Anda di halaman 1dari 18

SKENARIO B BLOK 28

Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang
penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman
juga telah melakukan kontrak BPJS.
Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu
setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman. Kalau bukan darah
tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akkhir ini pak Kasti makin
sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun dr. Gudman selalu menerima
pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannnya.
Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia
menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala.
Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak beberapa
kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti
saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini.
Bagaimana menurut dokter ? mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada pak Kasti
agar kalau ada waktu membawa istrinya datang berobat.
Sebagai salah satu seorang dokter praktek umum yang telah mandapat pelatihan tentang
prinsip-prinsip dokter keluarga dan dokter layanan primer yang telah dikontrak oleh BPJS,
anda diminta untuk mengevaluasi dan mengkritisi penatalaksanaan pasien yang telah
dilakukan dr, Gudman dalam menangani pasien tersebut dengan menerapkan secara lengkap
dan benar semua prinsip-prinsip kedokteran keluarga dan dokter layanan primer.

Klarifikasi Istilah
1. Dokter Praktek Umum : dokter yang memiliki kemampuan mengobati berbagai
penyakit dan melakukan praktik medis umum.
2. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial): adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang ditugaskan untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan
bagi rakyat Indonesia.
3. Darah Tinggi (hipertensi) : peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik > 90 mmHg.
4. Gastritis : kondsi medis yang ditandai dengan peradangan pada lapisan lambung
5. Dokter keluarga : merupakan dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
menjalankan promosi, pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta
sekitarnya.
6. Dokter layanan primer : adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga, dia tidak hanya
memandang penderita hanya sebagai individu yg sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya.
Identifikasi Masalah
1. Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang
penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr.
Gudman juga telah melakukan kontrak BPJS.
2. Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi
langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman.
Kalau bukan darah tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhirakkhir ini pak Kasti makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat.
Namun dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obatobatan yang biasa diberikannnya.
3. Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia
menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit
kepala. Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak
beberapa kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa
sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau
diajak berobat kesini. Bagaimana menurut dokter ? mendengar itu Dr. Gudman

menasihatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya datang
berobat.

Analisis Masalah

1. Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang
penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr.
Gudman juga telah melakukan kontrak BPJS.
a. Apa saja tugas dari dokter keluarga?
1, 4, 7
a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan
bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat
sehat dan sakit,
d. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
e. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan
taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
f. Menangani penyakit akut dan kronik,
g. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah
sakit,
h. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis
i.
j.
k.
l.
m.

atau dirawat di RS,


Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum

dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.


b. Apa perbedaan antara dokter umum, dokter keluarga dan DLP?
2, 5, 8
Menurut Qomariah, perbedaan dokter umum dan dokter keluarga adalah :
Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta
Dokter praktek umum

Dokter keluarga

Cakupan pelayanan

Terbatas

Luas

Sifat pelayanan

Sesuai keluhan

Menyeluruh,

paripurna,

bukan sekedar keluhan


Cara pelayanan

Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan


pengamatan sesaat

berkesinambungan
sepanjang hayat

Jenis pelayanan

Lebih kuratif hanya untuk Lebih kearah pencegahan,


penyakit tertentu

tanpa

mengabaikan

pengobatan dan rehabilitas


Peran keluarga

Kurang dipertimbangkan

Lebih

diperhatikan

dan

dilibatkan
Promotif

dan

Hubungan dokter pasien

Dokter-pasien

Perhatian utama

pencegahan
Dokter-pasien

tenam

sejawat konsultan
Awal pelayanan

Secara individu

Secara individual sebagai


bagian

dari

keluarga

komunitas dan lingkungan


c. Bagaimana cara dokter umum agar dapat bekerja sama dengan BPJS? 3, 6, 9
Syarat
Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ingin bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
harus dapat melayani:

pelayanan kesehatan promotif,

pelayanan kesehatan preventif,

pelayanan kesehatan kuratif,

pelayanan kesehatan rehabilitatif,

pelayanan kebidanan,

pelayanan kesehatan darurat medis,

pelayanan penunjang (laboratorium sederhana dan farmasi). Jika faskes tidak


memiliki layanan penunjang, maka wajib membangun jejaring dengn sarana
penunjang tersebut

Kelengkapan dokumen
a. Praktik dokter atau dokter gigi:

Surat Ijin Praktik (SIP);

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya;


dan

Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan


Jaminan Kesehatan Nasional.

b. Puskesmas atau yang setara:

Surat Ijin Operasional;

Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik Apoteker
(SIPA) bagi Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK)
bagi tenaga kesehatan lain;

Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan

Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan


Jaminan Kesehatan Nasional.

c. Klinik Praktek atau yang setara:

Surat Ijin Operasional;

Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau
Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;

Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian;

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;

Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan

Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan


Jaminan Kesehatan Nasional.

d. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara:

Surat Ijin Operasional;

Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik;

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;

Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan

Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan


Jaminan Kesehatan Nasional.

e. Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat pada wilayah yang
tidak terdapat dokter:

Surat Ijin Praktik (SIP);

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

Perjanjian kerja sama dengan dokter atau puskesmas pembinanya; dan

Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan


Jaminan Kesehatan Nasional.

Prosedur Kerja Sama Faskes dengan BPJS Kesehatan

*Kredensialing adalah penilaian kelayakan.


Cara Pembayaran

BPJS Kesehatan membayar pelayanan kesehatan yang dikontrak dengan tarif


Kapitasi dan non Kapitasi.
Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh
BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama berdasarkan jumlah
peserta yang terdaftar tanpa menghitung jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
diberikan. (Permenkes No.69 Tahun 2013)
Tarif non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlah layanan
yang diberikan. (Permenkes No.69 Tahun 2013). Tarif non Kapitasi hanya diberikan
untuk beberapa pelayanan yang telah ditentukan
Tarif Kapitasi
Faskes

Tarif (Rp)

Puskesmas

3.000 6.000

Praktek Dokter Umum

8.000 10.000

Klinik Umum

8.000 10.000

RS Kelas D Pratama

8.000 10.000

Praktik Dokter Gigi

2.000
Tarif non Kapitasi

Jenis Layanan
Paket Rawat Inap per hari
Pemeriksaan ANC*
Persalinan pervaginam normal
Penanganan perdarahan paska keguguran, persalinan
pervaginam dengan tindakan emergensi dasar
Pemeriksaan PNC/neonates*
Pelayanan tindakan paska persalinan (mis. placenta
manual)

Tarif (Rp)
100.000
25.000
600.000
750.000
25.000
175.000

Pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanan dan


neonatal

125.000

Pelayanan KB pemasangan*:
100.000
- IUD/Implant
15.000
- Suntik
Penanganan komplikasi KB paska persalinan

125.000

* berlaku untuk pelayanan kesehatan kebidanan dan neonatal di luar


faskes tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
(http://www.jamkesindonesia.com. Diakses pada tanggal 1 Desember 2014)
2. Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi
langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman.
Kalau bukan darah tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhirakkhir ini pak Kasti makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat.
Namun dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obatobatan yang biasa diberikannnya.
a. Apakah dr.Gudman telah melakukan prinsip-prinsip DoGa dengan baik?

4,

7, 1
Prinsip doga itu sendiri yaitu (WHO-Wonca, 2001):
Pelayanan holistic dan komperhensif
Kontinu
Mengutamakan pencegahan
Pelayanan koordinatif dan kolaboratif
Penanganan personal sebagai bagian keluarga
Mempertimbangkan keluarga, dan lingkungan sekitar
Menjunjung tinggi etika dan hokum
Dapat dipertanggung jawabkan
Sadar biaya dan mutu
(The WHO-WONCA. 1998-2001. Action Plan)
Dilihat dari prinsi-prinsip kedokteran diatas, sebagian besar yang dilakukan dr.
Gudman sudah memenuhi standar. Namun, dr Gudman belum menjalankan
pelayanan yang mengutamakan pencegahan. Dan pengobatannya belum
komperhensif Karena pasien selalu datang dengan keluhan yang sama. Seharusnya
dr. Gudman dapat mencega sekuel penyakitnya.

b. Apa yang harusnya dilakukan oleh dr.Gudman kepada Pak Kasti? (mengenai
penyakit maupun pengobatan) 5, 8, 2
Dari scenario dijelaskan bahwa pak kasti sudah lama menjadi langganan dr.
Gudman, dengan diagnosis yang sama. Dr kasti perlu melakukan diagnosis ulang
mengenai penyakit pak kasti dan menganalisis pengobatan yang sudah diberikan.
Lebih baik pengobatan diganti. Pada kasus dijelaskan keluhan pak kasti adalah
hipertensi dan gastritis. Ada kemungkinan terjadi efek samping dari pengobatan
hipertensi yaitu timbulnya gastritis. Ada beberapa obat hipertensi yang dapat
menyebabkan gastritis atau gangguan lambung lainnya seperti HCT. Jadi, perlu
kajian ulang mengenai pengobatan yang diberikan. Ganti obat hipertensinya atau
bias diberikan kombinasi obat lain. Dan berikan edukasi untuk merubah pola
hidup.
3. Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia
menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit
kepala. Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak
beberapa kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa
sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau
diajak berobat kesini. Bagaimana menurut dokter ? mendengar itu Dr. Gudman
menasihatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya datang
berobat.
a. Sebagai dokter yg telah mendapatkan pelatihan kedokteran keluarga, Apa yang
perlu dilakukan dr.Gudman kepada istri Pak Kasti?`
6, 9, 3
Berkomunikasi dengan pak kasti dan usahakan agar ia dapat membujuk istrinya
untuk mau datang memeriksakan keadaannya. Jika tidak berhasil, dr Gudman bias
melakukan home visit. Memeriksakan keadaan istri pak kasti dan menangani
keluhannya.
b. Apa saja upaya promotif dan preventif yang perlu dilakukan kepada masyarakat
yg bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan?
7, 1, 4
Usaha preventif yang bias dilakukan pada lingkungan ini adalah :
Penyuluhan mengenai pencegahan penyebaran penyakit yang disebabkan
parasit (nyamuk, tomcat, dll)
Pembagian bubuk abate.
Penyuluhan mengenai perlindungan diri saat bekerja.
o Menyarankan menggunakan sepatu boot saat berkebun dan bertani
o Menggunakan sarung tangan untuk mencegah kontak langsung
dengan bahan kimia
Penyuluhan mengenai cuci tangan yang baik dan benar.

Penyuluhan mengenai makanan sehat dan bergizi

4. Apa saja prinsip-prinsip DoGa dan DLP? 8, 2, 5


Prinsip doga itu sendiri yaitu (WHO-Wonca, 2001):
Pelayanan holistic dan komperhensif
Pelayanan Kontinu
Mengutamakan pencegahan
Pelayanan koordinatif dan kolaboratif
Penanganan personal sebagai bagian keluarga
Mempertimbangkan keluarga, dan lingkungan sekitar
Menjunjung tinggi etika dan hokum
Dapat dipertanggung jawabkan
Sadar biaya dan mutu
5. Apakah semua prinsip DoGa dan DLP telah dilakukan dr.Gudman dengan lengkap
dan benar?
9, 3, 6
Dilihat dari prinsi-prinsip kedokteran diatas, sebagian besar yang dilakukan dr.
Gudman sudah memenuhi standar. Namun, dr Gudman belum menjalankan pelayanan
yang mengutamakan pencegahan. Dan pengobatannya belum komperhensif. Karena
pasien selalu datang dengan keluhan yang sama. Seharusnya dr. Gudman dapat
mencega sekuel penyakitnya.
6. Bagaimana kriteria merujuk pasien pada kasus ini? 1, 4, 7
Pada kasus hipertensi esensial, kebijakan rujukan baru dapat dilakukan apabila pasien
telah diterapi selama 2-3 bulan sesuai dengan panduan terapi pada PMK no 5 tahun 2014
namun target tekanan darah tidak tercapai, sehingga rujukan tidak dapat diberikan atas
permintaan pasien. Untuk detail proses rujukan dapat dilihat pada bagian kriteria rujukan.

Guideline Terapi Hipertensi


Fase 1

Fase 2

Fase 3

Catatan: pasien dengan krisis hipertensi (diastole > 140) harus segera dirujuk
ke RS

KriteriaRujukan
KeteranganFase 1
Rujukan tidak boleh diberikan pada fase
ini. RujukanKeteranganFase
diberikan bila pasien
2 terbukti
memiliki hipertensi non esensial,
Terapi stage I dilakukan dengan 1 obat,
dan terapi stage II dengan kombinasi 2
obat, rujukan dilarang diberikan pada
Keterangan
Fase 3 iesensial
pasien dengan
kondisi hipertens
tanpa indikasi khusus yang belum
\mendapatkan
merujuk sesuai
dengan prosedur rujukan
terapi.
apabila dengan terapi kombinasi 2 obat,
pasien
tidak
mendapatkan
Rujukan
diberikan
apabila target tidak
tekanandarah
yang
diinginkan,
tercapai setelah
pemberian
obatrujukan
selama 2-3
dilakukan
sakit yang
dianggap
bulan atau kerumah
pasien memiliki
hipertensi
non
mampu
menangani
kondisitersebut.
esensial

7. Bagaimana cara merujuk pasien yang benar?

2, 5, 8

Sebelum dirujuk pada fasilitas kesehata lain, maka pasien haruslah memenuhi criteria
untuk dirujuk seperti yang tertera pada halaman sebelumnya, seperti pasien memiliki
hipertensi non esensial atau pasien tidak mencapai target tekanan darah setelah 2-3 bulan
pengobatan.
Setelah criteria terpenuhi maka dokter harus mengisi surat rujukan sebanyak 3 rangkap
yang berisi :
1. Identitas jelas pasien beserta jaminan kesehatan yang digunakan serta tanggal
rujukan
2. Mencantumkan Nama Rumah Sakit tujuan dan poliklinik yang dituju.
Rumah sakit tujuan untuk pasien hipertensi haruslah rumah sakit yang memiliki
dokter spesialis penyakit dalam.
3. Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang sudah dilakukan
4. Mencantumkan tindakan serta terapi sementara yang telah diberikan
5. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk
Pasien tidak perlu didampingi oleh tenaga medis apabila dirujuk ke poliklinik penyakit
dalam dengan kondisi stabil, namun bila terdapat krisis hipertensi (Diastole > 140), pasien
wajib didampingi oleh tenaga medis dengan ambulan transport yang memadai, setelah
sebelumnya dokter menghubungi pihak rumah sakit tujuan, untuk dipastikan pasien
tersebut mendapatkan kamar.
Apabila rumah sakit tujuan penuh dan tidak memiliki ruang, maka dokter harus
mencarikan rumah sakit alternatif lain yang mampu menangani kasus tersebut, tanpa
memandang jaminan kesehatan yang digunakan.
Apabila setelah diusahakan dan tetap tidak mendapatkan ruang di 3 rumah sakit tujuan,
maka dokter harus menjelaskan kepada seluruh keluarga yang datang untuk
menandatangani surat pernyataan
8. Apa saja kompetensi dokter keluarga?
Wonca WHO, 2003

3, 6, 9

1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu:


a) Bayi baru lahir
b) Bayi
c) Anak
d) Remaja
e) Dewasa
f)Wanita hamil dan menyusui
g) Lansia wanita dan pria
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif:
a) Memahami epidemiologi penyakit
b) Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
c) Memahami ragam perbedaan faali dan metabolisme obat
d) menfasirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologis
e) Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
f) Menyelenggarakan upaya pencegahan , penapisan, dan panduan serta
penyuluhan gizi.
g) Memahami pokok masalah perkembangan normal
h) Menyelenggarakan konseling psikologis dan perilaku.
i) Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan
j) Menyelenggarakan layanan paliatif dan jelang ajal
k) Menjunjung tinggi aspek etika pelayanan kedokteran.
3. Mengkoordinasikanlayanan kesehatan:
a) Dengan keluarga pasien.
a) Penilaian keluarga.
b) Menyelenggarakan pertemuan keluarga (pasien)
c) Pembinaan dan konseling keluarga.
b) Dengan masyarakat.
a) Penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi.
b) Pemeriksaan / penilaian masyarakat.
c) Mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat.
d) Program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat.
e) Advokasi /pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat.
4. Menangani masalah-masalah kesehatan: yang menonjol
a) Kelainnan alergi.
b) Anaestesia dan penanganan nyeri.
c) Kelainan yang mengancam jiwa dan kegawatdarurata.
d) Kelainan kardiovaskuler.
e) Kelainnan kulit.
f) Kelainan mata dan telinga.
g) Kelainan saluran cerna.
h) Kelainan perkemihan dan kelamin.
i) Kelainanan Obstrektik dan Ginekologi.
j) Penyakit infeksi.
k) Kelainan muskuloskeletal
l) Kelainan neoplatik
m) Kelainanan neurologi
n) Psikiatri.
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
a) Menyusun dan menggerakkan tim.
b)Kepemimpinan.

c) Ketrampilan manajemen praktik.


d)Pemecahan masalah konflik.
e) Peningkatan kwalitas.
PDKI, 2006.
1.
Kompetensi dasar.
a. Ketrampilan komunikasi effektif,
b. Ketrampilan klinis dasar.
a. Ketrampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu klinis, ilmu
perilaku dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
b. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,
terkoordinasi dan bekerja sama dalam kontek Pelayanan Kesehatan Primer.
c. Memanfaatkan , menilai secara kritis dan mengelola informasi.
d. Mawasa diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hayat.
e. Etika, moral dan profesionalisme dalam praktek.
2. Ilmu dan ketrampilan Klinis Layanan Primer cabang ilmu Utama.
a. Bedah
b. Penyakit dalam.
c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
d. Kesehatan anak.
e. THT.
f.Mata.
g. Kulit dan kelamin.
h. Psikiatri.
i.Saraf.
j.Kedokteran komunitas.
3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer lanju.
a. Ketrampilan melakukan health screening.
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut.
c. Membaca hasil EKG.
d. Membaca hasil USG.
e. BTLS, BCLS, dan BPLS.
4. Ketrampilan pendukung,
a. Riset
b. Mengajar kedokteran ke;luarga.
5. Ilmu dan ketrampilan klinis layanan Primer Cabang ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya.
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan ketrampilan manajemen Klinis.
a. Manajemen klinik dokter keluarga.

Hipotesis : dr.Gudman seorang dokter praktek umum diduga belum memenuhi prinsipprinsip DoGa dan DLP.

Learning Isuue
Dokter Keluarga
Batasan dan Ruang Lingkup
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer
yang

komprehensif,

kontinu,

mengutamakan

pencegahan,

koordinatif,

mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan


keilmuan yang mapan
Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat
primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan
dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat
pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik,
koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan
lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memilah

jenis

kelamin,

usia

serta

faktor-faktor

lainnya.

(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)
Karakteristik Dokter Keluarga
Lynn P. Carmichael (1973)

Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan

Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat

Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya

Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit

Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan


penyakit

Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)

Pelayanan responsif dan bertanggung jawab

Pelayanan primer dan lanjut

Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi

Memandang pasien dan keluarga

Melayani secara maksimal

IDI (1982)

Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat

Pelayanan menyeluruh dan maksimal

Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan

Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya

Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga


Skala kecil:

Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga

Mewujudkan keluarga sehat sejahtera

Skala besar:

Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi
seluruh rakyat Indonesia

Dokter Keluarga di Indonesia


Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai
sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada
Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah
menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak
tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum
secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada

tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan
nama World of National College and Academic Association of General Practitioners /
Family Physicians (WONCA).
Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga
Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga
dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan
lain yakni:

Pendayagunaan dokter pasca PTT

Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Menghadapi era globalisasi


(Eka Arsinta, 2010)

Daftar pustaka
Eka Arsita. 2010. Kedokteran Keluarga. Rineka Cipta: Jakarta
http://www.jamkesindonesia.com. Diakses pada tanggal 1 Desember 2014
The WHO-WONCA. 1998-2001. Action Plan
Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai