Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BENDA PADAT

MODUL F
LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS TERTENTU

KELOMPOK 5
Aprilianti
Felicius Wayandhana Tjiknang
Hendro
Josua Martua Nugraha Sianturi
Muthiah Fadillah Prinasti
Yoel Priatama

Tanggal Praktikum
Asisten Praktikum
Tanggal Disetujui
Nilai
Paraf Asisten

(1306369283)
(1306369094)
(1306369131)
(1306369232)
(1306369264)
(1306369421)

: 21 Februari 2015
:
:
:
:

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2015

LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS TERTENTU

I. TUJUAN
1. Untuk menentukan besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur
balok statis tertentu.
2. Membandungkan hasil percobaan dengan hasil teoritis.
II. TEORI
Besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur statis tertentu yang
diberi beban dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu dari ketiga
metode di bawah ini :
1. Metode integrasi
Salah satu metode penyelesaian dalam mencari nilai lendutan dan putaran
sudut adalah dengan metode integrasi yang dikenal juga dengan teori
elastis. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam mencari nilai
lendutan dan putaran sudut :
d 2 y Mx
=
(rumus umum)
EI
dx 2
dy 1
=
Mx dx+ c 1=tan ( putaran sudut )
dx EI
Mx
dx
EI

y=

+ c 1 x +c 2 (lendutan)

2. Metode momen area (Luas bidang momen)


Metode momen area adalah sebuah metode yang menggunakan
diagram momen untuk menghitung besar lendutan dan putaran sudut
pada balok dan portal.

= luas bidang momen


x = jarak dari titik berat luas bidang momen menuju titik B
B =
B = putaran sudut di titik B
B = . x
B = lendutan di titik B
3. Metode Unit Load
Metode unit load adalah sebuah metode yang menggunakan prinsip
energi untuk menghitung :
Besar lendutan dan putaran sudut pada balok dan portal
Besar lendutan pada rangka batang
Berikut ini adalah penerapan metode unit load pada balok kantilever.

B =

Mmdx
EI
0

M = momen akibat beban P


m = momen akibat satu satuan gaya (unit load) yang bekerja pada titik
B

B =

Mmdx
EI
0

M = momen akibat beban P


m = momen akibat satu satuan momen (unit moment) yang bekerja
pada titik B

III.PERALATAN
Percobaan 1
1 HST. 601
1 HST. 602
1 HST. 603
2 HST. 604
2 HST. 605
3 HST. 606
2 HST. 607
2 HST. 608
7 HST. 609
1 HST. 610
1 HST. 611
1 HST. 6m
1 HST. 6c

Penyangga ujung dengan penjepit tetap


Penyangga ujung dengan rol
Penggunaan momen lengkap
Katrol ganda
Kumpulan kawat
Penjepit gantungan
Penghubung penggantung
Gantungan-gantungan besar
Gantungan-gantungan kecil
Pengimbang gantungan
Kumpulan penyangga yang dapat disesuaikan
Arloji pengukur
Logam

1 HST. 6d

Balok uji perspektif

Gambar F.4 menunjukkan aplikasi dari beban terpusat di tengah bentang pada
balok dengan perletakan sederhana. Banyak variasi yang dapat dilakukan
seperti menunjukkan putaran sudut dan lendutan pada perletakan, beban
menggantung atau beban terbagi merata, dan lain-lain.
Percobaan 2
2 HST. 1301
1 HST. 1302
1 HST. 1303
1 HST. 1304
3 HST. 1305
3 HST. 1306
3 HST. 1307
3 HST. 1309
1 HST. 1310
1 HST. 1311
1 HST. 1312
2 HST. 1313

Penyangga ujung
Penyangga perletakan rol
Pengatur rol
Pelat jepit
Jepit penggantung
Penyambung gantungan
Penggantung besar (tempat beban)
Penggantung ujung
Penyangga perletakan ganda
Pengatur perletakan
Penggantung kecil
Ujung sisi tajam (knife edge)

Gambar F.5 menunjukkan balok kantilever dengan beban terpusat di ujung.


Variasi dapat dibuat dengan memberikan variasi beban, beban pada titik
tertentu, dan lain-lain.
Pengaturan-pengaturan seperti di atas dapat divariasikan menyesuaikan
dengan

kebutuhan

masing-masing.

Pengaturan

ini

dilakukan

untuk

menunjukkan penggunaan berbagai jenis alat untuk berbagai aplikasi. Untuk


percobaan-percobaan seperti ini dimana dibutuhkan pengamatan lendutan
yang besar, dianjurkan penggunaan dari alat untuk bentang panjang (long
travel gauge) HAC 6 series.
IV. CARA KERJA
Percobaan 1
1. Mengukur dimensi dari pelat balok (panjang, lebar, dan tebal).
2. Memasang pelat dalam frame sedemikian rupa sehingga pelat tersebut
membentuk struktur balok sederhana dengan panjang 90 cm.
3. Memasang alat dial gauge pada pelat pada ujung sebelah kanan,
sebelah kiri, dan tepat di tengah pelat sedemikian rupa sehingga dial
gauge menekan pelat.
4. Mengatur angka pada dial gauge menjadi nol setelah sistem terpasang.
5. Memberikan beban pada pelat sebesar 2 N di tengah pelat.
6. Membaca pembacaan pada dial gauge di ujung pelat sebelah kanan,
kiri, dan tepat tengah dari pelat (x=45 cm).
7. Menambahan beban sebesar 2 N terus menerus sampai beban 10 N.
8. Membaca pembacaan dial gaugeuntuk variasi beban.
Percobaan 2
1. Mengukur dimensi dari pelat balok (panjang, lebar, dan tebal).
2. Memasang pelat dalam frame sedemikian rupa sehingga pelat tersebut
membentuk struktur balok kantilever dengan panjang 45 cm.
3. Memasang alat dial gauge pada pelat pada ujung sebelah kiri
(perletakan) dan di ujung pelat sedemikian rupa sehingga dial gauge
menekan pelat.
4. Menyetel angka pada dial gauge menjadi nol setelah sistem terpasang.
5. Memberikan beban pada pelat sebesar 2 N di ujung pelat.
6. Membaca pembacaan pada dial gauge di ujung pelat sebelah kiri dan
kanan dari pelat.
7. Menambahan beban sebesar 2 N terus menerus sampai beban 10 N.
8. Membaca pembacaan dial gauge untuk variasi beban.

V. DATA PERCOBAAN
A. Percobaan 1
Beban Terpusat di Tengah Bentang dengan Perletakkan Sederhana
L
= 90 cm
= 0.9 m
bpelat = 24.9 mm
= 0.0249 m
hpelat = 5.1 mm
= 0.0051 m
x
= 10 cm
= 0.1 m
Pembacaan Dial saat pembebanan (Loading)
No
1
2
3
4
5

W
(N)
5
10
15
20
25

Pembacaan Dial
A (mm)
C (mm)
1.08
0.3
2.48
0.82
3.35
1.2
5.23
1.6
6.83
2.06

Pembacaan Dial saat Unloading


No
1
2
3
4
5

W
(N)
5
10
15
20
25

Pembacaan Dial
A (mm)
C (mm)
1.06
0.31
2.43
0.9
3.30
1.25
5.1
1.65
6.83
2.06

B. Percobaan 2
Beban Terpusat di Ujung Bentang dengan Perletakan Jepit
L
bpelat
hpelat
x

= 45 cm
= 24.9 mm
= 5.1 mm
= 10 cm

= 0.45 m
= 0.0249 m
= 0.0051 m
= 0.1 m

Pembacaan Dial saat pembebanan (Loading)


No
1
2
3
4
5

W
(N)
2
4
6
8
10

Pembacaan Dial
A (mm)
1.06
2.02
3.01
4.33
5.36

Pembacaan Dial saat Unloading

No
1
2
3
4
5

W
(N)
2
4
6
8
10

Pembacaan Dial
A (mm)
1.13
2.35
3.35
4.62
5.36

VI. PENGOLAHAN DATA


Percobaan 1
A) Lendutan di titik A (tengah bentang)
Loading
1
Mencari nilai Inersia I = 12 bh3
I=

1
12

x 0.0249 x 0.00513

I = 2.75251 x 10-10 m4

Mencari nilai E percobaan menggunakan rumus A =

PL
48 E I

dengan metode Least Square. Dimana P sebagai x dan A sebagai y.


No x (P)
y (A)
x2
1
5
0.00108
25
2
10
0.00248
100
3
15
0.00335
225
4
20
0.00523
400
5
25
0.00683
625

75
0.01897
1375
Hubungan Beban (x) dan Lendutan (y)
y = mx + b
n xy x y
m = n x 2( x )2 = 0.000285
b=
m =

x 2 y x xy
n x 2( x)2
L3
48 E I

Epraktikum =

y2
1.1664 x 10-6
6.1504 x 10-6
1.12225 x 10-5
2.73529 x 10-5
4.66489 x 10-5
9.25411 x 10-5

xy
0.0054
0.0248
0.05025
0.1046
0.17075
0.3558

= -0.000481

L3
48 m I

0.93
10
48 0.000285 2.75251 10

= 1.936 x

1011 N/m2
P L3
A = 48 E I
Sehingga akan diperoleh kesalahan relatif lendutan pada setiap perubahan
beban yang diberikan jika nilai Eteori = 2 x 1011 N/m2

A Percobaan

A Teori

|
0.001425
0.00285
0.004275
0.0057
0.007125

0.001379
0.002759
0.004138
0.005518
0.006897

Kesalahan relatif
A ( teori ) A ( percobaan)
100
A ( teori )

3.305785
3.305785
3.305785
3.305785
3.305785

Unloading

Mencari nilai Inersia I =

1
12

bh3

I=

1
12

x 0.0249 x 0.00513

I = 2.75251 x 10-10 m4
Mencari nilai E percobaan menggunakan rumus A =

P L3
48 E I

dengan metode Least Square. Dimana P sebagai x dan A sebagai y.


No x (P)
y (A)
x2
y2
1
5
0.00106
25
1.1236 x 10-6
2
10
0.00243
100
5.9049 x 10-6
3
15
0.00330
225
1.089 x 10-5
4
20
0.00510
400
2.601 X 10-5
5
25
0.00683
625
4.66489 x 10-5

75
0.01872
1375 9.05774 x 10-5
Hubungan Beban (x) dan Lendutan (y)
y = mx + b
n xy x y
m = n x 2( x )2 = 0.0002842
b=
m =

x 2 y x xy
n x 2( x)2

xy
0.0053
0.0243
0.0495
0.102
0.17075
0.35185

= -0.0005189

L3
48 E I
3

Epraktikum =

L
48 m I

0.93
48 0.0002842 2.75251 1010

= 1.9415

x 1011 N/m2
P L3
A = 48 E I
Sehingga akan diperoleh kesalahan relatif lendutan pada setiap perubahan
beban yang diberikan jika nilai Eteori = 2 x 1011 N/m2

A Percobaan

A Teori

Kesalahan relatif

|
0.001421
0.002842
0.004263
0.005684
0.007105

A ( teori ) A ( percobaan)
100
A ( teori )

0.001379
0.002759
0.004138
0.005518
0.006897

3.13134
3.13134
3.13134
3.13134
3.13134

B) Putaran sudut di perletakan A (sendi)


P L2
Rumus yang digunakan :
A = 16 E I
Berdasarkan percobaan :

(rad) =

percobaan
100

Mengubah radian menjadi dengan rumus : =

rad
180
phi

Loading

No
1
2
3
4
5

x (P)
5
10
15
20
25
75

y ( (rad))
0.003
0.0082
0.012
0.016
0.0206
0.0598

x2
25
100
225
400
625
1375

y2
0.000009
0.00006724
0.000144
0.000256
0.00042436
0.0009006

Xy
0.015
0.082
0.18
0.32
0.515
1.112

n xy x y
2
2
n x ( x )

m=

= 8.6 x 10-4

maka, nilai E dapat diketahui dari rumus : m =


2

L
16 m I

E=

L2
16 E Iz

0.92
16 0.00086 x 2.75251 x 1010

= 2.13864 x 1011

N/m2
=

P L2
16 E I

Sehingga, akan diperoleh kesalahan relatif putaran sudut pada setiap


perubahan beban yang diberikan sebagai berikut jika nilai Eteori = 2 x 1011
N/m2:
Percobaan

Teori

|
0.0043
0.0086
0.0129
0.0172
0.0215
Unloading
No
1
2
3
4
5

m=

x (P)
5
10
15
20
25
75

Kesalahan relatif
(teori ) ( percobaan )
100
( teori )

0.004598
0.009196
0.013794
0.018392
0.02299

y ( (rad))
0.0031
0.009
0.0125
0.0165
0.0206
0.0617

n xy x y
2
2
n x ( x )

6.482645
6.482645
6.482645
6.482645
6.482645

x2
25
100
225
400
625
1375

y2
0.00000961
0.000081
0.00015625
0.00027225
0.00042436
0.00094347

Xy
0.0155
0.09
0.1875
0.33
0.515
1.138

= 0.00085

maka, nilai E dapat diketahui dari rumus : m =

L2
16 E Iz

L
16 m I

E=

0.9
16 0.00085 x 2.75251 x 1010

= 2.16380 x 1011

N/m2
=

P L2
16 E I

Sehingga, akan diperoleh kesalahan relatif putaran sudut pada setiap


perubahan beban yang diberikan sebagai berikut jika nilai Eteori = 2 x 1011
N/m2:

Percobaan

Teori

|
0.00425
0.0085
0.01275
0.017
0.02125

Kesalahan relatif
(teori ) ( percobaan )
100
( teori )

0.004598
0.009196
0.013794
0.018392
0.02299

7.57
7.57
7.57
7.57
7.57

Percobaan 2
Beban Terpusat di Ujung Bentang dengan Perletakan Jepit
Lendutan
Loading
1
Mencari nilai Inersia I = 12 bh3
I=

1
12

x 0.0249 x 0.00513

I = 2.75251 x 10-10 m4
Mencari nilai E percobaan menggunakan rumus A =

P L3
48 E I

dengan metode Least Square. Dimana P sebagai x dan A sebagai y.


No
1
2
3

x (P)
2
4
6

y (A)
0.00106
0.00202
0.00301

x2
4
16
36

y2
1.1236 x 10-6
4.0804 x 10-6
9.0601 x 10-6

Xy
0.00212
0.00808
0.01806

4
8
0.00433
64
1.87489 x 10-5
5
10
0.00536
100
2.87296 x10-5

30
0.01578
220
6.17426 x 10-5
Hubungan Beban (x) dan Lendutan (y)
y = mx + b
n xy x y
m = n x 2( x )2 = 5.455 x 10-4

0.03464
0.0536
0.1165

b=

x y x xy
n x 2( x)2

= -0.000117

m =

L
48 E I
3

Epraktikum =

L
3 m I

0.9 3
3 0.0005455 2.75251 1010

1.61838765 x 1011 N/m2


3
PL
A = 3 E I
Sehingga akan diperoleh kesalahan relatif lendutan pada setiap perubahan
beban yang diberikan jika nilai Eteori = 2 x 1011 N/m2

A Percobaan

A Teori

|
0.01091
0.02182
0.03273
0.04364
0.05455

Kesalahan relatif
A ( teori ) A ( percobaan)
100
A ( teori )

0.08828
0.017657
0.026485
0.035313
0.044142

Unloading

23.58
23.58
23.58
23.58
23.58

Mencari nilai Inersia I =

1
12

bh3

I=

1
12

x 0.0249 x 0.00513

I = 2.75251 x 10-10 m4

Mencari nilai E percobaan menggunakan rumus A =

PL
48 E I

dengan metode Least Square. Dimana P sebagai x dan A sebagai y.


No x (P)
y (A)
x2
y2
1
2
0.00113
4
1.2769 x 10-6
2
4
0.00235
16
5.5225 x 10-6
3
6
0.00335
36
1.12225 x 10-5
4
8
0.00462
64
2.13444 x 10-5
5
10
0.00536
100
2.87296 x 10-5

30
0.01681
220
6.80959 x 10-5
Hubungan Beban (x) dan Lendutan (y)
y = mx + b
n xy x y
m = n x 2( x )2 = 0.0005365
b=

x 2 y x xy
n x 2( x)2

m =

xy
0.00226
0.0094
0.0201
0.03696
0.0536
0.12232

= 0.00143

L3
48 E I

Epraktikum =

L3
3 m I

0.9 3
10
3 0.0005365 2.75251 10

1.64553696 x 1011 N/m2


P L3
A = 3 E I
Sehingga akan diperoleh kesalahan relatif lendutan pada setiap perubahan
beban yang diberikan jika nilai Eteori = 2 x 1011 N/m2

A Percobaan

A Teori

|
0.01073
0.02146
0.03219
0.04292
0.05365

0.008828
0.017657
0.026485
0.035313
0.044142

Kesalahan relatif
A ( teori ) A ( percobaan)
100
A ( teori )

21.541
21.541
21.541
21.541
21.541

VII.

ANALISA
1. Analisa Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan besar lendutan dan
putaran sudut dari sebuah struktur balok statis tertentu dan
membandingkannya dengan besar lendutan hasil perhitungan secara
teoritis. Terdapat 2 percobaan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu
beban terpusat di tengah bentang dengan perletakkan sederhana dan
beban terpusat di ujung bentang dengan perletakan jepit.
Pada percobaan beban terpusat di tengah bentang dengan
perletakkan seherdana, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengukur dimensi dari pelat balok berupa panjang, lebar, dan tebal
dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran ini harus dilakukan
dengan teliti agar mendapat hasil yang akurat. Setelah dilakukan
pengukuran, selanjutnya pelat dalam frame dipasang sedemikian rupa
sehingga pelat tersebut membentuk struktur balok sederhana dengan
panjang 90 cm. Kemudian memastikan alat dial gauge pada pelat pada
ujung sebelah kanan, sebelah kiri, dan tepat ditengah pelat terpasang.
Alat dial gauge harus terpasang dengan posisi tegak lurus dengan balok
agar pengukuran dapat akurat. Selanjutnya, angka yang ada pada dial
gauge diatur agar menjadi nol setelah semua sistem terpasang.

Kemudian beban digantungkan ditengah pelat sebesar 5 N. Setelah


beban digantungkan, maka praktikan dapat membaca pengkuran pada
dial gauge di ujung pelat sebelah kanan, kiri, dan tepat ditengah dari
pelat dengan jarak (x=45cm). Selanjutnya, beban ditambah sebesar 5N
terus menerus sampai beban 25 N. Dan kemudian kembali membaca
pengukuran pada dial gauge untuk setiap variasi beban.
Pada percobaan dengan beban terpusat di ujung bentang dengan
perletakan jepit, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengukur dimensi berupa panjang, lebar, dan tebal dari pelat balok.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dan
pembacaan jangka sorong harus dilakukan dengan teliti agar hasil yang
di dapat akurat. Selanjutnya, pelat dalam frame dipasang sedemikian
rupa sehingga pelat tersebut membentuk struktur balok kantilever
dengan panjang 45 cm. Setelah itu alat dial gauge dipasang pada pelat
pada ujung sebelah kiri (perletakan) dan di ujung pelat sedemikian rupa
sehingga dial gauge menekan pelat. Pemasangan dial gauge harus tegak
lurus dengan balok agar mendapatkan hasil yang akurat. Kemudian
praktikan mengatur angka pada dial gauge menjadi nol setelah sistem
terpasang. Setelah itu, praktikan memberikan beban pada pelat sebesar
2 N di ujung pelat. Langkah selanjutnya adalah membaca pembacaan
pada dial gauge di ujung pelat sebelah kiri dan kanan dari pelat. Setelah
itu, menambah beban sebesar 2 N terus menerus. sampai beban 10 N.
Setelah itu, maka praktikan dapat membaca pembacaan dial gauge
untuk variasi beban.

2. Analisa Hasil
Percobaan ini terdiri dari 2 jenis percobaan yaitu beban terpusat di
tengah bentang dengan perletakkan sederhana dan beban terpusat di ujung
bentang dengan perletakan jepit. Pada percobaan pertama dilakukan
pengolahan data untuk menentukan besar dari lendutan dan putaran sudut,
sedangkan pada percobaan kedua dilakukan pengolahan data untuk
menghitung besar lendutan. Pengukuran pada setiap percobaan dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu saat loading (pembebanan) dan saat unloading.
Pada percobaan beban terpusat di tengah bentang dengan
perletakkan sederhana, nilai E percobaan dapat dihitung dengan
3

menggunakan persamaan A =

PL
48 E I

dengan metode Least Square

dimana P sebagai x dan A sebagai y. Setelah dihitung, maka didapat E


percobaan pada saat Loading sebesar 1.936 x 1011 N/m2 dan dan pasa saat
unloading sebesar 1.9415 x 1011 N/m2. Kemudian dengan menggunakan

persamaan persamaan A =

P L3
48 E I

, maka didapat besar dari

lendutan praktikum sebesar 0.00475. Dengan menggunakan persamaan


yang sama dan besar E teori sebesar 2 x 1011 N/m2 maka didapat lendutan
teori sebesar 0.004138. Dari hasil perhitungan ini terlihat bahwa hasil
perhitungan berdasarkan praktikum tidak berbeda jauh dengan besar hasil
perhitungan teori.
Pada percobaan beban terpusat di tengah bentang dengan
perletakkan sederhana, putaran sudut dapat dihitung dengan metode least

square dan

menggunakan persamaan E =

L2
16 m I . Setelah

dilakukan perhitungan maka di dapat nilai E pada saat loading sebesar


2.13864 x 1011 N/m2 dan pada saat unloading sebesar 2.16380 x 1011 N/m2.
Setelah didapat besar dari E praktikum, maka dapat dihitung besar dari
2

putaran sudutnya dengan menggunakan persamaan =

PL
16 E I .

Setelah dilakukan perhitungan maka besar rata-rata dari putaran sudut


praktikum sebesar 0.0129, sedangkan besar rata-rata dari putaran sudut
teori sebesar 0.0137. Dari hasil perhitungan ini, terlihat bahwa besar ratarata putaran sudut praktikum dengan teori tidak berbebda jauh. Sehingga
dapat disimpulkan percobaan ini dapat digunakan untuk menentukan besar
putaran sudut pada kasus beban terpusat di tengah bentang dengan
perletakkan sederhana.
Pada percobaan dengan beban terpusat di ujung bentang dengan
perletakan jepit besar, besar dari E dapat dihitung dengan menggunakan

metode Least Square dan menggunakan persamaan Epraktikum =

L3
3 m I

. Setelh dilakukan perhitungan maka didapat besar E pada saat loading


sebesar =

1.61838765 x 1011 N/m2 dan pada saat unloading sebesar

1.64553696 x 1011 N/m2. Setelah didapat besar dari E, maka dapat dihitung
besar dari lendutannya yaitu dengan menggunakan persamaan A =
3

PL
3 E I . Kemudian setelah dilakukan perhitungan maka didapat besar
lendutan rata-rata praktikum sebesar

0.03273. dengan menggunakan

persamaan yang sama dan E teori sebesar 2 x 10 11 N/m2 didapat besar


lendutan sebesar 0.042375. dari hasil yang didapat, terlihat bahwa besar
lendutan dari hasil praktikum dengan besar lendutan hasil perhitungan
secara teori tidak berbeda jauh. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
praktikum ini dapat mengukur lendutan pada kasus beban terpusat di
ujung bentang dengan perletakan jepit besar.
3. Analisa Kesalahan

Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada praktikum ini dapat


diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Pemasangan dial gauge yang miring atau tidak tepat di tengah pelat
atau tidak tepat di ujung pelat.
2. Ketidaktelitian pada saat pembacaan dial gauge. Baik pada skala besar
maupun skala yang kecil.
3. Ketidaktelitian pada saat mengukur besar dimensi pelat dengan jangka
sorong.
4. Pemasangan mur yang kurang kuat sehingga perletakan yang
seharusnya jepit menjadi tidak sepenuhnya jepit.
5. Pengaruh gesekan pada saat pemasangan alat struktur.
6. Pengantung beban yang tidak sesuai posisinya.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan Percobaan dan pengolahan datayang telah dilakukan,
praktikan beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Pada struktur balok sederhana, besar lendutan yang terjadi di
tengah bentang berbanding lurus dengan panjang bentang dan
beban yang bekerja pada struktur serta berbanding terbalik dengan
modulus elastisitas batang dan inersia penampang batang.
Besarnya lendutan di tengah bentang memenuhi persamaan =
P L3
48 E I .
2. Pada struktur balok kantilever, besar lendutan yang terjadi di ujung
bentang berbanding lurus dengan panjang bentang dan beban yang
bekerja pada struktur serta berbanding terbalik dengan modulus
elastisitas batang dan inersia penampang batang. Besarnya

lendutan tersebut memenuhi persamaan =

P L3
3 E I .

3. Pada pengolahan data beban terpusat di tengah bentang dengan


perletakkan sederhana didapatkan besar lendutan praktikum
sebesar 0,004275 m dan teori 0,004138 m.
Pada pengolahan data beban terpusat di tengah bentang dengan
perletakkan sederhana didapatkan besar putaran sudut praktikum
sebesar 0,0129 dan teori sebesar 0,013794 .

Pada pengolahan data beban terpusat di ujung bentang dengan


perletakan jepit besar didapatkan besar lendutan praktikum sebesar
0,03273 m dan besar lendutan teori sebesar 0,042375 m.

IX.

REFERENSI
Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat. Laboratorium Struktur dan
Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.

X.

LAMPIRAN

Gambar 1. Perletakan Kantilever


Sumber : diambil menggunakan kamera
pribadi

Gambar 2. Perletakan Kantilever


Sumber : diambil sendiri menggunakan
kamera pribadi

Anda mungkin juga menyukai