PENDAHULUAN
Kejang atau bangkitan adalah gangguan neurologi yang sering pada anak. Hal ini terlihat
bahwa sekitar 10% anak menderita paling tidak satu kali kejadian kejang dalam 16 tahun
pertama hidupnya. Penderita tertinggi ditempati oleh anak yang berusia kurang dari tiga tahun.
Data epidemiologi menunjukkan sekitar 150.000 anak mendapatkan kejang dan
30.000
yang berkepanjangan
Kejang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan yaitu, epilepsi, kejang demam,
hipoglikemia, hipoksia, hipotensi, tumor otak, meningitis, ketidakseimbangan elektrolit, dan
overdosis obat.4 Meskipun penyebab dari kejang beragam namun pada fase awal tidak perlu
untuk melabelnya masuk pada kelompok mana, karena manajemen jalan nafas dan penghentian
kejang adalah prioritas awal pada pasien dengan kejang aktif.2
Salah kejadian ikutan pada trauma kepala adalag kejang. Kejang yang terjadi dalam
minggu pertama setelah trauma disebut early seizure, dan yang terjadi setelahnya disebut late
seizure. Early seizure terjadi pada kondisi risiko tinggi, yaitu ada fraktur impresi, hematoma
intrakranial, kontusio di daerah korteks.
Pada laporan kasus kali ini, penulis akan membahas kasus pasien atas nama An. AR usia
5 bulan, yang masuk RSUD Ulin pada tanggal 27 Juni 2016 pukul 21.00 dengan diagnosis
kejang fokal e.c ICH dd epilepsy.