ISBN : 978-979-8940-29-3
Abstrak
Lahan gambut mempunyai potensi yang besar dan berpeluang besar bagi pengembangan usaha
pertanian, namun harus sesuai dengan peruntukannya.Lahan gambut mempunyai sifat yang rapuh,
sehingga perlu pengelolaan yang hati-hati dengan menerapkan teknologi produksi yang tepat disertai teknik konservasi. Penelitian dilaksanakan melalui program kemitraan dengan Pemerintah
Daerah Kabupaten Pelalawan, dilaksanakan di Desa Gambut Mutiara, Kecamatan Teluk Meranti,
Kabupaten Pelalawan, Riau, Tahun 2009. Berdasarkan hasil karaterisasi, desa ini baik lahan pekarangan maupun lahan usaha, berupa tanah gambut dengan ketebalan 1- 3 m atau lebih, kecuali di
wilayah pinggiran sungai besar, pada wilayah ini gambut tertutup oleh lapisan tanah mineral dengan
ketebalan >50 cm yang umumnya diusahakan untuk tanaman kelapa. Lahan usaha sebagian besar
untuk usahatani jagung dengan persiapan lahan sistem bakar, sehingga dikhawatirkan akan merusak
lahan. Produksi jagung di wilayah ini dengan persiapan lahan sistem bakar memberikan hasil 0,5 0,8 ton/ha, dan menurut petani setempat jika tidak dibakar hasilnya akan sangat rendah. Melalui
kerjasama kemitraan, produksi jagung ditingkatkan dengan cara menerapkan teknologi penyiapan
lahan tanpa bakar (TB), pemberian dolomit 400 kg/ha, kompos dari bahan setempat 2 ton/ha, abu
secukupnya dari hasil pembakaran terkendali, pemberian pupuk makro (60 kg N + 60 kg P 2O5+ 50 kg
K2O/ha) dan mikro (Cu 5 kg/ha). Benih jagung hibrida NT-10, dan jagung lokal ditanam secara
terpisah, masing-masing seluas 1 ha dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm, 1 biji/lubang tanam.
Amelioran diberikan pada setiap lobang tanam, dan pupuk diberikan secara tugal pada sisi tanaman.
Pada penerapan teknologi TB diperoleh hasil bahwa sistim monokultur jagung hibrida N-10 sebesar
5,56 ton/ha, lokal 3,23 ton/ha, Jagung diantara Kelapa Sawit N-10 5,15 ton/ha dan Lokal 2,94 to/ha.
Usahatani jagung Hibrida N-10 ditanam dengan sistem monokultur dan diantara kelapa sawit
memberikan keuntungan dan nilai R/C masing-masing Rp 5.919.800,-/ha (R/C=2,01) dan Rp
5.151.900,-/ha (R/C=2,0). Berdasarkan hasil ini, Pemda bersama masyarakat petani setempat
sepakat akan menerapkan teknologi TB, pada tahap awal akan menerapkannya pada musim tanam
berikutnya seluas 100-150 ha.
Kata kunci: Jagung, lahan gambut, teknologi tanpa bakar
Pendahuluan
Pembangunan pertanian di Indonesia
pada lima tahun terakhir telah menunjukkan
kemajuan yang cukup berarti, berbagai laporan menyebutkan bahwa sasaran produksi jagung sebesar 18 juta ton dapat tercapai dengan luas panen mencapai 4,08 juta ha,
sehingga naik 9,18% dari luas panen tahun
2008 ( Apriyanto, 2009).
Sementara pada sejumlah wilayah terutama di wilayah Sumatera, luas lahan tanaman jagung justru berpotensi mengalami
287
ISBN : 978-979-8940-29-3
ISBN : 978-979-8940-29-3
Tabel 1. Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) teknologi produksi Jagung di lahan gambut pada
perconhan di Desa Gambut Mutiara, Kecamatan Teluk Meranti, Riau
No
1
Pada kondisi gulma yang sangat tebal (tumbuh rapat dan tinggi) perlu
ditebas, sekitar 2 minggu kemudian gulma muda disemprot herbisida
sistemik 4-5 l/ha tergantung jenis gulma.
Mono kultur:
Jarak tanam (75 x 20 cm, 1 tanaman/lubang};
Tanam Campur diantara Kelapa Sawit:
Jarak tanam sama seperti pada monokultur, tetapi barisan pinggir
berjarak 1,5 m dari kelapa sawit (tergantung umur kelapa sawit).
Tanam
Pupuk Makro
Varietas Hibrida:
Urea 200 kg/ha; SP-36 200 kg/ha; KC 100 kg/ha (dapat disubstitusi
dari abu hasil pembakaran terkendali).
Urea diberikan 2 kali (1=1/3 dosis + SP-36+KCL pada umur 7-10
hari); 2/3 dosis Urea berikutnya diberikan pada umur 1 bulan.
Pupuk Mikro
Pemeliharaan
Jika pada umur 10 hari masih muncul gejala bulai, tanaman yang
terkena bulai harus dicabut dan dibakar.
Percepatan pemasakan
Panen
Panen dilakukan pada saat klobot sudah mengering 100 % (100 hari,
tergantung macam varietas).
289
ISBN : 978-979-8940-29-3
Gambar 1. Distribusi curah hujan di walayah penelitian, Desa Gambut Mutiara Kec. Teluk Meranti, Riau
Tanah
Berdasarkan hasil pengamatan sifat
morfologinya, tanah-tanah pada wilayah ini
berupa gambut yang termasuk dalam
kelompok grup Haplohemist dengan ketebalan Sedang dalam ( 2-3 m). Lahan gambut sedang sesuai untuk lahan pertanian palawija,
hortikultura seperti tanaman buah-buahan
maupun tanaman industri, sedangkan pada
lahan dengan substratum pasir kuarsa masih
dapat diusahakan untuk pertanian lahan kering maupun hortikultura. Pemanfaatan lahan
gambut sedang diperlukan pengaturan air
yang baik, untuk menjaga kondisi tanah tetap
dalam keadaan lembab, sehingga proses
dekomposisi berjalan alami, dan pengelolaan
hara dapat diterapkan secara baik untuk
mendukung petumbuhan tanaman
290
ISBN : 978-979-8940-29-3
baik pada musim hujan maupun musim kemarau belum efisien ditunjukkan dengan nilai
R/C = 1,74 (MH) dan R/C= 1,257 (MK) (Tabel
2).
Uraian
Produksi
Musim Hujan
Musim Kemarau
Fisik
Nilai (Rp)
Fisik
Nilai (Rp)
0,8 ton
1.600.000
0,5 ton
1.000.000
Biaya total
937.000
795.000
- benih
15 kg
52.500
15 kg
52.500
- Terusi
1,5 kg
67.500
1,5 kg
67.500
505.000
200.000
112.000
11,5 HOK
2 HOK
1,5 HOK
505.000
100.000
70.000
- Tenaga kerja
Pra panen
Panen
Pemipilan dan
angkut
20,5 Hok
4 Hok
2,1 Hok
Keuntungan (Rp)
R/C ratio
663.000
1,707
205.000
1,257
ISBN : 978-979-8940-29-3
Uraian
Hibrida
Lokal
Hibrida
Lokal
5,67
3,23
5,15
2,94
11.340.000
6.460.000
10.300.000
5.880.000
5.420.200
4.999.000
5.148.100
4.627.100
Sarana produksi
1.989.000
1.719.000
1.890.100
1.547.100
Tenaga kerja
3.431.200
3.280.000
3.258.000
3.080.000
Keuntungan (Rp)
5.919.800
1.461.000
5.151.900
1.252.900
2,09
1,29
2,00
1,27
R/C ratio
292
ISBN : 978-979-8940-29-3
Workshop Nasional Pengembangan Lahan Rawa Lebak. Kerjasama Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa-Pemda
Kabupaten Hulu Sungai- Dinas Pertanian
Prop. Kalimantan Selatan, Kandangan,
tgl 11-12 Oktober 2004.
Apriantono, A.2009. Swasembada jagung
percapai. Kompas.Senin 1 Januari 2009.
Dinas Kabupaten Pelalawan .2008. Laporan
Tahunan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura. Kabupaten
Pelalawan. Pangkalan Kerinci.
Hilman, Y. A., A. Muharram dan A. Dimyati.
2003. Teknologi Agro-produksi dalam
pengelolaan lahan gambut. Makalah
disajikan pada lokakarya nasional pertanian lahan gambut. Pontianak 15-16
Desember 2003.
Kesimpulan
Daftar Pustaka