Abstrak
Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah,
seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan
rendah sesuai penurunan gradien tekanan. Semua jaringan tubuh selalu bergantung pada aliran
darah yang disalurkan kepada mereka oleh kontraksi atau denyut jantung. Jantung mendorong
darah melintasi pembuluh darah untuk disampaikan ke jaringan dalam jumlah yang mencukupi,
apakah tubuh dalam keadaan beristirahat atau sedang melakukan olahraga berat.
Kata kunci: fungsi jantung, mekanisme kerja jantung, struktur jantung
Abstract
The function of the heart is a pump of the blood pressure to cause the pressure gradient
needed for blood to flow into the network. Blood, like other liquids, flows from high pressure
areas to low pressure areas corresponding decrease in the pressure gradient. All body tissues are
always dependent on the blood flow supplied to them by contraction or heart rate. Heart pushes
blood crosses the blood vessels to be delivered to the tissue in sufficient quantity, whether the
body in a state of rest or doing strenuous exercise.
Keywords: cardiac function, mechanism of action of the heart, cardiac structure
Pendahuluan
Manusia dalam melakukan kehidupan sehari-hari ditunjang oleh jantung. Organ yang tidak
pernah tidur sekalipun manusianya sedang tidur. Jantung merupakan pusat kehidupan seseorang.
Jantung mensuplai darah ke seluruh tubuh, dan memastikan setiap organ mendapatkan makanan
serta nutrisi dari darah. Jantung sendiri juga mendapat darah dari seluruh tubuh untuk kemudian
ditukarkan dengan darah baru yang mengandung oksigen.
Jantung juga merupakan organ yang sangat berkaitan dengan organ tubuh lainnya seperti
paru. Jika ada kelainan atau masalah pada jantung, maka organ lain dapat terganggu. Untuk
mengetahui mekanisme kerja jantung dan dampaknya pada organ lain, kita perlu mengetahui
lebih dulu anatomi jantung serta fisiologisnya. Maka dari itu, pada makalah ini akan dibahas
mengenai anatomi, fisiologi serta mekanisme jantung.
Anatomi Jantung
Jantung secara makroskopis yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri dari
beberapa bagian yaitu perikardium, ruang-ruang jantung, katup-katup pada jantung dan
persarafan serta perdarahan jantung :
Perikardium
Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium fibrosa adalah lapisan kuat
yang menyelimuti jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh besar di atasnya
dan dengan tendon sentral diafragma di bawahnya. Perikardium serosa melapisis perikardium
fibrosa (lapisan parietalis) dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk menutupi
permukaan jantung (lapisan viseralis). Perikardium serosa merupakan permukaan halus
sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak di antara lapisan parietalis dan
viseralis, yaitu:
1. Sinus transversus: terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di posterior serta trunkus
pulmonalis dan aorta di anterior.
2. Sinus obliquus: di belakang atrium, sinus dibatasi oleh v. cava inferior dan vv.pulmonalis.
Pasokan darah perikardium dari cabang-cabang perikardiacophrenicus dan a.thoracalis interna.
Perikardium fibrosa dan lapisan parietalis dari perikardium serosa dipersarafi oleh n. phrenicus.
2
ventrikel dari septa ke dinding anterior. Trabecula septomarginalis ini membawa fasciculus
atriventricularis crus kanan yang merupakan bagian dari sistem konduksi jantung. Jenis ketiga
hanya terdiri atas rigi-rigi yang menonjol.2
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri atas tiga cuspis yang dibentuk
oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya: cuspis anterior,
septalis, dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis septalis terletak
berhadapan dengan septum intraventriculare dan cuspis inferior atau posterior terletak di inferior.
Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung, sedangkan ujung bebas dan permukaan
ventrikularnya dilekatkan pada chorda tendineae. Chorda tendineae menghubungkan cuspis
dengan musculi papilares. Bila ventrikel berkontraksi, musculi papilares berkontraksi dan
mencegah agar cuspis tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan terbalik waktu tekanan
intraventrikular meningkat. Untuk membantu proses ini, chrdae tendineae dari satu musculus
papilaris dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri atas tiga valvula
semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardioum disertai sedikit jaringan fibrosa yang
meliputinya. Pinggir bawah dan samping setiap cuspis yang melengkung melekat pada dinding
arteri. Mulut muara cuspis mengarah ke atas, masuk ke dalam truncus pulmonalis. Tidak ada
chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan dengan cuspis valva ini; perlekatan
sisi-sisi cuspis pada dinding arteri mencegah cuspis turun masuk ke dalam ventrikel. Pada
pangkal truncus pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus, dan masing-masing
terletak diluar dari setiap cuspis.
Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai satu yang terletak posterior (valvula semilunaris
kiri) dan dua yang terletak anterior (valvula semilunaris anterior dan kanan). Selama sistolik
ventrikel, cuspis-cuspis valva tertekan pada dinding truncus pulmonalis oleh darah yang keluar.
Selama diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan masuk ke sinus; cuspis valve terisi,
terletak berhadapan di dalam lumen dan menutup ostium trunci pulmonalis.
4. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium atrioventriculare kiri dan dengan
aorta melalui ostium aortae. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal daripada dinding ventrikel
dexter. Pada penampang melintang, ventrikel kiri berbentuk sirkular; ventrikel dexter kresentik
(bulan sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke dalam rongga ventrikel dexter.
Terdapat trabeculae carneae yang berkembang baik, dua buah musculi papillares yang besar,
tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. Bagian ventrikel di bawah ostium aortae disebut
vestibulum aortae.
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare. Valva terdiri atas dua cuspis, cuspis anterior
dan cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva tricuspidalis. Cuspis
anterior lebih besar dan terletak antara ostium atrioventriculare dan ostium aortae. Perlekatan
chordae tendineae ke cuspis dan musculi papillares sama seperti valva tricuspidalis.2
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai struktur yang sama dengan struktur valva
trunci pulmonalis. Satu cuspis terletak di anterior (valvula semilunaris kanan) dan dua cuspis
terletak di dinding posterior (valvula semilunaris kiri dan posterior). Di belakang setiap cuspis
dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae. Sinus aortae anterior merupakan tempat asal
arteria coronaria kanan, dan sinus posterior kiri tempat asal arteria coronaria kiri.
dari ventrikel yang bersangkutan. Katup- katup ini membuka dan menutup secara
pasif, menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.1
- Katup Atrioventrikularis (AV)
Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katub mitralis. Daun-daun katup
atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalisyang terletak antara atrium dan
ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup.Katup mitralis yang memisahkan atrium dan
ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua
katup initertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebutkordatendinae.
Kordatendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolanotot pada dinding ventrikel.
Kordatendinae menyokong katup pada waktukontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya
daun katup ke dalam atrium.Apabila kordatendinae atau otot papilaris mengalami gangguan
(rupture, iskemia),darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel
berkontraksi. Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegah oleh ketegangan
pada daun katup yang timbulkan oleh korda tendine sewatktu otot papilaris berkontraksi.
- Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya; katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris yang
menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak antara
ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria
pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis
ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta, terdapat
kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara
arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantungtersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara
koronaria tersebut dari penyumbatanoleh daun katup, pada waktu katup aorta terbuka.
Vaskularisasi Jantung
Jaringan otot jantung mendapat suplai darah dari arteri coronaria, percabangan langsung dari
aorta ascendens tepat diatas valva aortae. Arteri coronaria bercabang menjadi dua sesuai dengan arahnya,
yakni arteri coronaria dextra (kanan) dan arteri coronaria sinistra (kiri). Arteri coronaria dan cabangcabang utamanya terdapat pada permukaan jantung, dalam jaringan ikat subepicardial. Antara cabangcabang arteri coronaria biasanya terdapat anastomosis (perhubungan) yang berguna untuk membantu
suplai darah (sirkulasi kolateral). Apabila salah satu arteri coronaria tersumbat, suplai darah ke daerah
tersebut akan dibantu oleh anastomosis yang bersangkutan. Walau begitu, anastomosis ini tidak dapat
menyediakan suplai darah yang cukup apabila salah satu cabang besar tersumbat oleh penyakit. 3
magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium kanan, sebelah kiri vena cava inferior. Vena cardiaca parva
dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruangruang jantung.
Histologi Jantung
Jantung dilapisi oleh lapisan yang disebut sebagai pericardium. Perikardium adalah kantong
berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil. Pada perikardium terdapat dua macam lapisan,
yaitu lapisan fibrosa luar pada perikardium yang tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan
jaringan ikat untuk melindungi jantung. Lapisan yang kedua adalah lapisan serosa dalam yang terdiri dari
dua lapisan yaitu membran visceral yang menutup permukaan jantung dan membran parietal yang
melapisi permukaan bagian dalam fibrosa perikardium. Selain itu terdapat rongga perikardial yang
dimana merupakan ruang potensial antara membran visceral dan parietal. Ruang ini mengandung cairan
perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi membran. Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan
yaitu lapisan epikardium, miokardium dan endokardium. 5
1. Epikardium
Epikardium merupakan lapisan bagian luar yang tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang
berbeda di atas jaringan ikat. Epikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium visceral, lapisan
subepikardial dan perikardial parietal. Perikardium visceral terdiri dari mesothelium. Lapisan
subepikardial terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf dan ganglia
sedangkan lapisan perikardium parietal terdiri dari mesothelium dan jaringan ikat. 5
2. Miokardium
Miokardium merupakan lapisan bagian tengah yang terdiri dari jaringan yang berkontraksi
untuk memompa darah. Ketebalah dari miokardium bervariasi dari satu ruang ke ruang lainnya.
Miokardium terdiri dari otot polos. Kontraksi dari miokardium menekan darah keluar ruang menuju
arteri besar. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan dengan miokardium pada
ventrikel kanan.5
3. Endokardium
Endokardium merupakan lapisan bagian dalam yang tersusun dari lapisan endotelial yang
terletak di atas jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan
endotelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung. Endokardium
homolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan
lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana
terdapat occluding junction dan gap junction. Lapisan subendokardial terdiri dari jaringan ikat
longgar. Di lapisan subendokrdial terdapat vena, saraf, dan sel purkinye.
dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na + bukan Ca2+
yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh
efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+.
Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran saluran K+ ini akan mengawali depolarisasi
berikutnya. Sel sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas ditemukan pada nodus SA,
nodus AV, berkas His dan serat purkinje.
b. Aktivitas Listrik jantung
Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan
depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke
seluruh atrium kanan melalui traktus internodal dan ke atrium kiri, melalui branchman's bundle.
Sebagian penghantaran impuls tersebut dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian
besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium
ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut.
Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium
mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls
kemudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His (bundle of His) dan
secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel
lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Dengan
demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel
setelah suatu jeda singkat.
2. Irama
3. Daya konduksi
4. Daya rangsang
10
- Brachman bundle
2. Nodus AV (atrio ventrikel)
3. Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):
- Right bundle branch
- Left bundel brach
99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
Sebaliknya, 1% sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri
mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel
pekerja.3
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap berada pada potensial
istirahat yang konstan, kecuali apabila sel dirangsang, sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki
potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu, yaitu membran mereka
secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, antara potensial-potensial aksi sampai
ambang tercapai, pada saat membran mengalami potensial aksi.
Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel
otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudian menyebar ke seluruh
jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun.Penyebab
pergeseran potensial membran ke ambang masih belum diketahui.Secara umum diperkirakan
bahwa hal tersebut terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ ke luar yang berlangsung
bersamaan dengan kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel-sel otoritmik jantung, antara
potensial-potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka.
Permebialitas membran terhadap K+ menurun antara potensial-potensial aksi, karena saluran K+
diinaktifkan, yang mengurangi aliran ke luar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien
konsentrasi mereka.7
Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, begian dalam secara bertahap
menjadi kurang negatif; yaitu, membran secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke
arah ambang. Setelah ambang dicapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respons
11
terhadap pengaktifan saluran Ca++ dan influks Ca++ kemudian; fase ini berbeda dari otot
rangka, dengan influks Na+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun
disebabkan, seperti biasanya, oleh fluks K+ yang terjadi karena peningkatan permeabilitas K+
akibat pengaktifan saluran K+ . Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran-saluran K+ ini
mengawali depolarisasi berikutnya.8
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut ini:7
Nodus sinoatrium (SA) : daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena
cava superior
Nodus atrioventrikel (AV) : sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
Berkas His : suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan
ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang
dinding luar.
Serat Purkinje : serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyabar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Kreatinin Kinase
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda
setelah infark miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan
dengan waktu awitan. Kreatinins kinase (creatinine kinase CK), dan isoenzimnya (CKMB)
adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis infark miokardium akut dan merupakan enzim
pertama yang meningkat saat terjadi infark miokardium. Gangguan pada jantung selain infark
12
miokard akut juga dihubungkan dengan nilai kadar CK dan CKMB total yang abnormal.
Gangguan tersebut juga termasuk perikarditis, miokarditis, dan trauma.
Troponin T (cTnT)
Protein kontraktil mulai menarik perhatian sebagai karakteristik terjadinya gangguan
pada sistem kardiovaskular yang sangat potensial pada akhir tahun 1970-an, saat ditemukan
isoform unik pada berbagai tipe otot striated (cepat, lambat, dan jantung). Karakteristik yang
spesifik untuk jantung seperti cTnT mempunyai keunggula dibandingkan dengan karakteritik
yang terdapat di semua otot seperti CK dan mioglobin.
13
strling bergeser kearah bawah karena kontraktilitasnya berkurang, maka jantung memompa
stroke volume lebih sedikit daripada jantung normal pada volume diastolic akhir yang sama.
Pada kompensasi gagal jantung stimulasi reflex simpatis menggeser kurva frank starling kearah
kiri meningkatkan kontraktilitas jantung kerah normal, ginjal juga membantu dalam kompensasi
dengan meningkatkan volume darah, sehingga terjadi peningkatan volume akhir diastolik(EDV)
sehingga kekuatan kontraksi jadi makin bertambah sehingga mampu mengeluarkan stroke
volume dalam jumlah normal, tapi kompensasi ini tidak akan berlangsung terus ada saatnya
dimana mekanisme kompensasi tidak terjadi lagi.8
Patofisiologi pada gagal jantung kiri atau gagal ventrikel kiri untuk memompa darah
keluar sehingga curah jantung keseluruh tubuh menurun, sehingga darah akan menupuk ventrikel
kiri dan mejadi beban bagi atrium kiri sehingga meningkatkan tekanan diatrium kiri, tekanan
pada atrum kiri yang tinggi menyebabkan terhambat aliran masuk darah dari vena pulmonal, bila
keadaan terus berlanjut paru-paru akan ikut terbedung sehingga adema pada paru-paru jika terus
menerus terjadi maka bagian jantung kanan juga akan mengalami kegagalan. Pada gagal jantung
kanan juga dapat terjadi tanpa didahului oleh gagal jantung kiri yaitu karena kegagalan ventrikel
kanan dalam mengosngkan atau memopa darah keluar sehingga stroke volume dari ventrikel
kanan menurun dan menjadi beban bagi atrium kanan yang kerjanya mengisi ventrikel kanan
sehingga tekanan atrium kanan meninggi sehingga darah kembali ke sirkulasi vena, akibatnya
terjadi bendungan pada vena sistemik yang menyebabkan edema pada tungkai.10
14
Kesimpulan
Jantung merupakan organ vital bagi tubuh manusia. Jantung mempunyai 4 ruang, atrium
kanan, ventrikel kanan, atrium kiri, ventrikel kiri dengan katup-katup yang menghubungkan
masing-masing ruang. Jantung mempunyai peran sebagai suplai darah ke seluruh tubuh. Jika
terjadi gangguan pada fungsi jantung, maka dapat terjadi kegagalan ventrikel dari jantung untuk
memopa darah yang dibutuhkan oleh tubuh
Daftar Pustaka
1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama; 2009. H. 123.
2. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2004. H. 275-80.
3. Guyton AC, Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009. h.74-7, 133-68, 269.
4. Poedjiadi,A . Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT.Gramedia; 2004:h.226-8
5. Leeson P. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012:h.66-9
6. Pearce EC. Anatmoni dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia;2009.h.151-3.8.
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran 22nded. Jakarta: EGC; 2008:h.88-92.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. hal 340
444 .
9. Corwin E. Buku saku patofiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.468.
15
10. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6.
Jakarta:EGC;2005.
16