Anda di halaman 1dari 13

DINAS KESEHATAN KOTA GORONTALO

KECAMATAN KOTA BARAT

Jl. Rambutan No.327 Telp. 0435 829277 Gorontalo 96136

KERANGKA ACUAN KERJA


SURVEY GAKY DI PUSKESMAS KOTA BARAT
KOTA GORONTALO TAHUN 2016
A. LATAR BELAKANG
Definisi yodium menyebabkan produksi hormon tiroid (tiroksin, tridioditironin) oleh
kelenjartiroid berkurang. Kekurangan hormon tiroid mengganggu proses yang bergantung pada
hormon tiroid termasuk proses metabolik dan proses fisiologik.
Hasil riset kesehatan dasar 2007 menggungkapkan median EIU anak sekolah 242 mg/l
(kecukupan 120 mg/l); proporsi EIU diatas 300 mg/l (berlebihan) 21.9 % dan proporsi kurang
dari 100 mg/l (kurang yodium) 12.9 %. Sementara proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi
garam beryodium (sumber utama pasokan konsumsi yodium) sekitar 70 %. Kriteria WHO
aman dari defisiensi yodium bagi suatu wilayah jika 90 %.
Keadaan yang ambivalen ini memerlukan pemantauan berkala (surveilan).WHO
mempunyai anggapan

bahwa menilai cakupan garam beryodium yang memenuhi syarat

ditingkat rumah tangga cukup memadai karena korelasi cukup tinggi antara median EIU pada
anak sekolah dengan konsumsi garam beryodium.
Oleh karena itu kualitas garam yang dihasilkan beragam, maka dibuat suatu standar
garam konsumsi dengan nomor SNI 01-3556-1994. Mutu garam konsumsi disesuaikan dengan
kemampuan para produsen dan kebutuhan konsumen.
Sebaran dan besar masalah garam yang beredar diberbagai daerah sangat penting untuk
diketahui, agar para pengelola program dapat merencanakan penanggulanggannya secara tepat.
Oleh karena itu, pemantauan garam beryodium perlu dilakukan secara terintegrasi mulai dari
tingkat produsen, distribusi dan tingkat masyarakat diseluruh Indonesia khususnya Provinsi
Gorontalo.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya survey garam beryodium untuk memperoleh gambaran berkala tentang
akses masyarakat terhadap garam beryodium diwilayah puskesmas kota barat.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya informasi tentang bentuk garam yang digunakan ditingkat masyarakat
b. Diperolehnya informasi tentang akses masyarakat kelurahan terhadap garam
beryodium
c. Diperolehnya informasi tentang tempat pembelian garam yang digunakan masyarakat
d. Diperolehnya informasi tentang merk dagang garam yang dikonsumsi masyarakat.

C.

RUANG LINGKUP PROGRAM


Data yang dikumpulkan dalam pemantauan garam beryodium, meliputi :
1. Kandungan yodium pada garam yang diuji dengan menggunakan test kit yodium
(ungu atau putih/tidak berwarna)
2. Bentuk garam yang dikonsumsi : halus, curai/krosok dan briket
3. Tempat orang tua murid SD/MI membeli garam : Minimarket, toko/warung dan pasar.
4. Merk/dagang/label garam yang beredar dan dikonsumsi.
Langkah-langkah pengumpulan data, adalah sebagai berikut :

1.

Menetapkan SD/MI yang menjadi sampel sekolah

2.

Meminta daftar murid kelas 4 dan 5

3.

Menggabungkan dan mengurutkan nama murid kelas 4 dan kelas 5 dengan memberi
nomor urut 1 sampai terakhir

D.

4.

Menentukan sampel sesuai tahapan pemilihan sampel

5.

Buat daftar nama murid yang menjadi sampel

6.

Daftar nama murid yang terpilih diserahkan kepada guru sekolah sasaran

7.

Menyiapkan test kit garam beryodium sesuai kebutuhan

8.

Melakukan pengujian garam bersama dengan guru dan murid

9.

Mencatat hasil pengujian kedalam formulir

10.

Merekap hasil pengujian garam dari seluruh desa

11.

Menyerahkan hasil rekapitulasi kepuskesmas dan selanjutnya ke Dinas Kesehatan.

DEFINISI OPRASIONAL
- Survey garam beryodium adalah proses kegiatan pemantauan garam beryodium yang
dilakukan secara berkala (minimal dilakukan 2 kali dalam satu tahun).
- Garam beryodium adalah Garam Natrium Chlorida (NaCl) yang di produksi melalui proses
yodisasi yang memenuhi standar nasional indonesia (SNI) mengandung yodium antara 30
80 ppm.
- Akses rumah tangga terhadap garam beryodium adalah cara setiap rumah tangga untuk
mendapatkan garam beryodium.
- Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium adalah seluruh anggota rumah
tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan jumlah tertentu sepanjang tahun.
- Test kit Yodium (Larutan Uji Garam Beryodium) adalah larutan yang digunakan untuk
menguji kandungan yodium dalam garam secara kualitatif yang dapat membedakan
ada/tidaknya yodium dalam garam memalui perubahan warna menjadi ungu.
E.

LANDASAN HUKUM
- Menurut UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 45 ayat 1 ditegaskan bahwa
Kesehatan sekolah disenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal.
- Berdasarkan kerjasama antara kemenkes dan Depdikbud melaui Tim UKS serta PGRI,
peran serta aktif guru SD/MI sebagai pelaksana oprasional pemantauan merupakan bagian
dari pembudayaan sadar gizi dan hidup sehat dilapangan.
BAB II.

STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
Sumber daya manusia yang terlibat dalam survey GAKY adalah sebagai berikut:
1. Petugas Gizi :
1) Berpendidikan minimal D3
2) Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)
3) Memiliki SIK (Surat Ijin Kerja)
2. Guru Kelas :
1) Guru yang mengajar dikelas/SD yang dikunjungi
3. Kader kesehatan
1) Minimal berpendidikan SMA
2) Tinggal di kelurahan tersebut
B. STANDAR KETENAGAAN
Petugas kesehatan dari Puskesmas Kota Barat dalam melaksanakan kegiatan Survei
GAKY tersebut memilki antra lain:
1.

Sertifikat/pelatihan survey GAKY

2.

Surat Tugas dari Puskesmas

BAB III.
TATA LAKSANA KEGIATAN/PROGRAM

A. PETUNJUK TEKHNIS, SOP DAN FORMAT KEGIATAN


a. Petunjuk Tekhnis
Untuk mencapai sasaranprogram yaitu tercapainya Garam Beryodium untuk semua
perlu dilakukan survey garam beryodium ditingkat masyarakat secara berkala yang dilakuna
2 kali dalam satu tahun. Dalam pelaksanaan survey ini ditetapjkan nilai batas untuk
menyatakan suatu wilayah dengan garam beryodium baik atau tidak baik. Besarnya nilai
batas ini ditentukan berdasarkan situasi masalah garam beryodium dimasyarakat. Dengan
sasaran program 90 %, dan nilai batas untuk menyatakan suatu wilayah dikatakan baik adalah
70 %. Maka jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 26 anak. Dikatakan wilayah tidak baik
apabila terdapat 3 sampel atau lebih yang tidak memenuhi syarat.
a. Lokasi
Survey dilakukan di Sekolah Dasar (SD/MI) pada setiap kelurahan. Apabila dalam satu
kelurahan terdapat lebih dari satu SD/MI, maka dipilih satu SD/MI yang mempunyai
murid terbanyak.
b. Cara pemilihan sampel/sasaran
Murid kelas 4 dan 5 dari SD/MI terpilih merupakan sasaran untuk survey. Dengan 26
anak harus dipilih sebagai sampel.
c. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam survey garam beryodium, meliputi :
1. Kandungan yidium pada garam yang diuji dengan menggunakan test kit yodium
(ungu atau putih/tidak berwarna)
2. Bentuk garam yang dikonsumsi : halus, curai/krosok dan briket
3. Tempat orang tua murid SD/MI membeli garam : minimarket, toko/warung, pasar
dal lain-lain
4. Merk dagang/label garam yang beredar dan dikonsumsi.
b. SOP

NO SPO
TGL PEMBUATAN
TGL REVISI
TGL EFEKTIF

10 MEI 2016

DI SAHKAN OLEH

PEMERINTAH
DAERAH
KOTA GORONTALO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA
BARAT

Kepala Puskesmas
Puskesmas Kota Barat

RISNA ALITU, SKM


NIP: 19720310 199403 2 001
NAMA SOP

Survey GAKY

PENGERTIAN

KUALIFIKASI PELAKSANA
Survey garam beryodium adalah proses kegiatan 1. Kepala Puskesmas
2. Petugas Gizi
pemantauan garam beryodium yang dilakukan 3. Guru kelas
secara berkala (minimal dilakukan 2
kali 4. Kader kesehatan

dalamsatu tahun).
TUJUAN
PERALATAN/PERLENGKAPAN
a. Diperolehnya informasi tentang bentuk garam a. Alat tulis
b. Tes Kit yodium
yang digunakan ditingkat masyarakat
c. Formulir registrasi
b.
Diperolehnya informasi tentang akses
d. Formulir survey garam
masyarakat kelurahan terhadap garam beryodium
c.
Diperolehnya informasi tentang tempat
d.

pembelian garam yang digunakan masyarakat


Diperolehnya informasi tentang merk dagang
garam yang dikonsumsi masyarakat.

KEBIJAKAN

PENCATATAN DAN PENDATAAN

Berdasarkan SK kepala puskesmas tentang Dibuat dalam satu dokumen laporan


secara komprehensif dan di simpan
pelaksanaan survey GAKY di masyarakat
dalam fail
Pelaksana
N
o

Kegiatan

Menentapkan
lokasi survey

Cara pemilihan
sampel/sasaran

Kepala
Puskesma
s

Pelaksana
Gizi

Mutu Baku
Tim
Penil
ai

Ke
t

Kelengkapan

Waktu

Output

Surat tugas,
jadwal
pelaksanaan
survey

30
menit

Data SD/MI

Murid kelas 4
dan 5 sebanyak
26 orang dari
SD/MI

30
menit

Data/jumlah
murik kelas 4
dan 5

Pengumpulan
data

Interpretasi hasil

Membuat
laporan

c.
No
.
1.

Data
kandungan
Yodium
Bentuk garam
Tempat ortu
me
mbeli garam
Merk dagang
Analisa

30
menit

Mendapatkan
data

30
menit

Mendapatkan
interpretasi
kategori
kelurahan

Analisa

30
menit

Pencatatan
dan pelaporan

Format kegiatan

Kegitan
pokok

Sasaran umum

Survey

Gambaran

GAKY

berkala

tentang

Cara

Rincian
kegiatan
Menentapkan
lokasi survey

Sasaran

melaksanakan

kegiatan
SD/MI yang menjadi Menentukan
sampel sekolah

jadwal kegiatan

akses

pelaksanaan

masyarakat

survey

terhadap

garam

beryodium
diwilayah
puskesmas kota
barat
2.

3.

Cara
pemilihan
sampel/sasaran

Murid kelas 4 dan 5 Meminta

Pengumpulan
data

sebanyak 26 orang
Data

murid

nama
SD/MI

pada guru kelas


kandungan - Menyiapkan

yodium yang diuji

tes kit garam

Bentuk garam

Melakukan

Merk dagang

pengujian

Tempat orang tua

garam,

membeli

dengan
meneteskan
larutan
yodium pada
garam
-

Mengamati
perubahan

Interpretasi
hasil

warna
Garam baik yaitu Pencatatan data
bila

terdapat hasil pengetesan

maksimum

2 pada formulir

sampel

yang

diperiksa

tidak

mengandung
garam
-

Garam tidak baik


yaitu terdapat 3
atau lebih sampel
yang

diperiksa

tida mengandung
5

Membuat
laporan

yodium
Tersusunya laporan

Melaporkan
hasil

Survey

pada

dinas

kesehatan
SD/MI

dan
yang

disurvey
B. JADWAL KEGIATAN
No
1
2
3
4
5

Kegiatan
SURVEY GAKY
Menentapkan lokasi survey
Cara pemilihan sampel/sasaran
Pengumpulan data
Interpretasi hasil
Membuat laporan

Februari
II III IV

IV

V
V
V

V
V

LOGISTIK

Agustus
II III

V
V
V

BAB IV.

A. MANAJEMEN LOGISTIK
Keadaan yang ambivalen ini memerlukan survey berkala (surveilan)

1.
2.
3.
4.

Tujuannya adalah :
Menilai besar dan luas prevalensi GAKY
Identifikasi penduduk dengan resiko tinggi
Evaluasi program pencegahan
Pemantauan kemajuan upaya untuk program jangka panjang

B. JENIS-JENIS LOGISTIK
1.
2.
3.
4.

ATK
Alat transportasi
Tes Kit yodium
Kamera

BAB VII.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Mekanisme pencatatan dan pelaporan dari kegiatan pemantauan garam beryodium antara lain
adalah :
1. Formulir
Data hasil uji dari setiap murid dicatat pada formulir kelurahan, selanjutnya setiap kolom
dijumlahkan dan dicatat pada kolom yang disediakan . Formulir kelurahan akan

kumpulkan dan direkap, yang selanjutnya dibuat rekapitulasi wilayah Puskesmas dengan
menggunakan formulir puskesmas untuk dilaporkan ketingkat dinas kesehatan kota.
2. Mekanisme pelaporan dapat dilihat pada bagan dibawah ini .

BAGAN SURVEY GAKY DITINGKAT MASYARAKAT

SD/MI
Peserta Didik

Puskesmas Kota
Barat

Dikes Kota
Gorontalo

BAB VIII
PENUTUP
Sebaran dan besar masalah garam yang beredar diberbagai daerah sangat penting
untuk diketahui, agar para pengelola program dapat merencanakan penanggulannganya
secara tepat. Oleh karena itu, survey garam beryodium perlu dilakukan secara
terintegrasi mulai dari tingkat produsen, distributor dan tingkat masyarakat diseluruh
Indonesia.

Pelaksanaan

survey

ditingkat

masyarakat

akan

memanfaatkan

sekolah

dasar/Madrawasah Ibtidaiyah (SD/MI). Penggunaan SD/MI ini didasarkan kepada


beberapa pertimbangan positif, yaitu :
1. Menurut UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 45 ayat 1
ditegaskan

bahwa

Kesehatan

Sekolah

diselenggarakan

untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,


tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal.
2. Peserta didik di SD/MI adalah kelompok masyarakat yang mudah dijangkau
dan dapat berperan serta aktif dalam penentuan endemisitas suatu wilayah
melalui pemantauan palpasi kelenjar gondok oleh petugas kesehatan sebagai
bagian dari penjaringan kesehatan dalam program usaha kesehatan sekolah.
3. Keikutsertaan peserta didik di SD/MI dalam survey garam beryodium
sebagai

bagian kegiatan

pencegahan tahap

dini

sebelum tumbuh

kelainan/penyakit akan memberikan tambahan pengetahuan peserta didik


besera keluarganya tentang perlunya garam beryodium.
4. Melalui garam yang dibawa peseta didik SD/MI dari rumah, sampel garam
dapat terkumpul dalam variasi yang cukup banyak, dan terkumpul dalam
waktu yang singkat.
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan
dan evaluasi penyelenggaraan.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Kota Barat

RISNA ALITU,SKM

Nip. 197203101994032001

Gorontalo,
Mei 2016
Tenaga Pelaksana Gizi

FATMAWATY PATILIMA

Nip. 197506042005012015

DINAS KESEHATAN KOTA GORONTALO


KECAMATAN KOTA BARAT

Jl. Rambutan No.327 Telp. 0435 829277 Gorontalo 96136

KERANGKA ACUAN KERJA


PENATALAKSANA GIZI BURUK DI PUSKESMAS KOTA BARAT
KOTA GORONTALO TAHUN 2016
A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi pada anak balita di Indonesia telah mengalami perbaikan. Hal ini dapat
dilihat antara lain dari penurunan prevalensi gizi buruk pada anak balita dari 5,4 % tahun
2007 menjadi 4,9 % pada tahun 2010. Meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal
anak gizi buruk masih relatif besar, oleh karena itu diperlukan tenaga yang mampu
mengatasi kasus gizi buruk secara cepat, tepat dan profesional yang diikuti dengan
penyiapan sarana dan prasarana yang memadai.
Untuk menyiapkan tenaga kesehatan terampil seperti yang diharapkan selain
memberikan peningkatan kapasitas juga diperlukan panduan tatalaksana gizi buruk yang
akan digunakan tenaga kesehatan dalam melakukan penggulangan gizi buruk oleh tim
asuhan gizi (Dokter, perawat dan ahli gizi) yang dilaksakan di Puskesmas Kota Barat.
Dalam meningkatkan tim asuhan gizi dalam menanggulang pasien gizi buruk
dengan berpedoman pada Buku Petunjuk tekhnis tata laksana Gizi Buruk ( buku I dan buku
II).

B. TUJUAN
Tujuan dari penatalaksana Gizi Buruk adalah untuk dapat mengatasi kasus gizi
buruk secara cepat, tepat dan profesional yang diikuti dengan penyiapan sarana dan
prasarana yang memadai yang dilaksanakan diwilayah puskesmas kota barat .

F.

SASARAN
Seluruh balita yang ada diwilayah puskesmas Kota Barat yang bermasalah gizi
terutama balita Gizi buruk .

G.

WAKTU
Penatalaksana dilaksanakan pada saat ditemukan balita Gizi Buruk diwilayah
Puskesmas Kota Barat .

H.

TEMPAT PELAKSANAAN
Penatalaksana Gizi Buruk dilaksanakan diPuskesmas Kota Barat, dimana setiap
ditemukan balita gizi buruk diperiksa oleh dokter dan perawat . Setelah itu diberikan
formula yang sebelumnya dirajik diPuskesmas yang kemudian disalurkan pada pasien.

I.

MEKANISME PELAKSANAAN
A. Kader :
a.

Menyebarkan informasi sebelum hari pelaksanaan kepada masyarakat.

b. Pada saat pelaksanaan melakukan penimbangan berat badan (BB) dan pengukuran
tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB).
J.

Mengisi formulir Laporan Hasil Penimbangan Tingkat Posyandu yang berisi : nama

posyandu, RW posyandu, kelurahan, S (jumlah balita), tanggal penimbangan, identitas balita, nama
orang tua, alamat, BB dan TB/ PB, cara ukur TB/ PB, data balita 2T dan BGM , KTP untuk balita
BGM serta Gakin/ Non Gakin.
K.

Melakukan kunjungan ke rumah balita yang tidak hadir / sweeping.

L.

Merujuk ke Puskesmas jika ditemukan balita gizi buruk, BGM dan tidak naik BB 2 kali

berturut-turut (2T).
B. Petugas Kesehatan
1. Mensosialisaikan kegiatan penimbangan ditingkat RT, RW, TP-PKK, Kelurahan dan
Kecamatan sebelum hari pelaksanaan.
2. Menginformasikan mekanisme pelaksanaan kegiatan penimbangan

kepada kader

posyandu.
3. Mendampingi semua posyandu yang ada di wilayah puskesmas pada saat pelaksanaan
penimbangan .
4. Menerima rujukan dari posyandu jika ditemukan balita gizi buruk, BGM dan tidak naik
BB 2 kali berturut-turut (2T) untuk diberikan intervensi sesuai dengan tata laksana
perawatan balita gizi buruk.
5. Mengambil formulir laporan hasil penimbangan tingkat posyandu yang telah diisi
lengkap oleh kader.
6. Memasukkan semua data dari format tersebut ke dalam soft ware yang telah disediakan.
7. Data masing-masing kelurahan dibuat per soft ware (satu sofware tidak dicampur untuk
beberapa kelurahan).
8. Data di soft ware harus terisi lengkap, yang terdiri dari nama posyandu, RT & RW
nama balita, nama orang tua, No KTP dan Keterangan Gakin/ Non Gakin untuk balita

kurus & sangat kurus, keterangan untuk balita BGM, jenis kelamin, cara ukur, tanggal
timbang, tanggal lahir, BB dan TB.
9. Jenis kelamin harus diisikan 1 untuk laki-laki dan 2 untuk perempuan.
10. Cara ukur harus diisikan 1 untuk tidur dan 2 untuk berdiri.
11. Mengirim soft ware yang telah terisi data-data dengan benar dan lengkap Ke Dinas
Kesehatan.
12. Melakukan pengukuran ulang pada balita dengan status gizi kurus & sangat kurus
berdasarkan indikator BB / TB untuk validasi data.

C. Lintas Sektor
Lintas sektor terdiri dari Bapemas KB, TP- PKK, Kelurahan & Kecamatan untuk
membantu menginformasikan masyarakat dan memonitoring pelaksanaan penimbangan
serentak di semua posyandu.
I.

PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan
dan evaluasi penyelenggaraan.

Anda mungkin juga menyukai