Disusun oleh :
dr. Sofwan Dahlan, Sp.F(K)
dr. Setyo Trisnadi, Sp.KF, S.H.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG - 2014
1
VISUM et REPERTUM (V e R)
DEFINISI
Visum et Repertum terdiri dari kata Visa (melihat),et ( dan), kata Reperta
(melaporkan),sehingga secara harafiah Visum et Repertum adalah apa yang dilihat dan
apa yang dilaporkan.
Terminologi menurut dr. Sofwan Dahlan, Sp.F(K), pengertian Visum et Repertum
adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter (dalam kapasitasnya sebagai ahli) atas
permintaan tertulis dari penegak hukum yang berwenang tentang apa yang dilihat dan
yang ditemukan pada obyek yang diperiksanya dengan mengingat sumpah atau janji
ketika menerima jabatan, untuk kepentingan peradilan.
DASAR HUKUM
Di dalam KUHAP, istilah Visum et Repertum ini tidak ada. Yang ada hanyalah Alat
bukti katagori Surat,yang dibuat dengan sumpah atau janji (sebagaimana diucapkan di
pengadilan) atau dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima jabatan (yang
diucapkan setelah lulus dokter) sehingga pada hakekatnya juga merupakan keterangan
tertulis. Namun karena istilah Visum et Repertum sudah mendarah daging maka tidak ada
jeleknya untuk terus dipakai sebagai judul, asalkan pembuatannya mengacu pada
persyaratan formal sebagaimana dituangkan di dalam KUHAP.
Beberapa pasal dalam KUHAP yang menjadi acuan formal adalah :
Pasal 133 KUHAP menyebutkan :
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli pada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis,
yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah
sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat
tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap
jabatan yang dilekatkan padaibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
Pasal 134 KUHAP menyebutkan :
1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat
tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu
kepada keluarga korban.
2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelasjelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.
3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau
pihak yang perlu diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat (3).
V et R Jenazah
Surat permintaan V et R harus jelas, apakah hanya pemeriksaan luar atau
pemeriksaan dalam (autopsi) sesuai pasal 133 KUHAP.
Pelaksanaan autopsi forensik diatur dalam pasal 134 KUHAP dan pasal 222
KUHP. Dilakukan pemeriksaan luar dengan teliti dan sistematis mulai dari ujung
rambut kepala sampai ujung kaki, diperiksa rongga-rongga tubuh dan organ-organ
dalam.
Contoh kesimpulan V et R : Telah diperiksa jenazah seorang wanita umur kurang
lebih empat puluh lima tahun, tinggi badan seratus lima puluh centimeter, berat
badan empat puluh lima kilogram, golongan darah O. Pada perutnya ditemukan
sebuah luka tembak masuk oleh senjata api yang ditembakan dari jarak dekat
dengan arah mering terhadap permukaan tubuh. Sebab kematiannya adalah karena
perdarahan sebanyak satu liter akibat tembakan tersebut.
e. Tempat-tempat yang kosong, adanya kalimat yang tidak sampai tepi maka tempat
yang kosong tersebut harus dipenuhi dengan garis.
f. Isinya harus relevan dengan maksud dan tujuan dimintakannya keterangan
tersebut, yaitu untuk membuat terang perkara pidana.
FORMAT VISUM ET REPERTUM
Terdiri atas 4 bagian, yaitu :
a. Pendahuluan
b. Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan)
c. Kesimpulan
d. Penutup
PRO JUSTICIA
VISUM ET REPERTUM
PENDAHULUAN
Bagian ini ditulis :
1. Identitas : peminta, dokter yang melakukan pemeriksaan, obyek yang diperiksa.
2. Alasan dimintakannya V et R
3. Kapan dilakukan pemeriksaan
4. Tempat dilakukan pemeriksaan.
PEMBERITAAN (HASIL PEMERIKSAAN)
Bagian ini adalah bagian yang terpenting, karena diisi fakta-fakta yang ditemukan
sendiri oleh dokter pembuat V et R.
(Fakta-fakta dari hasil pemeriksaan bersama dokter lain atau ahli lain dapat dianggap
sebagai fakta yang ditemukan sendiri oleh dokter pembuat V et R dan dapat
dimasukan ke dalam bagian ini, tetapi fakta dari hasil pemeriksaan dokter atau ahli
lain yang tidak dilakukan bersama dokter pembuat V et R tidak dapat dimasukkan ke
dalam bagian ini).
KESIMPULAN
Diisi hasil interpretasi yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dari fakta
yang ditemukan sendiri oleh dokter pembuat V et R, dikaitkan dengan maksud dan
tujuan dimintakannya V et R tersebut.
(Fakta yang ditemukan oleh dokter lain atau ahli lain tidak boleh diikutsertakan
sebagai landasan interpretasi, kecuali dokter pembuat V et R ikut bersama-sama
melakukan pemeriksaan).
PENUTUP
1. Diisi pernyataan bahwa keterangan tertulis tersebut dibuat dengan mengingat
sumpah atau janji ketika menerima jabatan atau dibuat dengan mengucapkan
sumpah atau janji lebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
2. Dicantumkan tanda tangan dan nama terang dokter pembuat V et R.
(Tanda tangan Direktur Rumah Sakit tidak perlu diikutsertakan sebab tanggung
jawab hukum pembuatan V et R bersifat personal. Direktur hanya perlu membuat
surat pengantar untuk menyerahakan V et R yang telah dibuat oleh dokter).
KEGUNAAN VISUM ET REPERTUM
1. Menentukan ada atau tidaknya tindak pidana (sesuai kualifikasi luka, tanda
keracunan, tanda persetubuhan dsb)
2. Menentukan arah penyidikan.
3. Menentukan penahanan sementara oleh polisi.
4. Menentukan tuntutan oleh jaksa.
5. Menentukan putusan hakim.
6. Klaim asuransi.
b. Bibir kecil :
c. Kelentit :
d. Selaput dara :
e. Dinding liang senggama :
f. Rambut kelamin :
B. FAKTA YANG DITEMUKAN SELAMA PERAWATAN
1. Penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual :
2. Kehamilan :
3. Kondisi jiwanya :
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TERAKHIR
D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG
E. FAKTA YANG DAPAT MENJADI PETUNJUK PELAKU
1. Jejas gigitan.
2. Mani.
3. Rambut kepala.
4. Rambut kelamin.
5. Darah.
Selain fakta-fakta di atas, guna lebih memperjelas perkara maka saya telah
mengambil sampel berupa..................................sebanyak .......................................
dan telah saya serahkan kepada penyidik yang diwakili oleh...................................
Nrp.............................untuk dimintakan pemeriksaan kepada laboratorium lain.
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang saya temukan sendiri dari pemeriksaan orang tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa.................................................................................
...................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan
mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.
Semarang,...........................................
Tanda tangan
Nama dokter pemeriksa.
10
2. Form V et R Psikiatri
Pro Justicia
VISUM et REPERTUM PSIKIATRIKUM
No..../VRP/BLN.../TH...
Atas permintaan tertulis dari KEPOLISIAN.......................................................
melalui suratnya tanggal..................................., No..................................................
yang ditanda tangani oleh................................., Nrp.................................................
pangkat.............................dan diterima tanggal..........................jam.........................
maka dengan ini saya,.................................................. sebagai dokter yang bekerja
pada................................................................................. menerangkan bahwa pada
tanggal.....................................jam...............telah memeriksa dan merawat orang,
yang berdasarkan surat tersebut di atas dan telah dibenarkan oleh yang
bersangkutan bernama......................................................,umur......................, jenis
kelamin.........................,pekerjaan..................................,alamat...............................
....................................................................................................................................
Berdasarkan surat permintaan itu, orang tersebut diduga menderita kelainan
atau gangguan jiwa.
HASIL PEMERIKSAAN
Dari pemeriksaan yang telah saya lakukan ditemukan fakta-fakta sebagai
berikut :
A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS
1. Identitas umum :
a. Jenis kelamin :
b. Umur :
c. Tinggi badan :
, berat badan :
d. Warna kulit :
e. Ciri rambut :
f. Golongan darah :
g. Keadaan gizi :
h. Ciri-ciri lain :
2. Identitas khusus :
a. Tatoase :
b. Jaringan parut :
c. Cacat fisik :
B. FAKTA BERUPA KELAINAN ORGANIK
C. FAKTA TENTANG KONDISI JIWANYA
1. Pemeriksaan pertama kali :
2. Selam perawatan :
3. Pemeriksaan terakhir :
D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah :
2. Air seni :
3. Lain-lain :
11
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang saya temukan sendiri dari pemeriksaan orang tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa orang tersebut menderita........................................
....................................................................................................................................
Kondisi jiwa tersebut menyebabkan yang bersangkutan mampu/tidak mampu
bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan
mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.
Semarang,...........................................
Tanda tangan
Nama dokter pemeriksa.
12
3. Form V et R Hidup
Pro Justicia
VISUM et REPERTUM
No..../VRH/BLN.../TH...
Atas permintaan tertulis dari KEPOLISIAN.......................................................
melalui suratnya tanggal..................................., No..................................................
yang ditanda tangani oleh................................., Nrp.................................................
pangkat.............................dan diterima tanggal..........................jam.........................
maka dengan ini saya, ...............................................................sebagai dokter yang
bekerja pada......................................................................................... menerangkan
bahwa pada tanggal.....................................jam..............................telah memeriksa
dan merawat orang, yang berdasarkan surat tersebut di atas dan telah dibenarkan
oleh yang bersangkutan bernama..............................................................................,
umur......................, jenis kelamin........................., pekerjaan..................................,
alamat.........................................................................................................................
Berdasarkan surat permintaan itu, orang tersebut diduga telah mengalami
peristiwa.....................................................................................................................
HASIL PEMERIKSAAN
Dari pemeriksaan yang telah saya lakukan, ditemukan fakta-fakta sebagai
berikut :
A. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PERTAMA KALI
Tanggal.................
1. KEADAAN UMUM :
a. Kesadaran :
b. Nadi :
c. Pernapasan :
d. Tekanan darah :
e. Suhu :
2. KELAINAN-KELAINAN FISIK :
a. Bagian luar tubuh : (memar, lecet, luka robek, kelainan lain)
b. Bagian dalam tubuh :
B. FAKTA YANG DIALAMI SELAMA PERAWATAN
1. Fakta berupa akibat : (timbulnya peyakit, kondisi kritis dll)
2. Fakta berupa tindakan medik : (amputasi, operasi, dll)
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TERAKHIR
Tanggal............
1. Fakta yang berkaitan dengan kondisi jasmaniahnya : (sembuh sempurna,
sembuh dengan cacat besar/kudung, sembuh dengan fungsi organ.......tidak
dapat pulih kembali).
2. Fakta yang berkaitan dengan pekerjaannya : (tidak menimbulkan halangan
menjalankan pekerjaan mata pencaharian/jabatannya, menimbulkan
halangan menjalankan pekerjaan mata pencaharian/jabatannya selama......,
Menimbulkan
halangan
menjalankan
pekerjaan
mata
pencaharian/jabatannya selamanya.
13
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang saya temukan sendiri dari pemeriksaan orang tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa.................................................................................
...................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan
mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.
Semarang,...........................................
Tanda tangan
Nama dokter pemeriksa.
14
4. Form V et R Jenazah
Pro Justicia
VISUM et REPERTUM
No..../VRJ/BLN.../TH...
Atas permintaan tertulis dari KEPOLISIAN.......................................................
melalui suratnya tanggal..................................., No..................................................
yang ditanda tangani oleh................................., Nrp.................................................
pangkat.............................dan diterima tanggal..........................jam.........................
maka dengan ini saya, ................................................... sebagai dokter yang
bekerja pada...............................................................................................................
menerangkan bahwa pada tanggal.............................................jam..........................
telah memeriksa jenazah, yang berdasarkan surat permintaan tersebut di atas
bernama........................................................,umur...........................................,jenis
kelamin..............................., pekerjaan sebelum meninggal dunia...........................,
alamat............................................................., ditemukan di.....................................
dan diduga meninggal dunia karena..........................................................................
HASIL PEMERIKSAAN
A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH
1. Identitas umum :
a. Jenis kelamin :
b. Umur :
c. Panjang badan :
, berat badan :
d. Warna kulit :
, warna pelangi mata :
e. Ciri rambut :
, warna :
f. Golongan darah :
2. Identitas khusus :
a. Tatoase :
b. Jaringan parut :
c. Cacat fisik :
d. Pakaian :
e. Perhiasan :
f. Ciri-ciri lain :
B. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU KEMATIAN
1. Suhu rektal mayat :
2. Lebam mayat :
3. Kaku mayat :
4. Pembusukan :
5. Lain-lain :
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR
PERMUKAAN KULIT TUBUH : (memar, lecet, lain-lain)
1. Kepala :
a. Daerah berambut :
b. Wajah :
2. Leher :
15
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bahu :
Dada :
Punggung :
Perut :
Bokong :
Dubur :
a. Lingkaran dubur :
b. Liang dubur :
9. Anggota gerak :
a. Anggota gerak atas :
b. Anngota gerak bawah :
BAGIAN-BAGIAN TUBUH TERTENTU :
1. Mata :
a. Alis mata :
b. Bulu mata :
c. Kelopak mata :
d. Selaput kelopak mata :
e. Selaput biji mata :
f. Selaput bening mata :
g. Pupil mata :
h. Pelangi mata :
i. Lain-lain :
2. Hidung :
a. Bentuk hidung :
b. Permukaan kulit hidung :
c. Lubang hidung :
3. Telinga :
a. Bentuk telinga :
b. Permukaan kulit daun telinga :
c. Lubang telinga :
4. Mulut :
a. Bibir atas :
b. Bibir bawah :
c. Selaput lendir mulut :
d. Lidah :
e. Gigi geligi :
f. Langit-langit mulut :
g. Lain-lain :
5. Alat kelamin :
a. Alat kelamin laki-laki :
- Pelir :
- Kantong buah pelir :
- Lain-lain :
b. Alat kelamin wanita :
- Bibir besar :
- Bibir kecil :
16
- Kelentit :
- Selaput dara :
- Dinding vagina :
- Lain-lain :
TULANG-TULANG : (retak, patah tulang, lain-lain)
1. Tulang tengkorak :
2. Tulang belakang :
3. Tulang-tulang dada :
4. Tulang-tulang punggung :
5. Tulang-tulang panggul :
6. Tulang anggota gerak :
D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM
1. Rongga kepala :
2. Leher bagian dalam :
3. Rongga dada :
4. Rongga perut :
5. Rongga panggul :
E. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Jejas gigitan :
2. Mani :
3. Rambut kepala :
4. Rambut kelamin :
5. Darah :
6. Lain-lain :
F. FAKTA YANG DAPAT MEMBERI PETUNJUK IDENTITAS PELAKU
1. Jejas gigitan.
2. Mani.
3. Rambut kepala.
4. Rambut kelamin.
5. Darah.
Selain fakta-fakta di atas, guna lebih memperjalas perkara maka saya telah
mengambil sampel berupa..................................sebanyak .......................................
dan telah saya serahkan kepada penyidik yang diwakili oleh...................................
Nrp.............................untuk dimintakan pemeriksaan kepada laboratorium lain.
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang saya temukan sendiri dari pemeriksaan atas jenazah
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa...................................................................
...................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan
mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.
17
Semarang,...........................................
Tanda tangan
Nama dokter pemeriksa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dahlan S. Petunjuk Praktikum Pembuatan Visum et Repertum. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 1999:15-22.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara
Pidana
3. Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Indonesia, 1997:5-16.
4. Idris AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara, 1997.
5. Murtika IK, Prakoso D. Dasar-dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta, 1992:125-37.
6. Waluyadi. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Jakarta: Penerbit Jambatan, 2000:29-44
18
19