yang menyatakan
bahwa dekomposisi protein yang terkandung
dalam bahan organik akan menghasilkan
nitrogen yang digunakan untuk membentuk
tubuh jasad hidup diantaranya bakteri, fungi dan
aktinomisetes, sedangkan sebagian nitrogen
lainnya beraksi dengan lignin dan senyawa
lainnya membentuk humus.
Dari hasil uji beda nilai tengah terhadap
bobot kotor tanaman, bobot bersih tanaman dan
bobot kering tanaman terlihat bahwa pada
takaran 20 ton/ha memberikan hasil yang
tertinggi, hal ini disebabkan pada takaran
tersebut unsur hara sudah mencukupi kebutuhan
tanaman dan menciptakan kondisi tanah yang
diinginkan oleh tanaman sawi putih. Hal ini
didukung oleh pendapat Rahmat dan Gerard
(1995) yang menyatakan bahwa keperluan pupuk
kandang tanaman sawi putih berkisar antara 10
20 ton/ha. Pada takaran 25 ton/ha merupakan
takaran yang terlalu banyak sehingga bahan
organik yang diberikan ke dalam tanah juga
banyak dan akan menambah populasi jasad renik
yang ada, sehingga kegiatan jasad renik dalam
tanah akan meningkat.
Hal ini dapat
memberikan
pengaruh
negatif
terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pemberian
bahan
organik
dapat
memperbaiki sifat kimia tanah dengan menekan
kelarutan aluminium, besi dan mangan yang
dalam jumlah besar merupakan racun bagi
tanaman.
Hal ini didukung oleh pendapat
Soepardi (1989) yang menyatakan bahwa jasad
autototropik yang ada dalam bahan organik akan
mengoksidasikan besi dan mangan sehingga
terdapat dalam bentuk yang tidak larut dengan

demikian menekan kemungkinan terjadinya


keracunan oleh unsur tersebut.
Pupuk kandang kotoran burung puyuh
berpengaruh nyata terhadap peubah panjang
tanaman pada umur 10 hst dan berpengaruh
sangat nyata pada umur 17 hst, 24 hst dan 31 hst.
Hal ini diduga karena dekomposisi pupuk
kandang kotoran burung puyuh menghasilkan
unsur-unsur seperti fosfat dan kalium serta
terutama unsur nitrogen yang dapat memperbaiki
pertumbuhan vegetatif tanaman.
Burung puyuh merupakan unggas yang
dibeeri pakan yang berasal dari pabrik dan
biasanya ransum tersebut banyak mengandung
protein dan mineral. Menurut Setyamidjaja
(1986) hewan yang diberi ransum yang banyak
mengandung protein dan mineral akan
menghasilkan kotoran dan air kencing yang juga
tinggi kandungan nitrogen dan mineral lainnya.
Unsur hara nitrogen merupakan unsur hara
utama bagi pertumbuhan tanaman sebab
merupakan penyusun dari semua protein dan
asam nukleat dan merupakan penyusun
protoplasma secara keseluruhan.
Dengan
demikian apabila unsur nitrogen yang tersedia
lebih banyak daripada unsur lainnya, dapat
dihasilkan protein lebih banyak dan daun dapat
tumbuh lebih lebar, akibatnya fotosintesis yaang
terjadi lebih banyak (Syarief, 1985).
Dari tabel 2 terlihat bahwa pada takaran 20
ton/ha memberikan luas daun yang terluas yaitui
106,102 cm2 dan pemberian pupuk kandang
kotoran burung puyuh pada takaran 0 ton/ha
memberilan luas daun yang terendah, hal ini
sesuai dengan pendapat Syarief (1985) yang
menyatakan bahwa proses fotosintesis secara
kasar sebanding dengan jumlah nitrogen yang
diberikan.
Berdasarkan hasil uji beda nilai tengah
terhadap peubah panjang tanaman (tabel 2) pada
umur 10 hst dan 17 hst, terlihat takaran pupuk
kandang kotoran burung puyuh 20 ton/ha
memberikan panjang tanaman yang terpanjang
yaitu masing-masing sebesar 17,90 cm dan 25,27
cm. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang
kotoran burung puyuh merupakan pupuk yang
lambat terurai dan memerlukan waktu yang lama
sebelum dapat diserap dan tersedia bagi tanaman.
Pada awal pertumbuhan hasil penguraian atau
dekomposisi pupuk kandamg kotoran burung
puyuh masih sehingga diperlukan jumlah yang
besar untuk mencukupi kebutuhan tanaman
tersebut. Pada umur 24 hst dan31 hst panjang
tanaman terpaanjang dicapai pada takaran 15

!! " # $%%&#

ton/ha, hal ini diduga karena proses


mikrobiologis protein telah berjalan dengan baik
sehingga diperoleh hasil dekomposisi dalam
jumlah yang mencukupi bagi keperluan
pertumbuhan tanaman. Hal ini didukung oleh
pendapat Rinsema (1986) yang menyatakan
bahwa nitrogen yang berasal dari dekomposisi
bahan organik sebagian langsung tersedia untuk
diserap tanaman dan sisanya tersedia secara
berangsur-angsur
sebagai
akibat
proses
penguaraian secara mikrobia.
Selain mengandung unsur hara nitrogen,
kotoran burung puyuh juga mengandung unsur
fosfat. Menurut Syarief (1985) unsur fosfat
berperanan dalam pembelahan sel dan juga untuk
perkembangan jaringan meristem.
Dengan
demikian unsur fosfat dapat merangsang
pertumbuhan dan akar tanaman muda.
Pemberian pupuk kandang kotoran burung puyuh
membantu ketersediaan fosfat dalam tanah.
Mnurut Sutedjo (1988) pemberian bahan organik
akan mengurangi fiksasi fosfat oleh tanah
sehingga unsur fosfat dalam tanah tidak dalam
keadaan terikat dan menjadi tersedia bagi
tanaman.
Pemberian pupuk kandamg kotoran
burung puyuh juga dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara kalium, menurut Syarief
(1985) kalium merupakan salah satu unsur utama
yang
diperlukan
tanaman
dan
sangat
mempengaruhi tingkat produksi tanaman.
Kalium sangat penting dalams setiap proses
metabolisme dalam tanaman yaitu dalam sintesis
asam amino dan protein dari unsur-unsur
amonium.
Dari perhitungan regresi terhadap peubah
bobot kering tanaman diperoleh koefisien
determinasi (R2) 0,97 dan koefisien korelasi
regresib (r) 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa 97
% dari variasi bobot kering tanaman disebabkan
oleh pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran
burung puyuh dan bobot kering tanaman yang
dihasilkan mempunyai hubungan yang erat
dengan pemberian pupuk kandang kotoran
burung puyuh (98 %) dengan persamaan regresi
kuadratik :
Y = 10,974 + 0,926 X 0,027 X2
Dari persamaan tersebut diperoleh takaran pupuk
kandang kotoran burung puyuh yang optimum
terhadap bobot kering tanaman adalah 17,03
ton/ha.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah perlakuan pupuk kandang
kotoran burung puyuh tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah jumlah daun pada umur 10 hst,
17 hst, 24 hst dan 31 hst, tetapi memberikan
pengaruh yang nyata terhadap peubah panjang
tanaman umur 17 hst dan pada peubah luas daun,
selain itu memberikan pengaruh yang sangat
nyata terhadap peubah panjang tanaman (umur
10 hst, 24 hst dan 31 hst), bobot kotor tanaman,
bobot bersih tanaman dan bobot kering tanaman.
Pemberian pupuk kandang kotoran burung puyuh
15 ton/ha memberikan variabel tertinggi terhadap
panjang tanaman umur 24 dan 31 hst sedangkan
pemberian pupuk kandang kotoran burung puyuh
20 to/ha memberikan variabel tertinggi terhadap
panjang tanaman (umur 10 hst dan 17 hst), luas
daun, bobot kotor tanaman, bobot bersih tanaman
dan bobot kering tanaman.
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman sawi putih yang optimum
dianjurkan menggunakan pupuk kandang kotoran
burung puyuh dengan takaran 17,03 ton/ha.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, N et al. 1986. Dasar-dasar Ilmu tanah.
Universitas Lampung. Lampung.
Haryanto, E., T. Suhartini dan E. Rahayu. 1995.
Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Listiyowati, E dan k. Roospitasari. 1992. Puyuh.
Tata Laksana Budidaya Secara Komersial.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Rifai, B dan S. Sosrosoedirdjo. 1977.
Ilmu
Memupuk. CV Yasaguna. Bandung.
Rinsema. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Rukmana, R. 1994. Bertanam petsai dan Sawi.
Kanisius. Yogyakarta.
Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan.
Penerbit CV Simplek. Jakarta.
Soepardi, G.
1989.
Sifat dan Ciri Tanah.
Departemen Ilmu-Ilmu Tanah.
Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
Sutarya, R dan G. Ruben. 1995. Pedoman Bertanam
Sayuran Dataran Rendah.
Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Sutedjo, M.M dan A.G. Kartasapoetra. 1988. Pupuk
dan Cara Pemupukan. PT. Bina Aksara.
Jakarta.
Syarief. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah
Pertanian. Pustaka Buana Bandung.

Anda mungkin juga menyukai