Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ANNISA OKTAVIYANTI
ATIKA ANANTIAS
SITI ZULFITRAH
NINING
FARHATUS
NIA SARI HASTITI
FARHATUS SHALIHAH
MASTI HARTINA
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN (INSTALASI BEDAH SENTRAL)
SEKOLAH TINGGI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul SISTEM
KESEHATAN NASIONAL pada mata kuliah Organisasi Manajemen Kesehatan. Dengan
mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak
lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt. atas petunjuk dan
risalahNya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dan atas doa
restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami memberikan
referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang ikut
berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah
ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
B.
RUMUSAN MASALAH
C.
TUJUAN
D.
METODE PENELITIAN
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
B.
Landasan SKN
C.
Prinsip dasar pembangunan kesehatan
D.
Tujuan SKN
E.
Kedudukan SKN
F.
Subsistem SKN
G.
Penyelenggaraan SKN
H.
Peran Perawat dalam SKN
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara
terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
D. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini
menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara
mengkaji dan menelaah data dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu
dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagian
perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 Pada
hakikatnya. SKN adalah juga merupakan wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu
derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.
B. Landasan SKN
1. Landasan idil : Pancasila
2. Landasan konstitusional : UUD 1945, khususnya :
a. Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya
b. Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
c. Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia
d. Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
e.
Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memperdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
D. Tujuan SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
E. Kedudukan SKN
1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama dengan
berbagai subsistem lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social.
2. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya menjadi
tanggungjawab sektor kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dari berbagai sektor lain
terkait yang terwujud dalam berbagai bentuk sistem nasional. Dengan demikian, SKN harus
berinteraksi secara harmonis dengan berbagai sistem nasional tersebut, seperti :
a.
b.
c.
d.
e.
F. Subsistem SKN
1. Subsistem Upaya Kesehatan
a.
Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
b.
Tujuan
Unsur-unsur utama
Terdiri dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perorangan (UKP):
1)
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular,
penyehatan
lingkungan, dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan)
dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
2)
d.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
e.
1.
a.
pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.
Prinsip
Berkesinambungan dan paripurna
Bermutu, aman dan sesuai kebutuhan
Adil dan merata
Non diskriminatif
Terjangkau
Teknologi tepat guna
Bekerja dalam tim secara cepat dan tepat
Bentuk pokok
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM strata pertama
UKM strata pertama adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat.
Ujung tombak penyelenggara UKM strata pertama adalah Puskesmas yang didukung
secara lintas sektor dan di dirikan sekurang-kurangnya satu di setiap kecamatan.
Puskesmasbertanggungjawab atas masalah kesehatan di wilayah kerjanya.Tiga fungsi utama
Puskesmas :
(1) pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
(2) pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan
dan
teknologi
kesehatan
spesialistik
yang
ditujukan
kepada
dan
teknologi
kesehatan
subspesialistik
yang
ditujukan
kepada
masyarakat.Penanggungjawab UKM strata ketiga adalah Dinkes Provinsi dan Depkes yang
didukung secara lintas sektor.Dinkes Provinsi dan Depkes mempunyai dua fungsi, yaitu
fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta
pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
provinsi/nasional.Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk unggulan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan dari Kab/Kota
dan Provinsi.
Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinaskesehatan Provinsi dan Depkes
perlu didukung oleh berbagai pusat unggulan yang dikelola oleh sektor kesehatan dan sektor
pembangunan lainnya. Contoh pusat unggulan adalah Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit
Infeksi Nasional, dll.Pusat unggulan ini disamping menyelenggarakan pelayanan langsung
juga membantu Dinkes dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan.
2.
1)
menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil masih dipadukan
dengan pelayanan Puskesmas
2) UKP strata kedua
UKP strata kedua adalah UKP tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
kesehatan
spesialistik
yang
ditujukan
kepada
2.
a.
b. Tujuan
Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara
adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
c.
secara bertahap
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui penghimpunan
secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal : dana sehat) atau memanfaatkan dana
masyarakat yang telah terhimpun (misal : dana sosial keagamaan) untuk kepentingan
kesehatan.
e. Bentuk Pokok
1. Penggalian dana
a) Pengendalian dana untuk UKM
1. Sumber dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah,
melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman, serta berbagai sumber lainnya
2. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat.
3. Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public private partnership yang
didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang
disumbangkan
4. Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna membiayai
upaya kesmas, misalnya dalam bentuk dana sehat, atau dilakukan secara pasif, yakni
menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul
di masyarakat, misalnya dana sosial keagamaan
b) Penggalian dana untuk UKP
Sumber dana untuk UKP berasal dari masing-masing individu dalam satu kesatuan
keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari
pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
2. Pengalokasian Dana
a) Alokasi dana dari pemerintah
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui
penyusunan
anggaran
pendapatan
dan
belanja,
baik
pusat
maupun
daerah,
sekurangkurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap
tahunnya.
b) Alokasi dana dari masyarakat
1. Alokasi dana yang berasal dari masyarakat untuk UKM dilaksanakan berdasarkan asas
gotong royong sesuai dengan kemampuan.
2. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan pemeliharaan
kesehatan wajib dan atau sukarela.
c)
1.
2.
3.
Pembelanjaan :
UKM : Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public private partnership.
UKM dan UKP : Pembiayaan dari Dana Sehat dan Dana Sosial.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Wajib : Pembelanjaan untuk pemeliharaan kesmas rentan
dan gakin. Untuk keluarga mampu melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Wajib dan atau
sukarela.
4. Dimasa mendatang : biaya kesehatan dari pemerintah secara bertahap digunakan seluruhnya
untuk pembiayaan UKM dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan masyarakat rentan dan gakin.
3. Subsistem SDM Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan
pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna
2.
3.
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan serta dinamika pasar di dalam dan luar negeri
Pendayagunaan tenaga kesehatan memperhatikan asas pemerataan pelayanan kesehatan serta
3.
4.
a)
Standar pendidikan vokasi, sarjana dan profesi tingkat Pertama ditetapkan oleh asosiasi
institusi pendidikan tenaga kesehatan yang bersangkutan. Dan diselenggarakan oleh institusi
b)
pendidikan tenaga kesehatan yang telah diakreditasi oleh asosiasi yang bersangkutan.
Standar pendidikan profesi tingkat Lanjutan ditetapkan oleh kolegium profesi yang
bersangkutan dan diselenggarakan oleh institusi pendidikan dan institusi pelayanan kesehatan
bersangkutan
Pendayagunaan tenaga kesehatan asing dilakukan setelah tenaga kes asing tersebut
i)
Pendayagunaan tenaga masyarakat di bidang kes dilakukan secara serasi dan terpadu oleh
pemerintah dan masyarakat. Pemberian kewenangan dalam teknis kesehatan kepada tenaga
terkait
Perencanaan obat merujuk pada DOEN yang ditetapkan oleh pemerintah bekerjasama
d. Penyediaan yang dibutuhkan oleh pembangunan kesehatan secara ekonomis belum diminati
swasta menjadi tanggungjawab pemerintah
e. Pengadaan dan produksi bahan baku obat difasilitasi oleh pemerintah
f. Pengadaan dan pelayanan obat di RS didasarkan pada formularium yang ditetapkan oleh
KFT RS
2. Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
a. Pendistribusian obat diselenggarakan melalui PBF
b. Pelayanan obat dengan resep dokter kepada masyarakat diselenggarakan melalui apotek,
sedangkan obat bebas melalui apotek, toko obat, dan tempat-tempat layak lainnya dengan
memperhatikan fungsi sosial
c. Dalam keadaan tertentu, dimana tidak terdapat pelayanan apotek, dokter dapat memberikan
d.
e.
sosial
3. Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan
a. Pengawasan mutu produk obat dan perbekalan kesehatan dlm peredaran dilakukan oleh
industri yang bersangkutan, pemerintah, organisasi profesi, dan masyarakat
b. Pengawasan distribusi, pengawasan promosi, pemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan
dan pengamatan efek samping obat dilakukan oleh pemerintah, kalangan pengusaha,
organisasi profesi , dan masyarakat
c. Pengendalian harga dilakukan oleh pemerintah bersama pihak terkait
d. Pengawasan produksi, dan penggunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya lainnya dilakukan oleh pemerintah secara lintas sektoral, organisasi profesi,dan
masyarakat
e. Pengawasan produksi, distribusi dan pemanfaatan obat tradisional dilakukan oleh pmerintah
secara lintas sektoral, organisasi profesi, dan masyarakat
5. Subsistem Manajemen & Informasi Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang
oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan IPTEK, serta pengaturan
hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya
guna, didukung oleh sistem informasi, IPTEK dan hukum kesehatan, untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
c.
Unsur-unsur Utama
Terdiri dari empat unsur utama, yakni administrasi kesehatan,informasi kesehatan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, hukumkesehatan.
1.
2.
3.
pembangunan lain serta antar unit kesehatan di berbagai jenjang administrasi pemerintahan
Diselenggarakan melalui kesatuan koordinasi yang jelas dengan berbagai sektor
pembangunan lain serta antar unit antar kesehatan dalam satu jenjang administrasi
d)
pemerintahan
Diselenggarakan dengan mengupayakan kejelasan pembagian kewenangan, tugas dan
tanggung jawab antar unit kesehatan dalam satu jenjang yang sama dan di berbagai jenjang
administrasi pemerintahan
2. Informasi kesehatan
a) Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang berasal dari sektor
kesehatan ataupun dari berbagai sektor pembangunan lain
b) Mendukung proses pengambilan keputusan di berbagai jenjang administrasi kesehatan
c) Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan
d) Informasi kesehatan yang disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu,
dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi
e) Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan data melalui caraf)
cara rutin (pencatatan dan pelaporan) dan cara-ara non rutin ( survai, dll)
Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku di
a)
dan sebaliknya
Fungsi Depkes : mengembangkan kebijakan nasional dalam bidang kesehatan, pembinaan,
Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang kesehatan, dengan
fungsi
f) perumusan kebijakan teknis kesehatan, pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan
g)
didasarkan atas kewenangan wajib dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan
Pengawasan dan pertanggungjawaban pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan
n) Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan nasional, misalnya penanggulangan wabah dan
bencana, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban program
pembangunan kesehatan diselenggarakan langsung oleh pemerintah pusat
2. Informasi kesehatan
a. Sistem informasi kesehatan nasional dikembangkan dengan memadukan sistem informasi
kesehatan daerah dan sistem informasi lain yang terkait
b. Sumber data sistem informasi kesehatan adalah dari sarana kesehatan melalui pencatatan dan
pelaporan yang teratur dan berjenjang serta dari masyarakat yang diperoleh dari survai,
c.
kesehatan
d. Pengolahan dan analisis data serta pengemasan informasi iselenggarakan secara berjenjang,
e.
3. IPTEK Kesehatan
a. Dihasilkan dari penelitian dan pengembangan kesehatan yang diselenggarakan oleh pusatpusat penelitian dan pengembangan milik masyarakat, swasta dan pemerintah
b. Pemanfaatan IPTEK kesehatan didahului oleh penapisan yang diselengarakan oleh lembaga
c.
unggulan
d. Penyebarluasan dalam rangka pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan dilakukan melalui pembentukan jaringan informasi dan dokumentasi IPTEK
kesehatan
4. Hukum Kesehatan
a. Dikembangkan secara nasional dan dipakai sebagai acuan dalam mengembangkan peraturan
perundangundagan kesehatan daerah
b. Ruang lingkup hukum kesehatan mencakup penyusunan peraturan perundang-undangan,
c. pelayanan advokasi hukum, dan peningkatan kesadaran hukum di kalangan masyarakat
d. Penyelenggaraan hukum kesehatan didukung oleh pembentukan dan pengembangan jaringan
informasi dan dokumentasi hukum kesehatan, serta pengembangan satuan unit di organisasi
hukum kesehatan di Depkes.
6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok, dan
masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Terselenggaranya upaya pelayanan, advokasi, dan pengawasan sosial oleh perorangan,
kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan.
c.
1.
2.
kel/banjar/nagari, dll)
Dilakukan melalui pembentukan kelompok peduli kesehatan dan atau peningkatan
G. Penyelenggaraan SKN
1. Pelaku SKN
Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai SKN adalah :
1.
2.
3.
4.
2.
1)
Masyarakat
Pemerintah
Badan legislatif
Badan yudikatif
PROSES PENYELENGGARAAN
Menerapkan pendekatan kesisteman yaitu cara berpikir dan bertindak yang logis, sistematis,
a.
manajemen kesehatan
Keluaran : terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil guna, berdaya guna,
5)
pemberiasuhan keperawatan,
advokat,
konselor,
pendidik,
koordinator,
kolaborator,
konsultan,
pembawa perubahan,
harus dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tentu saja aplikasinya tidak terbatas
hanya pada waktu berhadapan dengan klien dikamar praktek saja (sehat atau sakit), tetapi
yang terpenting lagi adalah pada waktu menyelenggarakan sub-sistem pelayanan kesehatan
serta sub-sistem pembiayaan kesehatan secara keseluruhan.
Untuk terselenggaranya sub-sistem pelayanan kesehatan yang baik, kedelapan elemen
peran perawat profesional sebagaimana dikemukakan diatas, harus dapat diarahkan
sedemikian rupa sehingga pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang dalam hal ini
adalah pelayanan keperawatan, dapat memenuhi kedelapan syarat sub-sistem pelayanan
kesehatan yang baik, yakni tersedia (available), menyeluruh (comprehensive), terpadu
(integrated), berkesinambungan (countinue), wajar (appropriate), dapat diterima (acceptable),
tercapai (accesible), serta bermutu (quality).
Hal yang sama juga berlaku pula untuk sub-sistem pembiayaan kesehatan. Untuk
terselenggaranya sub-sistem pembiayaan kesehatan yang baik, kedelapan elemen peran
perawat profesional sebagaimana dikemukakan diatas, harus dapat diarahkan pula sedemikian
rupa sehingga biaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang dalam hal ini adalah
Sub-sitem pelayanan
Sub-sistem
Pemberi asuhan
kesehatan
Tersedia
pembiayaan kesehatan
Tersedia
Terpadu
Berkesinambungan
Wajar
Dapat diterima
Dapat dicapai
Bermutu
Efektif
Efisien
keperawatan menyeluruh
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Advokat
Konselor
Pendidik
Koordinator
Kolaborator
Konsultan
Pembawa perubahan
Jika diperhatikan sistem kesehatan sebagaimana yang ditemukan di Indonesia saat ini,
secara jujur haruslah diakui bahwa peran perawat profesional dalam turut menyempurnakan
sub-sistem pelayanan kesehatan dan sub-sistem pembiayaaan kesehatan belumlah begitu
menggembirakan. Penerapan peran perawat profesional dalam sistem kesehatan masih
terbatas hanya pada waktu berhadapan dengan klien saja. Inipun masih dalam lingkup
bangsal-bangsal rumah sakit.
Banyak faktor yang berperan sebagai penyebab masih rendahnya peran perawat
tersebut. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah:
1.
2.
yang selama ini dilakukan tidak didasarkan pada body of knowledge profesi keperawatan.
Pendidikan keperawatan yang dilaksanakan pada waktu itu, karena desakan kebutuhan akan
tenaga medis, ternyata lebih diarahkan pada pendidikan asisten dokter. Dalam keadaan ini
tidak mengherankan jika peran perawat dalam sistem kesehatan tampak belum optimal.
3.
I.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
SKN dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan,
pedoman, dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
berwawasan kesehatan. SKN merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan berbagai
sistem nasional lainnya dalam suatu suprasistem, bersifat dinamis, dan selalu mengikuti
perkembangan. Oleh karena itu tidak tertutup terhadap penyesuaian dan penyempurnaan.
Keberhasilan pelaksanaan SKN sangat bergantung pada semangat, dedikasi, ketekunan, kerja
keras, kemampuan, dan ketulusan para penyelenggara, serta sangat bergantung pula pada
petunjuk, rahmat, dan perlindungan Tuhan YME.
Selain itu menyadari peningkatan peran perawat dalam sistem kesehatan adalah
penting, maka berbagai upaya untuk meningkatkan peran tersebut harus dapat dilakukan.
Untuk ini banyak saran yang dapat diajukan. Untuk tingkat nasional saran yang dimaksud
adalah segera lebih mengembangkan pendidikan keperawatan profesional, menantapkan
sistem pelayanan keperawatan profesional, serta menyempurnakan organisasi profesi
keperawatan.
Sedangkan untuk tingkat institusi pelayanan, khususnya rumah sakit, saran yang
dimaksud
adalah
segera
meningkatkan
kemampuan
profesional
tenaga
perawat,
B. Saran
Pembaca yang budiman, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami
miliki, baik dari segi tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu kami
berpesan kepada pembaca, ambilah sesuatu yang positif dari sebuah coretan yang kami
buat,dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami maupun pembaca. Dan menjadi
wawasan kita dalam memahami bahasa kita sendiri dan sebagai kata,marilah terus berusaha
untuk menggapai sebuah cita-cita yang luhur.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. 1996. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.
Fakultas Ilmu Keperawatan UI. 1997. Pendidikan sarjana keperawatan. Jakarta: FIK-UI.
Hamid AY. 1995. Peranan Perawat Dalam Menunjang Keberhasilan Hubungan Dokter-Pasien.
Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia IX. Jakarta 27 Nopember.
Konsorsium Ilmu-Ilmu Kesehatan DEPDIKBUD RI. Studi penataan fakultas, jurusan dan
program studi bidang ilmu kesehatan. Jakarta: KIK DEPDIKBUD RI, 1991.