Anda di halaman 1dari 4

20/04/2016

CAPAIAN PEMBELAJARAN
STANDAR SDM DALAM
PELAYANAN FARMASI

SUMBER DAYA ORGANISASI

MAN
MONEY
MATERIAL
MACHINE
METHODS
MARKETING
MINUTES
INFORMATION

Mampu Menjelaskan
Peraturan/perundang undangan yang terkait
dengan pengelolaan SDM kefarmasian
Pengertian dan Jenis SDM Kefarmasian
Kualifikasi standar SDM Kefarmasian

UU 44 TH 2009-Pasal 13
(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di
Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di
Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan
standar profesi,
standar pelayanan Rumah Sakit,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika
profesi,
Menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien.

13

KUALIFIKASI SDM KEFARMASIAN


Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan,
Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari:
1) Apoteker
2) Tenaga Teknis Kefarmasian

Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari:


1) Operator Komputer/Teknisi yang memahami
kefarmasian
2) Tenaga Administrasi
3) Pekarya/Pembantu pelaksana

SDM KEFARMASIAN
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian,

20/04/2016

TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN


Tenaga Teknis Kefarmasian terdiri atas
Sarjana Farmasi
Ahli Madya Farmasi
Analis Farmasi
Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker

Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik dan


aman - penentuan kebutuhan tenaga harus
mempertimbangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan jenis pelayanan, tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawabnya

PERSYARATAN
SDM

PELAYANAN KEFARMASIAN
Pelaksana :
Apoteker
Tenaga Teknis Kefarmasian

Supervisor
Apoteker dengan kualifikasi khusus

STANDAR KOMPETENSI APOTEKER


Melakukan dispensing obat dan alat kesehatan
Penilaian resep
Evaluasi obat yang diresepkan
Penyiapan dan penyerahan obat yang diresepkan

Memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi


dan alkes sesuai standar yang berlaku
Persiapan formulasi dan pembuatan sediaan obatfarmasi
Iv admixture, pengendalian obat khusus-sitostatika
Sterilisasi alkes

STANDAR KOMPETENSI APOTEKER


Melakukan praktek kefarmasian secara
profesional dan etik(aspek etik-profesionalkomunikatif-informatif)
Menyelesaikan masalah terkait penggunaan
sediaan farmasi
Penggunaan obat secara rasional
Telaah penggunaan obat pasien
Monitoring ESO
Evaluasi penggunaan obat
Mendampingi Swamedikasi Pasien

STANDAR KOMPETENSI APOTEKER


Terampil dalam pemberian informasi obat dan
alkes
Melayanai informasi obat sesuai kaidah etik

Berkontribusi dalam upaya promotif dan


preventif masyarakat
Bekerjasama dalam upaya kesehatan dasar

Mengelola sediaan farmasi dan alkes sesuai


standar
Seleksi-pengadaan-penyimpanan-distribusi-penarikanpemusnahan-pengelolaan infrastruktur

20/04/2016

STANDAR KOMPETENSI APOTEKER

PERANAN APOTEKER DALAM YANKES

Trampil organisasi dan membangun hubungan


interpersonal dalam praktik farmasi

Pengelola layanan sediaan farmasi (obat) dan


alkes
Konselor obat dan terapi
Monitoring Penggunaan sediaan farmasi dan
ESO
Mitra Dokter dalam Penanggulangan
medication error
Penjaminan mutu pelayanan kefarmasian-
penggunaan obat secara rasional

Time management
Bekerja dalam tim
Problem solving dan conflict management

Mengikuti perkembangan IPTEK kefarmasian


Longlife learning
Penggunaan teknologi dalam membangun
profesionalitas

PENENTUAN KEBUTUHAN TENAGA


APOTEKER DI FASKES (RS)

QUESTION ...?

Dasar : Beban Kerja di Masingmasing unit


pelayanan
IRJA-IRNA-IGD
(PMK RI NO 58

PR &
TANTANGAN
PIMPINAN/
MANAGER
YANKES

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


BEBAN KERJA
kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy
Rate (BOR);
jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang
dilakukan (manajemen, klinik dan produksi);
jumlah Resep atau formulir permintaan Obat
(floor stock) per hari; dan
Volume Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Paka

TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI


RUMAH SAKIT)

PELAYANAN KEFARMASIAN IRNA


Pelayanan farmasi manajerial
Pelayanan farmasi klinik
pengkajian resep,
penelusuran riwayat penggunaan Obat,
rekonsiliasi Obat
pemantauan terapi Obat,
pemberian informasi Obat
konseling, edukasi dan visite
PMK RI NO 58 TAHUN 2014

20/04/2016

PELAYANAN KEFARMASIAN IRNA

PENENTUAN KEBUTUHAN APOTEKER


IRNA

Pelayanan farmasi manajerial


Pelayanan farmasi klinik

1 Apoteker : 30 Pasien

IRJA
1 Apoteker : 50 Pasien

pengkajian Resep,
Penyerahan Obat,
Pencatatan Penggunaan Obat (PPO)
Konseling

Unit Pelayanan dan Penunjang Lain : minimal 1


Apoteker tergantung beban kerja
Unit Gawat Darurat;
Intensive Care Unit (ICU)/Intensive Cardiac Care Unit
(ICCU)/Neonatus Intensive Care Unit (NICU)/Pediatric
IntensiveCare Unit (PICU);
Unit logistik medik/distribusi, unit produksi steril/aseptic
dispensing,
unit pelayanan informasi Obat

PMK RI NO 58 TAHUN 2014

PENGEMBANGAN DAN PENELITIAN

PMK RI NO 58 TAHUN 2014

7P MANAJEMEN SDM

Setiap Apoteker dan staf Kefarmasian wajib melakukan


pengembangan diri untuk meningkatkan
profesionalitas
Tugas Kepala Instalasi Farmasi

menyusun program orientasi staf baru, pendidikan dan


pelatihan berdasarkan kebutuhan pengembangan
kompetensi SDM.
menentukan dan mengirim staf sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan (tugas dan tanggung jawabnya) untuk
meningkatkan kompetensi yang diperlukan.
menentukan staf sebagai narasumber/pelatih/fasilitator
sesuai dengan kompetensinya.

PENSIUN

PEMELIHARAAN
PENGEMBANGAN
PEMBUDAYAAN
PENDAYAGUNAAN
PENERIMAAN
PERENCANAAN

PENGEMBANGAN DAN PENELITIAN


Instalasi Farmasi harus melakukan
pengembangan Pelayanan Kefarmasian sesuai
perkembangan kefarmasian terkini.
Apoteker harus didorong untuk melakukan
penelitian mandiri atau berkontribusi dalam tim
penelitian mengembangkan praktik Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
Apoteker berperan dalam Uji Klinik Obat

SELAMAT BELAJAR

mengelola Obat-Obat yang diteliti


mencatat Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
selama penelitian

Anda mungkin juga menyukai