Text Book Reading PAS Plastik
Text Book Reading PAS Plastik
karir dramatis paska operasi. Hal yang sama berlaku pula bagi wanita
paruh baya yang meyakini bahwa facelift dapat mengembalikan sang
suami yang telah meninggalkannya.
Bukan suatu hal yang luar biasa apabila seorang pasien telah melakukan
lebih dair satu kali tindakan bedah plastik. Persepsi akan kesuksesan dan
kegagalan suatu tindakan bedah dan sikap terhadap tindakan operasi
sebelumnya juga turut membantu evaluasi ini. Pasien yang telah puas
akan hasil operasi terdahulu cenderung menuntut kepuasan yang sama
pada tindakan operasi di masa datang. Apabila tindakan operasi
sebelumnya gagal, perlu dicari tau apakah pasien memahami penyebab
kegagalannya. Bila timbul komplikasi, dokter bedah yang melakukan
tindakan perlu dihubungi untuk mengetahui permasalahannya, terutama
apabila operasi sebelumnya dilakukan untuk keluhan yang sama.
Merupakan hal yang arogan dan gila bila menganggap dampak operasi
yang baru lebih baik dari sebelumnya kecuali alasan kekecewaan
terhadap hasilnya berhasil diidentifikasi.
Apabila pasien menolak untuk menyebutkan nama dokter bedah atau
demi kepentingan perijinan, dokter harus memprosesnya secara lebih
hati-hati. Alasan untuk hasil yang tidak menguntungkan kemungkinan
minim untuk dilakukan operasi, kecuali pasien patuh.
Bila pasien berseteru dan marah kepada dokter bedah sebelumnya,
penting untuk ditanyakan apakah dipikirkan untuk dilakukan tuntutan
hukum atau prosesnya sedang berlangsung. Dokter bedah seringkali
terkejut saat mendapati bahwa pasien yang sedang mereka evaluasi
untuk dilakukan tindakan, seringkali mencari saksi yang tidak setuju
dengan operasi sebelumnya. Pasien dan kuasa hukumnya sering gagal
untuk memahami bahwa saksi ahli akan fokus pada informasi lain
daripada yang direncanakan oleh dokter bedah untuk tindakan yang baru,
dan mereka akan menunggu sampai selesai perjanjian untuk menemukan
topik baru lainnya.
Pemeriksaan sesungguhnya telah terjadi sejak pertama kali pasien dana
dokter bedah bertemu. Karakteristik personal serta sikap dan perilaku
pasien diperhatikan. Apakah penampilan fisik pasien menunjang dengan
perubahan yang diinginkan.
Pada kunjungan pertama, pemeriksaan fisik fokus pada kelainan yang
menjadi keluhan utama. Pemeriksaan fisik secara lengkap, meskipun
bermanfaat sebelum merencanakan tindakan biasanya dilakukan pada
kunjungan berikutnya. Apakah yang menjadi keluhan pasien sesuai
dengan yang dilihat oleh dokter bedah? Bekas luka yang samar mungkin
saja menjadi begitu menjijikkan bagi pasien bila dikaitkan dengan emosi
yang muncul saat mengingat apa menyebabkan munculnya luka tersebut.
Evaluasi termasuk menilai apakah pembedahan akan mampu
bahwa
mereka
tidak
mampu
Deformitas Minimal
Meskipun bukan merupakan faktor resiko, deformitas minimal harus
menjadi perhatian dokter bedah. Apabila pasien secara konsisten, spesifik,
dan tidak mencari hasil sekunder, kemungkinan operasi bisa berlangsung
lancar. Permasalahan timbul apabila dokter bedah tidak mampu melihat
deformitas yang dilihat dari sudut pandang pasien atau secara spesifik
memahami perubahan yang diinginkan. Pruzinsky mencatat bahwa
deformitas minimal pasien dapat dipandang berlebihan oleh si pasien
sendiri dan hal ini dapat menimbulkan masalah baik sebelum dan setelah
operasi.
Operasi Ulang
Ketika pasien meminta operasi dengan keluhan yang sama, seperti ditulis
di awal, dokter bedah harus menemukan apakah hasil yang tidak
diharapkan disebabkan masalah teknis atau ekspektasi yang berlebih dari
pasien, komunikasi yang buruk, atau karena hasil yang tidak tercapai.
Operasi yang kedua tidak boleh di kerjakan apabila sebab dari terjadinya
hasil yang diharapkan pada operasi pertama tidak teridentifikasi. Kadang
terjadi operasi yang salah atau prosedur sudah benar tetapi dengan
indikasi yang salah. Dokter bedah tidak boleh berasumsi atau
mengatakan dokter bedah yang mengerjakan sebelumnya tidak kompeten
atau terjadi kesalahan prosedur.
Anak-Anak
Ketika berhadapan dengan pasien anak-anak, pemilihan pasien dan factor
resiko seringkali diabaikan, pada pasien ank-anak dokter bedah harus
mengetahui kesulitan dan rasa bersalah dari orang tua tentang kelainan
atau deformitas yang terjadi pada anak. Pada kasus-kasus trauma,
posttrauma scar, kelainan congenital seringkali mengakibatkan rasa
bersalah pada orang tua dan menginginkan diterapi secara bedah. Ketika
terjadi scar pasca operasi orang tua menjadi gelisah atau bahkan marah.
Pada trauma akut, informe concer sangat penting. Sebelum tindakan
dokter bedah harus menjelaskan bahwa 1) bekas operasi akan timbul.
2)bekas operasi
lebih disebabkan
dari mekanisme cederanya
dibandingkan karena jahitan 3)penyembuhan bekas operasi memerlukan
waktu 4)hasil akhir dari operasi baru terlihat jelas setelah 1 tahun atau
lebih 5) kerjasama dengan orang tua sangat penting pada masa
penyembuhan.
Orang tua sering mengkhawatirkan timbulnya masalah psikologi anak
akibat dari deformitas yang timbul . Secara umum, anak-anak lebih
menerima kelainan congenital dibadingkan kelainan yang didapat pada
masa sekolah atau setelahnya. Anak-anak prasekolah apabila menyadari
ada perbedaan pada temannya akan membicarakanya secar baik-baik,
berbeda pada usia sekolah umur 5-6 tahun dimana merka sudah belajar
untuk mengejek apabila ada perbedaan pada temannya, hal ini dapat
mengakibatkan gangguan psikologi anak. Oleh karena itu secara umum
diaanjurkan utuk dilakukan terapi bedah sebelum usia sekolah. Namun
pertimbangan psikologi ini jangan dijadikan patokan apabila terdapat
kontraindikasi dalam terapi bedah.
Penyesuaian pada pasien anak-anak berhubungan dengan keseimbangan
antara perhatian pada kelainannya dan ketakukutan mereka pada proses
operasi. Pendekatan kepada anak-anak harus disesuaikan dengan rasa
takut mereka dan memberikan pertaanyaan dengan cara lembut. Anakanak harus diberitahu secara sederhana proses yang akan dilalui dan
alasannya. Selain itu penting untuk anak-anak melihat defek yang terjadi
agar mereka mengerti kesulitan pada saat penyembuhan, dan mematuhi
agar menjaga dan menghindari banyaknya gerakan pada daerah operasi.
Meskipun peran dan penyesuaian orang tua sangat penting pada proses
penyembuhan namun seringkali dokter bedah hanya mendiskusikannya
dengan orang tua saja tanpa melibatkan anak.
Waktu yang tepat untuk dilakukan tindakan bedah pada anak-anak
tergantung pada
resiko yang sesuai pada umur tertentu. Contoh, pada umur 1 tahun akan
sulit untuk melakukan pelepasan kontraktur pada tangan, karena
imobilisasi dengan spalk sulit dipertahankan, revisi dari scar di wajah pada
anak- anak usia sekolah dimana seringkali berkelahi dengan saudara atau
tindakan rhinoplasty pada pemain rugby
akan sering mengalami
kegagalan.
Bedah Estetik Pada Pria
Beberapa tahun terakhir, literature bedah plastic menyebutkan tentang
resiko tertentu pada pasien pria yang mengiginkan bedah estetik.
Berdasarkan laporan pasien pria sering kurang puas terhadap hasil
operasi dibandingkan wanita. Pada saat yang sama ada pandangan yang
bias jika pria tidak memerlukan pembedahan estetik
Semakin banyak pria menginginkan pembedahan estetik, sedangkan
pendapat umu mengatakan sebaliknya. Adanya tekanan untuk tampil fit
dan atraktif secara fisik telah menjadi budaya, sehingga lebih banyak pria
ingin mempertahnkan penampilannya dengan cara aktifitas fisik bahkan
dengan cara operasi. Jika pada observasi awal resiko bedah kosmetik pada
pria sudah valid secara empiris, saat ini menjadi tidak jelas karena
luasnya spectrum pria yang menginginkan bedah estetik.
Dilihat dari sejarahnya. Bedah estetik pada pria terfokus pada rhinoplasty.
Pada pria dan wanita, seperti sudah dibicarakan sebelumnya terdapat
perbedaan secara psikologis antara merubah penampilan dan membuat
penampilan menjadi lebih muda. Pada beberapa pria pertanyaan yang
Pendampingan Psikiatri
PERTIMBANGAN LAIN
Penolakan Operasi
Dokter Bedah kadang berkata Saya tidak mau mengoperasi pasien
tersebut namun pasien tetap memaksa, akhirnya saya operasi juga. Ini
merupakan pernyataan sederhana yang menunjukkan bahwa dokter
bedah tidak boleh kehilangan control dan membuat keputusan medis
berdasarkan keinginan pasien, Hal ini seringkali sulit untuk mengatakan
bahwa keinginan untuk pembedahan tidak dapat dilakukan , reaksi yang
umum pada pasien adalah, mereka merasa bahwa merka gagal pada
suatutest atau tidak memenuhi persyaratan dari dokter bedah.
Peraturan pertama adalah menolak permintaan dengan tegas, tidak raguragu seperti halnya keputusan masih bisa didiskusikan.ahli bedah dapat
mengatakan saya telah mengevaluasi secara hati-hati apayang anda
katakan, sepengetahuan saya , saya tidak tahu bagaimana melakukan
operasi untuk mendapatkan hasil yang ada mau.
Apabila seorang dokter bedah telah menyimpulkan suatu pembedahan
tidak cocok pada pasien, merupakan hal yang tidak konsisten apabila dia
memberikan rujukan ke dokter bedah plastic lainnya. Suatu rujukan
dikatakan pantas apabila alasannya ada dari ahli bedahdan tidak ada
kontraindikasi untuk operasi. Ahli bedah jika berhadapan dengan pasien
yang tidak ada indikasi operasi, tidak boleh berfikir seperti pasien akan
terus mencari ke dokter bedah lain, dan akhirnya akan menemukan
dokter bedah yang bersedia untuk mengoperasi, jadi sebaiknya saya saja
yang melakukan
Manajemen Resiko
Resiko medikolegal dimulai sejak kontak pertama dengan pasien. Semua
factor pada bab ini dianggap penting . pasien yang membuat tuntutan
tidak selalu terlihat seperti orang yang suka berpekara pada evaluasi pre
operasi, namun mereka selalu tidak puas dengan hasil operasi apalagi jika
hasilnya tidak sesuai dengan harapan pasien. Proses seleksi yang telah
dibicarakan sebelumnya merupakan hal yang penting untuk manajemen
resiko, masalah pasien harus jelas dimengerti oleh dokter dan pasien
begitu juga harapan dari hasil operasi.
Untuk mendapatkan kesepahaman sebelum pembedahan, informed
concern memainkan peran yang penting. Informed concern bukan sekedar
kertas yang ditandatangan pasien. Informed concern adalah suatu proses
dimana dokter memberikan cukup informasi , shingga pasien dapat
membuat suatu keputusan untuk menerima atau menolak operasi.
Informed concern didalamnya temasuk prosedur, hasil yang diharapkan,
hasil final, kemungkinan reiko dan komplikasi, serta pilihan bedah dan non
bedah. Rekam medis yang akurat merupakan hal yang penting pada
setiap aspek perawatan pasien . Pada ranah hukum yang dipercaya suatu
kebenaran bukan apa yang dokter atau pasien katakana tetapi apa yang
terdokumentasi di rekam medis. Semua interaksi dengan pasien baik itu
secara langsung atau tidak langsung (telepon) harus tercatat dalam
rekam medis.
KONTROL EMOSI
Pasien yang marah merasa bahwa mereka telah diperlakukan tidak
semestinya. Penting untuk mencari alas an dan mengklarifikasi masalah,
bahkan jika alas an pasien marah tidak msuk akal, dokter tidak boleh
membalas dengan kemarahan. Kadang sulit untuk menghindari pasien
yang marah. Seringkali petugas atau perawat melindungi dokter dari
telepon yang mengganggu. Bagaimanapun penting bagi ahli bedah untuk
selalu dapat ditemui/dihubungi sehingga pasien yang
kecewa tidak
merasa terisolasi atau ditinggalkan lebih-lebih jika terjadi komplikasi
operasi.