PENDAHULUAN
(1)
Dalam lingkup rumah tangga, untuk ber-PHBS kegiatanya cukup banyak seprti
tidak merokok dalam rumah, memberi ASI, menimbang balita secara rutin,
memberantas jentik nyamuk, dll. Khusus dalam program Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), sebagaimana tercakup dalam
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 5 pilar PHBS, yaitu:
Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS),
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pengamanan Air Minum Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga (4)
Manfaat rumah tangga dan masyarakat ber-PBHS antara lain:
Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat
Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat
Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah kesehatan
Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain (1)
2.2 Stop Buang Air Sembarangan ( STBABS )
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan
berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing).
Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, missal kebun, kolam, sungai,
dan lain-lain, maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan
akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit
pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat
yang lebih luas. (4)
Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat
dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum
atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
c. Tidak mengundang serangga dan binatang yang dapat menyebar luaskan bibit
penyakit, sehingga dapat mencegah penyakit menular (3)
Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan
membahayakan kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan
baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu wadah atau sebut saja
jamban keluarga. (6)
Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk jamban yang paling
sederhana, dan murah, misal jamban cemplung, atau jamban yang lebih baik, dan
lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher angsa dari
bahan keramik. Prinsip utama tempat pembuangan tinja adalah suatu wadah atau
tempat yang mampu menjaga atau mencegah tinja tersebut tidak mencemari air
terutama air untuk sumber air minum dan tidak mencemari tanah. Semua anggota
keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik anak-anak
(termasuk bayi dan anak balita) dan lebih-lebih orang dewasa. Dengan pemikiran
tertentu, oleh orang tua seringkali tinja bayi dan anak-anak dibuang sembarangan
oleh orang tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal ini perlu diluruskan,
bahwa tinja bayi dan anak-anak juga harus dibuang ke jamban, karena tinja bayi
dan anak-anak tersebut sama bahayanya dengan tinja orang dewasa. (6)
(1)
Air di alam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum bagi
masyarakat. Air yang tercemar akan menyebabkan susah dalam pengolahanya,
memerlukan teknologi yang kadang-kadang canggih. Untuk itu air dialam harus
dipelihara, dan dicegah dari pencemaran. (3)
Air bersih dan air minum harus memenuhi syarat kesehatan, baik syarat fisik,
biologi maupun kimiawi. Syarat fisik dapat dibedakan melalui inder kita, seperti
dapat dilihat, dirasa, dicium, diraba. Secara fisik air harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
air tidak berwarna, bening/jernih
air tidak keruh, bebas dari lumpur, sampah, busa, dll
air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau
air tidak bberbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tdak bau belerang, (1)
Dibuat kompos
Namun dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, kini
sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan
istilah pendekatan 3R ( reduce, reuse dan recycle). Reduce, adalah upaya
pengelolaan sampah dengan cara mungurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini
sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misal kalo beli sayuran
pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin dibuang, kalo ambil makanan jangan
berlebihan, sehingga akan mengurangi makanan yang menjadi sampah. Reuse,
yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan
yang sama atau fungsinya yang sama. Misal botol sirop digunakan kembali untuk
botol sirop, atau untuk botol kecap. Tentunya proses ini harus dilakukan dengan
baik, missal dengan dicuci yang benar. Recycle, atau daur ulang, adalah
pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk mengahsilkan
produk yang sama atau produk yang lain. Misal sampah organik diolah menjadi
kompos, besi bekas diolah kembali menjadi barang-barang
seni dari besi, dll (1)
menjadi tempat perindukan vector bibit penyakit penyakit. Limbah cair akan
menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat
menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, kecoa , tikus. Penyakit-penyakit
yang berkaitan erat dengan sampah yang tidak dikelola dengan benar antara lain :
demam berdarah, disentri, thypus, dan lain-lain (5)
Limbah cair harus dibuang pada sarana pengolahan air limbah, (SPAL) yang
dapat dibuat oleh masing-masing rumah tangga. Bentuk SPAL dapat berupa sumur
ataupun saluran dengan ukuran tertentu. Sumur atau saluran tersebut diberi bahanbahan yang dapat berfungsi untuk menyaring unsur yang terkandung dalam
limbah cair. Bahan tersebut disusun dengan formasi urutan sebagai berikut:
- Batu belah ukuran diameter 5-10 cm
- Ijuk
- Batu belah diameter 10-15 cm (5)
BAB III
BAHAN/SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Bahan/Subjek Penelitian
: Kuisioner (terlampir)
10
3.2
Metode Penelitian
11
12
untuk
13
nilai 10, jawaban salah diberi nilai 0..Bila jawaban seluruhnya benar
maka nilai maksimal yang diperoleh responden adalah 100, bila
jawaban salah semua maka nilai minimal yang diperoleh responden
adalah 0. Range nilai antara 0-100. Setelah nilai dari setiap soal
dijumlahkan maka responden dikelompokkan menjadi 3 kategori
tingkat sikap yaitu :
Sikap cukup, jika nilai yang diperoleh 51-100.
Sikap kurang, jika nilai yang diperoleh 0-50.
3. Perilaku
Kategori perilaku terdiri dari 10 pertanyaan yang mencakup tingkah
laku responden terhadap label nutrisi. Penilaian dilakukan berdasarkan
jawaban responden terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan
perilaku dalam kuisioner. Jawaban benar akan diberi nilai 10, bila
jawaban salah akan diberi nilai 0. Bila seluruh jawaban benar maka
nilai maksimal yang diperoleh responden adalah 100, bila seluruh
jawaban salah semua maka nilai minimal yang diperoleh responden
adalah 0. Range nilai antara 0-100. Setelah nilai dari setiap soal
dijumlahkan maka responden dikelompokkan menjadi 3 kategori
tingkat perilaku yaitu :
Sikap cukup, jika nilai yang diperoleh 51-100
Perilaku buruk, jika nilai yang diperoleh 0-50.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1. Identitas Responden
Tabel 4.1 Distribusi responden menurut golongan umur
Umur (tahun)
Jumlah (orang)
Persentase
(%)
30-35
12
8,8
36-40
29
21
41-45
37
26,8
46-50
22
15,9
>50
38
27,5
Total
138
100.0
Jumlah (orang)
12
68
15
Persentase (%)
8,7
49,3
Sekolah Lanjutan
Total
58
138
42
100.00
Jumlah (orang)
6
79
53
138
Persentase (%)
4,4
57,2
38,4
100
Jumlah (orang)
66
19
20
16
17
138
Persentase (%)
47,8
13,8
14,5
11,6
12,3
100
16
Jumlah (orang)
89
> 500.000
> 1.000.000
Total
29
21
138
Persentase (%)
64,5
21
14,5
100
4.1.2. Pengetahuan
Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan
apakah penting buang air besar di jamban
Jawaban
Jumlah (orang)
17
Persentase (%)
Ya
Tidak
Total
121
17
138
87,7
12,3
100.00
Jawaban
Ya
Tidak
Total
Jumlah
Persentase
(orang)
64
74
(%)
46,4
53,6
138
100
Jawaban
Ya
Tidak
18
Jumlah
Persentase
(orang)
24
114
(%)
17,4
82,6
Total
138
100
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Persentase
(orang)
31
107
(%)
Total
22,5
77,5
138
100
Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden terhadap syaratsyarat jamban sehat, jawaban terbanyak dari responden adalah tidak
mengetahui (77,5%), sedangkan yang mengetahui 31 orang
(22,5%)dan bisa menjabarkan syarat-syarat jamban sehat hanya 11
orang responden.
Dari data di atas, penulis menilai bahwa sangat banyak responden
yang tidak mengetahui tentang syarat-syarat jamban sehat, ini
mengartikan bahwa mereka tidak mengetahui dan memikirkan akibat
dari jamban yang tidak sehat.
Tabel 4.10 Distribusi jawaban responden tentang darimana
mengetahui syarat-syarat jamban sehat
Jawaban
Keluarga
Teman
Media
Jumlah (orang)
33
13
67
19
Persentase (%)
23,9
9,4
48,6
Lain-lain
Total
25
138
18,1
100.00
Jawaban
Benar
Salah
Total
Jumlah
Persentase
(orang)
89
49
138
(%)
64,5
35,5
100
Jumlah (orang)
20
Persentase (%)
Benar
Salah
Total
131
7
138
94,9
5,1
100.00
Jumlah (orang)
Persentase
(%)
Benar
Salah
Total
133
5
138
96,4
3,6
100.00
Jumlah
Persentase (%)
Benar
(orang)
48
34,8
Salah
Total
90
138
65,2
100.00
21
Jawaban
Bisa
Tidak
Total
Jumlah
Persentase
(orang)
109
29
138
(%)
80
20
100
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Cukup
92
66,7
Kurang
46
33,3
Total
138
100.00
22
4.1.3. Sikap
Tabel 4.17 Distribusi sikap responden tentang setuju atau tidak
desanya dijadikan contoh sebagai desa ODF ( Open Defecation
Free )
Jawaban
Setuju
Jumlah (orang)
96
Persentase (%)
69,6
Tidak setuju
Total
42
138
30,4
100.00
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Memberitahu
78
56,5
Diam saja
44
31,9
Lain-lain
16
11,6
23
Total
138
100.00
Jumlah (orang)
106
Persentase (%)
76,9
Tidak setuju
Total
32
138
23,1
100.00
Jumlah (orang)
106
Persentase (%)
76,9
Ya
Total
32
138
23,1
100.00
24
Jumlah (orang)
31
Persentase (%)
22,5
73
138
52,9
100.00
Tidak setuju
Total
Jumlah (orang)
51
Persentase (%)
36,9
87
138
63,1
100.00
Tidak setuju
Total
25
Jawaban
Jumlah (orang)
Setuju
106
Persentase (%)
76,8
Tidak setuju
Total
32
138
23,2
100.00
Setuju
Jawaban
Jumlah (orang)
106
Persentase (%)
76,8
Tidak setuju
Total
32
138
23,2
100.00
Jumlah (orang)
86
52
138
Persentase (%)
62,3
37,7
100.00
26
yang tinggi dalam usaha untuk memeperbaiki sikap yang salah tentang
Stop Buang Air Besar Sembarangan.
Perilaku responden
Tabel 4.26 Distribusi perilaku responden mengenai tempat
biasa BAB
Jawaban
Jamban
Jumlah (orang)
Sungai
Sawah
Lain-lain
Total
44
Persentase (%)
31,9
38
49
7
138
27,5
35,5
5,0
100.00
Jumlah (orang)
50
Persentase (%)
36,2
88
138
63,8
100.00
jamban sendiri
Jawaban
Ya
Tidak
Total
Jumlah (orang)
32
Persentase (%)
23,2
106
138
76,8
100.00
27
106
Persentase (%)
76,8
Tidak
32
138
23,2
100.00
Total
Jumlah (orang)
106
Persentase (%)
76,8
Tidak
32
138
23,2
100.00
Total
Jumlah (orang)
sendiri
Jawaban
Ya
Tidak
Total
Jumlah (orang)
106
Persentase (%)
76,8
32
138
23,2
100.00
28
air sungai
Jawaban
Jumlah (orang)
Ya
Tidak
Total
106
Persentase (%)
76,8
32
138
23,2
100.00
Jumlah (orang)
Ya
Tidak
Total
106
Persentase (%)
76,8
32
138
23,2
100.00
di sungai
Jawaban
Ya
Tidak
Total
Jumlah (orang)
106
Persentase (%)
76,8
32
138
23,2
100.00
29
Jumlah (orang)
Tidak
Total
106
Persentase (%)
76,8
32
138
23,2
100.00
Jumlah (orang)
33
105
50
Persentase (%)
23,9
76,1
100.00
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Gambaran perilaku sikap dan pengetahuan
masyarakat desa Sumur Barang terhadap Stop Buang Air Besar Sembarangan
Tahun 2013, dapat disimpulkan, hal sebagai berikut :
1. Pengetahuan
responden
mengenai
stop
buang
air
besar
30
5.2
Saran
1. Karena masih banyak responden memiliki perilaku yang kurang
mengenai
stop
buang
air
besar
sembarangan,
sebaiknya
31