Rensis Linkert
Rensis Linkert dari Universitas Michighan mengembangkan model
peniti penyambung (linking pin model) yang menggambarkan struktur
organisasi. Menurut Luthans (1973) struktur peniti penyambung ini
cenderung menekankan dan memudahkan apa yang seharusnya terjadi
dalam struktur klasik yang birokratik. Ciri organisasi berstruktur peniti
penyambung adalah lambatnya tindakan kelompok, hal ini harus diimbangi
dengan memanfaatkan partisipasi yang positif.
Bila seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan
baik maka operasional organisasi akan membaik.
Fungsi-fungsi manajemen berlangsung dalam empat sistem:
1. Sistem Pertama: Sistem yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala
sesuatu diperintahkan dengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan
balik. Atasan tidak memiliki kepercayaan terhadap bawahan dan bawahan
tidak memiliki kewenangan untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan
atasan. Akibat dari konsep ini adalah ketakutan, ancaman dan hukuman jika
tidak selesai. Proses komunikasi lebih banyak dari atas kebawah.
2. Sistem Kedua: Sistem yang lebih lunak dan otoriter dimana manajer lebih
sensitif terhadap kebutuhan karyawan. Manajemen berkenan untuk percaya
pada bawahan dalam hubungan atasan dan bawahan, keputusan ada di atas
namun ada kesempatan bagi bawahan untuk turut memberikan masukan
atas keputusan itu.
3. Sistem Ketiga: Sistem konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari
karyawan. Disini karyawan bebas berhubungan dan berdiskusi dengan atasan
dan interaksi antara pimpinan dan karyawan nyata. Keputusan di tangan
atasan, namun karyawan memiliki andil dalam keputusan tersebut.s
4. Sistem Keempat: Sistem partisipan dimana pekerja berpartisipasi aktif
dalam membuat keputusan. Disini manajemen percaya sepenuhnya pada
bawahan dan mereka dapat membuat keputusan. Alur informasi keatas,
kebawah, dan menyilang. Komunikasi kebawah pada umumnya diterima, jika
tidak dapat dipastikan dan diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan
manajer. Interaksi dalam sistem terbangun, komunikasi keatas umumnya
akurat dan manajer menanggapi umpan balik dengan tulus. Motivasi kerja
dikembangkan dengan partisipasi yang kuat dalam pengambilan keputusan,
penetapan goal setting (tujuan) dan penilaian .
Fiedler
Pendekatan kontingensi menggambarkan bahwa gaya kepemimpinan yang
digunakan tergantung pada faktor - faktor seperti situasi, karyawan, tugas,
dan variable -variabel organisasi yang lain.
Fiedler menyatakan bahwa kepemimpinan efektif tergantung pada
karakteristik pemimpin dan faktor situasional.
Faktor situasional yang diidentifikasikan adalah:
a. Hubungan pemimpin & bawahan
Seberapa besar bawahan percaya pada atasannya.
b. Struktur tugas
Seberapa jelas tugas yang diberikan pada bawahan.
c. Posisi kekuasaan atasan
Mengukur tingkat kekuasaan pemimpin (legitimate, reward & coersive
power)