2) Perubahan kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria.
Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
3) Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin
dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan
pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan yang terlihat pada payudara adalah:
a) Payudara membesar, tegang dan sakit
b) Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas
c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola
mamae sekunder
d) Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar
dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak
cairan agar puting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi
tempat berkembang biak bakteri.
e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16
minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu
sampai 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat
encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang
dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung
lemak. Cairan ini disebut kolostrum.
4) Perubahan Perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya hingga
kehamilan 4 bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan 5
bulan, perut mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang
dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria gravidarum dan hiperpigmentasi
pada linea alba serta linea nigra.
5) Perubahan Alat Kelamin Luar
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada
peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah
yang menuju uterus sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk
membesarkan dan memberi makan janin. Gambaran mukosa vagina yang
mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan (tanda Chadwick).
6) Perubahan padaTungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering
terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus
yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau kiri.
3) Hubungan Seksual
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan
menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain
mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbedabeda ini dipengaruhi oleh
faktor faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks
selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada
wanita.
Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan
rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk
menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester I seringkali keinginan
seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih, dan mengantuk.
Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan
kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginannya
untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan keluhan
somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa
tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993)
d. Tugas Perkembangan
1) Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide
kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita
tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan
wanita dan respons emosionalnya dalam menerima kehamilan.
ini,
disertai
kesiapan
untuk
belajar,
meningkatkan
karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen.
Peran - peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi,
dan merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti
menjadi seorang ibu.
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-anak, dan
menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi
orang tua. Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan
akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua
(Grossman, Eichler, Winckooff,1980 ;Lederman, 1984). Wanita yang lain
tidak mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi diri
mereka sendiri. Konflik selama masa hamil, seperti tidak menginginkan
kehamilan dan keputusan - keputusan yang berkaitan denga karir dan anak
harus diselesaikan.
3) Hubungan Ibu-Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni
ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu
(Rubin, 1975; Gaffney, 1988a). Mereka mulai berpikir seakan-akan dirinya
adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka
miliki.
Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi orang
tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba
untuk mengantisipasi perubahan - perubahan yang mungkin terjadi pada
kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka
bisa tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk
perawatan yang harus mereka berikan. Mereka mempertanyakan kemampuan
mereka untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum dilahirkan ini.
Rubin (1967) menemukan bahwa wanita menerapkan dan menguji
perannya sebagai ibu dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita
lain pengganti ibu yang memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai
sumber informasi dan pengalaman.
Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu
proses perkembangan(Rubin, 1975)
Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk
menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk
orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan,
teman, orang yang tidak dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk
memberi nasihat, arahan, dan perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg,
1990). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran
yang aman untuk dirinya dan anaknya (Rubin, 1975).
4) Hubungan Dengan Pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah
sang anak (Richardson,1983). Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa
wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil
akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit
komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa
nifas (Grossman,Eichler,Winckoff,1980; May,1982). Ada 2 kebutuhan utama
yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983). Kebutuhan
pertama ialah menerima tanda tanda bahwa ia dicintai dan dihargai.
Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap
sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975)
menyatakan bahwa wanita hamil harus memastikan tersedianya akomodasi
sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru
tersebut.
Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu.
Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk
selamalamanya. Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan
suami bertambah dekat selama masa hamil. Dalam studinya, ia mengatakan
bahwa kehamilan berdampak mematangkan hubungan suami istri akibat
peran dan aspek aspek baru yang ditemukan dalam diri masing masing
pasangan.
5) Kesiapan Untuk Melahirkan
Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan napas dan
gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga mengganggu tidur ibu. Nyeri
pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan
timbulnya varies dapat sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan
rasa canggung mengganggu kemampuannya melakukan pekerjaan rumah
tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan istirahat.
Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan,
apakah disertai rasa suka cita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan
yang kuat untuk melihat hasil akhir kehamilannya dan untuk segera
menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke tahap persalinan.
Caesar karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal,
dan juga memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi cacat.
Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko keguguran dan
melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan juga
memiliki resiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses melahirkan.
Walaupun resiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia
35 tahun ke atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan.
Hal lain yang perlu diwaspadai pada kehamilan diusia 35 tahun keatas aalah
terjadinya pre-eklamsia. Gejala awalnya adalah tekanan darah yang meningkat
secara drastis hingga lebih dari 140/90 mmHg, rin mengandung protein, terjadi
pembengkakan pada pergelangn kaki, tangan dan wajah. Bila terdiagnosis preeklamsia harus diperiksa juga fungsi organ-organ tubuh yang lain seperti ginjal,
jantung, paru, mata, otak dan sistem syaraf.
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. (Baliwati, 2004 : 3).
Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan
adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995 :
96).
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang
dapat menyebabkan non dijunction pada kromosom. Perubahan endokrin seperti
meningkatnya
sekresi
androgen,
menurunnya
kadar
hidroepiandrosteron,
Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, yaitu dengan cara :
a) Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b) Dengan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali.
c) Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
d) Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna
a. Kehamilan saat ini: alasan mencari perawatan, keluhan utama atau keluhan yang
dirasakan selama hamil, hamil keberapa, usia kehamilan sekarang, tanggal
perkiraan melahirkan, kebutuhan selama kehamilan, persiapan persalinan dan
persiapan awal menjadi ibu, harapan yang diinginkan tentang cara kelahiran, jenis
kelamin bayi, status nutrisi, pola berkemih.
b. Kehamilan sebelumnya: jumlah anak saat ini, riwayat kehamilan dan pengalaman
persalinan sebelumnya, riwayat kehilangan (abortus) janin, dan riwayat medis
yang meliputi: riwayat pembedahan, penggunaan obat, penyakit yang menyertai,
riwayat menstruasi.
c. Riwayat psikososial dan budaya: pekerjaan wanita dan pasangan, pendidikan,
status pekawinan, latar belakang budaya dan etnik, status sosial ekonomi,
persepsi tentang kehamilan saat ini (apakah kehamilan ini diinginkan,
direncanakan, apakah wanita dan pasangan senang, apakah wanita menerima
kehamilan), masalah yang timbul akibat kehamilan (finansial, karier/pekerjaan,
tempat tinggal), perubahan pola seksual.
d. Keadaan keluarga: kaji sistem dukungan keluarga, hubungan ibu hamil dengan
suami, keluarga ayah, ibu, dan saudara, hubungan dengan keluarga suami,
riwayat cacat dan kelainan genetik Riwayat keluarga memberi informasi tentang
keluarga pasien, orang tua, saudara kandung, anak, Hal ini membantu
mengidentifikasi
gangguan
genetik,
familial
dan
kondisi
yang
dapat
mengetahui
sejauhmana
kemampuan
keluarga
menggunakan
2)
3)
4)
5)
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama pengkajian. Diagnosa
yang mungkin muncul adalah :
a. Ansietas yang berhubungan dengan Kekhawatiran terhadap diri sendiri dan janin,
Krisis situasional/maturasional, Perubahan fisik selama hamil, Rasa tidak nyaman
selama krhamilan, Ancaman terhadap konsep diri, Stres, Perubahan status peran,
status kesehatan, pola peran, keadaan ekonomi
b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon keluarga terhadap
diagnosa kehamilan
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Morning
sicknes atau Emesis gravidarum.
e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan Rasa kurang nyaman pada
kehamilan, Rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin.
f. Konflik peran orang tua berhubungan dengan Ketidaktahuan peran yang harus
dijalankan, Perubahan status peran, perkawinan
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Persepsi negatif terhadap kehamilan,
Psikososial, Perubahan fisik selama kehamilan.
Untuk diagnosa keperawatan keluarga etiologi berdasarkan hasil pengkajian dari
5 tugas perawatan kesehatan keluarga.
3.
Rencana Intervensi
Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan yang
diberikan pada masa kehamilan adalah :
a. Wanita akan menunjukan pengetahuan yang benar tentang adaptasi yang dialami
tubuh seorang ibu hamil terhadap perkembangan janin sebagai dasar untuk
memahami rasional dan pentingnya perawatan, koping yang digunakan dan
menjalankan perannya.
b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi, kebutuhan
seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat kehamilan, dan perawatan
diri.
c. Wanita akan mengenali gejala gejala yang menunjukan deviasi/penyimpangan
dari kehamilan normal dan melaporkan hal hal tersebutuntuk dapat segera diatasi.
d. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi secara aktifdalam perawatannya
selama kehamilan.
Oleh :
APRIANDO RAHMADANI, S. Kep
NPM. 12350094
PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2013
PENGKAJIAN KELUARGA
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
a. Nama
: Tn. B
b. Umur
: 34 Tahun
c. Jenis Kelamin
: Laki-Laki
d. Agama
: Islam
e. Pendidikan
: SMA
f. Pekerjaan
: Buruh
g. Alamat
2. Komposisi Keluarga
No.
Nama
Umur
L/P
Agama
Hubungan Dgn
KK
Pendidikan
Pekerjaan
Tn. B
34 thn
Islam
Kepala Keluarga
SMA
Buruh
Ny. R
29 thn
Islam
Istri
SMA
IRT
An. G
7 thn
Islam
Anak Kandung
TK
3. Genogram
Keterangan :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Perempuan
= Garis Pernikahan
= Garis Keturunan
= Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Keluarga inti
6. Identifikasi Budaya
Bapak B mengatakan keluarganya adalah asli suku Jawa yang berkebangsaan
Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
7. Identifikasi Agama
Tn. Bmengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada perbedaan keyakinan semua
beragama islam. Keluarga selalu menjalankan sholat 5 waktu, Tn. B mengatakan
agama sangat penting karena agama merupakan bekal kita untuk kehidupan di akhirat
nantinya.
8. Rekreasi Keluarga
Keluarga berekreasi dengan menonton TV sambil bercengkerama, kalau ada waktu
luang biasanya pergi berkebun.
2. Pemeriksaan Fisik
No
1.
2.
Variabel
Riwayat penyakit saat
ini
Keluhan yang
diraasakan
Tn. B
Sehat
Tidak ada
konjungtiva
ananemis, sklera
putih.
Riwayat Peny.
Sebelumnya
Tanda-tanda vital
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
TTV :
TD : 120/70
TTV :
TD: 100/70
mmHg,
N
: 88x/i,
R
: 18x/i,
S
: 36,8C,
BB
: 58 kg,
LILA : 25 cm
TB
: 160 cm.
Suara jantung
normal, tidak ada
bunyi tambahan
TTV :
N
R
S
BB
mmHg,
N
R
S
BB
: 80x/i,
: 20x/i,
: 36,5c,
: 64 kg.
: 85 x/i,
: 24 x/i,
: 36,7C,
: 12 kg,
Sis.Kardiovaskular
Suara jantung
normal, tidak
ada bunyi
tambahan
Suara jantung
normal, tidak ada
bunyi tambahan
7
8
Sis.Respirasi
Sis.Gastro intestinal
Normal
Bising usus
normal
Normal
Bising usus
normal
Normal
Bising usus
normal
Sis.Persyarafan
Ada respon
terhadap
rangsangan
Ada respon
terhadap
rangsangan
Ada respon
terhadap
rangsangan
10
Sis.muskuloskletal
Tidak ada
kelainan
Tidak ada
kelainan
Tidak ada
kelainan
11
Sis.Genitalia
Tidak dikaji
Tidak dikaji
Tidak dikaji
D. LINGKUNGAN
1. Karateristik Rumah
Luas rumah 100 m2 , tipe rumah semi permanen, dimana terdapat 2 kamar tidur, 1
dapur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan mempunyai 1 kamar tidur
untuk anak. Dimana ventilasi dari tiap ruangan dimanfaatkan setiap hari dengan ada
jendela setiap ruangan, kecuali ruangan tamu mempunyai 2 jendela, sehingga cahaya
dapat masuk ke ruangan pada siang hari. Penerangan rumah dengan menggunakan
lampu listrik, lantai rumah menggunakan plesteran, sedangkan lantai dapur memakai
plesteran. Kondisi rumah secara keseruhan cukup bersih, status rumah masih milik
orang tua (menumpang), mempunyai kamar mandi dan WC. Tn. B mengatakan
mandi di kamar mandi. Sumber air minum keluarga adalah air sumur.
Kandang
RM
RK
Dapur
Halaman
KT
RT
KT
Keterangan :
RT
: Ruang Tamu
RM
: Ruang Makan
KT
: Kamat Tidur
KM
: Kamar Mandi
: sUMUR
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola dan proses komunikasi keluarga
Tn. B mengatakan bahwa anggota keluarga berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Jawa. Komunikasi berlangsung dengan baik dan keluarga menyelesaikan
3. Struktur peran
Tn. B mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah, Ny Ysebagai
ibu rumah tangga dan juga ikut mencari nafkah serta sebagai anggota masyarakat.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka saling
membutuhkan satu sama lain, serta saling memberikan dukungan satu sama lain.
Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan dalam rumah tangganya dan
setiap malam selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anggota
keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Tn. B mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma budaya
dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan yang
berlaku di masyarakat.
3. Fungsi Ekonomi
Tn. B mengatakan dari penghasilan setiap bulan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Keluarga Tn.
B memiliki tabungan atau simpanan uang tapi kadang-kadang simpanan tersebut
bisa habis digunakan untuk keperluan mendadak seperti : apabila ada anggota
keluarga yang sakit jadi diperlukan biaya untuk membawanya ke pelayanan
kesehatan. Dimana Tn. B bekerja sebagai buruh dan jika ada waktu luang Tn. B
sering pergi ke kebun.
mengatakan
tidak mengetahui
tentang
bagaiman
perawatan
2. Koping
Tn. B mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang
menyimpang dalam menghadapi segala masalah yang ada seperti menyelesaikan
masalah dengan menggunakan kekerasan dengan bersama-sama dan selalu
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
I. HARAPAN KELUARGA
Keluarga mengatakan senang bila ada petugas kesehatan yang melakukan kunjungan
rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan dengan kesehatan yang
dialami keluarga dapat teratasi dengan diberikannya informasi yang dibutuhkan oleh
keluarganya serta keluarga juga berharap agar Ny. R bisa melahirkan dengan selamat.
J. ANALISA DATA
Data
Ds :
Masalah Keperawatan
Perubahan
Do :
- Ny.R hamil anaknya yang ke-2
- Ny.M sudah memasuki trimester
ke-3
Etiologi
Gaya hidup yang
tidak sehat (merokok)
Ds :
Resiko cedera
Kurangnya kesadaran
terhadap bahaya
lingkungan
Do :
- Kamar mandi klien agak licin
- Halaman depan rumah licin
- Ny.R hamil anaknya yang ke-2
- Ny.M sudah memasuki trimester
ke-3
Ds :
- Ny.
mengikuti
mengatakan
KB
dan
Kurangnya
pengetahuan keluarga
hanya
tentang pengguanaan
kontra sepsi( KB )
Do :
- Ny.R hamil anaknya yang ke-2
- Jarak kelahiran lebih dari 2
tahun
- Anak pertama 7 tahun
- Ny.M sudah memasuki trimester
ke-3
K. PRIORITAS MASALAH
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan gaya hidup yang tidak
sehat (merokok)
Kriteria
Bobot
Pembenaran
1. Sifat masalah : resiko
Skala
Potensial
:1
Resiko
:2
Aktual
:3
2/2X 1 = 1
Kurangnya kesadaran
keluarga bapak B dalam
menerapkan gaya hidup
sehat
2/2 X 1 = 1
4 2/3
dengan
ketidakmampuan
Bobot
keluarga
dalam
Pembenaran
2/3X 1 = 1
Peningkatan kesadaran
terhadap bahaya
lingkungan
2/2 X 2 = 2
Keluarga bapak B
menyadari pentingnya
tentang bahaya lingkungan
2/2X 1 = 1
Tingkat kesadaran
keluarga bapak B terhadap
bahaya lingkungan
2/2 X 1 = 1
/3
Peningkatan Pengetahuan
tentang kontrasepsi
1/3X 1 = 1
Keluarga bapak A
menyadari pentingnya
konsultasi tentang KB
2/2 X 2 = 2
2/2X 1 = 1
Tingkat kesadaran
keluarga bapak A tentang
penggunaan kontrasepsi
masih minim
2/2 X 1 = 1
4 1/3
L. RENCANA KEPERAWATAN
No.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Dx.
Kriteria
1 Setelah dilakukan
Setelah dilakukan kunjungan Verbal
penyuluhan,
selama 5 x, keluarga dapat :
keluarga akan dapat 1. Menguraikan tentang gaya
meningkatkan
hidup yang tidak sehat
pemeliharaan
setelah
diberikan
kesehatan dengan
penjelasan
merubah gaya hidup
yang tidak sehat
2. Menyebutkan
tentang
dengan
dampak dari gaya hidup
mengoptimalkan
yang tidak sehat setelah
sumber-sumber
diberikan penjelasan
daya yang dimiliki
3. Mengidentifikasi sumbersumber
yang
dapat
dimanfaatkan
untuk
perubahan pemeliharaan
kesehatan
setelah
diberikan penjelasan
4. Menyatakan kesanggupan
untuk
merubah
pemeliharaan kesehatan
setelah
diberikan
penjelasan
Evaluasi
Intervensi
Standar
1. Keluarga
dapat 1. Tingkatkan
pemahaman
menyebutkan kembali
keluarga tentang perilaku atau
pengertian
dengan
kebiasaan yang tidak sehat :
singkat
2. Berikan informasi tentang
resiko-resiko yang akan timbul
dari kebiasaan yang tidak sehat
2. Keluarga menyebutkan
a. Resiko terhadap yang
dampak dari gaya hidup
bersangkutan
yang tidak sehat
b. Resiko terhadap orang lain
c. Keuntungan
merubah
perilaku
tidak
sehat
3. Keluarga menyebutkan 3. Diskusikan bersama keluarga
strategi-strategi yang dapat
sumber-sumber
dalam
digunakan untuk merubah
keluarga yang dapat
kebiasaan yang tidak sehat
dimanfaatkan
untuk
perubahan pemeliharaan
4. Berikan
dukungan
dan
kesehatan
dorongan pada keluarga untuk
mencapai keberhasilan
klien
untuk
4. Keuarga
menyatakan 5. Bantu
mengupayakan
lingkungan
sanggup untuk merubah
yang
dapat
mendukung
pemeliharaan kesehatan
perubahan kebiasaan yang
(kebiasaan merokok)
tidak sehat
keluarga
mengidentifikasi
sumbersumber dalam keluarga yang
dapat dimanfaatkan untuk
perubahan
pemeliharaan
kesehatan
Setelah dilakukan
penyuluhan,
keluarga akan dapat
melakukan
pencegahan
terhadap akibat yang
akan timbul dari
bahaya lingkungan
yang ada
1. Keluarga
dapat 1. Bantu keluarga untuk mampu
menyebutkan
kembali
merasakan kerentanan
dengan benar resiko dari
terhadap bahaya lingkungan
bahaya lingkungan
2. Anjurkan keluarga untuk
2. Keluarga
dapat
meningkatkan tanggung jawab
menyebutkan
kembali
diri keluarga dalam
dengan
benar
mencegahan stressor dan
pencegahan
akibat
meningkatkan kesehatan dan
bahaya lingkungan
keselamatan lingkungan
3. Keluarga bersedia untuk 3. Beri penjelasan tentang cara
menjaga
lingkungan
mencegah resiko :
dalam keluarga yang
- Memberikan penjelasan
kondusif
tentang bahaya merokok
terhadap BUMIL dan janin
- Menganjurkan suami dan
ayah untuk tidak merokok
disekitar istri yang sedang
hamil
- Menganjurkan keluarga
untuk menyediakan tempat
untuk pembuangan abu
rokok
3
Setelah dilakukan
penyuluhan,
keluarga akan dapat
mencegah terjadinya
ansietas pada saat
kehamilan
tentang
Verbal
1. Keluarga
dapat 1. Kaji tingkat kecemasan
Pengetahuan
menjelaskan
kembali
program KB yang akan 2. Anjurkan Keluarga mengikuti
diikuti
program KB
2. Keluarga
dapat 3. Berikan penyuluhan tentang
menyebutkan
kembali
ibu hamil
tentang
penjelasan
kehamilan
4. Memberikan asupan gizi ibu
hamil
3. Keluarga dapat
menjelaskan kembali
5. Mengurangi ansietas pada ibu
asupan nutrisi saat hamil
hamil
5. Menjelaskan
breastcare pada
pasca melahirkan
4. Keluarga dapat
mengatasi ansietas yang
terjadi
cara
saat
5. Keluarga dapat
mendemonstrasikan
kembali cara breastcare
yang benar
Hari/Tanggal
Sabtu/25 Mei 2013
Implementasi
Paraf
Evaluasi
Minggu/26 Mei 2013
S:
tidak sehat.
sehat
O:
sehat
3. Mendiskusikan
bersama
keluarga
A:
-
pada
keluarga
untuk
P:
mencapai
keberhasilan
28 Mei 2013
S:
-
O:
keselamatan lingkungan
mencegah resiko :
a. Memberikan penjelasan tentang
A:
dan janin
P:
-
resiko cedera
30 Mei 2013
S:
2. Menganjurkan
program KB
Keluarga
mengikuti
penkes
hamil
6. Memberikan
penyuluhan
tentang
O:
-
A:
-