Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

Refarat
PERANAN RADIOLOGI PADA PASIEN PEDIATRIK
(The Role of Radiography in Pediatric Patients)

Nama

: Suci Angriani

NIM

: J111 11 003

Pembimbing

: Prof. Dr. drg. Barunawaty Yunus, M.Kes, Sp. RKG (K)

Hari/Tanggal Baca : Jumat/ 3 Juli 2015


Tempat

: RSGMP Hj. Halimah Dg. Sikati

BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Profesi kedokteran gigi berkomitmen untuk memberikan kualitas tertinggi
dalam perawatan untuk masing-masing pasien dan menerapkan kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan untuk terus meningkatkan status kesehatan mulut dari
penduduk. Pedoman penggunaan radiografi tersebut dikembangkan sebagai tambahan
untuk penilaian menilai tentang bagaimana penggunaan pencitraan diagnostik terbaik
untuk setiap pasien. Radiografi dapat membantu dokter gigi mengevaluasi dan
mendiagnosa secara berbagai penyakit dan kondisi oral. Namun, dokter gigi harus
mempertimbangkan manfaat dalam penggunaan radiografi gigi terhadap risiko
ekspose sinar X terhadap pasien, efek yang menumpuk dari berbagai sumber dari
waktu ke waktu.1
Dokter gigi, mengetahui riwayat kesehatan pasien dan kerentanan terhadap
penyakit mulut, dalam posisi terbaik untuk membuat penilaian ini untuk kepentingan
masing-masing pasien. Untuk alasan ini, pedoman dimaksudkan sebagai sumber daya
untuk praktisi dan tidak dimaksudkan sebagai standar perawatan, persyaratan atau
peraturan. Untuk itu, dokter gigi disarankan untuk melakukan pemeriksaan klinis,
pertimbangkan tanda dan gejala dari pasien, serta mempertimbangkan kerentanan
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut pasien. Informasi

diagnostik dan evaluasinya dapat menentukan jenis pencitraan yang akan digunakan
atau frekuensi penggunaannya.1
Radiologi kedokteran gigi telah dinyatakan sebagai alat pemeriksaan yang
terbaik dan sangat berguna dalam pemeriksaan rongga mulut pada anak. Hal tersebut
menjadi alat diagnostik yang paling terpercaya dan bernilai lebih khususnya pada
bayi, anak, remaja dan pasien berkebutuhan khusus. Hal itu berguna untuk membantu
mendiagnosa dengan benar, diikuti dengan rencana perawatan yang tepat. Sebelum
melakukan prosedur tatalaksana radiografi, pemeriksaan medis, gigi dan klinis harus
ditampilkan. Alasan yang paling sering diajukan dalam melakukan radiografi gigi dan
jaringan pendukung pada pasien pediatrik adalah: (1) mendeteksi karies, (2)
kerusakan pada gigi, (3) gangguan tumbuh kembang gigi, (4) pemeriksaan kondisi
patologis selain karies.2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiografi pada Anak
Sinar-X adalah sinar tak terlihat dari radiasi ion. Sinar X yang diarahkan ke
tubuh tidak lolos tanpa perubahan tetapi diserap secara berbeda oleh berbagai
jaringan tubuh. Sekali sinar yang melewati bagian tubuh, mereka ditangkap oleh film
dan menghasilkan gambar dengan corak abu-abu menunjukkan struktur kalsifikasi
seperti tulang rahang, gigi, dan struktur tulang lainnya. Penggunaan sinar-x untuk
membuat gambar gigi tidak menyakitkan, tapi selama prosedur, anak harus diam atau
gambar mungkin kabur. Dalam beberapa keadaan, orang tua mungkin akan diminta
untuk membantu menjaga anak-anak mereka sementara gambar gigi diambil.
Pemakaian apron badan atau lapisan tiroid bergantung pada daerah rahang yang
dicitrakan dan jenis gambar gigi. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengurangi
paparan radiasi ke area tubuh lainnya sedang tidak dicitrakan.3
Gambaran hasil sinar-x adalah pemeriksaan yang sangat penting dalam
pelayanan kesehatan bayi, anak-anak, remaja dan dewasa dengan pelayanan sesuai
kebutuhan. Mereka digunakan untuk mendiagnosa penyakit rongga mulut dan
memonitor perkembangan struktur dentofacial pasien.4

2.2 Prinsip Radiografi pada Anak4


Dokter sependapat dengan sebuah diagnosis dan rencana perawatan yang
akurat didasarkan pada riwayat medis dan gigi yang komprehensif, pemeriksaan
klinis menyeluruh, dan pemeriksaan radiografi. Dari tiga hal tersebut, mendapatkan
pemeriksaan radiografi pada pasien gigi pediatrik mungkin yang paling sulit untuk
dicapai, tidak hanya dari sudut pandang teknis tetapi karena ketakutan dan
kesalahpahaman orangtua.
Pada waktu pertemuan pertama dengan orang tua, harus dijelaskan bahwa
untuk melakukan pemeriksaan gigi menyeluruh dan memperoleh penilaian yang
benar terhadap kesehatan gigi anak, mungkin membutuhkan untuk melakukan x-ray.
Juga ketika orang tua dan dokter gigi melihat gigi dalam mulut anak, semua yang
dilihat adalah puncak gunung es. Pemeriksaan visual mengungkapkan hanya tiga
dari lima permukaan dari gigi. Jika gigi anak yang berdekatan dengan permukaan
interproksimal tidak bisa dilihat. Akar gigi yang mengarah ke dalam tulang tidak bisa
dilihat, maupun bagian dalam gigi, atau gigi permanen yang berkembang di tulang
rahang.
Orang tua harus diberitahu bahwa radiografi memungkinkan dokter gigi untuk
mendeteksi dini kavitas antar gigi secara visual, infeksi gigi, gusi dan tulang, bentuk
gigi permanen yang tidak erupsi, hilangnya gigi permanen, masalah ortodontik
kedepannya, kista, tumor, dan sejumlah kondisi patologis lainnya. Orang tua harus

dibuat sadar bahwa meskipun paparan radiasi yang berlebihan dapat menyebabkan
kanker, cacat lahir, dan cacat genetik, jumlah radiasi yang dipancarkan x-ray yang
terbaru dan peningkatan sensitivitas film x-ray yang digunakan oleh dokter gigi telah
secara signifikan mengurangi jumlah radiasi yang mengenai pasien.
Seiring dengan penjelasan di atas dan penggunaan dari peralatan yang tepat,
dokter gigi harus mengikuti pedoman yang direkomendasikan oleh panel yang terdiri
dari wakil-wakil dari Academy of General Dentistry, American Academy of Dental
Radiology, American Academy of Oral Medicine, American Academy of Pediatric
Dentistry, American Academy of Periodontology, dan the American Dental
Association yaitu:
a. Sinar-X tidak harus diambil secara rutin. Gigi anak harus diperiksa terlebih dahulu
oleh dokter sebelum memutuskan jumlah dan jenis radiografi. Jumlah dan jenis
radiografi diperlukan tergantung pada usia anak, keadaan patologis yang dapat
dideteksi secara visual, dan riwayat perawatan gigi sebelumnya, serta ruang antara
gigi.
b. Jika memungkinkan, mendapatkan setiap radiografi sebelumnya (dari kantor lain
jika tersedia).
c. Gunakan hanya pencitraan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pemeriksaan
diagnostik.

d. Pasien harus dilindungi dengan apron dan lapisan tiroid untuk mengurangi paparan
radiasi pada anak tersebut.
e. Kecepatan tertinggi dan ukuran terbesar film anak yang dapat ditolerir harus
digunakan untuk mengurangi jumlah sinar x yang digunakan.
2.3 Teknik Radiografi pada Anak
2.3.1 Teknik Panoramik
Foto panoramik tergolong dalam kategori x-ray ekstra oral karena filmnya
berada di bagian luar mulut. Foto panoramik menampilkan gambaran tentang maxilla
dan mandibula yang jelas bagi dokter gigi. Foto panoramik juga menampilkan
sebagian gambaran temporo-mandibuar joint. Satu dari kelebihan utama dari foto
panoramik adalah waktu yang diperlukan untuk pengambilan gambar tergolong
singkat. Foto panoramik digunakan secara meluas oleh dokter gigi karena foto
tersebut menampilkan gambaran secara komprehensif dan biasanya digunakan untuk
melihat gambaran molar ketiga atau untuk mengevaluasi potensi fraktur pada
beberapa kasus traumatik.3

Gambar 2.1 Contoh foto panoramik


(Sumber: American College of Radiology. ACR Appropriateness Criteria Radiation Dose
Assessment Introduction Accessed June 19, 2015. Rev. 2010. p2.)

2.3.2 Teknik Periapikal


Ada dua jenis tekhnik radiografi periapikal yang sering digunakan yaitu tekhnik
paralel dan tekhnik bisecting angle. Foto radiografi periapikal memperlihatkan semua
bagian

dari

sebuah

gigi

yaitu

mahkota,

akar

dan

termasuk

tulang

pendukungnya.Setiap film periapikal biasanya memperlihatkan dua hingga empat


gigi5,6.
Tekhnik paralelling merupakan tekhnik radiografi periapikal yang menempatkan
film dalam sebuah holder dan posisinya dalam mulut sejajar atau paralel dengan
sumbu axis gigi, kemudian tabung sinar-X juga ditempatkan pada sudut yang tepat

terhadap gigi dan film melalui bagian holder yang telah disediakan untuk tabung
sinar-X (tube)6
Sedangkan tekhnik bisecting angle berdasar pada teori geometrik sederhana dari
Cieszynskis, yang dalam radiografi kedokteran gigi diaplikasikan pada tekhnik
bisecting angle : posisi film sedekat mungkin dengan permukaan lingual

gigi,

diletakkan pada bagian palatal atau dasar mulut, tanpa menggunakan holder, tetapi
dengan menggunakan jari pasien5,6

Gambar 2.2 Fraktur pada gigi anterior rahang atas


(Sumber: American College of Radiology. ACR Appropriateness Criteria Radiation Dose
Assessment Introduction Accessed June 19, 2015. Rev. 2010. p2.)

2.3.3 Teknik Oklusal


Teknik radiografi intraoral oklusal yang menggunakan sinar-X dan paket film
sebesar 5,7 cm x 7,6 cm yang ditempatkan pada bidang oklusal.

Indikasi penggunaan radiografi oklusal sebagai berikut 5,6,7


1

Penilaian jaringan apikal pada gigi anterior rahang atas, khususnya pada anak,
juga pada dewasa yang tidak toleran terhadap film periapikal.

Mendeteksi adanya impaksi kaninus, supernumerary dan odontoma.

Mengevaluasi ukuran dan perluasan lesi, seperti kista atau tumor pada regio
anterior rahang atas.

Melihat fraktur pada gigi anterior dan tulang alveolar.

Gambar 2.3 Teknik foto oklusal pada periode gigi bercampur


(Sumber: American College of Radiology. ACR Appropriateness Criteria Radiation Dose
Assessment Introduction Accessed June 19, 2015. Rev. 2010. p2.)

2.3.4 Teknik Bitewing


Radiografi bitewing karena tekhnik penggunanaannya yang memerlukan pasien
untuk menggigit pada sebuah sayap kecil dalam sebuah paket film intraoral. Pada

film holder modern, bagian sayap dihilangkan, tetapi terminologi dan indikasi
klinisnya tetap sama dengan yang menggunakan sayap (wing). Sebuah individual film
didesain untuk memperlihatkan mahkota gigi premolar atau gigi molar serta crest
alveolar pada rahang atas maupun rahang bawah secara bersamaan dalam satu
film.5,6,7

Gambar 2.4 Teknik bitewing pada periode gigi bercampur


(Sumber: American College of Radiology. ACR Appropriateness Criteria Radiation Dose
Assessment Introduction Accessed June 19, 2015. Rev. 2010. p2.)

2.3.5 Teknik Cone Beam Computed Tomography (CBCT)


CBCT adalah suatu teknologi imaging digital terbaru walaupun telah diberi
beberapa nama sebelumnya termasuk Dental Volumetric Tomography (DVT), Cone
Beam Volumetric Tomography (CBVT), Dental Computed Tomography (DCT) dan
Cone Beam Imaging (CBI), namun nama yang paling sering digunakan adalah Cone
Beam Computed Tomography (CBCT).9

Teknik ini pada awalnya dikembangkan untuk angiography pada tahun 1982
dan digunakan untuk kesehatan gigi setelahnya. CBCT memiliki pencitraan tiga
dimensi tanpa superimposisi struktur. Multiplana dan gambar 3D dapat diperoleh dari
teknik ini dengan dosis radiasi yang rendah dan resolusi yang lebih tinggi yang
berhubugan dengan computed tomography (CT). Namun, gambaran CBCT dapat
dipengaruhi oleh penyebaran cahaya yang tidak terfokus disebabkan oleh kepadatan
yang tinggi dari struktur yang berdekatan, misalnya email, pasak metal dan
restorasi.9,10

(a)

(b)

Gambar 2.5 (a) Rekonstruksi tengkorak 3D menggunakan CBCT; (b) CBCT


menunjukkan sisi kiri dari wajah
(Sumber: American College of Radiology. ACR Appropriateness Criteria Radiation Dose
Assessment Introduction Accessed June 19, 2015. Rev. 2010. p2.)

2.4 Teknik Modifikasi Radiografi pada Anak2


Radiografi menjadi alat yang sangat penting untuk mendiagnosa penyakit dan
merupakan waktu yang tepat untuk memantau perkembangan struktur dentofacial
dan hasil perawatan. Karena setiap pasien itu unik, rekam medis gigi pasien
diperlukan untuk menentukan kebutuhan radiografi gigi bersamaan dengan
pemeriksaan klinis lengkap, dan menilai kerentanan pasien terhadap faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut.
Ada modifikasi tertentu untuk mengambil radiografi pada bayi, dewasa muda
dan anak berkekurangan, anak-anak dengan refleks muntah, dan dalam kasus-kasus
khusus. Beberapa teknik radiografi dapat digunakan untuk mendapatkan film ini
pasien. Misalnya, radiografi intraoral dapat dilakukan dengan orang tua atau wali
memegang film di tempat. Perngkat holder film seperti blok gigitan atau hemostat
diperpanjang melalui stopper karet juga dapat digunakan untuk mempertahankan
film. Selain itu, film dapat dipertahankan dengan oklusi pasien, sehingga tidak
tergantung pada fiksasi digital.
2.4.1 Pada Balita
Untuk bayi di bawah umur 3 tahun, selalu direkomendasikan untuk
menggunakan ukuran 0 untuk film periapikal. Terkadang, hal tersebut menjadi sulit
bagi anak kecil dalam mengatur film yang ditempatkan untuk proyeksi molar. Dengan
bantuan tekanan digital, anak-anak sulit memegang film khususnya molar rahang

atas. Sama halnya dengan film pada molar rahang bawah dan teknik radiografi
bitewing yang berbenturan dengan jaringan sublingual yang dapat menyebabkan
iritasi jaringan.2

Gambar 2.6 Contoh orang tua yang sedang memegangi pasien anak sekaligus
dengan menstabilkan film pada rongga mulut
(Sumber: Schwartz, Steven. Radiographic techniques for the pediatric patient. Oral B Article. 2012)

Anak kecil biasanya kesulitan pada saat pengambilan gambaran radiografi.


Pada beberapa kasus, sangat penting untuk meminta bantuan pada orang tua dimana
orang tua bertugas untuk memegang film atau memegang keduanya (anak dan film).

Keduanya diminta untuk menghadap ke arah yang sama dan kepala pasien distabilkan
dengan bahu orang tua sehingga gambar dapat diperoleh. Jika orang tuanya sedang
hamil, maka orang lain diperbolehkan untuk memegangi pasien anak.5
2.4.2 Pada Anak dengan Gangguan Mental
Untuk pasien dengan kemampuan terbatas, penggunaan film intra oral dengan
gigitan bitewing digunakan pada radiografi bitewing dan periapikal untuk mengontrol
posisi film. Benang dengan panjang 18 inch dikaitkan melalui lubang pada gigitan
(agar film dapat ditarik). Pasien harus menggunakan apron dengan pelindung thyroid
dan orang yang membantu untuk memegang pasien dan film ataupun sensor juga
sebaiknya menggunakan apron dan sarung tangan.2
2.4.3 Anak dengan Refleks Muntah
Adakalanya anak boleh menyatakan ekspresinya melalui kecenderungan
untuk meningkatkan keinginannya untuk muntah. Refleks muntah ditafsirkan dengan
suatu usaha anak untuk mempertahankan dirinya dengan cara maksud melawan invasi
di rongga mulut. Oleh karena itu, diperlukan untuk memperkenalkan prosedur
pengambilan gambar radiografi terhadap anak-anak. Salah satu metode efektif untuk
mencegah muntah adalah dengan distraksi. Anak diminta untuk berkonsentrasi
dengan sungguh-sungguh terhadap sesuatu, misalnya menaikkan satu kaki dan jari
kakinya, ataupun menahan nafasnya. Lagipula hal tersebut merupakan pemeriksaan
pada pagi hari apakah individu tersebut beristirahat dengan baik dibandingkan pada

sore atau malam hari. Juga, dapat diamati apakah kesempatan untuk muntah dapat
berkurang ketika perut sedang kosong ataupun setengah penuh.2

Gambar 2.7 Teknik sedasi yang digunakan pada anak dengan refleks muntah,
teknik foto serta hasil foto.
(Sumber: Schwartz, Steven. Radiographic techniques for the pediatric patient. Oral B Article. 2012)

Teknik farmakologi untuk mengontrol respon muntah terdiri dari teknik sedasi
dan aplikasi topikal. Beberapa agen direkomendasikan untuk mengurangi respon
muntah tersebut misalnya phenothiazine derivative, obat anti alergi, obat tidur dan

nitrooxida. Untuk efek sementara, dapat digunakan anastesi lokal seperti xylocaine
atau dyclone. Anastesi umum tidak disarankan untuk digunakan dalam pendekatan
radiografi. Ukuran film dan posisi penempatan juga bervariasi tergantung dari pasien
anak. Anak yang memiliki rahang yang kecil, vestibulum lingual yang dangkal,
disarankan untuk menggunakan film yang lebih kecil.2
2.5 Paparan Radiasi terhadap Pasien Anak dalam Radiografi
Setiap hari, kita terpapar sejumlah kecil radiasi dari lingkungan kita. Radiasi
ini berasal dari luar angkasa, permukaan tanah, material bangunan, udara dan air. Ini
yang disebut dengan radiasi alami. Jumlah radiasi ini bergantung pada daerah mana
kita tinggal. Contohnya, orang yang tinggal di dataran tinggi (misalnya Denver,
Colorado) memiliki intensitas terpapar lebih tinggi dari luar angkasa dibandingkan
dengan yang tinggal di permukaan laut. Untuk meminimalkan jumlah radiasi selama
pengambilan gambar radiografi gigi, pengaturan alat penyinaran harus disesuaikan
tergantung ukuran pasien. Millisievert (Msv) adalah suatu ukuran dosis radiasi efektif
ke badan. Suatu cara untuk menaksir dosis resiko radiasi adalah dengan
membandingkan dosis radiasi yang dihasilkan dari pencitraan gigi dengan prakiraan
sejumlah radiasi alami.11

Tabel 2.1 Perbandingan dosis radiasi yang dihasilkan dari pencitraan gigi
dengan prakiraan sejumlah radiasi alami

2.6 Resiko Radiasi Radiografi terhadap Pasien Anak


Tidak ada bukti yang pasti bahwa radiasi dari pemeriksaan radiografi
menyebabkan

kanker.

Bagaimanapun,

organisasi

internasional

yang

bertanggungjawab untuk mengevaluasi resiko radiasi setuju bahwa kita harus


bertindak bahkan dengan dosis radiasi yang rendah karena tetap berpotensi untuk
menimbulkan bahaya dan tetap harus meminimalkan paparan radiasi. Hal ini sangat
penting bagi anak karena resiko terkena kanker 3 sampai 5 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan orang dewasa. Ini disebabkan karena perkembangan jaringan mereka
lebih radiosensitif dan mereka memiliki tahun hidup yang lebih lama yang
memungkinkan kanker untuk berkembang lebih luas.11

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penggunaan teknologi radiografi terbaru dan inovatif dapat membantu dokter
gigi untuk melakukan pemeriksaa radiografi dengan tingkat resiko yang lebih kecil
dan kenyamanan yang maksimal khususnya pada pasien pediatrik. Ada banyak
modifikasi yang terdapat baik pada teknik foto intraoral dan ekstraoral. Hal ini
bergantung pada tipe pasien dan situasi yang cocok digunakan untuk modifikasi.
Seluruh teknik modifikasi ini sebagai subtitusi dari metode radiografi konvensional.
3.2 Saran
Disarankan kepada tenaga kesehatan terutama dokter gigi untuk lebih
memahami teknik dan penggunaan radiografi khususnya pada pasien anak.
Diharapkan juga ada perkembangan teknik modifikasi lain yang dapat dijelaskan
lebih lanjut selain yang telah dijelaskan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Dental Association. Dental radiographic examinations: recommendations


for patients selection and limiting radiation exposure. U.S Department of Health and
Human Services. 2012: 2-5.
2. Madan Kavita, Baliga Sudhindra. Nilima Thosar. Nilesh Rathi. Recent advances in
dental radiography for pediatric patients: a review. 2015: 21-5.
3. American College of Radiology. ACR Appropriateness Criteria Radiation Dose
Assessment

Introduction

http://www.acr.org/SecondaryMainMenuCategories/

quality_safety/app_criteria/RRL Information.aspx Accessed June 19, 2015. Rev.


2010. p2.
4. Committee on pedodontic radiology. Guideline on prescribing dental radiographs
for infants, children, adolescent and persons with special health care needs. 2012: 1415.
5. Schwartz, Steven. Radiographic techniques for the pediatric patient. Oral B Article.
2012: 2-8.
6. Whaites E, Cawson RA. Essentials of dental radiography and radiology. USA :
Churchill Livingstone. 2003. Pp: 75-81, 92-6, 101-7.

7. White SC, Pharoah MJ. Oral radiology, principles and interpretation. USA : Mosby
an Affiliate of Elsevier. 2004. Pp : 121-5, 191
8. Pasler FA. Color atlas of dental medicine radiology. New York : Thieme. Pp :12
9. Akarslan Zuhre, Peker Ilkay. Advances in radiographic techniques used in
dentistry. http://dx.doi.org/10.5772/59129 Accessed June 22, 2015.
10. Brenner DJ, Hall EJ. Current concepts - Computed tomography - An increasing
source of radiation exposure. New England Journal of Medicine 2007; 357:22772278.
11. Brody AS, Frush DP, Huda W, Brent RL, Radiology AAP. Radiation risk to
children from computed tomography. Pediatrics 2007; 120:677

Anda mungkin juga menyukai