Laporan Kasus Varicela
Laporan Kasus Varicela
PENDAHULUAN
Varisela adalah suatu penyakit infeksi virus akut primer dan menular, disebabkan
oleh Varicella Zoster Virus (VZV) yang menyerang kulit dan mukosa, ditandai
dengan adanya vesikel vesikel. Varicella Zoster Virus (VZV) termasuk kelompok
herpes virus dengan diameter kira kira 150 200 nm. Inti virus disebut capsid,
terdiri dari protein dan DNA dengan rantai ganda serta membentuk suatu garis
dengan berat molekuil 100 juta yang disusun dari 162 capsomer dan sangat
infeksius.1
Di Negara barat kejadian varisela terutama meningkat pada musim dingin dan
awal musim semi, sedangkan di Indonesia virus menyerang pada musim peralihan
antara musim panas ke musim hujan atau sebaliknya. Namun varisela dapat menjadi
penyakit musiman jika terjadi penularan dari seorang penerita yang ditinggal di
populasi padat, ataupun menyebar di dalam satu sekolah. Varisela terutama
menyerang anak anak di bawah 10 tahun terbanyak pada usia 5 9 tahun. Varisela
merupakan penyakit yang sangat menular, 75 % anak terjangkit setelah terjadi
penularan. Varisela menular melalu sekret saluran pernapasan, percikan ludah, terjadi
kontak dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan transplasental. 80 90% penularan
terjadi dalam keluarga karena kontak kedua dalam keluarga umumnya lebih berat.
Masa penularan varisela terutama mulai pada 2 hari sebelum timbul lesi kulit dan
berakhir bila telah terjadi krusta, biasanya 5 hari kemudian. Sedang pada neonatus
tertular selama terjadi viremia pada tubuh ibu hamil. Tidak terdapat perbedaan jenis
kelamin maupun ras. 1,2
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 21 hari. Setelah masa inkubasi,
mulai timbul gejala prodrormal berupa panas yang tidak terlalu tinggi, malaise, dan
nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang
dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa
tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian
menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel vesikel yang
baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi. Penyebaran terutama di daerah
badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstermitas, serta
dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. Jika
terdapat infeksi sekunder terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.
Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal. Komplikasi pada anak anak umumnya
jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa, berupa infeksi sekunder dengan
bakteri, ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis, otitis, arteritis.3
Pada dasarnya varisela dapat sembuh sendiri. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami penurunan
daya tahan tubuh. Biasanya pengobatan bersifat simptomatik, yaitu analgetik dan
anipiretik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative. Lokal dapat
diberikan bedak kering yang mengandung salisil 2% dan menthol 2%. Apabila
terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotik, berupa salep dan oral. Dapat pula
diberikan obat antivirus (asiklovir).3,4
Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus ddengan diagnosa varisela yang
ditemukan pada seorang pasien yang datang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2015.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. TD
Umur
: 42 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan terakhir
: SI
Pekerjaan
: IRT
Status
: Menikah
Suku / Bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Berat Badan
: 50 kg
Tinggi Badan
: 150 cm
: 22 kg / m2 (kesan : normal)
Tanggal Pemeriksaan
: 29 April 2015
Tempat pemeriksaan
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Bintik bintik merah berisi cairan sejak 2 hari yang lalu sebelum datang ke
Poliklinik.
2. Keluhan Tambahan
Gatal dan demam
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Bintik bintik merah berisi cairan sejak 2 hari yang lalu sebelum datang ke
Poliklinik. Bintik bintik ini pertama muncul di daerah badan kemudian
3
2) Hidung
: sekret (-), dalam batas normal
3) Mulut
: karies (-), dalam batas normal
h. Leher
1) Trakea
: letak tengah
2) Pembesaran KGB
: (-)
i. Thoraks : Terdapat bintik bintik kemerahan berisi cairan.
1) Simetris, Retraksi
: (-)
2) Cor
: SI-II Normal, Bising (-)
3) Pulmo
: Suara pernapasan vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
4) Abdomen
: Cembung, lemas, bising usus (+) normal, nyeri
tekan (-)
5) Hepar / Lien
: Tidak teraba
j. Ekstremitas
1) Ekstremitas superior : Akral hangat, terdapat bintik bintik
kemerahan berisi cairan.
Kulit
: Turgor kulit kembali cepat
Kuku
: Tidak ada kelainan
2) Ekstremitas inferior : Akral hangat, edema (-)
Kulit
: Turgor kulit kembali cepat
Kuku
: Tidak ada kelainan
2. Status Dermatologis
Regio thorakalis anterior et posterior, region brachii et antebrachii : Papul (+),
vesikel (+) multiple di atas kulit yang eritematous, dan erosi (+).
Sel datia
berinti
banyak
G. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
a. Bedak salycyil 1 % 2 x oles pada lesi yang belum pecah
b. Asiklovir tablet 400 mg (5 x 2 tablet/hari)
c. Paracetamol tablet 500 mg (3 x 1 tablet/hari (k/p))
2. Nonfarmakoterapi :
a. Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini bisa disembuhkan, bila
pasien mengkonsumsi obat secara teratur.
b. Menyarankan pasien untuk istirahat dan menjaga kebersihan badan.
c. Mengeringkan badan ketika berkeringat dan mengganti pakaian dengan
pakaian yang bersih serta sering mencuci handuk.
d. Jangan memakai peralatan mandi secara bersama sama untuk
menghindari anggota keluarga terinfeksi.
e. Kontrol kembali ke Poliklinik Kulit dan Kelamin setelah 1 minggu
kemudian.
7
H. PROGNOSIS
Umumnya baik, tergantung dari kepatuhan minum obat dan kebersihan badan
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rampengan TH. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Edisi 2. EGC : Jakarta.
Hal 90 104
2. Kurniawan M, Dessy N, Tatang M. Varisela Zoster pada Anak. Fakultas
Kedokteran, Universitas Pelita Harapan.
3. Handoko R, editor: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6.
2011. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Hal 110 - 18
4. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. EGC : Manado. Hal 120 130.