Anda di halaman 1dari 101

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN
SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU
Studi Kasus di PD Taru Martani Yogyakarta

SKRIPSI

Oleh:
Franssiscus Aris Riyadi
NIM: 092114104

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Dalam duka pasti ada harapan untuk suka


Dalam Keputusasaan pasti ada harapan
untuk semangat lagi
Dalam sakit pasti ada harapan untuk sembuh
Dalam miskin pasti ada harapan untuk kaya
Dalam gagal pasti ada harapan untuk berhasil
Dalam ketidakberdayaan pasti ada harapan
untuk mempunyai kekuatan
Dalam ketakutan pasti ada harapan untuk berani

Harapan & usaha keras berhasil mengalahkan berbagai


masalah hidup
Kupersembahkan karya ini untuk
Tuhan Yesus,
Bapakku Dionisius Dwi Istiarjo (Alm) dan Ibuku Sarmini,
Kakakku Yudi dan Adikku Devi

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI


Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku
Studi Kasus di PD Taru Martani Yogyakarta
dimajukan untuk diuji pada tanggal 16 Desember 2014 adalah hasil karya saya:
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol
yang menujukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya
aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 30 Januari 2015
Yang membuat pernyataan,

(Franssiscus Aris Riyadi)

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat meneyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1.

Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.

2.

Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc.,Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata


Dharma

yang

telah

memberikan

kesempatan

untuk

belajar

dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.


3.

Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas


Sanata Dharma.

4.

Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt.,QIA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

5.

Dr. FA. Joko Susanto, M.M.,Akt.,QIA. selaku dosen pembimbing skripsi


yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6.

M. Trisnawati R.,S.E.,M.Si.,Akt.,QIA. dan Lisia Apriani, S.E.,M.Si.,Akt.,


QIA selaku dosen pembimbing akademik Fakultas Ekonomi Sanata Dharma.

7.

Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt.,QIA. dan Ir. Drs. Hansiadi Yuli H.,M.Si .,
Akt.,QIA. selaku dosen penguji yang membantu penulis dalam proses ujian
skripsi.

8.

Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang


telah memberikan fasilitas dan bekal ilmu pengetahuan selama menempuh
kuliah.

9.

Para Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang mendukung


penulis dalam pembuatan skripsi.

10. Bapak Agus Riyanto selaku kepala bagian keungan PD Taru Martani, Ibu
Theresia Sujirah selaku kepala departemen pembelian PD Taru Martani, Ibu
Hana selaku operator dan personalia PD Taru Martani, Ibu Eny Nurpitasari
selaku kepala departemen personalia PD Taru Martani yang telah membantu
penulis memberikan informasi, saran, dan dukungan dalam penulisan skripsi.
11. Alm. Bapak yang selalu memberikan doa dan dukungan dari surga, serta
menjadi sumber inspirasi saya. Ibu yang selalu memberikan cinta, kasih
sayang, doa, kerja keras untuk membiayai kuliah dan kehidupan penulis,
menemani disaat sakit, yang selalu ada dan tidak pernah meninggalkan
dikeadaan yang seburuk apapun, dan selalu memberikan yang terbaik hingga
penulis mampu menyelesaikan proses studi penulis.
12. Kak Yudi dan Dek Devi yang selalu memberikan doa dan semngat kepada
penulis.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Teman-teman seperjuangan prodi akuntansi angkatan 2009 yang telah


menemani, mendukung, dan membantu penulis selama kegiatan perkulihan.
14. Temanku Agata yang membantu dan membimbing penulis menyelesaikan
skripsi.
15. Teman-teman komunitas Cana yang selalu memberikan nasehat, semangat,
dan hiburan pada saat proses mengerjakan skripsi.
16. Teman-temanku yang setia Yos, Yosse, Angga, Dio, Anton, Titok, Erik,
Anes, Budi, Hed, Mayu, Angelin, Martin, Nita, Ita, Aster, Ima, Hans,
Dhimas, Dion, Pak Jalur, Ajeng, Gita, Topan, Maryun, Candra, Charles,
Arton, Redy, Titok, Restu, Joko, Marry, Kristin, Fani, Mas Oko,

dan

semuanya yang tidak dapat aku sebutkan satu per satu atas segala dukungan
dan doa dalam penulisan skripsi.
17. Rm. Elias yang selalu memberikan doa serta sentilan-sentilan yang
menggugah semangat penulis dalam mengerjakan skripsi.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis,
mendapat berkat dan rahmat dari Tuhan yang Maha Kasih.
Akhirnya kata demi kesempurnaan skripsi ini, maka saran dan kritik
membangun dari para pembaca sangatlah penulis harapkan. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi kemajuan kita bersama.
Yogyakarta, 30 Januari 2015

(Franssiscus Aris Riyadi)

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHANiv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULISvi
KATA PENGANTAR.. ...vii
DAFTAR ISI..x
DAFTAR TABEL...xiii
DAFTAR GAMBAR...xiv
ABSTRAK....xv
ABSTRACT.....xvi
BAB I. PENDAHULUAN..........1
A. Latar Belakang Masalah.......1
B. Rumusan Masalah....3
C. Tujuan Penelitian.3
D. Manfaat Penelitian...3
E. Sistematika Penulisan...4
BAB II. LANDASAN TEORI...6
A. Sistem Akuntansi.....6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Sistem Pembelian.........8
C. Pengendalian Intern........13
D. Tujuan Pengendalian Intern.......23
E. Unsur Pengendalian Intern Sistem Pembelian.......24
F. Statistical Sampling untuk Pengujian Kepatuhan..27
G. Standar Mutu dan Waktu.......27
H. Bagan Alir (Flow Chart) Dokumen Sistem Pembelian.....28
BAB III. METODE PENELITIAN..... 33
A. Jenis Penelitian...............33
B. Tempat dan Waktu Penelitian............33
C. Subyek dan Obyek Penelitian............33
D. Data...............34
E. Teknik Pengumpulan Data.......... 35
F. Teknik Pengambilan Sampel........... 35
G. Teknik Analisis Data.............37
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...42
A. Sejarah Perusahaan............42
B. Visi dan Misi Perusahaan...............44
C. Struktur Organisasi.................45
D. Budaya Perusahaan........47
E. Produksi..........47
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.......55
A. Uji Pendahuluan Pengendalian Intern Sistem Pemeblian Bahan

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Baku di PD Taru Martani.......55


B. Uji Kepatuhan Sistem Pembelian Bahan Baku di PD Taru Martani.........56

BAB VI. PENUTUP.....70


A. Kesimpulan............70
B. Keterbatasan Penelitian......70
C. Saran...............71
DAFTAR PUSTAKA........ ...73
LAMPIRAN

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3-1. Besarnya sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan....40
Tabel 3-2. Evaluasi Hasil: Keandalan 95%.......41
Tabel 5-2. Dokumen Populasi Sistem Pembelian Bahan Baku.......57
Tabel 5-3. Hasil Pemilihan Sampel Dokumen Sistem Pembelian
PD Taru Martani ..58
Tabel 5-4. Hasil Pemeriksaan Terhadap Dokumen Sistem Pembelian
PD Taru Martani..59
Tabel 5-5. Hasil Pemeriksaan Terhadap Dokumen Sistem Pembelian
PD Taru Martani (Lanjutan)..................60
Tabel 5-6. Evaluasi Hasil Pemeriksaan Efektivitas Pengendalian
Intern Pembelian bahan Baku.....63
Tabel 5-1. Tabel Kuesioner Pengendalian Intern.....81

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2-1. Sistem Pembelian...30
Gambar 2-2. Sistem Pembelian (Lanjutan).. 31
Gambar 2-3. Sistem Pembelian (Lanjutan).. 32
Gambar 4-1. Struktur Organisasi PD Taru Martani ..46
Gambar 4-2. Aliran Proses Produksi Cerutu51
Gambar 5-1. Sistem Pembelian PD Taru Martani .. 76
Gambar 5-2. Sistem Pembelian PD Taru Martani (Lanjutan) .......... 77
Gambar 5-3. Sistem Pembelian PD Taru Martani (Lanjutan)... 78
Gambar 5-4. Sistem Pembelian PD Taru Martani (Lanjutan) .. 79
Gambar 5-5. Sistem Pembelian PD Taru Martani (Lanjutan) ......80

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM
PEMBELIAN BAHAN BAKU
Studi Kasus di PD Taru Martani Yogyakarta
Franssiscus Aris Riyadi
NIM: 092114104
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas
pengendalian intern sistem pembelian bahan baku yang dilaksanakan di PD Taru
Martani Yogyakarta untuk meningkatkan efektivitas pengendalian intern.
Meminimalisir terjadinya kesalahan atau pun kecurangan didalam sistem
pembelian, perlu dilakukan pengendalian intern yang efektif.
Analisis efektivitas pengendalian intern sistem pembelian bahan bahan
baku dilakukan dengan menggunakan dua metode. Metode pertama yaitu uji
pendahuluan, metode yang dilakukan untuk menentukan kuat atau lemahnya
pengendalian intern sistem pembelian di perusahaan, dengan alat bantu berupa
kuesioner pengendalian intern sistem pembelian bahan baku. Metode kedua yaitu
uji kepatuhan, metode yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengendalian
intern sistem pembelian bahan baku dengan menganalisis sampel berupa semua
dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian. Analisis sampel tersebut
dengan menggunakan metode statistical sampling yaitu attribute sampling dengan
model stop-or-go-sampling.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode uji
pendahuluan terhadap pengendalian intern sistem pembelian bahan baku diperoleh
kesimpulkan bahwa pengendalian intern sistem pembelian bahan baku di PD Taru
Martani adalah kuat, terbukti dari hasil dua puluh pertanyaan pada kuesioner
sebanyak 75% menjawab ya. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
metode uji kepatuhan, diperoleh kesimpulan bahwa pengendalian intern sistem
pembelian bahan baku di PD Taru Martani adalah tidak efektif.
Kata kunci: pengendalian intern, efektivitas pengendalian intern, sistem
pembelian bahan baku

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM
ON RAW MATERIAL PURCAHSE SYSTEM
A Case Study at PD TaruMartani Yogyakarta
FranssiscusArisRiyadi
NIM : 092114104
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2014
The aim of this research is to identify the internal control effectiveness on raw
materials purchase system applied at PD TaruMartani. To minimize errors or fraud in
the purchase system, it requires an effective internal control system.
Analysis the internal control effectiveness on raw materials purchase system
was done by two methods. The first method is a preliminary test to determine the
advantages and weaknesses of the internal control of purchase system. The second
method is the compliance test to determine the effectiveness of internal control on
raw materials purchase system by analyzing all purchase system documents. Analysis
of the samples was done by statistical sampling method namely attribute sampling
with stop-or-go-sampling model.
The results showed that the internal control on raw materials purchasing
system at PD Taru Martani was strong. It was proved by the results of the twenty
questions in the questionnaire that 75% of total respondents had affirmative answers.
Based on the results of the compliance test, it was concluded that the internal control
on raw materials purchase system at PD Taru Martani was ineffective.
Keyword: internal control, effective internal control system, raw materials purchase
system.

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini pelaku bisnis harus bisa beradaptasi dengan
perkembangan zaman di era globalisasi. Perusahaan selaku pelaku bisnis dituntut
untuk bertahan dalam kondisi ini, tidak hanya itu perusahaan juga harus bisa
berkembang dalam kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan khususnya pada
perusahaan manufaktur dapat berkembang dengan meningkatkan mutu dan kinerja
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu sumber daya yang
dimiliki perusahaan baik berupa sumber daya manusia dan sumber daya modal.
Selain itu untuk meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
perancangan, pengorganisasian, dan pengendalian sistem dalam suatu perusahaan.
Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan yang tidak dapat ditangani
langsung oleh pihak manajer sendiri, sehingga perusahaan harus melibatkan banyak
orang dalam aktivitas perusahaan tersebut. Kegiatan pokok perusahaan manufaktur
adalah pembelian bahan baku, pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, dan
penjualan produk yang sudah jadi kepada konsumen baik secara kredit maupun secara
tunai. Pembelian bahan baku merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan
manufaktur yang perlu diperhatikan secara khusus. Hal ini disebabkan karena
transakasi pembelian biasanya mencakup jumlah rupiah relatif besar dan frekuensi
terjadinya transakasi juga relatif tinggi. Dengan demikian dalam menentukan bahan
baku perlu diperhitungkan sebaik

mungkin untuk melindungi bahan baku dari

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

berbagai hal, misalnya: pencurian, kerusakan bahan baku akibat penyimpanan yang
terlalu lama, dan keterlambatan pengiriman. Hal tersebut perlu adanya pengendalian
intern sistem pembelian bahan baku, sehingga pembelian bahan baku dapat terkontrol
sesuai dengan kebutuhan dan juga tidak terjadi kekurangan ataupun kelebihan bahan
baku didalam gudang.
Meminimalisir terjadinya kesalahaan atau pun kecurangan didalam sistem
pembelian, perlu dilakukan pengendalian intern yang efektif. Sistem adalah kelompok
dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang
berfungsi dengan tujuan yang sama (Hall, 2009:6).
Kinerja perusahaan yang baik dapat diukur dari efektivitas pengendalian
intern perusahaan. Efektivitas merupakan salah satu konsep yang memiliki arti
penting. Efektivitas merupakan kemampuan organisasi dalam mencari sumber dan
manufakturnya secara efisien dalam mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu
pengendalian intern harus dievaluasi secara berkala, untuk mengetahui apakah sistem
tersebut berjalan dengan semestinya dan dimodifikasi seperlunya sesuai dengan
keadaan. Hal ini dilakukan karena setiap proyeksi berdasarkan hasil penelitian atas
pengendalain intern yang berlaku sekarang mungkin tidak lagi efektif dimasa yang
akan datang.
Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya pengendalian intern
pada kegiatan perusahaan salah satunya sistem pembelian bahan baku, maka
penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi efektivitas pengendalian intern sistem
pembelian bahan baku di PD Taru Martani

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Rumusan Masalah
Apakah pengendalian intern sistem pembelian bahan baku yang dilaksanakan di
PD Taru Martani efektif?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi efektivitas pengendalian intern
sistem pembelian bahan baku yang dilaksanakan di PD Taru Martani guna
meningkatkan efektivitas pengendalian intern.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai bahan untuk menambah kepustakaan mengenai evaluasi efektivitas
pengendalian intern sistem pembelian bahan baku.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan
mengenai efektivitas pengendalian intern, khususnya untuk sistem pembelian
bahan baku.
3. Bagi Penulis
Penulis dapat kesempatan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh
selama kuliah dan berguna untuk mengembangkan pengetahuan khususnya
mengenai efektivitas pengendalian intern sistem pembelian bahan baku serta
permasalahannnya sehingga dengan demikian penulis dapat membandingkan
antara teori dengan praktek yang sesungguhnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan bab yang menguraikan tentang dasar-dasar teoritis yang
mendasari penulisan masalah, yang nantinya akan dapat dijadikan sebagai
landasan berpikir bagi penulis dalam mengolah data yang diperoleh dan
menganalisa permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Merupakan bab yang menguraikan jenis penelitian, tempat penelitian,
waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari, teknik
pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Merupakan bab yang menguraikan tentang sejarah singkat perusahaan,
Sistem organisasi perusahaan, tugas dan tanggung jawab perusahaan, dan
produksi.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Merupakan bab yang menguraikan tentang data hasil penelitian
pengendalian intern sistem pembelian bahan baku yang kemudian
dianalisis dan dibahas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini berisi ringkasan hasil analisis dan menjelaskan tentang
kesimpulan, keterbatasan, dan saran untuk diusulkan kepada manajemen
perusahaan sehubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Akuntansi
Pengertian sistem akuntansi adalah organisasi fomulir, catatan, dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi
2001:3). Unsur sistem akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Fomulir
Fomulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Fomulir sering disebut istilah dokumen, karena dengan fomulir ini
peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas
secarik kertas. Fomulir sering pula disebut dengan istilah media, karena fomulir
merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke
dalam catatan. Contoh fomulir adalah faktur penjualan, bukti kas keluar, dan
cek. Dalam sistem akuntansi secara manual (manual system), media yang
digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah fomulir
yang dibuat dari kertas (paper form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer
(computerized system) digunakan berbagai macam media untuk memasukan
data ke dalam sistem pengolahan data seperti papan ketik (keyboard), optical
and magnetic characters and code, mice, voice, touch sensors, and cats.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklarifikasikan, dan meringkas data keungan dan data lainnya. Contoh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal
umum.
3. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan
untuk meringkas data keungan yang dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Rekening buku besar di satu pihak dapat dipandang sebagai wadah untuk
menggolongkan data keungan, dipihak lain dapat dipandang sebagai wadah
untuk menggolongkan data keungan, di pihak lain dapat dipandang pula
sebagai sumber informasi keungan untuk menyeajikan laporan keungan.
4. Buku Pembantu
Jika data keungan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rincian lebih
lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu
terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keungan yang
tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.
5. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keungan yang dapat berupa neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, laporan harga pokok
produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar
umur piutang, daftar utang yang dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat
penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem
akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada
layar monitor computer.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Sistem Pembelian
Pengertian sistem pembelian yaitu, Sistem pembelian adalah prosedur
kegiatan yang digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang
diperlukan oleh perusahaan (Mulyadi 2001:299), dalam hal penelitian ini adalah
pengadaan bahan baku. Unsur sistem pembelian adalah sebagai berikut:
1. Fungsi yang Terkait
Fungsi-fungsi yang berkaitan dalam dalam sistem pembelian, adalah sebagai
berikut (Mulyadi, 2001: 299-300):
a. Fungsi Gudang
Bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan
posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan yang telah
diterima oleh fungsi permintaan.
b. Fungsi Pembelian
Bertanggung

jawab

untuk

memperoleh

informasi

mengenai

harga

barang.Menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan


mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
c. Fungsi Penerimaan
Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan
kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menetukan dapat atau
tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang berkaitan dalam transaksi pembelian adalah fungsi
pencatatan utang dan fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti


kas keluar dan menyelenggarakan arsip dokumen sumber yang berfungsi
sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku
pembantu utang. Sedangkan fungsi pencatatan persediaan bertanggungjawab
untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli.
2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pembelian
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian adalah (Mulyadi,
2001:301-303):
a. Prosedur Permintaan Pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam
fomulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian.
b. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada para pemasok unutk memeperoleh informasi
mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk
memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok
yang diperlukan oleh perusahaan.
c. Prosedur Order Pembelian
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirim surat order pembelian
kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan unit-unit organisasi lain
dalam perusahaan (misalnya fungsi peneriman, fungsi yang meminta barang,
dan fungsi pencatatan utang) mengenai order pembelian yang sudah
dikeluarkan oleh perusahaan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

d. Prosedur Penerimaan Barang


Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai
jenis, kuantitas dan bemutu barang yang diterima dari pemasok, dan
kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan
penerimaan barang dari pemasok tersebut.
e. Prosedur Pencatatan Utang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan
barang, dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan atau mengarsipkan
dokumen sumber sebagai sumber sebagai catatan terutang.
3. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah (Mulyadi,
2001:303-308):
a. Surat Permintaan Pembelian
Fomulir ini diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk
meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,
jumlah, dan bermutu seperti yang tersebut dalam surat permintaan
pembelian tersebut. Surat permintaan ini biasanya dibuat 2 lembar untuk
setiap permintaan, atau satu lembar untuk fungsi pembelian dan
tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

b. Surat Permintaan Penawaran Harga


Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang
pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi, yang menyangkut jumalah
rupiah pembelian yang besar.
c. Surat Order Pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang
dipilih, dokumen ini terdiri dari:
1) Surat Order Pembelian
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pembelian yang
dikirimkan kepada pemasok sebagai order resmi yang dikel;uarkan oleh
perusahaan.
2) Tembusan Pengakuan oleh Pemasok
Tembusan surat order pembelian ini dikirimkan kepada pemasok, diminta
tanda tangan dari pemasok tersebut dan dikirimkan kembali ke
perusahaan sebagai bukti telah diterima dan disetujuinya order pembelian,
serta kesanggupan pemasok memenuhi janji pengiriman barang seperti
tersebut dalam dokumen tersebut.
3) Tembusan Bagi Unit Peminta Barang
Tembusan ini dikirim kepada fungsi yang meminta pembelian bahwa
barang yang dimintanya telah dipesan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

4) Arsip Tanggal Penerimaan


Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian
menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan, sebagai dasar untuk
mengadakan tindakan penyidikan jika barang tidak datang pada waktu
yang telah ditetapkan.
5) Arsip Pemasok
Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian
menurut nama pemasok, sebagai dasar untuk mencari informasi mengenai
pemasok.
6) Tembusan Fungsi Penerimaan
Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi penerimaan
sebagai otorisasi untuk menerima barang yang sejenis, spesifikasi, mutu,
kuantitas, dan pemasok seperti yang tercantum dalam dokumen tersebut.
7) Tembusan Fungsi Akuntansi
Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi akuntansi sebagi
salah satu dasar untuk mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi
pembelian.
d. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menujukan bahwa barang
yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan
kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

e. Surat Perubahan Order Pembelian


Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang
sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa kuantitas,
jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian (subtitusi) atau hal lain
yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis. Biasanya
perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan
menggunakan surat perubahan order pembelian.
f. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi
pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas
untuk pembayaran utang kepada pemasok dan sekaligus berfungsi sebagai
surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran.
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah
(Mulyadi 2001:308-310):
a. Register Bukti Kas Keluar (Voucher Register)
b. Jurnal Pembelian
c. Kartu Utang
d. Kartu Persediaan
C. Pengendalian Intern
Pada Oktober 1987, The National Commission on Fraudulent Financial
Reporting (yang lebih dikenal dengan sebutan The treadway Commission Report)
menghasilkan kajian yang disebut COSO framework model of internal control.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

COSO (Commiitte of Sponsoring Organization) adalah komite yang diorganisir


oleh lima organisasi profess, yaitu IIA, AICPA, IMA, FEI, dan AAA
(Gondodiyoto, 2007:266).
COSO mengeluarkan definisi tentang pengendalian intern pada tahun 1992.
COSO memandang pengendalian internal merupakan rangkaian tindakan yang
menembus seluruh organisasi. COSO juga membuat jelas bahwa pengendalian
internal berada dalam proses manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan monitoring. Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditambahkan ke dalam
proses manajemen tersebut, akan tetapi merupakan bagian integral (bagian tak
terpisahkan) dalam proses tersebut.
Model COSO adalah salah satu model pengendalian internal yang banyak
digunakan oleh para auditor sebagai dasar untuk mengevaluasi, mengembangkan
internal control. Menutut COSO (The Committee of Sponsoring Organization)
yang dikutip oleh Amin (2000,p.3) dalam bukunya yang berjudul COSO Based
Auditing, sistem pengendalian intern didefinisikan dalam suatu batasan pengertian
sebagai berikut:
Internal Control: a process, effected by an entitys board of directors,
management, and other personnel, designed toprovide reasonable assurance
regarding the achievement of objectives in following categories:
1. Effectiveness and efficiency of operations.
2. Realibility of fianacial reporting.
3. Compliance with applicable laws and regulations.
Key point model COSO adalah:
1. Internal Control is process.
2. Internal Control is affected by people (board of director, manager, other
personnel.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

3. Internal Control can be expected to provide only reasonable assurance.


4. Internal Control is geated to the achievement of objectives.
Menurut model COSO, internal control adalah suatu proses, melibatkan seluruh
anggota oraganisasi, dan memiliki tiga tujuan utama, yaitu: efektivitas dan
efisiensi operasi, mendorong keandalan laporan keuangan, dan dipatuhinya
hukum dan peraturan yang ada (Gondodiyoto, 2007:267). Artinya dengan adanya
sistem pengendalian internal, maka diharapkan perusahaan dapat bekerja atau
beroperasi secara efektif dan efisien, penyajian informasi dapat diyakini
kebenarannya dan semua pihak akan mematuhi semua peraturan dan kebijakan
yang ada baik peraturan dan kebijakan perusahaan ataupun aturan (legal/hokum)
pemerintah. Dengan dipatuhinya pertauran dan kebijakan maka penyimpangan
dapat dihindari. Salah satu diagram model COSO adalah sebagai berikut:

Sumber: Drs. Sanyoto Gondodiyoto SE., MKom., MComm. (IS)., MM(SI).,PIA., Akuntan,
Audit Sistem Informasi, Mitra Wacana Media, 2007:267.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

(Singleton, 2007:28) Pernyataan Standar Audit (Statement On Auditing


Standards-SAS) No. 78 sesuai dengan berbagai rekomendasi komite organisasi
pendukung dari komisi treadway (Committee of sponsoring Organization of the
Treadway Commission-COSO). Pengendalian internal, seperti didefinisikan dalam
SAS 78, terdiri atas lima komponen: lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian (control environment) adalah dasar untuk keempat
komponen pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian menetapkan arah
perusahaan dan pengaruh kesadaran pihak manajemen dan para karyawannya
akan pengendalian. Lingkungan pengendalian memiliki beberapa elemen
penting:
a. Nilai intergritas dan etika pihak manajemen.
b. Struktur perusahaan.
c. Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit perusahaan
d. Pihak manajemen dan gaya beroprasi.
e. Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang.
f. Metode pihak manajemen untuk menilai kinerja.
g. Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh lembaga yang berwenang.
h. Kebijakan dan praktik perusahaan untuk mengelola sumber daya
manusianya.
SAS 78 mengharuskan para auditor memiliki pengetahuan yang memadai
untuk menilai sikap dan kesadaran pihak manajemen perusahaan, dewan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

komisaris, dan para pemilik atas pengendalian intern. Paragraf berikut ini
memberikan contoh berbagai teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan
pemahaman mengenai lingkungan pengendalian:
a. Auditor harus menilai integritas pihak manajemen perusahaan dan dapat
menggunakan lembaga penyelidik untuk memberikan laporan mengenai
latar belakang para manajer pentingnya. Beberapa dari empat KAP besar
menggunakan bekas agen-agen FBI yang bertanggung jawab utamanya
adalah melakukan pemeriksaan latar belakang atas klien yang ada dan yang
akan datang. Jika tampak kualifikasi yang sangat meragukan mengenai
integritas klien terkait, maka auditor harus mengundurkan diri dari audit
tersebut. Reputasi dan integritas pihak manajemen adalah faktor-faktor
yang sangat penting dalam menentukan dapat tidaknya suatu perusahaan
diaudit. Para auditor tidak dapat berfungsi dengan benar dalam lingkungan
yang manajemen kliennya dianggap tidak beretika dan rusak.
b. Auditor harus memperhatikan berbagai kondisi yang akan memungkinkan
pihak manajemen suatu perusahaan melakukan penipuan. Beberapa dari
kondisi yang jelas tersebut dapat berupa kurangnya modal kerja yang
memadai, kondisi industry yang negative, peringkat kredit yang buruk, dan
syarat yang ekstrem dari bank atau perjanjian yang mengikat. Jika para
auditor menghadapi kondisi semacam ini, pemeriksaan mereka harus
memberikan pertimbangan dengan hati-hati kemungkinan adanya laporan
keuangan yang menipu. Ukuran yang tepat harus dilakukan, dan setiap
usaha harus dilakukan untuk mengungkap penipuan apapun.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

c. Auditor harus memahami bisnis dan indistri kliennya serta harus


mengetahui berbagai kondisi luar biasa dalam industry tersebut yang
mungkin dapat mempengaruhi audit terkait. Para auditor harus membaca
bebrbagai literatur yang berkaitan dengan indistri dan membuat diri mereka
mengenal baik berbagai risiko yang inheren dalam bisnis tersebut.
d. Auditor harus menentukan apakah dewan komisaris perusahaan secara aktif
dilibatkan dalam pembentukan kebijakan bisnis dan apakah dewan tersebut
memonitor pihak manajemen serta operasi perusahaan. Fungsi audit
internal yang independen dan yang bertanggung jawab pada komite audit
dewan komisaris adalah lingkungan pengendalian yang sempurna.
e. Dari struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan, auditor dapat menilai
apakah pemisahaan antar berbagai fungsi di perusahaan telah memadai.
Secara khusus, auditor harus memperhatikan pemisahaan tugas di dalam
dan antar fungsi akuntansi dengan berbagai area fungsional lainnya.
2. Penilaian Risiko
Perusahaan harus melakuakn penilaian risiko (risk assessment) untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang berkaitan dengan
pelaporan keuangan. Berbagairisiko dapat timbul dari berbagai perubahan
lingkungan, seperti berikut ini:
a. Perubahan dalam lingkungan operasional yang membebankan berbagai
tekanan persaingan baru atas perusahaan.
b. Personel baru yang memiliki pemahaman berbeda atau tidak memadai atas
pengendalian internal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

c. Sistem informasi baru atau yang direkayasa ulang sehingga mempengaruhi


pemrosesan transaksi.pertumbuhan yang signifikan dan cepat hingga
mengalahkan pengendalian internal yang ada.
d. Implementasi teknologi yang baru ke dalam proses produksi atau sistem
informasi yang berdampak pada pemrosesan transaksi.
e. Pengenalan lini baru produk atau aktivitas di mana perusahaan hanya
memiliki pengalaman sedikit mengenainya.
f. Restrukturisasi organisasional yang mengakibatkan pengurangan dan/atau
relokasi personel hingga operasi bisnis serta pemrosesan transaksi terkena
pengaruhnya.
g. Masuk ke pasar asing yang dapat berdampak pada pembuatan laporan
keuangan.
SAS 78 mengharuskan para auditor mendapatkan pengetahuan yang cukup atas
prosedur penilaian risiko perusahaan untuk memahami bagaimana cara pihak
manajemen mengidentifikasi, membuat prioritas, serta mengelola berbagai
risiko yang berkaitan dengan pelaporan keungan.
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi akuntansi terdiri atas berbagai record dan metode yang
digunakan untuk memulai, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi,
serta mencatat berbagai transaksi perusahaan dan untuk menghitung aktiva
serta kewajiban yang terkait. Kualitas dari informasi yang dihasilkan oleh SIA
berdampak pada kemampuan pihak manajemen untuk melakukan tindakajn dan
mengambil keputusan sehubungan dengan operasi perusahaan serta untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

membuat laporan keuangan yang andal. Sistem informasi akuntansi yang


efektif akan dapat melakukan berbagai hal sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid.
b. Menyediakan informasi secara tepat waktu mengenai berbagai transaksi
dalam detail yang memadai untuk memungkinkan klasifikasi dan pelaporan
keungan yang benar.
c. Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar
pengaruhnya dapat dicatat ke dalam laporan keuangan.
d. Secara akurat mencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya.
SAS 78 mengharuskan para auditor untuk mendapatkan cukup pengetahuan
mengenai sistem informasi perusahaan untuk memahami berbagai aspek
berikut ini:
a. Penggolongan transaksi yang material bagi laporan keuangan dan
bagaimana transaksi-transaksi tersebut dilakukan.
b. Berbagai catatan akuntansi beserta akunnya yang diginakan dalam
pemrosesan transaksi yang material.
c. Langkah-langkah pemrosesan transaksi yang dilibatkan dari awal suatu
peristiwa ekonomi hingga perhitungan masuknya ke dalam laporang
keuangan.
d. Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk membuat laporan
keungan, pengungkapan, dan berbagai prediksi akuntansi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

4. Pengawasan
Pengawasan (monitoring) adalah proses di mana kualitas dari desain dan
operasi pengendalian internal dapat dinilai. Penilaian ini dapat dicapai dengan
prosedur yang terpisah atau melalui aktivitas yang berjalan. Para auditor
internal perusahaan dapat memonitor aktivitas entitas terkait dalam berbagai
prosedur yang terpisah. Mereka dapat mengumpulkan bukti kecukupan
pengendalian

dengan

menguji

berbagai

pengendalian,

kemudian

mengkomunikasikan kekuatan serta kelemahan pengendalian ke pihak


manajemen. Sebagai bagian dari proses ini, para auditor internal membuat
rekomendasikan khusus untuk perbaikan pengendalian.pengawasan yang
berjalan dapat dicapai dengan mengintegrasikan berbagai computer khusus ke
dalam sistem informasi yang mengukap data penting dan /atau memungkinkan
uji pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasi rutin. Mudul audit
melekat semacam ini memungkinkan pihak manajemen dan para auditor
memepertahankan keberlanjutan yang konstan atas fungsinnya pengendalian
internal serta integritas data transaksi.
Teknik

lainnya

untuk

mewujudkan

pengawasan

berjalan

adalah

penggunaan secara hati-hati laporan manajemen. Laporan yang tepat waktu


memungkinkan para manajer di area-area fungsional seperti penjulan,
pembelian,

produksi,

dan

pengeluaran

kas

untuk

mengawasi

serta

mengendaliakn operasi mereka. Dengan meringkas berbagai aktivitas,


memperlihatkan berbagai tren, serta mengidentifikasi berbagai perkecualian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

dari kinerja normal, laporan manajemen yang didesain dengan baik dapat
memberikan bukti atas fungsinya atau gagalnya pengendalian internal.
Model COSO juga dapat digambarkan dalam diagram berikut ini. Secara
vertical dapat dilihat: Definisi (batasan pengertian) pengendalian intern, katagori
(tujuan atau objectives) yang hendak dicapai dengan dirancangnya pengendalian
intern: yaitu efektivitas, efisien oprasi, proses pelaporan yang akurat, dan
kepatuhan pada aturan, serta komponen (lingkungan pengendalian, risiko,
aktivitas pengendalian, informasi-komunikasi, dan pemantauan (monitor).
Unsur-unsur sistem pengendalian intern sangat penting karena sistem
mempunyai beberapa unsur dan sifat-sifat tertentu yang dapat meningkatkan
kemungkinan dapat dipercayainya data-data akuntansi serta tindakan pengamanan
terhadap aktiva dan catatan perusahaan. Setiap unsur mempunyai kaitan langsung
dengan tujuan pengendalian internal serta langkah-langkah yang dapat ditempuh
perusahaan untuk memenuhinya. Unsur paling penting dari yang kompeten dan
dapat dipercaya. Orang-orang yang jujur dan bekerja secara efeisien selalu mampu
untuk bekerja dengan segala kesungguhan, meskipun hanya didukung oleh sedikit
unsur pengendalian lainnya, dan meskipun kelima unsur pengendalian lain
tersebut begitu kuat, akan tetapi orang-orang yang berantakan. Memang,
memepekerjakan para pelaksanaan yang kompeten dan dapat dipercaya tidak
dengan sendirinya akan memenuhi syarat untuk membuat sistem memadai. Setiap
orang mempunyai sejumlah kekurangan lahirlah sesuai dengan kodratnya,
misalnya rasa bosan atau kecewa, dan persoalan-persoalanpribadi yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan kerjanya, atau tujuan hidupnya mungkin berubah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

Dari sudut kepentingan audit, mempertimbangan mengenai kompetensi


dan integritas setiap karyawan selalu mempunyai makna yang penting, meskipun
sangat sukar untuk melakukannya, dan menggunakan sebagai bagian dari dari
evaluasi sistem secara keseluruhan. Agar sistem dapat berfungsi sebagaimana
mestinya dan pekerjaan dapat diselenggarakan dengan baik harus ditetapkan
pertanggungjawaban untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu bagi orang-orang
tertentu pula. Jadi apabila ada tugas yang tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya, dapat diminta pertanggungjawaban tersebut agar yang bersangkutan
dapat bekerja lebih giat serta hati-hati, dan manajemen dapat lebih mudah
mengawasinya.
D. Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pengendalain
akuntansi (internal administrative control). Pengendalian akuntansi, yang
merupakan bagian dari pengendalian intern, meliputi kebijakan dan prosedur yang
terutama digunakan untuk menjaga kekayaan atau catatan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan dan akuntansi, sedangkan pengendalian administrative
meliputi kebijakan dan prosedur yang diutama untuk mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 1992: 69).
Manajemen merancang pengendalian intern yang efektif dengan empat pokok
berikut ini (Mulyadi, 1992: 68-70):
1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
Kekayan fisik perusahaan dapat dicuri, disalah gunakan, atau hancur karena
kecelakan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi oleh suatu pengendalian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

yang memadai. Begitu juga dengan kekayaan perusahaan yang tidak memiliki
wujud fisik, seperti piutang dagang akan rawan oleh kecurangan jika dokumen
penting (seperti kartu piutang atau account receivable file) tidak dijaga.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
Pengelola di dalam mengambil keputusan harus didasarkan pada informasi
yang dapat diandalkan. Untuk itu pengelola harus memiliki informasi yang
dapat diteliti dan dapat dipercaya. Kualitas informasi akan tergantung pada
pengendalian intern. Semakin efektif sistem maka pengendalian intern yang
digunakan semakin efektif informasi yang dihasilkan.
3. Mendorong efisiensi
Pengawasan suatu oraganisasi berarti mencegah adanya duplikasi yang tidak
perlu, mencegah terjadinya pemborosan-pemborosan pada setiap aspek
perusahaan dan mencegah pemakaian sumber-sumber perusahaan ecara tidak
efisien, maka kemungkinan besar catatan keuangan juga kurang dapat
diandalkan.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Manajemen menetapkan prosedur-prosedur dan aturan-aturan untuk mencapai
tujuan yang diterapkan. Sistem pengendalian intern dapat dipakai untuk
menjamin bahwa prosedur-prosedur dan aturan-aturn yang diterapkan itu telah
ditaati oleh para karyawan.
E. Unsur Pengendalian Intern Sistem Pembelian
Unsur pengendalian intern sistem pembelian dijabarkan sebagai berikut
(Mulyadi, 2001:311-312):

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

1. Organisasi
Adapun perincian dari keempat unsur pengendalian intern adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan,
b. Fungsi pembelian harus terpisah dari akntansi,
c. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang,
d. Transaksi pembelian harus dilaksanakan olehlebih dari satu orang atau
lebih dari satu fungsi.
2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Pengendalian Intern Sistem
Pembelian
Adapun otorisasi dan prosedur pencatatan pengendalian intern sistem
pembelian sebagai berikut:
a. Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk
batang yang disimpan dalam gudang, atau oleh fungsi pemakai barang,
untuk barang yang langsung pakai.
b. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat
yang lebih tinggi.
c. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang.
d. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang
e.

lebih tinggi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

f. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang


didukung surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan
faktur dari pemasok.
g. Pencatatan ke dalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher
register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
3. Praktik yang Sehat
a. Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakainya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.
b. Surat

order

pembelian

bernomor

tercetak

dan

pemakainnya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.


c. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakainnya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan.
d. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari
berbagai pemasok.
e. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika
fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi
pembelian.
f. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari
pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut
dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.
g. Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan ketelitian
perkalian dalam faktur dari pemaok sebelum faktur tersebut diproses
untuk dibayar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

h. Pembayaran faktur dari pemasok dilakuakn sesuai dengan syarat


pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh
potongan tunai.
i. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap +lunas oleh
fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok.
F. Statistical Sampling untuk Pengujian Kepatuhan
Dalam pemeriksaan tidak dikumpulkan semua bukti untuk merumuskan
pendapatnya, melainkan melakukan pengujian terhadap transaksi sebagaian bukti
untuk membuat kesimpulan mengenai karateristik seluruh bukti. Salah satu cara
pengujian karateristik ini dapat dilakukan dengan melakukan statistical sampling
(Mulyadi, 1992:159).
Dalam statistical sampling dipilih anggota sampel secara acak dari seluruh
anggota populasi dan menganalisis hasil pemeriksaan terhadap anggota sampel
secara matematis. Sampel merupakan bagian obyek dari populasi yang akan
diambil sebagai contoh dalam penelitian, sedangkan populasi merupakan
sekumpulan data yang ada dalam perusahaan yang dijadikan obyek penelitian.
Statistical sampling dibagi menjadi dua yaitu atribut sampling dan variable
sampling.
Attribute sampling atau proportional sampling digunakan terutama untuk
menguji efektivitas struktur pengndalian intern dalam pengujian kepatuhan,
sedangkan variable sampling digunakan terutama untuk menguji nilai rupiah yang
tercantum dalam rekening dalam pengujian subtantif (Mulyadi, 1992:161).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

G. Standar Mutu dan Waktu


Kualitas bahan baku sangat menetukan produk akhir yang dihasilkan. Oleh
karena itu, maka pengawasan kualitas bahan baku mutlak dilakukan perusahaan.
Standar mutu bahan baku yang diterima ditentukan oleh perusahaan itu sendiri.
Menurut Ahyari (1986), beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan
agar kualitas bahan bakunya sesuai dengan diinginkan, adalah:
a. Seleksi sumber bahan baku
b. Dari beberapa sumber bahan baku yang ada, dipilih sumber-sumber yang
memasok bahan baku sesuai dengan criteria yang diperlukan perusahaan.
c. Pemeriksaan dokumen pembelian bahan baku
d. Dengan pemeriksaan dapat diketahui apakah bahan baku yang diminta
dengan standar mutu yang telah ditetapkan dapat dipenugi oleh pemasok.
e. Pemeriksaan penerimaan bahan baku
f. Pemeriksaan dilakukan agar bahan baku tersebut sesuai dengan dokumen
pembelian yang ada, baik dalam jumlah maupun kulaitasnya.
H. Bagan Alir (Flow Chart) Dokumen Sistem Pembelian
Sistem

flowchart

adalah

teknik

menjelaskan

suatu

sistem

dengan

menggunakan simbol-simbol yang disajikan secara diagram. Menurut American


Institute of Certified Public Accountants (AICPA) keuntungan dari flowchart
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran secara visual mengenai rencana organisasi dan
prosedur yang terkoordinir.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

29

2. Memakai cara ini lebih sederhana dalam bentuk lukisan (descriptive)


termasuk pedoman prosedur dan praktek akuntansi.
3. Flowchart tidak mudah disalah artikan karena simbol lebih menjelaskan
daripada kalimat.
4. Menyajikan aspek pengendalian lebih ringkasan dan jelas.
Kelemahan utama flowchart sebagai teknik untuk menyelidiki pengawasan
intern adalah bahwa pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama
terutama

dalam

pemeriksaan

pertama

kali.

Berdasarkan

unsur-unsur

pengendalian intern tersebut diatas, maka dirancang sistem akuntansi


pembelian yang bagan alir dokumennya disajiakan pada gambar 2-1, gambar 22, gambar 2-3 (Mulyadi, 2001:168-170).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bagiam Pembelian

Bagian Gudang

Mulai

Membuat
surat
permintaan
pembelian

Laporan
3
Penerimaan
barang

Dari Pemasok

Surat
1
Permintaan
Pembelian

Laporan
1
Penerimaan
barang

Membuat
surat order
pembelian

2
Surat
1
Permintaan
Pembelian

30

Surat
1
Permintaan
Pembelian

Membandingkan

kartu
Gudang

Mengirim
faktur

T
3
2
1
T

Surat Order 1
Pembelian

Laporan
Penerimaan
barang
Faktur

Dikirim ke
pemasok

Gambar 2-1. Sistem Pembelian


Sumber: Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi (edisi 3). Salemba Empat, Jakarta. (hal
168)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bagian Utang

Bagian Penerimaan
2

Surat Order 2
Pembelian

Surat Order 1
Pembelian

Laporan
1
Penerimaan
barang

Faktur

Menerima
Barang
dari
Pemasok
Membandingkan

Membuat
Laporan
Penerimaan
Barang
Membuat
Bukti Kas
Keluar
Surat Order
Pemebelian
4

Laporan
Penerimaan
Barang

2
Surat Order
Pembelian

Laporan
1
Penerimaan
Barang

Faktur
2
Bukti Kas
Keluar

6
T

Register
Bukti Kas
Keluar

Arsip Bukti Kas


Keluar yang Belum
Dibayar

Gambar 2-2. Sistem Pembelian (Lanjutan)


Sumber: Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi (edisi 3). Salemba Empat, Jakarta. (hal. 169)

31

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bagian kartu Persediaan

Bukti Kas
Keluar

Kartu
Persediaan

Selesai

Gambar 2-3. Sistem Pembelian (Lanjutan)


Sumber: Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi (edisi 3). Salemba Empat, Jakarta. (hal.170)

32

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Penelitian ini dilakukan dengan
menyajikan konsep teoritis pengendalian intern sistem pembelian bahan baku,
kemudian diuraikan hasil penelitian lapangan dan akhirnya dianalisis untuk
memperoleh kesimpulan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di PD Taru Martani Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai dengan
November 2014
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pemberian
informasi terkait penelitian yaitu:
a. Pemimimpin Perusahaan
b. Karyawan Perusahaan Bagian Gudang
c. Karyawan Perusahaan Bagian Pembelian
d. Karyawan Perusahaan Bagian Persediaan

33

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

34

e. Karyawan Perusahaan Bagian Penerimaan Barang


f. Karyawan Perusahaan Bagian Akuntansi
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah dokumen sistem pembelian bahan baku PD Taru
Martani Yogyakarta yaitu:
1. Surat Permintaan Barang
2. Surat Permintaan Pembelian
3. Surat Penawaran Harga
4. Purchase Order
5. Laporan Penerimaan Barang
6. Bukti Kas Keluar
7. Surat Permintaan Pembayaran
D. Data
Data yang dicari untuk mendukung dalam penelitian adalah:
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan.
2. Struktur Organisasi.
3. Deskriptif jabatan dan organisasi yang berkaitan dengan sistem pembelian
bahan baku.
4. Prosedur yang digunakan dalam sistem pembelian bahan baku sebagai
berikut:
a. Prosedur permintaan pembelian bahan baku
b. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

35

c. Prosedur order pembelian


d. Prosedur penerimaan barang
e. Prosedur pencatatan utang dan persediaan
f. Dokumen, fomulir, dan catatan yang digunakan
g. Flowchart (bagan alir) sistem pembelian bahan baku
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada
karyawan baik karyawan inti maupun pelaksanaan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan.
2. Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung terhadap obyek yang diteliti.
3. Dokumentasi
Metode pengumpulkan data dengan cara mencatat data-data atau keterangan
dari buku-buku, catatan dan laporan perusahaan.
4. Kuesioner
Metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan secara
tertulis mengenai unsur pengendalian intern terhadap pembelian bahan baku.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk menjawab rumusan masalah, teknik pengambilan sampel yang ditempuh
adalah:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

36

1. Menetukan Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua dokumen sumber
dan dokumen pendukung dari transaksi-transaksi pembelian bahan baku.
2. Menentukan Sampel
Dalam penelitian ini menjadi sampel adalah dokumen dari transaksi-transaksi
sistem pembelian bahan baku pada bulan Januari 2014-Oktober 2014 yang
diambil secara acak sebanyak 60 sampel. Sampel yang diambil dari populasi
dengan cara acak manual yaitu dengan membuat kode sampel dari masingmasing dokumen sistem pembelian bahan baku yang diteliti dengan
menggunakan huruf A- Z tergantung jumlah dokumen yang diteliti.
Kemudian masing dokumen diurutkan dari nomor satu sampai dengan selesai
tergantung jumlah populasi yang diteliti berdasarkan kode sampel. Lalu
penulis mengacak nomor tersebut seperti arisan setelah nomor tersebut keluar
maka nomor tersebut dicocokan dengan urutan kode sampel, jika nomor itu
ada yang sesuai maka dokumen tersebut merupakan dokumen yang dijadikan
sampel. Cara ini dimaksudkan agar setiap anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel.
3. Menentukan Atribut
Atribut yang digunakan dalam penelitian adalah kelengkapan dokumen
pendukung, otorisasi, kesesuaian dengan dokumen pendukung, dan nomor
urut tecetak.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

37

G. Teknik Analisa Data


Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, maka dilakukan teknik analisis data
yang ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan uji pendahuluan guna mengetahui kuat atau lemahnya pengendalian
intern. Hal tersebut dilakukan dengan analisis deskriptif dengan menggunakan
metode deskriptif persentase (DP) yaitu dengan melihat dari besarnya presentase
menjawaba ya pada kuesioner pengendalian intern. Penghitungan indeks
presentase dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Harnani,
2010:49):

n
x100%
N

Keterangan:
n = jumlah menjawab ya
N = Jumlah seluruh jawaban
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
Adapun penafsiran terhadap analisis deskriptif terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut (Harnani 2010:49-50):
a. Menentukan presentase maksimal yaitu 100%
b. Menentukan presentase minimal yaitu 0%

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

38

c. Menentukan rentang presentase (r%), diperoleh dari pengurangan presentase


minimal terhadap presentase maksimal, maka didapatkan yaitu 100%0%=100%
d. Menetukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian kriteria terhadap
rentang presentase, maka didapatkan yaitu 100%:4=25%
e. Menetapkan kriteria yaitu sangat kuat, kuat, kurang kuat, tidak kuat (lemah)
f. Menentukan kriteria kekuatan dan kelemahan pengendalian intern sebagai
berikut:
1) 00,00%-25,00%= tidak kuat
2) 26,00%-50,00%= kurang kuat
3) 51,00%-75,00%= kuat
4) 76,00%-100,00%= sangat kuat
2. Setelah dilakukan uji kepatuhan untuk mengetahui kuat atau lemahnya
pengendalian intern sistem pembelian, selanjutnya dilakukan pengujian kepatuhan
guna mengetahui efektivitas pengendalian intern sistem pembelian bahan baku
dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan perusahaan. Uji kepatuhan
tersebut dilakukan dengan menganalisis sampel berupa dokumen sumber dan
dokumen pendukung yang disertai adanya otorisasi dari pihak yang berwenang,
kesesuaian catatan dokumen dengan dokumen pendukung, dan dokumen bernomor
urut tercetak. Dalam analisis terhadap sampel tersebut dengan menggunakan
metode statistical sampling yaitu attribute sampling dengan model stop or go
sampling. Metode ini apabila auditor tidak menemukan penyimpangan atau

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

39

kesalahan tertentu yang telah ditetapkan maka dapat menghentikan pengambilan


sampel . Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut (Mulyadi
2002:254):
a. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian
intern. Dalam hubungannya dengan pengujian pengendalian intern, Attribute
adalah penyimpangan dari atau tidak adanya unsur tertentu dalam suatu
pengendalian intern yang seharusnya ada. Attribute yang dipriksa adalah
sebagai berikut:
1) Adanya Otorisasi dari pihak yang berwenang
2) Kelengkapan dokumen pendukung
3) Kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang
tercantum dalam dokumen pendukungnya.
4) Dokumen-dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian bernomor
urut tercetak.
b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. Dalam pengujian
pengendalian terhadap sistem pembelian, maka yang menjadi populasi adalah
dokumen-dokumen dalam sistem pembelian di PD Taru Martani.
c. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. Untuk menemukan
besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut secara statistik, maka
penulis mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau disingkat R%. tingkat
keandalan adalah probabilitas benar dalam mempercayai efektivitas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

40

pengendalian intern. Dalam penelitian ini penulis menentukan tingkat


keandalan sebesar 95% atau R%=95%.
2) Penentuan batas ketepatan atas yang diiinginkan (desired upper precision
limit atau DUPL). Dalam penelitian ini penulis menetukan DUPL sebesar
5%.
3) Penggunaan tabel penentuan besarnya sampel untuk menentukan besarnya
sampel minimum. Menentuan besarnya sampel yang tersedia adalah disusun
menurut R% yaitu sebesar 95% (lihat tabel 3-1).
Tabel 3-1. Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Kepatuhan
Desired Upper Besarnya Sampel atas Dasar Pengujian Pengendalian
Precision Limit
90%
95%
97,5%
10%
9%
8%
7%
6%
60
5%
4%
3%
Sumber: Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta.
(hal. 258)
d. Pemeriksaan sampel berdasarkan attribute yang menunjukan efektivitas unsur
pengendalian intern. Kemudian menetukan AUPL (lihat tabel 3-2), dengan
melihat banyaknya sampel yang diteliti yaitu sebesar 60 lembar dan tingkat
keandalan 95% atau R%=95%, hasil dari AUPL dibandingkan dengan hasil
DUPL untuk menentukan efektivitas pengendalian intern sistem pembelian
bahan baku.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

41

Tabel 3-2. Evaluasi Hasil: Keandalan 95%


Number of Observed Occurrence
Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurrence
SS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14 16 18 20 25 30 35 40 45
10
0
1
2
20
0
1 2
3 4 5
30
0
1
2
4 5 6 8 9
40
0
1
2 3
4 6 7 9 11 13
50
0
1
2 3 4 5
8 10 12 15 17
60
0
1
2
3 4 5 6 7 10 13 15 18 21
70
0
1
2
3 4 5 6 8 9 12 15 18 22 25
80
0
1
2
3 4 5 6 8 9 10 14 18 22 25 29
90
0
1 2
3 4
6 7 9 11 12 16 20 25 29 23
100
0 1
2 3 4
5 7 9 10 12 14 19 23 28 33 38
Sumber: Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta. (hal. 263)
e. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel.
1) Jika AUPL=DUPL, artinya unsur pengendalian intern yang diperiksa adalah
efektif.
2) Jika AUPL<DUPL, artinya unsur pengendalian intern yang diperiksa adalah
efektif.
3) Jika AUPL>DUPL, artinya unsur pengendalian intern yang diperiksa adalah
tidak efektif.

50
6
10
15
19
24
29
33
38
43

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Taru Martani didirikan pertama kali pada tahun 1918, oleh seseorang produsen
cerutu dari Belanda. Lokasi awal perusahaan berada didaerah Bulu, pinggir jalan
Magelang Yogyakarta. Kemudian pada tahun1921 lokasi pindah di jalan Kompol B,
Suparto 2A, PO BOX 1167 Yogyakarta 5525, Kelurahan Baciro, Kecamatan
Gondokusuman. Padatahun yang sama usaha itu diubah menjadi perseroan terbatas
bernama N.V. Negresco.
Seiring dengan pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942, N.V. Negresco
diambil alih oleh pemerintah jepang dan berganti nama menjadi Jawa Tobbaco
Kojo. Produksinya mulai meluas tidak hanya cerutu bermerek Momo Tarotetapi
juga rokok putih bermerek Mizuhodan Koa. Pemerintah jepang mendatangkan
mesin-mesin produksi rokok putih dari B.A.T Cirebon.
Pada saat pemerintahan Jepang jatuh pada tahun 1945, Jawa Tobbaco Kojo
diambil alih oleh Pemerintah RI. Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengganti nama
perusahaan itu menjadi Taru Martani yang mempunyai arti daun yang menghidupi.
Produksinya meliputi cerutu bermerek Daulat dan rokok bermerek Abadi. Jumlah
karyawannya saat itu mencapai 2000 orang.
Pada Tahun 1949 perusahaan ini diambil alih kembali oleh N.V. Negresco.
Mesin-mesin rokok putih dikembalikan kepada B.A.T Cirebon. Perusahaan

42

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

43

mengalami kemunduran karena N.V. Negresco belum dapat aktif memproduksi


cerutu sampai tahun 1951.
Pada tahun 1952 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta

bersama

bank

industri negara Jakarta mengambil inisiatif untuk menghidupkan kembali perusahaan


tersebut dengan mendirikan PT Taru Martani. Direktur pertamanya adalah Profesor
Mr. Kertanegara (1952-1957) yang dibantu oleh tenaga ahli dari Belanda yaitu
Habraken. Pada awalnya mereka memproduksi cerutu merek Seri Senator, Mundi
Victor, Elcomercia, dan Cigarillos. Selain itu juga memproduksi kertas sigaret
dengan merek Cheveaux Blanes. Kemudian pada perkembangannya (1957) mereka
mulai

memproduksi

rokok

kretek

bermerek

Roro

Mendut

dan

Roro

Jonggrangserta tembakau shag lokal.


Sehubung dengan aksi Irian Barat yang terjadi tahun 1960.Semua perusahaan
Belanda diambil alih oleh Pemerintah RI. Karena PT Taru Martani belum dibayar
lunas maka setatusnya masih menjadi milik Belanda. Perusahaan ini kemudian
dinasionalisasi dan dimasukan kedalam Departemen Perindustrian Rakyat dengan
nama Pabrik Cerutu dan Tembakau Shag Taru Martani.
Pada tahun 1966 perusahaan PT Taru Martini kembali diserahkan kepada
Pemerintah Daerah Yogyakarta dan statusnya diubah menjadi Perusahaan Daerah
(PD). Dalam melebarkan sayap pada tahun 1972, pemerintah DIY bekerja sama
dengan perusahaan Belanda, Douwe Egberts Tabaksmaatchappij B.V di Utrecht,
Holland agar dapat mengekspor cerutu ke Belanda. Mereka membentuk perusahaan
patungan PT TARU MARTANI BARU yang produksinya meliputi cerutu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

44

bermerek seri Senator, Mundi Victor, Adipati, Ramayana, dan Panther. Mulaitahun
1973 juga diproduksi tembakau shag bermerek Van Nelle, Countryman dan White
Ox. Selama 14 tahun (1972-1986)

perusahaan belum mendapatkan laba dan

sebaliknya terus merugi. Melihat kondisi tersebutpada tahun 1986 pihak Douwe
Egberts Tabaksmaatchappij B.V Holland menarik diri dari perusahaan.
Mulai Juli 1986 PT Taru Martani Baru kembali menjadi Perusahaan Daerah (PD).
Melihat kondisi keungan perusahaan yang sangat kritis,

pemerintah

daerah

mencarikan pinjaman uang ke beberapa bank, akhirnya diperoleh pinjaman sebesar


700 juta rupiah dari Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
Setelah mendapatkan suntikan dana, perkembangan PD Taru Martani cukup
menggembirakan, bahkan pada tahun 1989 mulai dapat mengekspor produknya ke
mancanegara yaitu Belanda, Belgia, dan Jerman serta Amerika Serikat. Saat ini
dengan kondisi perusahaan yang terus berkembang PD Taru Martani sudah mulai
merambah pasar Prancis, Republik Ceko, Taiwan, dan Australia serta ASEAN.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Visi PD Taru Martani adalah mewujudkan masyarakat atau sumber daya
manusia yang berketerampilan, berpengetahuan, dan berakhlak dalam
mengelola dan mengendalikan sumber daya alam, sumber daya ekonomi secara
komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan sehingga pada gilirannyaakan
diperoleh masyarakat yang berkeadilan, makmur, dan sejahtera. Selain itu
menjadikan

perusahaan

menjadi

lokomotif

ekonomi

yang

dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

mendayagunakan
kemasyarakatan

seluruh
dan

potensi

yang

kesejahteraan

bagi

dimiliki
masyarakat

guna

45

memberikan

khususnya

yang

berdomisili di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


2. Misi
Misi PD Taru Martani adalah mendorong terbentuknya fungsi dan peran
perusahaan sebagai lokomotif ekonomi yang berorientasi pada laba (profit
oriented). Dengan bertindak secara Komersial dengan tujuan memberikan
kontribusi Pendapat Asli Daerah (PAD) sebesar-besarnya pada pemegang
saham, dan sekaligus berorientasi pula pada peningkatan kemasyarakatan
(benefit oriented ) bagi para Stake Holder.
C. Struktur Organisasi
Dalam usaha mencapai visi dan misi, perusahaan perlu menyusun struktur
organisasi dengan baik, sebab dengan struktur oraganisasi tersebut akan
memperjelas tugas, wewenang, dan tanggungjawab serta dapat mempelancar arus
informasi dari atasan ke bawahan dan sebaliknya.
Struktur organiasasi untuk setiap perusahaan tidaklah sama karena dengan
kebutuhan masing-masing perusahaan yang juga berlainan. Adapun struktur
organisasi PD Taru Martani dapat dilihat pada gambar 4-1.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

46

GU BERN U R

BAD AN PEN GAW AS

D IREKTU R
PEN GAW AS

SATU AN
PEN GAW AS IN TERN
D IREKTU R
TEKN O LO GI
TERAPAN TEPAT
GU N A

D IV ISI
PEM ASARAN

D IV ISI
PRO D U KSI
CERU TU

D IV ISI
PRO D U KSI SHAG

D IV ISI
PEN ELITIAN D AN
PEN GEM BAN GAN

D IV ISI
PEM ELIHARAAN

D EV ISI KO RPO RAT


KO M U N IKASI

D IV ISI
AKU N TAN SI
D AN KEU AN GAN

D IV ISI
PEN GEM BAN GAN
SU M BER D AY A
IN SAN I

D IV ISI
PEN GEM BAN GAN
U SAHA

D EPARTEM EN
Penjualan
D alam N egeri

D EPARTEM EN
Persiapan
Cerutu

D EPARTEM EN
Persiapan Shag

D EPARTEM EN
Pengembangan
Produk

D EPARTEM EN
Listrik & Air

D EPARTEM EN
Informasi dan
Komunikasi

D EPARTEM EN
Akuntansi

D EPARTEM EN
U mum

D EPARTEM EN
Kemasan U saha

D EPARTEM EN
Ekspor-Impor

D EPARTEM EN
Pengelolan
Cerutu

D EPARTEM EN
Pengeloalan
Shag

D EPARTEM EN
Tenologi
Informasi

D EPARTEM EN
Permesinan

D epartemen
Seketariat

D EPARTEM EN
Keuangan

D EPARTEM EN
Personalia

D EPARTEM EN
Kewirausahaan

D EPARTEM EN
Ekspedisi

D EPARTEM EN
Pembelian

D EPARTEM EN
Pengemasan
Cerutu

D EPARTEM EN
Pengemasan
Shag

D EPARTEM EN
Gudang Cerutu

D EPARTEM EN
Gudang Shag

D EPARTEM EN
Legal
D EPARTEM EN
Percetakan

D EPARTEM EN
Pembengkelan

D EPARTEM EN
Bangunan

Gambar 4-1. Struktur Organisasi PD TARU MARTANI YOGYAKARTA


Sumber: PD TARU MARTANI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

47

D. Budaya Perusahaan
Budaya PD Taru Martani pada prinsipnya berlandaskan pada 3 sasaran utama
yaitu:
1. Mengusahakan rasa aman baik karyawannya.
2. Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif untuk menciptakan rasa
aman.
3. Membentuk budaya manusia yang berintegrasi.
Sebagai manusia yang berintegrasi pada prinsipnya tiap tindakan dilandaskan
pada tiga nilai-nilai utama yakni: (1) Ibadah yang diwujudkan dalam (2) kerja
keras dan kerja cerdas (3) demi mencapai kesejahteraan individu dan
perusahaan.
Sebagai penunjang budaya perusahaan agar dapat terimplementasi dengan baik,
perusahaan memayunginya dengan kebijakan Corporate Governance yang
bijaksana dan dinamis. Untuk mencapai optimalisasi itu dalam struktur organisasi
perusahaan dirancang konsep Strategic Committee yang menjadi jembatan antara
kebijakan strategis dan penjabaran oprasional yang menyusun dan menetapkan
kebijakan manajerial perusahaan, dimana selanjutnya akan dilaksanakan oleh jajaran
kepala seksi yang tergabung dalam Implementation Committee.
E. Produksi
1. Personalia
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendukung aktivitas produksi perusahaan. PD Taru Martani merupakan sebuah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

48

perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi tentu membutuhkan
tenaga kerja. Setelah diseleksi dan diterima, karyawan tersebut diberi pelatihan
langsung di tempat kerja. Perusahaan melakukan aktivitas kerja selama 5 hari
dalam satu minggu.Perusahaan aktivitas perusahaan dimulai dari pukul 06.3015.30 WIB.
2. Proses Produksi
Tahap-tahap dalam proses produksi adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
Pada proses persiapan ini meliputi :
1) Penimbangan
Tembakau yang akan diproses diperiksa mutunya, disusun komposisinya
sesuai dengan merk cerutu yang akan diproduksi kemudian baru dilakukan
penimbangan.
2) Pembasahan
Daun tembakau dilepas dari bal-bal yang masih dalam keadaan terkait
dalam bendel-bendel, dicelupkan kedalam air kemudian diberdirikan di
rak-rak agar proses pelembaban bias berlangsung dengan rata.
3) Stripping atau rowek
Stripping atau rowek merupakan bagian untuk menghilangkan tangki daun
tembakau. Pemisahaan ini ada tiga macam, yaitu:
a) Pembungkus luar (deckblad)
b) Pembungkus dalam (omblad)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

49

c) Isi cerutu (filler)


Daun tembakau yang dijadikan decblad dan omblad pemisahan daunnya
disobek atau melalui proses rowek secara manual. Untuk omblad
dilanjutkan proses pemotongan yang disesuaikan dengan mal yang
dibutuhkan. Daun tembakau yang digunakan sebagai pembungkus dalam
(omblad) dikirim ke bagian kepompong, sedangkan untuk pembungkus
luar (deckblad) dikirim kebagian pelintingan atau disimpan di lemari
pendinginan untuk digunakan kemudian hari.
Daun tembakau yang dijadikan filler dimasukan ke dalam mesin
stripping, pada bagian ini tidak menggunakanb tenaga manusia sama
sekali. Proses selanjutnya filler tersebut dikeringkan dalam drying drum
samapai prosentase tertentu. Setelah itu filler disimpan dalam kantingkantong plastik untuk menunggu proses selanjutnya.
b. Pengelohan
Pengolahan cerutu ini melalui beberapa bagian, sebagai berikut:
1) Bagian Pembuatan Kepompong
Dibagaian ini filler dan omblad dibentuk menjadi popen (calon cerutu)
yang bentuknya seperti kepompong. Proses ini ada yang menggunkan
proses mesin, proses setengah mesin, dan proses manual. Pada proses
yang menggunakan mesin hasilnya dimasukan dulu ke plot kemudian
dipres selama satu jam kemudian dimasukan ke oven dan dipres lagi,
setelah itu baru dikirim ke bagian pelintingan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

50

2) Bagian Pelintingan
Di bagaian pelintingan, kepompong dilinting dengan deckblad, sehingga
cerutu menjadi sempurna. Pelintingan ini menggunakan tenaga manusia
yang mempunyai keahlian khusus.
3) Bagian Potong/Sortir
Cerutu yang sudah dilinting ditunggu sampai keras.Setelah cerutu keras
kemudian dipotong dan disortir sesuai ukuran merek masing-masing.
4) Bagian Fumigasi
Bagian fumigasi adalah bagian digunkan agar cerutu terbebas dari hama
terutama hama lasoderma. Cerutu dimasukan kedalam drum yang berisi
obat pengawet phottoxin. Proses selanjutnya cerutu dimasukan ke dalam
kamar pengeringan dengan suhu 27 0 C

selama satu bulan dan

pendinginan selama satu bulan untuk menghilangkan telur-telur hama


yang mungkin masih menempel pada cerutu.
5) Bagian label dan packing
Pada bagian ini cerutu diberi cincin dan cellophane(bungkus kertas
kaca) selanjutnya dilakukan pengepakan dan diberi pita bandrol dan
cellopane, kemudian dimasukan ke dalam box dan dikirim ke bagian
ekspedisi untuk siap dipasarkan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

51

Secara garis besar aliran proses pembuatan cerutu dapat dijelaskan seperti
pada gambar 4-2.
3. Jenis Produksi Dan Bahan Baku
Produk-produk yang dihasilkan ada dua macam yaitu jenis tembakau dan
cerutu. PD Taru Martani menghasilkan berbagai jenis cerutu, yaitu:
a. Senator
Sejak tahun 1918 PD Taru Martani sudah memproduksi cerutu dengan model
dan ukuran yang sama dengan merek Senator, hanya secara resmi penggunaan
merek Senator baru dimulai pada tahun

1952. Cerutu Senator generasi

pertama diproduksi dengan knak (lancip seperti peluru) yang merupakan


model orisinil cerutu dan dibuat dengan ukuran royal.
Persiapan
Leaf Preparation
Filler Blending
Binder
Wrapper

Pengepakan Cerutu
Cigar
Packing/Finising
Banding,
Cellophaning,
Packing

Ekspedisi
Expedition
Repacking In Outer
Carton
Export Marking

Proses Pembuatan
Kepompong
Buch Making Procces

Proses Pelintingan
Cerutu
Cigar Wapping Process

Filler
Binder

Bunches
Wrapper

Fumigasi,
Pendinginan,
Pengeringan,
Fermentasi
Funmigation,
Freezing, Drying,
Fermentation

Potong/Sortir
Cigar Cutting &
Sortation

Shiping
Acording To :
TOQ/Q
TOP
TOD

Gambar 4-2. Aliran Proses Produksi Cerutu


Sumber: PD TARU MARTANI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

52

b. Mundi Victor
Sama halnya dengan Senator, mandi Victor Boheme juga diproduksi sejak
1918, tetapi mulai menggunakan merek Mundi Victor resinya adalah tahun
1952.
c. Adipati
PD Taru Martani mulai memproduksi cerutu dengan nama Indonesia Tahun
1972, dengan diproduksinya cerutu dengan merek Adipati. Merek ini dibuat
dalam 4 ukuran yaitu: Adipati Super Corona, Adipati Patella, Asipati Slim
Patella, dan Asipati Halft Corona.
d. Ramayana
Pada Tahun 1972 diproduksi cerutu Ramayana. Merek Ramayana dibuat
dalam 9 ukuran yaitu: Ramayana Corona, Ramayana Super Corona,
Ramayana Senioritas, Ramayana Cigarillos, Ramayana Cuban Corona,
Ramayana Cuban Perfecto, Ramayana Rothschild, Ramayana Super
Rothschild, dan Ramayana Churchill.
e. Borobudur
Cerutu Borobudur mula diproduksi dalam 1 ukuran yaitu Borobudur
Cigarillos dengan ukuran 5/8 x 20 (90 x 8,5mm). Tujuan awal cerutu
Borobudur adalah membidik pasar pemula dengan maksud agar para

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

53

penggemar rokok dapat mencoba cerutu cigarillos yang ukurannya sama


dengan rokok kretek.
Semua jenis cerutu menggunakan bahan baku yang sama yaitu tembakau murni,
perbedaan dari beberapa jenis cerutu yang sama yaitu tembakau murni, perbedaan
dari beberapa jenis cerutu yang diproduksi disebabkan oleh komposisi campuran
tembakau atau blending, bahan penolong yang berupa saus (khusus untuk konsumen
Amerika), serta ukuran dari cerutu.
Terdapat tiga jenis utama tembakau yang digunkan untuk memproduksi cerutu.
Ketiga jenis tersebut, yaitu:
a. Tembakau untuk pembungkus luar (deckblad), tembakau ini kuat
b. Tembakau untuk pembungkus dalam (omblad), tembakau ini bersifat
seperti tembakau deckblad.
c. Tembakau untuk isi cerutu (filler).
Bahan penolong yang digunakan berupa flavour atau saus dan lem DMC.
Khusus untuk filler dari Havana dan Brasil perusahaan menetapkan safety
stock sebesar 50 % dari pembelian. Untuk tembakau filler dapat disimpan
lebih dari lima tahun.
PD Taru Martani juga memproduksi dan memasarkan tembakau shag atau tembakau
iris. Dengan merek sebagai berikut:
1) Van Nelle
Van Nelle dikemasdengan 2 kemasan 50 gram dan 25 gram, Van Nelle
mulai diproduksi tahun 1949.Merek ini dipercayakan oleh Imperial

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

54

Tobacco Ltd. Belanda. (dahulu adalah Douwe Egberts) untuk diproduksi


oleh Taru Martani diindonesia. Van Nellemenja difavorit di daerah Jawa
dan Sumatra.
2) Drum
Drum dikemas didalam poches 40 gram, seperti halnya Van Nelle, Drum
juga dikerjakan oleh Taru Martani berdasarkan lisensi dan Imperial
Tobacco Ltd. Drum mulai dipasarkan sejak tahun 1997, dengan target
segmen pasar utamanya anak muda yang berada diperkotaan dengan
menggunakan semboyan latihlah jarimu, Drum telah memperkenalkan
trend melinting rokok kepada generasi muda di Indonesia.
3) Countery Man
Country man dikemas dengan kemasan 50 gram, pada tahun 1972. Merek
ini sanagt digemari dan menjadi favorit tembakau shag diluar pulau jawa.
Khususnya Kalimantan Barat, Sumatra Utara, Jambi, dan Riau.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keadaan pengendalian intern sistem
pembelian bahan baku yang dilaksanakan di PD Taru Martani dapat dilihat pada
lampiran kuesioner (lihat tabel 5-1), dokumen sumber, dan prosedur akuntansi yang
dilihat pada flowchart sistem pembelian PD Taru Martani (Gambar 5-1, 5-2, 5-3, 5-4,
5-5).
A. Uji Pendahuluan Pengendalian Intern Sistem Pembelian Bahan Baku di PD
Taru Martani
Uji

pendahuluan

dilakukan

guna

mengetahui

kuat

atau

lemahnya

pengendalian intern sistem pembelian bahan baku du PD Taru Martani. Dalam


mengukur kuat atau lemahnya pengendalian intern sistem pembelian bahan baku
tersebut menggunakan alat bantu berupa kuesioner pengendalian intern yang dapat
dilihat pada tabel 5-6 halaman 81-82. Dengan melihat jawaban atas pertanyaan pada
tabel kuesioner tersebut dapat dicari besarnya peresentase jumlah jawaban ya
dengan melakukan perhitungan indeks presentase sebagai berikut:
Diketahui : - Jumlah jawaban ya

= 15

- Jumlah seluruh jawaban = 20

Jawab

Pr esentase

jawaban " ya "

55

n
x 100 %
N
15
x 100 %
20
75%

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

56

Berdasarkan hasil perhitungan presentase bahwa dari 20 pertanyaan pada kuesioner


sebanyak 75% menjawab ya, Maka dapat disimpulkan bahwa kuatnya
pengendalian Intern sistem pembelian bahan baku di PD Taru Martani.
B. Uji Kepatuhan Sistem Pembelian Bahan Baku di PD Taru Martani
Pengujian kepatuhan dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern
dalam sistem pembelian bahan baku. Dalam pengujian kepatuhan ini digunakan
dengan metode statistical sampling yaitu attribute sampling dengan model stop-or-go
sampling. Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai populasi dalam uji kepatuhan
adalah dokumen sistem pembelian bahan baku PD Taru Martani yaitu surat
permintaan barang, surat permintaan pembelian, purchase order, laporan penerimaan
barang, bukti kas keluar, surat permintaan pembayaran. Oleh sebab dokumen surat
penawaran harga tidak ada karena perusahaan mendapatkan informasi tentang harga
dengan menggunakan telepon, maka tidak dapat dilakukan uji kepatuhan terhadap
dokumen ini. Attribute yang diperiksa adalah:
1. Kelengkapan dokumen pendukung
2. Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang
3. Kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang
tercantum dalam dokumen pendukungnya.
4. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian bernomor urut
tercetak.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

57

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua dokumen yang
berkaitan dengan sistem pembelian bahan baku selama bulan Januari 2014-Oktober
2014. DUPL yang penulis pakai sebesar 5% dengan tingkat keandalan 95%, hal
tersebut didasarkan pada keyakinan penulis kesalahan didalam populasi adalah kecil.
Berdasarkan tabel 3-1 penentuan jumlah sampel minimum stop-or-go-sampling
dapat diketahui bahwa dengan tingkat keandalan 95%, DUPL 5% maka jumlah
sampel minimumnya adalah 60 sampel dari semua populasi dokumen yang berkaitan
sistem pembelian di PD Taru Martani. Dokumen yang berkaitan sistem pembelian di
PD Taru Martani adalah sebagai berikut:
Tabel 5-2. Dokumen Sistem Pembelian Bahan Baku PD Taru Martani
Kode
Sampel
A
B
C
D
E
F

Nama Dokumen
Surat Permintaan Barang
Surat Permintaan Pembelian
Purchase Order
Laporan penerimaan Barang
BKK
Surat Permintaan Pembayaran
Jumlah Sampel

Jumlah Dokumen
217
217
217
539
1480
217
2887

Pemilihan anggota sampel sebanyak 60 lembar dilakukan secara acak. Hasil


pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 5-3.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 5-3. Hasil Pemilihan Sampel Dokumen Sistem Pembelian PD Taru


Martani
No.

No. Sampel
Dokumen

No.

No. Sampel
Dokumen

No.

No. Sampel
Dokumen

E290
1
B1
2
E433
3
E51
4
A134
5
E485
6
B6
7
F130
8
F42
9
A142
10
E445
11
A43
12
13
E162
F124
14
E604
15
A136
16
E291
17
E1328
18
19
E550
A128
20
Sumber: Data diolah

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

A92
A55
B55
E173
E242
E1157
A112
E147
C18
C35
F59
B24
E190
A102
B43
E362
A75
F107
E1461
D05

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

E295
F78
B42
E350
A139
A195
E1320
C44
B11
E50
B70
C04
D392
E186
E52
A66
E476
D210
A2
E1072

Pemeriksaan terhadap attribute dan sampel dokumen sistem pembelian dapat


dijelaskan pada tabel 5-4 dan tabel 5-5.

58

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 5-4. Pemeriksaan Terhadap Dukumen Sistem Pembelian PD Taru


Martani
No.
Nomor Sampel
Nomor Attribute
Keterangan
Dokumen
1
2
3
4
1
E290

X
= Ada
B1
2

X
X = Tidak Ada
E433
3

X
E51
4

X
A134
5

X
E485
6

X
B6
7

X
F130
8

X
F42
9

X
A142
10

X
E445
11

X
A43
12

X
E162
13

X
14
F124

X
E604
15

X
A136
16

X
E291
17

X
E1328
18

X
E550
19

X
20
A128

X
A92
21

X
A55
22

X
B55
23

X
E173
24

X
E242
25

X
E1157
26

X
A112
27

X
E147
28

X
C18
29

X
C35
30

X
F59
31

X
B24
32

X
33
E190

X
A102
34

X
B43
35

X
E362
36

X
Sumber: Data diolah

59

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

60

Tabel 5-5. Tabel Pemeriksaan Terhadap Dukumen Sistem Pembelian PD Taru


Martani (Lanjutan)
No.
Nomor Sampel
Nomor Attribute
Keterangan
Dokumen
1
2
3
4
37
A75

X
= Ada
F107
38

X
X = Tidak Ada
E1461
39

X
D05
40

X
E295
41

X
F78
42

X
B42
43

X
E350
44

X
A139
45

X
A195
46

X
E1320
47

X
C44
48

X
B11
49

X
50
E50

X
B70
51

X
C04
52

X
D392
53

X
E186
54

X
E52
55

X
56
A66

X
E476
57

X
D210
58

X
A2
59

X
E1072
60

X
Sumber: Data diolah
Keterangan Attribute:
1. Kelengkapan dokumen pendukung
2. Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang
3. Kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang
tercantum dalam dokumen pendukungnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

61

4. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian bernomor urut


tercetak.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 60 sampel berdasarkan attribute yang
ditentukan (lihat tabel 5-4 dan tabel 5-5), selanjutnya mengevaluasi hasil pemeriksaan
attribute terhadap sampel dokumen sistem pembelian bahan baku untuk mengetahui
efektivitas pengendalian intern pembelian bahan baku maka ditentukan AUPL dengan
melihat tabel 3-2, dengan melihat tingkat keandalan sebesar 95% dan DUPL= 5%.
Evaluasi pemeriksaan sampel berdasarkan attribute adalah sebagai berikut:
a. Attributte 1
Berdasarkan attribute satu, hasil pemeriksaan sampel adalah bahwa jumlah sampel
yang memiliki kesalahan adalah 0. Berdasarkan hasil pemeriksaan efektivitas
pengendalian intern pada tabel 3-2 yaitu AUPL= 4% atau dengan kata lain
AUPL<DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem
pembelian bahan baku adalah Efektif. Hal tersebut karena semua dokumendokumen sistem pembelian bahan baku yang diperiksa, memiliki dokumen
pendukung yang lengkap.
b. Attribute 2
Berdasarkan attribute dua, hasil pemeriksaan sampel adalah bahwa jumlah sampel
yang memiliki kesalahan adalah sebanyak 0. Sehingga hasil pemeriksaan
efektivitas pengendalian intern pada tabel 3-2 ditemukan AUPL= 4% atau dengan
kata lain AUPL<DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian sistem

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

62

pembelian bahan baku adalah efektif. Hal tersebut karena semua dokumen yang
berkaitan dengan sistem pembelian telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
c. Attribute 3
Berdasarkan attribute tiga, hasil pemeriksaan sampel adalah bahwa jumlah sampel
yang memiliki kesalahan adalah sebanyak 0 sampel. Sehingga hasil pemeriksaan
efektivitas pengendalian intern pada tabel 3-2 ditemukan AUPL= 4% atau dengan
kata lain AUPL<DUPL, maka dapat disimpulkan pengendalian intern sistem
pembelian bahan baku adalah efektif. Hal tersebut karena semua dokumen sistem
pembelian bahan baku yang diteliti sudah sesuai dengan catatan yang tercantum
dalam dokumen pendukungnya
d. Attribute 4
Berdasarkan attribute empat, hasil pemeriksaan sampel adalah bahwa jumlah
sampel yang memilki kesalahan adalah sebanyak 60 sampel. Sehingga hasil
pemeriksaan efektivitas pengendalian intern ditemukan AUPL= >50% atau dengan
kata lain AUPL>DUPL, maka dapat disimpulkan pengendalian intern sistem
pembelian bahan baku adalah tidak efektif. Dengan kata lain bahwa ada dokumen
yang tidak bernomor urut tercetak, hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan
bahwa dari semua dokumen yang diteliti tidak bernomor urut tercetak.
Untuk lebih jelasnya dalam melihat hasil pemeriksaan pengendalian intern sistem
pembelian bahan baku dapat melihat rangkuman hasil pemeriksaan pada tabel 5-6.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

63

Tabel 5-6. Evaluasi Hasil Pemeriksaan Pengendalian Intern Sistem Pembelian


Bahan Baku
Nomor
Jumlah
Jumlah
DUPL
AUPL
Temuan
Attribute Sampel
Kesalahan
1
60
0
5%
4%
Efektif
2
60
3
5%
4%
Efektif
3
60
0
5%
4%
Efektif
4
60
60
5%
>50%
Tidak Efektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap attribute terhadap sampel dokumen dalam
sistem pembelian bahan baku yaitu AUP>DUPL, maka dapat disimpulkan
pengendalian intern dalam sistem pembelian bahan baku PD Taru Martani adalah
tidak efektif.
B. Pembahasan
Salah satu hal yang semakin dipandang penting oleh manajemen dalam
menghadapi persaingan bisnis diera globalisasi ini adalah terlaksananya pengendalian
intern memadai bagi perusahaan. Berdasarkan analisis data yang telah dikemukakan
pada bagian pertama, langkah selanjutnya adalah pembahasan. Bagian kedua ini akan
membahas secara lebih rinci tentang efektivitas pengendalian intern sistem pembelian
bahan baku di PD Taru Martani. Pertama kali yang dilakukan adalah uji pendahuluan,
hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengendalian intern
sistem pembelian pada PD Taru Martani dengan alat bantu berupa kuesioner.
Berdasarkan hasil jawaban pada kuesioner, sebanyak 75% menjawab ya.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengendalian sistem
pembelian adalah kuat. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

64

1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di PD Taru Martani dapat dikatakan telah memisahkan
tanggung jawab secara tidak tegas. Transaksi pembelian telah melibatkan beberapa
fungsi yaitu fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi akuntansi, dan fungsi
penerimaan. Adanya rangkap tugas atau tanggungjawab fungsi antara fungsi
gudang dan fungsi penerimaan, dimana satu karyawan mempunyai dua
tanggungjawab yaitu mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi
persediaan yang ada di gudang dan menyimpan barang yang telah diterima
perusahaan selain itu juga karyawan tersebut menerima barang dari pemasok
setelah itu melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang
yang diterima dari pemasok, bagian gudang juga bertanggung jawab guna
menetukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan, selain itu
bagian gudang juga membuat laporan penerimaan barang yang dikirim kebagian
pembelian.
2. Sistem Otorisasi
Setiap transaksi keuangan terjadi melalui sistem otorisasi tertentu. Tidak ada
satu pun transaksi yang terjadi yang tidak diotorisasi oleh yang memiliki
wewenang

untuk

itu.

Otorisasi

terjadinya

transaksi

dilakukan

dengan

membubuhkan tandatangan oleh manajer yang memiliki wewenang untuk itu, pada
dokumen sumber atau pendukung. Dengan demikian karena setiap transaksi terjadi
dengan otorisasi dari yang berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan
tertentu, maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

65

akuntansi yang dicatyat terjamin ketelitian dan keandalannya. Pada PD Tru


Martaani sudah menerapkan sistem otorisasi yang baik pada setiap dokumen,
dimana semua dokumen yang berkaitan dengan sistem pembelian diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang.
3. Praktik yang Sehat
Pada dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian bahan baku masih
menggunakan pernomoran manual atau ditulis tangan. Pemakaian nomor urut
manual pada surat permintaan barang, surat permintaan pembelian, purchase
order, bukti penerimaan barang, bukti kas keluar, dan surat permintaan
pembayaran dapat menimbulkan tindakan penyelewengan. Akan lebih aman bagi
perusahaan jika menggunakan nomor urut terceta, karena penggunaan nomor urut
tercetak tersebut dipertanggujawabkan oleh manajer yang memiliki wewenang
untuk menggunakan dokumen tersebut dan juga dapat
4. Pengujian Kepatuhan
Pengujian

kepatuhan

yang

digunakan

untuk

mengetahui

efektivitas

pengendalian intern sistem pembelian bahan baku. Dalam menentukan efektifitas


pengendalian intern sistem pembelian bahan baku yang menjadi populasi adalah
dokumen-dokumen dalam sistem pembelian yang ada di PD Taru Martani. Ada
beberapa macam dokumen-dokumen yang diteliti yaitu surat permintaan barang,
surat permintaan pembelian, surat pesanan pembelian, laporan penerimaan barang,
bukti kas keluar, surat permintaan pembayaran. Tetapi, PD Taru Martani tidak
setiap saat menggunakan surat penawaran harga dalam memperoleh informasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

66

tentang harga bahan baku dari pemasok karena perusahaan dalam memperoleh
informasi harga melewati telepon, maka pengujian terhadap surat penawaran harga
tidak dilakukan
Uji kepatuhan terhadap dokumen-dolumen dalam sistem pembelian PD Taru
Martani menggunakan model stop-or-go-sampling. Tingkat keandalan yang
digunakan sebesar 95% dan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima sebesar
atau DUPL sebesar 5%. Dengan demikian, sampel yang diambil dari setiap dokumen
sebesar 60 anggota sampel. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap attributeattribute yang ditentukan sebelumnya terhadap 60 anggota sampel. 60 anggota
sampel tersebut didapat dari pemilihan acak dari populasi yaitu dengan membuat
kode sampel dari masing-masing dokumen sistem pembelian bahan baku yang diteliti
dengan menggunakan kode sampel dengan huruf A- Z tergantung banyaknya
dokumen yang diteliti. Kemudian masing dokumen diurutkan dari nomor satu sampai
dengan selesai tergantung jumlah populasi yang diteliti berdasarkan kode sampel.
Lalu penulis mengacak nomor tersebut seperti arisan setelah nomor tersebut keluar
maka nomor tersebut dicocokan dengan urutan kode sampel, jika nomor itu ada yang
sesuai maka dokumen tersebut merupakan dokumen yang dijadikan sampel. Cara ini
dimaksudkan agar setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel. Dokumen-dokumen yang menjadi populasi yaitu surat permintaan
barang, surat permintaan pembelian, purchase oreder, laporan penerimaan barang,
bukti kas keluar, surat permintaan pembayaran yang ditotal sebanyak 2887 sampel
dokumen, dimana dokumen tersebut dari bulan Januari 2014-Oktober 2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

67

Setelah dilakukan pemilihan 60 sampel dokumen secara acak dari total populasi
yaitu sebanyak 2887 sampel dokumen, selanjutnya dilakukan pemeriksaan guna
menentukan efektivitas sistem pembelian bahan baku di perusahaan yaitu dengan
menentukan besarnya AUPL dari setiap attribute dalam pemeriksaan dengan melihat
tabel 3-2. Setelah menemukan besarnya AUPL kemudian dibandingkan antara
besarnya AUPL dan DUPL untuk menentukan efektivitas pengendalian intern
pembelian bahan baku perusahaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan attribute yang
dapat dilihat pada tabel 5-12 bahwa dapat disimpulkan pengendalian intern dalam
sistem pembelian bahan baku di PD Taru Martani secara umum adalah tidak efektif
karena AUPL>DUPL. Hasil pemeriksaan pada attribute pertama bahwa jumlah
sampel yang memiliki kesalahan sama dengan 0. Berdasarkan hasil pemeriksaan
efektivitas pengendalian intern pada tabel 3-2 yaitu AUPL= 4% atau dengan kata lain
AUPL<DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem pembelian
bahan baku adalah Efektif. Hal tersebut karena semua dokumen-dokumen sistem
pembelian bahan baku yang diperiksa, memiliki dokumen pendukung yang lengkap.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Attribute kedua bahwa jumlah sampel yang
memiliki kesalahan sebanyak 3 sampel. Sehingga hasil pemeriksaan efektivitas
pengendalian intern pada tabel 3-2 ditemukan AUPL= 4% atau dengan kata lain
AUPL<DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian sistem pembelian bahan
baku adalah efektif. Hal tersebut karena semua dokumen yang berkaitan dengan
sistem pembelian telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Berdasarkan hasil
pemeriksaan pada Attribute ketiga bahwa jumlah sampel yang memiliki kesalahan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

68

sebanyak 0 sampel. Sehingga hasil pemeriksaan efektivitas pengendalian intern


ditemukan AUPL= 4% atau dengan kata lain AUPL<DUPL, maka dapat disimpulkan
pengendalian intern sistem pembelian bahan baku adalah efektif. Hal tersebut karena
semua dokumen sistem pembelian bahan baku yang diteliti sudah sesuai dengan
catatan yang tercantum dalam dokumen pendukungnya. Berdasarkan hasil
pemeriksaan pada Attribute keempat bahwa jumlah sampel dokumen yang memiliki
kesalahan sebanyak 60 sampel. Sehingga hasil pemeriksaan efektivitas pengendalian
intern ditemukan AUPL= >50% atau dengan kata lain AUPL>DUPL, maka dapat
disimpulkan pengendalian intern sistem pembelian bahan baku adalah tidak efektif.
Dengan kata lain bahwa ada dokumen yang tidak bernomor urut tercetak, hal tersebut
dapat dilihat dari hasil pemeriksaan bahwa dari semua dokumen yang diteliti tidak
bernomor urut tercetak.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern
sistem pembelian bahan baku di PD Taru Martani secara umum adalah tidak efektif,
karena AUPL>DUPL. Ketidak efektifan tersebut terlihat dari semua dokumendokumen dalam sistem pembelian bahan baku yang tidak bernomor urut tercetak,
dengan kata lain bahwa perusahaan menggunakan nomor dokumen sistem pembelian
yaitu dengan manual atau ditulis tangan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji pendahuluan dengan pemeriksaan dan penghitungan hasil
kuesioner bahwa dari 20 pertanyaan sebamyak 75% menjawab ya, dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa kuatnya pengendalian intern sistem pembelian di PD Taru
Martani.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Attribute terhadap anggota sampel dokumen,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian intern sistem pembelian bahan
baku di PD Taru Martani adalah tidak efektif, hal tersebut karena AUPL>DUPL. hal
tersebut dikarenakan tidak ada nomor tercetak pada dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan sistem pembelian seperti surat permintaan barang, surat permintaan
pembelian, surat pesanan pembelian, surat penawaran harga, laporan penerimaan
barang, bukti kas keluar, dan surat permintaan pembayaran. Nomor dokumendokumen tersebut manual atau ditulis tangan semua.
B. Keterbatasan Penelitian
Tidak adanya dokumen surat penawaran harga karena PD Taru Martani dalam
memperoleh informasi mengenai harga bahan baku melewati telepon. Sehingga
penulis tidak biasa memasukan dokumen tersebut dalam bagian pemeriksaan sampel.
Hasil kesimpulan berdasarkan analisis data dan pembahasan dengan asumsi informasi
dan data-data yang diperoleh mengenai penerapan pengendalian intern dalam sistem

70

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

71

pembelian dari pimpinan perusahaan, bagian pembelian, bagian personalia, bagian


akuntansi, bagian gudang merupakan data yang sebenarnya di PD Taru Martani.
C. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan yang mungkin berguna bagi
pengendalian intern terhadap sistem pembelian bahan baku untuk perusahaan sebagai
bahan pertimbangan adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya ada pemisahan fungsi antara fungsi penyimpanan barang dengan
fungsi quality control atau penerimaan barang, dimana fungsi penerimaan
merupakan fungsi operasi yang bertanggung jawab atas penerimaan atau
penolakan

barang

yang

diterima

dari

pemasok.

Sedangkan

fungsi

penyimpanan merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas penyimpanan


barang yang telah dinyatakan telah diterima oleh fungsi penerimaan.
Pemisahan kedua fungsi tersebut mengakibatkan penyerahan masing-masing
tanggungjawab ke tangan fungsi yang ahli dalam bidangnya, sehingga
informasi penerimaan barang dan persediaan barang yang disimpan di gudang
dijamin ketelitian dan keandalannya.
2. Sebaiknya dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem pembelian
bernomor urut tercetak. Hal tersebut perlu dilakukan karena dapat digunakan
untuk

pengecekan

ada

tidaknya

dokumen

yang

hilang,

Untuk

pertanggungjawaban karyawan yang diberi kepercayaan untuk mengisi dan


menyimpan dokumen, mendeteksi kecurangan karyawan, dan pencarian
kembali dokumen yang mendukung informasi yang dicatat dalam catatan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

72

tersebut. Format dokumen disesuaikan dengan prinsip dasar perancangan


formulir sehingga informasi yang terkait dengan pembelian bahan baku dapat
terekam dengan baik dan akan mengurangi kegiatan klerikal dari bagian yang
terkait dengan prosedur.
3. Sebaiknya upaya meningkatkan pengendalian intern dengan lebih maksimal
pada sistem pembelian bahan baku melalui pelaksanaan unsur-unsur
pengendalian intern yaitu struktur organisasi, sistem otorisasi, prosedur
pencatatan, dan praktik yang sehat. Sebaiknya PD Taru Martani
mempertimbangkan untuk merancang kembali sistem pembelian bahan baku
agar tercipta pengendalian intern yang efektif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A. 1986. Pengendalian Produksi. Buku 1, Edisi keempat. BPFE, Yogyakarta.
Dyckman, Thomas R, Davis, Charles J, and Dukes, Roland E. (2001). Intermediate
Accounting, 5th ed., New York: Irwin Mc Graw-Hill, USA.
Gondodiyoto, Sanyoto., MKom., MComm. (IS)., MM (SI)., PIA., Akuntan. 2007.
Audit Sistem Informasi. Edisi Revisi. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Hall, James A. 2009. Accounting Information System. Salemba Empat, Yogyakarta.
Harnani, Sri. 2010. Evaluasi Kekuatan dan Kelemahan Sistem Pengendalian Internal
Pada Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU).
http://eprints.uns.ac.id/6157/1/Unlock-k.pdf. Diakses tanggal 12 November
2014.
Jusup Haryono, AL. 2001. Auditing (Pengauditan) (Buku 1). Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi-YKPN, Yogyakarta.
Kachfi, Harry. 2009. Analisis Pelaksanaan Internal Audit pada PT Indosat (Persero)
Jakarta.http://www.gunadarma.ac.id/library/article/graduate/economy/2009/
Artikel_20205564.pdf. Diakses tanggal 12 November 2014.
Lukman, Ali, dkk. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi kedua), Jakarta: Balai
Pustaka, PT. (Persero) Penerbitan dan Percetakan.
Mulyadi. 1989. Organisasi Teori, Struktur dan Proses. FPIPS-IKIP, Yogyakarta.
Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntansi. Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiYKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi (edisi 3). Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta.
Munawir. 1995. Auditing Modern (edisi 3). Salemba Empat, Jakarta.
Munawir. 1995. Auditing Modern. BPFE, Yogyakarta.
Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Sanata Dharma. (2010). Universitas Sanata
Dharma. BPFE, Yogyakarta.

73

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

74

Setyawan, Jhony, T. 1998. Pemeriksaan Kinerja (Performance Auditing), Edisi


pertama. BPFE, Yogyakarta.
Singleton, Hall. 2007. Information Technology Auditing and Assurance. Salemba
Empat, Yogyakarta.
Trisnawati, Liena. 1995. Analisis Pengendalian Persediaan. http://repository.ipb.ac.id
/bitstream/handle/123456789/31193/A95ltr.pdf. Di-akses tanggal 27 Mei
2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN

75

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bagian Gudang
Mulai
Dari Pemasok
2
Menerima
Prmintaan
Pmbelian dari
Departemen yang
membutuhkan

Bersama
Barang
SP

Surat Pengantar

Membuat Srat
Prmintaan
Pmbelian

PO

Memeriksa dan
membandingkan
barang yang datang
dengan Surat
Pesanan

PO

Membuat Laporan
Peneriman Barang

N
SP

LPB

LPB

PO : Purchase Order

Laporan
Penerimaan
Barang

2
1

LPB : Laporan Penerimaan Barang


SPH : Surat Penawaran Harga
SPB : Surat Permintaan Pembelian

BKK : Bukti Kas Keluar


SP : Surat Pesanan

T
3

Kartu
Gudang

Gambar 5-1. Sistem Pembelian PD TARU MARTANI


Sumber: PD TARU MARTANI

76

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bagian Pembelian

PO

1A

Mendapatan
jawaban dari
pemasok

Tidak

Membuat
Surat
Penawaran

Diotorisasi Divisi
akuntnasi dan
keuangan

Prosedur
dihentikan dan
diulang dari
awal

Ya

Surat Penawaran
Membuat
surat
pesanan

Dikirim ke
pemasok,
minimal 3
pemasok
Surat Penawaran
Harga (SPH)

SP

SP

Surat Pesanan 1

SPH
PO

2
Laporan 1
Pembelian
N

Pemasok

Selesai
Pemasok
2

1A
7
T

Gambar 5-2. Sistem Pembelian PD TARU MARTANI (Lanjutan)


Sumber: PD TARU MARTANI

77

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bagian Pembelian

Pemasok

Faktur

Laporan
1
Penerimaan
Barang
Mencatat tanggal
penerimaan pada
surat pesanan
lembar 1

Membuat surat
Permintaan
Pembayaran

Memeriksa
Faktur

Faktur

Surat
Permintaan
Pembayaran
4

4
N

Gambar 5-3. Sistem Pembelian PD TARU MARTANI (Lanjutan)


Sumber: PD TARU MARTANI

78

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bagian Kasir

Bagian Akuntansi

6
5

Surat Permintaan 1
Pembayaran

LPB

BKK

Faktur
Surat Permintaan 1
Pembayaran

Membuat
Bukti Kas
Keluar

Mencatat
Jurnal Kas

Otorisasi Surat
Permintaan
Pembayaran

SPP
BKK
BKK
Bukti Kas
Keluar

Jurnal
Pengeluaran
Kas

3
2

Otorisasi SPB

Surat Permintaan
Pembayaran

Selesai

2
Pemasok

Laporan
1
Harian Kas

7
T

Gambar 5-4. Sistem Pembelian PD TARU MARTANI (Lanjutan)


Sumber: PD TARU MARTANI

79

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Sistem Pengawas Intern

LHK

Laporan
1
Pembelian

Memeriksa
kebenaran

LHK

Laporan
Pembelian

Selesai
LHK : Laporan Harian Kas

Gambar 5-5. Sistem Pembelian PD TARU MARTANI (Lanjutan)


Sumber: PD TARU MARTAN

80

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

81

Tabel 5-1. Koesioner Pengendalian Intern Sistem Pembelian

Unsur Pengendalian
Intern Sistem
Pembelian
Organisasi

Sistem Otorisasi

Prosedur
Pencatatan

Praktik yang
Sehat

Koesioner Pengendalian Intern


Sistem Pembelian
Pertanyaan

1. Apakah fungsi pembelian terpisah dari


fungsi penerimaan barang?
2. Apakah fungsi pembelian terpisah dari
fungsi penerimaan barang?
3. Apakah fungsi penerimaan barang
terpisah dari fungsi penyimpanan barang?
4. Transaksi pembelian harus dilaksanakan
olehlebih dari satu orang atau lebih dari
satu fungsi.
5. Apakah Surat permintaan pembelian
sudah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang?
6. Apakah surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang?
7. Apakah laporan penerimaan barang
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang?
8. Apakah buti kas keluar diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang?
9. Apakah pencatatan terjadinya utang
berdasarkan bukti kas keluar yang
didukung dengan bukti pendukung?
10. Apakah pencatatan ke dalam jurnal
umum diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang?
11. Apakah Surat permintaan pembelian
bernomor
urut
tercetak
dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh yang berwenang?
12. Apakah Surat order pembelian bernomor
urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian?
13. Apakah laporan penerimaan barang
bernomot
urut
tercetak
dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi pembelian?

Ya

Tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

82

Lanjutan

Unsur Pengendalian
Intern Sistem
Pembelian

Sumber: Data diolah

Koesioner Pengendalian Intern


Sistem Pembelian
Pertanyaan
14. Apakah laporan pengiriman barang
bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penerimaan barang?
15. Apakah pemasok dipilih berdasar-kan
jawaban penawaran harga pesa-ing dari
berbagai pemasok?
16. Apakah fungsi penerimaan barang hanya
memeriksa dan menerima barang jika
fungsi tersebut telah menerima tembusan
surat order pembelian dari fungsi
pembelian?
17. Apakah fungsi penerimaan barang
melakukan pemeriksaan yang diterima
dari pemasok dengan cara menghitung
dan menginspeksi ba-rang tersebut
kemudian memban-dingkan dengan
tembusan surat or-der pembelian?
18. Apakah ada pengecekan harga, syarat
pembelian, dan ketelitian perkalian
dalam faktur dari pema-sok, sebelum
faktur tersebut dipro-ses untuk dibayar?
19. Apakah pembayaran faktur dilakukan
sesuai syarat pembayaran guna mencegah
kehilangan
kesem-patan
untuk
memperoleh potongan tunai?
20. Apakah buti kas kelaur beserta dokumen
pendukungnya dicap Lunas oleh fungsi
pengeluaran kas setelah cek dikirimkan
kepada pemasok?
Jumlah

Ya

Tidak

15

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pedoman Wawancara
A. Prosedur Permintaan Bahan Baku
1. Siapakah yang meminta dilakukan pembelian ?
2. Apakah menggunakan surat permintaan pembelian?
3. Apakah surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak?
4. Siapakah yang mengotorisasi surat permintaan pembelian?
B. Prosedur Order Pembelian Bahan Baku
1. Siapakah yang mengadakan order pembelian?
2. Apakah menggunakan surat order pembelian?
3. Apakah menggunakan nomor urut tercetak?
4. Siapakah yang mengotorisasi surat order pembelian bahan baku?
5. Apakah pemilihan pemasok didasarkan pada harga terendah? Bagaimana
kebijakan pemilihan pemasok?
6. Jumlah pemasok yang dikehendaki perusahaan?
7. Apakah perusahaan menetukan standar mutu bahan kepada para pemasok?
C. Prosedur Penawaran Harga dari Pemasok
1. Siapakah yang mengadakan permintaan penawaran harga pada pemasok?
Apakah dilaksanakan secara tender?
2. Apakah menggunakan surat penawaran harga kepada pemasok? Apakah
dilaksanakan setiap kali melakukan pembelian?
3. Apakah Surat permintaan penawaran harga bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawaban oleh pihak yang berwenang?
4. Bagaimana pendistribusian surat prosedur permintaaan harga?
5. Bagaimana kriteria pemilihan pemasok?

83

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

84

D. Prosedur Permintaan Bahan Baku


1. Siapakah yang menerima bahan baku yang dibeli dari pemasok? Apakah
dibuatkan laporan penerimaan barang dan siapakah yang membuatnya?
2. Apakah laporan penerimaan barang bernomor tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang?
3. Siapakah yang mengotorisasi laporan penerimaan barang?
4. Apakah bahan baku yang diterima selalu dipriksa, dilakukan pengecekan
terhadap harga, syarat pembelian dan pemasok?
5. Bagaimana pendistribusian penerimaan barang yang telah dibuat?
6. Siapakah yang menyimpan bahan baku yang diterima dari pemasok dan telah
diteliti?
E. Kegiatan Sistem Pembelian Bahan Baku
1. Bagaimana uraian kegiatan sistem pembelian bahan baku?
2. Bagaiamana bagan alir (flowchart) sistem pembelian bahan baku?
3. Apa saja fungsi yang melaksanakan transaksi pembelian bahan baku dari
awal samapai akhir?
4. Apakah fungsi-fungsi tersebut dipisahkan?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

85

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

86

Anda mungkin juga menyukai