Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CHIKUNGUNYA

Untuk Memenuhi Tugas Departement Komunitas


di Puskesmas Kendalsari Kota Malang

OLEH:
ZUANA KRISTIAJI 115070207113020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Pokok Bahasan

: Penyakit Chikungunya

Sub Pokok Bahasan : - Pengertian


- Penyebab
- Tanda dan gejala
- Pencegahan
Sasaran

: Keluarga Ny. M

Jumlah peserta

: orang

Tempat Kegiatan

: Di rumah Ny. M

Hari/Tanggal

: Sabtu, 5 September 2015

Alokasi Waktu

: 10.00-.10.40 WIB

Edukator

: Zuana Kristiaji, S.Kep.

A. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang chikungunya di
rumah Ny. M diharapkan keluarga Ny. M yang mengikuti penyuluhan
dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit chikungunya.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang chikungunya di
rumah Ny. M diharapkan keluarga Ny. M dapat mengetahui dan
memahami tentang:
Pengertian chikungunya
Penyebab chikungunya
Tanda gejala chikungunya
Pencegahan chikungunya

B. Kegiatan penyuluhan
Tahap kegiatan
Kegiatan penyaji
Pembukaan (5 1. Mengucapkan
menit)

salam dan

salam dan

menanyakan

menjawab

kabar

kabar

2. Menjelaskan

Pelaksanaan
(30 menit)

Kegiatan Peserta
1. Menjawab

dan

tujuan

memperhatikan

pertemuan serta

serta

menyampaikan

memberikan
feedback
1. Mendengarkan

pengetahuan

dan

keluarga tentang

memperhatikan

chikungunya

serta

2. Menjelaskan

Ceramah

Booklet

Tanya jawab

memberikan
feedback

pengertian
chikungunya
3. Menjelaskan
penyebab
chikungunya
4. Menjelaskan
tanda

gejala

chikungunya
5. menjelaskan
cara
pencegahan
Penutup (5
menit)

chikungunya
1. Melakukan

1. Menjawab

evaluasi

pertanyaan

dengan

penyaji

menanyakan

Media

2. Mendengarkan

maksud dan

kontrak waktu
1. Menanyakan

Metode
Tanya jawab

2. Mengajukan

kembali

pertanyaan

penjelasan

tentang hal-hal

Tanya jawab

2. Memberi
kesempatan
keluarga
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
keluarga
4. Mengucapkan
terimakasih
5. Menutup
dengan salam

yang belum
dimengerti

C. Materi dan Media (lampiran)


D. Evaluasi
Evaluasi Terstruktur
a. Persiapan alat dan pembuatan media berjalan lancar dan tepat
waktu
Evaluasi Proses
a. Struktur acaranya berjalan secara urut dan baik sehingga
memenuhi target yang diharapkan.
b. Keluarga interaktif
c. Dilakukan dengan menggunakan pertanyaan pada pre dan post
test:
- Jelaskan pengertian chikungunya
- Sebutkan penyebab chikungunya
- Sebutkan tanda gejala chikungunya
- Sebutkan cara pencegahan chikungunya

Evaluasi Hasil
Keluarga mampu menjawab 3 dari 4 pertanyaan yang diberikan.

Lampiran
CHIKUNGUNYA
A. PENGERTIAN
Chikungunya

adalah

penyakit

yang

disebabkan

oleh

virus

chikungunya (CHIK). Kata chikungunya berasal dari bahasa Swahili (suku


bangsa di Afrika) yang berarti "orang yang jalannya membungkuk dan
menekuk lutut".
B. PENYEBAB
Penyakit

chikungunya

disebabkan

oleh

virus

Arbovirus

chikungunya type yang dibawa oleh vector nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Penularannya melalui gigitan kedua nyamuk tersebut.

C. GEJALA KLINIS
Chikungunya

merupakan

infeksi

viral

akut

dengan

kejadian

mendadak (Anies, 2006). Gejala klinis berlangsung 3-10 hari, yang ditandai
sebagai berikut :
a.

Demam
Demam timbul mendadak tinggi, biasanya sampai 39oC - 40oC,
disertai menggigil intermiten. Fase akut ini menetap selama 2 atau 3 hari.
Temperatur dapat kembali naik selama 1 atau 2 hari sesudah suatu gap
selama 4-10 hari, menghasilkan kurva demam pelana kuda.

b. Nyeri Sendi
Nyeri sendi biasanya berat, dapat menetap, mengenai pada
beberapa

sendi, berpindah-pindah, terutama pada sendi-sendi kecil

tangan, pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, dan kaki dengan


gejala yang lebih ringan pada sendi-sendi yang lebih besar. Karena rasa
nyeri yang hebat, penderita seolah sampai tidak dapat berjalan.
Persendian yang terkena kadang-kadang menjadi bengkak dan
nyeri saat disentuh. Gejala-gejala akut nyeri sendi umumnya berlangsung
tidak lebih dari 10 hari. Pasien dengan manifestasi artikuler yang lebih
ringan biasanya bebas gejala dalam beberapa minggu, tetapi pada kasuskasus yang lebih berat memerlukan waktu beberapa bulan untuk
menghilang seluruhnya.
Kasus nyeri sendi dapat menetap selama bertahun-tahun dan
menyerupai artritis reumatoid (rematik). Biasanya keadaan demikian
terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri
tulang dan otot. Nyeri sendi yang memanjang biasanya tidak dijumpai
pada infeksi dengue.
Nyeri pada punggung dan bahu biasa dijumpai. Gejala yang khas
seperti timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada
tulang-tulang, maka sering disebut sebagai demam tulang atau flu tulang.
c. Nyeri Otot
Nyeri

otot

(fibromyalgia) dapat terjadi pada

seluruh

otot

terutama pada otot penyangga berat badan seperti pada otot bagian
leher, daerah

bahu,

dan

anggota

gerak.

Kadang-kadang

terjadi

pembengkakan pada otot sekitar mata kaki atau sekitar pergelangan kaki
(achilles).
d. Bercak Kemerahan Pada Kulit
Kemerahan pada kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk
makulopopular (bintik-bintik dan benjolan kecil kemerahan pada kulit,
mengarah ke bagian anggota gerak, telapak tangan dan telapak kaki.
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam. Lokasi
kemerahan biasanya pada daerah muka, badan, tangan, dan kaki.
e. Sakit Kepala
Keluhan sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui.
Biasanya sakit kepala tidak terlalu berat.
f.

Kejang dan Penurunan Kesadaran


Kejang biasanya terjadi pada anak karena panas yang terlalu
tinggi, dan bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-kadang

kejang disertai penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal


(cerebro spinal) tidak ditemukan kelainan biokimia dan jumlah sel.
g. Infeksi Saluran Pernapasan
Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas juga bisa dijumpai.
h. Gejala Lain
Gejala lain yang kadang-kadang dapat ditemui adalah pembesaran
kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler
(Eppy, 2010).
D. TINDAKAN PENCEGAHAN
Mengingat nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah
vektor

penular virus chikungunya dan virus dengue (DBD), maka upaya

pencegahan chikungunya hampir sama dengan pencegahan untuk penyakit


DBD. Pencegahan dititik beratkan pada pemberantasan nyamuk penular
dapat dilakukan terhadap jentiknya atau nyamuk dewasa (Widoyono, 2008).
Pemberantasan jentik nyamuk yang dikenal dengan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), dilakukan dengan cara:
a. Kimiawi
Larvasidasi adalah pemberantasan jentik dengan menaburkan
bubuk larvasida. Terdapat 2 jenis larvasida yang dapat digunakan pada
wadah yang dipakai untuk menampung air bersih (TPA) yakni :
(1) Temephos 1%.
Formulasi yang digunakan adalah granules (sand granules).
Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 10 gram ( 1 sdm rata)
untuk tiap 100 l air. Dosis ini telah terbukti efektif selama 8-12 minggu
(2-3 bulan).
(2) Insect Growth Regulators (Pengatur Pertumbuhan Serangga)
Insect

Growth

Regulators

(IGRs)

mampu

menghalangi

pertumbuhan nyamuk di masa sebelum dewasa dengan menghambat


proses

chitin

synthesis

selama

masa

jentik

berganti

atau

mengacaukan proses perubahan pupa menjadi nyamuk dewasa.


Contoh IGRs adalah methroprene dan phyriproiphene. Secara umum
IGRs akan memberikan efek ketahanan 3-6 bulan dengan dosis yang
cukup rendah bila digunakan di dalam tempat penampungan air.

b. Biologi
Penerapan pengendalian biologi yang ditujukan terhadap jentik
hanya terbatas pada operasi berskala kecil. Pengendalian dengan cara ini
misalnya dengan memelihara ikan pemakan jentik atau dengan bakteri.
Ikan yang biasanya dipakai adalah Larvavorus (gambusia, affins, poecilia
reticulate, dan ikan adu), sedang bakteri yang dinilai efektif untuk
mengendalikan
memproduksi

ada dua spesies yakni


Baccilus

thuringiensis

bakteri endotoksin yang

serotipe

H-14

dan

Baccilus

sphaericus (Bs).
c. Fisik
Cara ini dikenal dengan kegiatan 3M (menguras, menutup, dan
mengubur) yaitu menguras bak mandi, bak WC, menutup Tempat
Penampungan Air (TPA) serta mengubur barang bekas seperti (ban,
botol, kaleng bekas, dll). Pengurasan Tempat Penampungan Air (TPA)
perlu dilakukan secara terus menerus sekurang-kurangnya seminggu
satu kali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak di tempat tersebut.
Gerakan 3M untuk memberantas nyamuk penyebar demam
berdarah ternyata masih belum lengkap (efektif). Yang semestinya
dilakukan adalah memberantas vektoknya nyamuk (Aedes aegypti dan
Aedes albopictus) dan jentik-jentiknya di tempat perkembangbiakannya
dan menangkal dengan "Gerakan 3M PLUS" secara teratur.
GERAKAN 3M PLUS yaitu :
1.

MENGURAS bak mandi, vas dan tempat penampungan air


minimal 1 minggu sekali. Menabur bubuk abete atau altosid pada
tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras.

2.

MENUTUP

rapat-rapat

tempat

penampungan

air.

Atau,

memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air.


3.

MENGUBUR barang-barang bekas yang dapat menampung air.

4.

PLUS adalah terkait gerakan pencegahan, yaitu sebagai berikut :


a

Perilaku hidup bersih


Perilaku hidup bersih untuk diri sendiri, rumah dan
lingkungan. Memperbaiki kesehatan lingkungan, perbaikan
saluran air, tempat sampah umum

Mengonsumsi makanan bergizi


Konsumsi

makanan

bergizi

adalah

kunci

untuk

memperkuat pertahanan tubuh agar lebih kuat terhadap


infeksi virus atau kuman penyebab penyakit.
c

Ovitrap
Ovitrap (singkatan dari oviposition trap) adalah jebakan
yang digunakan untuk menarik nyamuk supaya bertelur
ditempat tersebut dan merupakan langkah pembasmian
nyamuk dengan cara lebih aman bagi lingkungan tanpa
menggunakan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.
Ovitrap juga digunakan untuk memutuskan siklus hidup
nyamuk sebelum jentik nyamuk berubah menjadi nyamuk.
Alat sederhana ini harus dapat memancing nyamuk agar
bertelur di sana. Nyamuk dewasa akan bertelur di permukaan
atas ovitrap. Kemudian, telur akan masuk ke dalam air di
penampung. Larva dan pupa masih dapat hidup di ovitrap
tersebut, namun saat berkembang menjadi dewasa, nyamuk
tak akan dapat keluar dari ovitrap karena terhalang ram kawat
hingga akhirnya mati.

d. Pemberantasan Nyamuk
Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan
cara

penyemprotan

(pengasapan=

fogging)

dengan

insektisida.

Insektisida yang dapat digunakan ialah insektisida golongan:


-

Organophospate, misalnya malathion, fenitrothion

Pyretroid sintetic, misalnya lamda, sihalotrin, permetrin

Carbamat
Alat yang digunakan untuk penyemprotan ialah mesin fogg atau

mesin ULV (Depkes RI, 2005). Selain itu, juga perlu dilakukan upaya
dengan cara lain, seperti :
a

Membersihkan halaman atau kebun di sekitar rumah.

Membersihkan saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak.

Membuka pintu dan jendela rumah setiap pagi hari sampai sore, agar
udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi
pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian,
tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk.

Memakai pakaian pelindung dari gigitan nyamuk Aedes dapat


merupakan alternatif penting dalam memutus kontak antara nyamuk
dewasa dengan manusia.

Memakai Repellent atau penolak serangga merupakan sarana


pelindung diri terhadap nyamuk dan serangga yang umumnya
digunakan. Bahan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 kategori
yaitu penolak alami dan penolak kimiawi. Minyak esensial dan
ekstrak tanaman merupakan bahan pokok penolak alami, misalnya
minyak neem (pada kayu mahoni). Penolak kimiawi misalnya DEET
(N,N-Diethyl-m-Taluamide) dapat memberikan perlindungan terhadap
nyamuk Aedes aegytpi dan Aedes albopictus. Repellent dioleskan
seperlunya pada bagian tubuh yang terbuka.

Menghindari kebiasaan menggantung pakaian.


Kebiasaan meletakkan pakaian digantungkan yang terbuka,
misalnya di belakang pintu kamar. Melipat pakaian atau kain yang
bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap pada pakaian
tersebut.
g

Tidur siang dengan menggunakan kelambu


Kebiasaan orang tidur pada siang hari akan mempermudah
penyebaran penyakit chikungunya, karena nyamuk betina mencari
umpannya pada siang hari (Anies, 2006).

Anda mungkin juga menyukai