ortodontik,
dan
kemungkinan
etiologinya
adalah
adanya
retensi
yang
berkepanjangan atau gigi desidui yang tanggal terlalu dini, gigi berjejal, celah langit-langit,
faktor genetik, diskrepansi panjang lengkung rahang dan ukuran gigi, abnormalitas
morfologi gigi dan rentetan erupsi, kebiasaan mengisap jempol, dan bernapas melalui
mulut, selama periode pertumbuhan.
Rapid palatal expansion (RPE) sering digunakan untuk ekspansi maksila pada
pasien gigi bercampur yang mengalami defisiensi. Secara spesifik, teknik tersebut
digunakan untuk mengoreksi gigitan silang dalam arah transversal dan sagital,
menyediakan ruangan dalam lengkung gigi, dengan demikian menyelesaikan kasus gigi
berjejal borderline.
RPE sangat berguna untuk perawatan maloklusi Klas III dan kasus defisinsi maksila
yang nyata maupun relatif. Splint akrilik pada bagian oklusal dianggap lebih efektif
dibandingkan RPE pada pasien muda karena memiliki efek terapeutik yang tidak terbatas
hanya pada koreksi gigitan silang atau meningkatkan lebar lengkung.
Gigitan silang posterior dan anterior tidak mengalami koreksi spontan dan harus
dirawat dengan ekspansi palatal sedini mungkin, setelah dilakukan diagnosis yang akurat
dimana pasien berada pada relasi sentris, dan rencana perawatan telah dibuat serta pasien
bersedia untuk menggunakan piranti ortodontik.
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekpansi palatal yang besar setelah
penggunaan RPE, pada periode gigi bercampur, dengan modifikasi palatal expander Haas
pada pasien yang mengalami gigitan silang komplit rahang atas, dan setelah 2 tahun 9
bulan follow up post perawatan, didapatkan hasil oklusal yang tetap stabil dan tidak
dideteksi adanya kelainan skeletal.
LAPORAN KASUS
Seorang pasien laki-laki berusia 8,4 tahun dirujuk oleh dokter gigi umum. Pada
pemeriksaan, ditemukan faktor berikut : diastema diantara insisivus sentralis dan adanya
ruang kecil yang tersedia untuk erupsi gigi insisivus lateral. Secara radiografi, terlihat
adanya rentetan erupsi yang normal, maloklusi skeletal Klas I (ANB = 1), dengan
kecenderungan Klas III (Ao-Bo = -8mm) dan maloklusi angle Klas III, kecenderungan
pertumbuhan vertikal, dan insisivus maksila serta mandibula (Gambar 1 dan Tabel 1)
Tujuan perawatan fase I adalah untuk mengoreksi gigitan silang komplit dan secara
tidak langsung meningkatkan perimeter lengkung maksila. Direkomendasikan
tindakan untuk mempertahankan E-space pada lengkung mandibula dengan lingual
holding arch. Pasien dan orangtuanya diberitahukan bahwa kemungkinan adanya pola
pertumbuhan yang tidak diinginkan yang akan terjadi berdasarkan pengukuran
sefalometri (Tabel 1) dan juga karena adanya faktor genetik (ayah pasien mengalami
maloklusi skeletal Klas III).
2.2. Alternatif Perawatan
Pada fase I, direkomendasikan untuk segera mengoreksi gigitan silang komplit pada
pasien, sebab pasien telah menyetujui penggunaan piranti, pemasangan expanders, dan
khususnya kebersihan mulut. Haas, HYRAX, quad-helix, dan tipe bonded expander
pada pasien dan ayahnya.
2.3. Progres Perawatan
Pada kasus ini dipilih perawatan dengan palatal expander cekat tipe Haas dengan
modifikasi pada regio anterior, sebab tidak adanya gigi premolar pasien. Kedua gigi
molar pertama permanen rahang atas dipasangkan band dan expander dipasang dengan
seri 110M (044-001, Summit Orthodontics). Expander disementasi pada molar
permanen dan dibonding ke gigi molar dan kaninus desidui. Setelah palatal expander
dipasang, pasien diberi penjelasan mengenai perawatan (makanan, kebersihan, dan
aktivasi) (gambar 2).
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 2. Diastema sentralis dengan tanda klinis pembukaan sutura. Radiografi
oklusal menunjukkan pembukaan sutura yang nyata. (a) Setelah 3 minggu dan 52 kali
aktivasi sekrup. (b) 43 hari dan (c) dan (d) 5 bulan dan 6 bulan setelah retensi.
Diastema kembali ke dimensi awalnya pada fase retensi sekrup.
Aktivasi ekspansi dilakukan sebanyak dua kali seperempat putaran (0,5 mm) setiap
harinya hingga ekspansi yang diharapkan telah dicapai, dan dievaluasi melalui
pembukaan distema dan hubungan transversal posterior pada observasi klinik.
Terdapat pembukaan diastema yang signifikan secara klinis antara insisivus sentral
rahang atas sebesar 10 mm setelah 3 minggu dan 52 kali aktivasi sekrup. Radiografi
oklusal menunjukkan struktur yang terpisah secara nyata. Diastema kembali pada
dimensi awal pada fase retensi (Gambar 2). Expander tetap dipasang sebagai retainer
selama periode 6 bulan.
yang tegak lurus. Selain itu juga diperoleh ruang yang signifikan secara klinis pada
lengkung gigi maksila sehingga pengaturan letak gigi insisivus ke garis oklusi dapat
dilakukan, sedangkan perimeter lengkung rahang bawah di pertahankan dengan
lingual holding arch (Gambar 3).
Gambar 4. Fotografi intraoral setelah perawatan. Interkuspid yang baik dan overjet
serta overbite yang adekuat. Karakteristik skeletal dan dental. Superimposisi : sebelum
perawatan, hitam ; setelah perawatan, merah.
Tabel 1 menunjukkan penanganan pola skeletal (ANB = 0 ; Ao-Bo = -2mm) dan
proklinasi insisivus maksila dengan insisivus mandibula yang tegak. Pasien memiliki
pertumbahan vertikal yang mendukung stabilitas oklusi.
Hasil fungsional dan oklusal dipertahankan selama 2 tahun 9 bulan follow-up
setelah perawatan. Seluruh gigi molar ketiga telah erupsi sempurna (Gambar 5).
Gambar 5. Dua tahun sembilan bulan follow up setelah perawatan. Stabilitas hasil
fungsional dan oklusal. Erupsi gigi molar ketiga.
DISKUSI
Pada laporan kasus ini, pasien memiliki gigitan silang posterior bilateral skeletal,
dan merupakan indikasi pemakaian piranti ekspansi tipe Haas. Koreksi dini gigitan silang
posterior telah direkomendasikan untuk mencegah pertumbuhan skeletal ke arah transversal
yang tidak adekuat.
Kasus klinis ini tidak menunjukkan adanya perbedaan antara relasi sentris dan
interkuspasi maksimal yang menyatakan diagnosis diferensial gigitan silang komplit
maksila, sehingga digunakan ekspansi Haas modifikasi. Koreksi gigitan silang posterior
pada usia dini direkomendasikan untuk mencegah pertumbuhan skeletal yang tidak tepat
dan untuk memastikan stabilitas hasil.
RPE yang digunakan pada kasus klinis ini dilakukan pada periode gigi bercampur
dan berhasil mencapai ekspansi maksimal dengan stabilitas dimensi transversal. RPE
memberikan efek positif dental dan skeletal, sehingga defisiensi transversal maksila dapat
dikoreksi. Secara tidak langsung, ia juga mengoreksi gigitan silang anterior seperti yang
dinyatakan oleh Haas 1961 pada titik proyeksi A dengan peningkatan sudut SNA dan
peningkatan besar sudut kecembungan wajah, meskipun hanya sementara, dapat
mengoreksi gigitan silang anterior. Pemilihan sekrup ekspansi yang tepat merupakan aspek
lain dari ekspansi maksila yang baik secara klinis. Mempertahankan penggunaan piranti
tipe Haas sebagai retensi selama 6 bulan dapat dipertimbangkan sebagai salah satu faktor
stabilitas yang terlihat pada kasus klinis ini.
Meskipun koreksi gigitan silang fungsional unilateral posterior dapat dicapai secara
efektif pada usia dini dengan piranti quad-helix dan perawatan ekspansi tipe Haas, namun
keduanya tergantung pada tinngkat kooperatif pasien dan juga diagnosis kasus.
Keberhasilan perawatan sangat tergantung pada derajat kooperatif pasien dan motivasi
pasien untuk tetap menerima berbagai hal yang tidak menyenangkan selama perawatan
seperti adaptasi, pencetakan, menyetel alat ekspansi, dan menyikat gigi dengan benar.
Selain itu piranti tersebut juga efektif terhadap stabilitas koreksi gigitan silang posterior
dengan meningkatkan lebar dan angulasi intermolar.
Pada kasus klinis ini, aktivasi yang dilakukan adalah sebesar 2 kali seperempat
putaran setiap harinya. Secara teori, RPE memberikan tekanan pada gigi posterior, tanpa
memberikan cukup waktu bagi gigi untuk berpidah, sehingga tekanan diteruskan ke sutura
palatina, menyebabkan terjadinya pembukaan sutura yang besar daripada hanya sekedar
inklinasi gigi. Ekspansi palatal yang lambat memiliki kelebihan dan kekurangan.
Keduanya, protokol ekspansi palatal yang cepat maupun lambat menyebabkan perpindahan
ke bukal dari molar pertama rahang atas permanen, dimana pada ekspansi maksila yang
lambat menyebabkan perpindahan bodily, sedangkan penggunaan RPE menyebabkan
perubahan inklinasi gigi lebih ke bukal. Kehilangan tulang vertikal dan horizontal
didapatkan pada kedua kelompok ; akan tetapi, kelompok ekspansi lambat mengalami
kehilangan tulang yang besar.
Meskipun bonded expander, splint oklusal, dan tipe Haas modifikasi banded
digunakan pada kasus klinis ini, namun respon yang diberikan mungkin berbeda. Respon
vertikal dari gigi posterior nampaknya lebih besar pada kasus dimana ekspansi dilakukan
tanpa oklusal stop. Tindakan tersebut juga memudahkan penjajaran dan perataan gigi
rahang bawah, meminimalkan protrusi insisivus maksila. Hasil fungsional dan esteteik
sepenuhnya dicapai karena adanya kombinasi faktor seperti perimeter panjang lengkung
yang signifikan, optimisasi E-space, pertumbuhan vertikal dan sagital yang proporsional,
serta kesediaan pasien menjalani perawatan.
KESIMPULAN
Ekpansi palatal yang cepat menggunakan ekspansi modifikasi tipe Haas dan sekrup
yang tepat memberikan efek dental (ortodontik) dan skeletal (orthopedic) yang positif,
sehingga dapat dilakukan koreksi gigitan silang komplit maksila pada periode gigi
bercampur. Kondisi yang menguntungkan dapat dicapai untuk perawatan ortodontik pada
periode gigi bercampur dengan full bracket, menghasilkan fungsi, estetik wajah dan dental,
dan stabilitas hasil.